DAFTAR ISI........................................................................................................xxii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xxiv
DAFTAR TABEL................................................................................................xxv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xxvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................236
A. Teori................................................................................................236
1. Buku Penuntun Fisika Bangunan.............................................236
2. Jurnal Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap
Kenyamanan Termal................................................................237
3. Jurnal Karakteristik Perpindahan Panas dan Evaluasi Kondisi
Udara pada Sebuah Ruangan terhadap Efek Perubahan Setting
Temperatur AC........................................................................238
a. Perpindahan Panas............................................................239
4. Jurnal Kinerja Termal Selubung Gedung Kuliah Bandar
Lampung ITERA.....................................................................239
a. Selubung Bangunan..........................................................239
b. Kaca sebagai Selubung Bangunan....................................240
5. Buku Fisika Bangunan I. Penerbit Gunadarma.......................240
a. Perpindahan Panas............................................................240
6. Jurnal Analisa Konduktivitas Termal Baja ST-37 dan Kuningan
.................................................................................................241
a. Pengelompokkan Perpindahan Panas...............................242
b. Konduktivitas Panas.........................................................242
7. Jurnal Konduktivitas Panas Empat Jenis Kayu dalam Kondisi
Kadar Air yang Berbeda..........................................................243
8. Jurnal Uji Konduktivitas Termal pada Interaksi Dua Logam Besi
(Fe) dengan 3 Variasi Bahan Berbentuk Silinder....................244
9. Jurnal Konduktivitas dan Ketahanan Api Batako Papercrete
sebagai Material Dinding Bangunan.......................................247
xxii
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan xxii
i
xxiii
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan xxi
v
DAFTAR GAMBAR
xxiv
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan xxv
DAFTAR TABEL
xxv
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan xxv
i
DAFTAR LAMPIRAN
xxvi
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor Pada Bahan Bangunan 236
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti didukung oleh hasil-hasil penelitian
yang telah ada sebelumnya berkaitan dengan pembayangan pada bangunan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.
Perhatikan sebuah dinding datar seperti gambar, jika suhu udara di luar
bangunan lebih tinggi dibandingkan suhu udara di dalam bangunan, maka akan
terjadi perpindahan energi (panas) dari luar bangunan ke dalam bangunan.
Perpindahan kalor bisa terjadi secara radiasi, konveksi, dan konduksi yang
dinyatakan oleh persamaan keseimbangan energi.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju perpindahan kalor secara
konveksi dari udara ke dinding dan sebaliknya.
236
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 23
7
Dengan:
Dengan:
ho = Koefisien perpindahan kalor konveksi udara ruang
T2 = Temperatur dinding bagian dalam
Tr = Temperatur udara ruang
Untuk mencari kondukivitas bahan dinding yaitu dengan rumus :
q́ . x W
K= =......( 2 ℃ )
A(T 1−T 2) m
Dengan :
q́ = Perpindahan kalor rata-rata
x = Tebal dinding
A = Luas permukaan dinding
T1 = Temperatur dinding bagian luar
T2 = Temperatur dinding bagian dalam
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 23
8
berakibat pada kondisi iklim saat ini dan meningkatnya suhu udara.
Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi yang dirasakan manusia akibat
dari kondisi di lingkungannya. Iklim pada lingkungan akan mempengaruhi
bentuk dan orientasi bangunan. Kenyamanan termal yang dirasakan oleh
tubuh manusia dipengaruhi oleh faktor suhu udara, suhu radiasi, kelembaban
udara, kecepatan angin, aktivitas dan manusia. Untuk mendapatkan
kenyamanan termal ruang dalam metode yang tepat digunakan di daerah
tropis yaitu menggunakan pendinginan dengan ventilasi silang dengan
peneduh vegetasi dalam memberi kesejukan. Terjadinya penurunan suhu pada
ruang dalam dipengaruhi oleh faktor konduksi, konveksi, dan radiasi.
Terjadinya perpindahan panas melalui dinding tergantung dari konduktivitas
bahan pada bangunan tersebut. Kapasitas penyimpanan panas pada bata
(0,26Wh/kg K), kayu lunak (0,14Wh/kg K). Menurut (SNI 2001) suhu
nyaman yaitu <27,1oC dan >20,5oC dengan kelembaban 40%-60% dan
menurut (MENKES 2002) suhu nyaman untuk bangunan kantor yaitu 18 oC-
28oC dengan kelembaban 40%-60%.
Material kulit bangunan berperan penting dalam mendapatkan
kenyamanan termal ruang dalam. Penggunaan material bambu dan bata
merah merupakan material yang mampu menyerap radiasi dan dapat
menurunkan suhu udara. Dinding bambu plester anyaman dapat menurunkan
suhu 2,6oC dan perbedaan penurunan suhu pada material dinding bata merah
dan batako yaitu mempunyai selesih 1,8oC. Penggunaan dinding bamboo ada
antara lain dinding bilah bambu tidak kedap terhadap air, dinding anyaman
memberi celah udara yang masuk lebih banyak. Dinding bata merah
mempunyai ukuran panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, dan tebal 3-5 cm,
namun penggunaan bata merah mempunyai kekurangan terhadap curah hujan
yang tinggi dan dapat mengalami keretakan jika terkena percikan air secara
terus menerus (Lippsmeier 2007).
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 23
9
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
0
penyerap panas, dan kaca pemantul panas dengan tebal yang digunakan
pada bangunan tinggi disini pada umumnya 6 mm dan 8 mm.
Bahan yang tidak tembus cahaya dapat terdiri dari beton dan bata
dengan plesteran yang dicat atau dilapisi keramik, panel aluminium
dengan sebelah dalamnya dipasang bahan isolasi termal seperti
glasswool, dan dinding bagian dalamnya adalah gypsum atau multiplek.
Data solar optik dari bahan tembus cahaya yang perlu diketahui adalah
reflektansi, absorptansi, dan transmitansi ada selubung bangunan terdapat
pergerakan panas yang didefinisikan sebagai perpindahan energi antara
dua daerah yang memiliki perbedaan temperatur, yang tinggi ke daerah
yang bertekanan lebih rendah. Sejauh adanya perbedaan temperatur,
maka akan terjadi kecenderungan pergerakan panas dari daerah yang
bertemperatur lebih tinggi ke daerah yang bertemperatur lebih rendah
(Vaughn Bradshaw,1993; 48 - 49). Pada siang hari akan terjadi
perpindahan panas melalui selubung bangunan yang terdiri dari :
Transmisi radiasi melalui kaca
Konduksi melalui kaca
Konduksi melalui dinding
b. Kaca sebagai Selubung Bangunan
Dengan berbagai karakteristik, kaca telah banyak digunakan sebagai
selubung bangunan terutama pada bangunan berlantai banyak. Hal ini
disebabkan karena kaca memiliki sifat - sifat dan kelebihan yang dapat
disesuaikan untuk berbagai kebutuhan pada bangunan ( Asahimas, 1996).
Di sisi lain, kaca memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1) Kaca tidak tahan terhadap benturan
2) Kaca tidak kuat terhadap beban kaca yang berlebihan
3) Kaca tidak kuat terhadap panas yang sangat tinggi
4) Kaca tidak kuat terhadap suara dengan gelombang yang sangat tinggi
5) Kaca tidak kuat terhadap api
6) Kaca tidak kuat terhadap getaran yang sangat besar
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
1
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
2
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
3
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
4
8. Pertiwi, P. K., Ristiana, D., Isnaini, N., & Prajitno, G. (2015). Uji
Konduktivitas Termal pada Interaksi Dua Logam Besi (Fe) dengan 3
Variasi Bahan Berbentuk Silinder. 1-2.
Setiap material atau bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Setiap bahan memiliki sifat yang berbedabeda mulai dari sifat fisis, sifat
mekanis dan sifat kimiawi. Sifat fisis yaitu sifat yang dimiliki suatu bahan
yang dapat kita amati secara langsung, sedangkan untuk mengetahui sifat
mekanik dan kimiawinya itu tidak bisa dilihat secara langsung, maka haruslah
dilakukan percobaan untuk mengetahui sifat mekanik dan kimiawinya. Suatu
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
5
bahan memiliki sifat penghantaran panas yang berbeda ada yang bersifat
konduksi, konveksi dan radiasi. Untuk mengetahui seberapa cepat dan
seberapa besar suhu yang dapat berubah pada sebuah benda dapat
menghantarkan panas seberapa besar suhu yang dapat berubah pada bahan itu
maka kita harus mengetahui konduktivitas termal bahan tersebut.
Sejak penemuan struktur elektronik atom-atom, ahli kimia dan fisika
mampu menyelidiki bagaimana cara-cara atom dari jenis yang satu bergabung
dengan jenis yang lain membentuk senyawa dengan ikatan kimia. Ikatan
kimia adalah gaya tarik menarik antara atom-atom sehingga atom-atom
tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan.
Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis. Suatu
atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa mungkin
mengalami perubahan dalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan
atomatom tersebut lebih menyerupai gas mulia. Ikatan ion terbentuk jika
elektron-elektron pindah dari atom yang satu ke atom yang lain. Atom yang
kehilangan elektronnya akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang
menerima electron akan menjadi ion negative. Kedua atom tarik menarik
dengan gaya elektrostatik yang kuat karena ada beda muatan. Ikatan ion
umumnya terjadi antara unsure logam (yang akan berubah menjadi ion
positif) dengan unsure nonlogam ( yang akan berubah menjadi ion negative).
Ikatan kovalen terjadi bila terdapat pemakaian bersama sepasang atau lebih
elektron yang menyebabkan atom-atom yang berikatan memperoleh susunan
octet. Ikatan kovalen umumnya terjadi antara unsur-unsur non logam. Unsur
nonlogam disebut juga elektronegatif.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
6
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
7
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
8
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 24
9
K = Konduktivitas (W/moC)
A = Luasan Benda Uji (m2)
∆T = Selisih Suhu (oC)
∆x = Tebal Benda Uji (m)
Pada penelitian papercrete milik Gunarto (2008), papercrete pada
penelitiannya mempunyai kuat tekan antara 1,23-2,48 Mpa dan berat
volume berkisar 814,97-967,57 kg/𝑚3 . Gunarto menggunakan variasi
perbandingan antara semen dengan kertas, yaitu 1 : 2 sampai dengan 1 : 4
dan juga variasi penggunaan gula sebagai bahan tambah.
Hasil pengujian kuat tekan beton kertas yang diperoleh adalah
sebesar 13,31 MPa untuk variasi 0%, 8,59 MPa untuk variasi 15%, 10,15
MPa untuk variasi 30% dan 11,40 MPa untuk variasi 45% dari agregat
keseluruhan. Standar prosedur pengujian kuat tekan pada penelitian milik
peneliti adalah SNI 03-1974-1990 untuk benda uji silinder dan
persamaan umum yang dipakai untuk menghitung kuat tekanbeton dapat
dilihat pada formula dibawah ini:
P
f ' c=
A
Keterangan:
f’ c = Kuat Tekan Beton (kg/cm2)
P = Beban Maksimum (kg)
A = Luas Penampang Benda Uji (cm2)
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
0
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
1
sedangkan pada gas, jarak antar partikel berjauhan. Hal inilah yang
menyebabkan gaya tarikmenarik antar partikel atau kohesi pada zat padat
lebih besar daripada kohesi zat cair. Karena itu gerak partikel-partikel
pada zat padat sangat terbatas, dan hanya bergetar pada tempat tertentu.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
2
hilang melalui sisi balok. Satuan SI untuk konduktivitas termal adalah Js-1
m-1
K-1. Kebalikan dari konduktivitas termal sebuah disebut resistivitas.
Dalam satuan SI, konduktivitas listrik diukur dalam siemens per meter.
Bila menyangkut fluida, konduktivitas elektrolit diperoleh dari
perbandingan kerapatan arus terhadap kuat medan listrik.
“A fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn”
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penlitian
Penelitian ini berfokus pada masalah perpindahan kalor pada 4 bahan bangunan
yang telah ditentukan. Adapun metode yang digunakan adalah metode kuantitatif
karena merupakan penelitian dimana data adalah sesuatu yang dapat dihitung
yang kemudian diolah menggunakan rumus konduktivitas.
Adapun hasil yang didapatkan dari pengukuran temperatur bahan yang diuji
akan dihitung laju perpindahan kalor konvensi dari udara ke dinding kemudian
dihitung laju perpindahan kalor konvensi dari dinding ke udara untuk kemudian
dimasukkan ke rumus konduktivitas bahan.
253
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
4
C. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diinginkan maka
menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi permasalahan mengenai perpindahan kalor pada
bahan bangunan.
2. Melakukan studi pendahuluan yang berkaitan dengan penelitian.
3. Menentukan objek penelitian pada bangunan yang telah ditentukan yaitu kayu
berukuran 2,5 x 2,5 x 1 cm.
4. Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengambilan data, diantaranya:
a. Kayu Nyoto berukuran 2,5 x 2,5 x 1 cm
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
5
b. Jangka Sorong
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
6
d. Ponsel
Gambar 3. 5 Ponsel
(Sumber: Foto Pribadi)
5. Melakukan pengukuran pada bahan yang telah disediakan selama 2 menit.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
7
D. Data Percobaan
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
8
T2 =
75,4+75,3+ 75,2+75,1+75,0+75,1+75,2+75,1+75,3+75,4+ 75,6+75,7+75,6+75,7+ 75.9+76,1
88
¿ 75,79 oC
T3 =
29,9+30,0+29,9+30,0+ 30,1+ 30,2+30,3+ 30,2+30,3+ 30,2+ 30,3
11
¿ 30,12 oC
T4 =
28,8+28,9+29,0+ 29,1+ 29,2+ 29,3+ 29,2+ 29,3+29,4+29,5+29,4 +29,5
12
¿ 29,21 oC
Dimana:
x1 x2
R1 = R2 =
k1 A k2 A
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 25
9
Dengan:
A = Luas Penampang
= 0,025 x 0,025 = 0,000625
x1 = 9,6 cm = 0,096 m
x2 = 0,025 m
k1 = Kuningan
= 110 W/moC
T1 = 102,98 oC
T2 = 75,79 oC
T3 = 30,12 oC
T4 = 29, 21 oC
Maka,
T 1−T 2 k 1 A
q1 = = (T 1−T 2)
R1 x1
110 . 0,000625
= (102,98−75,79)
0,096
0,06875
= (27,19)
0,096
= 0,7161(27,19)
= 19,47 W
T 2−T 3 k 2 A
q2 = = (T 2−T 3 )
R2 x2
q1 x2 19,47 . 0,025
k2 = =
A (T 2−T 3 ) 0,000625(75,79−30,12)
0,4867
=
0,000625(46,67)
0,4867
=
0,0291
= 16,72W /mo C
Kesetimbangan
T 1−T 2 T 2−T 3
q= =
R1 R2
Atau
k1 A k A
q= (T 1−T 2) = 2 (T 3−T 4 )
x1 x2
Maka.
T 1−T 2 T 2−T 3
=
R1 R2
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 26
0
102,98−75,79 75,79−30,12
=
1,3963 2,3923
19,47 = 19,09
(Dibulatkan menjadi 19)
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
BAB IV
PEMBAHASAN
261
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
BAB V
KESIMPULAN
Nilai Nilai
Konduktivitas (k2) Laju Perpindahan Panas (q)
16,72 W/moC 19 W
262
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
DAFTAR PUSTAKA
263
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
LAMPIRAN
264
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahalan Kalor Pada Bahan Bangunan
265
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 26
6
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 26
7
T1 =
103,7+103,5+103,4 +103,3+103,2+ 103,0+102,9+102,8+102,7+102,6+102,7+ 102,8+103,1+ 1
98
T2 =
75,4+75,3+ 75,2+75,1+75,0+75,1+75,2+75,1+75,3+75,4+ 75,6+75,7+75,6+75,7+ 75.9+76,1
88
T3 =
29,9+30,0+29,9+30,0+ 30,1+ 30,2+30,3+ 30,2+30,3+ 30,2+ 30,3
11
T4 =
28,8+28.9+29,0+ 29,1+ 29,2+ 29,3+ 29,2+ 29,3+29,4+29,5+29,4 +29,5
11
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Perpindahan Kalor pada Bahan Bangunan 26
8
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI