KENYAMANAN TERMAL
AKTIF”
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xx
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xxi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................191
A. Teori................................................................................................191
1. Buku Penuntun Praktikum Fisika Bangunan Arsitektur..........191
a. Pengkondisian Udara........................................................191
b. Rumus Keseimbangan Temal...........................................192
c. Keuntungan menggunakan AC.........................................194
d. Kelemahan menggunakan AC..........................................194
2. Jurnal Aspek Kenyamanan Termal Pada Pengkondisian Ruang
Dalam. Jurnal Sains dan Teknologi.........................................194
a. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Termal...................195
b. Batas Kenyamanan Termal...............................................195
3. Jurnal Investigasi Seting Air Conditioner (AC) pada Usaha
Peningkatan Kenyamanan Thermal dan Hemat Energi di Kelas
.................................................................................................196
a. Kenyamanan Termal.........................................................196
4. Jurnal Penerapan Pendingin Udara Evaporate Untuk
Kenyamanan Termal................................................................196
a. Pendingin Udara Evaporatif.............................................196
5. Jurnal Sistem Penghawaan pada Bangunan Tinggi (High Rise
Building) Studi Kasus: Kuningan Tower. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin.......................................................................................199
6. Jurnal Pengaruh Penggunaan AC (Air Conditioner) terhadap
Fenomena Sick Building Syndrome pada Ruang Administrasi di
Universitas Halu Oleo. Jurnal Malige Arsitektur....................200
a. Kenyamanan Termal.........................................................200
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................221
BAB V PENUTUP..............................................................................................224
A. Kesimpulan.....................................................................................224
B. Saran/Rekomendasi........................................................................224
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................225
LAMPIRAN.........................................................................................................226
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN IV....................................................236
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
DAFTAR GAMBAR
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
DAFTAR TABEL
Y
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Sebelum AC Menyala...........................................221
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Setelah AC Menyala..............................................221
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
DAFTAR LAMPIRAN
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti didukung oleh hasil-hasil penelitian
yang telah ada sebelumnya berkaitan dengan pembayangan pada bangunan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.
a. Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara pada bangunan diperlukan ketika potensi iklim
lingkungan sudah tidak memungkinkan membantu pengkondisian udara
dalam bangunan. Jenis-jenis pengkondisian udara yang sangat popular
dewasa ini adalah AC (air conditioning). AC bemacam-macam jenis dan
kemampuannya antara lain AC split dan central.
1) Komponen utama AC Split
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
2
Qs =AxGxƟ
A = Luas bid. Kaca yang terkena radiasi langsung (m2)
G = Intensitas radiasi, tergantung tempat dan jam (W/m2) 300 – 500
Ɵ = Faktor panas matahari (tabel)
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
3
c. Keuntungan menggunakan AC
o Suhu udara lebih mudah diatur
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
4
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
5
matahari yang menyengat membuat manusia mudah lelah pada musim panas,
sehingga produktivitas rendah.
a. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Termal
Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
kondisi nyaman (termal) manusia. Hoppe (1988) memperlihatkan bahwa
suhu manusia naik ketika suhu ruang dinaikkan sekitar 21ºC. Kenaikan
lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan suhu kulit naik, namun
menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20ºC suhu
nyaman untuk kulit tercapai. Selain suhu udara, suhu radiasi matahari
dari sekeliling permukaan (plafon, dinding, pintu, jendela dan lantai) juga
ikut mempengaruhi kenyamanan ruang. Sementara itu, pengaruh
kelembaban udara pada kenyamanan ruang tidak sebesar pengaruh suhu
udara. Faktor kecepatan udara juga mempengaruhi kenyamanan termal,
dimana semakin besar kecepatan udara akan berpengaruh terhadap
semakin rendahnya suhu kulit manusia.
b. Batas Kenyamanan Termal
Menurut Lippsmeir (1994) batas-batas kenyamanan untuk kondisi
khatulistiwa adalah pada kisaran suhu udara 22,5ºC - 29ºC dengan
kelembaban udara 20 – 50%. Selanjutnya dijelaskan bahwa nilai
kenyamanan tersebut harus dipertimbangkan dengan kemungkinan
kombinasi antara radiasi panas, suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan udara. Penyelesaian yang dicapai menghasilkan suhu efektif
(TE). Suhu efektif ini diperoleh dengan percobaanpercobaan yang
mencakup suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. Menurut
penyelidikan, batas-batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah
19ºTE (batas bawah) - 26ºTE (batas atas). Pada suhu 26ºTE, banyak
manusia mulai berkeringat. Sementara itu kemampuan kerja manusia
mulai menurun pada suhu 26,5ºTE - 30ºTE. Kondisi lingkungan mulai
sulit bagi manusia pada suhu 33,5ºTE – 35,5ºTE dan tidak
memungkinkan lagi pada suhu 35ºTE - 36ºTE.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
6
4. Aziz, A., Fauzi, A., & Irfan, A. (2014). Penerapan Pendingin Udara
Evaporate Untuk Kenyamanan Termal. 1-2.
a. Pendingin Udara Evaporatif
Evaporative Air Cooler atau Pendingin Udara Evaporatif (PUE)
telah digunakan selama berabad-abad di berbagai negara seperti
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
7
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
8
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 19
9
DEC akan meningkatkan kadar air dari udara, maka DEC harus
ditempatkan dekat jendela atau pintu dimana udara dapat bersirkulasi
dengan bebas dengan udara luar. Media pad yang digunakan sebagai
media penguapan air, biasanya memiliki ketebalan 2,5cm - 5cm dengan
efektivitas 55% - 70% (e-news, 2010). Pada makalah ini dilakukan kaji
eksperimental untuk mengetahui karakteristik sebuah PUE, temperatur
dan kelembaban relatif yang diperoleh serta jumlah air yang hilang saat
PUE digunakan. Penelitian ini merupakan penenilitian awal untuk
mengembangkan PUE untuk memberikan kenyamanan termal yang
diinginkan.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
0
Mesin tata udara terdiri kompresor yang berfungsi untuk mengalirkan zat
pendingin (refrigrant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan
(coil). Udara ditiupkan oleh kipas udara (blower dan fan) di sela-sela
kumparan tadi, sehingga panas yang ada dalam udara diserap oleh pipa
refrigrant dan kemudian mengembun. Udara yang melalui kumparan, dan
telah diserap panasnya, masuk ke dalam ruangan dalam keadaan sejuk/dingin.
Selanjutnya udara dalam ruang diisap dan selanjutnya proses penyerapan
panas diulang kembali.
Terdapat banyak ragam dan jenis mesin tata udara, namun pada dasarnya
terdapat dua sistem tata udara yaitu (Mc. Guenness, W.J & Stein, B. 1971) :
Sistem tata udara langsung (Direct Cooling), pada sistem jenis ini udara
diturunkan suhunya oleh refrigrant Freon dan disalurkan ke dalam
ruangan tanpa saluran udara (ducting). Jenis umum digunakan adalah AC
Window dengan kapasitas 0,5 – 2 pk., AC Split Unit dengan kapsitas 0,5
– 3 pk.dan AC Package Unit dengan kapasitas sampai 10 pk.
Sistem tata udara tidak langsung (Indirect Cooling), refrigrant yang
digunakan bukan Freon tetapi air es (chilled water dengan suhu sekitar
5oC. Air es dihasilkan dalam chiller (mesin pembuat es yang
menggunakan refrigrant sebagai zat pendingin) Sistem ini dikenal dengan
sistem tata udara terpusat (Central Air Conditioning System).
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
1
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
2
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
3
8. Syahrizal, I., Panjaitan, S., & Yandri. (2013). Analisis Konsumsi Energi
Listrik pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi
Ruangan (Studi Kasus di Politeknik Terpikat Sambas). Jurnal ELKHA,
1-2
a. Pengkondisian Udara
Menurut W.F. Stoecker (1996), pengkondisian udara adalah proses
perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan
dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman
yang dibutuhkan oleh penghuni yang berada didalamnya. Menurut
Wiranto Arismunandar (1991), penyegaran udara adalah proses
mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan
kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi
udara dari suatu ruangan tertentu. Selain itu, untuk mengatur aliran udara
dan kebersihannya.
b. Kenyamanan Termal
ASHRAE (1989), mendefinisikan kenyamanan termal sebagai suatu
pemikiran dimana kepuasan didapati. Meskipun digunakan untuk
mengartikan tanggapan tubuh, kenyamanan termal merupakan kepuasan
yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan termal,
keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar. Pemikiran suhu
netral atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak kurang
tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan
selalu berbeda bagi setiap individu. Prinsip dari kenyamanan termal
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
4
9. Dwinanto, Rosyadi, I., Lusiani, R., Wisnuadji, A., & Gharta, K. (2016).
Pengaruh Pemasangan Exhaust Fan di Ruang Kelas 3.8 Fakultas Teknik
Untirta terhadap Kenyamanan Thermal yang Dihasilkan. Jurnal
Mekanika, 1-2.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
5
a. Kenyamanan Thermal
ASHRAE (1989) mendefinisikan kenyamanan termal sebagai suatu
pemikiran di mana kepuasan didapati dari suatu persekitaran termal.
Kenyamanan termal merupakan kepuasan yang dialami oleh seorang
manusia yang menerima suatu keadaan termal.
Aspek fisik dari kenyamanan termal bergantung pada enam faktor
utama yang berfungsi sebagai sebuah sistem yang saling berkaitan
dipengaruhi oleh faktor psikologis.Berdasarkan ASHRAE (1989), teori
persamaan Fanger (Fanger, 1982) dan persaman Gagge (Markus, Morris,
1980) serta Koenigsberger dkk (1973) variabel yang mempengaruhi
kenyamanan termal yaitu:
1) Temperatur udara
2) Temperature radiant
3) Kecepatan udara
4) Kelembaban relative
5) Tingkat metabolism
6) Insulasi pakaian
b. Zona Kenyamanan Ruang
ASHRAE (1995) mendefinisikan temperature efektif sebagai
temperatur udara ekuivalen pada lingkungan isotermal dengan
kelembaban udara relative 50%, dimana orang memakai pakaian standar
dan melakukan aktifitas tertentu serta menghasilkan temperatur kulit dan
kebasahan kulit yang sama.
1) Musim dingin
Temperatur operatif (Top) berkisar antara 20oC ~ 23,5oC pada
kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 20,5oC ~ 24,5oC
pada 20oC dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 20oC dan
23,5oC.
2) Musim panas
Temperatur operatif (Top) berkisar antara 22,5oC ~ 26oC pada
kelembaban udara relatif 60% dan berkisar antara 23,5oC ~ 27oC
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
6
pada 20oC dew point dan dibatasi oleh temperatur efektif 23 oC dan
26oC.
c. Beban Pendinginan
Beban pendingin adalah laju panas yang harus dipindahkan dari
ruangan ke lingkungan sehingga suhu dan kandungan uap airnya terjaga
seperti yang diinginkan. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya
beban pendingin ini, misalnya kodisi suhu di luar ruangan, kebocoran
udara dari luar ke dalam ruangan, aktifitas di dalam ruangan misalnya
terdapat mesin yang menghasilkan panas dan juga lampu listrik, dan
jumlah orang yang keluar masuk dari ruangan, dll.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
7
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 20
8
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Metode Penlitian
Penelitian ini berfokus pada masalah kenyamanan termal aktif pada suatu
ruang. Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif dimana data diambil
dengan cara pengukuran dan pencatatan pada objek yang diteliti. Data yang
didapatkan nantinya diolah dan dinilai tingat kenyamanannya menggunakan
diagram olgyay.
209
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
0
C. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diinginkan maka
menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi permasalahan mengenai kenyamanan termal aktif
2. Melakukan studi pendahuluan yang berkaitan dengan penelitian
3. Menentukan ruang objek penelitian pada bangunan yang telah ditentukan
4. Menyiapkan alat untuk melakukan penelitian, yang diantaranya:
a. Anemometer
Digunakan untuk mengukur kecepatan angin
Gambar 3. 2 Anemometer
(Sumber: Foto Pribadi)
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
1
b. Termohigrometer
Digunakan untuk mengukur temperature dan kelembaban
Gambar 3. 3 Termohigrometer
(Sumber: Foto Pribadi)
5. Menentukan titik pengukuran di tiap sudut ruang sejarak ¾ lebar ruang dan di
as ruang.
6. Melakukan pengukuran temperature dan kelembaban ruang di 5 titik yang
telah ditentukan sebelum ac dinyalakan dan mencatat hasil pengukuran.
7. Menyalakan AC dan menunggu sekitar 20-30 menit
8. Mengukur kembali temperature dan kelembaban ruang di 5 titik yang sama
setelah AC dinyalakan.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
2
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
3
D. Data Percobaan
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
4
Jumlah AC : 8 buah
Waktu Menyala : Pukul 11:00-13.00 ; 14:30-20.00 WITA
Suhu Nyala AC : 18oC
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
5
F. Titik Pengukuran
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
6
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
7
G. Hasil Pengukuran
1. Sebelum AC Menyala
Tem
pera Kelem Kecep
Titik
tur baban atan
Pengukuran
Efek Relatif Angin
tif
32,4 59,93 0,00m/
Titik 1
5 oC % s
32,5 59,47 0,00m/
Titik 2
5 oC % s
32,4 59,55 0,00m/
Titik 3
5 oC % s
32,5 59,76 0,00m/
Titik 4
3 oC % s
Titik 5 (As 32,5 59,42 0,00m/
Ruang) 6 oC % s
Titik 1
- Temperatur Efektif
32,5+32,4
t1 = = 32,45oC
2
- Kelembaban Relatif
60+59,9+59,8+59,9+60+60,1+60+ 59,9+ 59,8
RH 1= = 59,93%
9
- Kecepatan Angin
v 1 = 0,00 m/dtk
Titik 2
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
8
- Temperatur Efektif
32,5+32,6
t2 = = 32,55oC
2
- Kelembaban Relatif
59,8+59,7+59,6+59,5+59,4 +59,5+59,4+59,3+59,2+59,3
RH 2=
10
= 59,47%
- Kecepatan Angin
v 2 = 0,00 m/dtk
Titik 3
- Temperatur Efektif
32,4+32,5
t3 = = 32,45oC
2
- Kelembaban Relatif
59,5+59,4+59,5+59,6+59,7 +59,6
RH 3 = = 59,55%
6
- Kecepatan Angin
v 3 = 0,00 m/dtk
Titik 4
- Temperatur Efektif
32,5+32,6+32,5
t4 = = 32,53oC
3
- Kelembaban Relatif
RH 4 =
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 21
9
- Temperatur Efektif
Temp
Titik Kelem Kecep
eratur
Pengukura baban atan
Efekti
n Relatif Angin
f
20,95 57,93 0,03m/
Titik 1 o
C % s
19,78 53,33 0,29
Titik 2 o
C % m/s
19,18 52,62 0,30m/
Titik 3 o
C % s
19,20 53,40 0,03
Titik 4 o
C % m/s
Titik 5 (As 19,25 52,87 0,02
o
Ruang) C % m/s
32,6+32,5+32,6
5= = 32,56oC
3
- Kelembaban Relatif
59,5+59,4+59,3+59,4+ 59,5
RH 5 = = 59,42%
5
- Kecepatan Angin
v 5 = 0,00 m/dtk
2. Setelah AC Menyala
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 22
0
Titik 1
- Temperatur Efektif
21+ 20,9+21+20,9
t1 = = 20,95oC
4
- Kelembaban Relatif
=
RH
1
¿ 58,4+58,2+58,3+58,2+58,1+58,0+58,1+58,0+57,9+¿∧57,8+57,7+57,6+57,7+57,8
18
= 57,93%
- Kecepatan Angin
v1 =
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 22
1
19,1+19,2+19,3+19,2+19,1
t3 = = 19,18oC
5
- Kelembaban Relatif
RH 3 =
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 22
2
= 52,87%
- Kecepatan Angin
0,04+0,02+ 0,01+ 0,2
v5 = = 0,02 m/dtk
4
Suhu Material
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan terhadap ruang sholat Mesjid Al-
Haq CV. Dewi mengenai kenyamanan termal aktif diperoleh hasil pengukuran
yaitu:
59,62 0,00m/
Rata-Rata 32,50oC
% s
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Sebelum AC Menyala
54,03 0,13m/
Rata-Rata 19,67 oC
% s
223
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
224
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 225
19,67OC
54,03%
Dari hasil yang didapatkan maka didapatkan bahwa keadaan termal aktif
ruang dalam di ruang shalat masjid Al-Haq CV. Dewi dinilai kurang nyaman.
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 226
o
Temperatur
19,67OCEfektif C
54%
Hasil Pengukuran
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil pembahasan penelitian pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Rata-rata kecepatan angin ruang dalam adalah 0,13 m/s.
2. Rata-rata temperatur efektif ruang dalam adalah 19,67oC dan tidak
memenuhi standar kenyamanan termal.
3. Rata-rata kelembaban relatif ruang dalam adalah 54,03% dan tidak memenuhi
standar kenyamanan termal..
4. Setelah dihubungkan dengan diagram olgyay, didapatkan bahwa kondisi
ruangan tidak memenuhi standar kenyamanan termal atau kurang nyaman.
5. Adapun faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan termal aktif ruangan
yaitu kecepatan angin, temperatur udara, dan kelembaban udara. Dan faktor
lainnya yaitu jenis dan jumlah pengkondisian udara serta luas ruangan.
6. Dengan melihat faktor lainnya yaitu luas ruangan dan jumlah pelaku aktivitas,
kenyamanan termal dapat tercapai. Sebab metabolisme pelaku dapat
mempengaruhi temperatur udara ruang.
B. Saran/Rekomendasi
Dari kesimpulan yang didapatkan, tidak perlu adanya perubahan dalam
pengkondisian udara yang sudah ada sebab kondisi yang terjadi sudah dapat
menunjang aktivitas yang terjadi didalam ruangan tersebut. Hanya saja
penggunaan AC harus digunakan secara efisien agar beban listrik tidak terlalu
besar.
227
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. B., & Aspin. (2019). Pengaruh Penggunaan AC (Air Conditioner)
terhadap Fenomena Sick Building Syndrome pada Ruang Administrasi di
Universitas Halu Oleo. Jurnal Malige Arsitektur, 2-3.
Aziz, A., Fauzi, A., & Irfan, A. (2014). Penerapan Pendingin Udara Evaporate
Untuk Kenyamanan Termal. 1-2.
Budhyowati, M., Kindangen, J., & Tungka, A. (2016). Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Beban Penyejukan pada Bangunan yang
Menggunakan Sistem Pengkondisian Udara (Studi Kasus Gedung Kantor
Pusat Politeknik Negeri Manado). Jurnal Arsitektur, 2.
Dwinanto, Rosyadi, I., Lusiani, R., Wisnuadji, A., & Gharta, K. (2016). Pengaruh
Pemasangan Exhaust Fan di Ruang Kelas 3.8 Fakultas Teknik Untirta
terhadap Kenyamanan Thermal yang Dihasilkan. Jurnal Mekanika, 1-2.
Nyoman, S. I. (2010). Sistem Penghawaan pada Bangunan Tinggi (High Rise
Building) Studi Kasus: Kuningan Tower. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 2.
Rilatupa, J. (2008). Aspek Kenyamanan Termal Pada Pengkondisian Ruang
Dalam. Jurnal Sains dan Teknologi, 2-3.
Said, D. J. (2014-2015). Penuntun Praktikum Fisika Bangunan Arsitektur.
Makassar.
Sarmento, J., & Karyono, T. H. (2013). Kenyamanan Termal Pengguna Ruang
Tunggu di Stasiun Jakarta Kota. 2-3.
Sugiono, Tama, I. P., W, W., & Suweda, L. D. (2017). Investigasi Seting Air
Conditioner (AC) pada Usaha Peningkatan Kenyamanan Thermal dan
Hemat Energi di Kelas. 1.
Syahrizal, I., Panjaitan, S., & Yandri. (2013). Analisis Konsumsi Energi Listrik
pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan
(Studi Kasus di Politeknik Terpikat Sambas). Jurnal ELKHA, 1-2.
228
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif
LAMPIRAN
229
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
0
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
1
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
2
32,5+32,4
2
- Kelembaban Relatif
Titik 2
- Temperatur Efektif
32,5+32,6
2
- Kelembaban Relatif
59,8+59,7+59,6+59,5+59,4 +59,5+59,4+59,3+59,2+59,3
10
- Kecepatan Angin
v 2 = 0,00 m/dtk
Titik 3
- Temperatur Efektif
32,4+32,5
2
- Kelembaban Relatif
59,5+59,4+59,5+59,6+59,7 +59,6
6
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
3
- Kecepatan Angin
v 3 = 0,00 m/dtk
Titik 4
- Temperatur Efektif
32,5+32,6+32,5
3
- Kelembaban Relatif
0,00 m/dtk
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
4
21+ 20,9+21+20,9
4
- Kelembaban Relatif
¿ 58,4+58,2+58,3+58,2+58,1+58,0+58,1+58,0+57,9+¿∧57,8+57,7+57,6+57,7+57,8+ 57,9+
18
- Kecepatan Angin
Titik 2
- Temperatur Efektif
- Kelembaban Relatif
Kecepatan Angin
Titik 3
- Temperatur Efektif
19,1+19,2+19,3+19,2+19,1
5
- Kelembaban Relatif
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
5
- Kecepatan Angin
Titik 4
- Temperatur Efektif
19,1+19,2+19,3+19,2
4
- Kelembaban Relatif
- Kecepatan Angin
0,06+0,04+ 0,03+0,02+0,01+0,02
6
19,2+19,3+ 19,2+19,3
4
- Kelembaban Relatif
- Kecepatan Angin
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
6
Suhu Material
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
7
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI
Laporan Praktikum : Kenyamanan Termal Aktif 23
8
Lab. Sains & Teknologi Arsitektur, Fak. Teknik Jurusan Arsitektur UMI