Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KERACUNAN MAKANAN DI SDN 05 KOTA

BATAM KEC. BATU AJI

I. PENDAHULUAN
Pada hari senin, tanggal 3 Okober 2022 Poli BP Puskesmas Batu Aji berkunjung 3 orang
murid SDN 05 yang mengalami gejala mual, muntah, pusing sehabis mengkonsumsi jajanan
makanan di sekolah.
Suatu penyakit keracunan dicurigai apabila sejumlah orang telah makan bersama kemudian
secara bersamaan juga mengalami sakit. Menemukan bagian makanan mana yang menjadi
sumber penularan penyakit sulit dilakukan.
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “Foodborne
Disease Outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit setelah mengonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai
sumber penularan.
Berdasarkan hasil tersebut, Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Batu Aji mencurigai telah
terjadi KLB Keracunan makanan, karena berdasarkan hasil wawancara awal masih banyak
murid yang lain mengalami gejala yang serupa.

SUSUNAN TIM GERAK CEPAT (TGC)


1. Dr Nazia (Petugas Surveilans)
2. Triretnowati, SKM (Petugas Kesehatan Lingkungan)
3. Sujito, SKM (Koord P2)
4. Normah, SKM (Petugas Analis Penyakit Menular P2M)
5. Daru Purwanis, AMKL (Keling Puskesmas Batu Aji)

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan Penyelidikan Epidemiologi KLB keracunaan makanan di SDN 05
Kecamatan Batu Aji tahun 2023

2. Tujuan Khusus
a. Memastikan adanya KLB
b. Mengidentifikasi gambaran epidemiolgi KLB
c. Mengidentifikasi sumber atau cara penularan KLB
d. Mengetahui besarnya masalah KLB saat PE KLB dilaksanakan

III. METODE
Penyelidikan Epidemiologi menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan
kasus kontrol. Kasus adalah orang yang mengalami salah satu atau lebih gejala diare, sakit
perut, mulas, kejang perut yang disertai pusing, lemas dan gejala lainnya setelah
mengkonsumsi jajanan sekolahan di SDN 05. Kontrol adalah orang yang tidak sakit setelah
mengkonsumsi jajanan sekolahan di SDN 05.
Pengambilan data menggunakan Form PE KLB Keracunan makanan menggunakan Teknik
wawancara dan Observasi. Sampel makanan dan muntahan di ambil dalam kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi untuk di periksa di Labkesda Kota Batam. Analisis data
menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan chi-square dan attack rate (AR).

1
IV. HASIL PE KLB
1. Gambaran klinis, distribusi gejala dan tanda KLB Keracunan Makanan
Tabel 1. Distribusi Gejala dan Tanda KLB Keracunan Makanan di SDN 05
Kecamatan Batu Aji
No Gejala dan Tanda Jumlah Kasus %
1 Mual 11 45 %
2 Muntah 3 12,5 %
3 Pusing 11 45 %
4 Diare 2 8,3 %
5 Sakit Perut 13 54,1 %

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa gejala yang banyak di rasakan responden adalah
sakit perut (54,1%), mual (45%), muntah (45%).

2. Kurva Epidemik KLB Keracunan Makanan

20
18
16
Masa inkubasi
14 terpendek
Jumlah Kasus

12
10
8 8
8 Masa inkubasi
6 6 terpanjang
Jam siswa
mulai jajan
4
2 1 1
0

Onset

Gambar 1. Kurva Epidemik Keracunan Makanan di SDN 05

Berdasarkan kurva epidemik menunjukkan bahwa masi inkubasi terpendek adalah ± 1 jam
dan masa inkubasi terpanjang adalah ± 5 jam setelah mengkonsumsi jajanan sekolahan
tanggal 3 Oktober 2022

3. Hasil Analisis Bivariat Penyebab KLB Keracunan Makanan


Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Penyebab KLB Keracunan Makanan

Jenis Konsumsi Status Sakit Jumlah Attack Rate Odds Ratio P-value
Makanan Sakit Tidak Sakit (%) (OR)
Cireng Makan 18 5 23
78 % 48 <0,001
Tidak Makan 6 80 86
Nasi Uduk Makan 20 4 24
83 % 101 <0,001
Tidak Makan 4 81 85
Es Cincau Makan 7 2 9
77 % 17 <0,001
Tidak Makan 17 83 100

2
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jenis makanan nasi uduk merupakan jenis
makanan dengan nilai Attack Rate (83%) dan Odds Ratio (101) yang paling tinggi dan nilai p-
value <0,001 (signifikan), artinya siswa SD yang mengkonsumsi nasi uduk beresiko
mengalami sakit sebesar 18 kali di bandingkan dengan orang yang tidak makan nasi uduk.

4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Jumlah specimen yang di ambil sebanyak 6 spesimen yang terdiri dari
- Cireng original
- Cireng bumbu
- Nasi uduk
- Sambal nasi uduk
- Es cincau
- Muntahan

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan di dapatkan
sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Terhadap Spesimen KLB Keracunan Makanan

No Bahan Cireng Cireng Nasi Es Sambal Muntahan


Pemeriksaan original bumbu uduk cincau uduk
1 Staphylococcus Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
aureus
2 Escherichia coli Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif
3 Vibrio cholerae Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
4 Salmonella Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
5 Shigella Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
6 Bacillus spp Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
7 Jamur Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Candida sp
8 Kuman lain Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap specimen KLB Keracunan makanan


adalah sampel nasi uduk positif mengandung kuman Escherichia coli.

V. PEMBAHASAN
Tabel 4. Diagnosis Banding KLB Keracunan Makanan
No Nama Penyakit Masa Inkubasi Periode Keterangan
Terpendek Terpanjang Selisih KLB
1 Escherichia coli 5 jam 48 jam 43 jam 1-5 jam Etiologi KLB
2 Candida sp 30 menit 2 jam 1 jam 30 Etiologi KLB
menit

Bakteri Escherichia coli merupakan penyebab terjadinya KLB keracunan makanan di SDN 05,
Kecamatan Batu Aji. Berdasarkan gejala yang dirasakan responden pada tabel 1 merupakan
gejala yang disebabkan oleh bakterit Escherichia coli yaitu mual, muntah, diare, sakit perut.

Bakteri ini memiliki masa inkubasi 5 jam, hal ini juga sesuai dengan kurva epidemik (tabel 2)

3
bahwa masa inkubasi terpanjang ± 5 jam. Selain bakteri Escherichia coli penyebab keracunan
makanan di karenakan jamur candida sp dari hasil pemeriksaan muntahan. Jenis jamur ini
memiliki masa inkubasi 30 menit – 2 jam, hal ini di perkuat dari kurva epidemic bahwa masa
inkubasi terpendek ± 1 jam.

Hasil analisis bivariat di dapatkan bahwa jenis makanan nasi uduk merupakan jenis
makanan dengan nilai Attack Rate (83%) dan Risk Ratio (18) yang paling tinggi dan nilai p-value
<0,001 (signifikan), artinya siswa SD yang mengkonsumsi nasi uduk beresiko mengalami sakit
sebesar 18 kali di bandingkan dengan orang yang tidak makan nasi uduk.

VI. KESIMPULAN
1. Telah terjadi KLB Keracunan makanan di SDN 05, Kecamatan Batu Aji
2. Gejala dan tanda yang banyak di rasakan responden adalah sakit perut (54,1%), mual (45
%), muntah (45 %), dengan masa inkubasi terpendek adalah ± 1 jam dan masa inkubasi
terpanjang adalah ± 5 jam
3. Nasi uduk merupakan jenis makanan dengan nilai Attack Rate (83%) dan Risk Ratio (18)
yang paling tinggi dan nilai p-value <0,001 (signifikan) dengan hasil pemeriksaan
laboratorium di dapatkan bahwa nasi uduk positif mengandung Bakteri Escherichia coli dan
hasil pemeriksaan muntahan mengandung jamur candida sp.

VII. REKOMENDASI

1. Koordinasi dengan pihak sekolah, Pustesmas untuk meningkatkan pengawasan terhadap


jajanan anak sekolah
2. Pembinaan pada pedagang jajanan anak sekolah untuk selalu menjaga keamanan
makanan mulai dari pengumpulan bahan makanan hinggan makanan olahan siap di
komsumsi dan selalu menjaga personal hygiene.
3. Pihak sekolah agar menghimbau kepada siswanya untuk tidak jajan sembarangan dan
selalu menjaga personal hygine dengan cuci tangan pakai sabun sebelum dan
sesudah menjamah makanan.

Pelapor,

Normah, SKM

Anda mungkin juga menyukai