Diah Senja Oktaviany
Diah Senja Oktaviany
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh
:
DIAH SENJA
OKTAVIANY NIM :
13410707
SKRIP
SI
Di mperoleh
ajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
me
Yogyakarta
Oleh
:
DIAH SENJA
OKTAVIANY
No.Mahasiswa : 13410707
FAKULTAS HUKUM
YOGYAKARTA
2017
i
"PERBANDJNGAN SISTEM KET ATANEGARAAN
INDONESIA DAN FILIPINA"
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Aklur untuk
Diajukan ke Depan Tim Penguji dalam Ujian Tugas Akhir/Pendadaran
NIP: 864100101
3
PERBANDINGAN SISTEM KETATANEGARAAN
INDONESIA DAN FILIPINA
Tim Penguji
Hukum
~I
(D
r. m S.B.
M.Bum
~
NIK. 844100101
4
ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH BERUPA TUGAS AKHIR
MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Bismillahirrohmanirrohim
5
vi
vii
MOTTO
Sukses tidak untuk ditunggu melainkan perlu diraih dan ngkan untuk
sampai diperjua i
pada puncak masa depan yang di mpikan…
“Man S r
haba a Zhafira”
8
PERSEMBAHAN
Ke-du a orang tua tercinta yang tidak pernah lelah dan memberikan
ka
berhenti sih sayang, pengorbanan, perjuangan, berikan
motivasi, dan mem suri kan penulis.
tauladan dalam kehidupan serta selalu mendoao & Yulfiah)
(Setyo Sukism
9
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Tiada kata yang pantas untuk penulis ucapkan selain rasa syukur kepada
Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
berupa skripsi yang berjudul “Perbandingan Sistem an Indonesia
dan FKetatanegara ilipina (Studi Lembaga Perwakilan Fungsi, dan
Wewe terkait Tugas, nang)”. Tidak lupa shalawat dan salam da junjungan
Nabi b penulis haturkan kepa esar Nabi Muhammad SAW yang antarkan
kita darikarena
zam dialah yang meng erti
sekarang ini.
an kebodohan hingga ke zaman penuh ilmu pengetahuan
sep
emis dalam
mempe m Universitas
Islam Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan adari segala
kekura akad roleh gelar Strata 1 (S1) Sarjana Hukum pada Fakultas hin gga kritik
dan sar Huku Indonesia. Sebagaimana manusia lainnya, penulis ajuan
proses meny ngan dan ketidak sempurnaan dalam penulisan skripsi
belajar ini, se an yang bersifat membangun akan penulis terima
untuk kem penulis kelak di kemudian hari. ikan ucapan
terima
k Pada kesempatan kali ini pula penulis ingin
menyampa asih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. olongan-Nya,
2. Kedua orang tua tercinta, Setyo Sukismo dan Yulfiah yang selalu
memotivasi, tiada henti untuk mendoakan dan membantu penulis dengan
ketulusan hati untuk berjuang dalam menuntut ilmu dan meraih
pendidikan yang tinggi;
3. Saifudin, Dr., SH., MH. selaku dosen pembimbing penulis yang dengan
sabar dan ketekunan memberikan pengarahan kepada penulis dalam
mengerjakan tugas akhir serta sekaligus menjadi Orang Tua penulis di
1
Yogyakarta yang dengan ikhlas dan semangat memberikan motivasi dan
pelajaran hidup kepada penulis;
4. Dr. Aunur Rahim Faqih, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia;
5. Saudara-saudara seperjuangan penulis yang telah berjuang bersama-sama,
merasakan suka duka, serta banyak membantu penulis langsung dalam
melakukan penelitan tugas akhir ini, Ayu Muthia Firdaus, Luthfia Nur
Fitriani Wahono;
6. Adzin Askhian yang telah setia mensupport serta mani dalam
A SH, Orista Miranti, SH, Raisa Rizani, SH, Reta aeng Ganda
Anak Agung Gina Nabilah, Ika Kirana, Kenny, Raja ari, Achmad ha
1
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................ ii
.............. ix
MAN PERSEMBAHAN KATA
.............. x
........................................................... PENGANTAR DAFT
.............. xiii
.......................................................................... AR ISI ABST
..............
A. RAKSI
Latar 1 Belakang
...................................................................................... 1
........................................................................................
B. Rumusan Masalah 7
...................................................................................
C. Tujuan Penelitian 7
....................................................................................
D. Tinjauan Pustaka 8
.....................................................................................
E. Definisi 16
Operasional................................................................................
F. Metode 17
Penelitian....................................................................................
1
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19
2. Demokrasi
BAB II TUAN... 57
Filipina..............................................................
A. 3. Demokrasi .............. 57
Indonesia...........................................................
.............. 59
.............. 61
I LEMBAGA PERWAKILAN DALAM NEGARA KESA
B. .............. 68
1. Data Filipina...................................................................................... 82
2. Data Indonesia................................................................................... 84
1
C. Tugas, Fungsi dan Wewenang Lembaga Perwakilan di Indonesia ......... 91
1
ABSTRAKSI
1
BAB I
PENDAHULUAN
dalam daerah
tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Peng ertian
negara l Selain itu ada unsur lain bag adanya nega a yakni “adanya
pe ain”. Unsur yang keempat ini disebut unsur deklaratif.1 ang berisifat
mengi Negara harus dijalankan dengan adanya sebuah aturan pu membuat
an mengenai
tingkah laku orang di dalam masyarakat yang mempunyai sanksi yang bisa
dipaksakan.
1
Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia,UII Press,
Yogyakarta, 1993, hlm. 72-73.
Hukum ini lahir untuk mengatur dan menyerasikan pelaksanaan
yang penting dari hukum itu adalah sifatnya yang dipaksakan dengan sanksi.
Sanksi inilah yang membedakan hukum dari aturan tingkah laku yang lain.2
Pada pasal 1 UUD 1945 telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah
republik.Indonesia
Negara dan Filipina sama-sama sebagai negara hukum ya ng
an demikian
kekuatan, deng dapat dari
isimpulan kekutan atau kekuasaan d
rakyat, oleh
negara berasal dari dan untuk rakyat. Kedudukan rakyat rakyat,
dari negara
mem egaraan yang terstruktur agar dapat menjalankan gala
negara. Tata negara juga memiliki arti suatu kekuasaan sentral yang mengatur
menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan
2
2
Ibid., hlm. 71.
3
kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya. Kesimpulannya
sistem ketatanegaraan sebagai konsep untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara,
maka perlu suatu sarana atau alat agar konsep tersebut terealisasikan.
negara manapun, tetapi suatu sistem yang khas menurut kepribadian bangsa
perlu diadak
negara dem an pemisahaan kekuasaan negara ke n
legislatif, eksekorgan-orga
dalam an
membuat
utif,Undan
dan yudikatif. Kekuasaan legislatif adalah ut;
kekuasa
yudikatif mengad
g-undang; eksekutif melaksanakan Undang-undang
kuasaan oleh
terseb ili kalau terjadi pelanggaran atau undang-undang
Emmanuel Kant kemudian diberi nama Trias Politika (Tri= tiga; As=poros
3
Mahfud MD, Op. Cit., hlm. 82.
4
Ibid., hlm. 83.
4
Trias Politica adalah paham yang menganggap bahwa kekuasaan yang
baik terbagi dalam tiga bidang, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.5
dan ne gara Filipina. Negara Filipina menurut konstitusi Filipina 987 Pasal 1
mereka.”
d usi Filipina 1987 juga menetapkan bahwa negara konstit
nakan sistem
melaksa olitica yaitu administrasi, legislasi, dan kehakiman.
Trias Dalam pelaksanaan pemerintahan, presiden berfungsi
Presid en dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, di oleh kabinet
bantu
menter rtinggi,
i. Legislatif terdiri senat dan dewan perwakilan. Pengadilan
yang terdiri itunjuk
te atas Ketua Mahkamah Agung dan 14 hakim
oleh presid
asosiasi, d
menjalankan
pemeri a tarik
dari
5
5
Ibid., hlm. 24.
6
Struktur
Bentuk Sistem Sistem Kekuasaan
Negara
Negara Ketatanegaraannya Pemerintahan Lembaga
Perwakilan
Tidak terlepas dari Memiliki
ajarannya Trias Politika pembagian tugas,
adanya sebuah fungsi serta
wewenang dalam
pembagian/pemisahan pem bagian
kekuasaan untuk asaan
Indone keku atif. negara
Negara nesia
sia menghindari tindakan Presidensil
legisl tur
Kesatuan
sewenang-wenang Indo mbagaannya gi
dari penguasa menjadi
stru , DPR serta
k
kele iliki
terb bagian tugas, si
a serta enang
MP dalam bagian
R asaan
DP atif. struktur
Filipin D mbagaan
Tidak terlepas dari atifnya
Mem ajarannya Trias gi menjadi
pem Politika adanya yaitu Senat
fung sebuah House of
wew pembagian/pemisahan esentative
pem
kekuasaan
Negara untuk keku
a menghindari tindakan
Kesatuan Presidensil
legisl sewenang-wenangrlu diketahui
dari persamaan yang ada tetap memiliki perbedaan. Perbedaan dari kedua negara
menggunakan sistem dua kamar atau Bikameral. Sistem satu atau dua kamar tidak
terkait dengan landasan bernegara tertentu, juga tidak terkait dengan bentuk
7
negara, bentuk pemerintahan, atau sistem pemerintahan tertentu. Setiap negara
yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Utusan Daerah
(DUD). 7
Ada kemu
ai dengan apa yang menjadi fungsi dari sistem dua kamar al,
1. bicamer eseimbangan
alam bidang
Untuk membangun sebuah mekanisme pengawasan dan
2. k (check and balances) serta untuk pembahasan sekali lagigan tertentu
d legislatif.
Untuk membentuk perwakilan untuk menampung
kepentin yang biasanya cukup terwakili oleh majelis ada lembaga
8
pertama.
perwak nang
Negara Indonesia sendiri belum terwujudnya keseimbangan
belum sesuai d .
p ilannya dilihat dari pembagian tugas, fungsi maupun
n wewenang
wewe engan apa yang menjadi fungsi dari sistem bicameral
sebagai ang menjadi
syarat dari sistem bicameral yaitu adanya check and balances . Prinsip yang
timbul dari konsep check and balances itu prinsip untuk saling mengawasi dan
saling mengimbangi.
6
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Ctk. Pertama, FH UII PRESS, Yogyakarta,
2003, hlm. 57-58.
7
Ibid., hlm. 59.
8
8
Reni Dwi Purnomowati, Implementasi Sistem Bikameral dalam Parlemen Indonesia,
PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 16.
9
Melihat perkembangan dari kedua negara yang telah dijelaskan di atas,
B. RUMUSAN MASALAH
da ketatanegaraan?
Indonesia?
erwakilan di
3. Bagaimana tugas, fungsi dan wewenang lembaga
p
Filiphina?
C.
ketatanegaraan.
Indonesia.
Filiphina.
1
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Demokrasi
Konsep demokrasi yaitu berasal dari dua kata demos yang artinya rakyat
tetapi k ekuasaan negara harus ada suatu batasan yang timbul hak
alamiah oleh
yangimiliki
d manusia sejak dia hidup. Hak alamiah upa
hak atastersebut
kehid ber p
dari sistem
upan, hak atas the atas milik pribadi.
kemerdekaan dan hak ru
si yaitu:tersebut
dari rakyat,
har demokratis karena semua hal yang dilakukan
1
Bagi negara yang memiliki wilayah yang luas dalam hal ni misalnya
negara Indonesia dan negara Filipina, demokrasi akan terwujud apabila ada
negara yang memiliki wilayah luas, demokrasi langsung hanya berfungsi untuk
etatanegaraan dapat
Sistem k ikaitkan dengan susunan ketatanegaraan. Susunan d
i, wewenang
tugas, fungs un hubungannya satu sama lain. Kedudukan dari maup
n, dan
te gah terjadinya penyalahgunaan tidak
kekuasaan atau jarang
agi rakyatnya
kesewenanga kedudukan lembaga dapat dijadikan sebagai alat sendiri.
hukum yang
9
Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Ctk. Pertama, Fokusmedia, Bandung,
1
2009, hlm. 67.
1
Teori pemisahaan atau pembagian kekuasaan menurut John Locke (1690)
negara itukeku
dipi sahkan secara tegas menjadi tiga, yaitu: kekuasaan ng-
undangan,
perunda aan melaksanakan pemerintahan, dan kekuasaan kekuas
an, masing-
kehakim kekuasaan itu dipegang oleh suatu badan yang masing
diri, ini
berdiri sen ilangkan kemungkinan akan
timbulnya tindakan mengh
10
Abdul Azis Wahab dkk , Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi, Ctk Keenam,
Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2010,
hlm. 75.
1
11
Soehino, Ilmu Negara, Ctk. Kedelapan, Liberty, Yogyakarta, 2008, hlm. 117.
1
3. Teori Lembaga Perwakilan
mengatur12. Sifat dari lembaga perwakilan itu dilihat dari, Apabila seseorang
Apapun tugasn
ya dalam masyarakat, kalau yang bersangkutan menjadi gota
lembagaang
perwak
ilan melalui pemilihan umum tetap disebut perwakilan k13.
Lembaga negara
politi tidak hanya memiliki sifat, namun lembaga ini
a) Fungsi perundang-
undangan;
12
King Faisal Sulaiman, Sistem Bikameral Dalam Spektrum Lembaga Parlemen
Indonesia, Ctk. Pertama, UII Press, Yogyakarta, 2013, hlm. 15.
13
Bintan R. Saragih, Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum Di Indonesia, Ctk.
Pertama, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1988, hlm. 86.
1
Mengenal konsep demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat itu lah sebagai landasan mengapa rakyat sebagai wakil untuk menjalankan
itu.
menjadiy uhan dari masyarakat itu sendiri, sehingga membuat tidak kebut
ra hidupnya. sejahte
dalam menunj satu badan perwakilan terdiri dari dua unsur yang men jalankan
Indone unsur terseb sia bisa disebut sebagai lembaga perwakilan, gara Filipina
1
14
Bagir Manan, DPR, DPD, Dan MPR Dalam UUD 1945 Baru, Ctk. Pertama, FH-UII
Press, Yogyakarta, 2003, hlm. 4.
1
MPR sebagai badan perundang-undangan (legislatif) mempunyai tugas
lain.
1
Wewenang DPR yaitu, memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan
yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama, dan DPD juga
1
dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang
a. Senator
Senator adalah seorang warga negara asli yang lahir di an, dan pada
penduduk kurang dari dua tahun sebelum hari pemilihan. gara Filipina
15
Reni Dwi Purnomowati, Op. Cit.., hlm. 231.
1
Senat dan House of Representative tetap memiliki kekuasaan yang ekslusif
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pengertian Sistem
2. sebagainya.
tatanegaraan
dan yaitu
seba i
3. i dasar pengaturan suatu negara, sedangkan maksud dari Ke
1
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Objek Penelitian
3) Konstitusi Filipina
menjelaskan
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang
an mengikat
bersifat terhadap hukum primer dan tidak
secara yuridis, yang terdiri dari buku-buku literatur, jurnal, karya
1
4. Tekhnik Pengumpulan Data
5. Metode Pendekatan
beranj dipilih karena ak dari suatu perbandingan hukum yang mba ndingkan
penerabertujuan untuk me pan sistem hukum yang terjadi dari dua ndonesia dan
apkan kedua
dapat menem
p atu perbedaan, yang dapat menjadi suatu
6. pembandingan ter sia dan negara Filipina. Melalui
Metode Analisis bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari suatu gambaran sistematis yang didasarkan pada teori dan
1
kesimpulan yang signifikan dan ilmiah. Bahan hukum yang diperoleh dari
secara Metode ini yaitu data yang terbentuk atas suatu ngkan dalam
bentuk penilaian tidak langsung dengan kata lain yaitu kesimpulan
2
BAB III memuat teori tentang lembaga perwakilan terkait tugas, fungsi
dan kewenangan.
2
BAB II
mengk ketertarikan,
k
t mempunyai sifatnsinya”.16
kohen ait dan fungsional. Masing-masing unsur
berken ketatan n
kedudukan
n sebagai suatu susunan ketatanegaraan, yaitu segala lembag
ewenangnya
s aan dengan organisasi negara, baik menyangkut susunan masing
2
16
Abdy Yuhana, Op. Cit.., hlm. 67.
2
Dari segi, kelembagaan prinsip kedaulatan rakyat itu biasanya
yang se lem derajat dan saling mengimbangi, sedangkan pembagian saan bersifat
veritkal kekua dalam arti perwujudan kekuasaan itu dibagikan cal ke bawah
yang berori
masing peme a-lembaga, dibentuk agar sesuai dengan aan,
otonomikonsep
daerah, kedaulatan
2
Menurut sejarah pembagian kekuasaan negara itu bermula dari gagasan
tentang pemisahan kekuasaan negara ke dalam berbagai organ agar tidak terpusat
di tangan seorang monarki (raja absolut). Oleh karena itu muncul berbagai macam
Konsep dari Jhon Locke yaitu membagi kekuasaan negara menjadi cabang
kekuasaan eksek
Lock utif dan federatif harus berada pada tangan yang sama; si
kekuasaan
suprema if terhadap kekuasaan yang lain. Pelaksanaan fungsi legislat
dang-undang yang
ilakukan dalam pelaksanaan undang-undang sesuai dengan b
n akibatdimaksud di sinidari
un erlaku.17 Supremasi yang ialah revolus
k mencegah
i Perancis pada tahun 1688, dimana parlemen mencapai su kesewe
akimanDalam
yang merdek
hal ini adanya suatu pemisahan kekuasaan untu
Montes Teori pemisahan atau pembagian kekuasaan tidak hanya dik asaan
negara tetapi ada dari seorang ahli hukum berkebangsaan Peran dibagi
bertugas untuk
menjalankan kehakiman.
2
17
La Ode Husen, Hubungan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat dengan
Badan Pemeriksa Keuangan dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Ctk. Pertama, CV.
Utomo, Bandung, 2005, hlm. 80.
2
Dalam pandangan Montesquieu suatu kebebasan politik hanya ada di
keput usan dan pelaksanaan undang-undang serta yang terakhira yang telah
dikem ap ukakan Jhon Locke yaitu disebut kekuasaan eksekutif daneratif. Dalam
menjam b b erada
pada tangan
in suatu kebebasan, ketiga dari fungsi negara janganlah prit des
Lois, Montes i
yang sama. Pada bab VI volume XI dalam bukunya De : a
kekuasaan legislat
L’Es quieu mengungkapkan pikirannya sebaga berikut a
memutuskan
if danadalah f
kekuasaan eksekutif berada pada tangan yang f
kekuasaan juga dalam empat fungsi, yang kemudian biasa disebut dengan “catur
praja”, yaitu:19
2
3) Rechtspraak (peradilan); dan
4) Politie yang menurutnya merupakan fungsi untuk menjaga ketertiban
dalam masyarakat (social order) dan peri kehidupan bernegara.
Di samping itu, dalam studi ilmu administrasi publik dikenal pula adanya
teori yang membagi kekuasaan ke dalam dua fungsi saja. Kedua fungsi itu adalah:
(i) fungsi pembuatan kebijakan; (ii) fungsi pelaksanaan kebijakan. Semua usaha
kekuas aan itu ke dalam beberapa cabang, pada pokoknya adalah alam
rangka d tasi kehidupan itu sendiri sehingga tidak menjadi sumber memba
kesewenang-
gan. wenan
kekuas kekuasaa aan lebih merupakan suatu doktrin hukum dari tik, dan
juga teoripada
p dalil poli emisahan kekuasaan Montesquieu tidak a yang
20
Ibid., hlm. 85.
2
Pemikiran dari ketiga ahli hukum di atas dapat menjadi sebuah kesimpulan
yaitu sebagai suatu reaksi terhadap absolutisme dan menggunakan suatu bentuk
Adanya prinsip
balan check and balances ini, kekuasaan negara dapat atasi
oleh aparat
penyalahgunaan kekuasaa enggaraan negara ataupun penyel
gkutanuduki
dapatjabatan
dicegah dalam lembaga-lembaga negara yang
Departemen Luar
bagai negara sekarang ini dilakukan oleh eksekutif melalui N
itu ke Pembagiandalam
egerinya masing-masing. tiga
kekuasaan-kekuasaan p
seperti eksekutif,
21
Moh. Mahfud MD, Dasar …, Op. Cit., hlm. 73-74.
2
22
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Ctk. Kedua, PT Bina Aksara,
Jakarta, 1984, hlm. 70.
2
Ketiga kekuasaan negara tersebut masing-masing memang harus
dipisahkan dan diserahkan kepada badan-badan yang berbeda yang tidak boleh
suatu kekuasaan, artinya disini jika satu badan mempunyai dua atau lebih dalam
membatasi
untuk aan negara itu dari kemungkinan menjadi sumber kekuas
kata-ka dan diminim ta Lord Acton yang terkenal dan sering yak penulis,
‘power dikutip oleh ban tends to corrupt and absolute power yang artinya
Inilah hukum
ersifat mutlak, kesewenang-wenangannya juga bersifat mutrut prosedur
konstit besi kekuasaan yang tidak dikendalikan dan dibatsi menu
Moral kekuasaan tidak boleh hanya diserahkan pada niat, ataupun sifat-
seseorang, yang namanya kekuasaan tetaplah harus diatur dan dibatasi, sehingga
23
Jimly Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam
UUD 1945, Ctk. Kedua, FH UII Press, Yogyakarta, 2005, hlm. 37.
2
2. Sistem Pemerintahan
sebuah digunak negara khususnya negara Indonesia dan Filipina, egara dalam
memp dan bad unyai masa jabatan tertentu. Kebebasaan badan h adap badan
dalam mengh
eksekutif lebih adapi badan legislatif. Menteri-menteri densial
dapat dipilih
dalam kabinet presi menurut kebijakan presiden sendiri utan-
partai
2
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmi Politik, Edisi Revisi, Ctk. Kelima, CV
Grafika, Jakarta, 2012, hlm.
2
pemisahaan kekuasaan yang tegas telah sesuai dengan apa yang menjadi dasar
atau prinsip dari check and balance dalam sebuah lembaga negara.
yang dapat diartikan bahwa kekuasaan eksekutif itu dipegang oleh suatu badan
atau organ yang dalam menjalankan tugas eksekutif itu tidak bertanggung jawab
kepada suatu badan perwakilan rakyat. Badan perwakilan rakyat m enurut ide
Trias Pitu olitika Montesquieu memang kekuasaan legislatif yang gas membuat
akan memu
ihan antara badan eksekutif, legislatif, maka badan yudikatif
25
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Ctk. Kedua, Sinar
Grafika, Jakarta Timur, 2011, hlm. 168-169.
2
c. Oleh katrena itu, lazimnya ditentukan bahwa Presiden dan Wakil
Presiden itu dipilih oleh rakyat secara langsung ataupun melalui
mekanisme perantara tertentu yang tidak bersifat perwakilan permanen
sebagaimana hakikat lembaga parlemen.
d. Dalam hubungannya dengan lembaga parlemen, Presiden tidak tunduk
kepada parlemen, tidak dapat membubarkan parlemen, dan sebaliknya
parlemen juga tidak dapat menjatuhkan Presiden dan membubarkan
kabinet sebagaimana dalam praktik sistem parlementer.
e. Dalam sistem ini, tidak dikenal adanya perbedaan antara fungsi kepala
negara dan kepala pemerintahan. Adapun dalam sistem parlementer,
pembedaan bahkan pemisahaan kedua jabatan kepala negara dan
kepala pemerintahan itu merupakan suatu kelaziman dan eniscayaan.
k residen, dan
pemerintah,
f. Tanggung jawab pemerintahan berada di pundak
para Menteri
P Presidenlah pada prinsipnya yang berwenang katan dan
membentuk menyusun kabinet, mengangkat dan ntment.
memberhentikan serta pejabat-pejabat publik
yang pengang pemeberhentiannya dilakukan
berdasarkan political appoi syarat sistem
pemeri
Menurut S.L. Witman dan J.J. Wuest ada empat ciri
dasarkan atas
dan ntahan presidensial, yaitu:26
nor must he
1. It is based upon the separation of power principles membership
(ber prinsip-prinsip pemisahan kekuasaan) an parlemen
2. The executive has no power to dissolve the legislaturekungan dari
resign when he loses the support of the majority of its
(eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk ent and his
memburk dan juga tidak mesti berhenti sewaktu cutive (tidak
kehilangan du mayoritas anggota parlemen) n kabinetnya,
3. There is no mutual responsibility between the bagai kepala
presid cabinet, the latter is wholly responsibility to the
chiefexecutive
4. The exe ada tanggung
is chosenjawab
by theyang timbal balik
electorate antaradipilih langsung
(presiden
oleh para pemilih).
26
Ni’matul Huda, Ilmu …, Op. Cit., hlm. 255.
3
Kelebihan Kekurangan
Stabilitas eksekutif yang didasarkan
pada masa jabatan presiden. Hal ini
Konflik eksekutif-legislatif yang bisa
berbeda dengan sistem parlementer,
berubah menjadi suatu kebuntuan adalah
dimana posisi eksekutif sangat tergantung
akibat dari konsistensi dari dua badan
pada dukungan parlemen. Dalam sistem
independen yang diciptakan oleh
presidensial kabinet tidak tergan
pemerintahan dan yang
sehing presidensial tung pada mosi legislatif,
saat ga tidak dapat dijatuhkan setiap mungkin bertentangan.
27
Ibid., hlm. 255-257.
28
Arend Lijphart (Penyadur), Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial,
dikutip dari Ibid, hlm. 256.
3
Keuntungan sistem presidensial itu menjamin stabilitas pemerintahan.
Sistem ini juga dapat dipraktikkan dengan tetap menerapkan sistem multi-partai
dari karakte
ristik sistem presidensial yang utama adalah presiden me mang
fungsi ganda,
yaitu sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerint ahan.
esiden an
dapat dikatak
sebagai simbol negara.29
dari an p pemerintahan presidensial dapat dibuat dengan atau men ter yang
29
T.A. Legowo, Paradigma Checks and Balances, dikutip dari Saldi Isra,
Pergeseran Fungsi Legislasi : Menugatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem
Presidensial Indonesia, Ctk. Pertama, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 40.
30
Arend Lijphart, Patterns of Democracy, dikutip dari Ibid., hlm. 40.
3
Di lingkungan negara-negara besar dengan penduduk yang beragam dan
luas, sistem presidensial ini yang cocok dan efektif untuk menjamin sistem
pemerintahan yang kuat, namun seringkali karena kuatnya otoritas yang dimiliki,
Indonesia dan Filipina merupakan salah satu negara yang memiliki sistem
terjadi sehing
ga menimbulkan gelombang demokratisasi yang kuat dan rnya
berhasil menu
akhi mbangkan rezim otoritas di kedua negara ini.
government dapat
effective iselenggarakan secara terbatas dan dapat d
kan. dipertanggungjawab
pengertian terhada m,
peraturan- peraturan hukum berlaku pula bagi segala badan dan alat-alat
3
31
Sirajuddin dan Winardi, Dasar-dasar Hukum Tata Negara Indonesia, Ctk.
Pertama, Setara Press, Malang, 2015, hlm. 23.
3
Arif Sidharta menyatakan negara hukum sebagai negara yang
hukum yang berakar dalam seperangkat titik tolak normativ, berupa asas-asas
dasar sebagai asas-asas yang menjadi pedoman dan criteria penilai pemerintahan
negara Untu hukum tersebut dapat disebut revolusioner, karena khiri bentuk
negara menga sebelumnya yang bersifat otoriter.33 Pada pokoknya aan penguasa
r dan berakar pada hukum, menurut ketentuan hukum dan pakan reaksi
terhada un erlaku dan untuk itu juga harus ada pemisahan kekuasaan unsu r-unsur
negara nega Latar belakang timbulnya pemikiran negara hukum itu erkembangan
negara hukum itu untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Plato dan
kemudian
32
Arief Sidharta, Kajian Kefilsafatan tentang Negara Hukum, dikutip dari Ibid., hlm. 23.
33
Ibid., hlm. 24.
3
34
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 90.
3
Dalam bukunya Nomoi, Plato mulai memberikan perhatian dan arti yang
lebih tinggi pada hukum. Menurutnya, penyelenggaraan pemerintahan yang baik
ialah yang diatur oleh hukum. Cita Plato tersebut kemudian dilanjutkan oleh
muridnya bernama Aristoteles. Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah
negara diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum. Bagi Aristoteles,
yang memerintah dalam negara bukanlah manusia melainkan pemikiran yang adil,
dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya suatu hukum. Manusia perlu
di didik menjadi warga yang baik, bersusilan, yang akhirnya akan menjelmakan
manusia yang bersikap adil. Apabila keadaan semacam itu telah terwujud, maka
terciptalah suatu “negara hukum”, karena tujuan negara adalah kesempurnaan
wargan ya yang berdasarkan atas keadilan.35
negara, tetapi tugas setiap individu. Paham itu kemudian mendapat kritik berbagai
35
Ibid., hlm. 91.
36
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi tentang Prinsip-prinsipnya
Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa
Kini, dikutip dari Murtir Jeddawi, Negara Hukum, Good Governance, dan Korupsi Di Daerah,
Ctk. Pertama, Total Media, Yogyakarta, 2011, hlm. 1-2.
3
Pada abad ke-20 muncul gagasan agar negara atau pemerintah harus
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat. Negara harus aktif dan turut dalam
Negara hukum itu dapat juga diartikan sebagai sebuah negara yang mampu
mence gah adanya tindakan sewenang-wenang dari pihak penguasa epada rakyat
yang ukum, yang menjadi persoalan apakah hukum itu tidak jus m
membentuk
embentuknya? Penguasa tidak membentuk hukum melainkan peratur
Ada beberapa tipe atau konsep negara hukum, yaitu: erstatus pasif
37
Abdul Azis Wahab, Op. Cit., hlm. 38.
3
Di sini kaum liberal menghendaki agar antara penguasa dan yang
ntuk hukum
dari rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan be
m formal ini
tertentu, harus berdasarkan undang-undang. Negara huku
skan negara
disebut pula dengan negara demokratis yang berlanda
politika kekuasaan);
38
Padmo Wahjono, Pembangunan Hukum di Indonesia, dalam kutipan Ni’matul Huda,
Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 97.
3
dibenarkan bertindak menyimpang dari undang-undang atau berlaku
asas oportunitas.
Pada tipe negara kemakmuran ini tugas daripada negara alah semata-
yang mungkin.
untu sosialisme.
begrip, maka melalui penelitian Azhary (2004) telah ditemukan dalam keputusan
39
Triyanto, M., Negara Hukum dan HAM, Ctk. Pertama, Penerbit Ombak (Anggota
IKAPI), Yogyakarta, 2013, hlm. 3.
3
1. Negara hukum menurut Al-Qur’an dan sunnah. Untuk konsep ini
Azhary cenderung menggunakan istilah nomokrasi islam dari Malcolm
H. Kerr. Majid Khadduri juga menggunakan istilah nomokrasi untuk
konsep negara dari sudut Islam, namun untuk membedakannya dengan
konsep negara yang sekuler atau negara hukum menurut konsep barat,
Azhary berpendapat istilah nomokrasi Islam lebih tepat dan lebih
memperlihatkan kaitan nomokrasi atau negara hukum itu dengan
hukum Islam.
2. Negara hukum menurut Eropa Kontinental yang dinamakan
rechtsstaat. Model negara hukum ini diterapkan misalnya di negara
Belanda, Jerman, dan Perancis. 40
Konsep rechtsstaat itu sendiri memiliki ciri-ciri sebagaierikut:
b (1). Adanya undang-undang dasar atau ang memuat
konstitusi y ketentuan tertulis tentang hubunganenguasa dan
antara p
rakyat,
(2). Adanya pembagian kekuasaan negara, at.
(3). Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan nglo Saxon,
raky
3. Konsep rule of law yang diterapkan di negara-negara
A kesewenang-
antara lain Inggris dan Amerika Serikat.
Dikembangkan dalam tiga pokok antara
lain: ndividu yang
(1). Adanya supremasi hukum agar tidak
adanya wenangan berpendapat
(2). Persamaan di hadapan hukum rakyat, dank
(3). Konstitusi merupakan penegasan dari hak-hak -undang atau
i harus dilindungi.
Ini adalah pengaruh daripada ajaran John Locke apkan antara
yang bahwa pemerintah harus melindungi hak-hak
asasi arena itu hak-hak asasi itu dicantmkan dakam
undang peraturan-peraturan.
4. Suatu konsep yang disebut Socialist legality yang anaannya di
diter lain di Uni Soviet sebagai negara komunis.
berbagai negara, konsep negara hukum sangat dipengaruhi dan tidak dapat
dipisahkan dari asas kedaulatan rakyat, asas demokrasi, serta asas konstitusional.
Hukum yang hendaknya ditegakkan dalam negara hukum yang benar dan adil,
yaitu hukum yang bersumber dari aspirasi rakyat, untuk rakyat, dan dibuat oleh
40
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 93.
3
rakyat melalui wakil-wakilnya yang dipilih secara konstitusional tertentu.41 Dapat
2. Asas legalitas
7. Asas konstitusional.
esensi partisipas dari sistem ini, dengan kata lain negara harus engan sistem
merupa ben kan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan ara hukum.
makna. kan cara paling aman untuk mempertahankan kontrol aja-raja yang
absolute, oleh karena itu tujuan dari hukum mula-mula hendak membebaskan diri
41
Murtir Jeddawa, Op. Cit., hlm. 3.
4
Lama kelamaan dirasakan bahwa negara tidak dapat bersifat pasif terutama dalam
unsur baru sehingga kini negara hukum mempunyai empat unsur yaitu:
1. Hak-hak asasi;
2. Pembagian kekuasaan;
antara rakyat dan pemerintah, karena tindakan pemerintah yang melampaui batas
ketentuan undang-
undang.
4
42
Kusnadi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, Ctk. Ketujuh, Gaya Media
Pratama, Jakarta, 2008, hlm. 92.
4
Dalam pertimbangan selanjutnya mengingat kebutuhan masyarakat yang
dalam hal ini pemerintah tidak dapat menunggu pembuat undang-undang dalam
Demokrasi pu berdaulat
menjalankan
mam egara. Kedaulatan rakyat merupakan kekuasaan rakyat sebuah
latan rakyat
aan itu berasal dari rakyat, sehingga dalam mensya
dewan rakyat yang mewakili rakyat dipilih secara langsung maupun tidak
langsung oleh seluruh warga negara sesuai syarat yang telah ditentukan. Menurut
kekuasaan yang besar.43 Kekuasaan yang besar tetap harus ada batasannya,
4
43
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 188.
4
batasan tersebut adalah hak alamiah dari manusia yang telah melekat padanya
ketika manusia itu lahir. Hak tersebut telah ada sebelum sebuah negara terbentuk,
oleh karena itu negara tidak dapat mengurangi atau mengambil hak alamiah
tersebut. Hak-hak tersebut meliputi hak untuk hidup, kemerdekaan dan milik
pribadi.
mutlak ked berdasarkan volonte generale dari rakyat itu. ajaran ulat an rakyat
adalah keda ajaran yang memberi kekuasaan tertinggi kepada juga disebut
pemeri rakyat atau ntahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.44
suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
44
Ibid., hlm. 189.
45
Moh. Mahfud MD., Dasar …, Op.Cit., hlm. 67.
46
Moh. Mahfud MD., Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Ctk. Pertama, Liberty,
Yogyakarta, 1993, hlm. 19.
4
Demokrasi sendiri mempunyai arti penting bagi masyarakat yang
menentukan hidupnya sendiri dijamin oleh negara. Rakyat dalam hal ini memiliki
kedudukan yang sangat tinggi dan penting dalam menjalankan negara yang
kekuas aan yang ada di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan gara
maupunne
pemeri
ntahannya.
rakyat (gover
nment for people). Artinya kekuasaan itu pada pokoknya diaku i
eri arahsungguhnya
serta yang semenyelenggarakn kehidupan kenegaraan.
masyardenga ntahan
yang demokratis bila ketiga hal di atas dapat dijalankan dan ditegakkan
Demokrasi memiliki dasar nilai dan asas yang telah diwariskan sejak masa
lampau, yaitu gagasan mengenai demokrasi dari kebudayaan Yunani Kuno dan
47
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani, Edisi
Revisi, Prenada Media, Jakarta Timur, 2003, hlm. 111.
4
gagasan mengenai kebebasan beragama yang dihasilkan oleh aliran reformasi
Yunani di bagi menjadi dua yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos yang
berarti kekuasaan/berkuasa.
Sistem demokrasi yang terdapat di negara kota Yunani Kuno abad ke-6
dijalankan
polit langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak secara
ketika Gagasan demokrasi Yunani bisa dikatakan lenyap dari t dan Benua
Eropa m muka bangsa Romawi dikalahkan oleh suku bangsa rtengahan
ditandaianoleh
leh pe
struktul sosial yang feudal; kehidupan sosial dan spiritu
Munculnya kembali prinsip demokrasi di Eropa Barat sangat di dorong
oleh terjadinya perubahan sosial dan cultural yang berintikan pada pendekatan
pada pemerdekaan akal dari berbagai pembatasan. Dua kejadian besar yakni
4
Renaissance adalah ajaran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan
Demokrasi merupakan asas dan sistem yang paling baik di dalam sistem
politik dan ketatanegaraan kiranya tidak dapat dibantah. Khasanah emikiran dan
preform p asi politik di berbagai negara sampai pada satu titik tentang
ini: demo temu krasi adalah pilihan terbaik dari berbagai pilihan buah
laporan UNES
lainnya. Se CO pada awal 1950-an menyebutkan bahwa un
50
Moh. Mahfud MD., Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Op. Cit., hlm. 21-22.
4
51
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 12.
4
Kekuasaan negara dibagi sedemikian rupa sehingga kesempatan
orang atau badan dan tidak memusatkan kekuasaan pemerintahan dalam satu
tangan atau satu badan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini terkenal dengan
Negara diang
terhadap neg nyap
sendirigapnya
dengan sebagai suatu alat pemaksa yang akhirnya akan
52
Ibid, hlm. 12-13.
53
Dian Kus Pratiwi, “Ilmu Negara”, materi disampaikan dalam perkuliahan, FH UII,
Yogyakarta, 13 Desember 2016.
54
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 218.
5
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
(institutionalized peaceful settlement of conflict).
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah (peaceful change in a changing
society).
3. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur (orderly
succession of rules)
4. Membatasi pemakaian kekerasaan sampai minimum (minimum of
coercion
). an (diversity)
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya an pendapat,
keanekaragam dalam masyarakat yang tercermin dalam
keanekaragam kepentingan serta tingkah laku.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Madjid yang
Selain menurut B. Mayo, ada juga pendapat dari Nurcholis
memili , yaitu:55
ki pandangan hidup demokrasi harus didasari dari tujuh
norma
yang a Nilai-nilai yang telah tertuang tidak saja untuk diketahuai, tetn egara tidak
pelaksa eng pada norma-norma maupun nilai-nilai yang telah m nya. Untuk
sebagai berikut:56
55
Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Prenada Media, Jakarta, 2003, hlm.
113-115 dalam Erwin Muhammad, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, PT Refika
Aditama, Bandung, 2011, hlm. 130.
56
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, Op. Cit., hlm. 14.
5
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.
2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan
kepentingan-kepentingan dalam masyarakat dan yang dipilih dengan
pemilihan umum yang bebas dan rahasia atas dasar sekurang-
kurangnya dua calon untuk setiap kursi.
3. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
demos, adalah populous. Oleh karena itu, selalu ditekankan demos yang
senyata peranan nya dalam proses politik yang berjalan, setidaknya tahap utama:
pengambilan
apa keput
dan diputuskan; kedua, deciding the outcome, yaitu
kew prinsip umum, yang mutlak harus diikuti oleh okrasi dapat
5
dikatakan berhasil saat menyelesaikan pemasalahan dalam lingkungan
entitas kecil. Demokrasi secara langsung dilakukan melalui pemiliha
umum, pemilihan presiden, dan pelaksanaan referendum untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap rencana perubahan
atas pasal-pasal tertentu dalam peraturan. Kedaulatan rakyat disalurkan
setiap waktu melalui pelaksanaan hak atas kebebasaan berpendapat,
hak atas kebebasan pers, hak atas kebebasaan informasi, hak atas
kebebasan berorganisasi dan berserikat serta hak-hak asasi lainnya
yang dijamin dalam peraturan yang telah dibuat;
2. Demokrasi perwakilan atau demokrasi tidak langsung. Demokrasi
perwakilan adalah suatu sistem politik yang memberikan hak kepada
rakyat melalui wakil-wakilnya yang menjadi anggo ta lembaga
perwakilan rakyat;
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, ni gabungan
yak antara demokrasi langsung dengan demokrasi n. Maknanya
perwakila rakyat memilih wakil rakyat yang duduk n Perwakilan
dalam Dewa Rakyat, tetapi dewan itu dikontrol oleh engan sistem
pengaruh rakyat d referendum dan inisiatif rakyat.
Ada dua elemen yang paling esensial dari demokrasi perwakilan yaitu
dipisah kannya antara pemerintah dan warga masyarakat sec ara
mengontrol
ntah. Jadi, mempercayakan sepenuhnya pengambilan pemeri
p kedaulatan
umum. Prinsi yang bersifat langsung hendaklah dilakukan rakyat
nya lembaga
perwakilan. Sudah seharus ilan rakyat dan lembaga perwak
bagaimana negara maupun rakyat tersebut hidup sejahtera. Suara rakyat juga
digunakan sebagai salah satu alat atau sarana dalam pengambilan keputusan saat
wadah partai politik, di dalamnya diisi oleh perwakilan dari masyarakat yang telah
akan duduk
raky di lembaga-lembaga pusat maupun daerah.
negara dengan
yang demo
fungsi Negara yang berbasis pada demokrasi, memiliki suatu pem ok rasi juga
lembagadem
eksek
ki prinsip musyawarah mufakat yang berlaku bagi usat
utif, legislatif serta yudikatif baik yang berada di tingkat ahan retorika
belaka. p dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. asan-gagasan
5
Pada kesimpulannya, pendefinisian suatu asas atau sistem demokrasi
diletakkan pada dasar sebuah pemerintahan bukan dari aritrokrat, kaum monarki,
birokrat, para ahli maupun para pemimpin agama, melainkan diletakkan di tangan
rakyat yang dijalankan oleh rakyat dan akan bermanfaat untuk rakyat itu sendiri.
2. Demokrasi Filipina
g berbentuk
setelah negara
dijajah t
selama 50 tahun,
endapatkana kebebasannya kembali pada tanggal 4 Juli a
1
serikat.
Spanyol selama 3 abad dan dimiliki oleh Amerika
ukum darurat
Serika dan negara ini dilatih dalam pemerintahan sendiri oleh
militer au menerima
Amerik Demokrasi di Filipina tumbang pada tahun 1971,
pemba tahun setelah
ketika h dicanangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang
pember en Ferdinan
tidak m tasan kekuasaan selama dua kali masa jabatan.
Marco anya.59
Lima belas ontakan damai pada tahun 1986
okrasi yang
menggulingkan Presid s, kembali Filipina memasuki masa
konstit ntah terbatas,
demokrasi yang kedua kali Dalam negara Filipina, negara
negara tidak dapat
ini menerapkan sistem dem usional ditandai oleh beberapa
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
59
Negara dan Bangsa dikutip dari King Faisal Sulaiman, Sistem Bikameral Dalam
5
Spektrum Lembaga Parlemen Indonesia, Op. Cit., hlm. 77.
5
3. Demokrasi Indonesia
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 telah menjadi sebuah penutup bagi kehidupan
sistem royo ni dijabarkan dalam amanat Presiden tanggal 175 yang diberi
menjadi pemimpin y artai yang pernah marak pada era demokrasi lemah
dukungangakata h kekuasaan
5
menguasai setiap musyawarah harus selalu mufakat bulat. Akhirnya pimpinanlah
Indonesia, yaitu demokrasi di bidang politik dan ekonomi yang tidak mengandung
paham individualisme. Demokrasi yang utuh bagi Indonesia diartikan pula oleh
Bung Hatta sebagai demokrasi yang disesuaikan dengan tradisi syarakat asli
sebagai hukum
diart yang dibuat atas dasar kekuasaan atau keadaulatan
pada sistem
rakyat.62
demo ng berbunyi:
Negara Indonesia merupakan suatu negara yang
berbasis
”Kedau r ang-
krasi, dimana telah disebutkan di dalam Pasal 1 ayat (2)
undang”. Sesuai ada
ya latan be ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
di tangan rakyat
und dengan definisi dari demokrasi kedaulatan sebuah
i demokrasi
negara ber dan dijalankan oleh rakyat untuk
perwak aupun
mensejahterahkan rakyatnya. Demokrasi di negara
daerah
60
Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Ctk. Keenam, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2014, hlm. 143.
61
Harjono “Konstitusi sebagai Rumah Bangsa”, dari kutipan Mahfud MD, Hukum dan
5
Pilar-pilar Demokrasi, GAMA Media, Yogyakarta, 1999, hlm. 136.
62
Ni’matul Huda, Hukum Tata…,Op. Cit., hlm. 267-268.
5
Demokrasi langsung juga berlangsung di negara Indonesia, seperti
wakilkan, maksudnya setiap rakyat turut ikut langsung dalam pemilihan anggota-
anggota yang akan mengisi jabatan di lembaga pusat maupun daerah sebagai
Rakyat Majelis Per yang terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat Perwakilan
kehakiman. democracy)
undangatas
Dasar.
dapatserta hak asasi lainnya yang telah dijamin di a
perwakilan
dalam Un Sudah seharusnya lembaga perwakilan rakyat daerah
memperkuat
dan lembag sistem
usional) diberdayakan
dan prinsip fungsi dan pelembagaannya, sehingga
63
Janedri M Gaffar, Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi,dikutip dari Adlina Adelia,
“Sistem Rekruitmen Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik Menurut Undang-undang Nomor 8
Tahun 2015 Tentang Pemilu Kepala Daerah”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2016, hlm. 31.
6
Tabel. Demokrasi di Indonesia
- Didominasi Presiden
- Berkembangnya pengaruh komunis
- Pembentukan kepemimpinan yang inkonstitusional
- Meluasnya peranan ABRIi sebagai unsure
r l sospol ditutup
- Pers yang dianggap meny mpang dari “ e revolusi”
D
emokrasi Masa Orde Baru (1968-1998)
56
BAB III
pada z aman Yunani kuno, tetapi karena luasnya wilayah us atu negara,
bertambahnya jumlah penduduknya dan bertambah rumitnya mas alah-
masalah
raan maka keinginan Rousseau tersebut tidak mungkin tere kenega
aga-lembaga
lemb perwak
64
Lembaga perwakilan maupun Dewan Perwakilan alam bentuk
dalam kenyataan tidak akan berhasil melahirkan perbaikan dalam peri kehidupan
64
Kusnadi dan Bintan R. Saragih, Op. Cit., hlm. 251.
5
bersama dalam masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, perwujudan
merupa kan unsur yang paling penting di samping unsur-unsur lain nya seperti,
kebeba mengeluark san berserikat dan sebagainya. Setiap sistem ah ide bahwa
warga demokrasi adal negara seharusnya terlibat dalam hal p embuatan
pemisahan
isasikan melalui dua pilihan cara, yaitu melalui siste kekuas
n kekuasaan
aan atau pembagian kekuasaan. atau
Prinsip panutan pemisahaa pe
sepenuhnya berada pada rakyat. Sejalan dengan teori J.J Rousseau tentang
5
kedaulatan rakyat, maka kedaulatan rakyat tidak dilakukan langsung oleh rakyat-
rakyatnya, tetapi tetap ada sebuah wadah untuk menampung rakyat-rakyat yang
menjadi wakil dari aspirasi masyarakat yaitu dengan dibentuknya sebuah lembaga
Ciri-ciri penting lembaga perwakilan negara dalam arti sempit ini adalah
bahwa organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabata n atau fungsi
tertent u; fungsi itu dijalankan sebagai profesi utama atau bahkan ecara hukum
bersifats eksklusif; dan karena fungsinya itu berhak untuk mendapatkan imbalan
gaji da i negara.
perwak Terbentuk ilan juga karena adanya dua teori klasik tentang bungan
wakil dengan
hakekat hu terwakili yang terkenal, yaitu teori mandat dan n.65
65
Dahlan Thaib, DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Edisi Kedua, Ctk.
Pertama, Liberty, Yogyakarta, 2000, hlm. 2.
5
dikontrol terus menerus. Perbedaan pandangan antara wakil dengan
terikat secara ketat dari terwakili. Menurut teori ini wakil adalah
c. Dalam teori organ, pencetus teori ini adalah Van dari Jerman.
e. Dalam teori hukum obyektif dari Duguit, menurut teori ini dasar
66
Sirajuddin dan Winardi, Dasar-dasar ..., Op. Cit., hlm. 93.
6
dapat melaksanakan tugas kenegaraannya hanya atas nama rakyat
menu k njukkan adanya hubungan antara wakil dengan pihak ang diwakili
(terwaky enang
yang dipero
ili), dalam hal mana wakil mempunyai sejumlah
lembaga perwak
ilan. Lembaga perwakilan memiliki suatu sistem yai g
bikameral.
ilan yang unikameral dan ada juga lembaga perwakilan Dalam
enai struktur
yan pandangan Jimly Asshiddique, perbincangan teoritis organi
literature hukum tata negara maupun literature ilmu politik, kedua sistem inilah
67
King Faisal Sulaiman, Op. Cit., hlm. 36.
6
Unikameralisasi berpendapat bahwa sistem dua majelis tidak lagi
majelis lebih mewakili banyak kepentingan yang tumpang tindih dari masyarakat
majemuk.
bahwa strukt
Kedua pihak menek tidak
terlalu ur
terpeng
yang mereka dukung itu lebih responsif terhadap rakyat
68
YM. Micheal Hishikushitja, Perbandingan Bikameral dan Proses Perubahan
Konstitusional, dikutip dari Ibid., hlm. 9
6
Dalam pandangan Dahlan Thaib, beberapa keuntungan yang diperoleh jika
fungsi atur dan tugas parlemen unicameral ini beragam dan i satu negara
ke neg bervariasi dar ara lain, tetapi pada pokoknya bahwa secara ngsi legislatif
ahlan Thaib
69
Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar Madya dalam Hukum Tata Negara yang
di sampaikan di depan Sidang Senat Terbuka Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,
Dhalan Thaib, Menuju Parlemen Bikameral (Studi Konstitusional Perubahan ketiga UUD 1945),
dikutip dari Ibid., hlm. 37-38.
70
Ibid., hlm. 39-40.
6
Sistem bicameral dapat diartikan sebagai kedua kamar dilengkapi dengan
kewenangan yang sama-sama kuat dan saling mengimbangi satu sama lain. Untuk
itu masing-masing kamar diusulkan dilengkapi dengan adanya hak veto. Usulan
semacam ini berkaitan erat dengan sifat kebijakan otonomi daerah yang
cenderung sangat luas dan hampir mendekati pengertian sistem federal. Hal ini
diang gap sesuai dengan kecenderungan umum dunia, dimana negar- egara federal
‘kuat’ atdigolon au’ ‘lunak i sebaga berikut: dalam sistem yang ‘kuat’atan undang-
undang pembu biasanya dimulai dari majelis manapun, dan harus bangkan oleh
kedua dipertim majelis dalam forum yang sama sebelum bisa alam sistem
‘lunak’,disahkan. D majelis yang satu memiliki status yang ilebihri yang lain,
dukung pen emen RUU yang diajukan oleh majelis kedua. Hal ini a-anggotanya
1
atau d mensyar an yang lebih tinggi seperti mayoritas absolute
Sistem bikameral bukan hanya merujuk adanya dua dewan dalam suatu
negara, tetapi dapat pula dilihat dari proses pembuatan undang-undang yang
melalui dua dewan atau kamar, yaitu melalui Majelis Tinggi dan Majelis Rendah,
dengan adanya dua majelis akan sangat menguntungkan karena dapat menjamin
71
Ibid., hlm. 44.
6
semua produk legislasi dan tindakan-tindakan pengawasan dapat diperiksa secara
milih sistem
Ada dua alasan mengapa para penyusun konstitusi me
bikam me kanisme
eral. Alasan pertama adalah untuk membangun sebuah
pengaw
pembahasan sekali lagi dalam bidang legislatif. Alasan kedua adalah untuk
tidak cukup
72
King Faisal Sulaiman, Op. Cit., hlm. 44.
6
73
Reni Dwi Purnomowati, Op. Cit., hlm. 16.
6
untuk menjamin perwakilan yang memadai untuk daerah-daerah di dalam
lembaga legislatif.
diharapkan dapat memenuhi kepentingan rakyat mereka pada saat itu. Sistem
arapkanangan
pula dengan
dan ketidakadilan antara pusat dan daerah dan
sebuah negara kerajaan yaitu negara Filipina misalnya di negara ini sistem dua
kamar nya berupa Kongres di dalamnya terdiri dari Senat dan House
of
Representative.
6
74
King Faisal Sulaiman, Op. Cit., hlm. 11-12.
6
Selama 1907-1916, komisi Filipina yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal
Amerika Serikat menjabat sebagai majelis tinggi dari parlemen colonial dan pada
saat yang sama juga menjalankan kekuasaan eksekutif. Pada 29 Agustus 1916
pembentukan Kongres Filipina yang terdiri atas dua kamar. Dalam h al ini senat
berfun gsi sebagai majelis tinggi, sementara dewan perwakilan agai majelis
rendah. seb
bagai negara
hilang.atu
MPR m
tugasnya dalam pemilihan presiden, diketahui pemilihan i
bikameral Indonesia masih sangat jauh dari negara-negara lain yang menganut
6
B. Macam-macam Lembaga Perwakilan
tergantung dari bentuk serta sistem negaranya. Dalam bentuk kerajaan umumnya
terdiri dari Majelis Tinggi dan Majelis Rendah. Ada juga yang memiliki bentuk
negara Republik dan sistemnya Federal maka majelisnya terdiri da ri Senat dan
DPR. Dalam hal ini membandingkan dua negara, Negara Indo nesia dengan
yaitu: Indon
Indone Presiden dan Wakil Presiden yang dibantu oleh sebuah Kog pertama.75
Muncu sia Pusat (KNIP). KNPI inilah dianngap sebagai MPR jelmaan
dari
yan
aspirasi tuk Majelis
l keinginan untuk membentuk suatu lembaga sebagai
Permus dalam pidato
bersejarah, 1 Juni 1945 dalam pembahasan BPUKI. satu prinsip yang mendasari
sistem permusyawaratan itu ialah sila ketiga Pancasila, tentang mufakat dan
demokrasi.
75
Bintan R. Saragih, Op. Cit., hlm. 90.
7
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat menurut Moh. Yamin
UUD, sedangkan Presiden, DPR, BPK, DPA, DPD, dan MA sebagai lembaga
negara di bawah MPR. MPR sendiri terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD
yang dipilih melalui pemilihan umum. MPR merupakan puncak dari sistem
76
Riri Nazriyah, MPR RI Kajian Terhadap Produk Hukum dan Prospek di Masa Depan,
Ctk. Pertama, FH UII Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 53.
77
Ibid., hlm. 78.
7
kedaulatan rakyat. Karena setelah lembaga MPR mengalami reformasi struktural
1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950, kemudian kembali lagi kepada UUD 1945
yang s aat ini telah mengalami perubahan keempat kalinya. han ini juga
Majelis teruta
Permusyawaratan Rakyat, yang semula merupakan ng gi
mempunyai konsek
tentunya pula uensi-konsekuensinya pula.
RUU ini Susuduk tentang lembaga ini, adalah apakah lembaga PR ini akan
dijadi M kan suatu lembaga ataukah hanya suatu sidang maka akan
78
Reni Dwi Purnomowati, Op. Cit., hlm. 175-176
7
sebagai anggota DPR dan DPD. Mereka tidak bergabung menjadi
satu dalam sebuah lembaga lain (MPR).
sidang gabungan saja. Dewasa ini MPR telah kehilangan taringnya yang sebagai
lembaga tinggi negara, keterbatasan atas tugas, fungsi dan wewenangnya yang
kedud menya ukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. t idak bisa
mengawasi
i anggota MPR. Oleh karena itu, DPR senantiasa tindaka
dapa
wa Presiden melan
n-tindakan Presiden dan jika Dewan menganggap bah
MPR, maka Majelis
ggar Haluan Negara yang telah ditetapkan oleh UUD atau
apat diminta mempe
oleh
ngka fungsi
itu dapat diundang untuk persidangan istimewa supaya
legislat n
d rtanggungjawabkan.
Perwakilan Rakyat). Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 menegaskan, “Dewan
Perwakilan Rakyat”.
7
Pasal 5 ayat (1) ini sebelum Perubahan Pertama tahun 1999 berbunyi,
pembe ntukan undang-undang itu dari tangan presiden ke tangan DPR. DPR disini
wewenang
fungsi, tugas, da DPD i
persat memp daerah dalam wadah negara Kesatuan Republik forum yang
79
Kelompok DPD di MPR RI, Indra J. Piliang dan Bivitri Susanti, Untuk Apa DPD RI,
Ctk. Kedua, Kelompok DPD di MPR RI, Jakarta, 2006., hlm. 38.
7
Dasar pertimbangan teoritis kehadiran DPD antara lain untuk
antar cabang kekuasaan negara dan dalam lembaga legislatif itu sendiri. DPD
Republic Act No. 6 sesudah inagurasi Republik pertama Filipina. Saat itu adalah
pertama kalinya kongres Filipina mengadopsi sistem bikameral hingga akhir pada
80
Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Ctk. Kedua, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 139-140.
7
tahun 1972. Konstitusi Filipina membuat suatu Parlemen Unikameral Batasang
bikameral.
a. Senat
islatif dalam
Senat merupakan salah satu yang memiliki kekuasan
Kongre ap tiga tahun
leg s Filipina, terdiri dari 24 anggota. Dua belas senator
sekali. Pada tahun
dipilih ti Tiap senator mempunyai masa jabatan selama
1922, 2 an hanya
enam tahun.
tiga tahun, ahun
4 senator dipilih, di mana 12 senator mempunyai masa jabat
hingga berak 5,
sedangkan 12 lain mempunyai masa jabatan enam t
dipilih 12 senator
hirnya masa jabatan enam tahun. Mulai pemilihan tahun
asa jabatan
199
selama a hari ke-30
baru untuk masa jabatan enam tahun (1995-2001).
bulan J
Dua belas senator lain pada bulan Mei 1998 untuk
Konstitusi juga membatasi jabatan senator hanya untuk selama dua
masa jabatan berturut-turut. Senat dipilih dengan cara popular vote dengan
komposisi partai dalam hasil pemilu 14 Mei 2001 adalah: Lakas 13 anggota, PDP-
81
Reni Dwi Purnomowati, Op. Cit., hlm. 116.
7
Senat Filipina, jika penulisan dikategorikan menurut teori dari Arend
yang sama atau secara moderat sama pada setiap kamarnya, dan congruent karena
menurut penulis komposisi kamar pertama/majelis rendah dan kamar kedua atau
majelis tingginya adalah sama.82 Sementara itu, menurut teori drew S. Ellis
dikateg An orikan sebagai bikameral kuat karena selain mempunyai usul terhadap
82
Constitution of Philipines (1986). Art. VI. Sec. 4, dalam kutipan Reni Dwi
Purnomowati, Ibid., hlm. 117.
83
Ibid.
7
84
Ibid.
7
C. Fungsi Lembaga Perwakilan
a. Fungsi perundang-undangan;
sebagainy
a
lanja Negara
2. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan
Be Negara
1. Hak bertanya;
7
kepentingan umum dan menilai menurut kemampuan masing-masing dan secara
tak langsung mereka di didik ke arah warga negara yang sadar akan hak dan
kewajibannya.
a. Fungsi legislasi
adalah untuk
pertama mengatur kehidupan bersama. Oleh sebab itu, angan
untuk menet
kewen apkan perarturan itu pertama harus diberikan kepada a
n yang
pentin leh para wakil rakyat melalui parlemen,dapat
yaitu (i) mengur
t pengaturamembebani
angi hak kebebasaan wargaharta
negara, (ii) pengaturan k
pengeluaran-
yang dapa ekayaan warga negara, dan (iii) pengaturan pengel
i ketiga
mengenai uaran oleh penyelenggara negara.86 hal terseb
a perwakilan rakyat.
persetujuan dari warga negara
8
Oleh karena itu, yang biasa disebut sebagai fungsi pertama lembaga
perwakilan rakyat adalah adalah fungsi legislasi atau pengaturan, ini berkenaan
utamanya hanya dapat dilakukan sepanjang rakyat sendiri menyetujui untuk diikat
dengan norma
hukum.
b. Fungsi
pengawasan arga negara,
pengaturan
penyelengga ikontrol dengan sebaik-baiknya oleh rakyat mengen
ang-wenang.
ya di parlemen, maka kekuasaan di tangan pemerintah dapat t Lemba
xecutive);
ga perwakilan rakyat (ii)
diberikan kewenangan untuk kontrol
kontrol melak
atas pemu
tiga hal itu, yaitu: (i) kontrol atas pemerintahan
Secara teoritis jika dirinci, fungsi-fungsi kontrol atau pengawasan oleh
87
Ibid., hlm. 36.
8
a. Pengawasan terhadap penentuan kebijakan;
dalam peme
melaksanakan ketentuan undang-undang ataupun kebijakan h
ditentukan,
yang tela nkan juga berkaitan dengan penentuan anggaran melai
rangka pelembagaan fungsi representasi itu, dikenal pula adanya tiga sistem
adalah: 88
7
88
Ibid.. hlm. 40.
8
Sistem ini menghasilkan wakil-wakil daerah, misalnya seperti
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) atau Senat yang merupakan
wakil-wakil berasal dari tiap-tiap daerah provinsi.
5) Sistem perwakilan fungsional
Sistem ini menghasilkan wakil-wakil golongan fungsional.
pelembagaan sistem perwakilan itu di setiap negara. Pilihan sistem perwakilan itu
negara. Pada umumnya, di setiap negara dianut salah satu atau paling banyak dua
artinya strukt
satu ka itu
mestilah
ur lembaga perwakilan rakyat yang dipraktikkan oleh parlem
telah dijelas
ada tiga sesuai denga rlemen
yaitu adanya
kan di atas, namun ada juga yang menambahkan fungsi
rsumber dari
8
89
Satya Arinanto, Hak Budget Parlemen di Indonesia, Ctk. Pertama, Sinar
Grafika, Jakarta Timur, 2013, hlm. 103.
8
Berkaitan dengan fungsi anggaran, Gildenhuys menyebutkan enam fungus
anggaran, yaitu:90
8
90
Ibid., hlm. 108.
8
BAB IV
1. Data Filipina
Islam besar
ditetapkan sebagai provinsi atau daerah otonom dan diberikan hak-hak istimewa.92
91
King Faisal Sulaiman, Op. Cit., hlm. 76.
8
92
http://www.kembangpete.com/2014/10/14/profil-lengkap-negara-filipina/ diakses
pada tanggal 14 Januari 2017
8
Demokrasi di Filipina tumbang pada tahun 1971, ketika hukum darurat
militer dicanangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang tidak mau menerima
perbatasan kekuasaan selama dua kali masa jabatan. Lima belas tahun setelah
Kongre dis s Filipina. Majelis tinggi atau senat memiliki 24 yang secara
turut. Mg dipilih untuk mengabdi dengan masa waktu untuk dua aksimal
260 anggot
m ajelis rendah arau dewan perwakilan (DPR) memiliki langsung
dan m
52 ora a dengan masa jabatan selama tiga tahun. 208 wakil dipilihok minoritas
eto undang-
untukundang
tiga
sama j Dari 1907-1916, Komisi Filipina yang dipimpin oleh Gube 916
Kongres Ameri
yang umum dikenal sebagai "Undang-undang Jones" yang merintis jalan untuk
pembentukan
8
93
Ibid., hlm. 77.
8
Senat berfungsi sebagai majelis tinggi, sementara Dewan Perwakilan
Ketuanya, Sergio Osmeňa untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin Senat, tetapi
diri u ntuk Senat dan menjadi Presiden Senat selama 19 tahunutnya (1916-
1935). berik Untuk Ketua Senat yang menjabat hingga tahun 2017ang ini ialah
2.
Data Indonesia
er daya alam
Negara Indonesia memiliki pulau-pulau yang memiliki sumb
yang m nesia
elimpah, walaupun terbagi atas pulau-pulau tetap negara
sebagai negara )
Indo kesatuan, sebagamana telah disebutkan dalam Pasal 1
UUD 1945 yang m
ayat (1 engatakan negara Indonesia ialah negara
g berbentuk republi
kesatuan yan
ang mengatur rakyat
k. Negara Indonesia juga merupakan negara hukum, hukum
epala negara Indone
y maupun negaranya. Negara ini menganut sistem
asarkan dari
presidensil. K sia dipegang oleh seorang Presiden.
rakyat, irk an sebuah
Indonesia bersistemkan demokratis, kekuasaannya
lembaga perwakilan, lembaga perwakilan diisi oleh wakil dari rakyat-rakyatnya.
94
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/280430-senat-filipina-adili-ketua-
mahkamah- agung diakses tanggal 1 Februari 2017.
8
Sistem lembaga perwakilan ini juga dipilih oleh rakyat langsung melalui
Hal ini dilihat dari beberapa kali adanya perubahan dap Undang-
undang terha Dasar 1945 yang mengatur tugas, fungsi dan dari lembaga
adanya Rakyat sebe han UUD 1945 MPR sebagai lembaga peruba
erlahan-lahan
tertinggi negara, p ya dipersempit melihat adanya tugasn
UUD 1945.
perubahan yang terjadi dalam Dengan
lembaga ini
diadakan sistem pemilihan Presiden untuk
secara langsung, m
Daerah dan
perubaha PR terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat Utusan
yang terjadi(DPR),
anggotUtusan Golongan, sedangkan setelah adanya
of Rep Kedua, Dewan Perwakilan Rakyat dalam sistem parlemen ya ma, biasanya
semua anggota dipilih dalam pemilihan umum. Biasanya masa jabatannya sudah
95
Reni Dwi Purnomowati, Op. Cit., hlm. 162-163.
9
apakah seorang Presiden atau Wakil Presiden tersebut telah melakukan
pelanggaran hukum.96
ada mengatur tentang DPD termasuk apa yang menjadi tugas, fungsi, dan
wewenangnya. Setelah adanya amandemen dalam UUD 1945 DPD telah dibentuk
Kebera daan DPD sebagai salah satu lembaga perwakilan yangu ini sebagai
saat ini tidak mungkin semua rakyat berkumpul untuk menentukan keinginannya
96
Ibid, hlm.201.
97
Jimly Asshidiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, Sepihan Pikiran
9
Hukum, dalam kutipan Rizal Umami dkk., Gagasan Negara Hukum yang Demokratis,
Ctk. Pertama, FH UII Press, Yogyakarta, 2016, hlm. 77.
9
langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur-
pada satu tempat dan pada suatu saat, sehingga harus dicari pemecahan
efektif warga
kontrolnegara.
99 ereka pilih,
sedang Rakyat membuat undang-undang melalui para wakil yang sme. Kontrol
pemilihan umum
elitari egara dilakukan melalui dua cara, yaitu secara langsung
tidak l kedaul nakan dengan cara perwakilan, atau yang sering ik itu dalam
menet disebut deng angsung. Wakil-wakil rakyat bertindak atas ndek), corak
98
Ibnu Khaidun, Mukaddimah, dalam kutipan King Faisal Sulaiman, Op. Cit., hlm. 16.
99
Rizal Umami, Op. Cit., hlm. 79.
9
perwakilan sangat penting. Kedaulatan yang berdasarkan pada rakyat serta
lembaga perwakilan yang diisi oleh rakyat pula, maka sistem ketatanegaraan
dipim pinnya. Rakyatlah yang berdaulat, rakyat yang berdaulat itu emiliki suatu
sistem itu, dikenal pula perwakilan yang dipraktikkan di berbagai Ketiga fungsi
ah:100
eperti Dewan
1) Sistem perwakilan politik
Sistem ini menghasilkan wakil-wakil politik, misalnya
s eperti Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) atau Senat yang merupakan wakil-wakil
berasal dari tiap-tiap daerah provinsi.
3) Sistem perwakilan fungsional
Sistem ini menghasilkan wakil-wakil golongan fungsional.
100
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu … Jilid II, Op. Cit., hlm. 40.
9
Dianutnya ketiga sistem tersebut, menentukan bentuk dan struktur
mewujudkan negara hukum demokratis. Selain fungsi perwakilan ada juga fungsi
tatanegaraan.
ke anggaran yang berguna untuk menganggarkan apa saja Fungsi
Majelis Permus
d yawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan kilan
Daerah, serta
Perwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam u
Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah, kekuasaan eksekutif ada Presiden dan
9
Dalam negara Filipina lembaga perwakilan berdasarkan konstitusi 1987
nya yaitu kekuasaan legislatif harus dipegang oleh Senat dan DPR, kekuasaan
Mahkamah Agung.
atu lembaga
menampung apa yang menjadi keputusan-keputusan maup untuk
diwujudkan
tersebut terbentunya lembaga perwakilan tersebut, dimana melalui
tersebut dan diwakili oleh masyarakat yang berada dalam suatu negara tersebut.
9
C. Tugas, Fungsi Dan Wewenang Lembaga Perwakilan Di Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Masing-
101
Riri Nazriyah, Op. Cit., hlm. 154-155.
9
1) Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar
2) Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum, dalam Sidang Paripurna MPR;
3) Memutuskan usulan DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan dalam Sidang Paripurna
MPR;
4) Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabla Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya;
5) Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan siden apabila
Pre terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam a jabatannya
mas selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
6) Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila nya berhenti
kedua secara bersamaan dalam masa jabatannya, paket calon
dari dua Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan i politik atau
oleh parta gabungan partai politik yang paket dan Wakil
calon Presiden Presidennya meraih suara terbanyak paket dalam
pertama dan pemilihan sebelumnya sampai habis a selambat-
masa jabatanny lambatnya dalam waktu tiga puluh
hari;
7) Menetapkan Peraturan Tata Tertib dari Kode Etik MPR.
Kelima Atas
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2003 tentang
Ketetap tib MPR
Perubahan an MPR RI No. II/MPR/1999 tentang
RI menyeb yang
Peraturan tata ter utkan bahwa Pasal 3 Ketetapan MPR
semula berbunyi : it
RI No. II/MPR/1999
wewenang :
1945;
9
3) Memberhentikan Presiden dan/atau WakilPresiden dalam masa
RI Tahun 1945;
UUD RI 1945;
102
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/BALEG -
19835d23e06dceec905d476c0a77427c1.pdf diakses pada tanggal 13 Januari 2017
9
3) Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas
juga untuk mendukung upaya Pemerintah dalam melaksanakan politik luar negeri
1 Ibi
9
9) Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesty
dan abolisi;
10) Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar negara
lain;
11) Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
12) Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial;
13) Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi
Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden; dan
14) Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada
Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden.
1 Ibi
9
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
1) Fungsi legislasi;
3) Fungsi pengawasan.
105
http://www.dpd.go.id/upload/lampiran/xcdgry.pdf diakses pada 13 Januari 2017.
9
h. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai
bahan pembuatan pertimbangan kepada DPR tentang rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan APBN dan sebagai bahan
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang APBN sesuai
kewenangan DPD; dan
i. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK.
Semua tugas, fungsi, dan wewenang dari lembaga perwakilan ini telah
negara Permusyawaratan yang terdiri dari DPD dan DPR yang elalui partai
politik semuanya dipilih baik m maupun perorangan, hal tersebut lagi sebagai
dan/atam apkan UUD, tetapi kewenangannya saat ini hanya untuk ilih mereka.
kewenangan yang sejajar. hal tersebut berguna agar dapat membangun sistem
9
Dewasa ini DPD yang memiliki tugas, fungsi maupun wewenang yang
bikameral
a perwakilan di Indonesia, karena yang
nyatanya DPD dalam siste b
untuk Kewenangan maupun tugas dan fungsi dari DPD yang , sedangkan
yang berhak memutuskan
h memberikan hanyapertimbangan,
masukan, DPR, maka DPDusulannyatanya
ataupun sebagai dewan
pertimbangan saja bagi DPR. Hal tersebut jauh dari indikator sebagai lembaga
106
Kelompok DPD di MPR RI, Indra J. Piliang dan Bivitri Susanti, Op. Cit., hlm. 43.
9
Menyadari terbatasnya kedudukan, fungsi, tugas, dan wewenang DPD
dalam UUD 1945 hasil perubahan, maka tidak berlebihan bila ada kalangan
masyarakat yang menyatakan, DPD tidak lebih dari semacam “staf ahli DPR”
kedudukan, fungsi, tugas dan wewenangnya, mau tidak mau DPD harus
Upaya yang dapat dilakukan agar DPD bisa sejajar dengan DPR yang
mengh asilkan sistem bikameral yang kuat ialah dengan demen UUD
n usulan DPD yang disampaikan dalam Sidang MPR 2007:108 ersama DPR
dan daerah,
1) DPD memegang kekuasaan membentuk undang-undang pengelolaan
b yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan, serta yang
pusat pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan;
daerah, sumber daya alam, dan sumber daya ekonomiada DPR atas
lainnya berkaitan dengan perimbangan keuangan pusata;
dan daerah dang-undang
2) DPD ikut membahas serta memberikan pertimbangan kep karan, dan
RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan pengelolaan
agam pelaksanaan
3) DPD melakukan pengawasan atas pelaksanaan paikan hasil
un mengenai otonomi daerah, pembentukan, ndak lanjuti;
peme penggabungan daerah; hubungan pusat dan syarat-syarat
dan tata caranya
daerah; sumber diatur
daya dalam UU.sumber daya ekonomi
alam dan
Usulan tersebut agar DPD bisa sejajar dengan DPR, namun tetap tidak
sampai mengganggu hak eksekutif nya dari DPR. Dalam upaya pengusulan agar
107
Riri Nazriyah, Op. Cit., hlm. 139.
108
Ibid, hlm. 140-141.
9
kewenangan serta fungsi dari DPD, maka perlu adanya hubungan yang harmonis
antara DPD dan DPR. Hal tersebut agar dapat terwujudnya gagasan perubahan
Harapan tersebut bisa saja tidak terlaksana apabila DPR dan DPD sedang
dalam masalah, misalnya adanya masalah bahwa DPR dalam menyusun prolegnas
LegislasiProgr
Nasio
berjal etap terjalinnya hubungan yang baik antara DPR dan DPD. i hak untuk
perwakilan
Ind yang m
10
Lembaga perwakilan di negara Filipina biasa disebut Kongres. Kongres di
Filipina terdiri dari anggota Senat dan DPR. Untuk menjadi anggota Senat
yaitu:109
Senat DPR
- Harus warga negara asli Filipina. - Anggota DPR sendiri terdiri dari
250 anggota.
- Masata jabatan sebagai Senator 6 - DPR menjabat untuk 3 tahun dan ode
dari hun, tidak boleh menjabat lebih bisa sampai 3 berturut pat
peri menjabat PR.
- U berdua periode berturut-turut. lebih dari itu tidak da anggota DPR
hari m lagi sebagai anggota nya 25 tahun.
D
ntuk menjadi anggota senat harus - Untuk dapat menjadi
umur setidaknya 35 tahun pada harus berumur trik legislatif
setidak nsi, kota, dan
pemilu, bisa membaca anila sesuai duk
dan enulis. masing-
- Harus dipilih dari dis
dibagi di antara provi
daerah Metropolitan
M dengan jumlah
pendu masing. n yang sama
dengan m konstitusi
Dalam proses legislasi Senat Filipina mempunyai
Filipin keduduka da itu, Senat
keuangan.
109
http://www.chanrobles.com/philsupremelaw2.html#.WHqEVZxhvIV diakses pada 11
Januari 2017
10
Seorang anggota Senat ataupun DPR tidak boleh memiliki jabatan di
Senat atau DPR dapat bertugas menjadi wakil presiden ketika terjadi kekosangan
jabatan di dalam wakil presiden hal tersebut telah tercantum dalam Article VII
konstitusi Filipina.110
pendap atan atau tarif tagihan, tagihan otorisasi peningkatan utang blik,
di DPR,ekskl
tetapienat
S dapat mengusulkan atau setuju dengan
amandemen. atif.
untuk tikan pengangkatan pejabat tinggi dan duta besar, serta wew menges
ngkutan.
mengadili dan menetukan bersalah tidaknya pejabat yang
yang b utang
yang dapat
10
110
Ibid
10
Kongres sedini mungkin akan menyediakan sistem inisiatif dan
tindakan hukum yang telah disahkan oleh Kongres atau badan legislatif lokal
wewenTugas, ang yang diberikan untuk Senat dan DPR telahk esejajaran,
walau memiliki pun tetap dalam lembaga DPR memiliki hak, kesejajaran
adalah untuk
yaitu:mpe embangun sebuah mekanisme pengawasan dan n
di negara Filipina bersistemkan bikameral yang kuat dan pantas untuk dijadikan
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
atau warga negara asli di Indonesia. Terkait tugas fungsi maupun
kewenangan dari MPR kini lebih dipersempit yang dulunya bisa untuk
ini tugas dari seorang MPR hanya untuk melantik Presiden dan wakil
p lain juga mencul dari DPD. DPD pun terbatas hanya mengajukan
itu negara Filipina dijadikan negara pembanding bagi Indonesia, hal ini
10
dilihat dari berjalannya sistme bikameral yang ideal dan yang bersifat
B. Saran
dit tetap teratur sesuai aturan hukum yang telah dibuat, era. Adanya
10
3. Permintaan Dewan Perwakilan Daerah untuk mendapatkan kedudukan
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
10
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, PT Bina Aksara, Jakarta,
1984.
Kelompok DPD di MPR RI, Indra J. Piliang, dan Bivitri Susanti, Untuk Apa
DPD RI, Kelompok DPD di MPR RI, Jakarta, 2006.
Ni’mat , Rajagrafindo
11
Riri Nazriyah, MPR RI Kajian Terhadap Produk Hukum dan Prospek di Masa
Depan, FH UII Press, Yogyakarta, 2007.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD & DPRD
(MD3).
11
Data Elektronik:
http://www.kembangpete.com/2014/10/14/profil-lengkap-negara-filipina/ diakses
pada 14 Januari 2017
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/BALEG-
19835d23e06dceec905d476c0a77427c1.pdf diakses pada 13 anuari 2017
J
http:// nuari 2017
www.dpd.go.id/upload/lampiran/xcdgry.pdf diakses pada 13
http:// diakses pada
Ja
http:// www.chanrobles.com/philsupremelaw2.html#.WHqEVZxhvI tua-
V
11 Januari 2017
dunia.news.viva.co.id/news/read/280430-senat-filipina-adili-
ke mahkamah-agung diakses tanggal 1 Februari 2017
11