Anda di halaman 1dari 205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fajar Jalu Lintang


NIM : 132114185

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

HALAMAN JUDUL
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fajar Jalu Lintang


NIM : 132114185

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

Oleh:
Fajar Jalu Lintang
NIM : 132114185

HALAMAN PERSTUJUAN PEMBIMBING

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing,

Ilsa Haruti Suryandari, S.E., SIP., M.Sc., Ak., C.A. Tanggal: 28 Agustus 2017

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Fajar Jalu Lintang
NIM : 132114185

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal 11 September 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ..........................

Sekertaris Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., CA ..........................

Anggota Ilsa Haruti Suryandari, SE., S.I.P., M.Sc., Ak., CA ..........................

Anggota A. Diksa Kuntara, SE., MFA., QIA ..........................

Anggota Drs. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA ..........................

Yogyakarta, 29 September 2017


Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang


memberi kekuatan kepadaku.

(Filipi 4:12)

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Awal Mursayanto dan Ibu Muryanti

Adikku Purnasari Kartika Rina Jelita

Seluruh jemaat GKJ Wiladeg

Sahabat sahabatku

Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 11 September 2017 adalah hasil karya
saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagian tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.

Yogyakarta, 29 September 2017


Yang membuat pernyataan,

Fajar Jalu Lintang

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fajar Jalu Lintang


Nomor Induk Mahasiswa : 132114185

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 29 September 2017
Yang mengatakan,

Fajar Jalu Lintang

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk dapat belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak. CA. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan

skripsi.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing dan mengajar penulis selama proses perkuliahan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

7. Majelis GKJ Wiladeg yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian, Pdt. Yehuda Fajar Kristian Labeti, S.Si., Pnt. Ismartono, S.Kep.,

Ns., Pnt. Eva Muryanti, S.Pd., Pnt. Gunadi Cahyana dan mas Andi Trisyana

yang telah banyak membantu saya dalam memperoleh data yang dibutuhkan.

8. Bapak dan Ibu dan Adik yang selalu memberikan semangat bagi penulis,

yang telah membiayai penidikan penulis, terimakasih yang tak terhingga atas

segala doa, pengorbanan dan kasih sayang yang selalu diberikan.

9. Teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan masukan saat

mengerjakan skripsi, Dika, Meymey, dan Lukas.

10. Teman teman seperjuangan akuntansi angkatan 2013 kelas D.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena iti penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 September 2017

Penulis,

Fajar Jalu Lintang

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSTUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................ v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
ABSTRACT ........................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Sistematika Penulisan.................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Sistem ............................................................................................ 8
1. Definisi Sistem ....................................................................... 8
2. Karakteristik Sistem ............................................................... 8
3. Komponen Sistem ................................................................ 11
B. Sistem Informasi Akuntansi ........................................................ 12
1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi ................................... 12

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi .................................... 13


3. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ............................ 14
4. Prinsip Prinsip Sistem Informasi Akuntansi ........................ 16
5. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ............................ 16
6. Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Keagamaan ........... 18
C. Pengendalian Internal .................................................................. 26
1. Pengertian Pengendalian Internal......................................... 26
2. Tujuan Pokok Pengendalian Intern ...................................... 28
3. Komponen-komponen Pengendalian Intern ......................... 31
D. Organisasi Nirlaba ....................................................................... 54
1. Pengertian Organisasi Nirlaba ............................................. 54
2. Karakteristik Organisasi Nirlaba .......................................... 55
3. Organisasi Gereja Kristen Jawa ........................................... 56
E. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 57
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 59
A. Obyek Penelitian ......................................................................... 59
B. Subyek Penelitian ........................................................................ 59
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 59
D. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 60
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 61
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 62
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ............................................. 85
A. Sejarah Tumbuh Kembangnya GKJ Wiladeg ............................. 85
1. Sejarah Tumbuh Kembangya Gereja Kristen Jawa ............. 85
2. Klasis Gunungkidul.............................................................. 86
3. GKJ Wiladeg ........................................................................ 87
4. Jumlah Jemaat GKJ Wiladeg ............................................... 89
5. Kebaktian di GKJ Wiladeg .................................................. 89
B. Lokasi Gereja Kristen Jawa Wiladeg .......................................... 89
C. Visi Misi Gereja Kristen Jawa Wiladeg ...................................... 89
D. Struktur Organisasi...................................................................... 90

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tugas Majelis Pelaksana Harian dan Majelis Koordinator Bidang


..................................................................................................... 93
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................. 97
A. Sistem Penerimaan Kas GKJ Wiladeg ........................................ 97
1. Deskripsi Sistem Penerimaan Kas GKJ Wiladeg ................ 97
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas GKJ
Wiladeg .............................................................................. 100
3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan
kas GKJ Wiladeg................................................................ 100
B. Sistem Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg ..................................... 101
1. Deskripsi Sistem Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg.............. 101
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas
GKJ Wiladeg ...................................................................... 104
3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran
kas GKJ Wiladeg................................................................ 105
C. Analisis Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan dan Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg ........................ 105
1. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg
dengan komponen lingkungan pengendalian menurut
pengendalian COSO. .......................................................... 105
2. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg
dengan komponen penilaian risiko menurut pengendalian
COSO. ................................................................................ 113
3. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg
dengan komponen aktivitas pengendalian menurut
pengendalian COSO. .......................................................... 118
4. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg
dengan komponen informasi dan komunikasi menurut
pengendalian COSO. .......................................................... 123
5. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada
sistem penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan komponen kegiatan pemantauan menurut


pengendalian COSO. .......................................................... 128
D. Pembahasan ............................................................................... 132
1. Lingkungan Pengendalian .................................................. 132
2. Penilaian Risiko ................................................................. 139
3. Aktivitas Pengendalian ...................................................... 145
4. Informasi dan Komunikasi ................................................. 149
5. Pemantauan ........................................................................ 151
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 154
A. Kesimpulan ............................................................................... 154
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 155
C. Saran.......................................................................................... 155
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 156
LAMPIRAN ........................................................................................................ 158

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam
Pengendalian Internal COSO ........................................................ 62

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam
Pengendalian Internal COSO ........................................................69

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam
Pengendalian Internal COSO ....................................................... 74

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam
Pengendalian Internal COSO ....................................................... 78

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian
Internal COSO .............................................................................. 81

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam
Pengendalian Internal COSO ......................................................106

Tabel 5.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam
Pengendalian Internal COSO ......................................................113

Tabel 5.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam
Pengendalian Internal COSO ......................................................118

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam
Pengendalian Internal COSO ......................................................123

Tabel 5.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem


Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian
Internal COSO .............................................................................128

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gereja Kristen Jawa Wiladeg .........................91

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA KEAGAMAAN
(Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)

Fajar Jalu Lintang


NIM : 132114185
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian internal


pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di organisasi keagamaan Gereja
Kristen Jawa Wiladeg sudah sesuai dengan komponen pengendalian internal
menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission
(COSO). Penelitian ini penting dilakukan agar Gereja Kristen Jawa Wiladeg dapat
memahami dan mengevaluasi pengendalian intern pada sistem penerimaan dan
pengeluaran kas yang telah diterapkan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Gereja Kristen Jawa Wiladeg.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian intern yang ada di
Gereja Kristen Jawa Wiladeg belum sepenuhnya sesuai dengan lima komponen
pengendalian menurut COSO, komponen yang belum sesuai adalah komponen
Lingkungan Pengendalian, komponen Penilaian Risiko dan komponen Aktivitas
Pengendalian.

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL ON CASH RECEIPT AND


PAYMENT SYSTEM FOR NON PROFIT RELIGIUS ORGANIZATION
(A Case Study at Christian Church of Java Wiladeg)

Fajar Jalu Lintang


NIM : 132114185
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
This study aims to determine whether the internal controls on the system
of cash receipts and payment in religious organizations of the Christian Church of
Java Wiladeg are in accordance with internal control components according to the
Committees of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO).
This research is important for the Christian Church of Java Wiladeg to understand
and evaluate internal control on the system of cash receipts and payment that have
been applied.
This research was a case study on the Christian Church of Java Wiladeg.
The data were collected from interviews, observation and documentation. The
techniques to analysize the data used was using descriptive analysis.
The results of this study indicate that the internal controls in the Christian
Church of Java Wiladeg were not fully suitable with the five control components
under COSO. The components that were not yet compatible were the components
of the Control Environment, Risk Assessment and Control Activity.

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau

kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja

sama untuk mencapai tujuan bersama, dalam pelaksanaannya kegiatan yang

mereka lakukan tidak berorientasi pada penumpukan laba atau kekayaan

semata (Nainggolan, 2005 : 01). Organisasi ini memiliki beberapa bentuk,

seperti badan keagamaan, pendidikan yang meliputi badan termasuk yayasan

yang kegiatannya menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan, pemeliharaan

orang lanjut usia/panti jompo, pemeliharaan anak yatim piatu, pemeliharaan

anak atau orang terlantar, pemeliharaan anak atau orang cacat, santunan dan

pertolongan kepada bencana alam, kecelakaan, serta kegiatan sosial. Menurut

PSAK No.45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan

para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan

apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004: 45.1).

Gereja sebagai organisasi nirlaba keagamaan memiliki kegiatan

manajemen yang berkaitan dengan bidang sumber daya manusia dan

keuangan. Di dalam menjalankan kegiatannya, gereja memerlukan beberapa

alat pendukung yang dapat meningkatkan kualitas manajemen gereja seperti

kepemimpinan dan struktur organisasi yang baik serta rancangan anggaran,

sistem administrasi dan sistem pengelolaan keuangan yang baik. Sistem

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengelolaan yang baik perlu memperhatikan cara pengelolaan keuangan serta

pelaporan informasi keuangan gereja. Informasi keuangan gereja tersebut

berguna baik bagi pihak intern dalam proses pengambilan keputusan dan

melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan maupun pihak ekstern

organisasi dalam menilai, menganalisis dan mengevaluasi organisasi.

Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik, gereja

memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan gereja misalnya untuk pembelian barang, pembayaran listrik,

telepon, gaji pegawai dan lain-lain. Gereja mengupayakan perolehan dana

dari persembahan, baik dari persembahan jemaat maupun sumbangan-

sumbangan yang diperoleh dari jemaat gereja dan pihak-pihak lain. Di dalam

mengatur dan mengelola dana yang telah terkumpul, gereja memerlukan

informasi keuangan yang akurat untuk menjalankan kegiatan-kegiatan gereja,

sehingga pengelolaan keuangan gereja tidak lepas dari penggunaan sistem

informasi akuntansi.

Akuntansi adalah proses identifikasi, pengumpulan, dan penyimpanan

data serta proses pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2015:11), akuntansi adalah sistem informasi

karena SIA mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses akuntansi

dan data lain untuk menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.

Akuntansi digunakan gereja dalam melakukan pengumpulan uang

persembahan, pencatatan, penyimpanan, dan pemrosesan laporan keuangan.

Laporan keuangan dilaporkan secara periodik kepada jemaat sebagai bentuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pertanggungjawaban atas penggunaan uang yang diperoleh dari persembahan

jemaat. Di dalam gereja kristen menerapkan adanya anggaran, pelaporan dan

evaluasi secara periodik serta pengauditan internal. Suatu sistem informasi

akuntansi yang tidak memasukkan unsur pengendalian internal di dalamnya,

kemungkinan besar membuat penerapan sistem informasi tersebut tidak

berguna. Terdapat 4 (empat) tujuan umum pengendalian internal menurut

Mulyadi (2016:129), yaitu: (1) menjaga aset organisasi, (2) mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, (4)

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Coe dan Ellis (1991),

mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian internal di

lembaga negara negara bagian, lokal, dan nirlaba. Mereka memeriksa 127

kasus di North Carolina di mana pejabat negara bagian, lokal, dan nirlaba

dituntut karena kejahatan finansial dan melaporkan pengendalian yang

dilakukan. Mereka menentukan bahwa 38,6 persen kejahatan tersebut

merupakan hasil pemisahan tugas yang tidak tepat, 12,6 persen adalah hasil

dari kontrol pembelian yang buruk, dan 11,8 persen tidak terdeteksi karena

tidak ada audit yang dilakukan.

Berdasarkan bukti tersebut maka sistem pengendalian internal perlu

dilakukan dalam organisasi nirlaba seperti gereja. Gereja memiliki beberapa

karakteristik yang memengaruhi proses pengendalian yaitu tidak adanya

kepemilikan saham, tidak adanya pengukuran kinerja secara keseluruhan dan

dikelola oleh profesional yang biasanya dipilih dan tidak memiliki latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

belakang pendidikan serta pelatihan dalam manajemen akuntansi yang

memadai (Duncan, 1999).

Gereja Kristen Jawa merupakan gereja yang mampu mengatur diri

sendiri, mengembangkan diri sendiri, dan membiayai diri sendiri berdasarkan

Alkitab, Pokok-pokok Ajaran GKJ, serta Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan panggilannya, gereja memerlukan

sistem pengendalian internal yang baik. Dengan sistem pengendalian yang

baik, gereja dapat mengatur secara efektif dan efisien pengelolaan gereja.

Gereja dapat mengevaluasi tugas dan tanggungjawab pengurus sehingga

dapat mengembangkan diri sesuai dengan visi dan misi gereja. Gereja dapat

mengatur pengelolaan keuangan sesuai tujuan dan memungkinkan pengurus

dapat terhindar dari kecurangan serta tuduhan yang disangkakan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul “Analisis

Pengendalian Internal Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada

Organisasi Nirlaba Keagamaan (Studi Kasus Gereja Kristen Jawa Wiladeg)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah,

yaitu:

Apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di

organisasi keagamaan Gereja Kristen Jawa Wiladeg sudah sesuai dengan

komponen pengendalian internal menurut Commite of Sponsoring

Organizations of Treadway Commission (COSO)?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengendalian

internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di organisasi

keagamaan Gereja Kristen Jawa Wiladeg sudah sesuai dengan komponen

pengendalian internal menurut Commite of Sponsoring Organizations of

Treadway Commission (COSO).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan

pemikiran dan menambah informasi yang dapat berguna untuk

membantu meningkatkan kompetensi pengelolaan sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas pada organisasi keagamaan Gereja

Kristen Jawa Wiladeg.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan di

bidang akuntansi.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada

pembaca tentang sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada

organisasi nirlaba keagamaan gereja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori-teori di bidang akuntansi serta sebagai sarana untuk melatih

kemampuan analisis penulis.

E. Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan yang

menggambarkan alasan dipilihnya masalah yang akan

diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari serta

mendukung dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam

penelitian yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini berisi tentang penjelasan serta informasi objek

penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab V Analisis Data Dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang pembahasan serta analisis data yang

diperoleh menggunakan teori-teori yang digunakan guna

menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan

saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Definisi Sistem

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur menurut

Jerry FutzGerald (1981 : 5) sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang

tertentu”.

Menurut James A. Hall (2009:6), sistem merupakan sekelompok

dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Sedangkan menurut Romney

dan Steinbart (2015:3) sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen

yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyadi (2016: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang

erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa sistem

merupakan serangkaian komponen atau prosedur-prosedur yang saling

berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Jogiyanto (1999: 3-5), sistem mempunyai karakteristik

tertentu, yaitu:

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

a. Komponen (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa

suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batasan Sistem (boundary)

Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan

luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang

sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang

lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar

batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat

merugikan sistem tersebut.

d. Penghubung (interface)

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke

subsistem yang lainnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

e. Masukan (input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan

masukan sinyal (signal input).

f. Keluaran (output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan untuk susbsistem yang lain atau

supra sistem.

g. Pengolah (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

merubah masukan menjadi keluaran. Sistem akuntansi akan mengolah

data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan

laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.

h. Sasaran (objective) dan Tujuan (goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

3. Komponen Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2015: 11) sistem terdiri dari lima

komponen:

a. Orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan

melaksanakan berbagai fungsi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang

dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data

tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

c. Data tentang proses-proses organisasi.

d. Software,yang dipakai untuk memproses data organisasi.

e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

pendukung, dan peralatan untuk komunikasi.

B. Sistem Informasi Akuntansi

1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut James A Hall (2010: 5), sistem informasi akuntansi

adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sedangkan

menurut Romney dan Steinbart (2015: 11), akuntansi adalah sistem

informasi karena SIA mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan

memproses akuntansi dan data lain untuk menghasilkan informasi bagi

pembuat keputusan.

Menurut James A. Hall (2001:10), “sistem informasi akuntansi

adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction

processing systems, general ledger/financial reporting systems,

management reporting systems.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Dari beberapa definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi

akuntansi adalah pengorganisasian data yang dilakukan untuk memuaskan

kebutuhan para pemakai informasi akuntansi.

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Fakhri (2004:6) adalah

menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna.

Secara lebih khusus tujuannnya adalah :

a. Untuk mendukung operasi harian

b. Untuk medukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan

intern perusahaan

c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan

perusahaan

Meniurut James A. Hall (2009:21), tujuan sistem informasi

akuntansi yaitu:

a. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajeman. Administrasi

mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola

dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi akuntansi

menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ke

pengguna eksternal melalui laporan keuangan tredisional serta dari

berbagai laporan yang diwajibkan. Secara internal, pihak manajemen

menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan

pertanggungjawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

b. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. Sistem

informasi akuntansi memberikan pihak manajemen informasi yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tanggungjawab pengambilan

keputusan tesebut.

c. Mendukuang operasional harian perusahaan, sistem informasi

akuntansi menyediakan informasi bagi para personel operasional

untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dalam

cara yang efisien dan efektif.

3. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016:8-11), setiap sistem informasi terdiri dari

blok-blok bangunan yang membentuk sistem tersebut. Komponen

bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok, yaitu:

a. Blok masukan (input block)

Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi

beserta metode dan media yang digunakan untuk menangkap masukan

data tersebut kedalam sistem. Masukan terdiri dari transaksi,

permintaan, pertanyaan, perintah, dan pesan.

b. Blok model (model block)

Blok model terdiri dari logo-mathematical models yang mengolah

masukan dan data yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk

memproduksi hasil yang dikehendaki keluaran. Logico-mathematical

model dapat mengkombinasikan unsur-unsur data untuk menyediakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

jawaban atas suatu pertanyaan, atau dapat meringkas atau

menggabungkan data menjadi suatu laporan yang ringkas.

c. Blok keluaran (output block)

Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi

yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan

semua pemakai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar

organisasi. Keluaran sistem akuntansi dapat berupa laporan keuangan,

faktur, surat order pembelian, cek, laporan pelaksanaan anggaran,

jawaban atas suatu pertanyaan (misalnya berapa beban pengobatan

sampai dengan saat ini?), pesan, perintah, hasil suatu pengambilan

keputusan yang diprogram, skenario dan simulasi, dan aturan

pengambilan keputusan.

d. Blok teknologi (technology block)

Teknologi menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran serta

mengendalikan seluruh sistem. Dalam sistem informasi berbasis

komputer, teknologi terdiri dari tiga komponen: komputer dan

penyimpanan data di luar (auxuliary storage), telekomunikasi, dan

perangkat lunak (software).

e. Blok basis data (data base block)

Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan

untuk melayani kebutuhan pemakai informasi. Basis data dapat

diperlakukan dari dua sudut pandang: secara fisik dan secara logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Basis data secara fisik berupa media untuk menyimpan data, seperti

kartu buku besar, pita magnetik, disk, disket, kaset, kartu magnetik,

chip, dan microfilm. Basis data dapat dipandang dari sudut pandang

logis yang bersangkutan dengan bagaimana struktur penyimpanan

data sehingga menjamin ketepatan, ketelitian, dan relevansi

pengambilan informasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

f. Blok pengendalian (control block)

Semua sistem informasi harus dilindingi dari bencana dan ancaman,

seperti bencana alam, api, kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan

dan penggelapan, penyadapan, ketidakefsienan, sabotase, dan orang-

orang yang dibayar untuk melakukan kejahatan.

4. Prinsip Prinsip Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien didasarkan pada

beberapa prinsip dasar. Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu sebagai berikut

(Weygandt et al. 2007:396).

a. Keefektifan biaya. Sistem informasi akuntansi harus efektif biaya.

b. Tingkat kegunaan. Agar berguna, informasi harus dapat dimengerti,

relevan, dapat diandalkan, tepat waktu, dan akurat.

c. Fleksibilitas. Sistem harus cukup fleksibel dalam memenuhi

perubahan permintaan informasi yang dibutuhkan.

5. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Dasaratha (2009:7-8) SIA dapat memberikan lima macam

penggunaan informasi akuntansi, yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

a. Membuat Laporan Eksternal

Sebuah organisasi menggunakan sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan laporan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan

informasi dari para pihak eksternal seperti kreditur, investor,

pemerintah dan pihak lainnya. Bentuk dan isi laporan yang dibuat

untuk pihak pihak eksternal relatif sama. Informasi-informasi yang

dibutuhkan perlu dicatat untuk dapat menghasilkan laporan yang lebih

cepat.

b. Mendukung Aktivitas Rutin

Para pimpinan memerlukan suatu sistem informasi akuntansi untuk

menangani aktivitas operasi organisasi. Aktivitas yang terjadi dapat

berupa aktivitas penerimaan, aktivitas pengeluaran dan aktivitas

operasi lainnya.

c. Mendukung Pengambilan Keputusan

Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan

yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Informasi

ini penting untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan oleh para pemimpin.

d. Perencanaan dan Pengendalian

Suatu sistem informasi akuntansi juga diperlukan untuk aktivitas

perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan

biaya disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk

membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

e. Menerapkan Pengendalian Internal

Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-

prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi

aset-aset organisasi dari tindakan kecurangan serta menjaga

keakuratan data keuangan.

6. Sistem Informasi Akuntansi Organisasi Keagamaan

Pada organisasi keagamaan terdapat beberapa siklus yang

membentuk sistem informasi akuntansi, yaitu:

a. Siklus Peneriman

Menurut Mulyadi (2016:380), penerimaan kas untuk penjualan

tunai dapat dilakukan dengan prosedur penerimaan kas dari over-the-

counter sales. Prosedur yang dilakukan dalam penerimaan kas ini

yaitu: pembeli datang ke toko atau perusahaan lalu memesan barang

atau produk yang akan dibeli kepada wiraniaga di Bagian Penjualan.

Lalu pembeli akan melakukan pembayaran kepada Bagian Kasir.

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, kartu kredit, cek

pribadi (personal check), atau kartu debit. Kemudian, Bagian

Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan

pesanan kepada pembeli dan Bagian Pengiriman menyerahkan barang

tersebut. Setelah itu, Bagian Kasir menyetorkan kas yang diterima ke

bank. Transaksi ini kemudian dicatat oleh Bagian Akuntansi.

Pendapatan penjualan dicatat ke dalam jurnal penjualan dan

penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Menurut Mulyadi (2016:386), dokumen yang dibutuhkan

dalam melakukan transaksi penerimaan kas, antara lain:

(1) Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam informasi terjadinya

transaksi penjualan tunai oleh perusahaan. Dokumen ini diisi oleh

fungsi yang kemudian digunakan sebagai pengantar kepada fungsi

kas saat pembeli akan membayar.

(2) Cash register tape

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas saat menerima pembayaran

dari pembeli dengan menggunakan cash register.

(3) Credit card sales slip

Dokumen ini merupakan dokumen yang dicetak oleh bank yang

menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang

menjadi anggota dari kartu kredit tersebut. Dokumen ini diisi oleh

fungsi kas yang berfungsi untuk menagih uang tunai dari bank yang

menerbitkan kartu kredit atas transaksi pembelian yang dilakukan

oleh pemegang kartu kredit.

(4) Bill of lading

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari

perusahaan penjualan barang kepada perusahaan jasa pengantar

barang.

(5) Bukti setor bank

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyetoran kas ke bank yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

dibuat oleh fungsi kas.

(6) Rekapitulasi beban pokok penjualan

Dokumen ini berfungsi sebagai daftar untuk meringkas harga

pokok produk yang dijual dalam periode tertentu.

b. Siklus Pengeluaran

Menurut Diana dan Setiawati (2011:122) secara umum, lima

jenis pembelian yang dilakukan dalam perusahaan, antara lain:

(1) Pembelian barang dagangan

Barang dagangan merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan

untuk dijual kembali, tanpa merubah bentuk dari barang tersebut

ataupun memberi nilai tambah pada produk tersebut.

(2) Pembelian bahan baku dan bahan pembantu

Bahan baku dan bahan pembantu adalah bahan atau material yang

digunakan oleh perusahaan untuk membuat atau memproduksi

suatu produk yang kemudian dapat dijual.

(3) Pembelian supplies (bahan habis pakai)

Bahan habis pakai (supplies) merupakan barang yang diperlukan

oleh perusahaan untuk membantu jalannya kegiatan operasional

usaha dan barang tersebut biasanya habis digunakan dalam jangka

waktu kurang dari satu tahun.

(4) Pembelian peralatan

Peralatan merupakan barang yang digunakan oleh perusahaan yang

biasanya jangka waktu pemakaiannya dapat lebih dari satu tahun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

(5) Pembelian aktiva tetap

Aktiva tetap merupakan barang yang memberi manfaat di masa

depan yang dibeli dan digunakan oleh perusahaan yang umur

ekonomisnya lebih dari satu tahun.

Terdapat dua jenis pembelian yang biasanya dilakukan, antara

lain:

1) Pembelian tunai

a) Proses bisnis dalam siklus pembelian tunai

Bagian yang kehabisan barang atau membutuhkan barang

membuat Surat Permintaan Pembelian. Kemudian bagian tersebut

memberikan Surat Permintaan Pembelian kepada Bagian

Pembelian. Setelah menerima Surat Permintaan Pembelian,

Bagian Pembelian mengajukan kasbon kepada Pengelola Kasbon

untuk mendapatkan uang tunai yang dibutuhkan untuk membeli

barang tersebut. Lalu, Bagian Pembelian membeli barang-barang

yang dibutuhkan sesuai dengan informasi yang dicantumkan

dalam Surat Permintaan Pembelian. Bagian Pembelian

memberikan barang tersebut kepada pihak yang membutuhkan

dan kemudian pihak tersebut membubuhkan tanda tangan pada

Faktur Pembelian. Tanda tangan ini digunakan sebagai bukti

bahwa pihak tersebut telah menerima barang dari Bagian

Pembelian. Selanjutnya, Bagian Pembelian membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

pertanggungjawaban atas kasbon tersebut dan menyerahkan sisa

uang kepada Pengelola Kasbon.

b) Dokumen dalam Pembelian Tunai

Menurut Diana dan Setiawati (2011:124-125), dokumen yang

digunakan dalam transaksi pembelian tunai, yaitu:

1. Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk merekam permintaan

pembelian dari departemen lain yang membutuhkan barang

kepada bagian pembelian.

2. Blanko Kasbon

Blanko kasbon ini berfungsi untuk meminta kas dari bagian

pengelola kasbon yang jumlah kas yang diminta berdasarkan

perkiraan dalam Surat Permintaan Pembelian.

3. Faktur Pembelian Tunai

Dokumen ini merupakan dokumen yang berasal dari toko

atau pemasok di mana perusahaan melakukan pembelian

secara tunai.

4. Blanko Penyelesaian Kasbon

Dokumen ini digunakan untuk membuat pertanggungjawaban

atas kasbon yang kemudian diserahkan kepada pengelola

kasbon.

2) Pembelian Kredit

a) Proses Bisnis dalam Siklus Pembelian Kredit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Bagian yang kehabisan barang atau membutuhkan barang

membuat Surat Permintaan Pembelian. Kemudian bagian tersebut

memberikan Surat Permintaan Pembelian kepada Bagian

Pembelian. Setelah menerima Surat Permintaan Pembelian,

Bagian Pembelian memesan barang ke pemasok menggunakan

Surat Order Pembelian, yang dibuat berdasarkan Surat

Permintaan Pembelian. Saat barang pesanan datang, bagian yang

membutuhkan barang dan Bagian Pembelian mengecek barang

tersebut. Jika barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang

tercantum dalam Surat Order Pembelian, Bagian Akuntansi akan

membuat nota retur dan mengembalikan barang-barang tersebut.

Jika pesanan yang datang sesuai, maka barang akan diserahkan

kepada bagian yang membutuhkan. Bagian Akuntansi, khususnya

yang menangani utang usaha menerima tagihan dari pemasok.

Menjelang tanggal jatuh tempo, Bagian Akuntansi akan

menyiapkan Bukti Kas Keluar untuk membayar utang ke

pemasok. Kepala Bagian Keuangan mengotorisasi Bukti Kas

Keluar dan slip transfer atau cek dan Bukti Kas Keluar dan cek

atau slip transfer diserahkan kepada Bagian Kasir. Lalu, Bagian

Kasir memproses pelunasan utang dan Bukti Kas Keluar dan copy

cek atau slip transfer diserahkan kepada Bagian Akuntansi untuk

dicatat.

b) Dokumen dalam Pembelian Kredit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Menurut Diana dan Setiawati (2011:132) dokumen yang

digunakan dalam transaksi pembelian kredit, antara lain:

1. Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk merekam permintaan pembelian

dari departemen lain yang membutuhkan barang kepada bagian

pembelian.

2. Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang yang ingin

dibeli kepada pihak pemasok yang dibuat oleh Bagian

Pembelian.

3. Nota Retur

Dokumen ini digunakan untuk pengembalian barang yang

dikirim oleh pemasok jika barang yang diterima tidak sesuai

dengan yang dipesan. Dokumen ini dibuat oleh Bagian

Akuntansi.

4. Faktur Pembelian

Dokumen ini merupakan dokumen tagihan yang diterima dari

pemasok.

5. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh Bagian Akuntansi berdasarkan

informasi yang ada dalam faktur dan Surat Order Pembelian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang merupakan permintaan pembayaran utang kepada

pemasok.

c. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian

Menurut Diana dan Setiawati (2011:182), dokumen yang

digunakan dalam pembayaran gaji, antara lain:

1) Kartu waktu

Kartu waktu digunakan untuk merekam kehadiran karyawan

setiap harinya, yakni jam karyawan tersebut datang dan pulang

dari kantor.

2) Daftar gaji

Daftar gaji ini berisi besar gaji seluruh karyawan yang bekerja di

perusahaan sehingga perusahaan bisa mengetahui total beban gaji

yang dikeluarkan.

3) Slip gaji

Dokumen ini berisi rincian gaji karyawan yang bertujuan agar

karyawan mengetahui komponen-komponen pemberian gaji

kepada mereka, serta agar tidak terjadi salah pemberian gaji.

4) Daftar transfer

Dokumen ini digunakan sebagai surat perintah kepada bank untuk

mengirimkan atau mentransfer uang dengan nominal tertentu

kepada masing-masing karyawan yang menerima gaji.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Berikut proses penggajian melalui transfer menurut Diana dan

Setiawati (2011:185), yaitu: Bagian Personalia merekam atau

mencatat kehadiran karyawan setiap hari, bisa juga menggunakan alat

sidik jari atau kartu waktu. Kemudian, Bagian Penggajian menghitung

gaji dari karyawan tersebut beserta dengan Pajak Penghasilan pasal

21, lalu Bagian Penggajian menyusun daftar gaji, daftar transfer, dan

slip gaji. Bagian Penggajian lalu menyerahkan slip gaji dan daftar gaji

kepada Bagian Akuntansi untuk dibuatkan Bukti Kas Keluar. Bagian

Akuntansi memeriksa penghitungan daftar gaji dan mengecek

kesesuaian antara daftar gaji dengan slip gaji. Lalu, Bagian Akuntansi

menyerahkan slip gaji kepada setiap karyawan sesuai dengan nama

yang tercantum. Bukti Kas Keluar yang dilampiri dengan daftar gaji

dan slip gaji diberikan kepada Bagian Keuangan. Bagian Keuangan

mengecek kesesuaian informasi yang ada di dalam daftar gaji dan

daftar transfer kemudian menandatangani daftar gaji dan daftar

transfer. Setelah itu, daftar transfer diserahkan ke bank terkait untuk

mengirimkan gaji masing-masing karyawan.

C. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Diana dan Setiawati (2011: 82) pengendalian intern adalah

semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh

suatu kegiatan usaha untuk mengumumkan harta kekayaannya, mengecek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan

efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial

yang telah ditetapkan.

Menurut Mulyadi (2016: 129), sistem pengendalian intern meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan

data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Menurut Commite of Sponsoring Organization of Treadway

Commission (COSO) (2013:15), pengendalian internal diefinisikan

sebagai:

“Suatu proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen, dan

personal lainnya, yang dirancang, untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi

(operations), pelaporan (reporting), dan kepatuhan (compliance).”

Menurut Haryono Jusup (2001:252), terdapat beberapa konsep

dasar dari definisi pengendalian internal, yaitu:

a. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan

tertentu.

b. Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia, bukan hanya terdiri

dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

c. Pengendalian intern diharapkan hanya memberikan keyakinan

memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan

komisaris.

d. Pengendalian intern adalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan

berkaitan dengan pelaporan keuangan, kesesuaian, dan operasi.

Dari definisi-definisi pengendalian intern, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian internal merupakan suatu sistem yang dikoordinasikan untuk

memberikan keyakinan terhadap suatu organisasi dalam menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2. Tujuan Pokok Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016:129), ada empat tujuan pokok sistem

pengendalian intern yang secara singkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Menjaga aset organisasi

Kekayaan fisik suatu organisasi dapat hilang karena dicuri, disalah

gunakan, atau hancur karena kecelakaan. Kekayaan yang tidak

memiliki wujud fisik, akan rawan oleh kecurangan jika dokumen

penting dan catatan tidak dijaga. Oleh karena itu, perlu adanya

pengendalian yang memadai untuk melindungi kekayaan tersebut.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Informasi keuangan yang diteliti dan andal sangat dibutuhkan dalam

kelancaran jalannya kegiatan usaha. Informasi keuangan tersebut oleh

manajemen digunakan sebagai suatu pegangan untuk mengambil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

sebuah keputusan. Sistem pengendalian intern dibuat untuk

memberikan sebuah jaminan dari suatu proses pengelolaan data

akuntansi yang akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang

teliti dan andal. Karena data akuntansi, kekayaan perusahaan dapat

berubah, maka ketelitian dan keandalan dari data akuntansi harus dapat

dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh perusahaan.

c. Mendorong efisiensi

Sistem pengendalian intern ditujukan untuk mencegah adanya

duplikasi penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang

dianggap tidak perlu atau adanya pemborosan dalam segala kegiatan

bisnis perusahaan.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan

prosedur sistem pengendalian intern yang ditunjukan untuk

memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen

dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

Dilihat dari tujuan-tujuannya di atas, sistem pengendalian intern

dapat dikelompokkan menjadi pengendalian intern akuntansi (internal

accounting control) dan pengendalian intern administratif (internal

administrative control). Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur

organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama

untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian serta

keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan

dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat

dipercaya. Sedangkan dalam pengendalian intern administratif meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan

terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Menurut Commite of Sponsoring Organization of Treadway

Commission (COSO) (2013:16), terdapat tiga jenis tujuan pengendalian,

yaitu:

a. Tujuan Operasi (Operations Objectives)

Tujuan pengendalian dalam hal operasi adalah melakukan operasi

secara efektif dan efisien. Hal ini termasuk tujuan organisasi dalam hal

kinerja keuangan dan operasional, serta menjaga aset organisasi agar

tetap aman.

b. Tujuan Pelaporan (Reporting Objectives)

Tujuan pengendalian dalam hal pelaporan adalah berkaitan dengan

pelaporan baik secara keuangan maupun non keuangan internal dan

eksternal. Selain itu hal ini juga meliputi syarat yang ditetapkan oleh

pembuat kebijakan, penyusun standar atau kebijakan organisasi,

seperti reabilitas, ketepatwaktuan, transparansi, dan sebagainya.

c. Tujuan Kepatuhan (Compliance Objectives)

Tujuan pengendalian mengenai keputusan berkaitan dengan ketaatan

organisasi atas hukum dan peraturan yang berlaku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

3. Komponen-komponen Pengendalian Intern

Menurut Commite of Sponsoring Organization of Treadway

Commission (COSO) (2013:45), Pengendalian internal mempunyai lima

komponen, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan

struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian

internal di seluruh organisasi. Dalam Commite of Sponsoring

Organization of Treadway Commission (COSO) (2013:56), terdapat

lima prinsip yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian antara

lain:

1) Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-

nilai etika.

Menurut COSO dalam Integrate Framework (2013:86), terdapat

empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Menetapkan pola atau gaya di tingkat puncak

Dewan direksi dan manajemen pada semua level entitas

menunjukkan melalui arahan, tindakan, dan perilaku mereka

mengenai pentingnya integritas dan nilai-nilai etika untuk

mendukung fungsi sistem pengendalian internal.

b) Menetapkan standar yang dilakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Ekspektasi dewan direksi dan manajer senior mengenai

integritas dan nilai-nilai etika didefinisikan dalam standar

entitas dengan melakukan dan memahami semua level

organisasi dan penyedia jasa dari luar dan rekan bisnis.

c) Mengevaluasi ketaatan untuk standar yang dilakukan

Proses untuk mengevaluasi kinerja individu dan tim dalam

menerapkan standar yang telah ditetapkan.

d) Membicarakan penyimpangan pada waktu yang tepat

Penyimpangan dari standar yang diharapkan entitas

diidentifikasi dan diperbaiki secara konsisten dan tepat waktu.

2) Dewan direksi menunjukkan independensi dari manajemen dan

melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal.

Menurut COSO dalam Integrate Framework (2013:93), terdapat

empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Menetapkan tanggungjawab pengawasan

Dewan direksi mengidentifikasi dan menerima tanggungjawab

pengawasan dalam hubungan untuk menetapkan persyaratan

dan ekspetasi.

b) Menggunakan keahlian yang relevan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Dewan direksi mendefinisikan, memelihara, dan secara

periodik mengevaluasi keterampilan dan keahlian yang

dibutuhkan di antara anggota-anggotanya untuk memampukan

mereka menanyakan pertanyaan pemeriksaan dari manajemen

senior dan mengambil tindakan yang cocok.

c) Mengoperasikan secara independen

Dewan direksi mempunyai anggota yang cukup yang

independen dari manajemen dan bertujuan dalam

mengevaluasi dan membuat keputusan.

d) Menyediakan pengawasan untuk sistem pengendalian internal

Dewan direksi memberikan tanggungjawab pengawasan untuk

desain manajemen, implementasi, dan melakukan

pengendalian internal.

3) Manajemen menetapkan dengan badan pengawas, struktur, alur

pelaporan, dan otoritas dan tanggungjawab yang tepat dalam

pencapaian tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:102), terdapat

tiga poin penting berhubungan dengan karakteristik prinsip ini,

yaitu:

a) Mempertimbangkan seluruh struktur dalam entitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Manajemen dan dewan direksi mempertimbangkan berbagai

struktur yang digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan.

b) Menetapkan alur pelaporan

Manajemen mendesain dan mengevaluasi alur pelaporan untuk

setiap struktur entitas untuk mampu melaksanakan otoritas dan

tanggung jawab dan mengalirkan informasi untuk mengatur

aktivitas entitas.

c) Mendefinisikan, memberikan, dan membatasi otoritas dan

tanggung jawab.

Otoritas memberikan wewenang kepada seseorang untuk

berperilaku seperti yang dibutuhkan, namun otoritas seseorang

juga perlu untuk mendefinisikan batasan wewenangnya.

Manajemen dan dewan direksi mendelegasikan wewenang,

mendefinisikan tanggung jawab, dan menggunakan proses dan

teknologi yang tepat untuk menempatkan tanggung jawab dan

pemisahan tugas pada berbagai level dalam organisasi.

4) Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik,

mengembangkan, dan memelihara orang-orang yang kompeten

sejalan dengan tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:102), terdapat

empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Menetapkan kebijakan dan praktek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Kebijakan dan praktek mencerminkan ekspetasi kompetensi

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

b) Mengevaluasi kompetensi dan membicarakan kekurangan

Dewan direksi dan manajemen mengevaluasi kompetensi untuk

sumber daya manusia dalam organisasi maupun penyedia jasa

dari luar (outsourching) dalam relasi untuk menetapkan

kebijakan dan praktek, dan membicarakan kekurangan-

kekurangan jika diperlukan.

c) Menarik, mengembangkan, dan memelihara individu-individu

atau sumber daya manusia.

Organisasi menyediakan konsultasi dan pelatihan yang

dibutuhkan untuk menarik, mengembangkan dan memelihara

personel ataupun penyedia jasa dari luar yang cukup dan

kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan.

d) Perencanaan dan persiapan untuk penggantian

Manajemen senior dan dewan direksi mengembangkan

kemungkinan rencana untuk tugas dari tanggung jawab yang

penting dalam pengendalian internal.

5) Organisasi memiliki orang-orang yang bertanggungjawab untuk

tanggung jawab pengendalian internal mereka sejalan dengan

tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:102), terdapat

lima poin penting berhubungan dengan karakteristik prinsip ini,

yaitu:

a) Menjalankan akuntabilitas melalui struktur, otoritas dan

tanggung jawab.

Akuntabilitas mengarah ke kepemilikan wewenang untuk

kinerja pengendalian internal dalam pencapaian tujuan dengan

mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas.

Manajemen dan dewan direksi menetapkan mekanisme untuk

mengkomunikasikan dan memiliki individu yang

bertanggungjawab untuk kinerja tanggung jawab pengendalian

internal seluruh organisasi dan mengimplementasikan tindakan

perbaikan jika dibutuhkan.

b) Menetapkan pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan.

Manajemen dan dewan direksi menetapkan pengukuran

kinerja, insentif, dan penghargaan lain yang tepat untuk

tanggung jawab pada semua level pada entitas, mencerminkan

dimensi yang tepat dari kinerja dan mengharapkan standar

dilaksanakan, dan mempertimbangkan pencapaian tujuan

jangka panjang maupun jangka pendek.

c) Mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan

secara relevan dan terus-menerus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Manajemen dan dewan direksi menyepakati insentif dan

penghargaan dengan penyelesaian tanggung jawab

pengendalian internal dalam mencapai tujuan.

d) Mempertimbangkan tekanan yang terlalu banyak

Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi dan

menyesuaikan tekanan yang diasosiasikan pencapaian tujuan

dengan mereka memberikan tanggung jawab, mengembangkan

pengukuran kinerja, dan mengevaluasi kinerja.

e) Mengevaluasi kinerja dan penghargaan atau kedisiplinan

individu.

Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi kinerja tanggung

jawab dan mengharapkan level-level kompetensi dan

menyediakan penghargaan atau pelatihan tindakan disiplin

yang tepat.

b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber

eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan

suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.

Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk

mengidentifikasi dan menilai resiko terhadap pencapaian tujuan.

Resiko terhadap pencapaian tujuan dianggap “relatif” atau tergantung

pada toleransi resiko yang ditetapkan entitas. Menurut Commitee of

Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

(2013:57), terdapat empat prinsip berkaitan dengan penaksiran risiko,

yaitu:

1) Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk

mampu mengidentifikasikan dan menaksir risiko yang terkait

dengan tujuan.

Dalam prinsip ini, tujuan-tujuan berkaitan dengan tujuan operasi,

tujuan pelaporan (baik internal maupun eksternal), dan tujuan

kepatuhan.

a) Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan operasi yaitu:

mencerminkan pilihan manajemen, mempertimbangkan batas

toleransi yang dapat diterima untuk resiko, memasukkan tujuan

kinerja operasi dan keuangan, dan membentuk suatu dasar

untuk menjalankan sumber daya.

b) Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan

kepada pihak eksternal antara lain: patuh dengan standar

akuntansi yang dapat diterapkan, mempertimbangkan

materialitas, dan mencerminkan aktivitas entitas.

c) Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pelaporan non-

keuangan kepada pihak eksternal, terdiri dari: patuh dengan

standar dan kerangka yang ditetapkan eksternal,

mempertimbangkan level ketelitian yang dibutuhkan, dan

mencerminkan aktivitas entitas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

d) Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan pelaporan internal

antara lain: mencerminkan pilihan manajemen,

mempertimbangkan level ketelitian yang dibutuhkan, dan

mencerminkan aktivitas entitas.

e) Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan kepatuhan antara lain:

mencerminkan hukum dan regulasi eksternal dan

mempertimbangkan toleransi yang dapat diterima atas resiko.

2) Organisasi mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan untuk

semua entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana risiko seharusnya dikelola.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:139), terdapat

lima poin penting berhubungan dengan karakteristik prinsip ini,

yaitu:

a) Memasukkan level entitas, cabang, divisi, unit operasi, dan

fungsional.

Organisasi mengidentifikasi dan menilai risiko pada level

entitas, cabang, divisi, unit operasi, dan fungsional yang

relevan dengan pencapaian tujuan. Identifikasi risiko

merupakan proses yang berulang dan biasanya diintegrasikan

dengan proses perencanaan.

b) Menganalisis faktor internal dan eksternal.

Identifikasi risiko mempertimbangkan faktor eksternal dan

internal dan pengaruhnya dalam pencapaian tujuan. Faktor


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

eksternal, terdiri dari: ekonomi, lingkungan alam, regulasi,

sosial, teknologi, dan operasi di negara asing (foreign

operation). Sedangkan faktor internal, terdiri dari:

infrastruktur, struktur manajemen, personel, akses atas aset,

dan teknologi.

c) Melibatkan level manajemen yang tepat.

Organisasi memasukkan mekanisme penaksiran risiko yang

efektif dengan melibatkan level manajemen yang tepat.

d) Mengestimasi tingkat signifikan risiko yang teridentifikasi.

Risiko yang diidentifikasi dianalisis melalui suatu proses

termasuk mengestimasi risiko signifikan yang potensial.

e) Menentukan bagaimana respon terhadap resiko.

Penaksiran risiko termasuk mempertimbangkan bagaimana

risiko sebaiknya diatur entah itu diterima, dihindari, dikurangi,

maupun dibagi.

3) Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam

penaksiran resiko untuk mencapai tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:151), terdapat

empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Mempertimbangkan berbagai jenis kecurangan (fraud).

Penaksiran kecurangan mempertimbangkan pelaporan yang

curang, kemungkinan kehilangan aset, dan korupsi yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

dihasilkan dari berbagai cara bahwa kecurangan dan kejahatan

bisa terjadi.

b) Menaksir dorongan dan tekanan.

Dorongan dan tekanan biasanya dihasilkan dari lingkungan

pengendalian. Hal ini dapat merupakan pengaruh yang

potensial untuk risiko kecurangan.

c) Menaksir kesempatan.

Kesempatan mengacu pada kemampuan untuk sebenarnya

memperoleh, menggunakan, atau membuang aset yang

mungkin disertai dengan perubahan pencatatan entitas.

Kesempatan diciptakan oleh aktivitas pengendalian dan

pengawasan yang lemah, pengawasan manajemen yang buruk,

dan penolakan kontrol manajemen.

d) Menaksir perilaku dan rasionalisasi.

Penaksiran risiko kecurangan mempertimbangkan bagaimana

manajemen dan personel lainnya mungkin terlibat dalam dan

membenarkan tindakan yang salah.

4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan

yang bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara

signifikan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:159), terdapat

tiga poin penting berhubungan dengan prinsip ini, antara lain:

a) Menaksir perubahan dalam lingkungan eksternal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Proses identifikasi risiko mempertimbangkan perubahan

regulasi, ekonomi, dan lingkungan fisik di mana entitas

beroperasi.

b) Menaksir perubahan dalam model bisnis.

Organisasi mempertimbangkan pengaruh potensial dari jenis

bisnis baru, secara dramatis mengubah komposisi dari jenis

bisnis yang telah ada, memperoleh atau melepaskan operasi

bisnis pada sistem pengendalian internal, pertumbuhan yang

cepat, perubahan dalam geografi asing, dan teknologi baru.

c) Menaksir perubahan dalam kepemimpinan.

Organisasi mempertimbangkan perubahan dalam manajemen

dan tindakan masing-masing dan filosofi dalam sistem

pengendalian internal.

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian (Control Activities) adalah tindakan

yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap

pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian (Control

Activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap

dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi. Menurut Commitee of

Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

57-58), terdapat tiga prinsip yang berhubungan dengan aktivitas

pengendalian, antara lain:

1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan

pada level yang dapat diterima.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:166), terdapat

enam poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Mengintegrasikan dengan penaksiran risiko.

Aktivitas pengendalian membantu menjamin bahwa respon

risiko yang menyebut dan mengurangi risiko dilakukan.

b) Mempertimbangkan faktor spesifik entitas.

Manajemen mempertimbangkan bagaimana lingkungan,

kompleksitas, alam, dan bidang operasi, maupun karakteristik

organisasi yang spesifik mempengaruhi pemilihan dan

pengembangan aktivitas pengendalian.

c) Menetapkan proses bisnis yang relevan.

Manajemen menetapkan proses bisnis yang relevan yang

memerlukan aktivitas pengendalian.

d) Mengevaluasi campuran tipe pengendalian internal.

Aktivitas pengendalian termasuk susunan dan berbagai

pengendalian dan mungkin termasuk suatu kesinambungan

untuk mengurangi risiko, mempertimbangkan kontrol secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

manual ataupun otomatisasi, dan kontrol pencegahan dan

detektif.

e) Mempertimbangkan pada level apa aktivitas pengendalian

pada berbagai level dalam entitas.

Manajemen mempertimbangkan aktivitas pengendalian pada

berbagai level dalam entitas.

f) Adanya pemisahan tugas.

Manajemen melakukan pemisahan tugas antara tugas-tugas

yang berpotensi untuk terjadinya kecurangan. Tugas-tugas

yang biasanya dipisahkan adalah fungsi otorisasi, fungsi

pemegang harta, dan fungsi pencatat.

2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian

tujuan.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:178), terdapat empat poin penting berhubungan dengan

prinsip ini, yaitu:

a) Menentukan ketergantungan antara kegunaan teknologi dalam

proses teknis dan teknologi dalam pengendalian umum.

Manajemen memahami dan menetapkan ketergantungan dan

hubungan antara proses bisnis, aktivitas pengendalian yang

otomatis, dan pengendalian teknologi secara umum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

b) Menetapkan infrastruktur teknologi aktivitas pengendalian

yang relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian melalui infrastruktur teknologi yang didesain dan

diimplementasikan untuk membantu menjamin kelengkapan,

akurasi dan ketersediaan dari proses teknologi.

c) Menetapkan aktivitas pengendalian dalam proses keamanan

manajemen yang relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian yang didesain dan diimplementasikan untuk

membatasi hak akses atas teknologi untuk mengotorisasi

pengguna yang sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan

mereka dan untuk melindungi aset entitas dari ancaman

eksternal.

d) Menetapkan proses akuisisi, pengembangan, dan pemeliharaan

aktivitas pengendalian yang relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian melalui akuisisi, pengembangan, dan

pemeliharaan teknologi dan infrastuktur untuk mencapai tujuan

manajemen.

3) Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang

memasukkan kebijakan dalam tindakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:184-185),

terdapat enam poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendukung

penyebaran arahan manajemen.

Manajemen menetapkan aktivitas pengendalian yang dibangun

menjadi proses bisnis dan aktivitas karyawan sehari-hari

melalui penetapan kebijakan yang diharapkan dan tindakan

sesuai dengan prosedur yang relevan.

b) Menetapkan tanggungjawab untuk pelaksanaan kebijakan dan

prosedur.

Manajemen menetapkan tanggung jawab untuk aktivitas

pengendalian dengan manajemen unit bisnis atau fungsi yang

memiliki risiko yang relevan.

c) Melaksanakan dalam cara yang tepat waktu.

Tanggung jawab personel melaksanakan aktivitas pengendalian

dalam cara yang tepat waktu didefinisikan dengan kebijakan

dan prosedur.

d) Mengambil tindakan perbaikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tanggung jawab personel menginvestigasi dan bertindak dalam

persoalan yang diidentifikasi sebagai hasil pelaksanaan

aktivitas pengendalian.

e) Pelaksanaan menggunakan personel yang kompeten.

Personel yang kompeten dengan otoritas yang cukup

melaksanakan aktivitas pengendalian dengan rajin dan fokus

terus-menerus.

f) Menaksir kembali kebijakan dan prosedur.

Manajemen secara periodik mereview aktivitas pengendalian

untuk menetapkan keberlangsungan yang relevan dan

memperbaruinya ketika dibutuhkan.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dibutuhkan entitas untuk melakukan tanggung jawab

pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuan.

Manajemen menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas dari

sumber eksternal dan internal untuk mendukung fungsi dari

pengendalian internal. Komunikasi merupakan proses yang berulang

untuk menyediakan, membagi, dan menghasilkan kebutuhan

informasi. Komunikasi internal adalah informasi yang disebarkan

dalam seluruh organisasi. Sedangkan komunikasi eksternal ada dua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

macam, yaitu memungkinkan datangnya komunikasi dari informasi

eksternal yang relevan dan menyediakan informasi untuk pihak.

Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway

Commission (COSO) (2013:58), ada tiga prinsip yang berkaitan

dengan informasi dan komunikasi, yaitu:

1) Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang

relevan dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian

internal.

Menurut COSO(2013:193), terdapat lima poin penting

berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Mengidentifikasi keperluan informasi.

Suatu proses untuk mengidentifikasi informasi yang

dibutuhkan dan diharapkan untuk mendukung fungsi

komponen lain dari pengendalian internal dan mencapai tujuan

entitas.

b) Mendapatkan sumber data internal dan eksternal.

Sistem informasi mengungkap sumber data internal dan

eksternal.

c) Memproses data yang relevan menjadi informasi.

Sistem informasi memproses dan mentransformasikan data

yang relevan menjadi informasi.

d) Memelihara kualitas melalui pemrosesan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Sistem informasi memproduksi informasi yang tepat waktu,

sekarang, akurat, lengkap, dapat diakses, dilindungi, dan dapat

diverifikasi dan dipelihara. Informasi direview untuk

relevansinya dalam mendukung komponen pengendalian

internal.

e) Mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Sifat, jumlah, dan ketelitian dalam mengkomunikasikan

informasi disertakan dan mendukung pencapaian tujuan.

1. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk

tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang

diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:201), terdapat

empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Mengkomunikasikan informasi pengendalian internal.

Suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi yang

dibutuhkan untuk memampukan seluruh personil memahami

dan melakukan tanggung jawab pengendalian internal mereka.

b) Mengkomunikasikan dengan dewan direksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Komunikasi ada di antara manajemen dan dewan direksi

sehingga keduanya memiliki informasi yang dibutuhkan untuk

memenuhi peran mereka dengan menghormati tujuan entitas.

c) Menyediakan pemisahan alur komunikasi.

Pemisahan saluran komunikasi, seperti saluran whistle-blower

berada di tempat dan berfungsi sebagai mekanisme gagal dan

simpan untuk memungkinkan komunikasi anonim dan rahasia

ketika saluran normal berfungsi dengan tidak normal dan tidak

efektif.

d) Memilih metode komunikasi yang relevan.

Metode komunikasi mempertimbangkan waktu, pendengar, dan

sifat dari informasi tersebut.

2. Organisasi mengkomunikasikan dengan pihak eksternal mengenai

persoalan yang mempengaruhi fungsi dari pengendalian internal.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:208), terdapat

lima poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

a) Mengkomunikasikan dengan pihak eksternal.

Suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi yang

relevan dan tepat waktu untuk pihak eksternal termasuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

shareholders, rekan, pemilik, pembuat regulasi, konsumen, dan

analisis keuangan dan pihak eksternal lainnya.

b) Memungkinkan datangnya komunikasi.

Saluran komunikasi terbuka mengizinkan masukan (input) dari

pelanggan, pemasok, auditor eksternal, pembuat regulasi, analis

keuangan, dan lainnya memberikan informasi yang relevan

kepada manajemen dan dewan direksi.

c) Mengkomunikasikan dengan dewan direksi.

Informasi yang relevan yang dihasilkan dari penilaian yang

dilakukan oleh pihak eksternal dikomunikasikan ke dewan

direksi.

d) Menyediakan jalur pemisahan komunikasi.

Saluran komunikasi terpisah, seperti hotline whistle blower,

tersedia dan berfungsi sebagai mekanisme yang tidak aman

untuk memungkinkan komunikasi anonim atau rahasia bila

saluran normal tidak berfungsi atau tidak efektif.

e) Memilih metode komunikasi yang relevan.

Metode komunikasi mempertimbangkan waktu, pendengar, dan

sifat komunikasi dan hukum, peraturan, dan persyaratan

penggadaian.

e. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)

Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi

berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing

dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi. Evaluasi

berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda

dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu sedangkan

evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam

lingkup dan frekuensi tergantung pada penialaian resiko, efektivitas

evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.

Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh

regulator, kriteria yang diakui badan penetapan standar atau

manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan dikomunikasikan

kepada manajemen dewan direksi yang sesuai.

Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway

Commission (COSO) (2013:59), ada dua prinsip yang berkaitan

dengan aktivitas pengawasan, yaitu;

1) Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi

berkelanjutan dan / atau terpisah untuk memastikan apakah

komponen pengendalian internal ada dan berfungsi.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:217-218), terdapat tujuh poin penting yang berkaitan

dengan prinsip ini, antara lain:

a) Mempertimbangkan gabungan evaluasi yang sedang

berlangsung dan terpisah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Manajemen mencakup keseimbangan evaluasi yang

berkelanjutan dan terpisah.

b) Mempertimbangkan tingkat perubahan.

Manajemen mempertimbangkan tingkat perubahan dalam

proses bisnis dan bisnis saat memilih dan mengembangkan

evaluasi yang terus berlanjut dan terpisah.

c) Menetapkan dasar pemahaman.

Perancangan dan keadaan sistem pengendalian internal saat

ini digunakan untuk menetapkan garis dasar untuk evaluasi

berkelanjutan dan terpisah.

d) Menggunakan personil yang memiliki pengetahuan.

Evaluator yang melakukan evaluasi berkelanjutan dan terpisah

memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami apa yang

sedang dinilai.

e) Terintegrasi dengan proses bisnis.

Evaluasi yang sedang berlangsung dibangun ke dalam proses

bisnis dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi.

f) Menyesuaikan ruang lingkup dan frekuensi

Manajemen bervariasi cakupan dan frekuensi evaluasi

terpisah tergantung pada risiko.

g) Mengevaluasi secara obyektif


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Evaluasi terpisah dilakukan secara berkala untuk memberikan

umpan balik yang obyektif.

2) Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan

pengendalian internal pada waktu yang tepat kepada pihak-pihak

yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan,

termasuk manajemen senior dan dewan direksi secara tepat.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:226), terdapat tiga poin penting yang berkaitan dengan

prinsip ini, antara lain:

a) Menilai hasil

Manajemen dan dewan direksi menilai hasil evaluasi yang

berkelanjutan dan terpisah.

b) Mengomunikasikan kekurangan

Kekurangan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang

bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan.

c) Mengawasi tindakan perbaikan.

Manajemen mencari kekurangan dan melakukan tindakan

perbaikan secara tepat waktu.

D. Organisasi Nirlaba

1. Pengertian Organisasi Nirlaba

Istilah organisasi nirlaba biasanya menunjuk pada dua pengertian

yaitu (1) Private non profit organization (organisasi nirlaba), seperti

halnya rumah sakit swasta, sekolah swasta, yayasan keagaman, serta (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

organisasi-organisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti rumah

sakit pemerintah, sekolah dan universitas pemerintah, serta lembaga-

lembaga pemerintah lain.

Menurut Nainggolan (2005:01), lembaga atau organisasi nirlaba

merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang

memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya,

dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi

pada pemupukan laba atau kekayaan semata.

Menurut PSAK No. 45 organisasi nirlaba adalah organisasi yang

memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para

penyumbang lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari

organisasi tersebut (IAI,2010:45.1).

2. Karakteristik Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi keuangan No. 45 yang berlaku bagi

organisasi nirlaba memiliki karakteristik (PSAK No. 45,paragraf 01)

sebagai berikut:

b. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang

sebaning dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

c. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan untuk menumpuk

laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya

tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas

tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

d. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,

dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat

dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut

tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada

saat likuidasi atau pembubaran entitas.

3. Organisasi Gereja Kristen Jawa

Menurut buku Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ pasal 2 ayat 1,

Gereja Kristen Jawa yang selanjutnya disebut GKJ adalah kehidupan

bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah di dalam Tuhan

Yesus Kristus yang ada di suatu tempat tertentu yang dipimpin oleh

Majelis Gereja dan yang telah mampu mengatur diri sendiri,

mengembangkan diri sendiri, dan membiayai diri sendiri berdasarkan

Alkitab, Pokok-pokok Ajaran GKJ, serta Tata Gereja dan Tata Laksana

GKJ.

Pada pasal 13 buku Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ tentang

kekayaan gereja dituliskan bahwa kekayaan GKJ pada hakikatnya adalah

milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada GKJ dalam

rangkamelaksanakan tugas panggilannya. Kekayaan GKJ terdiri dari uang,

surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan

intelektual.

Kekayaan GKJ diperoleh dari:

a. Persembahan Warga Gereja.

b. Sumbangan perorangan atau lembaga yang tidak mengikat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

c. Sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen.

E. Penelitian Sebelumnya

John B. Duncan dan Dale L. Flesher Morris (1999) telah melakukan

penelitian tentang pengendalian internal gereja yang dilakukan pada beberapa

gereja di Amerika Serikat dengan memeriksa pengaruh ukuran dan tipe gereja.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hubungan ukuran gereja serta

politik dan struktur tipe gereja terhadap sistem pengendalian internal. Dari

penelitian tersebut ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

ukuran gereja dan tipe gereja terhadap sistem pengendalian internal gereja.

Helen Irvine (2005) melakukan penelitian tentang keseimbangan uang

dan misi gereja di dalam anggaran gereja lokal. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui praktek dan sikap penganggaran di gereja lokal untuk

mempertimbangkan agenda suci dan sifat sekuler akuntansi gereja. Hasil

penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pendeta dan beberapa orang

melihat akuntansi tidak menjadi kendala bagi agenda suci gereja. Mereka

meyakini bahwa ada integrasi dalam misi gereja dengan kebutuhan untuk

menghimpun dan mengelola uang yang diperlukan untuk memobilisasi misi

gereja. Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa pada gereja lokal tidak

ada fungsi akuntansi yang diprofesionalkan, setiap anggota gereja memiliki

keterlibatan yang tinggi dalam proses anggaran, dalam hal menentukan tujuan

dan menjalankan tugas tugas akuntansi.

Berasarkan dua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui

bahwa di dalam sebuah gereja memiliki sistem akuntansi yang mengatur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

keuangan untuk menjalankan misi gereja. Sistem akuntansi dan pengendalian

internal yang diterapkan gereja dapat dipengaruhi dari jenis dan ukuran

gereja. Untuk itu penulis ingin mencoba melakukan penelitian tentang

analisis pengendalian internal sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada

organisasi nirlaba keagamaan Gereja Kristen Jawa Wiladeg.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek di dalam penelitian ini berupa dokumen, catatan, prosedur dan

pengendalian internal yang ada dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian

yang terkait dengan penggunaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg yang meliputi:

1. Ketua Majelis

2. Bendahara

3. Bidang-bidang

4. Komisi-komisi

5. Pihak lain yang bersangkutan

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Kristen Jawa Wiladeg yang terletak

di Jalan Wonosari Karangmojo KM 6.3, Wiladeg, Karangmojo,

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2017 sampai dengan

bulan Juni tahun 2017.

D. Metode dan Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan metodologi

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan studi kasus (case study) pada Gereja Kristen Jawa

Wiladeg. Penelitian ini dilakukan dengan menyajikan konsep teoritis dan

beberapa elemen komponen pengendalian intern pada organisasi nirlaba

kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. Dalam

penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi. Beberapa cara

yang dapat dilakukan dengan teknik triangulasi antara lain:

1. Triangulasi dengan Sumber

Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan mengumpulkan data

dari sumber yang berbeda, bisa pada waktu dan alat yang berbeda.

Kemudian, hasil atau data yang didapatkan tersebut dibandingkan.

2. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi dengan metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data

yang sama tapi dengan menggunakan lebih dari satu jenis teknik

pengumpulan data, yang kemudian dibandingkan hasilnya.

Hal yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan triangulasi dengan

sumber dan metode, antara lain:

1. Peneliti melakukan wawancara kepada lebih dari satu narasumber

dengan pertanyaan yang sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

2. Pada saat wawancara, peneliti menanyakan sebuah pertanyaan yang

sama dua kali kepada subjek penelitian.

3. Peneliti melakukan observasi terhadap objek penelitian lebih dari satu

kali pada waktu yang berbeda.

4. Peneliti membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara

dengan data hasil observasi.

5. Peneliti membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara

dengan dokumen yang berkaitan.

6. Peneliti membandingkan data hasil observasi dengan dokumen yang

berkaitan.

Setelah peneliti melakukan hal-hal tersebut, peneliti mungkin akan

mendapatkan perbedaan data. Saat hal ini terjadi, peneliti perlu mencari

penyebab terdapat perbedaan data. Hal ini dilakukan peneliti agar data yang

dikumpulkan dan dianalisis merupakan data yang benar.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti

dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang

pernah dilakukan sebelumnya.

Teknik Pengumpulan Data Primer

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian yang menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian yang mempunyai

kaitan terhadap obyek penelitian.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan

mengamati perusahaan secara langsung tanpa ada pertanyaan atau

komunikasi dengan subyek yang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

mendokumentasikan data data yang berkaitan dengan obyek

penelitian.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari media lain seperti

internet dan artikel di media cetak yang berhubungan dengan penulisan

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif yaitu dengan menyajikan konsep teoritis dan gambaran

mengenai obyek penelitian dan dihasilkan sebuah kesimpulan dari data-data

yang diperoleh.

Dengan demikian, untuk menjawab rumusan masalah “Apakah

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di

organisasi keagamaan Gereja Kristen Jawa Wiladeg sudah sesuai dengan

komponen pengendalian internal menurut Commite of Sponsoring


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Organizations of Treadway Commission (COSO)?” ditempuh dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sebagai langkah awal, peneliti melakukan identifikasi sistem

penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Gereja Kristen Jawa

Wiladeg. Langkah-langkah identifikasi adalah:

a. Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran

kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian yang berhubungan dalam sistem

penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg.

c. Mengidentifikasi catatan dan dokumen yang digunakan dalam

sistem penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Kristen Jawa

Wiladeg.

2. Peneliti mengidentifikasi dan membandingkan kesesuaian antara

pengendalian internal yang diterapkan pada sistem penerimaan dan

pengeluaran kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan lima komponen

pengendalian internal menurut COSO yang dijelaskan pada Table 3.1,

Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Lingkungan Pengendalian
1. Menunjukkan komitmen a. Menetapkan pola atau gaya di tingkat puncak. a. Majelis gereja
terhadap integritas dan nilai Dewan direksi dan manajemen pada semua level menunjukkan integritas
etika entitas menunjukkan melalui arahan, tindakan, dan dan nilai-nilai etika
perilaku mereka mengenai pentingnya integritas dan melalui arahan, tindakan
nilai-nilai etika untuk mendukung fungsi sistem dan perilaku.
pengendalian internal.
b. Menetapkan standar yang dilakukan. b. Majelis dan pengurus
Ekspektasi dewan direksi dan manajer senior gereja mendeskripsikan
mengenai integritas dan nilai-nilai etika didefinisikan standar integritas dan nilai-
dalam standar entitas dengan melakukan dan nilai etika secara eksplisit.
memahami semua level organisasi dan penyedia jasa
dari luar dan rekan bisnis.
c. Mengevaluasi ketaatan untuk standar yang dilakukan. c. Gereja mengevaluasi
Proses untuk mengevaluasi kinerja individu dan tim penerapan nilai-nilai etika
dalam menerapkan standar yang telah ditetapkan. majelis dan pengurus.

d. Membicarakan penyimpangan pada waktu yang tepat. d. Gereja melaksanakan


Penyimpangan dari standar yang diharapkan entitas perbaikan atas
diidentifikasi dan diperbaiki secara konsisten dan penyimpangan yang terjadi
tepat waktu. secara konsisten dan tepat
waktu.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Lingkungan Pengendalian
2. Dewan direksi menunjukkan a. Majelis gereja
a. Menetapkan tanggung jawab pengawasan.
inependensi dari manajemen bertanggungjawab
Dewan direksi mengidentifikasi dan menerima
dan melakukan pengawasan melaksanakan pengawasan
tanggung jawab pengawasan dalam hubungan untuk
terhadap pengembangan dan terhadap bidang-bidang
menetapkan persyaratan dan ekspetasi.
kinerja pengendalian internal. pelayanan.
b. Menggunakan keahlian yang relevan. b. Majelis gereja dipilih
Dewan direksi mendefinisikan, memelihara, dan berdasarkan keterampilan
secara periodik mengevaluasi keterampilan dan dan keahlian.
keahlian yang dibutuhkan di antara anggota-
anggotanya untuk memampukan mereka menanyakan
pertanyaan pemeriksaan dari manajemen senior dan
mengambil tindakan yang cocok.
c. Mengoperasikan secara independen. c. Gereja memiliki anggota
Dewan direksi mempunyai anggota yang cukup yang pengurus yang cukup dalam
independen dari manajemen dan bertujuan dalam rangka membantu
mengevaluasi dan membuat keputusan. melaksanakan tugas dan
panggilan gereja.
d. Menyediakan pengawasan untuk sistem pengendalian d. Pengawasan majelis gereja
internal. dilakukan jemaat melalui
Dewan direksi memberikan tanggung jawab perwakilan jemaat yang
pengawasan untuk desain manajemen, implementasi, independen.
dan melakukan pengendalian internal.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Lingkungan


No. Teori Kriteria
Pengendalian
3. Manajemen menetapkan dengan badan a. Mempertimbangkan seluruh struktur dalam a. Gereja memiliki struktur
pengawas, struktur, alur pelaporan, entitas. organisasi yang jelas dan
dan otoritas dan tanggung jawab yang Manajemen dan dewan direksi digambarkan dalam
tepat dalam pencapaian tujuan. mempertimbangkan berbagai struktur yang bentuk grafis.
digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan.
b. Menetapkan alur pelaporan. b. Gereja menetapkan alur
Manajemen mendesain dan mengevaluasi alur pelaporan organisasi dari
pelaporan untuk setiap struktur entitas untuk setiap bidang pelayanan.
mampu melaksanakan otoritas dan tanggung
jawab dan mengalirkan informasi untuk mengatur
aktivitas entitas.
c. Mendefinisikan, memberikan, dan membatasi c. Gereja melakukan
otoritas dan tanggung jawab. pemisahan tugas serta
Otoritas memberikan wewenang kepada uraian tugas (job desk)
seseorang untuk berperilaku seperti yang yang jelas bagi majelis
dibutuhkan, namun otoritas seseorang juga perlu dan pengurus gereja.
untuk mendefinisikan batasan wewenangnya.
Manajemen dan dewan direksi mendelegasikan
wewenang, mendefinisikan tanggung jawab, dan
menggunakan proses dan teknologi yang tepat
untuk menempatkan tanggung jawab dan
pemisahan tugas pada berbagai level dalam
organisasi

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen Lingkungan


Teori Kriteria
Pengendalian
4. Organisasi menunjukkan komitmen a. Menetapkan kebijakan dan praktik. a. Majelis gereja menetapkan
untuk menarik,mengembangkan,dan Kebijakan dan praktek mencerminkan kebijakan dan praktik
memelihara orang-orang yang kompeten ekspetasi kompetensi yang diperlukan pelaksanaan kegiatan.
sejalan dengan tujuan. untuk mencapai tujuan.
b. Mengevaluasi kompetensi dan b. Majelis gereja melakukan
membicarakan kekurangan. evaluasi kompetensi sumber
Dewan direksi dan manajemen daya manusia yang
mengevaluasi kompetensi untuk sumber diperlukan.
daya manusia dalam organisasi maupun
penyedia jasa dari luar (outsourching)
dalam relasi untuk menetapkan kebijakan
dan praktek, dan membicarakan
kekurangan-kekurangan jika diperlukan.
c. Menarik, mengembangkan, dan c. Gereja melakukan pelatihan
memelihara inividu-individu atau sumber kepada pengurus dalam
daya manusia. memahmi tugas dan
Organisasi menyediakan konsultasi dan tanggungjawabnya dalam
pelatihan yang dibutuhkan untuk menarik, melaksanakan kegiatan.
mengembangkan dan memelihara personel
ataupun penyedia jasa dari luar yang
cukup dan kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Lingkungan


No. Teori Kriteria
Pengendalian
d. Perencanaan dan persiapan untuk
d. Gereja melakukan persiapan
penggantian.
dan perencanaan atas
Manajemen senior dan dewan direksi
penggantian pengurus dan
mengembangkan kemungkinan rencana
melakukan peneguhan kepada
untuk tugas dari tanggung jawab yang
pengurus baru.
penting dalam pengendalian internal.
5. Organisasi memiliki orang-orang yang a. Menjalankan akuntabilitas melalui a. Majelis dan pengurus gereja
bertanggungjawab untuk tanggung struktur, otoritas dan tanggung jawab. bertanggungjawab melaporkan
jawab pengendalian internal mereka Akuntabilitas mengarah ke kepemilikan setiap kebijakan dan
sejalan dengan tujuan. wewenang untuk kinerja pengendalian keputusan kepada jemaat.
internal dalam pencapaian tujuan dengan
mempertimbangkan risiko-risiko yang
dihadapi oleh entitas. Manajemen dan
dewan direksi menetapkan mekanisme
untuk mengkomunikasikan dan memiliki
individu yang bertanggungjawab untuk
kinerja tanggung jawab pengendalian
internal seluruh organisasi dan
mengimplementasikan tindakan perbaikan
jika dibutuhkan.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Lingkungan


No. Teori Kriteria
Pengendalian
b. Menetapkan pengukuran kinerja, insentif, dan b. Gereja menetapkan
penghargaan. pengukuran kinerja
Manajemen dan dewan direksi menetapkan pengukuran bagi majelis dan
kinerja, insentif, dan penghargaan lain yang tepat untuk pengurus.
tanggung jawab pada semua level pada entitas,
mencerminkan dimensi yang tepat dari kinerja dan
mengharapkan standar dilaksanakan, dan
mempertimbangkan pencapaian tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek.
c. Mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan c. Majelis dan pengurus
penghargaan secara relevan dan terus-menerus. gereja mengevaluasi
Manajemen dan dewan direksi menyepakati insentif kinerja secara periodik.
dan penghargaan dengan penyelesaian tanggung jawab
pengendalian internal dalam mencapai tujuan.
d. Mempertimbangkan tekanan yang terlalu banyak. d. Majelis gereja
Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi dan mengevaluasi tekanan
menyesuaikan tekanan yang diasosiasikan pencapaian atau kendala dalam
tujuan dengan mereka memberikan tanggung jawab, mencapai tujuan
mengembangkan pengukuran kinerja, dan organisasi.
mengevaluasi kinerja.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Lingkungan Pengendalian
e. Mengevaluasi kinerja dan penghargaan atau e. Majelis gereja mengevaluasi
kedisiplinan individu. kinerja bidang-bidang
Manajemen dan dewan direksimengevaluasi pelayanan.
kinerja tanggung jawab dan mengharapkan level-
level kompetensi dan menyediakan penghargaan
atau pelatihan tindakan disiplin yang tepat.
(Sumber: COSO Framework, 2013)

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen Penilaian


No. Teori Kriteria
Risiko
1. Organisasi menetapkan tujuan a. Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan operasi b. Majelis dan pengurus gereja
dengan kejelasan yang cukup yaitu: mencerminkan pilihan manajemen, membuat rancangan
untuk mampu mempertimbangkan batas toleransi yang dapat kegiatan.
mengidentifikasikan dan menaksir diterima untuk resiko, memasukkan tujuan
risiko yang terkait dengan tujuan. kinerja operasi dan keuangan, dan membentuk
suatu dasar untuk menjalankan sumber daya.
c. Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pelaporan b. Majelis dan pengurus gereja
keuangan kepada pihak eksternal antara lain: melaporkan keuangan sesuai
patuh dengan standar akuntansi yang dapat dengan standar akuntansi
diterapkan, mempertimbangkan materialitas, dan yang berlaku.
mencerminkan aktivitas entitas.
c. Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan c. Majelis dan pengurus gereja
pelaporan non-keuangan kepada pihak eksternal, patuh terhadap standar
terdiri dari: patuh dengan standar dan kerangka pelaporan yang ditetapkan
yang ditetapkan eksternal, mempertimbangkan pihak eksternal.
level ketelitian yang dibutuhkan, dan
mencerminkan aktivitas entitas.
d. Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan d. Pengurus gereja melaporkan
pelaporan internal antara lain: mencerminkan aktivitas dan kegiatan secara
pilihan manajemen, mempertimbangkan level rutin kepada majelis dan
ketelitian yang dibutuhkan, dan mencerminkan jemaat.
aktivitas entitas.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Penilaian


No. Teori Kriteria
Risiko
e. Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan kepatuhan e. Majelis gereja memberikan
antara lain: mencerminkan hukum dan regulasi hukuman yang tegas bagi
eksternal dan mempertimbangkan toleransi yang pengurus yang melakukan
dapat diterima atas resiko. kecurangan untuk kepentingan
diri sendiri.
2. Organisasi mengidentifikasi a. Memasukkan level entitas, cabang, divisi, unit a. Setiap bidang pelayanan
risiko untuk mencapai tujuan operasi, dan fungsional gereja membuat perencanaan
untuk semua entitas dan Organisasi mengidentifikasi dan menilai risiko kegiatan yang disampaikan
menganalisis risiko sebagai pada level entitas, cabang, divisi,unit operasi, dan kepada majelis.
dasar untuk menentukan fungsional yang relevan dengan pencapaian tujuan.
bagaimana risiko seharusnya Identifikasi risiko merupakan proses yang berulang
dikelola. dan biasanya diintegrasikan dengan proses
perencanaan.
b. Menganalisis faktor internal dan eksternal b. Menyimpan dokumen dan
Identifikasi risiko mempertimbangkan faktor catatan di tempat yang aman.
eksternal dan internal dan pengaruhnya dalam
pencapaian tujuan. Faktor eksternal, terdiri dari:
ekonomi, lingkungan alam, regulasi, sosial,
teknologi, dan operasi di negara asing (foreign
operation). Sedangkan faktor internal, terdiri dari:
infrastruktur, struktur manajemen, personel, akses
atas aset, dan teknologi.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen Penilaian Risiko Teori Kriteria


c. Melibatkan level manajemen yang tepat c. Setiap dokumen terdapat
Organisasi memasukkan mekanisme tanda tangan sebagai bukti
penaksiran risiko yang efektif dengan otorisasi dan keabsahan
melibatkan level manajemen yang tepat. dokumen.
d. Mengestimasi tingkat signifikan risiko d. Majelis gereja
yang teridentifikasi. mengestimasi risiko yang
Risiko yang diidentifikasi dianalisis signfikan.
melalui suatu proses termasuk
mengestimasi risiko signifikan yang
potensial.
e. Menentukan bagaimana respon terhadap e. Majelis gereja
resiko. mengkoreksi kesalahan
Penaksiran risiko termasuk secara tepat waktu.
mempertimbangkan bagaimana risiko
sebaiknya diatur entah itu diterima,
dihindari, dikurangi, maupun dibagi.
3. Organisasi mempertimbangkan potensi a. Mempertimbangkan berbagai jenis a. Majelis gereja berhati hati
kecurangan dalam penaksiran resiko untuk kecurangan (fraud). dalam membuat kebijakan.
mencapai tujuan Penaksiran kecurangan
mempertimbangkan pelaporan yang
curang, kemungkinan kehilangan aset, dan
korupsi yang dihasilkan dari berbagai cara
bahwa kecurangan dan kejahatan bisa

71
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Penilaian


No. Teori Kriteria
Risiko
b. Menaksir dorongan dan tekanan b. Gereja memberikan
Dorongan dan tekanan biasanya dihasilkan dari motivasi yang positif bagi
lingkungan pengendalian. Hal ini dapat merupakan majelis dan pengurus.
pengaruh yang potensial untuk risiko kecurangan.
c. Menaksir kesempatan c. Setiap anggota majelis
Kesempatan mengacu pada kemampuan untuk dan pengurus gereja
sebenarnya memperoleh, menggunakan, atau saling mengawasi satu
membuang aset yang mungkin disertai dengan dengan yang lainnya.
perubahan pencatatan entitas. Kesempatan
diciptakan oleh aktivitas pengendalian dan
pengawasan yang lemah, pengawasan manajemen
yang buruk, dan penolakan kontrol manajemen.
d. Menaksir perilaku dan rasionalisasi. d. Gereja menanamkan
Penaksiran risiko kecurangan mempertimbangkan nilai-nilai moral yang
bagaimana manajemen dan personel lainnya baik bagi pengurus.
mungkin terlibat dalam dan membenarkan tindakan
yang salah.
4. Organisasi mengidentifikasi dan a. Menaksir perubahan dalam lingkungan eksternal. a. Majelis gereja
menilai perubahan-perubahan yang Proses identifikasi risiko mempertimbangkan mengkomunikasikan
bisa berpengaruh pada sistem perubahan regulasi, ekonomi, dan lingkungan fisik perubahan regulasi
pengendalian internal secara di mana entitas beroperasi. kepada jemaat.
signifikan.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Penilaian


No. Teori Kriteria
Risiko
b. Menaksir perubahan dalam model bisnis. b. Majelis gereja
Organisasi mempertimbangkan pengaruh mengkomunikasikan perubahan
potensial dari jenis bisnis baru, secara dramatis sistem baru kepada pengurus
mengubah komposisi dari jenis bisnis yang telah dan jemaat.
ada, memperoleh atau melepaskan operasi bisnis
pada sistem pengendalian internal, pertumbuhan
yang cepat, perubahan dalam geografi asing, dan
teknologi baru.
c. Menaksir perubahan dalam kepemimpinan. c. Perubahan dan pergantian
Organisasi mempertimbangkan perubahan dalam kepengurusan gereja dilakukan
manajemen dan tindakan masing-masing dan secara periodik.
filosofi dalam sistem pengendalian internal.
(Sumber: COSO Framework, 2013)

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen Aktivitas


No. Teori Kriteria
Pengendalian
1. Organisasi memilih dan a. Mengintegrasikan dengan penaksiran risiko. a. Menggunakan desain
mengembangkan aktivitas Aktivitas pengendalian membantu menjamin bahwa dokumen yang baik
pengendalian yang berkontribusi respon risiko yang menyebut dan mengurangi risiko dengan mencantumkan
dalam pencegahan risiko untuk dilakukan. nomor urut tercetak
mencapai tujuan pada level yang untuk mengurangi risiko
dapat diterima. kecurangan.
b. Mempertimbangkan faktor spesifik entitas. b. Menyimpan harta ke
Manajemen mempertimbangkan bagaimana dalam tempat yang
lingkungan, kompleksitas, alam, dan bidang operasi, aman dan membatasi
maupun karakteristik organisasi yang spesifik akses terhadap harta.
mempengaruhi pemilihan dan pengembangan
aktivitas pengendalian.
c. Menetapkan proses bisnis yang relevan. c. Menggunakan
Manajemen menetapkan proses bisnis yang relevan pencatatan double-entry.
yang memerlukan aktivitas pengendalian.
d. Mengevaluasi campuran tipe pengendalian internal. d. Majelis gereja
Aktivitas pengendalian termasuk susunan dan mengevaluasi setiap
berbagai pengendalian dan mungkin termasuk suatu pemasukan dan
kesinambungan untuk mengurangi risiko, pengeluaran kas secara
mempertimbangkan kontrol secara manual ataupun periodik.
otomatisasi, dan kontrol pencegahan dan detektif.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Aktivitas


No. Teori Kriteria
Pengendalian
e. Mempertimbangkan pada level apa aktivitas pengendalian e. Mempertimbangkan
pada berbagai level dalam entitas. aktivitas pengendalian
Manajemen mempertimbangkan aktivitas pengendalian pada berbagai level
pada berbagai level dalam entitas. dalam entitas.

f. Adanya pemisahan tugas. f. Terdapat pemisahan


Manajemen melakukan pemisahan tugas antara tugas- tugas antara pemegang
tugas yang berpotensi untuk terjadinya kecurangan. kas, bagian pencatatan,
Tugas-tugas yang biasanya dipisahkan adalah fungsi dan bagian otorisasi.
otorisasi, fungsi pemegang harta, dan fungsi pencatat.
2. Organisasi memilih dan a. Menentukan ketergantungan antara kegunaan teknologi a. Melakukan penyimpanan
mengembangkan aktivitas dalam proses teknis dan teknologi dalam pengendalian catatan dan dokumen
pengendalian yang umum umum. dalam bentuk file serta
melalui teknologi untuk Manajemen memahami dan menetapkan ketergantungan melakukan backup data.
mendukung pencapaian dan hubungan antara proses bisnis, aktivitas pengendalian
tujuan. yang otomatis, dan pengendalian teknologi secara umum.
b. Menetapkan infrastruktur teknologi aktivitas b. Pencatatan menggunakan
pengendalian yang relevan. komputer untuk
Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas membantu menjamin
pengendalian melalui infrastruktur teknologi yang keakurasian dalam
didesain dan diimplementasikan untuk membantu perhitungan keuangan.
menjamin kelengkapan, akurasi dan ketersediaan dari
proses teknologi.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen Aktivitas


Teori Kriteria
Pengendalian
c. Menetapkan aktivitas pengendalian dalam proses c. Terdapat pembatasan akses
keamanan manajemen yang relevan. terhadap komputer dan file.
Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas
pengendalian yang didesain dan diimplementasikan
untuk membatasi hak akses atas teknologi untuk
mengotorisasi pengguna yang sesuai dengan
tanggung jawab pekerjaan mereka dan untuk
melindungi aset entitas dari ancaman eksternal.
d. Menetapkan proses akuisisi, pengembangan, dan d. Majelis gereja memilih dan
pemeliharaan aktivitas pengendalian yang relevan. mengembangkan aktivitas
Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian melalui
pengendalian melalui akuisisi, pengembangan, dan akuisisi, pengembangan dan
pemeliharaan teknologi dan infrastuktur untuk pemeliharaan teknologi dan
mencapai tujuan manajemen. infrastruktur untuk mencapai
tujuan manajemen.
3. Organisasi menyebarkan a. Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk a. Majelis gereja menetapkan
aktivitas pengendalian melalui mendukung penyebaran arahan manajemen. aktivitas pengendalian yang
kebijakan yang menetapkan apa Manajemen menetapkan aktivitas pengendalian dibangun menjadi proses
yang diharapkan dan prosedur yang dibangun menjadi proses bisnis dan aktivitas bisnis.
yang memasukkan kebijakan karyawan sehari-hari melalui penetapan kebijakan
dalam tindakan. yang diharapkan dan tindakan sesuai dengan
prosedur yang relevan.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen


Teori Kriteria
Aktivitas Pengendalian
b. Menetapkan tanggungjawab untuk pelaksanaan kebijakan b. Gereja membuat jadwal
dan prosedur. pelayanan bagi pendeta dan
Manajemen menetapkan tanggung jawab untuk aktivitas majelis.
pengendalian dengan manajemen unit bisnis atau fungsi
yang memiliki risiko yang relevan.
c. Melaksanakan dalam cara yang tepat waktu. c. Kegiatan gereja
Tanggung jawab personel melaksanakan aktivitas dilaksanakan sesuai
pengendalian dalam cara yang tepat waktu didefinisikan rencana yang telah
dengan kebijakan dan prosedur. ditetapkan oleh majelis.
d. Mengambil tindakan perbaikan. d. Majelis dan pengurus
Tanggung jawab personel menginvestigasi dan bertindak gereja melakukan tindakan
dalam persoalan yang diidentifikasi sebagai hasil perbaikan.
pelaksanaan aktivitas pengendalian.
e. Pelaksanaan menggunakan personel yang kompeten. e. Majelis dan pengurus
Personel yang kompeten dengan otoritas yang cukup gereja memiliki
melaksanakan aktivitas pengendalian dengan rajin dan kemampuan dalam
fokus terus-menerus. melaksanakan aktivitas
pengendalian.
f. Menaksir kembali kebijakan dan prosedur. f. Majelis gereja menaksir
Manajemen secara periodik mereview aktivitas kembali kebijakan yang
pengendalian untuk menetapkan keberlangsungan yang telah dilakukan.
relevan dan memperbaruinya ketika dibutuhkan.
(Sumber: COSO Framework, 2013)

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen
No. Informasi dan Teori Kriteria
Komunikasi
1. Organisasi menghasilkan a. Mengidentifikasi keperluan informasi. a. Gereja mengidentifikasi
dan menggunakan Suatu proses untuk mengidentifikasi informasi yang informasi yang dibutuhkan oleh
informasi yang relevan dibutuhkan dan diharapkan untuk mendukung fungsi pihak internal dan eksternal.
dan berkualitas untuk komponen lain dari pengendalian internal dan
mendukung fungsi mencapai tujuan entitas.
pengendalian internal. b. Mendapatkan sumber data internal dan eksternal. b. Sistem informasi gereja
Sistem informasi mengungkap sumber data internal mengungkap sumber data internal
dan eksternal. dan eksternal eksternal.
c. Memproses data yang relevan menjadi informasi. c. Melakukan pencatatan pada
Sistem informasi memproses dan memtransformasikan setiap transaksi dan melakukan
data yang relevan menjadi informasi. pengecekan fisik kas dengan
catatan saldo kas.
d. Memelihara kualitas melalui pemrosesan. d. Gereja melaporkan informasi
Sistem informasi memproduksi informasi yang tepat secara akurat dan tepat waktu.
waktu, sekarang, akurat, lengkap, dapat diakses,
dilindungi, dan dapat diverifikasi dan dipelihara.
Informasi direview untuk relevansinya dalam
mendukung komponen pengendalian internal.
e. Mempertimbangkan biaya dan manfaat. e. Menggunakan pencatatan
Sifat, jumlah, dan ketelitian dalam terkomputerisasi dan pencatatan
mengkomunikasikan informasi disertakan dan manual.
mendukung pencapaian tujuan.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Informasi dan Komunikasi

2. Organisasi secara internal a. Mengkomunikasikan informasi pengendalian a. Majelis dan pengurus gereja secara
mengkomunikasikan internal. rutin melaksanakan rapat.
informasi, termasuk tujuan Suatu proses untuk mengkomunikasikan
dan tanggung jawab untuk informasi yang dibutuhkan untuk memampukan
pengendalian internal yang seluruh personil memahami dan melakukan
diperlukan untuk tanggung jawab pengendalian internal mereka.
mendukung fungsi b. Mengkomunikasikan dengan dewan direksi. b. Setiap bidang-bidang pelayanan
pengendalian internal. Komunikasi ada di antara manajemen dan dewan gereja mengkomunikasikan dan
direksi sehingga keduanya memiliki informasi membahas setiap kegiatan bersama
yang dibutuhkan untuk memenuhi peran mereka dengan majelis yang
dengan menghormati tujuan entitas. bertanggungjawab.

c. Menyediakan pemisahan alur komunikasi. c. Setiap jemaat dan pengurus gereja


Pemisahan saluran komunikasi, seperti saluran memiliki hak untuk melaporkan
whistle-blower berada di tempat dan berfungsi kecurangan yang terjadi.
sebagai mekanisme gagal dan simpan untuk
memungkinkan komunikasi anonim dan rahasia
ketika saluran normal berfungsi dengan tidak
normal dan tidak efektif.
d. Memilih metode komunikasi yang relevan. d. Gereja membuat warta sebagai
Metode komunikasi mempertimbangkan waktu, media informasi kepada jemaat
pendengar, dan sifat dari informasi tersebut. tentang kegiatan dan kebijakan
gereja.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Informasi dan Komunikasi
3. Organisasi a. Mengkomunikasikan dengan pihak eksternal. a. Majelis gereja
mengkomunikasikan Suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi yang mengkomunikasikan
dengan pihak eksternal relevan dan tepat waktu untuk pihak eksternal termasuk informasi kepada klasis
mengenai persoalan yang shareholders, rekan, pemilik, pembuat regulasi, konsumen, GKJ dan pihak lain secara
mempengaruhi fungsi dari dan analisis keuangan dan pihak eksternal lainnya. tepat waktu.
pengendalian internal. b. Memungkinkan datangnya komunikasi. b. Gereja melaksanakan
Saluran komunikasi terbuka mengizinkan masukan (input) sidang terbuka yang
dari pelanggan, pemasok, auditor eksternal, pembuat dilaksanakan Majelis,
regulasi, analis keuangan, dan lainnya memberikan pengurus gereja dan jemaat.
informasi yang relevan kepada manajemen dan dewan
direksi.
c. Mengkomunikasikan dengan dewan direksi. c. Jemaat gereja dan pihak lain
Informasi yang relevan yang dihasilkan dari penilaian yang dapat memberikan penilaian
dilakukan oleh pihak eksternal dikomunikasikan ke dewan dan masukan secara
direksi. langsung kepada majelis
dan pengurus gereja.
d. Menyediakan jalur pemisahan komunikasi. d. Setiap majelis dan pengurus
Saluran komunikasi terpisah, seperti hotline whistle gereja dapat saling
blower, tersedia dan berfungsi sebagai mekanisme yang menyimpan rahasia jabatan.
tidak aman untuk memungkinkan komunikasi anonim atau
rahasia bila saluran normal tidak berfungsi atau tidak

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

efektif.

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Informasi dan


No. Teori Kriteria
Komunikasi
e. Memilih metode komunikasi yang e. Majelis dan pengurus gereja
relevan. mengkomunikasikan masalah-
Metode komunikasi mempertimbangkan masalah di dalam sidang atau
waktu, pendengar, dan sifat komunikasi rapat.
dan hukum, peraturan, dan persyaratan
penggadaian.
(Sumber: COSO Framework, 2013)

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO

No. Elemen Komponen Pemantauan Teori Kriteria


1. Organisasi memilih, a. Mempertimbangkan gabungan evaluasi yang a. Majelis gereja melakukan
mengembangkan, dan melakukan sedang berlangsung dan terpisah. evaluasi secara menyeluruh
evaluasi berkelanjutan dan / atau Manajemen mencakup keseimbangan evaluasi dari hasil evaluasi yang
terpisah untuk memastikan apakah yang berkelanjutan dan terpisah. dilakukan setiap bulan dalam
komponen pengendalian internal setahun.
ada dan berfungsi. b. Mempertimbangkan tingkat perubahan. b. Majelis dan pengurus gereja
Manajemen mempertimbangkan tingkat mempertimbangkan hasil
perubahan dalam proses bisnis dan bisnis saat evaluasi kegiatan dari tahun

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memilih dan mengembangkan evaluasi yang ke tahun.


terus berlanjut dan terpisah.

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
No. Teori Kriteria
Pemantauan
c. Menetapkan dasar pemahaman. c. Hasil pelaporan kegiatan
Perancangan dan keadaan sistem pengendalian tahunan digunakan untuk
internal saat ini digunakan untuk menetapkan membantu menentukan
garis dasar untuk evaluasi berkelanjutan dan kebijakan tahun selanjutnya.
terpisah.
d. Menggunakan personil yang d. Majelis gereja memiliki
memilikipengetahuan. pemahaman yang cukup dalam
Evaluator yang melakukan evaluasi berkelanjutan melakukan evaluasi.
dan terpisah memiliki pengetahuan yang cukup
untuk memahami apa yang sedang dinilai.
e. Terintegrasi dengan proses bisnis. e. Evaluasi dilaksanakan pada saat
Evaluasi yang sedang berlangsung dibangun ke sidang majelis.
dalam proses bisnis dan menyesuaikan diri
dengan perubahan kondisi.
f. Menyesuaikan ruang lingkup dan frekuensi f. Majelis gereja mengevaluasi
Manajemen bervariasi cakupan dan frekuensi seluruh kegiatan yang
evaluasi terpisah tergantung pada risiko. dilaksanakan.
g. Mengevaluasi secara obyektif. g. Majelis dan pengurus gereja
Evaluasi terpisah dilakukan secara berkala untuk melakukan evaluasi kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan umpan balik yang obyektif. secara berkala.

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa

82
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen Pemantauan Teori Kriteria


2. Organisasi mengevaluasi dan a. Menilai hasil a. Majelis gereja menilai hasil
mengkomunikasikan kekurangan Manajemen dan dewan direksi evaluasi yang berkelanjutan
pengendalian internal pada waktu yang tepat menilai hasil evaluasi yang dan terpisah.
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab berkelanjutan dan terpisah.
untuk mengambil tindakan perbaikan, b. Mengomunikasikan kekurangan b. Majelis gereja
termasuk manajemen senior dan dewan Kekurangan dikomunikasikan mengkomunikasikan hasil
direksi secara tepat. kepada pihak-pihak yang evaluasi di dalam rapat dan
bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan.
mengambil tindakan perbaikan.
c. Mengawasi tindakan perbaikan. c. Majelis gereja melakukan
Manajemen mencari kekurangan tindakan perbaikan secara tepat
dan melakukan tindakan perbaikan waktu.
secara tepat waktu.
(Sumber: COSO Framework, 2013)

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

3. Peneliti menyimpulkan dan mendeskripsikan hasil analisis sistem


penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg dengan lima komponen pengendalian internal menurut
COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Sejarah Tumbuh Kembangnya GKJ Wiladeg

1. Sejarah Tumbuh Kembangya Gereja Kristen Jawa

Berdirinya GKJ berawal dari dua tokoh perempuan Belanda yaitu

Ny. Van Oustrum Philips yang berada di Purbalingga, dan Ny. Christina

Petronella Philips Steven yang berada di Purworejo. Ny. Van Oustrum

Philips menginjili sembilan orang Jawa yang menjadi karyawan di

perkebunannya. Setelah mau menerima Injil, sembilan orang tersebut

kemudian menerima tanda baptis sekitar tahun 1858, oleh pendeta Hoezoo

di Semarang. Sesudah menerima baptis, sembilan orang tersebut kembali

ke Purbalingga, dan ini merupakan cikal bakal jemaat Kristen Jawa di

Purbalingga.

Menurut DR. Sutarman, Kyai Sadrach yang merupakan salah satu

‘kaki tangan’ Ny. Christina Petronella Philips Steven, mengabarkan Injil

ke daerah Purworejo hingga ke daerah barat Purworejo dan kemudian

mendirikan jemaat Jawa Kristen (sering disebut jemaat kerasulan). Kyai

Sadrach memunculkan suatu pemahaman baru yaitu bahwa budaya lokal

(Jawa) dapat diterapkan dalam setiap aspek keagamaan Kristen, seperti

Rapal doa, Slametan, dan lain sebagainya. Kyai Sadrach menyebut

pemahaman baru ini sebagai bentuk kemerdekaan jemaat Kristen Jawa

atas zending Belanda.

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Pada akhirnya, pada tanggal 17 Februari 1910, jemaat Kristen Jawa

ingin mandiri dari zending Belanda (GKN) dan kemudian jemaat Kristen

Jawa mendirikan sebuah ikatan kebersamaan jemaat Kristen Jawa (sinode)

dengan sebutan Pasamoean Gereformeerd Djawi Tengah. Pada saat itu,

ada lima persekutuan jemaat Kristen Jawa yang skupnya lebih kecil

(klasis) yaitu Ngayogyakarta, Solo, Purworejo, Purbalingga, dan

Kebumen.

Karena GKD dirasa sudah mampu mandiri, maka kerjasama dengan

GKN mulai terputus pada tahun 1954 yang kemudian secara organisasi

terputus dengan GKN pada tahun 1975. GKJ mempunyai logo yang

mengandung dua unsur yaitu unsur Jawa dan unsur Kristen. Selain bentuk

kemandirian GKJ dalam bentuk logo, GKJ juga mandiri dalam berteologi.

Dalam beberapa periode, hingga periode tahun 2005, GKJ berhasil

merevisi Tata Gereja dan membuat Tata Laksana, juga merevisi PPAG.

2. Klasis Gunungkidul

Pekabaran Injil juga merambah ke daerah Gunungkidul pada tahun

1931, yaitu berdirinya GKJ Wonosari. GKJ Wonosari (ketika itu masih

Pasamoean Gereformeerd Djawi Tengah Wanasari) tergabung dalam area

wilayah pelayanan klasis Ngayogyakarta. Dalam perjalanannya, GKJ

Wonosari berhasil mengabarkan Injil dan juga mendewasakan beberapa

gereja di wilayah Gunungkidul. Pada tanggal 17 November 1969, klasis

Ngayogyakarta atas keinginan lima gereja dewasa yang ada di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Gunungkidul yaitu Wonosari, Watusigar, Paliyan, Wiladeg, dan Baran

akhirnya mendewasakan klasis Gunungkidul.

Setelah dewasa menjadi klasis Gunungkidul, tiga dari lima gereja

dewasa yaitu GKJ Wonosari, GKJ Wiladeg, dan GKJ Watusigar berhasil

mendewasakan beberapa gereja. GKJ Wonosari mendewaskan GKJ

Logandeng pada tanggal 1 Januari 1987, GKJ Semanu (akhirnya membiak

menjadi dua oleh suatu sebab, yaitu GKJ Sabda Adi pada tanggal 10

November 2004 dan GKJ Semanu Baru pada tanggal 14 April 2005), dan

GKJ Kemadang pada tanggal 10 Juli 2002. GKJ Wiladeg mendewasakan

GKJ Susukan pada tanggal 7 Juni 1987 dan GKJ Watusigar

mendewasakan GKJ Pugeran pada tanggal 31 Oktober 1999. Pada akhir

tahun 2008, jumlah gereja dewasa yang berada di wilayah klasis

Gunungkidul berjumlah 11 gereja.

3. GKJ Wiladeg

Awal berkembangnya GKJ Wiladeg diawali oleh Ki Mangun

Prawiro yang merupakan kejawen sejati. Pada sekitar tahun 1920, Ki

Mangun Pawiro jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit Petronella

cabang Gunungkidul. Penyakit yang dideritanya menjadikannya mengenal

Kristus, sebab ketika itu Ki Mangun dirawat, setiap pagi ia mendengar

lantunan lagu-lagu Kristen, serta diinjili beberapa penginjil. Salah satu

diantaranya adalah Ki Mintowiloso. Atas karya penginjilan Ki

Mintowiloso, Ki Mangun akhirnya mau dibaptis dan ia kembali ke

Wiladeg untuk mengabarkan Injil di desa asalnya. Ternyata usaha Ki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Mangun membuahkan hasil, setidaknya ada empat keluarga yang percaya

pada Kristus, oleh karena penginjilan Ki Mangun. Pada akhirnya tanggal 1

Januari 1941, Wiladeg resmi masuk dalam area wilayah pelayanan GKJ

Wonosari (Pasamoean Gereformeerd Djawi Tengah Wanasari). Ketika itu,

Wiladeg masih menjadi pepanthan GKJ Wonosari meskipun hanya

berjumlah 50 orang. Pada tahun 1951, Jumlah jemaat semakin bertambah,

hingga berjumlah 811 orang dan juga dapat menyelesaikan pembangunan

gedung gereja Wiladeg dengan ukuran 7mx9m dan diperluas menjadi

7mx17m.

Pada tanggal 3 Juni 1968, atas persetujuan gereja induk, klasis dan

sinode, pepanthan Wiladeg resmi dewasa menjadi gereja dewasa dengan

nama GKJ Wiladeg. Pelayanan GKJ Wiladeg semakin menyebar hingga

masuknya Susukan, Bejiharjo, Candi dan Ngipak. Hingga tahun 1980,

GKJ Wiladeg semakin berkembang dengan jumlah jemaat ketika itu

sekitar 4.372 orang.Wujud perkembangan GKJ Wiladeg adalah dengan

mendewasakan pepanthan Susukan menjadi gereja dewasa pada tanggal 7

Juni 1987 atas persetujuan majelis dan sinode. GKJ Wiladeg juga telah

mendewasakan GKJ Bejiharjo pada tanggal 11 April 2009.

GKJ Wiladeg semakin memantapkan langkahnya dan menata

kehidupan kegerejaannya. Di induk GKJ Wiladeg sendiri, beberapa warga

mempersembahkan tanahnya untuk dibangun rumah kegiatan gerejawi.

Rumah-rumah kegiatan tersebut digunakan sebagai tempat kegiatan warga

gereja dan juga sebagai tempat ibadah. Sampai pada tahun 2016 GKJ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Wiladeg memiliki 4 panthan yaitu panthan Karangnongko, panthan

Krambilduwur, panthan Ngipak, dan panthan Candi.

4. Jumlah Jemaat GKJ Wiladeg

Jemaat yang tercatat menjadi anggota jemaat di GKJ Wiladeg

sampai Desember 2016 adalah sebanyak 1.324 jemaat

5. Kebaktian di GKJ Wiladeg

Kondisi warga jemaat GKJ Wiladeg yang terbagi ke dalam beberapa

wilayah pepanthan membuat kebaktian di GKJ Wiladeg terbagi dari

beberapa tempat serta beberapa jam ibadah, yaitu:

Induk GKJ Wiladeg Minggu 07.00 WIB

Minggu 18.00 WIB

Panthan Krambildhuwur Minggu 15.00 WIB

Panthan Karangnongko Minggu 07.00 WIB

Panthan Ngipak Minggu 07.00 WIB

Panthan Candi Minggu 07.00 WIB

B. Lokasi Gereja Kristen Jawa Wiladeg

Induk Gereja Kristen Jawa Wiladeg berlokasi di Jl. Wonosari–

Karangmojo Km.6, Desa Wiladeg, Kec. Karangmojo, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta .

C. Visi Misi Gereja Kristen Jawa Wiladeg

Visi GKJ Wiladeg :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

”Menuju Gereja yang lebih dewasa dan berkenan kepada Allah”

Misi GKJ Wiladeg :

1. Dalam kebersamaan menjadi jalan berkat bagi jemaat maupun

masyarakat.

2. Membangun kehidupan iman jemaat melalui pola pembinaan rohani yang

efektif.

3. Melibatkan unsur-unsur kelembagaan Gereja secara intensif sesuai

tuntutan pelayanan maupun dinamika yang berkembang.

4. Melibatkan jemaat melalui pola kaderisasi yang terarah dan efektif untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan.

5. Turut berperan aktif dalam menjaga kelangsungan hidup antar umat

beragama dan bernegara.

D. Struktur Organisasi

Adapun Susunan Majelis GKJ Wiladeg

( Majelis Pekerja Harian )

Ketua I : Pnt. Ismartono, S.Kep., Ns.

Ketua II : Pnt. Gayus Maryono, S.Pd.

Sekretaris I : Pnt. YB. Warnoto. S.Sos.

Sekretaris II : Pnt. Nastiani Murti, S.Pd.

Bendahara I : Pnt. Eva Muryati, S.Pd.

Bendahara II : Pnt. Siti Sunarsih

(Koordinator Bidang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Bidang Ibadah : Dkn. Indarti, Amd Kep.

Bidang Penatalayanan : Pnt. Rakimin

Bidang Pembina Warga Gereja : Pdt. Yehuda Fajar KL, S.Si.

Bidang Kesaksian Pelayanan : Dkn. Minarti, S.Pd.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAJELIS GEREJA

MPH
(Majelis Pekerja Harian)

BIDANG BIDANG BIDANG PEMBINAAN BIDANG KESAKSIAN TIM


IBADAH PENATALAYANAN WARGA GEREJA PELAYANAN KATEKISAS
I
Komisi Musik Komisi Rumah Komisi Komisi
& Liturgi Tangga Adiyuswa Diskonia

Panitia Hari Komisi


Komisi Komisi Dewasa Pangruktilayo
Besar Pembangunan n
Sakramental Komisi Komisi
Ketenaga PemudaRemaja Beasiswa
& Nikah Gerejaan
Warta Komisi
Komisi Anak Pemberdayaan
Gereja
Ekonomi
Persekutuan Jemaat
KeluargaMu
da Komisi Seni
& Budaya

91
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gereja Kristen Jawa Wiladeg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

E. Tugas Majelis Pelaksana Harian dan Majelis Koordinator Bidang

1. Tugas Majelis Pelaksana Harian (MPH)

a. Tugas Ketua

1) Memimpin rapat pada Sidang Majelis.

2) Memastikan (Mengevaluasi) bahwa organ-organ gereja yang

ditetapkan Majelis Gereja dapat berfungsi dan berperan

(bertugas) sebagaimana mestinya.

3) Menyediakan materi dan agenda rapat gereja.

4) Mewakili Jemaat, baik ke dalam maupun ke luar pelayanan

Jemaat.

5) Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin dengan Pendeta,

Pejabat gerejawi yang ada sekaligus menyusun rencana kegiatan

berikutnya.

6) Bersama-sama dengan Pendeta dan atau Pejabat gerejawi yang

ada, merencana bentuk-bentuk dan pelaksanaan pembinaan

warga gereja dan atau pengkaderan warga gereja.

7) Mengadakan pertemuan reguler dan atau insedental perihal

pelayanan gereja.

8) Mengawasi pekerjaan Komisi dan penatalayanan lainnya.

9) Menandatangani surat-surat, keputusan-keputusan dan lain

sebagainya yang telah ditetapkan Majelis Gereja.

b. Tugas Wakil Ketua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

1) Sebagai pengganti Ketua Majelis apabila tidak dapat menghadiri

rapat.

2) Membantu Ketua Majelis dalam menyelesaikan tugasnya.

3) Mewakili Ketua Majelis dalam pertemuan-pertemuan rutin.

c. Tugas Sekertaris I

1) Menjadi juru bicara Majelis Gereja, menjadi komunikator

Majelis Gereja dengan pihak lain.

2) Menerima dan melayani semua tamu/warga yang

berkepentingan dengan Majelis Gereja, sebelum tamu/warga

tersebut dilayani oleh pejabat gerejawi yang berwenang.

3) Menerima tamu, mengatur pertemuan, memelihara jadwal

pertemuan agar tidak saling tumpang tindih.

4) Menerima dan mendistribusikan surat-surat.

5) Memroses segala surat-surat.

6) Mengatur daftar surat dalam file dan arsip gereja, termasuk

semua dokumen dan surat berharga lainnya.

d. Tugas Sekertaris II

1) Membantu sekertaris I dalam menyelesaikan tugasnya.

2) Bertanggungjawab menerima laporan kegiatan dari komisi dan

penatalayanan lainnya.

e. Tugas Bendahara I

1) Menyimpan uang persembahan yang masuk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

2) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan bulanan

maupun tahunan.

f. Tugas Bendahara II

1) Membantu bendahara I dalam menyelesaikan tugasnya.

2) Bertanggungjawab atas persembahan bulanan yang masuk setiap

bulannya.

2. Tugas Koordinator Bidang

a. Tugas Koordinator Bidang Ibadah

1) Sebagai perantara setiap sub bidang pelayanan yang berada di

bawah bimbingan Bidang Ibadah.

2) Mengontrol dan mengkoordinasikan jalannya setiap kegiatan

sub Bidang Ibadah.

b. Tugas Koordinator Bidang Penatalayanan

1) Sebagai perantara setiap sub bidang pelayanan yang berada di

bawah bimbingan Bidang Penatalayanan.

2) Mengontrol dan mengkoordinasikan jalannya setiap kegiatan

sub Bidang Penatalayanan.

c. Tugas Koordinator Pembinaan Warga Gereja

1) Sebagai perantara setiap sub bidang pelayanan yang berada di

bawah bimbingan Bidang Pembinaan Warga Gereja.

2) Mengontrol dan mengkoordinasikan jalannya setiap kegiatan

sub Bidang Pembinaan Warga Gereja.

d. Tugas Koordinator Kesaksian Pelayanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

1) Sebagai perantara setiap sub bidang pelayanan yang berada di

bawah bimbingan Kesaksian Pelayanan.

2) Mengontrol dan mengkoordinasikan jalannya setiap kegiatan

sub Bidang Kesaksian Pelayanan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Penerimaan Kas GKJ Wiladeg

1. Deskripsi Sistem Penerimaan Kas GKJ Wiladeg

Penerimaan kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg yang utama

bersumber dari warga gereja. Warga gereja secara rutin memberikan

persembahan yang dapat berupa uang dan barang sebagai ungkapan

syukur atas berkat dan rahmat Tuhan. Namun, penerimaan kas GKJ

Wiladeg juga diperoleh dari sumber lain atau pemberian di luar warga

gereja. Terdapat beberapa jenis persembahan yang ada di GKJ Wiladeg,

adapun persembahan yang berupa uang terdiri dari:

a. Persembahan Warga Gereja

1) Persembahan mingguan

Persembahan mingguan merupakan persembahan yang diberikan

jemaat setiap ibadah atau kebaktian pada hari minggu.

Persembahan ini dikumpulkan dengan cara jemaat memasukkan

uang persembahan ke dalam kantong yang terdiri dari dua kantong

persembahan. Uang persembahan ini akan dihitung oleh petugas

pada akhir ibadah. Petugas akan mencatat jumlah persembahan

pada buku persembahan kemudian menyerahkan uang

persembahan kepada bendahara. Bendahara akan menyimpan dan

mencatat persembahan ke dalam buku kas.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

2) Persembahan Pembangunan

Persembahan pembangunan merupakan persembahan yang

dikumpulkan untuk tujuan pembangunan gereja. Persembahan ini

biasanya diberikan oleh warga gereja melalui kotak yang telah

disediakan oleh gereja atau dapat melalui majelis gereja yang

kemudian akan dihitung dan dicatat oleh bendahara.

3) Persembahan syukur

Persembahan syukur merupakan persembahan yang diberikan

jemaat sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat dan rahmat

Tuhan. Persembahan syukur ini biasanya diberikan oleh warga

gereja melalui kotak yang telah disediakan oleh gereja atau dapat

melalui majelis gereja yang kemudian akan dihitung dan dicatat

oleh bendahara.

4) Persembahan perpuluhan

Persembahan perpuluhan merupakan persembahan yang diberikan

sebagai ungkapan syukur atas hasil yang telah diterima dengan

perhitungan sepersepuluh dari penghasilan.Persembahan

perpuluhan ini biasanya diberikan oleh warga gereja melalui kotak

yang telah disediakan oleh gereja atau dapat melalui majelis gereja

yang kemudian akan dihitung dan dicatat oleh bendahara.

5) Persembahan hari raya

Persembahan hari raya dikumpulkan pada saat ibadah hari besar

atau hari raya seperti pada saat ibadah tahun baru masehi, paskah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

pentakosta, ulang tahun gereja dan natal. Pengumpulan

persembahan hari raya ini biasanya menggunakan kantong dan

kotak persembahan.

6) Persembahan sakramen

Persembahan sakramen dikumpulkan pada saat ibadah sakramental

yaitu perjamuan kudus dan baptis. Persembahan sakramen

dikumpulkan melalui kotak persembahan.

b. Sumber-sumber lain selain warga gereja

1) Kementrian Agama

Penerimaan kas ini bersumber dari pemerintah melalui kementrian

agama yang diberikan guna menunjang sarana dan prasarana

ibadah misalnya untuk pembangunan rumah ibadah, pengadaan

Alkitab dan kidung jemaat. Untuk mencairkan dana tersebut, gereja

membuat dan mengajukan proposal kepada kementrian agama.

Setelah proposal diterima, dana akan dikirim melalui rekening

gereja dan akan dicatat oleh bendahara.

2) Anggaran Dana Desa

Penerimaan kas ini bersumber dari anggaran dana desa yang

diberikan setiap tahun guna membantu biaya perawatan gereja.

Pemerintah desa akan menyerahkan dana langsung kepada gereja

melalui bendahara atau majelis pengurus harian.

3) Sumbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Sumbangan adalah penerimaan berupa barang maupun uang yang

berasal dari perorangan atau lembaga yang tidak mengikat.

Sumbangan ditujukan untuk keperluan atau tujuan tertentu yang

diberikan secara langsung kepada gereja melalui majelis dan

bendahara atau melalui transfer ke rekening gereja.

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas GKJ Wiladeg

a. Tanda Bukti Penerimaan Kas

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan untuk mencatat

penerimaan kas sebagai tanda bukti jumlah kas yang masuk.

b. Rekapitulasi Uang Persembahan

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan sebagai bukti jumlah

penerimaan kas setiap minggu.

c. Kartu persembahan bulanan

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan sebagai bukti

penerimaan persembahan bulanan kepada warga gereja.

3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas GKJ

Wiladeg.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas gereja

Gereja Kristen Jawa Wiladeg adalah catatan berbentuk buku kas dan juga

soft file dengan menggunakan Microsoft exel.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

B. Sistem Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg

1. Deskripsi Sistem Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg

Pengeluaran kas yang ada di Gereja Kristen Jawa Wiladeg

digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah tercantum pada

Rancangan Anggaran dan Belanja Gereja. Kegiatan-kegiatan tersebut

dibuat oleh setiap bidang pelayanan yang ada di GKJ Wiladeg sebagai

program kerja.

a. Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin merupakan pengeluaran kas yang dilakukan secara

rutin setiap bulan. Pengeluaran rutin ini dikeluarkan secara langsung

sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.Yang termasuk

pengeluaran rutin yaitu:

1) Biaya hidup Pendeta

Biaya hidup pendeta dibayarkan berdasarkan Peraturan

Kesejahteraan Vikaris, Pendeta, dan Peneta Emiritus Gereja-Gereja

Kristen Jawa yang dibuat oleh Sinode GKJ. Langkah dalam

melakukan pembayaran biaya hidup pendeta adalah tim penyusun

anggaran menghitung jumlah biaya hidup pendeta yang harus

dibayarkan setiap bulannya. Selanjutnya, bendahara akan

membayarkan biaya hidup pendeta sesuai dengan jumlah yang

tertera pada anggaran. Bendahara akan mencatat dalam buku kas

keluar dan penerima akan menandatangani Bukti Pembayaran

Biaya Hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

2) Biaya hidup tenaga gereja

Biaya hidup pendeta dibayarkan berdasarkan Peraturan

Kesejahteraan Karyawan Gereja-gereja Kristen Jawa yang dibuat

oleh Sinode GKJ. Langkah dalam melakukan pembayaran biaya

hidup tenaga gereja adalah tim penyusun anggaran menghitung

jumlah biaya hidup pendeta yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Selanjutnya, bendahara akan membayarkan biaya hidup tenaga

gereja sesuai dengan jumlah yang tertera pada anggaran. Bendahara

akan mencatat dalam buku kas keluar dan penerima akan

menandatangani Bukti Pembayaran Biaya Hidup.

3) Biaya hidup koster gereja

Langkah dalam melakukan pembayaran biaya hidup tenaga gereja

adalah tim penyusun anggaran menghitung jumlah biaya hidup

koster gereja yang harus dibayarkan setiap bulannya. Biaya hidup

koster gereja dihitung berdasarkan Upah Minimal Regional (UMR)

Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya, bendahara akan

membayarkan biaya hidup koster gereja sesuai dengan jumlah yang

tertera pada anggaran. Bendahara akan mencatat dalam buku kas

keluar dan penerima akan menandatangani Bukti Pembayaran

Biaya Hidup.

4) Tambahan biaya hidup Pendeta Emiritus

Biaya hidup pendeta dibayarkan berdasarkan Peraturan

Kesejahteraan Vikaris, Pendeta, dan Pendeta Emiritus Gereja-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Gereja Kristen Jawa yang dibuat oleh Sinode GKJ. Langkah dalam

melakukan pembayaran biaya hidup pendeta emiritus adalah tim

penyusun anggaran menghitung jumlah biaya hidup pendeta

emiritus yang harus dibayarkan setiap bulannya. Selanjutnya,

bendahara akan membayarkan biaya hidup pendeta emiritus sesuai

dengan jumlah yang tertera pada anggaran. Bendahara akan

mencatat dalam buku kas keluar dan penerima akan

menandatangani Bukti Pembayaran Biaya Hidup.

5) Iuran Dana Kebersamaan Klasis GKJ

Langkah-langkah pembayaran iuran dana kebersamaan klasis

adalah bendahara menyetorkan uang iuran dana kebersamaan ke

kantor klasis GKJ. Bendahara akan menerima tanda bukti

pembayaran berupa kwitansi dan akan dicatat dalam Tanda Bukti

Pengeluaran Kas.

6) Belanja listrik, air, telepon, dan intermet

Bendahara membayar tagihan listrik, air, telepon, dan internet dan

akan dicatat pada Buku Kas.

b. Pengeluaran tidak rutin

Pengeluaran tidak rutin merupakan pengeluaran kas yang digunakan

untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah tercantum pada

anggaran gereja. Setiap bidang pelayanan pada awal periode

mengajukan rancangan kegiatan yang kemudian akan disetujui dan

ditetapkan pada sidang majelis. Masing-masing bidang pelayanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

akan dapat langsung mengambil dana sesuai dengan rancangan

kegiatan yang tercantum di anggaran gereja.

c. Pengeluaran Insidental

Pengeluaran insidental merupakan pengeluaran kas untuk membiayai

kegiatan yang tidak dianggarkan dan ditetapkan dalam anggaran

namun harus tetap dikeluarkan karena penting. Setiap bidang

pelayanan yang menggunakan pengeluaran insidental harus

mengajukan proposal kegiatan. Proposal kegiatan yang diajukan akan

dibahas dan ditetapkan pada sidang rutin majelis.

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas GKJ Wiladeg

a. Tanda Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan sebagai tanda bukti

kas keluar.

b. Tanda Bukti Pembayaran Biaya Hidup

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan sebagai tanda bukti

pembayaran biaya hidup pendeta, tenaga gereja, koster gereja dan

pendeta emiritus.

c. Proposal Kegiatan

Dokumen ini dibuat oleh setiap bidang pelayanan yang digunakan

sebagai tanda bukti pelaksanaan kegiatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

d. Akta Sidang

Dokumen ini dibuat berdasarkan hasil rapat oleh majelis sebagai tanda

bukti otorisasi atas suatu kebijakan misalnya kebijakan dalam

pengeluaran kas di luar anggaran gereja.

e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gereja

Dokumen ini dibuat oleh gereja yang digunakan sebagai dasar untuk

mengeluarkan kas.

3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas GKJ

Wiladeg.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas Gereja

Kristen Jawa Wiladeg adalah catatan berbentuk buku kas dan juga soft

file dengan menggunakan Microsoft exel.

C. Analisis Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan

dan Pengeluaran Kas GKJ Wiladeg

1. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg dengan komponen

lingkungan pengendalian menurut pengendalian COSO.

Lingkungan pengendalian adalah seprangkat standar, proses, dan

struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian

internal di sebuah organisasi. Lingkungan pengendalian Gereja Kristen

Jawa Wiladeg mencakup sikap para majelis dan pengurus gereja terhadap

pentingnya pengendalian internal pada organisasi tersebut. Beberapa

faktor yang berpengaruh pada lingkungan pengendalian internal adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

gaya kepemimpinan dan nilai-nilai organisasi, pengawasan, struktur

organisasi serta penetapan tanggung jawab organisasi.

Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara implementasi

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan teori pengendalian internal menurut

COSO yang meliputi komponen Lingkungan Pengendalian yang

dipaparkan dalam Tabel 5.1 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Lingkungan Kriteria Bukti Keterangan
Wiladeg Sesuai
Pengendalian
1. Menunjukkan a. Majelis gereja a. Majelis dan pengurus GKJ
komitmen terhadap menunjukkan Wiladeg menjunjung tinggi
integritas dan nilai integritas dan nilai nilai nilai-nilai kejujuran, Sesuai
W
etika nilai etika melalui keterbukaan, akuntabilitas
arahan, tindakan dan serta kerendahan hati.
perilaku.
b. Majelis dan pengurus b. Majelis dan pengurus Gereja Tidak
gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak dideskripsikan
mendeskripsikan mendeskripsikan standar Tidak Sesuai secara
O
standar integritas dan integritas dan nilai-nilai eksplisit.
nilai-nilai etika secara etika.
eksplisit.
c. Gereja mengevaluasi c. Gereja Kristen Jawa Wiladeg
penerapan nilai-nilai melakukan evaluasi kegiatan
etika majelis dan melalui Sidang Majelis yang
Sesuai
pengurus. diatur dalam . peraturan Tata W
Gereja dan Tata Laksana
yang ditetapkan oleh sinode
GKJ.
W = Wawancara , O = Observasi

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen
Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Kriteria Bukti Keterangan
Lingkungan Wiladeg Sesuai
Pengendalian
d. Gereja melaksanakan d. Gereja Kristen Jawa Wiladeg
perbaikan atas melakukan pendampingan
penyimpangan yang terhadap majelis atau pengurus W Sesuai
terjadi secara konsisten yang menyimpang dari ajaran
dan tepat waktu. dan nilai-nilai gerejawi.
2. Dewan direksi a. Majelis gereja a. Tanggungjawab pengawasan
menunjukkan bertanggungjawab dilaksanakan oleh seluruh majelis,
independensi melaksanakan pengurus dan jemaat Gereja W
Sesuai
dari manajemen pengawasan terhadap Kristen Jawa Wiladeg.
dan melakukan bidang-bidang pelayanan.
pengawasan b. Majelis gereja dipilih b. Majelis Gereja Kristen Jawa
terhadap berdasarkan keterampilan Wiladeg melakukan penjaringan
Sesuai
pengembangan dan keahlian. untuk mencari calon pengurus W
dan kinerja baru yang dipandang mampu
pengendalian dalam berorganisasi.
internal. c. Gereja memiliki anggota c. Gereja Kristen Jawa memiliki
pengurus yang cukup Majelis Pekerja Harian (MPH)
dalam rangka membantu dan majelis koordinator bidang- Sesuai
O
melaksanakan tugas dan bidang pelayanan serta pengurus
panggilan gereja. pembantu di bawah bidang
pelayanan.

107
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Sesuai/


Praktik yang dilaksanakan GKJ
No. Lingkungan Kriteria Bukti Tidak Keterangan
Wiladeg
Pengendalian Sesuai
d. Pengawasan majelis gereja d. Gereja Kristen Jawa belum Dapat berakibat
dilakukan jemaat melalui memiliki pengawasan turunnya tingkat
Tidak
perwakilan jemaat yang melalui perwakilan jemaat W kepercayaan
Sesuai
independen. yang independen. jemaat pada
pengurus gereja.
3. Manajemen a. Gereja memiliki struktur a. Gereja Kristen Jawa
menetapkan organisasi yang jelas dan Wiladeg memiliki struktur
Sesuai
dengan badan digambarkan dalam organisasi yang O
pengawas, struktur, bentuk grafis. digambarkan dalam bentuk
alur pelaporan, dan grafis. (lihat tabel 4.1)
otoritas dan b. Gereja menetapkan alur b. Setiap komisi melaporkan
tanggung jawab pelaporan organisasi dari kepada majelis bidang,
yang tepat dalam setiap bidang pelayanan. kemudian majelis bidang W Sesuai
pencapaian tujuan. melaporkan ke sidang
majelis.
c. Gereja melakukan c. Gereja Kristen Jawa
pemisahan tugas serta Wiladeg memiliki uraian
uraian tugas (job desk) tugas (job desk) bagi majelis O Sesuai
yang jelas bagi majelis dan pengurus gereja.
dan pengurus gereja.
W = Wawancara , O = Observasi

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Lingkungan Pengendalian GKJ Wiladeg Sesuai
4. Organisasi menunjukkan a. Majelis gereja a. Majelis Gereja Kristen
komitmen untuk menarik, menetapkan Jawa mengurangi
mengembangkan, qdan kebijakan dan kegiatan di saat
W Sesuai
memelihara orang-orang yang praktik pelaksanaan pendapatan tidak
kompeten sejalan dengan kegiatan. mencapai anggaran
tujuan. yang telah ditetapkan.
b. Majelis gereja b. Majelis Gereja Kristen
melakukan evaluasi Jawa Wiladeg
kompetensi sumber melakukan pemilihan
daya manusia yang dan peneguhan badan
O Sesuai
diperlukan. pembantu bidang
pelayanan berdasarkan
kemampuan yang
dimiliki.
c. Gereja melakukan c. Gereja Kristen Jawa Pengurus
pelatihan kepada Wiladeg belum baru
pengurus dalam melakukan kegiatan mengikuti
Tidak Sesuai
memahmi tugas dan pelatihan kepada W praktik yang
tanggungjawabnya pengurus yang baru. sudah ada
dalam melaksanakan sebelumnya.
kegiatan.

109
W = Wawancara , O = Observasi

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

No. Elemen Komponen


Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak
Lingkungan Kriteria Bukti Keterangan
GKJ Wiladeg Sesuai
Pengendalian
d. Gereja melakukan d. Majelis Gereja Kristen
persiapan dan Jawa Wiladeg
perencanaan atas menetapkan jumlah
penggantian pengurus pengurus baru yang O Sesuai
dan melakukan dibutuhkan.
peneguhan kepada
pengurus baru.
5. Organisasi memiliki a. Majelis dan pengurus a. Majelis Gereja Kristen
orang-orang yang gereja bertanggungjawab Jawa Wiladeg
bertanggungjawab melaporkan setiap menyampaikan Sesuai
untuk tanggung jawab kebijakan dan keputusan informasi kebijakan dan
O
pengendalian kepada jemaat. keputusan kepada
internalmereka sejalan jemaat pada saat
dengan tujuan. Pendalaman Alkitab
(bible)
b. Gereja menetapkan b. Gereja Kristen Jawa Gereja tidak
pengukuran kinerja bagi Wiladeg tidak Tidak Sesuai menerapkan
majelis dan pengurus. menetapkan pengukuran
W
pengukuran kinerja kinerja seperti
bagi majelis dan pada

110
pengurus. perusahaan.
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.1 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Lingkungan Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Lingkungan Kriteria Bukti Keterangan
Wiladeg Sesuai
Pengendalian
c. Majelis gereja c. Majelis Gereja Kristen Jawa Kepengurusan
mengevaluasi Wiladeg tidak melakukan berdasarkan
kinerja secara evaluasi kinerja dan Tidak Sesuai kesukarelaan.
W
pengurus periodik. memberikan insentif dan
penghargaan kepada
pengurus gereja.
d. Majelis gereja d. Majelis Gereja Kristen Jawa
mengevaluasi Wiladeg mengevaluasi Sesuai
tekanan atau tekanan dan kendala rutin
W
kendala dalam setiap bulan sekali di dalam
mencapai tujuan sidang majelis.
organisasi.
e. Majelis gereja e. Majelis Gereja Kristen Jawa
mengevaluasi Wiladeg mengevaluasi Sesuai
kinerja bidang- kinerja bidang-bidang O
bidang pelayanan. pelayanan setiap tahun.

(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2017)


W = Wawancara , O = Observasi

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

2. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg dengan komponen

penilaian risiko menurut pengendalian COSO.

Risiko adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan kerugian atau

merupakan kombinasi dari kemungkinan dan akibat. Untuk

menminimalkan risiko, Gereja Kristen Jawa Wiladeg perlu melakukan

penilaian risiko. Penilaianrisiko merupakan kegiatan analisis dan evaluasi

risiko dalam tindakan sebuah organisasi.Beberapa hal yang berkaitan

dengan penaksiran risiko menurut COSO yaitu menilai risiko, mengelola

risiko, menaksir potensi kecurangan dan perubahan. Dengan penaksiran

risiko yang baik, Gereja Kristen Jawa Wiladeg dapat mengelola potensi

resiko yang dihadapi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Untuk mengetahui praktik penilaian risiko yang dilakukan, peneliti

membandingkan antara implementasi pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan

teori pengendalian internal menurut COSO yang meliputi komponen

Penilaian Risiko yang dipaparkan dalam Tabel 5.2 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Penilaian Risiko Wiladeg Sesuai
1. Organisasi a. Majelis dan pengurus a. Majelis dan pengurus Gereja
menetapkan tujuan gereja membuat Kristen Jawa Wiladeg membuat
dengan kejelasan rancangan kegiatan. rancangan kegiatan dan Sesuai
O
yang cukup untuk Rancangan Anggaran
mampu Pendapatan dan Belanja Gereja
mengidentifikasikan (RAPBG) setiap awal tahun.
dan menaksir risiko b. Majelis dan pengurus b. Bendahara Gereja Kristen Jawa
yang terkait dengan gereja melaporkan Wiladeg membuat laporan arus
Sesuai
tujuan. keuangan sesuai dengan kas dalam setiap bulan dan O
standar akuntansi yang setiap tahun.
berlaku.
c. Majelis dan pengurus c. Majelis dan pengurus Gereja
gereja patuh terhadap Kristen Jawa Wiladeg belum
Tidak Sesuai
standar pelaporan yang menggunakan standar pelaporan O
ditetapkan pihak sesuai dengan standar PSAK
eksternal. 45.
d. Pengurus gereja d. Pengurus Gereja Kristen Jawa
melaporkan aktivitas Wiladeg melaporkan kegiatan
dan kegiatan secara kepada majelis melalui Sesuai
W
rutin kepada majelis pertemuan atau rapat dan
dan jemaat. melaporkan kepada jemaat
melalui warta gereja.

113
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Penilaian Risiko Wiladeg Sesuai
e. Majelis gereja e. Majelis dan pengurus Gereja
memberikan Kristen Jawa Wiladeg tidak
hukuman yang tegas memberikan hukuman yang tegas
bagi pengurus yang bagi pengurus yang melakukan
W Tidak Sesuai
melakukan kecurangan untuk kepentingan
kecurangan untuk pribadi.
kepentingan diri
sendiri.
2. Organisasi a. Setiap bidang a. Setiap bidang pelayanan Gereja
mengidentifikasi pelayanan gereja Kristen Jawa Wiladeg membuat
Sesuai
risiko untuk membuat perencanaan kegiatan dan
O
mencapai tujuan perencanaan kegiatan disampaikan kepada majelis.
untuk semua entitas yang disampaikan
dan menganalisis kepada majelis.
risiko sebagai dasar b. Menyimpan dokumen b. Pengurus Gereja Kristen Jawa
Sesuai
untuk menentukan dan catatan di tempat Wiladeg menyimpan dokumen dan O
bagaimana risiko yang aman. catatan di tempat yang aman.
seharusnya diatur. c. Setiap dokumen c. Setiap dokumen yang ada di
terdapat tanda tangan Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Sesuai
sebagai bukti otorisasi terdapat tempat tanda tangan. O
dan keabsahan
dokumen.

114
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Penilaian Risiko Wiladeg Sesuai
d. Majelis gereja d. Majelis Gereja Kristen jawa
mengestimasi risiko Wiladeg belum melakukan
yang signfikan. pencegahan terhadap kecurangan O Tidak Sesuai
dalam penyetoran iuran dana
kebersamaan.
e. Majelis gereja e. Ketua Majelis Gereja Kristen
mengkoreksi kesalahan Jawa Wiladeg menilai dan
O Sesuai
tepat waktu. mengkoreksi kesalahan sebelum
melaksanakan sidang majelis.
3. Organisasi a. Majelis gereja berhati a. Majelis Gereja Kristen Jawa
mempertimbangkan hati dalam membuat Wiladeg membuat kebijakan Sesuai
potensi kecurangan kebijakan. secara hati-hati dan selalu W
dalam penaksiran dimusyawarahkan dalam sidang
resiko untuk majelis.
mencapai tujuan b. Gereja memberikan b. Majelis Gereja Kristen Jawa
motivasi yang positif Wiladeg selalu memberikan Sesuai
O
bagi majelis dan motivasi yang positif.
pengurus.
c. Setiap anggota majelis c. Setiap anggota majelis dan
dan pengurus gereja pengurus Gereja Kristen Jawa Sesuai
W
saling mengawasi satu Wiladeg saling mengawasi dan
dengan yang lainnya. saling mengingatkan.

115
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Penilaian Risiko dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Penilaian Risiko Wiladeg Sesuai
d. Gereja menanamkan d. Gereja Kristen Jawa Wiladeg
nilai-nilai moral yang menanamkan nilai-nilai moral O Sesuai
baik bagi pengurus. yang baik bagi pengurus.
4. Organisasi a. Majelis gereja a. Majelis Gereja Kristen Jawa
mengidentifikasi dan mengkomunikasikan Wiladeg mengkomunikasikan
Sesuai
menilai perubahan- perubahan regulasi perubahan regulasi kepada O
perubahan yang bisa kepada jemaat. jemaat.
berpengaruh pada
sistem pengendalian b. Majelis gereja b. Majelis Gereja Kristen Jawa
internal secara mengkomunikasikan Wiladeg mengkomunikasikan
signifikan. perubahan sistem baru perubahan sistem baru kepada Sesuai
W
kepada pengurus dan pengurus dan jemaat melalui
jemaat. persidangan majelis dan warta
gereja.
c. Perubahan dan c. Pergantian pengurus Gereja
pergantian kepengurusan Kristen Jawa Wiladeg
O Sesuai
gereja dilakukan secara dilakukan dua tahun sekali.
periodik.
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2017) W = Wawancara , O = Observasi

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

3. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg dengan komponen

aktivitas pengendalian menurut pengendalian COSO.

Gereja sebagai entitas organisasi memilih dan mengembangkan

aktivitas pengendalian yang berkontribusi dalam pengelolaan risiko.

Aktivitas pengendalian merupakan tindakan-tindakan yang ditetapkan

melalui kebijakan dan prosedur untuk memastikan arahan manajemen

untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Tindakan-tindakan pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui

penggunaan dan pengelolaan teknologi serta dengan membuat kebijakan-

kebijakan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Pada praktik yang dilaksanakan Gereja Kristen Jawa Wiladeg,

aktivitas pengendalian yang dilakukan berhubungan dengan penggunaan

teknologi serta kebijakan-kebijakan untuk memastikan tanggung jawab

pengendalian internal. Untuk mengetahui aktivitas pengendalian yang

dilaksanakan, peneliti membandingkan antara implementasi

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan teori pengendalian internal menurut

COSO yang meliputi komponen Aktivitas Pengendalian yang dipaparkan

dalam Tabel 5.3 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak
No. Aktivitas Kriteria Bukti Keterangan
GKJ Wiladeg Sesuai
Pengendalian
1. Organisasi memilih a. Menggunakan desain a. Dokumen yang ada di Memungkinkan
dan dokumen yang baik Gereja Kristen Jawa terjadinya
mengembangkan dengan mencantumkan Wiladeg belum pemalsuan
O Tidak Sesuai
aktivitas nomor urut tercetak mencantumkan nomor urut dokumen.
pengendalian yang untuk mengurangi tercetak.
berkontribusi risiko kecurangan.
dalam pencegahan b. Menyimpan harta ke b. Uang persembahan Gereja
risiko untuk dalam tempat yang Kristen Jawa Wiladeg Sesuai
O
mencapai tujuan aman dan membatasi disimpan ke dalam Bank.
pada level yang akses terhadap harta.
dapat diterima. c. Menggunakan c. Pencatatan penerimaan dan
pencatatan double-entry. pengeluaran kas di Gereja
Kristen Jawa Wiladeg Sesuai
O
menggunakan teknik
double-entry. (lihat
lampiran 5)
d. Majelis gereja d. Majelis Gereja Kristen
mengevaluasi setiap Jawa Wiladeg
pemasukan dan mengevaluasi penerimaan W Sesuai
pengeluaran kas secara dan pengeluaran kas per
periodik. bulan dan per tahun.
W = Wawancara , O = Observasi

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Aktivitas Kriteria Bukti Keterangan
Wiladeg Sesuai
Pengendalian
e. Mempertimbangkan e. Majelis Gereja Kristen Jawa
aktivitas pengendalian Wiladeg mempertimbangkan
O Sesuai
pada berbagai level pengendalian pada berbagai
dalam entitas. level entitas.
f. Terdapat pemisahan f. Majelis Gereja Kristen Jawa Memungkinkan
tugas antara pemegang Wiladeg belum menerapkan terjadinya
kas, bagian pencatatan, pemisahan tugas antara W Tidak Sesuai pencurian kas.
dan bagian otorisasi. pemegang kas dengan bagian
pencatatan.
2. Organisasi memilih a. Melakukan a. Gereja Kristen Jawa
dan penyimpanan catatan Wiladeg menyimpan catatan
mengembangkan dan dokumen dalam dan dokumen dalam bentuk Sesuai
O
aktivitas bentuk file serta file dengan serta melakukan
pengendalian yang melakukan backup backup data.
umum melalui data.
teknologi untuk b. Pencatatan b. Pencatatan kas di Gereja
mendukung menggunakan Kristen Jawa Wiladeg
pencapaian tujuan. komputer untuk menggunakan Microsoft Sesuai
O
membantu menjamin Exel.
keakurasian dalam
perhitungan keuangan.

119
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Aktivitas Pengendalian GKJ Wiladeg Sesuai
c. Terdapat pembatasan c. Bendahara Gereja Kristen
akses terhadap Jawa Wiladeg melakukan
O Sesuai
komputer dan file. pembatasan akses terhadap
komputer dan file.
d. Majelis gereja memilih d. Majelis Gereja Kristen Karena
dan mengembangkan Jawa Wiladeg belum keterbatasan
aktivitas pengendalian melakukan pengembangan sumber daya
melalui akuisisi, teknologi. manusia.
pengembangan dan W Tidak Sesuai
pemeliharaan teknologi
dan infrastruktur untuk
mencapai tujuan
manajemen.
3. Organisasi a. Majelis gereja a. Majelis membayarkan
menyebarkan aktivitas menetapkan aktivitas biaya hidup pendeta sesuai Sesuai
pengendalian melalui pengendalian yang kebijakan sidang majelis O
kebijakan yang dibangun menjadi melalui tenaga gereja.
menetapkan apa yang proses bisnis.
diharapkan dan b. Gereja membuat b. Gereja Kristen Jawa Sesuai
prosedur yang jadwal pelayanan bagi Wiladeg membuat jadwal
O
memasukkan kebijakan pendeta dan majelis. pelayanan bagi pendeta
dalam tindakan. dan majelis.

120
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Aktivitas Pengendalian dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Aktivitas Pengendalian GKJ Wiladeg Sesuai
c. Kegiatan gereja c. Kegiatan yang ada di
dilaksanakan sesuai Gereja Kristen Jawa
rencana yang telah Wiladeg dilaksanakan W Sesuai
ditetapkan oleh berdasarkan rencana yang
majelis. telah ditetapkan.
d. Majelis dan d. Majelis dan pengurus
pengurus gereja Gereja Kristen Jawa
Sesuai
melakukan tindakan Wiladeg melakukan W
perbaikan. tindakan perbaikan atas
kesalahan yang terjadi
e. Majelis dan e. Majelis dan pengurus
pengurus gereja Gereja Kristen Jawa
memiliki Wiladeg memiliki
Sesuai
kemampuan dalam kemampuan dalam O
melaksanakan melaksanakan aktivitas
aktivitas pengendalian.
pengendalian.
f. Majelis menaksir f. Majelis Gereja Kristen
kembali kebijakan Jawa Wiladeg menilai
Sesuai
yang telah kegiatan yang telah W
dilakukan. dilaksanakan dalam sidang
majelis..
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah 2017) W = Wawancara , O = Observasi

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

4. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg dengan komponen

informasi dan komunikasi menurut pengendalian COSO.

Komunikasi pada sebuah organisasi merupakan hal yang sangat

penting. Kominikasi yang baik akan menghasilkan informasi yang baik

pula. Sebagai entitas organisasi, Gereja Kristen Jawa Wiladeg juga perlu

mempertimbangkan komponen informasi dan komunikasi. Informasi

dibutuhkan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian

internal untuk mendukung pencapaian tujuan. Dengan demikian, gereja

harus menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas dari sumber

eksternal maupun dari sumber internal untuk mendukung fungsi

pengendalian internal.

Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara implementasi

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan teori pengendalian internal menurut

COSO yang meliputi komponen Informasi dan Komunikasi yang

dipaparkan dalam Tabel 5.4 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak
No. Informasi dan Kriteria Bukti Keterangan
GKJ Wiladeg Sesuai
Komunikasi
1. Organisasi a. Gereja a. Gereja Kristen Jawa
menghasilkan dan mengidentifikasi Wiladeg mengidentifikasi
menggunakan informasi yang informasi yang dibutuhkan W Sesuai
informasi yang dibutuhkan oleh pihak sumber data internal dan
relevan dan internal dan eksternal. eksternal.
berkualitas untuk b. Sistem informasi b. Sistem informasi Gereja
mendukung fungsi gereja mengungkap Kristen Jawa Wiladeg
pengendalian internal. sumber data internal mengungkap sumber data O Sesuai
dan eksternal internal dan eksternal.
eksternal.
c. Melakukan pencatatan c. Gereja Kristen Jawa
pada setiap transaksi Wiladeg melakukan
dan melakukan pencatatan pada setiap Sesuai
W
pengecekan fisik kas transaksi dan melakukan
dengan catatan saldo pengecekan fisik saldo kas
kas. secara rutin.
d. Gereja melaporkan d. Bendahara Gereja Kristen
informasi secara akurat Jawa Wiladeg melaporkan
dan tepat waktu. penerimaan kas kepada W Sesuai
jemaat setiap minggu
melalui warta.

123
W = Wawancara , O = Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Informasi dan Kriteria Bukti Keterangan
Wiladeg Sesuai
Komunikasi
e. Menggunakan e. Gereja Kristen Jawa Wiladeg
pencatatan mencatat penerimaan dan
terkomputerisasi dan pengeluaran kas ke dalam buku O Sesuai
pencatatan manual. kas dan ke dalam Microsoft
Exel.
2. Organisasi secara a. Majelis dan pengurus a. Majelis dan pengurus Gereja
Sesuai
internal gereja secara rutin Kristen Jawa Wiladeg
W
mengkomunikasikan melaksanakan rapat. melaksanakan rapat rutin setiap
informasi, termasuk bulan.
tujuan dan tanggung b. Setiap bidang-bidang b. Setiap bidang-bidang pelayanan
jawab untuk pelayanan gereja Gereja Kristen Jawa Wiladeg
pengendalian mengkomunikasikan mengkomunikasikan dan
Sesuai
internal yang dan membahas setiap membahas setiap kegiatan W
diperlukan untuk kegiatan bersama bersama dengan majelis yang
mendukung fungsi dengan majelis yang bertanggungjawab.
pengendalian bertanggungjawab.
internal. c. Setiap jemaat dan c. Setiap jemaat Gereja Kristen
pengurus memiliki hak Jawa Wiladeg dapat melaporkan
Sesuai
untuk melaporkan kecurangan yang terjadi secara W
kecurangan yang langsung maupun secara tertulis
terjadi. kepada majelis.
W = Wawancara , O = Observasi

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Informasi dan Komunikasi GKJ Wiladeg Sesuai
d. Gereja membuat d. Gereja Kristen Jawa
warta sebagai media Wiladeg membuat warta
informasi kepada gereja setiap minggu
O Sesuai
jemaat tentang sebagai media informasi
kegiatan dan kepada jemaat.
kebijakan gereja.
3. Organisasi a. Majelis gereja a. Majelis Gereja Kristen
mengkomunikasikan dengan mengkomunikasikan Jawa Wiladeg
pihak eksternal mengenai informasi laporan mengkomunikasikan
persoalan yang keuangan secara informasi laporan W
mempengaruhi fungsi dari tepat waktu kepada keuangan secara tepat Sesuai
pengendalian internal klasis GKJ dan pihak waktu kepada jemaat dan
lain. klasis GKJ.
b. Gereja melaksanakan b. Gereja Kristen Jawa
sidang terbuka yang melaksanakan sidang
dilaksanakan terbuka yang dikuti Sesuai
O
Majelis, pengurus majelis, pengurus dan
gereja dan jemaat. jemaat untuk membahas
tentang kegiatan gereja.

W = Wawancara , O = Observasi

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Informasi dan Komunikasi dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen
Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak
No. Informasi dan Kriteria Bukti Keterangan
Wiladeg Sesuai
Komunikasi
c. Jemaat dan pihak lain c. Jemaat Gereja Kristen Jawa
dapat memberikan Wiladeg dapat memberikan O
penilaian dan masukan penilaian dan masukan kepada
Sesuai
secara langsung kepada majelis secara langsung
majelis dan pengurus maupun tidak langsung dengan
gereja. menggunakan surat yang
disampaikan kepada gereja.
d. Setiap majelis dan d. Setiap majelis dan pengurus
pengurus gereja dapat Gereja Kristen Jawa Wiladeg
Sesuai
saling menyimpan saling menyimpan rahasia O
rahasia jabatan. jabatannya.

e. Majelis dan pengurus e. Majelis dan pengurus gereja


gereja Kristen Jawa Wiladeg Sesuai
mengkomunikasikan menyampaikan masalah-
W
masalah-masalah di masalah yang terjadi dalam
dalam sidang atau rapat. pelaksanaan kegiatan di dalam
rapat rutin.
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2017) W = Wawancara , O = Observasi

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

5. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem

penerimaan dan pengeluaran kas di GKJ Wiladeg dengan komponen

kegiatan pemantauan menurut pengendalian COSO.

Dalam melaksanakan pengendalian internal, Gereja Kristen Jawa

Wiladegperlu melaksanakan kegiatan pemantauan. Kegiatan pemantauan

dilaksanakan untuk memberikan penilaian kinerja pengendalian internal

pada waktu tertentu. Kegiatan pemantauan melibatkan proses evaluasi

yang berkelanjutan serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Pemantauan terhadap pengendalian internal akan menemukan

kekurangan-kekurangan yang menghambat tercapainya tujuan organisasi

sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.

Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara implementasi

pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas

Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan teori pengendalian internal menurut

COSO yang meliputi komponen Pemantauan yang dipaparkan dalam

Tabel 5.5 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan GKJ Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Kegiatan Pemantauan Wiladeg Sesuai
1. Organisasi memilih, a. Majelis gereja a. Majelis Gereja Kristen Jawa
mengembangkan, dan melakukan evaluasi Wiladeg melakukan evaluasi
melakukan evaluasi secara menyeluruh setiap bulan.
W Sesuai
berkelanjutan dan / dari hasil evaluasi
atau terpisah untuk yang dilakukan setiap
memastikan apakah bulan dalam setahun.
komponen b. Majelis dan pengurus b. Majelis Gereja Kristen Jawa
pengendalian internal gereja mempertimbangkan laporan
ada dan berfungsi. mempertimbangkan kegiatan tahun sebelumnya
W Sesuai
hasil evaluasi kegiatan untuk menentukan kegiatan
dari tahun ke tahun. yang akan silaksanakan di
tahun berikutnya.
c. Hasil pelaporan c. Hasil pelaporan kegiatan
kegiatan tahunan tahunan Gereja Kristen Jawa
digunakan untuk Wiladeg digunakan untuk Sesuai
W
membantu membantu menentukan
menentukan kebijakan kebijakan tahun selanjutnya.
tahun selanjutnya.
W = Wawancara , O = Observasi

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Kegiatan Pemantauan GKJ Wiladeg Sesuai
d. Majelis dan d. Majelis dan pengurus
pengurus dipilih Gereja Kristen Jawa
secara kolektif Wiladeg dipilih dan Sesuai
W
berdasarkan diteguhkan berdasarkan
kemampuan yang kemampuan pada bidang
dimiliki. tertentu.
e. Evaluasi e. Evaluasi kegiatan Gereja
dilaksanakan pada Kristen Jawa Wiladeg Sesuai
W
saat sidang majelis. dilaksanakan pada saat
sidang majelis.
f. Majelis gereja f. Majelis Gereja Kristen Jawa
mengevaluasi Wiladeg melakukan evaluasi Sesuai
W
seluruh kegiatan terhadap seluruh kegiatan
yang dilaksanakan. yang telah terlaksana.
g. Majelis dan g. Majelis dan pengurus Gereja
pengurus gereja Kristen Jawa Wiladeg
melakukan evaluasi melakukan evaluasi kegiatan W Sesuai
kegiatan secara dalam satu bulan maupun
berkala. selama satu tahun.
W = Wawancara , O = Observasi

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Gereja Kristen Jawa
Wiladeg Berdasarkan pada Komponen Pemantauan dalam Pengendalian Internal COSO (lanjutan)

Elemen Komponen Praktik yang dilaksanakan Sesuai/Tidak


No. Kriteria Bukti Keterangan
Kegiatan Pemantauan GKJ Wiladeg Sesuai
2. Organisasi mengevaluasi a. Majelis gereja a. Majelis Gereja Kristen
dan mengkomunikasikan menilai hasil evaluasi Jawa Wiladeg menilai
kekurangan pengendalian yang berkelanjutan dan mengevaluasi W Sesuai
internal pada waktu yang dan terpisah. laporan keuangan di
tepat kepada pihak-pihak dalam sidang majelis.
yang bertanggung jawab b. Majelis gereja b. Majelis Gereja Kristen
untuk mengambil tindakan mengkomunikasikan Jawa
perbaikan, termasuk hasil evaluasi di mengkomunikasikan
manajemen senior dan dalam rapat dan hasil evaluasi melalui Sesuai
W
dewan direksi secara mengambil tindakan sidang majelis dan
tepat. perbaikan. dilakukan tindakan
perbaikan terhadap
kesalahan.
c. Majelis mengawasi c. Majelis Gereja Kristen
tindakan perbaikan Jawa Wiladeg
O Sesuai
yang dilakukan mengawasi perbaikan
yang dilakukan.
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2017) W = Wawancara , O = Observasi

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

D. Pembahasan

1. Lingkungan Pengendalian

a. Menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat

pada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Sebagai kehidupan religius

yang bersifat lembagawi, Gereja Kristen Jawa memerlukan sebuah

kepemimpinan. Kepemimpinan Gereja Kristen Jawa Wiladeg

menganut sistem presbiterial-sinodal yang dipimpin oleh Majelis yang

terdiri dari Penatua, Pendeta dan Diaken. Untuk menentukan

keputusan dan tindakan dalam mepemimpin gereja, Gereja Kristen

Jawa Wiladeg menggunakan tolok ukur Alkitab, Pokok-pokok Ajaran

GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg memiliki komitmen terhadap

integritas dan nilai nilai etika. Sebagai organisasi religius GKJ

Wiladeg menggunakan nilai-nilai alkitabiah dalam menjalankan tugas

organisasi. Kepemimpinan Gereja mengambil nilai-nilai yang

diperintahkan Allah dalam Tuhan Yesus yang dinyatakan dalam

sepuluh firman Allah yang terdapat pada Keluaran 20:1-17 dan juga

hukum kasih pada Matius 22: 37-40. Dalam melaksanakan integritas,

Gereja Kristen Jawa Wiladeg mendasari kepemimpinan dari perintah

Tuhan Yesus kepada muridnya pada Yohanes 21 tentang

menggembalakan domba domba. Dari dasar-dasar alkitab tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

para pemimpin dan pengurus gereja memegang teguh nilai-nilai

kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas serta kerendahan hati.

Pada Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak memiliki standar nilai-

nilai etika yang ditunjukkan secara eksplisit dalam organisasi. Hal ini

dikarenakan gereja merupakan organisasi religius yang melaksanakan

pelayanan bagi warga gereja. Proses pelayanan tersebut harus

didasarkan pada hati yang tulus serta kerendahan hati sehingga nilai-

nilai yang digunakan dalam Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak

didefinisikan dalam sebuah standar.

Dalam proses penilaian dan evaluasi tentang nilai-nilai etika

yang ada di GKJ Wiladeg dilakukan bersama sama. Setiap majelis dan

pengurus saling menilai dan mengevaluasi. Pemimpin dan pengurus

yang dirasa telah menyimpang dari nilai-nilai etika akan dilakukan

pendampingan oleh pendeta dan majelis. Dengan demikian praktik

yang ada dalam Gereja Kristen Jawa Wiladeg telah menerapkan

komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

b. Dewan direksi menunjukkan independensi dari manajemen dan

melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja

pengendalian internal.

Tanggung jawab pengawasan yang dilaksanakan di Gereja

Kristen Jawa Wiladeg tidak menggunakan badan pengawasan secara

independen. Tanggung jawab pengawasan dilaksanakan secara

bersama-sama. Setiap anggota majelis, pengurus dan jemaat memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

tanggung jawab yang sama untuk melaksanakan pengawasan terhadap

kepemimpinan yang ada di Gereja Kristen Jawa Wiladeg. Dalam

proses pengawasan keuangan gereja, laporan keuangan dilaporkan

pada sidang majelis dan disampaikan kepada warga jemaat. Hal ini

dibuktikan oleh pernyataan Pnt. Ismartono berikut ini:

Setelah majelis itu menerima pelaporan tertulis maka ini


disampaikan ke jemaat di masing masing wilayah sehingga
pengawasannya juga oleh majelis dan seluruh jemaat yang ada di
GKJ Wiladeg.

Sebagai organisasi keagamaan, pengurus baru Gereja Kristen

Jawa Wiladeg dipilih secara kolektif dan sukarela. Sebelum

melakukan pergantian, majelis gereja menginformasikan terlebih

dahulu kepada jemaat bahwa akan dilaksanakan pergantian pengurus

baru. Setelah itu majelis gereja melakukan penjaringan untuk mencari

calon pengurus baru yang dipandang mampu dalam berorganisasi.

Jemaat akan memilih calon pengurus yang telah di sampaikan melalui

warta gereja. Setelah terpilih akan diteguhkan dan diberikan tanggung

jawab pada kepengurusan gereja.

Di dalam kepengurusan Gereja Kristen Jawa Wiladeg terdapat

Majelis Pekerja Harian yang terdiri dari Ketua, Sekertaris dan

Bendahara. Di bawah Majelis Pekerja Harian terdapat majelis yang

bertanggungjawab sebagai koordinator bidang-bidang pelayanan.

Dalam melaksanakan tugas dan panggilan gereja, masing-masing

bidang pelayanan dibantu oleh komisi-komisi yang dapat

beranggotakan majelis dan jemaat. Dengan demikian Majelis Gereja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Kristen Jawa Wiladeg telah menunjukkan independensi untuk

melakukan pengawasan terhadap pengendalian internal.

c. Manajemen menetapkan dengan badan pengawas, struktur, alur

pelaporan, dan otoritas dan tanggung jawab yang tepat dalam

pencapaian tujuan.

Struktur organisasi Gereja Kristen Jawa Wiladeg secara eksplisit

telah disusun dan digambarkan dalam bagan(lihat gambar 4.1). Dari

struktur organisasi tersebut setiap orang dapat melihat dan mengetahui

posisi-posisi di setiap tingkatan majelis dan pengurus Gereja Kristen

Jawa Wiladeg.Melalui struktur organisasi yang digambarkan secara

eksplisit, setiap orang dapat melihat otoritas, tanggungjawab dan alur

komunikasi pada setiap tingkatan dan bidang-bidang pelayanan.

Misalnya, di dalam struktur organisasi Gereja Kristen Jawa

Wiladeg terdapat Komisi Musik dan Liturgi. Dari gambar struktur

organisasi tersebut dapat diketahui bahwa Komisi Musik dan Liturgi

terletak di bawah Bidang Ibadah. Hal itu menunjukkan bahwa Komisi

Musik dan Liturgi merupakan bagian dari Bidang Ibadah yang berada

di bawah Majelis dan Majelis Pekerja Harian. Selain menunjukkan

bagian, seseorang juga dapat mengetahui tanggung jawab dan proses

otorisasi serta pengawasan yang dijalankan melalui struktur

organisasi. Sesuai dengan namanya, Komisi Musik dan Liturgi

mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan musik dan liturgi

yang akan digunakan dalam sebuah ibadah. Karena Komisi ini berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

di bawah Bidang Ibadah, Komisi Musik dan Liturgi

bertanggungjawab pada Bidang Ibadah begitu juga Bidang Ibadah

melakukan pengawasan terhadap Komisi Musik dan Liturgi.

Dalam hal pelaporan, seluruh aktivitas dan pengelolaan

keuangan di Gereja Kristen Jawa Wiladeg dilaporkan kepada Majelis

melalui persidangan. Sebelum melaksanakan persidangan, setiap

komisi-komisi dan bidang-bidang pelayanan melaporkan keuangan

kepada Majelis Pekerja Harian. Majelis Pekerja Harian akan

memeriksa dan menilai kelengkapan laporan keuangan. Setelah dirasa

cukup oleh Majelis Pekerja Harian maka dapat dijadikan draft di

dalam persidangan seperti yang dinyatakan Pnt. Ismartono yaitu:

Pemeriksaan laporan gereja pertama, MPH yang kaitannya dengan


uang, ketua memeriksa laporan yang akan disampaikan ke dalam
persidangan. Kalau memeng ternyata itu dianggap sudah tidak
ada yang tidak pas maka sudah bisa dipakai sebagai draft dalam
persidangan.

Dengan demikian Gereja Kristen Jawa Wiladeg telah menerapkan

struktur, alur pelaporan serta otoritas organisasi.

d. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan,

dan memelihara orang-orang yang kompeten sejalan dengan tujuan.

Visi Gerja Kristen Jawa Wiladeg adalah menjadi gereja yang

dewasa dan berkenan kepada Allah. Dalam mencapai visi Gereja

Kristen Jawa Wiladeg membutuhkan orang-orang yang kompeten.

Untuk memenuhi kebutuhan majelis, Gereja Kristen Jawa Wiladeg

melaksanakan perencanaan dengan menetapkan jumlah personil yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

dibutuhkan. Majelis gereja akan melakukan penjaringan dan

menyampaikan informasi kepada jemaat. Jemaat akan mengusulkan

majelis baru dan usulan yang terbanyak ditetapkan sebagai majelis

terpilih. Untuk usulan pengurus-pengurus baru dibawah bidang

pelayanan akan ditentukan oleh majelis yang bertanggungjawab

sebagai koordinator bidang.

Majelis dan pengurus Gereja Kristen Jawa Wiladeg melakukan

perubahan pengurus baru secara periodik. Gereja Kristen Jawa

Wiladeg menerapkan sistem masa jabatan kepada majelis dan

pengurus gereja. Setiap majelis dan pengurus memiliki masa jabatan 2

tahun dan dapat dipilih dua kali periode. Dengan menerapkan sistem

masa jabatan diharapkan terdapat pembaharuan dalam kepengurusan

gereja. Setiap pengurus baru yang ada di Gereja Kristen Jawa Wiladeg

khususnya dalam kemajelisan tidak diberikan pelatihan untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. Pnt.

Gunadi menyatakan sebagai berikut:

Pelatihan dan pengembangan pengurus baru secara resmi atau


secara struktural tidak ada kegiatan pelatihan misalnya khusus
untuk personil-personil dalam kemajelisan

Pengurus baru secara langsung menyesuaikan diri pada setiap posisi

atau jabatan. Pengurus baru mengikuti praktik yang dilaksanakan

gereja pada pengurus-pengurus sebelumnya. Hal ini dinyatakan Pnt.

Ismartono sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Kalau pengurus-pengurus yang baru mesti ditempatkan sebagai


pengurus dua. Dan nanti pada saat pengurus satu sudah berhenti
karena masa pelayanannya selesai maka nanti pengurus dua yang
sudah belajar dari pengurus satu yang akan menggantikan
kedudukannya.

Namun demikian, Gereja Kristen Jawa Wiladeg berkomitmen untuk

mengembangkan kompetensi personal majelis dan pengurus melalui

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan gereja maupun luar gereja.

Kegiatan-kegiatan pelatihan ini misalnya melalui retreat, pelatihan

kepemimpinan, pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan klasis GKJ dan

pengutusan pelatihan yang dilaksanakan gereja atau organisasi lain.

Untuk itu, Gereja Kristen Jawa Wiladeg telah menunjukkan komitmen

untuk menarik, mengembangkan dan memelihara orang-orang yang

kompeten.

e. Organisasi memiliki orang-orang yang bertanggungjawab untuk

tanggung jawab pengendalian internal mereka sejalan dengan tujuan.

Di dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan sebuah

tanggung jawab pada masing-masing anggota. Setiap anggota dapat

memahami tugas dan tanggungjawabnya melalui struktur organisasi

yang telah dibuat. Untuk menilai tanggung jawab, sebuah organisasi

dapat membuat penilaian kinerja untuk setiap personil. Pada praktik

yang dilaksanakan, Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak memiliki

pengukuran kinerja yang pasti. Seperti yang dinyatakan oleh Pnt.

Gunadi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Untuk penilaian ini sebenarnya tidak ada tolok ukur yang secara
resmi dipergunakan untuk menilai tetapi secara umum penilaian ini
dapat dilakukan.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak melaksanakan penilaian kinerja

seperti yang ada pada perusahaan atau organisasi lainnya. Gereja

merupakan organisasi yang bersifat religius. Gereja tidak mungkin

dapat menerapkan pengukuran kinerja seperti yang dilakukan pada

perusahaan karena setiap anggota pengurus gereja melaksanakan

tanggungjawabnya berdasarkan ketulusan hati untuk melayani.

Penilaian tanggung jawab dilakukan oleh seluruh majelis, pengurus

dan jemaat gereja dengan melihat apakah majelis atau pengurus

melaksanakan tugasnya dengan tulus dan bertanggungjawab. Jika

majelis, pengurus dan jemaat menilai pekerjaan yang dilakukan

personil baik, maka dapat diberikan posisi tertentu dalam organisasi.

Majelis Gereja Kristen Jawa Wiladeg juga memandang besarnya tugas

dan tanggung jawab personil sehingga majelis dapat memutuskan

untuk memberikan insentif tertentu bagi majelis dan pengurus yang

memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar misalnya untuk

biaya transportasi ketua Majelis.

2. Penilaian Risiko

a. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk

mampu mengidentifikasi dan menaksir risiko yang terkait dengan

tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Dalam melaksanakan tujuan pengendalian untuk hal yang

berhubungan dengan tujuan operasi, Gereja Kristen Jawa Wiladeg

membuat rancangan kegiatan serta Rancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Gereja (RAPBG). Dengan menggunakan RAPBG ini,

gereja dapat menentukan batas-batas toleransi kegiatan-kegiatan yang

akan dilaksanakan.

Di dalam praktiknya, terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat

insidental dan membutuhkan pendanaan. Untuk dapat melakukan

pengeluaran kas di luar anggaran diperlukan sebuah dasar keputusan.

Dasar keputusan tersebut dibahas dan dimusyawarahkan di dalam

persidangan majelis. Apabila keputusan sangat mendesak dan tidak

dimungkinkan dibahas di dalam persidangan maka Majelis Pekerja

Harian mempunyai hak untuk membuat keputusan sebagai dasar

otorisasi pengeluaran kas.

Dalam melaksanakan tujuan pengendalian untuk pelaporan

internal, Gereja Kristen Jawa Wiladeg membuat beberapa laporan.

Pelaporan penerimaan dan pengeluaran kas di Gereja Kristen Jawa

Wiladeg untuk pihak internal dilaporkan bendahara melalui

persidangan majelis yang dilaksanakan setiap bulan. Dari persidangan

tersebut, setiap anggota majelis bertugas untuk menginformasikan

laporan tersebut kepada jemaat. Selain itu untuk penerimaan kas yang

ada di Gereja Kristen Jawa Wiladeg, setiap minggu dilaporkan kepada

jemaat melalui warta gereja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Untuk tujuan pelaporan ke pihak eksternal, Gereja Kristen Jawa

Wiladeg melaporkan keuangan mengikuti dengan prinsip-prinsip yang

dibuat oleh pihak eksternal. Misalnya gereja mendapatkan bantuan

dari Kementrian Agama, gereja melaporkan penggunaan dana serta

laporan keuangan dengan mengikuti ketentuan dari pihak kementrian.

Seperti yang telah dinyatakan Pnt. Gunadi yaitu:

Laporan keuangan untuk pihak eksternal yang biasanya berbentuk


bantuan hibah dari pemerintah maupun program dilaporkan sesuai
dengan prinsip-prinsip pelaporan keuangan yang sudah diberikan
pedomannya atau petunjuk teknisnya dari lembaga terkait.
Misalnya dari kementrian agama binmas kristen terus dari
pemerintah propinsi DIY atau dari pemerintah kabupaten
Gunungkidul.

Selain gereja melaporkan kepada pihak eksternal yang memberikan

bantuan, Gereja Kristen Jawa Wiladeg secara rutin setiap tahun

melaporkan keuangannya ke klasis GKJ Gunungkidul. Akan tetapi

gereja kristen jawa belum menggunakan standar pelaporan yang

ditetapkan sesuai dengan standar PSAK 45.

Untuk tujuan kepatuhan, Gereja Kristen Jawa Wiladeg

berpedoman pada Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ. Di dalam Tata

Gereja dan Tata Laksana terkandung aturan-aturan umum pelaksanaan

Gereja Kristen Jawa yang dibuat oleh sinode GKJ. Selain itu gereja

juga dapat membuat aturan-aturan yang baru bagi majelis dan

pengurus seperti membuat jadwal pelayanan bagi majelis serta

peraturan lainnya melalui proses persidangan. Gereja tidak membuat

peraturan-peraturan seperti yang dilakukan di dalam perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Karena gereja merupakan organisasi religius, Gereja Kristen

Jawa Wiladeg tidak memberikan hukuman tegas bagi seseorang yang

melakukan kecurangan untuk kepentingan dirinya sendiri. Apabila

terdapat personil yang diduga dan terbukti melakukan kecurangan

maka majelis dan pendeta akan melakukan penggembalaan.

Penggembalaan ini dilakukan untuk mendorong personil yang

melakukan kecurangan untuk menyadari dan mengakui kesalahannya

sehingga mau bertobat.

b. Organisasi mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan untuk

semua entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana risiko seharusnya dikelola.

Gereja Kristen Jawa memiliki empat bidang pelayanan yaitu

diantaranya Bidang Ibadah, Bidang Penatalayanan, Bidang Pembinaan

Warga Gereja dan Bidang Kesaksian Pelayanan. Setiap bidang

pelayanan ini ada ditujukan untuk membantu pelayanan serta

mewujudkan visi dan misi gereja. Pelaksanaan kegiatan serta

pengelolaan keuangan pada masing-masing bidang diserahkan kepada

bidang yang bersangkutan. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh setiap bidang pelayanan harus menyampaikan informasi kepada

majelis gereja melalui persidangan. Setiap bidang menyampaikan

rencana kegiatan dengan membuat proposal kegiatan yang kemudian

akan dibahas dalam persidangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

pelaksanaan kegiatan yang tidak bermanfaat dan tidak sejalan dengan

tujuan gereja.

Dalam pengeluaran kas, Gereja Kristen Jawa Wiladeg

menggunakan nota dan kwitansi sebagai tanda bukti pengeluaran kas

dan juga bentuk pertanggungjawaban atas pengeluaran kas. Tanda

bukti pengeluaran kas tersebut digunakan sebagai dasar untuk

melakukan pencatatan sehingga terhindar dari kesalahan pencatatan.

Dalam penaksiran risiko, Gereja Kristen Jawa Wiladeg melakukan

pengamanan terhadap dokumen dan catatan. Dokumen dan catatan ini

disimpan di tempat yang aman dan dibuat backup dalam bentuk file.

Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang mungkin terjadi

seperti bencana alam, kebakaran mauipun pencurian.

Dalam pengelolaan keuangan Gereja Kristen Jawa Wiladeg

melibatkan beberapa level dari entitas. Ketua majelis sebagai

perwakilan gereja bertugas sebagai otorisator di dalam proses

pengelolaan kas. Sedangkan bendahara bertugas sebagai pencatat dan

juru bayar. Pada Gereja Kristen Jawa Wiladeg secara tidak langsung

telah melakukan estimasi terhadap risiko. Gereja mengidentifikasi

seberapa sering risiko dapat muncul dan dampak dari risiko tersebut.

Untuk itu, gereja menghindari risiko dengan melaksanakan sidang

majelis yang dilakukan setiap bulan sekali sehingga majelis dapat

mengawasi dan mengevaluasi penerimaan dan pengeluaran kas Gereja

Kristen Jawa Wiladeg.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

c. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam penaksiran

resiko untuk mencapai tujuan.

Pada penerimaan kas untuk persembahan yang menggunakan

kantong persembahan, tim penghitung persembahan akan menghitung

dan mencatat persembahan pada buku persembahan. Uang

persembahan tersebut akan diserahkan kepada bendahara dan dicatat

pada buku kas. Untuk persembahan bulanan, bendahara akan

menghitung dan mencatat pada kartu persembahan persembahan dan

buku kas. Dalam hal ini Gereja Kristen Jawa Wiladeg melakukan

pengendalian internal untuk mengurangi risiko kecurangan melalui

buku kas dan kartu persembahan bulanan. Setiap persembahan

diinformasikan kepada jemaat melalui warta gereja sehingga jemaat

dapat ikut mengawasi penerimaan kas yang terjadi.

Majelis dan pengurus Gereja Kristen Jawa Wiladeg secara

sukarela dianggkat dan dipercayakan oleh jemaat berdasarkan pada

ketulusan hati serta jiwa untuk melayani. Majelis dan pengurus

memiliki tanggung jawab yang besar kepada Tuhan dan jemaat

sehingga di dalam pelayanan kepengurusan gereja harus dijalankan

dengan penuh tanggungjawab. Setiap unsur gereja baik itu majelis,

pengurus dan jemaat secara bersama-sama saling mengawasi setiap

tindakan yang dilakukan majelis dan pengurus.

d. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang

bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara signifikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak melakukan

pengidentifikasian dan penilaian perubahan-perubahan dalam

lingkungan eksternal yang dapat berpengaruh pada pengendalian

internal secara signifikan. Akan tetapi pada tahun 2010 Gereja Kristen

Jawa Wiladeg melakukan perubahan pada sistem administrasi dan

keuangan. Hal ini dinyatakan Pdt. Yehuda sebagai berikut:

2010 kita tidak hanya sistem akuntansi tapi juga sistem


administrasi kita rubah semua jadi mulai berkembang. Kalau dulu,
sistem akuntansinya nggak jelas karena bendahara hanya
menggunakan catatan di buku dan nggak rapi catatannya itu dan
kita nggak bisa memantau mengevaluasi karena sistemnya tertutup.

Perubahan tersebut merupakan pengembangan terhadap model operasi

organisasi. Majelis dan pengurus gereja menginformasikan

perubahan-perubahan yang ada kepada jemaat melalui majelis

wilayah.

Proses pergantian majelis dilakukan setiap periodik. Pergantian

majelis ini juga termasuk majelis pekerja harian, sehingga

dimungkinkan adanya perbedaan gaya kepemimpinan. Untuk itu,

Gereja Kristen Jawa menetapkan visi dan misi sebagai alat untuk

membatasi tindakan dan kebijakan majelis sehingga tujuan gereja

dapat tercapai dengan baik.

3. Aktivitas Pengendalian

a. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang

berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan pada

level yang dapat diterima.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Pada proses penerimaan kas untuk persembahan melalui

kantong persembahan, persembahan dihitung oleh tim penghitung

persembahan dan disaksikan oleh bendahara. Hasil perhitungan dicatat

pada buku persembahan oleh tim penghitung persembahan kemudian

uang akan diserahkan kepada bendahara. Benahara akan menghitung

kembali dan mencatat ke dalam buku kas. Persembahan akan

dilaporkan kepada jemaat pada minggu berikutnya melalui warta

gereja.

Untuk persembahan bulanan melalui kotak persembahan,

dihitung dan dicatat oleh bendahara dua kemudian uang persembahan

diserahkan kepada bendahara satu dan dicatat pada buku kas.

Bendahara juga mencatat kas penerimaan pada kartu persembahan

yang diterima berseta persembahan bulanan yang dikumpulkan.

Amplop dan kartu persembahan akan dikembalikan kepada jemaat

sehingga jemaat dapat secara langsung mengetahui dan

mengkonfirmasi persembahan yang telah diberikan.

Pada proses pengeluaran kas, setiap bidang maupun komisi yang

akan menggunakan kas dapat mengambil kas sesuai dengan anggaran

yang telah ditetapkan sebelum dilaksanakan kegiatan. Bendahara akan

membuat kwitansi sebagai tanda bukti pengeluaran kas. Untuk

pengeluaran kas di luar anggaran, bendahara menerima otorisasi

melalui keputusan sidang seperti yang dinyatakan Pnt. Ismartono

yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Kalau melalui persidangan tetap harus kita putuskan dalam


persidangan karena seperti di depan bahwa sidang majelis itu
adalah utusan tertinggi. Tetapi kalau tidak melalui daur sidang ya
MPH (Majelis Pengurus Harian) yang menetapkan dan itu juga
sudah diberi mandat oleh persidangan.

Keputusan sidang tersebut dapat dinyatakan melalui akta sidang yang

ditandatangani oleh ketua majelis. Akta sidang yang telah disahkan

tersebut kemudian diinformasikan kembali kepada jemaat melalui

majelis.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg berusaha mengembangkan

aktivitas pengendaliannya melalui perubahan sistem akuntansi. Gereja

mengembangkan model pengelolaan keuangan seperti yang

dilaksanakan pada organisasi pemerintahan. Hal ini dinyatakan oleh

Pnt. Gunadi sebagai berikut:

Diadopsi beberapa model akuntansi lembaga lembaga non gereja


misalnya sedikit mengadopsi pola pelaporan atau pola perencanaan
anggaran dari pemerintah.

Dengan demikian, gereja juga menerapkan pencatatan double-entry

untuk mengurangi risiko kesalahan pencatatan yang menyebabkan

kesalahan penyajian saldo kas.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg belum sepenuhnya melaksanakan

pemisahan tugas untuk fungsi pencatat, otorisasi dan pemegang kas.

Fungsi otorisasi dilaksanakan oleh ketua majelis yang diberikan

wewenang oleh jemaat untuk mewakili dalam kepengurusan gereja.

Untuk tugas pencatat dan pemegang kas pada Gereja Kristen Jawa

Wiladeg belum sepenuhnya terbagi dengan baik. Tugas pencatatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

pengeluaran dan pemegang kas dilakukan oleh bendahara satu

sedangkan bendahara dua melakukan pencatatan pada penerimaan kas

khususnya penerimaan persembahan bulanan..

b. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang

umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.

Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian, Gereja Kristen

Jawa Wiladeg telah menggunakan teknologi dalam melakukan

pencatatan keuangannya. Gereja melakukan pencatatan dengan

menggunakan Microsoft exel. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

serta memastikan keakurasian perhitungan dalam penerimaan maupun

pengeluaran kas. Bendahara melakukan penyimpanan file secara

terpisah pada komputer serta melakukan back up data pada flashdisk.

Pada praktik yang dilaksanakan Gereja Kristen Jawa Wiladeg

terdapat pembatasan hak akses terhadap file keuangan. Bendahara satu

memiliki tanggung jawab untuk mengolah serta menginput data-data

keuangan ke dalam aplikasi Microsoft Exel. Bendahara satu juga

bertugas untuk mencetak laporan keuangan sebagai draft atau bahan

dalam persidangan majelis.

c. Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang

memasukkan kebijakan dalam tindakan.

Pada proses penerimaan kas Gereja Kristen Jawa Wiladeg,

bendahara I menerima setoran uang persembahan bulanan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

bendahara II. Bendahara II akan menyerahkan sejumlah uang beserta

buku catatan yang kemudian akan di tulis pada buku kas Bendahara I.

Buku catatan persembahan bulanan akan ditandatangani Bendahara I

sebagai bukti bendahara I telah menerima kas.

Pada proses pengeluaran kas biaya hidup pendeta, pendeta

emiritus, tenaga gereja dan koster gereja dibuat buku bukti

pembayaran biaya hidup. Pendeta, pendeta emiritus, tenaga gereja dan

koster gereja setelah menerima uang biaya hidup kemudian

melakukan tanda tangan pada buku bukti pembayaran biaya hidup.

Tanda tangan tersebut merupakan bentuk aktivitas pengendalian yang

telah diterapkan Gereja Kristen Jawa Wiladeg.

4. Informasi dan Komunikasi

a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan

dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg mengidentifikasi kebutuhan

informasi yang diperlukan pada proses pelaporan keuangan. Gereja

melaporkan penerimaan dan pengeluaran kepada pihak internal pada

saat persidangan. Seperti yang dinyatakan Pnt. Ismartono sebagai

berikut:

Laporan pengeluaran kita lakukan dua, yang pertama setiap bulan


dalam persidangan majelis bendahara satu dan dua melaporkan
baik penerimaan maupun pengeluaran kemudian nanti diakumulasi
pada satu tahun dan kita sharingkan kepada jemaat dalam sidang
majelis istimewa supaya jemaat tahu ini penerimaan kita dan ini
pengeluaran kita di tahun kemarin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Untuk membuat laporan yang berkualitas, gereja memerlukan

informasi dari sumber data internal maupun eksternal yang relevan

dan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan salah satunya adalah

besarnya persembahan yang diberikan jemaat setiap bulan. Informasi

ini dapat digunakan untuk mengetahui prosentase pencapaian

pendapatan dari anggaran yang telah ditetapkan.

b. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk

tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang

diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Dalam kepengurusan Gereja Kristen Jawa Wiladeg, majelis

gereja membentuk struktur organisasi untuk menggambarkan

tanggung jawab personil. Setiap bagian atau bidang mendeskripsikan

tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing. Deskripsi tugas ini

dikomunikasikan secara tertulis maupun lisan pada setiap personil

majelis dan pengurus Gereja Kristen Jawa Wiladeg. Setiap informasi

yang berkaitan dengan kebijakan majelis dikomunikasikan di dalam

persidangan majelis.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg melaksanakan pemisahan alur

komunikasi dalam melaksanakan pengendalian intern. Pengurus dan

jemaat dapat langsung memberikan informasi secara langsung kepada

Majelis Pekerja Harian berkaitan dengan pengendalian internal.

Gereja memberikan hak kepada jemaat untuk mengawasi dan

melaporkan segala bentuk kesalahan dan kecurangan. Jemaat dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

menyampaikan laporan langsung ataupun melalui surat yang ditujukan

kepada majelis gereja.

c. Organisasi mengkomunikasikan dengan pihak eksternal mengenai

persoalan yang mempengaruhi fungsi dari pengendalian internal.

Gereja melaksanakan komunikasi dengan pihak eksternal

melalui visitasi yang dilakukan oleh klasis GKJ. Dalam visitasi

tersebut, Gereja Kristen Jawa Wiladeg melaporkan laporan keuangan

dan mengkomunikasikan masalah-masalah yang dihadapi gereja.

Gereja juga mengkomunikasikan persoalan-persoalan kepada jemaat

melalui persidangan istimewa yang dilaksanakan setiap tahun.

Persidangan istimewa dilaksanakan secara terbuka untuk majelis,

pengurus dan jemaat. Pada persidangan tersebut jemaat dapat secara

langsung memberikan masukan serta penilaian terhadap kepengurusan

gereja.

5. Pemantauan

a. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi

berkelanjutan dan / atau terpisah untuk memastikan apakah komponen

pengendalian internal ada dan berfungsi.

Gereja Kristen Jawa Wiladeg melaksanakan kegiatan evaluasi

dalam pelaksanaan pengendalian intern. Evaluasi dilaksanakan pada

sidang majelis setiap bulan. Seperti yang dinyatakan Pnt. Gunadi

yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Proses evaluasi dilakukan dalam persidangan rutin setiap bulan


terus untuk pemeriksaan evaluasi tahunan dilakukan pada setiap
tahun atau awal tahun dalam siang majelis istimewa.

Majelis membahas perubahan-perubahan yang terjadi setiap bulan

melalui persidangan seperti hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan

dan pengeluaran kas. Dari hasil persidangan bulanan, maka majelis

dapat menentukan sebuah kebijakan seperti yang dinyatakan Pnt.

Muryanti sebagai berikut:

Pada saat sidang itu setelah mengetahui keadaan kasnya, ini dapat
ditentukan kebijakannya. Umpamanya, untuk pendapatan di bulan
itu kurang dari anggaran yang ditetapkan ini bisa untuk
mengurangi kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana yang
besar.

Untuk evaluasi tahunan, majelis Gereja Kristen Jawa Wiladeg

mempertimbangkan hasil persidangan yang dilaksanakan pada akhir

tahun untuk dapat mengambil kebijakan-kebijakan atas kegiatan yang

akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan

pengendalian internal pada waktu yang tepat kepada pihak-pihak yang

bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan, termasuk

manajemen senior dan dewan direksi secara tepat.

Di dalam proses evaluasi, majelis Gereja Kristen Jawa Wiladeg

melakukan penilaian kepengurusan melalui persidangan majelis.

Majelis gereja akan membahas mengkomunikasikan kekurangan yang

ada selama kepengurusan berlangsung setiap tahun. Majelis secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

bersama-sama melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan

yang ada demi tercapainya tujuan Gereja Kristen Jawa Wiladeg.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai sistem

pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas pada Gereja Kristen

Jawa Wiladeg dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang diterapkan

oleh Gereja Kristen Jawa Wiladeg belum sepenuhnya sesuai dengan teori

pengendalian internal menurut COSO. Ketidaksesuaian tersebut terdapat pada

komponen Lingkungan Pengendalian, komponen Penilaian Risiko dan

komponen Aktivitas Pengendalian. Implementasi yang tidak sesuai dengan

komponen lingkungan pengendalian ialah belum mendeskripsikan nilai-nilai

etika secara eksplisit, belum adanya pelatihan bagi pengurus baru dan tidak

menetapkan pengukuran kinerja. Sedangkan pada komponen penilaian risiko

ialah Gereja Kristen Jawa Wiladeg tidak ada hukuman yang tegas terhadap

personil yang melakukan kecurangan dan belum melakukan estimasi seberapa

signifikan risiko dalam penerimaan dan pengeluaran kas. Pada komponen

aktivitas pengendalian Gereja Kristen Jawa Wiladeg belum menggunakan

dokumen yang bernomor urut tercetak dan belum adanya pemisahan tugas

antara pencatat dan pemegang kas.

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam

mengerjakan penelitian, namun penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini. Peneliti melakukan

wawancara dalam mendapatkan sebagian data untuk menjawab rumusan

masalah, sehingga ada kemungkinan informan memberikan informasi secara

subjektif.

C. Saran

Saran yang mampu diberikan oleh penulis kepada pihak Gereja Kristen

Jawa Wiladeg berkaitan dengan ketidaksesuaian antara implementasi

pengendalian intern dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas organisasi

keagamaan Gereja Kristen Jawa Wiladeg dengan teori pengendalian menurut

COSO sebaiknya:

1. Dalam praktik penerimaan kas dan pengeluaran kas yang ada di Gereja

Kristen Jawa Wiladeg sebaiknya tugas bendahara I dan bendahara II

dibagi secara rata dan melakukan pemisahan fungsi pemegang kas dan

pencatatan sehingga bendahara I tidak menjalankan double fungsi.

2. Dokumen yang digunakan seharusnya menggunakan dokumen yang

bernomor urut tercetak untuk mempermudah pencatatan dan melakukan

pengecekan transaksi.

3. Perlu dilakukan pelatihan bagi pengurus baru khususnya pada bendahara

sehingga pengurus baru dapat memahami dan melaksanakan tugasnya

sesuai sistem yang telah diterapkan gereja dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

DAFTAR PUSTAKA

Coe, Charles, Ellis dan Curtis. (1991). Internal Control in State, Local, and
Nonprofit Agencies. Public Budgeting Finance. 56-63.

Commitee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions (COSO).


2013. Internal Control-Integrated Framework. Durham.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi


Perancangan, Proses, dan Penerapan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Duncan, John B., et.al. 1999. “Internal Control Systems in US Churches: An


Examination of The Effects of Church Size and Denomination on
Systems of Internal Control”. Accounting, Auditing, & Accountability
Journal. Vol. 12, Isu 2: 142-164.

Fakhri, M. Husein, 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.

Fitzgerald, Jerry., Fitzgerald, Ardra F., Stalling, Warren D. 1981. Fundamentals


of System Analysis. Edisi kedua. John Willey & Sons, New York.

Hall, James A., 2001. Sistem informasi akuntansi. Buku satu. Salemba Empat.
Jakarta

Hall, James A., 2009. Accounting Information System. Salemba Empat, Jakarta.

Haryono Jusup, 2001. Auditing : pengauditan,Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi


Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Irvine, Helen. 2005. "Balancing money and mission in a local church


budget",Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18 Iss 2 pp.
211 – 237.

Jogiyanto. 1999. Analisis & Desain : Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur


Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi, Edisi keempat. Salemba Empat, Jakarta.

Nainggolan, Pahala. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba


sejenis.Edisi Satu. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Rama, Dasaratha V., dan Jones, Frederick L. 2009. Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.

Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi
Edisi Ketiga belas. Salemba Empat, Jakarta.

Weygandt, Jerry J, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Accounting


Principles, Salemba Empat, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Lampiran 1
TRANSKRIP WAWANCARA 1

Tanggal : 25 Februari 2017


Waktu : 20.00 WIB
Narasumber : Ibu. Muryanti
Jabatan : Bendahara

P : Selamat malam bu
N : Selamat malam
P : Saya mau bertanya sedikit mengenai penerimaan kas di GKJ Wiladeg
N : Bisa, bisa saya jawab
P : Apa saja sumber penerimaan kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : GKJ Wiladeg ini kan terdiri dari beberapa panthan, maka sumber
penerimaannya itu yang pertama ini dari persembahan warga gereja atau
umat, kemudian yang kedua itu umat itu ada di induk dan panthan
istilahnya, kemudian yang di induk langsung kemudian kalo yang
panthan itu setoran sehingga kalo di panthan itu setorannya setiap
sebulan sekali. Kemudian yang kedua ini pendapatannya dari pemerintah
desa, pemerintah desa itu setiap tahun juga memberikan bantuan ke
gereja. Selain itu juga ada persembahan dari warga di luar GKJ Wiladeg
atau istilahnya sumbangan. Jadi mereka yang mungkin di rantau ini
memberikan sumbangan atau persembahan syukur ke asal gereja pada
waktu di desa karena sudah berhasil, selain itu juga pendapatan berasal
dari KEMENAG
P : Kepada siapa saja penerimaan kas tersebut dilaporkan bu?
N : Setelah mendapatkan penerimaan kas, ini semuanya dilaporkan, yang
paling penting adalah dilaporkan ke semua warga atau umat.
P : Apakah laporan tersebut sudah dilaporkan tepat waktu?
N : Laporannya itu dilaporkan tepat waktu, maksudnya tepat waktu ini karena
setiap bulan itu ada sidang ataupun rapat satu GKJ ini melaporkan
penerimaan kas dan pengeluarannya, karena setiap bulan itu sudah
dijadwalkan untuk sidangnya minggu ketiga pada bulan itu selanjutnya
untuk laporannya ini melaporkan bulan yang telah dilewati jadi
umpamanya kalau sekarang bulan februari sidang ini yang dilaporkan
adalah penerimaan kas pada bulan januari.
P : Setelah laporan tersebut sudah diketahui oleh pihak pihak tersebut,
bagaimana laporan tersebut dapat digunakan untuk mempertimbangkan
sebuah kebijakan atau keputusan?
N : Ini penerimaan kas ini memang bisa dipergunakan untuk menentukan
kebijakan sehingga pada saat sidang itu setelah mengetahui keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

kasnya, ini dapat ditentukan kebijakannya. Umpamanya, untuk


pendapatan di bulan itu kurang dari anggaran yang ditetapkan ini bisa
untuk mengurangi kegiatan kegiatan yang membutuhkan dana yang
besar.
P : Untuk tiga tahun belakangan ini, apakah GKJ Wiladeg pernah mengalami
penerimaan kas yang kurang dari rencana anggaran?
N : Selama tiga tahun yang lalu sampai saat ini memang anggaran tahunan
ini besar dan belum pernah mengalami pendapatan kurang dari anggaran
yang telah ditetapkan, namun untuk penerimaan tiap bulannya tidak
sama. Karena apa,karena kebanyakan itu warga gereja ini
mempersembahkan persembahan ini paling banyak adalah bulan-bulan
akhir tahun, sehingga karena sistemnya itu real sistem, jadi umpamanya
di bulan januari ini anggaran januari baik pendapatan dan pengeluaran ini
bisa balance, kemudian bulan februari itu biasanya antara pengeluaran
dan pendapatan di bulan itu, itu lebih banyak pengeluarannya, namun
secara garis besar ini dalam satu tahun ini tidak pernah mengalami
penurunan dari anggaran yang telah ditentukan sehingga kegiatan
kegiatan yang memerlukan dana banyak mungkin dianggarkan di bulan
februari, ini dapat dipending dan diundur pada bulan bulan yang
selanjutnya sehingga kegiatan itu dapat terlaksana.
P : Bagaimana jika penerimaan kas tahunan ini lebih kecil dari rancangan
anggaran?
N : Apabila terjadi antara rencana anggaran dan penapatan itu tidak tercapai
atau pendapatan lebih kecil dari anggaran ini kebijakannya untuk
mengurangi kegiatan kegiatan bergereja yang membutuhkan dana
banyak. Bukan berarti menghilangkan, tetapi hanya mengurangi
anggarannya agar semua berjalan.
P : Bagaimana pula jika penerimaan kas ini juga melebihi dari rancangan
anggaran?
N : Apabila penerimaan kas itu melebihi dari rancangan anggaran, ini dapat
dipergunakan untuk menambah kegiatan kegiatan yang belum
dianggarkan. Selain itu juga apabila nanti masih ada anggaran, ini dapat
dipergunakan untuk menambah aset gereja, umpamanya menambah
meja, menambah kursi, almari, ataupun aset aset yang lain.
P : Bagaimana upaya gereja untuk meningkatkan pendapatan atau
penerimaan kasnya?
N : Upaya gereja di dalam meningkatkan pemasukkan ini yang pertama
adalah kita itu semuanya meningkatkan pelayanan, baik itu pelayanan
oleh para majelis, komisi, maupun utamanya adalah pendeta, sehingga
setelah menapatkan pelayanan yang baik, mereka ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

mempunyaikeinginan untuk selalu bergereja dan untuk memotivasi


mempersembahkan persembahan untuk kelangsungan gerejanya.
P : Apakah GKJ Wiladeg ini juga melaporkan penerimaan kasnya ke pihak
pihak eksternal?
N : GKJ Wiladeg ini dalam melaporkan penerimaan kas ini tadi pada awal
saya mengatakan bahwa utamanya dilaporkan kepada semua warga atau
umat GKJ Wiladeg. Kemudian selain itu juga melaporkan karena di aras
yang lebih tinggi tingkat klasis maka untuk penerimaan kas itu juga
dilaporkan ke klasis Gunungkidul kemudian dari klasis Gunungkidul itu
nanti direkap dan dilaporkan ke tingkat aras lebih tinggi lagi yaitu
Sinode.
P : Keputusan apa yang bisa diambil dari pelaporan ke pihak eksternal ini?
N : Untuk laporan ke eksternal yang ke klasis tadi untuk penerimaan ini nanti
kan karena di aras klasis ada iuran dana kebersamaan di tingkat klasis.
Dari penerimaan yang dilaporkan itu dapat digunakan untuk menentukan
besaran iuran tiap gereja ke klasis karena iuran dana kebersamaan klasis
itu diperhitungkan pendapatan tahun itu ini sepuluh persennya ini
disetorkan ke klasis. Jadi umpamanya tahun 2015 ini pendapatannya
berapa kemudian sepuluh persennya nanti untuk setoran di tahun 2016.

TRANSKRIP WAWANCARA 2

Tanggal : 2 Maret 2017


Waktu : 10.30 WIB
Narasumber : Pdt Yehuda
Jabatan : Pendeta

P : Apa saja sumber penerimaan kas yang ada di GKJ Wiladeg?


N : Yang pertama adalah persembahan yang dikumpulkan oleh umat
setiap hari minggu ataupun juga setiap bulan, kalo setiap minggu
disebut persembahan minggu, kalau per bulan disebut persembahan
bulanan. Selain persembahan, sesuai dengan aturan gereja, kami juga
berhak atau dapat menerima donatur contohnya ketika GKJ Wiladeg
kemarin membangun gedung serbaguna itu semua berasal dari
sumbangan baik dari warga gereja sendiri maupun juga warga gereja
yang berada di kota kota lain. Yang dulu pernah jadi warga di sini,
kemudian bekerja di jakarta, di jogja itu kita minta sumbangan. Jadi
disebut donatur yang tidak mengikat atau juga pemberian dari pihak
pihak ke tiga itu tidak harus warga gereja misalnya dari lembaga
kemudian ingin membantu ya kita terima. Seperti kemarin kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

mendapatkan bantuan dari desa sebesar 800 ribu untuk pembangunan


gereja itu masuk ke kas gereja.
P : Kepada siapa saja penerimaan kas tersebut dilaporkan?
N : Yang jelas pertama kepada jemaat, karena kita mau terbuka kepada
jemaat, cash flow-nya seperti apa, masuk berapa, keluar berapa,
digunakan untuk apa itu dilaporkan kepada jemaat melalui majelis
kemudian pemahamannya majelis memperterjemahkan kepada
jemaat. Meskipun demikian, kami per tahun mengadakan pertemuan
atau persidangan bersama dengan semua jemaat. Nah di situ kami
laporkan penerimaan dan pengeluaran selama satu tahun. Kalau
pengeluaran dan penerimaan selama satu bulan itu dilakukan dengan
mengadakan pertemuan para majelis atau yang disebut dengan sidang
majelis.
P : Apakah GKJ Wiladeg ini juga melaporkan penerimaan kasnya ke
pihak pihak eksternal?
N : Kalau yang berhubungan dengan donatur, iya. Misalnya tadi ketika
GKJ Wiladeg membangun gedung serbaguna kemudian ada donatur
di sana ya kami laporkan pengeluaran dan pemasukan. Kalau yang
dikumpulkan warga per minggu dan per bulan tadi ya tidak, itu hanya
untuk intern gereja saja.
P : Kapan laporan penerimaan kas dilaporkan?
N : Kalau yang untuk internal tadi, setiap sidang majelis atau juga setiap
tahun, untuk internal kalauyang eksternal ketika itu sudah selesai
langsung kita laporkan, misalnya gedung serba guna itu targetnya
2012 kemarin selesai, begitu selesai langsung kami laporkan ke para
pihak yang memberikan donatur.
P : Bagaimana laporan penerimaan kas tersebut dapat digunakan untuk
mempertimbangkan sebuah kebijakan atau keputusan?
N : Ya, kalau memang dana itu mencukupi untuk kegiatan pelayanan, ya
dana itu akan digunakan. Kalau memang dana tidak mencukupi ya
kita tidak akan membuat program ataupun kegiatan. Jadi, program
dan kegiatan pelayanan selama satu bulan atau satu tahun ke depan
tergantung dari pemasukan kas.
P : Apakah GKJ Wiladeg pernah mengalami penerimaan kas kurang dari
rencana anggaran?
N : Pernah, kalau tidak salah di tahun 2013 kita pernah defisit kurang
lebih sekitar 34 juta. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat untuk
tetap mengumpulkan dana supaya pelayanan di tahun selanjutnya
dapat berjalan dengan baik.
P : Bagaimana jika penerimaan kas lebih kecil dari RAPBG?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

N : Ada program kegiatan yang harus kita pangkas atau tidak


dilaksanakan supaya anggaran yang rutin tetap berjalan misalnya
membayar listrik kemudian memberi bayar kepada pegawai itu kan
rutin, kalau yang lainnya kan tidak rutin seperti kegiatan nah itu kalo
memang bisa ditunda dulu ya kita tunda.
P : Bagaimana jika penerimaan kas atau pendapatan per tahun melebihi
RAPBG?
N : Kita sepakat untuk memasukkan itu ke pertama dana taktis yang kedua
dana abadi. Dana taktis digunakan jika nanti RAPBG mengalami
defisit yaitu ditutup dengan dana taktis, itu mulai kami kumpulkan di
tahun 2013 setelah kami mengalami defisit itu. Dana abadi digunakan
supaya ditahun-tahun mendatang tidak hanya bergantung pada
persembahan saja.
P : Bagaimana upaya gereja untuk meningkatkan pendapatan atau
penerimaan kasnya?
N : Ya, salah satunya dari dana abadi itu tadi. Dana abadi itu digunakan
tadi saya matur untuk menunjang persembahan. Kalau nanti bisa
terkumpul banyak kita berfikir untuk melakukan sebuah usaha dan
usaha itu menghasilkan tentu akan menjadi penghasilan bagi gereja.
P : Bagaimana pengendalian terhadap penerimaan kas yang ada di GKJ
Wiladeg?
N : Dikendalikan oleh bendahara dan bendahara nanti akan selalu
bersinergi atau selalu kontak dengan para majelis melaporkan kas nya
seperti ini, defisit seperti ini nanti kita pikirkan bersama.
P : Nilai-nilai apa saja yang dijunjung tinggi untuk melaksanakan integrits
organisasi GKJ Wiladeg?
N : Ya yang dipakai adalah nilai-nilai alkitabiah yang terutama kita
mengacu pada Tuhan Yesus sebagai pokok pikiran dalam pelayanan
kami dalam keintegritasan supaya pekerjaan pelayanan yang
dipercayakan kepada majelis atau pengurus gereja dapat terlaksana
dengan baik. Terutama kami mendasari dalam Yohanes 21 perintah
Tuhan mengenai menggembalakan domba-domba. Disitu kami
gembala adalah majelis gereja yang menggembala domba-domba
yaitu jemaat.
P : Standar apa yang digunakan dalam pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran kas?
N : Sistem gereja itu disebut dengan presbiterial-sinodal. Sistem ini
artinya gereja lokal misalnya wiladeg mempunyai kebijakan untuk
mengelola sendiri. Standar yang kami pakai adalah standar yang kami
buat sendiri ketika kami merancang anggaran baik pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

maupun penerimaan di tahun berikutnya yang kami sebut dengan


Rancangan Anggaran Pembiayan Belanja Gereja (RAPBG). Itu
standar yang kami pakai yang dibuat bersama -sama.
P : Apa saja jenis jenis pengeluaran kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Kita bagi menjadi lima, yang pertama adalah bidang keesaan. Bidang
keesaan itu untuk kesekertariatan untuk pembiayaan surat menyurat
dan sebagainya. Yang kedua bidang penatalayanan itu secara khusus
membiayai secara rutin untuk tenaga gereja dan satu pendeta dan satu
pendeta pensiun. Ketiga, bidang pembinaan warga gereja untuk
pembiayaan pelayanan di internal gereja. Yang keempat bidang
kesaksian pelalayanan untuk eksternalnya seperti komisi
pangruptilayon, diakonia dalam pelayanan keluar. Kemudaian yang
terakhir bidang ibadah khusus untuk ibadah-ibadah di GKJ Wiladeg.
P : Bagaimana proses pengeluaran kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Proses pengeluaran kas menggunakan standar RAPBG tadi. Jadi itu
ditentukan bersama di tahun sebelumnya kemudian diputuskan
bersama oleh majelis gereja dan kita sharingkan juga kepada jemaat
dalam persidangan majelis istimewa dan itu menjadi acuan untuk
tahun berjalan. Misalnya, RAPBG tahun 2017 ini berarti dibuat di
tahun 2016. Seluruh kegiatan pelayanan ditahun 2017 mengacu pada
RAPBG 2017 yang disahkan menjadi APBG. APBG artinya
Anggaran Pembiayaan Belanja Gereja.
P : Bagaimana proses otorisasi dalam pengeluaran kas GKJ Wiladeg?
N : Pengeluaran kas kita punya juru bayar yaitu bendahara satu. Jadi
bendahara satu job deskripsinya adalah sebagai juru bayar semua
kegiatan pelayanan di gereja.
P : Bagaimana proses pelaporan peneriamaan dan pengeluaran kas?
N : Laporan pengeluaran kita lakukan dua, yang pertama setiap bulan
dalam persidangan majelis bendahara satu dan dua melaporkan baik
penerimaan maupun pengeluaran kemudian nanti diakumulasi pada
satu tahun dan kita sharingkan kepada jemaat dalam sidang majelis
istimewa supaya jemaat tahu ini penerimaan kita dan ini pengeluaran
kita di tahun kemarin.
P : Bagaimana pengawasan pada penerimaan dan pengeluaran kas yang
ada di GKJ Wiladeg?
N : Pengawasan dilakukan bersama-sama meskipun ada orang khusus
yang mengelola itu yaitu bendahara tetapi semua majelis mempunyai
peran untuk saling mengawasi baik dalam penerimaannya maupun
juga dalam pengeluarannya.
P : Bagaimana proses penetapan RAPBG?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

N : Penetapan RAPBG pada bulan Oktober kita melakukan pertemuan


lima bidang yaitu keesaan atau MPH, kemudian ibadah, penata
layanan, PWG dan kespel ini kan ada koordinator-koordinatornya.
Setiap koorinator ini sudah menyusun draftnya per bidangnya masing-
masing. Setelah itu diajukan dalam persidangan bulan oktober,
ditetapkan kemudian dibentuk tim khusus untukmenyusun anggaran
tersebut baik penerimaan maupun pengeluaran. Tim khusus akan
bekerja di bulan November dan kemuian diinformasikan kepada
majelis pada bulan Novembaer. Kalau informasi tersebut sudah baik
dan sudah dirasa cukup, maka di bulan desember ditetapkan sebagai
RAPBG tahun yang akan datang.
P : Bagaimana jika pengeluaran kas diluar dari anggaran gereja?
N : Tergantung pada persidangan. Misalnya, ketika ada kebutuhan itu
nanti kalau memang persidangan majelis yang setiap bulan dilakukan
itu menyetujui ya nanti juru bayar atau bendahara akan memberikan.
Atau kita ada majelis pekerja harian. Misalnya ada surat-surat yang
mendesak harus segera diputuskan MPH mempunyai hak untuk
memutuskan keberdesakan biaya yang harus dikeluarkan. Jadi tidak
perlu menunggu persidangan.
P : Bagaimana proses pemilihan dan peneguhan pengurus baru?
N : Untuk proses pemilihan itu kita lakukan dengan penjaringan majelis
gereja. Ketika kita membutuhkan majelis kita informasikan kepada
jemaat dua minggu berturut-turut. Kemudian jemaat dimohon untuk
mengusulkan nama kemudian nanti ranking tertinggi kita tetapkan
sebagai calon terpilih. Kemudian kita mendatangi calon terpilih itu
sanggup atau tidak. Kalau sanggup kemudian dilakukan ibadah
peneguhan untuk pengurus atau majelis yang baru. Untuk pemilihan
majelis pekerja harian dilakukan oleh internal majelis gereja dengan
mengusulkan siapa ketua satu, siapa ketua dua dan seterusnya.
P : Bagaimana pengembangan pengurus gereja?
N : Ya sebisa mungkin kita ketika ada undangan-undangan tentang
pelatihan kita mengutus dengan harapan ada pengembangan SDM
baik bagi majelis maupun juga orang orang yang mungkin diutus
secara khusus bukan hanya untuk majelis saja, bukan untuk pengurus
tapi juga untuk semua warga gereja. Harapannya SDM wiladeg
semakin berkembang. Kita juga setiap tahun mengadakan retreat
majelis. Retreat ini berfungsi intuk pengembangan SDM bersama-
sama di pengurusan majelis itu. Selain itu, bidang PWG
mengadakanpengembangan SDM misalnya dengan mengadakan
pelatihan pemimpin PA, bidang kespel juga mengadakan pelatihan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

pelatihan yang itu harapannya untuk mengembangkan SDM warga


gerej juga majelis.
P : Bagaimana proses penetapan tanggungjawab pengurus GKJ Wiladeg?
N : Ya ditentukan dalam persidangan. Pengurus yang baru ini akan
menjadi penanggungjawab apa, kemudian mengkoordinasi apa dan
sebagainya itu ditentukan dalam persidangan meskipun draft tersebut
sudah dibuat oleh majelis pekerja harian. Jadi meskipun pengurus
gereja atau majelis gereja itu keputusan tertingginya adalah dalam
persidangan, tapi meskipun demikian MPH masih mempunyai
kewenangan atau otoritas khusus untuk mengatur.
P : Bagaimana penilaian tanggungjawab pengurus gereja?
N : Kita saling menilai ya, kita saling menilai, saling memberi masukan
kritik dan saran yang membangun tentunya. Tapi tidak menutup
kemungkinan juga ada warga gereja yang memberikan penilaian
secara langsung maupun juga secara surat menyurat.jadi tidak ada
regulasi khusus yang mengatur tentang majelis itu.
P : Bagaimana pemisahan tugas bendahara?
N : Jadi bendahara gereja aa dua, bendahara satu dan dua. Bendahara satu
tugasnya adalah juru bayar. Artinya semua kegiatan pelayanan itu
yang membayari sesuai dengan anggaran itu kemudian bendahara satu
yang mengeluarkan. Bendahara dua itu bertugas untuk mengelola
penerimaan. Jadi pengeluarannya bendahara satu, bendahara dua
mengelola penerimaan terutama adalah persembahan bulanan.
P : Bagaimana bila terjadi kecurangan pada penerimaan maupun
pengeluaran kas yang dilakukan oleh pengurus GKJ Wiladeg?
N : Ya yang jelas sesuai dengan aturan gereja kita melakukan
penggembalaan bagi orang tersebut dan kita dorong dia untuk
mengakui dan kemudian bertobat dan sepertinya tidak ada sanksi
hukum yang kita jatuhkan karena gereja bukan lembaga hukum.
Kalau sampai kelewatan batas ya nanti hukum yang bertindak, bukan
gereja.
P : Bagaimana proses pemerikasaan laporan keuangan gereja?
N : Laporan itu dilakukan oleh tim khusus dalam tim penyusunan
RAPBG. Ketika kita akan menyusun RAPBG tim itu juga
mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran yang suah dilakukan di
tahun sebelumnya untuk menyusun RAPBG di tahun setelahnya.
P : Apakah terdapat bentuk insentif bagi pengurus gereja?
N : Bentuk insentif tidak ada kecuali MPH. Kalau MPH ada karena
asumsinya MPH itu bekerja setiap hari. Kita hanya memberikan alam
tanda kutip sekedar untuk membeli pulsa. Kalau yang lainnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

ada kecuali kalau utusan-utusan ya. Tapi kalau insentif setiap bulan
tidak karena harapannya mereka sudah bekerja sendiri sendiri.
P : Apakah terdapat perubahan akuntansi di GKJ Wiladeg?
N : Ada 2010. 2010 kita tidak hanya sistem akuntansi tapi juga sistem
administrasi kita rubah semua jadi mulai berkembang. Kalau dulu,
sistem akuntansinya nggak jelas karena bendahara hanya
menggunakan catatan di buku dan nggak rapi catatannya itu dan kita
nggak bisa memantau mengevaluasi karena sistemnya tertutup. Nah
kalau sekarang terbuka mulai 2010 ke sini mulai terbuka. Kita
tampilkan di warta. Kalau dulu nggak pernah, bisa jadi sebelum tahun
2010 terjadi banyak penyelewengan.

TRANSKRIP WAWANCARA 3

Tanggal : 3 Maret 2017


Waktu : 09.30 WIB
Narasumber : Pnt. Ismartono
Jabatan : Ketua Majelis

P : Selamat pagi pak


N : Selamat pagi
P : Apa saja sumber penerimaan kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Penerimaan kas di GKJ Wiladeg ini semuanya dari warga jemaat,
warga jemaat simpatisan maupun warga jemaat yang aktif artinya
warga jemaat yang berada di perantauan yang masih peduli dengan
GKJ Wiladeg masih tetap memberikan persembahan sebagai kas di
GKJ Wiladeg.
P : Bagaimana proses pencatatan kas di GKJ Wiladeg?
N : Jadi pencatatannya kalau saat itu sudah masuk ke bendahara langsung
masuk daam pembukuan tetapi paling lama pencatatannya satu minggu
sehingga pada saat sebelum diwartakan di gereja itu harus sudah ada
pelaporan ke bendahara lalu diletakkan di warta jemaat. Artinya,
maksimal sebelum hari sabtu maka harus dicatat sebagai bahan untuk
informasi kepada jemaat seangkan penyimpanannya ada yang
dimasukkan ke bank dan ada yang disimpan oleh bendahara sebagai
kas berjalan untuk memenuhi kebutuhan dalam satu bulan.
P : Apa saja pengeluaran kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Pengeluaran-pengeluaran di GKJ Wiladeg itu ya sesuai dengan
RAPBG yang digunakan yang telah tersusun setiap awal tahun tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

kan juga ada yang bersifat mendadak kalau bersifat mendadak itu ada
kaitannya dengan pelayanan dan dipandang perlu oleh majelis maka
itu juga selain dengan RAPBG juga sesuai dengan kebutuhan yang
sifatnya mendadak itu.
P : Bagaimana proses otorisasi pengeluaran kas?
N : Jadi seperti yang saya sampaikan di depan bahwa yang sesuai dengan
RAPBG ya dikeluarkan oleh bendahara artinya yang rutin dan
sebagainya tetapi kalau yang tidak sesuai dengan RAPBG maka
keputusan tertingi di siang majelis, nanti kita putuskan di sidang
majelis tetapi kalau tidak sampai di daur sidang majelis ya diputuskan
oleh pengurus harian gereja
P : Bagaimana proses pengeluaran kas?
N : Proses pengeluaran kasnya ya setiap kali dikeluarkan langsung
dimasukkan ke buku bantu oleh bendahara lalu dalam maksimal satu
bulan sekali harus dilaporkan lengkap oleh bendahara di dalam
persidang majelis sehingga pada persidangan majelis rutin yang setiap
bulan sekali ini selalu ada pelaporan keuangan atau kas gereja baik
pengeluaran ataupun pemasukannya.
P : Bagaimana pengawasan penerimaan dan pengeluaran kas?
N : Sebenarnya untuk GKJ Wiladeg ini belum ada pengawas keuangan,
yang secara otomatis mengawasi keuangan ini adalah seluruh majelis
dan warga jemaat. Setiap persidang majelis ada pelaporan keuangan
pengeluaran maupun pemasukan dan ini ditanggapi oleh seluruh
majelis dan setelah majelis itu menerima pelaporan tertulis maka ini
disampaikan ke jemaat di masing masing wilayah sehingga
pengawasannya juga oleh majelis dan seluruh jemaat yang ada di GKJ
Wiladeg.
P : Bagaimana proses penetapan anggaran gereja?
N : Proses penetapan anggaran gereja ini setiap awal tahun kita menyusun
rencana anggaran gereja (RAPBG) itu setiap awal tahun. Mana-mana
yang harus kita biayai ini kita susun. Ada tim perumus anggaran, nah
nanti tim perumus anggaran ini setelah membuat draft disampaikan di
persidangan dan bila di persidangan majelis ini disetujui maka ini
menjadi RAPBG rencana anggaran gereja.
P : Bagaimana penetapan keputusan pengeluaran kas di luar anggaran
gereja?
N : Ya memang ada beberapa kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendadak
baik itu kegiatan yang bersifat kegiatan dengan gereja lain dengan
surat setelah tahun berjalan. Kalau melalui persidangan tetap harus kita
putuskan dalam persidangan karena seperti di depan bahwa sidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

majelis itu adalah utusan tertinggi. Tetapi kalau tidak melalui daur
sidang ya MPH (Majelis Pengurus Harian) yang menetapkan dan itu
juga sudah diberi mandat oleh persidangan.
P : Bagaimana proses pemilihan pengurus gereja?
N : Pemilihan pengurus gereja ini ya pemilihannya secara demokratis. Jadi
dalam persidangan seandainya dibutuhkan, kan kalau gereja ada enam
pengurus baik itu ketua satu dua, bendahara satu dua, sekertaris satu
dua itu dipilih di dalam persidangan majelis. Jadi semua majelis yang
hadir yang sudah memenuhi forum memilih pengurus harian.
Sedangkan kalau pengurus-pengurus yang bersifat pembidangan
bersifat komisi ini sudah ditata sendiri oleh majelis yang mengurusi
bidang dan komisi.
P : Apakah terdapat pelatihan bagi pengurus yang baru?
N : Jadi kalau pemilihan pengurus ini biasanya yang baru dimasukkan ke
yang kedua sehingga yang kedua ini mengikuti yang satu. Dengan
tentunya yang satu itu sudah dibakukan oleh persidangan. Kalau
pengurus-pengurus yang baru mesti ditempatkan sebagai pengurus
dua. Dan nanti pada saat pengurus satu sudah berhenti karena masa
pelayanannya selesai maka nanti pengurus dua yang sudah belajar dari
pengurus satu yang akan menggantikan kedudukannya.
P : Bagaimana proses penetapan tanggungjawab bagi pengurus?
N : Jadi suatu misal saya sebagai ketua satu, maka yang berurusan
kegiatan-kegiatan yang bersifat keluar baik itu surat-surat dan
sebagainya maupun keputusan yang memerlukan keputusan final maka
ini adalah keputusan ketua satu. Ketua dua ini dia juga mengurusi
tentang pembidangan ke dalam baik itu bidang-bidang gereja, komisi-
komisi ini urusannya ketua dua. Jadi jadi sekertaris satu dan ketua satu
itu urusannya ke luar lalu yang interen ke dalam ketua dua dan
sekertaris dua, bendahara ya menjalankan tugas keuangan.
P : Bagaimana pemisahan tugas bendahara?
N : Nah ini, untuk kita memang belum tampak nyata untuk pemisahannya.
Ada juga beberapa kegiatan yang memang itu pemisahan tetapi
memang ke depan kita akan satu bendahara untuk administrasi satu
bendahara yang mengurusi keuangan tetapi pada saat ini suatu misal
bendahara dua itu mengurusi tentang persembahan A, persembahan B,
persembahan C lalu kalau sudah terkumpul nanti dilaporkan ke
bendahara satu baik laporan dan keuangannya diberikan ke bendahara
satu jadi belum tampak jelas pemisahannya.
P : Bagaimana bila terjadi kecurangan pada penerimaan maupun
pengeluaran kas yang dilakukan oleh pengurus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

N : Karena ada pelaporan maksimal satu bulan sekali kita mengadakan


pelaporan maka ya kalau memang ada satu bentuk penyelewengan ya
ini memang belum pernah terjadi di gereja kami, kalau memang
seandainya terjadi ya yang menyelewengkan anggaran itu diminta
untuk mengembalikan dan yang kedua ya diganti dan bila perlu harus
berhenti dari kemajelisan.
P : Bagaimana proses pemerikasaan laporan keuangan gereja?
N : Pemeriksaan laporan gereja pertama, MPH yang kaitannya dengan
uang, ketua memeriksa laporan yang akan disampaikan ke dalam
persidangan. Kalau memeng ternyata itu dianggap sudah tidak ada
yang tidak pas maka sudah bisa dipakai sebagai draft dalam
persidangan. Dan yang kedua masih diawasi oleh seluruh majelis
gereja. Seluruh majelis gereja mengawasi kalau memang itu sudah
ternyata tidak ada masalah baru disahkan dalam persidangan dan
setelah itu juga masih disampaikan warga jemaat melalui wilayah-
wilayah. Kalau memang terjadi ketidakpas dalam pelaporan, jemaat
bersama majelis memberikan pengawasan.
P : Bagaimana evaluasi laporan keuangan gereja?
N : Evaluasinya setiap bulan sekali ada evaluasi baik itu target pemasukan
yang ingin dicapai maupun realisasi pengeluaran. Setiap enam bulan
sekali kita juga mengadakan evaluasi, berapa dari rencana anggaran
yang tercapai sudah masuk atau belum lalu bagaimana dengan
pengeluarannya dan setiap akhir tahun ini kita evaluasi lagi.
P : Terimakasih atas waktunya
N : Sama sama mas,

TRANSKRIP WAWANCARA 4

Tanggal : 12 Angustus 2017


Waktu : 19.30 WIB
Narasumber : Pnt. Gunadi
Jabatan : Majelis

P : Selamat malam pak Gunadi


N : malam
P : Disini saya mau bertanya tentang sistem penerimaan dan pengeluaran
kas di GKJ Wiladeg.
N : Ya
P : Yang pertama, nilai nila apakah yang dijunjung tinggi pengurus GKJ
Wiladeg untuk melaksanakan integritas organisasi?
N : Di dalam tugas kepengurusan gereja kristen jawa ini bersifat pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Jadi integritas dalam organisasi yang harus dipegang teguh yaitu


kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas disertai dengan kerendahan hati.
P : Apa saja sumber penerimaan kas yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Sumber penerimaan kas ada dua yaitu persembahan dan yang kedua
yaitu bantuan pihak luar yang tidak mengikat. Untuk persembahan ini
ada beberapa jenis. Persembahan rutin mingguan setiap kali ibadah,
persembahan khusus, dan persembahan bulanan.
P : Bagaimana proses pencatatan dan penyimpan penerimaan kas di GKJ
Wiladeg?
N : Di organisasi untuk pencatatan penerimaan ini diberikan tanggungjawab
kepada majelis pekerja harian dalam hal ini bendahara satu dan
bendahara dua yaitu membagi diri antara mencatat penerimaan dan juga
mencatat pengeluaran.
P : Apa saja jenis-jenis pengeluaran yang ada i GKJ Wiladeg?
N : Jenis pengeluaran yang pertama adalah pengeluaran rutin. Pengeluaran
rutin ini diantaranya yaitu untuk sarana prasarana yang rutin digunakan
seperti listrik, air dan perawatan-perawatan yang bersifat rutin. Terus
juga untuk gaji atau biaya hidup pendeta dan biaya hidup tenaga gereja
itu yang termasuk pengeluaran rutin dan juga ada pengeluaran-
pengeluaran yang tidak rutin atau bersifat insidental yang bisa
berbentuk bantuan-bantuan kepada pihak luar dan juga kegiatan
kegiatan yang diprogramkan dalam satu tahun itu diantaranya
pengeluaran-pengeluaran yang ada di GKJ Wiladeg.
P : Lalu bagaimana proses otorisasi terhadap pengeluaran kas yang terjadi?
N : Untuk otorisasi pengeluaran kas ini sepenugnya karena GKJ Wiladeg
ini menganut sistem presbiterial jadi setiap bentuk pengeluaran
meskipun sudah tercantum dalam rencana anggaran pendapatan belanja
gereja tetap harus diputuskan di dalam persidangan majelis.
P : Bagaimana proses pelaporan keuangan kepada pihak eksternal maupun
pihak internal gereja?
N : Laporan keuangan untuk pihak eksternal yang biasanya berbentuk
bantuan hibah dari pemerintah maupun program dilaporkan sesuai
dengan prinsip prinsip pelaporan keuangan yang sudah diberikan
pedomannya atau petunjuk teknisnya dari lembaga terkait. Misalnya
dari kementrian agama binmas kristen terus dari pemerintah propinsi
DIY atau dari pemerintah kabupaten Gunungkidul. Terus yang
pelaporan untuk internal gereja artinya kedalam kepada semua warga
dilakukan secara rutin melalui persidangan yaitu setiap persidangan
GKJ Wiladeg atau satu bulan satu kali.
P : Bagaimana proses pengawasan untuk penerimaan dan pengeluaran kas
yang ada di GKJ Wiladeg?
N : Untuk pengawasan bersifat melekat artinya seluruh majelis mempunyai
tugas di bidang pengawasan artinya pengawasan langsung turut
mengetahui jalannya keluar masuk kas secara bulan maupun juga
mingguan tetapi yang terutama adalah setiap bulan melalui persidangan.
P : Bagaimana penetapan keputusan pengeluaran kas di luar anggaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

gereja.
N : Untuk hal hal yang tidak diatur atau tidak tercantum di dalam rencana
anggaran belanja maupun di pengeluaran rutin, dasar dari pengeluaran
tersebut yaitu keputusan persidangan majelis.
P : Bagaimana proses pemilihan dan juga peneguhan bagi pengurus baru?
N : Untuk pengurus baru di kemajelisan diusulkan oleh warga setelah
melalui pengumuman atau informasi tentang adanya pelerehan atau
pemberhentian majelis yang telah habis jabatannya kemudian
membutuhkan majelis baru untuk diteguhkan.
P : Bagaimana pelatihan dan pengembangan untuk pengurus yang baru ini?
N : Pelatihan dan pengembangan pengurus baru secara resmi atau secara
struktural tidak ada kegiatan pelatihan misalnya khusus untuk personil-
personil dalam kemajelisan. Tetapi pelatihan ini dilakukan secara
langsung semacam melakukan studi langsung, artinya praktik langsung
dan juga pembelajaran melalui ikatan gereja di dalam klasis
gunungkidul.
P : Bagaimana proses penetapan tanggung jawab pengurus?
N : Tanggung jawab pengurus yang diberikan beban khusus misalnya
pengurus untuk masalah keuangan atau juga masalah masalah
kebutuhan fisik di gereja ini diberikan uraian tugas pokok dan fungsinya
dan bertanggungjawabannya mengacu pada tugas tugas yang sudah
diuraikan atau dibebankan pada personil tersebut.
P : Bagaimana penilaian serta pengawasan tanggungjawab pengurus?
N : Untuk penilaian ini sebenarnya tidak ada tolok ukur yang secara resmi
dipergunakan untuk menilai tetapi secara umum penilaian ini dapat
dilakukan terutama untuk pelaksanaan tugas tugas keuangan ini dinilai
pada setiap akhir tahun dimana kondisi keuangan gereja dari sisi
pendapatan sesuai dengan target rencana dan dari sisi pengeluaran tidak
melebihi dari plafon rencana anggaran.
P : Bagaimana pemisahan tugas bendahara?
N : Untuk bendahara ini memang secara tidak langsung dipisahkan antara
bendahara satu dan dua tetapi seperti kebiasaannya kedua bendahara ini
membagi diri antara yang bertugas mencatat pemasukan dan yang
mencatat pengeluaran serta yang membuat pelaporan rutunnya.
P : Bagaimana bila terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pengurus?
N : Untuk indikasi penyimpangan yang dilakukan oleh pengurus yang
terkait dengan keuangan karena gereja merupakan lembaga kerohanian
yang mengedepankan sisi kerohanian dalam setiap tugasnya maka setiap
dugaan penyimpangan ada suatu penggembalaan khusus artinya dugaan
ini harus diklarifikasi apabila betul betul terjadi maka pihak yang
melakukan penyimpangan dilakukan penggembalaan khusus atau
pendampingan khusus supaya mengakui kesalahannya, memperbaiki
dan melakukan pertobatan.
P ; Bagaimana proses pemeriksaan dan juga evaluasi laporan keuangan?
N ; Proses evaluasi dilakukan dalam persidangan rutin setiap bulan terus
untuk pemeriksaan evaluasi tahunan dilakukan pada setiap tahun atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

awal tahun dalam siang majelis istimewa.


P ; Apakah GKJ Wilaeg melakukan perubahan terhadap sistem akuntansi?
N ; Ada beberapa perubahan tetapi bersifat bertahap dalam arti kita tidak
langsung mengaopsi secara frontal tetapi sedikit demi sedikit. Yang kita
adopsi yaitu sistem yang paling mudah untuk menentukan indikator atau
alat ukur dan yang kedua paling mudah dan paling akurat untuk pola
pertanggungjawaban keuangan. Untuk itu dalam kegiatan pemeriksaan
pelaporan untuk setiap akhir tahun yaitu indikatornya itu kita tentukan
indikator pertanggungjawaban itu yang paling mudah dan paling tinggi
tingkat akurasinya untuk mendeteksi atau mencari kelemahan
kelemahannya dan juga diadopsi beberapa model akuntansi lembaga
lembaga non gereja misalnya sedikit mengadopsi pola pelaporan atau
pola perencanaan anggaran dari pemerintah.
P ; Apakah GKJ Wiladeg ini melakukan pengukuran kinerja dan juga
memberikan insentif dan penghargaan?
N ; Untuk reward dan panishment, reward itu pemberian penghargaan dan
punishment penghukuman tidak secara terbuka tidak secara formal
diberikan karena memang prinsip dari kepengurusan dari majelis gereja
kristen jawa yaitu pelayanan. Jai setiap orang yang sudah menyatakan
dirinya terlibat dalam pelayanan maka tidak ada istilah pemberian
insentif atau penghargaan secara khusus. Namun demikian bisa juga
majelis mengambil kebijakan untuk memberikan insentif ataupun
penghargaan kepada personil-personil yang dirasa mempunyai tugas
dan tanggung jawab lebih berat dibanding personil yang lain tetapi
sifatnya tidak memberi keuantungan material tetapi hanya sekedar
bantuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 2

Catatan Persembahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Lampiran 3

Buku Bukti Pembayaran Biaya Hidup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Lampiran 4

Buku Bantu Pengeluaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Lampitan 5

Catatan Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Lampiran 6

Bukti Setoran Dana Abadi

Lampiran 7

Bukti Setoran Iuran Pensiun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Lampiran 8

Bukti Setoran Iuran Dana Kebersamaan Klasis

Lampiran 9

Bukti Pengeluaran Kas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Lampiran 10

Kartu Persembahan Bulanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Lampiran 11

Catatan Persembahan Bulanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Lampiran 12

Laporan Bulanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Lampiran 13

Surat Bukti Penelitian

Anda mungkin juga menyukai