Anda di halaman 1dari 98

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA

ORGANISASIONAL

(Studi Pada UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

Skripsi

Disusun oleh :

ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI

NIM. 141150327

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2018

i
2
HALAMAN PERSYARATAN
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA

ORGANISASIONAL
(Studi Pada UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta

Disusun oleh :
ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI
141150327

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2018
ii
Skripsi Berjudul

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK


TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA
ORGANISASIONAL

(Studi Pada UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)


Disusun Oleh :
ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI
141150327

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 1 Februari 2019 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Dewan Penguji

Penguji Penguji

Dra. Yekti Utami, M.Si. Yuli Liestyana, SE, M.Si.


NIP. 19670219 199303 2 001 NIK. 2 7270 990210 11

Ketua Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II

Tri Wahyuningsih, SE, M.Si Drs. Agung Satmoko, ME.


NIP. 2 7309 970145 1 NIP. 19591129 198603 1 001

Mengetahui,
Jurusan Manajemen
Ketua

Dr. Dyah Sugandini, SE, M.Si.


NIK. 2 7106 950021 1

iii
1 HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK TERHADAP


KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA ORGANISASIONAL
(Studi Pada UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

dan dimajukan untuk di ujikan pada hari Jumat, 1 Februari 2019 adalah hasil skripsi.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian atau symbol yang menunjukkan
sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, maka dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai
hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian saya terbukti melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah pikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah
yang telah diberikan Universitas batal saya terima.
Yogyakarta, Februari 2019
Yang memberikan pernyataan

ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI


141150327
Saksi 1. Sebagai Pembimbing Utama I Saksi 2. Sebagai Pembimbing Utama II

Tri Wahyuningsih, SE, M.Si Drs.Agung Satmoko, ME.


NIP. 2 7309 970145 1 NIP. 19591129 198603 1 001

Saksi 3. Sebagai Penguji Saksi 4. Sebagai Penguji

Dra. Yekti Utami, M.Si. Yuli Liestyana, SE, M.Si.


NIP. 19670219 199303 2 001 NIK. 2 7270 990210 1

iv
2 HALAMAN MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui”.

- (QS. Al-Baqarah : 216)-

“The price of success is hard work, dedication and the determination that whether we
win or lose, we’ve applied the best of ourselves”

-Anggie Perdana Puspitawati-

v
3 HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, Papa Anggoro Budi dan Mama

Darwatik. Terima kasih untuk Papa atas semua waktu, kasih sayang serta

tenaga dalam membantu mengantar saya untuk mencari objek penelitian

skripsi, terima kasih untuk mama atas seluruh cinta dan kasih serta doa yang

telah dipanjatkan setiap waktu. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan atas

dukungan semangat dari Papa dan Mama. Adikku satu-satunya yang tersayang

Alya Fitria Putri Darmawati dan eyang utiku tercinta serta seluruh keluarga,

sahabat dan pacar. Terima kasih atas segala doa, semangat dan dukungannya.

vi
4 ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK TERHADAP
KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA ORGANISASIONAL

(Studi Pada UKM Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI


NIM : 141150327
E-mail: Anggieppuspita@gmail.com
Pembimbing I : Tri Wahyuningsih, SE., M.Si
Pembimbing II: Drs. Agung Satmoko, ME

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen rantai pasok


terhadap keunggulan bersaing dan Kinerja Organisasional studi padaUKM industri
batik di Lendah, Kulon Progo yang berjumlah 42 UKM. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Manajemen Rantai Pasok, variabel
terikat yaitu Kinerja Organisasional, serta variabel mediasi yaitu Keunggulan
Bersaing. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Alat analisis yang digunakan
adalah model regresi sederhana, regresi berganda, dan path analisis. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap Kinerja
Organisasional. Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap Keunggulan
Bersaing. Keunggulan Bersaing berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasional.
Keunggulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Manajemen Rantai Pasok
terhadap Kinerja Organisasional pada UKM di sentra industri batik Lendah, Kulon
Progo.

Kata kunci : Manajemen rantai pasok, keunggulan bersaing, Kinerja Organisasional.

vii
6 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan
dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh
Manajemen Rantai Pasok terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja
Organisasional (Studi Pada UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon
Progo)” dapat diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Kelancaran proses penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu diucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Ibu Tri Wahyuningsih, SE., M.Si selaku pembimbing pertama yang tulus
memberikan pengarahan, bimbingan dan bersedia mengoreksi dalam penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Drs. Agung Satmoko, ME selaku dosen pembimbing kedua yang tulus
memberikan pengarahan, bimbingan dan bersedia mengoreksi dalam penulisan
skripsi ini.
3. Ibu Dra. Yekti Utami, M.Si. dan Ibu Yuli Liestyana, SE, M.Si. selaku dosen
penguji.
4. Keluarga, Sahabat dan teman yang telah mendukung dan memberikan
semangat.
5. Serta pengelola UKM Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon yang telah
bersedia menjadi responden.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.
Yogyakarta, Februari 2019

Penulis

viii
7 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


HALAMAN PERSYARATAN ................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 9
A. Tinjauan Teori ................................................................................................................ 9
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 20
C. Kerangka Konseptual ................................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………...26

A. Jenis Penelitian............................................................................................................. 26
B. Objek dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 26
C. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 27
1. Populasi .................................................................................................................... 27
2. Sampel ..................................................................................................................... 27
D. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................................................ 28
E. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 28
F. Variabel Penelitian ....................................................................................................... 28
ix
1. Kinerja Organisasional............................................................................................. 29
2. Manajemen Rantai Pasok ......................................................................................... 29
3. Keunggulan Bersaing ............................................................................................... 29
G. Definisi Operasional Variabel...................................................................................... 29
1. Kinerja Organisasional............................................................................................. 30
2. Manajemen Rantai Pasok ......................................................................................... 30
3. Keunggulan Bersaing ............................................................................................... 30
H. Skala Pengukuran Variabel .......................................................................................... 31
I. Uji Instrument Pengambilan Data ................................................................................ 31
1. Uji Validitas ............................................................................................................. 31
J. Teknik Analisis Data.................................................................................................... 34
1. Analisis Deskriptif ................................................................................................... 34
2. Analisis Kuantitatif .................................................................................................. 34
K. Pengujian Hipotesis ..................................................................................................... 36
1. Pengujian Model Regresi dengan Uji F dan Uji Koefisien Determinasi (R2) ......... 36
2. Uji Koefisien Regresi dengan Uji t (t-test) .............................................................. 37
3. Path Analysis ........................................................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 41
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................................ 41
B. Pembahasan.................................................................................................................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 52
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 52
B. Saran ............................................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 54

x
8 DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase Peningkatan UKM Batik ..................................................................... 5


Tabel 1.2 Nilai Ekspor Batik ................................................................................................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 22
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas .............................................................................................. 33
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas........................................................................................... 34
Tabel 4.1 Karakteristik UKM Berdasarkan Lama Usaha ................................................... 41
Tabel 4.2 Karakteristik UKM Berdasarkan Kuantitas Produksi Perbulan ......................... 42
Tabel 4.3 Karakteristik UKM Berdasarkan Cakupan Pasar Nasional ................................ 43
Tabel 4.4 Hasil Analisis Persamaan Regresi Sederhana ..................................................... 43
Tabel 4.5 Hasil Analisis Persamaan Regresi Berganda ...................................................... 44

xi
10 DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rantai Pasok ................................................................................................... 12


Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 24
Gambar 3.1 Diagram Jalur .................................................................................................. 39
Gambar 4.1 Diagram Analisis Path .................................................................................... 46

xii
11 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................................... 57


Lampiran 2 Data UKM dan Frekuensi Deskriptif Responden............................................ 63
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden ................................................................... 66
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 71
Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Sederhana dann Regresi Berganda ..................................... 81
Lampiran 6 Surat Keterangan Ijin Penelitian...................................................................... 83

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia berkembang dengan

begitu pesat. Berkembangnya teknologi yang lebih modern menjadi sebuah

sarana yang efisien untuk membuka jalur pendistribusian model baru bagi

produk UKM. Di samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan

teknologi dalam penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih

luas (dapat menjangkau ke berbagai belahan dunia). Maka, sebuah organisasi

dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan teknologi yang semakin

modern dan organisasi tersebut harus dapat mengikuti perubahan zaman yang

ada. Didalam menghadapi tuntutan zaman tersebut maka organisasi

memerlukan strategi keunggulan bersaing agar tetap dapat mempertahankan

pasar yang ada. Adanya strategi keunggulan bersaing didalam perusahaan,

diharapkan organisasi tersebut dapat mempetahankan posisi bersaing terhadap

pesaing (Porter, 1993).

Kinerja Organisasional merupakan tingkat pencapaian perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya

dalam mengoptimalkan pencapaian visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan yang dapat dinilai dengan cara membandingkan pencapaian dengan

target atau dengan kinerja beberapa perusahaan di industri yang sama (Suharto

dan Devie, 2013). Kinerja Organisasional diukur dengan menggunakan

informasi keuangan dan informasi operasional. Informasi operasional ini dapat

berupa kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

(Ghozali, 2013).

1
2

Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) sebagai suatu

pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari

supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang

diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat

yang tepat dengan tujuan mencapai suatu biaya dari sistem secara keseluruhan

yang minimum dan juga mencapai tingkat layanan yang diinginkan (Levi, et

al., 2000). Manajemen rantai pasok adalah kegiatan pengelolaan kegiatan-

kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam

proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan

produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan ini

mencangkup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan penting lainnya

yang berhubungan antara pemasok dengan distributor (Heizer & Rander, 2001).

Banyak peluang yang tersedia dalam manajemen rantai pasok untuk

meningkatkan nilai produk dengan biaya rendah. Di pihak pemasok, adanya

teknik – teknik JIT dan kerjasama dengan pemasok yang dapat membantu

distribusi merupakan bagian dari manajemen rantai pasok. Dengan bantuan

rancangan dan bantuan pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat

mempertahankan karakteristik umum dari produknya selama mungkin. Teknik

ini kita kenal dengan nama postponement (Render, 2001).

Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang

diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan

manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi (Kotler dan Armstrong, 1997).

Keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu

diciptakan oleh organisasi kepada pembelinya yang melebihi biaya organisasi

dalam menciptakannya. Nilai merupakan sesuatu yang pembeli bersedia


3

membayar dan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah

dari pada yang ditawarkan pesaing dengan manfaat yang sepadan atau

membarikan manfaat unik yang lebih daripada sekedar mengimbangi harga

yang lebih tinggi (Porter, 1993). Keunggulan bersaing akan membawa dampak

pada peningkatan Kinerja Organisasional, kepuasan konsumen, loyalitas

konsumen, dan efektivitas hubungan antar perusahaan dalam rantai pasokan

khususnya terkait dengan reliabilitas, tanggapan, fleksibilitas, biaya, dan aset

(Moran, 1981). Perusahaan yang mampu menawarkan barang dengan harga

lebih rendah dan kualitas lebih tinggi akan mampu meningkatkan penjualan,

sehingga profit margin dan return on investment dapat ditingkatkan pula.

Perusahaan dengan inovasi produk dan waktu pengiriman yang cepat dapat

meningkatkan pangsa pasar dan penjualan yang memiliki makna bahwa

perusahaan memiliki tingkat responsif, fleksibilitas, dan reliabilitas yang tinggi

sehingga kemampuan untuk meningkatkan aset perusahaan lebih tinggi

(Mentzer et al., 2001). Adanya penerapan manajemen rantai pasok adalah

untuk penyediaan barang dan jasa, tentunya hal inilah yang diperlukan bagi

sektor industri kreatif, guna meningkatkan daya saing industri yang akan

berdampak pada Kinerja Organisasional. Peran Keunggulan Bersaing adalah

sebagai variabel intervening yaitu untuk meningkatkan hubungan antara

Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional dalam

meminimalkan biaya produksi, meningkatkan Kinerja Organisasional,

meningkatkan keunggulan bersaing, serta untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bagi sebuah perusahaan untuk

memenangkan persaingan, tentunya harus memiliki keunggulan kompetitif


4

yang baik agar perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan perusahaan

lainnya. Adanya keunggulan bersaing, maka diharapkan perusahaan dapat

terus bertahan dan dapat berkembang di pasar, khususnya pasar persaingan

global. Saat ini, persaingan pasar bebas di Indonesia menjadi semakin ketat

karena adanya program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dari adanya

program MEA, kawasan ASEAN akan menjadi pasar bebas terbuka dan

memiliki kesatuan yang berbasis industri. Tentunya dihadapkan dapat

meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di ASEAN menjadi lebih stabil

serta dalam pembangunan ekonominya menghasilkan sifat persaingan yang

lebih tinggi. Tantangan terbesar bagi UKM dalam memanfaatkan peluang

tersebut adalah diperlukan strategi yang tepat guna memenangkan persaingan.

Tentu saja untuk dapat memenangkan persaingan secara global, sebuah UKM

perlu memikirkan strategi yang tepat bagi usahanya sesuai dengan kondisi yang

terjadi.

Menurut data statistik pekerja di Indonesia menunjukan bahwa 99,5 %

tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UKM. Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang

segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini

dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan

dekat dengan rakyat kecil. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah suatu

bentuk usaha yang dilihat dari skalanya usaha rumah tangga dan usaha kecil

hanya mempunyai jumlah pegawai antara 1- 19 orang. Sementara usaha

menengah mempunyai pegawai antar 20-99 orang (BPS, 2004). UKM ini telah

terbukti merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat bertahan dalam krisis

ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia (Kurniawan, 2009). Berdasarkan


5

data yang dipublikasikan, unit usaha di DIY dalam kurun waktu 10 tahun,

yakni dari 2006 ke 2016 tumbuh sebesar 32 persen, atau bila dilihat

berdasarkan angka adalah 403.348 unit usaha menjadi 533.670 usaha. Usaha

Kecil dan Menengah mendominasi aktivitas ekonomi dengan jumlah 524.935

unit usaha, sementara untuk usaha menengah besar berada di kisaran 8.735 unit

usaha (BPS, 2016).

Tabel 1.1
Persentase Peningkatan UKM Batik

UKM Batik 2013 – 2015


Indonesia 20 %
DIY 13,5 %
Kulon Progo 12,6 %
Sumber : (Disperindakop dan Kemenperin, 2015)

Seperti ditunjukkan pada tabel 1.1, jumlah pengrajin batik di Indonesia

saat ini mencapai 20% dari total UKM tekstil secara nasional atau sekitar 136

ribu usaha (Kemenperin, 2015). Untuk meningkatkan usaha batik ini

pemerintah menargetkan pertumbuhan UKM batik di Indonesia sebesar 8%.

Berdasarkan pengolahan data yang didapat dari Disperindagkop (2015), saat ini

peningkatan jumlah UKM batik di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar

13,5% dimulai sejak 2013 hingga 2015 dan sebesar 12,6% peningkatan UKM

batik tulis dimulai sejak 2013 hingga 2015 di Kabupaten Kulon Progo.

Tabel 1.2
Nilai Eskpor Batik

Nilai Ekspor 2015


Batik Indonesia Rp 50,44 Triliun
Batik DIY Rp 2,1 Triliun
Batik Kulon Progo Rp 1,5 Triliun
Sumber : (Kemenperin, 2015).
6

Seperti ditunjukkan pada table 1.2, penjualan yang dilakukan oleh

UKM batik di Indonesia juga terbilang tinggi dilihat dari keseluruhan industri

batik ini, nilai ekspor batik di tahun 2013 mencapai 10% dari total ekspor

tekstil (Kemendag, 2014). Hal ini disebabkan karena peminat batik di

mancanegara juga tinggi. Peminat batik dari mancanegara yang meningkat

tercermin dari nilai ekspor batik yang naik sehingga pada 2015 menjadi Rp

50,44 triliun. Nilai ekspor batik yang ada di Provinsi DIY sebesar Rp 2,1

Triliun pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama nilai ekspor batik di Kulon

Progo sebesar Rp 1,5 Triliun (Kemenperin, 2015).

Perkembangan UKM di Indonesia tidaklah terlepas dari berbagai

macam masalah yang ada. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh

usaha kecil di Indonesia, khususnya Industri Batik di Kulon Progo adalah

keterbatasan dalam mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan

harga yang terjangkau, serta keterbatasan dalam mengadopsi teknologi yang

lebih modern untuk mendinamisasi dan memajukan UKM serta

mendistribusikan hasil produksinya dengan lebih efektif dan efisien. Dalam

memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), UKM Batik khususnya

Sentra Batik di Lendah, Kulon progo bukan hanya dituntut untuk memproduksi

batik dengan harga yang bersaing, namun juga dituntut untuk mampu

menyesuaikan motif dan desain batik sesuai dengan permintaan pasar atau

order by custom. Pada pengembangan UKM batik di Sentra Lendah, Kulon

Progo, saat ini para pelaku usaha batik tentunya harus memiliki Kinerja

Organisasional (kinerja keuangan dan kinerja operasional). Dan keunggulan

bersaing (harga, kualitas, waktu pengiriman, inovasi produk, time to market),

(Lisda Rahmasari, 2011). Serta Supply Chain Management (Strategic supplier


7

partnership, Customer relationship, dan Information sharing), (Suharto dan

Devie, 2013).

Penelitian ini akan ditujukan pada UKM di Sentra Industri Batik,

Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena didaerah Lendah, Kulon Progo

cukup banyak memiliki pengrajin yang berbasis UKM. Selain itu, terdapat

banyak potensi khususnya dalam produk batik yang dapat dikembangkan lagi,

baik dari segi ketersediaan bahan baku produk, inovasi, pesaing maupun dari

segi pengelolaan perusahaan. Kemudian penelitian ini selanjutnya ingin

mengetahui dan menganalisis pengaruh manajemen rantai pasok terhadap

keunggulan bersaing dan Kinerja Organisasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap Kinerja

Organisasional ?

2. Apakah Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap Keunggulan

Bersaing ?

3. Apakah Keunggulan Bersaing berpengaruh positif terhadap Kinerja

Organisasional ?

4. Apakah Keunggulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Manajemen

Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Manajemen Rantai Pasok

terhadap Kinerja Organisasional


8

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Manajemen Rantai Pasok

terhadap Keunggulan Bersaing

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap

Kinerja Organisasional

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Keunggulan Bersaing mampu

memediasi pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja

Organisasional

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan juga tujuan dari penelitian yang

telah dituliskan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi

banyak pihak, diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi pengelola dan atau pemilik UKM, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan strategi pengembangan usahanya di masa yang akan datang.

2. Bagi dinas terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana

pengembangan kemampuan analitis terhadap masalah praktis terutama di

bidang strategi pengembangan usaha, sehingga dapat diterapkan dalam

usaha bisnis yang nyata.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

tambahan informasi, sehingga mampu memperluas wawasan.


12 BAB II

13 TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1. Kajian Teori

a. Kinerja Organisasional

Kinerja Organisasional diukur dengan menggunakan informasi

keuangan atau juga menggunakan informasi operasional. Informasi

operasional ini dapat berupa kepuasan pelanggan atas pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan (Ghozali, 2013). Kinerja Organisasional

merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode

tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja

Organisasional hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan

menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran

yang disepakati. Kinerja usaha mengacu pada seberapa baik suatu

perusahaan berorientasi pada pasar serta tujuan keuangannya.

Sistem penilaian kinerja yang efektif sebaiknya mengandung

indikator kinerja, yaitu:

1) Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada

perspektif pelanggan

2) Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang

mengesahkan pelanggan

3) Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif

yang mempengaruhi pelanggan

9
10

4) Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota

organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan

perbaikan

Setelah pengelolaan dilakukan terhadap suatu usaha diharapkan

kinerja usaha tersebut akan membaik. Pada penelitian ini pengelolaan

dilakukan terhadap rantai pasok untuk penyediaan barang dan jasa.

Dimulai dari pemesanan bahan baku sampai pada produk akhir yang

digunakan oleh konsumen, diharapkan pendistribusian barang,

penyampaian informasi, ketepatan waktu akan berjalan lancar. Pada

dasarnya proses pada supply chain telah banyak dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan, utamanya disini adalah sektor industri kreatif.

Hanya saja supply chain penyediaan barang dan jasa tersebut belum

terintegrasi dan kolaboratif (Lisda Rahmasari, 2011).

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja suatu perusahaan :

1) Kinerja Keuangan

Kinerja biasanya dinilai menggunakan pengukuran berbasis

data akuntansi atau data keuangan.Kekurangan dari semua pengukuran

berbasis data akuntansi adalah fokusnya pada kinerja yang sudah lalu

(Kaplan & Norton, 1992). Data dari tahun-tahun sebelumnya sangat

sedikit dapat menunjukkan potensi masa depan dari sebuah

perusahaan. Maka, Kinerja Organisasional tidak dapat diukur hanya

berdasarkan pengukuran berbasis data akuntansi saja (Ursula &

Wilderom, 1997). Beberapa ahli menggunakan tingkat pengembalian

atas penjualan (return on sales), profitabilitas, pertumbuhan penjualan,


11

perbaikan produktivitas kerja, dan perbaikan biaya produksi untuk

mengukur kinerja keuangan (Cho, Ellinger, Ellinger, & Klein, n.d.;

Prieto & Revilla, 2006).

2) Kinerja Operasional

Selain mengukur Kinerja Organisasional berdasarkan kinerja

keuangan, penting pula untuk mengukur berdasarkan kinerja non-

keuangan. Penggunaan konsep balanced scorecard yang semakin

bertambah menunjukkan bahwa kinerja non-keuangan juga merupakan

aspek yang penting dalam pengukuran Kinerja Organisasional (Kaplan

& Norton, 1992). Pada kinerja operasional, aspek-aspeknya mampu

mengukur kinerja ketika informasi yang tersedia terkait dengan

peluang sudah ada, namun belum terealisasi secara keuangan (Carton,

2004). Kinerja operasional ini dapat diukur dengan menggunakan

pengukuran seperti pangsa pasar (market share), peluncuran produk

baru, kualitas, efektivitas pemasaran, dan kepuasan pelanggan (Carton,

2004; Carton & Hofer, 2006; Venkatraman & Ramanujam, 1986).

Tujuan sebuah perusahaan melakukan pengukuran kinerja

adalah untuk meningkatkan profit. Pengukuran kinerja keuangan

adalah keuntungan bersih, pengembalian investasi (Return of

Investment/ROI) dan arus kas. Pengukuran operasional adalah

keseluruhan (Throughput/T), penyimpanan (Inventory/I), dan

pengeluaran operasi (Operating Expense/OE). Keseluruhan throughput

didefinisikan sebagai tingkat di mana sistem digeneralisasikan oleh

uang melalui penjualan (bukan produksi). Penyimpanan adalah semua

uang dalam sistem investasi dalam pembelian di mana sistem tersebut


12

dimaksudkan untuk membeli. Pengeluaran operasi adalah semua uang

dalam sistem yang dikeluarkan dalam penyimpanan untuk keseluruhan

(Ristono, 2013).

b. Manajemen Rantai Pasok

Rantai pasok didefinisikan sebagai serangkaian proses bisnis dan

informasi yang berkenaan dengan penyediaan produk atau bahan atau jasa

mulai dari pemasok melalui proses manufaktur dan distribusi sampai

kepada para pelanggan (Schroder, 2000).

Tata urutan proses dan kegiatan bisnis yang tercakup dalam rantai

pasok mencakup empat hal pokok yaitu :

1) Proses untuk mendapatkan/mengolah order pelanggan (customers’

orders)

2) Proses pengadaan bahan dan komponen dari pemasok

3) Proses pengolahan (manufacturing) produk di lantai pabrik

4) Proses pengiriman produk kepada pelanggan

Gambar 2.1 Rantai Pasok

Sumber : Ristono, 2010

Manajemen rantai pasok didefinisikan sebagai perencanaan,

perancangan dan pengendalian aliran bahan, informasi dan uang sepanjang


13

rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara efiesien baik

saat ini maupun masa yang akan datang (Sheikh K., 2002). Manajemen

rantai pasok adalah kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang

setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke

konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencangkup

fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan penting lainnya yang

berhubungan antara pemasok dengan distributor (Heizer & Rander, 2004).

Sasaran yang ingin dicapai oleh manajemen rantai pasok dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Menurunkan biaya persediaan dengan cara peramalan permintaan

yang lebih akurat dan penetapan jadwal produksi yang lebih baik.

2) Mengurangi biaya produksi secara menyeluruh dengan cara

melancarkan aliran bahan melalui proses produksi dan perbaikan

informasi antara perusahaan dengan para supplier dan

distributornya.

3) Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan kebutuhan

pada mutu yang lebih tinggi, penawaran produk yang lebih beragam,

penyingkatan waktu pengiriman dan pilihan-pilihan yang semakin

mendekati permintaan spesifik para pelanggan.

Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah untuk memaksimalkan

nilai keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan

pelanggan. Di sisi lain, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya

keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bahan baku, biaya

transpotasi dan lain-lain) (Cophra dan Meindl, 2004).


14

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

manajemen rantai pasok di dalam suatu perusahaan :

1) Strategi Kemitraan Pemasok (Strategic Supplier Partnership)

Strategi kemitraan pemasok (Strategic supplier partnership)

didefinisikan sebagai hubungan jangka panjang antara perusahaan

dengan pemasoknya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

strategi dan kemampuan operasional perusahaan. (Stuart, 1997;

Balsmeier and Voisin, 1996; Monczka et al,. 1998; Sheridan, 1998,

Noble, 1997). Strategi ini lebih berfokus untuk melakukan

perencanaan bersama (mutual planning) dan melakukan upaya

pemecahan masalah bersama antara perusahaan dan pemasok

(Gunasekaran, 2001).

Dengan melakukan strategi yang bermitra dengan pemasok,

maka memungkinkan perusahaan dapat bekerja secara efektif

dengan beberapa pemasok yang mau berbagi tanggung jawab untuk

menciptakan dan mengsukseskan suatu produk (Suharto et al.,

2013).

2) Hubungan dengan Konsumen (Customer Relationship)

Hubungan dengan konsumen (Customer relationship)

merupakan beberapa kumpulan praktek yang bertujuan untuk

mengelolah keluhan pelanggan, membangun hubungan jangka

panjang yang baik dengan pelanggan, dan meningkatkan kepuasan

pelanggan (Claycomb et al., 1999, Tan et al., 1998). Noble dan

Tan et al., mengutarakan bahwa hubungan dengan konsumen

(customer relationship) merupakan komponen yang penting dalam


15

menerapkan manajemen rantai pasok (supply chain management).

Dan perusahaan memiliki pelanggan yang mau berkomitmen dalam

membangun hubungan, maka perusahaan akan memperoleh

keuntungan. Dengan adanya hubungan dengan pelanggan yang

baik maka hal ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk

melakukan defirensiasi produknya terhadap kompetitor, dapat

meningkatkan loyalitas pelanggan, dan dapat menciptakan nilai

kepada pelanggan (Suharto dan Devie, 2013).

3) Berbagi Informasi (Information Sharing)

Berbagi informasi (Information sharing) mengacu pada

sejauh mana informasi penting dikomunikasikan terhadap mitra

usaha perusahaan (Monczka RM, et al. 2008). Berbagi informasi

antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secar

umum, dan informasi mengenai pelangaan. Dengan saling

melakukan pertukaran informasi antar anggota dalam rantai pasok

maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber

keunggulan bersaing (Suharto dan Devie, 2013).

c. Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang

diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan memberikan

manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi (Kotler dan Armstrong,

2003). Keunggulan bersaing (competitive advantage) menurut (Goyal, 2001)

adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di

atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.

Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing senantiasa memiliki


16

kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih

strategi pemasaran yang efektif. Strategi bersaing dimaksudkan untuk

mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika

menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang

mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. (Suhong li,

2006) menggunakan dimensi pengukuran keunggulan bersaing (competitive

advantage) dalam penelitiannya antara lain menggunakan pengiriman dapat

dipercaya (delivery dependability), inovasi produk dan waktu untuk

memasarkan (time to market) (Lisda Rahmasari, 2011).

Perusahaan perlu memutuskan dasar apa yang akan dipakai bersaing

dalam industrinya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan lebih

besar dengan posisi menguntungkan terhadap para pesaingnya. Derajat

keberhasilan yang dicapai akan bergantung pada sifat industry, dan strategi

bersaing kompetitif yang dipilih. Keunggulan bersaing dapat dikembangkan

melalui strategi kepemimpinan harga atau strategi diferensiasi (Porter, 1993).

Jika perusahaan memutuskan untuk mengikuti strategi kepemimpinan harga

adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang sebanding dengan

pesaingnya, tetapi dengan harga yang lebih rendah. Strategi ini akan

dimungkinkan, jika perusahaan menginginkan, dengan menetapkan kebijakan

harga agresif, sementara tetap mempertahankan margin yang lebih besar

terhadap para pesaing. Kebijakan secara pasti akan berdampak pada keputusan

investasi, penerimaan tenaga kerja, kerjasama dengan pemasok dan lain-lain.

Pilihan lain adalah mengikuti strategi diferensiasi. Dalam hal ini

tujuannya adalah untuk menyediakan berbagai produk atau jasa yang berbeda

dari para pesaingnya. Secara praktis, keuntungan yang diberikan dianggap


17

bernilai jika mengurangi biaya yang ditanggung pelanggan atau meningkatkan

kinerja produk. Dalam menetapkan pilihan strategi, perusahaan perlu

mempertimbangkan prospek industri dan kemampuannya sendiri untuk

mendukung posisi yang berkesinambungan dan dapat bertahan secara ekonomi

di dalam industri tersebut. Memiliki kemampuan dalam menciptakan

keunggulan bersaing jangka panjang merupakan harapan bagi setiap

perusahaan.

Jika bidang operasi perusahaan diharuskan mendukung keunggulan

bersaing perusahaan, maka bagian operasi perusahaan harus dapat

mencermikan dasar yang dipilih untuk keuntungan dalam pengambilan

keputusan. Tugas utama yang perlu dilakukan adalah untuk mengembangkan

bidang operasi perusahaan yang selaras dengan kebutuhan pasar. Jadi, jika ada

kesempatan di pasar untuk memenangkan bisnis dengan cara pengantaran

produk atau jasa yang sesuai dengan permintaan. Keputusan operasi

perusahaan yang dibuat dalam bidang operasi harus dirancang untuk

membantu pengembangan volume dan berbagai model. Jika perusahaan harus

menciptakan jalinan hubungan antara keunggulan bersaing dalam industri dan

kemampuan operasional, maka perlu mendefinisikan dan mengkomunikasikan

kinerja operasional secara optimal (Johns & Harding, 2001).

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

keunggulan bersaing suatu perusahaan. (Li, B. Ragu-Nathan, T.S. Ragu-

Nathan dan Rao, 2006). mengukur keunggulan bersaing perusahaan dengan

menggunakan indikator; harga, kualitas, pengiriman dapat dipercaya (delivery

dependability), inovasi produk, dan waktu untuk memasarkan (time to

market).
18

1) Harga (Price)

(Kotler, 2005) mendefinisikan harga sebagai jumlah dari nilai

yang dipertukarkan pelanggan untuk manfaat memiliki atau

menggunakan produk atau jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga

adalah suatu pengorbanan ekonomi yang dilakukan pelanggan untuk

mendapatkan manfaat dari penggunaan barang maupun jasa.

Keunggulan daya saing dapat diperoleh apabila setiap

perusahaan memiliki kemampuan untuk menyajikan setiap proses

dalam operasi bisnisnya secara lebih baik dalam menghasilkan barang

dan jasa yang mempunyai kualitas tinggi dengan harga yang bersaing.

Sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing baik dari sisi

kualitas, harga, penyerahan produk, dan fleksibilitas dibandingkan

pesaingnya di pasar (Heizer dan Render, 2004).

2) Kualitas (Quality)

Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan,

kualitas merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan

daya saing sebuah produk. (Koufteros,1995) mendefinisikan kualitas

adalah “the ability of an organization to offer product quality and

performance that creates higher value for customers”. Maksudnya

adalah sebuah produk dapat dikatakan mampu bersaing di pasaran jika

perusahaan mampu menawarkan produk dengan memberikan

nilai/manfaat lebih kepada konsumen. Kualitas produk merupakan

suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana

suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar

yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu


19

berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu

berubah.

3) Pengiriman Dapat Dipercaya (Delivery Dependability)

Delivery dependability is used to monitor a suppliers'

performance in terms of delivering the product required by customers

on time, orders delivered complete and with the best quality possible

(Harrison dan Van Hoek, 2008). Pengiriman dapat dipercaya dapat

menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan, saat perusahaan

tersebut mampu untuk mengurangi waktu pengiriman pesanan

konsumen atau mengurangi waktu penyediaan jasa kepada konsumen

(Stonebrake dan Leong, 1994).

4) Inovasi Produk (Product Inovation)

Inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas

penerapan gagasan, produk atau proses yang baru. Inovasi merupakan

hasil dari gagasan kreatif yang dimiliki perusahaan. Jadi perusahaan

diharapkan untuk membentuk pemikiran-pemikiran baru dalam

menghadapi pesaing maupun pelanggan dengan berbagai macam

permintaan yang ada (Amabile, 1996).

Strategi Inovasi produk / pengembangan produk baru yang

efektif seringkali menjadi penentu keberhasilan dan kelangsungan

hidup suatu perusahaan. Pengembangan produk baru memerlukan

upaya, waktu, dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya

kegagalan. Namun jika inovasi produk yang dilakukan membuahkan

hasil positif dan dapat merambah pangsa pasar maka hal tersebut

merupakan suatu keuntungan besar bagi perusahaan. (Cooper,2000)


20

menjelaskan bahwa keunggulan produk baru sangat penting dalam era

global yang sangat bersaing ini. Keunggulan tersebut tidak lepas dari

pengembangan produk inovasi yang dihasilkan, sehingga akan

mempunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang dalam

persaingan.

5) Waktu untuk Memasarkan (Time to Market)

Waktu untuk memasarkan (Time to market) adalah sejauh mana

sebuah organisasi mampu memperkenalkan / meluncurkan produk baru

yang lebih cepat daripada pesaing-pesaing lainnya (Vessey, 1991).

Waktu untuk memasarkan (Time to market) merupakan dimensi yang

penting dari keunggulan bersaing (Holweg, 2005). Pada saat

perusahaan mampu meluncurkan produk barunya lebih cepat

dibandingkan dengan pesaing, maka hal ini memungkinkan organisasi

mampu merebut pangsa pasar terlebih dahulu bahkan mampu

memimpin pasar dan akan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Rajwinder Singh et al., (2013)

Penelitian Rajwinder Singh, H.S. Sandhu, B.A. Metri and

Rajinder Kaur (2013) dengan judul “Relating Organised Retail Supply

Chain Management Practies, Competitive Advantage and

Organisational Performance”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

hubungan antara Supply Chain Management, keunggulan bersaing dan

Kinerja Organisasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner yang diambil secara acak pada

perusahaan retail di India seperti Punjab, Haryana, Chandigarh, New


21

Delhi dan, Gurgaon. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Supply Chain Management (Teknologi, SC Speed, Customer

Satisfiaction, SC Integration and Inventory Management). Keunggulan

Bersaing (Inventory Management, Customer Satisfiaction, Profitability,

and Customer Base Identification). Serta Kinerja Organisasional (Market

Performance, SC Competencies, Stakeholder Satisfaction, dan

Innovation and Learning). Hasil dari penelitian ini adalah pengecer di

India sudah dapat memahami hubungan yang terjadi antara Supply Chain

Management dan keunggulan bersaing dan sudah dapat memahami

hubungan antara keunggulan bersaing dan kinerja organisasi, namun

gagal dalam mencocokkan Supply Chain Management dengan Kinerja

Organisasional.

2. Regina Suharto dan Devie (2003)

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Regina Suharto

dan Devie pada tahun 2013 dengan judul “Analisa Pengaruh Supply

Chain Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Organisasional”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi

hubungan antara praktek supply chain management, keunggulan

bersaing dan Kinerja Organisasional. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Supply Chain Management (Strategic supplier

partnership, customer relationship, information sharing), Keunggulan

bersaing (Harga, kualitas, delivery dependability, inovasi produk dan

time to market) dan Kinerja Organisasional (Kinerja keuangan, kinerja

operasional dan kinerja berbasis pasar). Hasil dari penelitian ini adalah

terdapat pengaruh positif antara supply chain management terhadap


22

keunggulan bersaing, penerapan supply chain management yang baik

dan benar tentu saja akan meningkatkan Kinerja Organisasional, dan

keunggulan bersaing pada perusahaan juga dapat meningkatkan Kinerja

Organisasional.

Perbandingan antara penelitian terdahulu dan sekarang, disajikan

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Keterangan Penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang


Terdahulu (1) (2)
Judul Relating Organised Analisa Pengaruh Analisis Pengaruh
Retail Supply Chain Supply Chain Manajemen Rantai
Management Practies, Management Terhdap Pasok terhadap
Competitive Keunggulan Bersaing Keunggulan Bersaing
Advantage and dan Kinerja dan Kinerja
Organisational Organisasional Organisasional
Performance
Peneliti Rajwinder Singh, H.S. Regina Suharto dan Anggie Perdana
Sandhu, B.A. Metri Devie Puspitawati
and Rajinder Kaur
Tahun 2010 2013 2018
Subyek Pengecer di India Perusahaan UKM Industri di
manufaktur di Sentra Batik Lendah,
Surabaya Kulon Progo
Variabel 1. Var. Independen : 1. Var. Independen : 1. Var. Independen :
Penelitian Praktik SCM Praktik SCM SCM
Indikator : Indikator : Indikator :
a. Technology a. Strategic supplier a. Strategic supplier
b. SC Speed partnership partnership
c. Customer b. Customer b. Customer
Satisfiaction relationship relationship
d. SC Integration c. Information c. Information
e. Inventory sharing sharing
Management

2. Var. Intervening : 2. Var. Intervening : 2. Var. Intervening :


Keunggulan Keunggulan Keunggulan
bersaing bersaing bersaing
Indikator : Indikator : Indikator :
a. Inventory a. Harga a. Harga
Management b. Kualitas b. Kualitas
b.Customer c. Delivery c. Delivery
23

Satisfiaction Dependability Dependability


c. Profitability d. Inovasi produk d. Inovasi produk
d.Customer Base e. Time to Market e. Time to Market
Identification

3. Var. Dependen : 3. Var. Dependen : 3. Var. Dependen :


Kinerja Kinerja Kinerja
Organisasional Organisasional Organisasional
Indikator : Indikator : Indikator :
a. Market a. Kinerja keuangan a. Kinerja keuangan
Performance b. Kinerja operasional b. Kinerja operasional
b. SC Competencies c. Kinerja berbasis
c. Stakeholder pasar
d.Satisfaction
Innovation and
Learning

Teknik SEM SEM dengan Analisis Jalur (Path


Analisis menggunakan PLS analysis)
Hasil 1. SCM berpengaruh 1. Praktik SCM
Penelitian positif terhadap berpengaruh positif
Keunggulan terhadap
Bersaing Keunggulan
2. SCM berpengaruh Bersaing
positif terhadap 2. Praktik SCM
Kinerja berpengaruh positif
Organisasional terhadap Kinerja
3. Keunggulan Organisasional
Bersaing 3. Keunggulan
berpengaruh Bersaing
positif terhadap berpengaruh positif
Kinerja terhadap Kinerja
Organisasional Organisasional
4. Keunggulan 4. Keunggulan
bersaing mampu bersaing mampu
memediasi memediasi
pengaruh antara pengaruh antara
SCM terhadap Praktik SCM
Kinerja terhadap Kinerja
Organisasional Organisasional
24

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun

kerangka pemikiran seperti dalam gambar berikut ini :

Manajemen Kinerja
Rantai Pasok Organisasional

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis


Kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manajemen rantai pasok berpengaruh positif terhadap Kinerja

Organisasional artinya bahwa semakin baik penerapan manajemen rantai

pasok maka kinerja organisasional akan semakin baik pula.

2. Manajemen rantai pasok berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing

artinya bahwa semakin baik penerapan manajemen rantai pasok maka

keunggulan bersaing akan semakin tinggi pula.

3. Keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasional

artinya bahwa semakin tinggi keunggulan bersaing maka kinerja

organisasional akan semakin baik pula.

4. Sebagai variabel mediasi keunggulan bersaing diharapkan mampu

memediasi pengaruh manajemen rantai pasok terhadap kinerja

organisasional
25

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2005). Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh positif Manajemen Rantai Pasok terhadap

Kinerja Organisasional

H2: Terdapat pengaruh positif Manajemen Rantai Pasok terhadap

Keunggulan Bersaing

H3: Terdapat pengaruh positif Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Perusahaan

H4: Keunggulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Manajemen Rantai

Pasok terhadap Kinerja Organisasional


14 BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian survey. Metode survey adalah metode penelitian kuantitatif yang

digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini,

tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk

menguji beberapa hipotesis tentang variabel dari sampel yang diambil dari

populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau

kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk

digeneralisasikan (Sugiyono, 2013).

B. Objek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada UKM di Sentra

Industri Batik, Lendah, Kulon Progo. Sentra Industri Batik, Lendah, Kulon Progo

dipilih karena sudah menerapkan manajemen rantai pasok secara sederhana di

dalam praktek industrinya. Selain itu, karena saat ini perkembangan industri batik

sudah semakin meningkat sehingga menyebabkan semakin ketatnya pula

persaingan di dalam industri batik itu sendiri. UKM di Sentra Industri Batik,

Lendah, Kulon Progo dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing dan Kinerja

Organisasional. Untuk dapat memenangkan persaingan maka dibutuhkan aplikasi

manajemen rantai pasok yang baik. Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk

membuktikan adanya pengaruh manajemen rantai pasok terhadap keunggulan

bersaing dan Kinerja Organisasional, agar nantinya perbaikan manajemen rantai

Pasok dapat menjadi sebuah solusi dalam meningkatkan keunggulan bersaing dan

kinerja organisasional di Sentra Industri Batik, Lendah, Kulon Progo. Waktu

26
27

penelitian dilakukan sejak penulisan dimulai, yaitu Oktober 2018.

C. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Menurut Sugiyono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah 42 UKM yang tergabung di

Sentra Industri Batik, Lendah, Kulon Progo. Jumlah tersebut berdasarkan data

UKM di Sentra Industri Batik Lendah yang dirilis oleh Disperindagkop, Kulon

Progo.

2.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Apabila populasi penelitian berjumlah

kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila

populasi dalam penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil

antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini sampel yang

akan diteliti adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 42 pemilik UKM

yang ada di Sentra Industri Batik Lendah, Kulon Progo.

Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu teknik penentuan sampel

apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009).

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 atau
28

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik dan atau pengelola UKM

di Sentra Industri Batik, Lendah, Kulon Progo.

D. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti

sebagai obyek penulisan (Umar, 2009). Pada data primer lebih mencerminkan

kebenaran yang dilihat. Dalam hal ini data primer berupa hasil menurut

presepsi dari kuesioner tentang aplikasi manajemen rantai pasok, keunggulan

bersaing dan Kinerja Organisasional pada UKM di Sentra Industri Batik,

Lendah, Kulon Progo.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Kuesioner dapat berupa pertanyaan

tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau

dikirim melalui pos atau internet. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner

yang akan disebarkan kepada responden di Sentra Industri Batik, Lendah,

Kulon Progo berkaitan dengan aplikasi manajemen rantai pasok, keunggulan

bersaing dan Kinerja Organisasional.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :


29

1. Kinerja Organisasional

Variabel dependent yang dilambangkan dengan (Y) adalah

variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependent (Y) adalah Kinerja

Organisasional.

2. Manajemen Rantai Pasok

Variabel independen yang dilambangan dengan (X) adalah

variabel yang mempengaruhi variabel dependent, baik yang dapat

berpengaruh secara positif ataupun secara negatif. Variabel

independent (X) dalam penelitian ini adalah manajemen rantai pasok.

3. Keunggulan Bersaing

Variabel intervening adalah variabel penyela/antara yang

terletak diantara variabel independen dan variabel dependent, sehingga

variabel independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau

timbulnya variabel dependent (Sugiyono, 2013). Variabel intervening

dalam penelitian ini adalah Keunggulan Bersaing. Namun, pada

penelitian ini keunggulan bersaing dapat merangkap sebagai variabel

dependent dan juga sebagai variabel independen.

G. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini

variabel yang diteliti adalah Manajemen Rantai Pasok (X1), sedangkan

Keunggulan Bersaing (Y1) dan Kinerja Organisasional (Y2). Variabel-variabel

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :


30

1.Kinerja Organisasional

Kinerja Organisasional bisa juga diukur dengan menggunakan

informasi keuangan atau juga menggunakan informasi non keuangan.

Informasi ini dapat berupa kepuasan pelanggan atas pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan ( Ghozali, 2013). Indikator-indikator Kinerja

Organisasional (Suharto dan Devie, 2013).

a. Kinerja keuangan

b. Kinerja operasional

2.Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok didefinisikan sebagai serangkaian

proses bisnis dan informasi yang berkenaan dengan penyediaan produk

atau bahan atau jasa mulai dari pemasok melalui proses manufaktur dan

distribusi sampai kepada para pelanggan (Schroder, 2000). Indikator-

indikator manajemen rantai pasok dalam penelitian ini meliputi (Suharto

dan Devie, 2013).

a. Strategi Kemitraan Pemasok (Strategic supplier partnership)

b. Hubungan dengan Konsumen (Customer relationship)

c. Berbagi Informasi (Information sharing)

3. Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing adalah keunggulan terhadap pesaing yang

diperoleh dengan menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan

memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi (Philip

Kotler dan Gary Armstrong, 2003). Indikator-indikator keunggulan

bersaing (Suharto dan Devie, 2013).


31

a. Harga (Price)

b. Kualitas (Quality)

c. Pengiriman Dapat Dipercaya (Delivery Dependability)

d. Inovasi Produk (Product Inovation)

e. Waktu untuk Memasarkan (Time to Market)

H. Skala Pengukuran Variabel

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian,

fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2013).

Berikut kategori-kategori dari skala likert :

SS = Sangat Setuju diberi skor = 5

S = Setuju diberi skor = 4

KS = Kurang Setuju diberi skor = 3

TS = Tidak Setuju diberi skor = 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor = 1

I. Uji Instrument Pengambilan Data

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antar data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang valid.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen


32

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

tepat mengukur obyek yang diteliti. Hasil penelitian dikatakan valid

apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul antara data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2013).

Pengujian instrument validitas dengan menggunakan program SPSS.

Untuk pengujian validitas akan menggunakan pearson’s product

moment, menggunakan korelasi pada setiap item pertanyaan dengan

total nilai setiap variabel dilakukan dengan uji korelasi bivariate.

Instrument penelitian dikatakan valid apabila nilai signifikansi lebih

kecil dari 0.05 atau 5%.

Pada hasil uji validitas dibawah, hasil uji validitas bernilai

positif dan berada di bawah 5% (≤0.05) pada taraf signifikansi 5%.

Maka dapat disimpulkan bahwa item kuesioner pada variabel

Manajemen Rantai Pasok, Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Organisasional adalah valid atau layak digunakan sebagai instrumen

penelitian.

Hasil uji validitas item pernyataan pada kuesioner dapat dilihat

pada table 3.1 berikut :


33

Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas
Pearson
Variabel Item Sig Ket
Correlation
X1.1 0.602 0.000 Valid
X 1.2 0.737 0.000 Valid
X 1.3 0.542 0.000 Valid
Manajemen X 1.4 0.652 0.000 Valid
Rantai Pasok (X) X 1.5 0.757 0.000 Valid
X 1.6 0.769 0.000 Valid
X 1.7 0.573 0.000 Valid
X 1.8 0.621 0.000 Valid
Z 1.1 0.676 0.000 Valid
Z 1.2 0.452 0.003 Valid
Z 1.3 0.627 0.000 Valid
Z 1.4 0.794 0.000 Valid
Keunggulan Z 1.5 0.430 0.004 Valid
Bersaing (Z) Z 1.6 0.414 0.006 Valid
Z 1.7 0.378 0.014 Valid
Z 1.8 0.560 0.000 Valid
Z 1.9 0.430 0.004 Valid
Z 1.10 0.423 0.005 Valid
Y 1.1 0.523 0.000 Valid
Y 1.2 0.669 0.000 Valid
Y 1.3 0.466 0.002 Valid
Kinerja
Y 1.4 0.473 0.002 Valid
Organisasional
Y 1.5 0.537 0.000 Valid
(Y)
Y 1.6 0.654 0.000 Valid
Y 1.7 0.454 0.003 Valid
Y 1.8 0.548 0.000 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2019

a. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2013). (Sekaran, 2006) untuk mengetahui

tingkat reliabilitas adalah dengan nilai Cronbach Alpha, jika semakin

tinggi mendekati angka 1 maka semakin tinggi nilai konsistensi

internal reliabilitasnya. Jika nilai Cronbach Alpha diatas ≥ 0,6 maka


34

reliabilitas diterima. Hasil uji reliabilitas disajikan pada table 3.2

berikut :

Tabel 3.2
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Kriteria
Variabel Ket
Alpha
Manajemen Rantai Pasok (X) 0,812 > 0.60 Reliabel
Keunggulan Bersaing (Z) 0,711 > 0.60 Reliabel
Kinerja Organisasional (Y) 0,651 > 0.60 Reliabel
Sumber : Data Primer, diolah 2019

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada table 3.2 menunjukkan

bahwa seluruh variabel mempunyai Cronbach’s Alpha pada masing-

masing variabel lebih besar dari 0,60. Dengan begitu dapat

disimpulkan seluruh pernyataan yang ada dalam variabel penelitian

tersebut adalah reliabel dan dapat di gunakan sebagai instrumen

penelitian.

J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif
Analisis desktiptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri,

tidak membuat perbandingan atau hubungan. Data yang menggunakan skema-

skema dan gambaran analisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui

karakteristik responden (Sugiyono,2013). Pada penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif untuk menjelaskan karakteristik responden.

2. Analisis Kuantitatif

Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013).

Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui rumus atau dapat juga melalui

angka secara statistik. Pada penelitian ini menggunakan rumus:


35

a. Regresi Berganda

Regresi berganda adalah model regresi atau prediksi yang melibatkan

lebih dari satu variabel bebas atau prediktor. Istilah regresi berganda dapat

disebut juga dengan istilah multiple regression. Kata multiple berarti jamak

atau lebih dari satu variabel. Untuk menguji hipotesis 1 dan 3 adalah

digunakan regresi berganda dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Y : Kinerja Organisasional

: Konstanta

: Koefisien regresi

: Manajemen Rantai Pasok

: Keunggulan Bersaing

: Error Term

Pembuktian pada hipotesis 1 dan 3 dapat dilakukan dengan kriteria jika

nilai signifikansi ≤ 0.05.

b. Regresi sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Ghazali,

2009). Untuk menguji hipotesis 2 menggunakan regresi sederhana.

Persamaan umum regresi sederhana adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Z : Keunggulan Bersaing
36

: Konstanta

: Koefisien Regresi

: Manajemen Rantai Pasok

: Error Term

Pembuktian pada hipotesis 2 dapat dilakukan dengan kriteria jika nilai

signifikansi ≤ 0.05.

K. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Model Regresi dengan Uji F dan Uji Koefisien Determinasi

(R2)

Uji F menunjukkan bahwa apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F

digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikansi (level of significant) 0,05 (α =

5%). Dengan ketentuan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Jika probabilitas pada tingkat kesalahan F hitung ≤ 0.05 maka terdapat

pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel

dependent

b. Jika probabilitas pada tingkat kesalahan F hitung ˃ 0.05 maka tidak

terdapat pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap

variabel dependent

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel


37

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependent (Imam Ghozali, 2013).

2. Uji Koefisien Regresi dengan Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

antara variabel X sebagai variabel independen secara parsial terhadap Z

dan variabel Y sebagai variabel dependent secara parsial. Dengan

melalui perhitungan uji t maka diperoleh nilai hitung t yang kemudian

akan dibandingkan dengan nilai t table dengan tingkat signifikansi 0,05

(level of significant) 0,05 (α = 5%), (Imam Ghozali, 2013). Dengan

ketentuan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Jika pada probabilitas tingkat kesalahan t hitung ≤ 0.05 maka

variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen.

b. Jika pada probabilitas tingkat kesalahan t hitung ˃ 0.05 maka

variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen.

3. Path Analysis

Path analysis (analisis jalur) merupakan pengembangan lebih

lanjut dari analisis regresi berganda dan bivariate. Analisis jalur ingin

menguji persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel

independen dan variabel dependen secara sekaligus sehingga


38

memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating atau variabel

intervening atau variabel antara. Disamping itu analisis jalur bisa

mengukur hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel dalam

model (Ghozali, 2013). Path analysis (analisis jalur) digunakan untuk

menguji hipotesis 4, Keunggulan Bersaing memediasi pengaruh

Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional. Berdasarkan

uraian tersebut, maka dapat dibentuk diagram jalur sebagai berikut :

Manajemen Rantai Kinerja Organisasional


Pasok (X) (Y)

P2
P3

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Keterangan :

X : Manajemen Rantai Pasok

Y : Kinerja Organisasional

Z : Keunggulan Bersaing

P1: Koefisien pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja

Perusahaan

P2: Koefisien pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Keunggulan

Bersaing

P3: Koefisien pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Perusahaan
39

P4: Koefisien pengaruh Keunggulan Bersaing memediasi Manajemen

Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional.

Pada Path analysis (analisis jalur) terdapat pengaruh langsung,

pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Adanya pengaruh

Keunggulan Bersaing memediasi Manajemen Rantai Pasok terhadap

Kinerja Organisasional digambarkan sebagai berikut. Langkah-langkah

didalam pembuktian mediasi di dalam penelitian ini adalah dengan

menghitung pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung serta total

pengaruh, yang digambarkan seperti berikut :

Pengaruh langsung X keY = P1

Pengaruh tidak langsung X ke Z ke Y (P4) = P2 x P3

Total Pengaruh adalah = P1 + (P2 x P3)

Apabila pada pengaruh koefisien regresi tidak langsung

Manajemen rantai pasok > pengaruh koefisien regresi langsung

manajemen rantai pasok, maka hasilnya adalah keunggulan bersaing

memiliki peran sebagai mediasi didalam pengaruh manajemen rantai

pasok terhadap Kinerja Organisasional, begitupun sebaliknya.

Pada sampel yang kecil distribusi umumnya tidak normal,

bahkan koefisien mediasi yang merupakan hasil perkalian koefisien dua

variabel biasa distribusinya menceng positif (positively skewed) sehingga

symmetric confidence interval berdasarkan pada Asumsi normalitas akan

menghasilkan underpower test mediasi. Pendekatan alternatif untuk

menguji signifikansi mediasi dengan menggunakan teknik

boothstraping. Boothstraping adalah pendekatan non-parametik yang

tidak mengasumsikan bentuk distribusi variabel dan dapat diaplikasikan


40

pada jumlah sampel kecil (Menurut Bollen dan Stine dalam Imam

Ghozali, 2013).
15 BAB IV

16 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskriptif Responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen

rantai pasok terhadap keunggulan bersaing dan Kinerja Organisasional

pada UKM di Sentra Industri Batik, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon

Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data variabel

penelitiaan ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pemilik atau

pengelola UKM di Sentra Industri Batik, Kecamatan Lendah, Kabupaten

Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 42

responden.

Data primer yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti

dianalisis untuk mengetahui karakteristik responden yaitu lama usaha,

jumlah produksi perbulan dan mencakup pasar nasional.

a. Lama Usaha

Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 42 UKM

diperoleh data terkait dengan lama usaha. Hasil analisis deskriptif

zditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1
Karakteristik UKM Berdasarkan Lama Usaha
Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase (%)
2 – 5 tahun 33 78.6 %
Lama Usaha
>5 tahun 9 21.4 %
Total 42 100 %
Sumber: Data primer yang diolah, 2019

41
42

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa UKM yang telah

berjalan selama 2-5 tahun yaitu sebanyak 33 responden (78.6%) dan

sisanya > 5 tahun sebanyak 9 responden (21.4%).

b. Kuantitas Produksi Perbulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 42 UKM

diperoleh data terkait karakteristik UKM berdasarkan kuantitas

produksi perbulan. Hasil analisis deskriptif ditunjukkan pada tabel 4.2

sebagai berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik UKM Berdasarkan Kuantitas Produksi Perbulan
Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase (%)
< 100 potong 19 45.2 %
Jumlah Produksi
100-150 potong 22 52.4 %
Perbulan
> 150 potong 1 2.4 %
Total 42 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kuantitas produksi

perbulan yang dimiliki UKM mampu memproduksi 100-150 potong

yaitu sebanyak 22 (52.4%), < 100 potong yaitu sebanyak 19 (45.2%)

dan >150 potong yaitu sebanyak 1 (2.4%).

c. Cakupan Pasar Nasional

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 42 UKM

diperoleh data terkait karakteristik UKM berdasarkan cakupan pasar

nasional. Hasil analisis deskriptif ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai

berikut:
43

Tabel 4.3
Karakteristik UKM Berdasarkan Cakupan Pasar Nasional
Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase (%)
Cakupan Pasar Ya 42 100 %
Nasional Tidak 0 0%
Total 42 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa cakupan pasar

nasioanl yang dimiliki UKM secara keseluruhan sudah mencakup

pasar nasional dalam memasarkan produknya.

2. Analisis Kuantitatif

a. Hasil Regresi Berganda

Hasil regresi berganda mengenai pengaruh manajemen rantai

pasok terhadap Kinerja Organisasional dan pengaruh keunggulan

bersaing terhadap Kinerja Organisasional.

Tabel 4.5
Hasil Analisis Persamaan Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .731 .413 1.771 .084
X .226 .105 .289 2.159 .037
Z .618 .141 .589 4.396 .000
Variabel Dependent : Kinerja Organisasional (Y)
R2 : 0.682
F Hitung : 41.891
Sig. F : 0.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
44

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program

SPSS maka diperoleh hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 0.731 + 0.226 X + 0.618 Z

Pada persamaan di atas ditunjukkan pengaruh Manajemen

Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional, dan pengaruh Keunggulan

Bersaing terhadap Kinerja Organisasional. Adapun arti dari koefisien

regresi tersebut adalah :

1) Koefisien Regresi Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja

Organisasional = 0.226

Koefisien regresi positif (searah) artinya, jika penerapan

Manajemen Rantai Pasok semakin baik, maka Kinerja

Organisasional di Sentra Industri Batik Lendah, Kulon progo akan

semakin baik pula dan sebaliknya.

2) Koefisien Regresi Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Perusahaan = 0.618

Koefisien regresi positif (searah) artinya, jika penerapan

Keunggulan Bersaing semakin tinggi, maka Kinerja Organisasional

di Sentra Industri Batik Lendah, Kulon progo akan semakin baik

pula dan sebaliknya.

b. Hasil Regresi Sederhana

Hasil regresi sederhana mengenai pengaruh manajemen rantai

pasok terhadap keunggulan bersaing dapat dilihat pada tabel 4.4

sebagai berikut :
45

Tabel 4.4
Hasil Analisis Persamaan Regresi Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.093 .334 6.100 .000
X .551 .079 .739 6,940 .000
Variabel Dependent : Keunggulan Bersaing (Z)
R2 : 0.546
F Hitung : 48.164
Sig. F : 0.000
Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program

SPSS maka diperoleh hasil persamaan regresi sederhana sebagai

berikut :

Z = 2.093 + 0.551 X

Pada persamaan diatas ditunjukkan pengaruh Manajemen Rantai

Pasok terhadap Keunggulan Bersaing. Arti dari koefisien regresi

adalah : koefisien regresi Manajemen Rantai Pasok terhadap

Keunggulan Bersaing = 0.551 koefisien regresi positif (searah) artinya,

jika penerapan Manajemen Rantai Pasok (X) semakin baik, maka

Keunggulan Bersaing (Z) di Sentra Industri Batik Lendah, Kulon

Progo akan semakin tinggi pula dan sebaliknya.

c. Path Analysis

Path coefficient adalah standardized regression coefficients

beta yang dihasilkan dari analisis regresi dijelaskan dalam gambar

berikut :
46

P1 : 0.226

Β : 0.289

Manajemen Rantai Kinerja


Pasok (X) Organisasional (Y)

P2 : 0.551
P3 : 0.618
Β : 0.739
Β : 0.589

Gambar 4.1 Diagram Analisis Path

Agar dapat membuktikan bahwa variabel Keunggulan Bersaing

(Z) mampu menjadi variabel yang memediasi pengaruh manajemen

rantai pasok (X) terhadap Kinerja Organisasional (Y), maka akan

dilakukan perhitungan pengaruh langsung dan pengaruh tidak

langsung.

Berdasarkan hasil koefisien jalur (P1, P2, P3) maka besarnya

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung adalah sebagai

berikut:

Pengaruh langsung X keY = 0.226

Pengaruh tidak langsung X ke Z ke Y (P4) = 0.551 x 0.618 = 0.340

Total Pengaruh adalah = 0.566

Hasil perhitungan di atas menunjukkan pengaruh langsung

adalah 0.226, pengaruh tidak langsung adalah 0.340, dan total

pengaruh adalah 0.566.

3. Pengujian Hipotesis

a. Pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional


47

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui nilai signifikansi

sebesar 0.037 < 0.05, hal ini membuktikan bahwa manajemen rantai

pasok berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasional, yang

berarti apabila semakin tinggi manajemen rantai pasok maka akan

semakin tinggi pula Kinerja Organisasional pada sentra industri batik

Lendah, Kulon Progo.

b. Pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Keunggulan Bersaing

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui nilai signifikansi

sebesar 0.000 < 0.05, hal ini membuktikan bahwa manajemen rantai

pasok berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing, yang berarti

apabila semakin tinggi manajemen rantai pasok maka akan semakin

tinggi pula keunggulan bersaing pada sentra industri batik Lendah,

Kulon Progo.

c. Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Organisasional

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui nilai signifikansi

sebesar 0.000 < 0.05, hal ini membuktikan bahwa keunggulan bersaing

berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasional, yang berarti

apabila semakin tinggi keunggulan bersaing maka akan semakin tinggi

pula Kinerja Organisasional pada sentra industri batik Lendah, Kulon

Progo.

d. Kemampuan variabel Keunggulan Bersaing dalam memediasi

pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional

Berdasarkan hasil dari koefisien jalur (P1, P2, P3) dapat dilihat

pengaruh langsung memiliki nilai 0.226 dan pengaruh tidak langsung

memiliki nilai 0.340 dari data yang diperoleh koefisien regresi


48

langsung < koefisien regresi tidak langsung. Hal ini membuktikan

bahwa keunggulan bersaing mampu memediasi pengaruh manajemen

rantai pasok terhadap Kinerja Organisasional pada sentra industri batik

Lendah, Kulon Progo.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja Organisasional

Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa manajmen

rantai pasok berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Organisasional.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Regina Suharto dan Devie (2013) yang

menunjukkan bahwa manajmen rantai pasok berpengaruh langsung

terhadap Kinerja Organisasional. Rantai pasok merupakan serangkaian

proses bisnis dan informasi yang berkenaan dengan penyediaan produk

atau bahan atau jasa mulai dari pemasok melalui proses manufaktur dan

distribusi sampai kepada para pelanggan (Schroder, 2000). Pada

manajemen rantai pasokan memiliki kemitraan strategi pemasok, kualitas

informasi, dan hubungan terhadap konsumen memiliki pengaruh pada

beberapa aspek Kinerja Organisasional. Manajemen rantai pasokan yang

efektif dan optimal dapat meningkatkan produktivitas, pangsa pasar dan

pertumbuhan pelanggan. Hal ini dikarenakan rantai pasokan mampu

meminimalisir keseluruhan biaya untuk memenuhi dan melayani

kebutuhan konsumen. Dengan adanya penerapan manajemen rantai

pasokan yang baik akan memberikan peningkatan kinerja UKM dari segi

keuangan, pangsa pasar dan penjualan.

2. Pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Keunggulan Bersaing


49

Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa manajmen

rantai pasok berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hasil

ini sejalan dengan penelitian Regina Suharto dan Devie (2013) yang

menunjukkan bahwa manajmen rantai pasok berpengaruh langsung

terhadap keunggulan bersaing. Manajemen rantai pasokan yang efektif

dipengaruhi oleh pengembangan produk, strategi hubungan pemasok,

perencanaan dan pengendalian, produksi dan distribusi, kualitas

informasi, dan pembelian. Manajemen rantai pasokan yang terintegrasi

mulai dari hubungan terhadap pemasok dan pelanggan, penundaan dan

kualitas mampu mempertahan dan memperkuat daya saingnya dalam

memenangkan persaingan di pasar. Pengelolaan manajemen rantai

pasokan yang baik dengan menjaga hubungan pemasok dapat

meningkatkan distribusi barang atau jasa dengan tepat waktu dan kualitas

tetap terjaga. Apabila terjadi kesalahan dalam sharing informasi dan

pendistribusian barang atau jasa akan membuat kualitas barang dan jasa

menurun dan berakibat keunggulan kompetitif menurun. Sehingga

penerapan manajemen rantai pasokan sangat berpengaruh terhadap

keunggulan kompetitif perusahaan. Jadi semakin tinggi manajemen rantai

pasokan maka meningkatkan keunggulan kompetitif UKM..

3. Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Organisasional

Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa keunggulan

bersaing berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Organisasional. Hasil

ini sejalan dengan penelitian Regina Suharto dan Devie (2013) yang

menunjukkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh langsung terhadap

Kinerja Organisasional. Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan


50

bahwa kualitas strategi bersaing berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Organisasional. Hal ini berarti semakin baik kualitas

strategi bersaing terhadap Kinerja Organisasional, maka Kinerja

Organisasional akan semakin meningkat. Keunggulan bersaing adalah

keunggulan terhadap pesaing yang diperoleh dengan menawarkan nilai

lebih rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena

harganya lebih tinggi (Philip Kotler dan Gary Armstrong, 2003).

Perusahaan yang memiliki strategi yang tepat dan dapat menyesuaikan

dengan setiap aktivitas fungsi dalam organisasi serta memiliki keunikan

tersendiri dalam melayani permintaan konsumen, maka konsumen

tersebut akan memberikan nilai yang lebih kepada perusahaan sehingga

apa yang ditargetkan dalam perusahaan bisa terpenuhi yaitu

meningkatkan Kinerja Organisasional. Adanya keunggulan bersaing,

UKM juga akan berusaha untuk memberikan barang dan pelayanan yang

berkualitas.

4. Keunggulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Manajemen Rantai

Pasok terhadap Kinerja Organisasional

Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa manajemen

rantai pasok berpengaruh tidak langsung terhadap Kinerja Organisasional

melalui keunggulan bersaing sebagai variabel mediasi. Hasil ini sejalan

dengan penelitian (Regina Suharto et al., 2013) yang menunjukkan bahwa

manajamen rantai pasok berpengaruh tidak langsung terhadap Kinerja

Organisasional melalui keunggulan bersaing. Penerapan manajemen

rantai pasokan sangat diperlukan bagi perusahaan untuk meningkatkan

daya saing industri yang berdampak pada Kinerja Organisasional.


51

Manajemen rantai pasokan yang baik akan menciptakan aktivitas

perusahaan dengan baik, seperti kelancaran produksi, menghasilkan

produk yang berkualitas, situasi kerja yang dinamis. Semakin baik

manajemen rantai pasokan maka akan semakin baik pula keunggulan

bersaing atau manajemen rantai pasokan yang baik akan mendukung

UKM untuk menciptakan keunggulan bagi perusahaan, baik itu

keunggulan produk, pelayanan, distribusi, sarana prasarana, dan lain-lain

sehingga UKM memiliki kelebihan/keunggulan dalam bersaing di pasar.

UKM yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki

kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu

memilih strategi pemasaran yang efektif. Strategi perusahaan digunakan

dalam pengembangan operasional perusahaan agar dapat bersaing dan

menguasai posisi yang ada di pasar. Strategi keunggulan kompetitif pada

UKM akan dapat memepertahankan posisi bersaingnya dalam

menghadapi kompetitor dan dapat meningkatkan kinerja UKM sesuai

dengan target.
17 BAB V

18 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh manajemen

rantai pasok terhadap keunggulan bersaing dan Kinerja Organisasional pada

UKM industri batik Lendah, Kulon Progo, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Organisasional pada UKM di sentra industri batik Lendah, Kulon

Progo.

2. Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keunggulan Bersaing pada UKM di sentra industri batik Lendah, Kulon

Progo.

3. Keunggulan Bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Organisasional pada UKM di sentra industri batik Lendah, Kulon Progo.

4. Keunggulan Bersaing mampu memediasi pengaruh Manajemen Rantai Pasok

terhadap Kinerja Organisasional pada UKM di sentra industri batik Lendah,

Kulon Progo.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi Praktisi UKM

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi saran dan masukan bagi

pengelola UKM sebagai bahan pertimbangan terkait dengan upaya

meningkatkan Kinerja Organisasional yang terdiri dari kinerja keuangan dan

52
53

kinerja operasional guna untuk mengembangkan usahanya dalam menerapkan

Manajemen Rantai Pasok di perusahaan, khususnya bagi UKM di Sentra

industri batik Lendah, Kulon Progo. Pada hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Manajemen Rantai Pasok berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing

dan Kinerja Organisasional.

Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diharapkan

pengelola UKM lebih mengembangkan kegiatan yang mampu meningkatkan

manajemen rantai pasok dengan membuka peluang kerjasama di UKM baik

secara internal maupun eksternal. Selain itu, pengelola UKM diharapkan

mampu meningkatkan kerjasama dengan pemasok agar proses

pendistribusian barang dagang dapat berlangsung lebih baik lagi. Dengan

begitu UKM di Sentra industri batik Lendah, Kulon Progo, akan mengalami

peningkatan yang jauh lebih baik ke depannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmu

pengetahuan khususnya manajemen operasional dan teori-teori dari

Manajemen Rantai Pasok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap Kinerja

Organisasional, Manajemen Rantai Pasok berpengaruh positif terhadap

Keunggulan Bersaing, Terdapat pengaruh positif Keunggulan Bersaing

terhadap Kinerja Organisasional, dan Keunggulan Bersaing mampu

memediasi pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Kinerja

Organisasional. Hal ini bisa menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang

meneliti mengenai pengaruh Manajemen Rantai Pasok terhadap Keunggulan

Bersaing dan Kinerja Organisasional.


54

19 DAFTAR PUSTAKA

Anatan, L., 2010, Pengaruh Implementasi Praktik-Praktik Manajemen Rantai Pasokan


terhadap Kinerja Rantai Pasok dan Keunggulan Kompetitif, Jurnal Karisma,
Vol.4(2):106-117.

Amstrong, G. & Kotler. P., 1997, Prinsip-prinsip pemasaran, Cetakan pertama,


Jakarta: Erlangga.

Badan Pusat Statistik, 2004, Indikator Sosial Ekonomi Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia, Jakarta.

Ferdinand, Augusty Tae, 2003, Sustainable Competitive Advantage: Sebuah Explorasi


Model Konseptual, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Johns, D.T dan H.A. Harding, 2001, Manajemen Operasi untuk Meraih Keunggulan
Kompetitif, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, Terjemahan oleh
Bob Sabran, Edisi 13, Jilid 2, Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, Didi, 2009, Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan dengan Akselerasi


Sektor Riil dan UKM. Tersedia [Online]
http://didikurniawan.web.id/2009/04/29/mengembangkan-ekonomi
kerakyatan-dengan-akselerasi-sektor-riil-dan-ukm/ Diakses pada tanggal 5
Oktober 2018

Li,S. Ragu-Nathan, B., Ragu-Nathan T.S. & Subba Rao S., 2006, The Impact Of
SCM Practices On Competitive Advantage and Organizational Performance,
Omega, No. 34, pp. 107-124.

Porter, Michael E., 1993, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan


Kinerja Unggul, Jakarta: Erlangga.

Rahmasari, Lisda, 2011, Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja


Organisasional dan Keunggulan Bersaing, Majalah Ilmiah Informatika, Vol.
No.3. Fakultas Ekonomi Universitas AKI.
55

Rajwinder Singh et al., 2010, Relating Organised Retail Supply Chain Management
Practices, Competitive Advantage and Organisational Performance, The
Journal of Business Perspective, No. 14, pp. 173 – 190.

Regina Suharto dan Devie, 2013, Analisa Pengaruh Supply Chain Management
terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasional, Bussiness
Accounting Review, Vol. 3, No. 1.

Render, Barry dan Jay Heizer, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi,


Terjemahan oleh Ir. Kresnohadi Ariyoto, Jakarta: Salemba Empat.

Ristono, Agus, 2010, Sistem Produksi Tepat Waktu, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jilid 1, Edisi 4, Jakarta:
Salemba Empat.

Sinulingga, Sukaria, 2009, Perencanaan & Pengendalian Produksi, Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W., 2008, Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian, Yogyakarta:


Global Media Informasi.

Suprapto, J., 2008, STATISTIK (Teori dan Aplikasi), Jakarta: Erlangga.

Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Rajawali Press.

Dikutip dari https://yogyakarta.bps.go.id/ pada tanggal 30 September 2018

Dikutip dari https://kemenperin.go.id/ pada tanggal 15 Oktober 2018

Dikutip dari https://disperindag.go.id/ pada tanggal 15 Oktober 2018


56

LAMPIRAN
57

LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
58

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOK TERHADAP


KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA ORGANISASIONAL

(Studi Pada Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

KUESIONER

Disusun oleh :

ANGGIE PERDANA PUSPITAWATI

NIM. 141150327

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2018
59

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KEUNGGULAN


BERSAING DAN KINERJA ORGANISASIONAL

(Studi Pada Sentra Industri Batik di Lendah, Kulon Progo)

DATA UMUM USAHA

Nama Usaha :

Nama Pemilik Usaha :

Lama Usaha : 2 s/d 5 tahun > 5 tahun

Produksi Bulanan :

Mencakup Pasar Nasional : Ya/ Tidak

Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia, sesuai dengan pendapat
Anda.

Kategori pengisian kuesioner :

SS = Sangat Setuju diberi skor = 5

S = Setuju diberi skor = 4

KS = Kurang Setuju diberi skor = 3

TS = Tidak Setuju diberi skor = 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor = 1


60

Variabel Supply Chain Management

No. Item Pertanyaan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

Strategi Kemitraan Pemasok (Strategic Supplier Partnership)


1. Kami senantiasa mengutamakan kualitas
sebagai kriteria utama dalam memilih
pemasok
2. Kami senantiasa menyelesaikan masalah
bersama-sama dengan pemasok

3. Kami kami membantu (memberi


masukan) kepada pemasok dalam
meningkatkan kualitas produk
Hubungan dengan Konsumen (Customer Relationship)
1. Kami senantiasa mengukur dan
mengevaluasi kepuasan pelanggan
2. Kami senantiasa mencari tahu apa
keinginan pasar dimasa depan (future
expectation)
3. Kami senantiasa memfasilitasi pelanggan
yang membutuhkan bantuan /
mengadukan komplain
Berbagi Informasi (Information Sharing)
1. Kami senantiasa melakukan pertukaran
informasi dengan mitra usaha dalam
membuat perencanaan bisnis
2. Kami menginformasikan mitra usaha
tentang keadaan/perubahan yang terjadi

Variabel Keunggulan Bersaing

No. Item Pertanyaan SS S KS TS STS


5 4 3 2 1
Harga
1. Kami senantiasa menawarkan harga
yang kompetitif dibandingkan dengan
pesaing.
2. Kami senantiasa menawarkan harga
yang sama rendahnya atau bahkan lebih
rendah dibandingkan dengan pesaing.
Kualitas
1. Kami mampu bersaing berdasarkan
kualitas
2. Kami senantiasa menawarkan produk
yang berkualitas tinggi dibandingkan
61

dengan pesaing.
Pengiriman dapat dipercaya (Delivery Dependability)
1. Kami senantiasa melakukan pengiriman
barang kepada konsumen tepat waktu
dibandingkan dengan pesaing
2. Kami senantiasa melakukan pengiriman
barang kepada konsumen sesuai dengan
jumlah dan pesanan dibandingkan
dengan pesaing
Inovasi Produk
1. Kami senantiasa menyediakan produk
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pelanggan dibandingkan dengan
pesaing.
2. Kami senantiasa melakukan inovasi
produk seiring dengan perubahan
kebutuhan pelanggan dibandingkan
dengan pesaing
Waktu untuk Memasarkan (Time to Market)
1. Kami bergerak cepat dalam
mengembangkan produk baru dibanding
dengan pesaing.
2. Kami memperkenalkan produk baru
yang berbeda dengan pesaing.

Variabel Kinerja Organisasional

No. Item Pertanyaan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

Kinerja Keuangan
1. Kami mampu mencapai tingkat
pengembalian terhadap penjualan
(return on sales) yang telah ditargetkan.
2. Kami mampu mencapai keuntungan
(profit) yang telah ditargetkan.

3. Kami mampu mencapai tingkat


pertumbuhan penjualan yang telah
ditargetkan.
4. Kami mampu mencapai tingkat
produktivitas yang telah ditargetkan.
5. Kami mampu mencapai biaya produksi
yang telah ditargetkan atau bahkan lebih
rendah
Kinerja Operasional
1. Kami senantiasa memperkenalkan
62

produk baru di saat yang tepat


2. Kami mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan
3. Kami mampu menawarkan produk yang
sesuai dengan persepsi pelanggan
63

LAMPIRAN II
DATA UKM DAN FREKUENSI DESKRIPTIF
RESPONDEN
64

Data UKM, di Sentra Industri Batik Lendah, Kulon Progo


NAMA USAHA LAMA PRODUKSI MENCAKUP PASAR
NO USAHA BULANAN NASIONAL
1 Nurudin > 5 tahun 125 YA
2 Sigit Batik 2 s/d 5 tahun 110 YA
3 Ngadiman 2 s/d 5 tahun 85 YA
4 Slamet Winaryo 2 s/d 5 tahun 90 YA
5 Rahman 2 s/d 5 tahun 80 YA
6 Waluyo Nugroho 2 s/d 5 tahun 80 YA
7 Bardiman 2 s/d 5 tahun 70 YA
8 Sumarni 2 s/d 5 tahun 110 YA
9 Batik Wulan 2 s/d 5 tahun 90 YA
10 Kusuma Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
11 Batik Tresno 2 s/d 5 tahun 80 YA
12 Singlon Batik 2 s/d 5 tahun 90 YA
13 Batik Vega 2 s/d 5 tahun 75 YA
14 Nur Priyanto Batik 2 s/d 5 tahun 120 YA
15 Batik Djongrang 2 s/d 5 tahun 100 YA
16 Lumintu Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
17 Yanis Batik 2 s/d 5 tahun 80 YA
18 Sekar Arum Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
19 Farras Batik > 5 tahun 150 YA
20 Sinar Abadi Batik 2 s/d 5 tahun 130 YA
21 Mandiri Batik 2 s/d 5 tahun 90 YA
22 Batik Abimanyu > 5 tahun 150 YA
23 Thoktil 2 s/d 5 tahun 80 YA
24 Sekar Langit Batik Abstrak > 5 tahun 100 YA
25 Anugrah Batik 2 s/d 5 tahun 80 YA
26 Sembayung Batik 2 s/d 5 tahun 90 YA
27 Yoga Batik > 5 tahun 200 YA
28 Raharja Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
29 Banyu Sabrang > 5 tahun 150 YA
30 Sukardi > 5 tahun 130 YA
31 Darminto 2 s/d 5 tahun 90 YA
32 Bu Adik > 5 tahun 150 YA
33 Suranto 2 s/d 5 tahun 80 YA
34 Griya Batik Senok > 5 tahun 150 YA
35 Batik Kawit 2 s/d 5 tahun 85 YA
36 Gito Batik 2 s/d 5 tahun 80 YA
37 Manggala Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
38 Kencana Progo 2 s/d 5 tahun 100 YA
39 Sembung Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
40 Mahkota Dewi Batik 2 s/d 5 tahun 120 YA
41 Karina Batik 2 s/d 5 tahun 80 YA
42 Wigha Batik 2 s/d 5 tahun 100 YA
65

Frekuensi Deskriptif Responden

lama usaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 - 5 tahun 33 78,6 78,6 78,6

Valid > 5 tahun 9 21,4 21,4 100,0

Total 42 100,0 100,0

jumlah produksi perbulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

< 100 potong 19 45,2 45,2 45,2

100 - 150 potong 22 52,4 52,4 97,6


Valid
> 150 potong 1 2,4 2,4 100,0

Total 42 100,0 100,0

pasar nasional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Ya 42 100,0 100,0 100,0


66

LAMPIRAN III
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN
67

Variabel Manajemen Rantai Pasok

No. RP1 RP2 RP3 RP4 RP5 RP6 RP7 RP8 Total Rata-rata
1 4 3 4 4 3 3 3 3 27 3.38
2 5 5 5 5 4 4 4 4 36 4.5
3 5 4 5 5 5 4 4 4 36 4.5
4 5 4 4 5 5 5 4 4 36 4.5
5 4 4 4 4 4 4 5 4 33 4.13
6 5 4 4 5 5 5 5 4 37 4.63
7 4 4 4 5 5 4 4 4 34 4.25
8 4 4 4 4 4 5 4 4 33 4.13
9 5 4 5 4 4 4 4 5 35 4.38
10 5 5 4 5 5 4 5 5 38 4.75
11 5 4 5 4 5 5 4 5 37 4.63
12 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4.13
13 4 4 4 5 5 4 4 4 34 4.25
14 4 5 4 5 5 4 5 5 37 4.63
15 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
16 4 4 4 5 5 5 5 4 36 4.5
17 4 4 4 4 5 4 4 5 34 4.25
18 4 4 4 5 5 4 4 5 35 4.38
19 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4.13
20 4 3 3 3 4 3 3 4 27 3.38
21 4 4 4 4 4 4 3 4 31 3.88
22 5 5 5 5 5 5 4 4 38 4.75
23 5 4 5 4 5 4 3 4 34 4.25
24 5 4 5 4 5 4 3 4 34 4.25
25 3 3 4 3 4 3 4 3 27 3.38
26 5 4 5 4 5 4 3 4 34 4.25
27 4 3 4 4 3 3 4 4 29 3.63
28 4 4 3 4 3 3 3 3 27 3.38
29 5 4 4 4 4 4 5 4 34 4.25
30 4 3 4 4 4 4 4 4 31 3.88
31 5 4 4 4 5 4 4 4 34 4.25
32 5 4 5 4 4 5 4 4 35 4.38
33 5 4 4 5 4 4 4 5 35 4.38
34 4 5 5 4 5 4 5 4 36 4.5
35 4 4 5 5 4 5 4 4 35 4.38
36 5 4 4 5 4 4 4 4 34 4.25
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4
38 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4.13
39 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4.13
40 5 4 4 5 5 4 4 4 35 4.38
41 5 4 5 4 5 4 4 5 36 4.5
42 4 3 4 4 3 3 3 4 28 3.5
68

Variabel Keunggulan Bersaing

No. KB1 KB2 KB3 KB4 KB5 KB6 KB7 KB8 KB9 KB10 Total Rata-rata
1 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 42 4.20
2 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 45 4.50
3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 44 4.40
4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 45 4.50
5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 46 4.60
6 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 46 4.60
7 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 45 4.50
8 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41 4.10
9 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 44 4.40
10 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 48 4.80
11 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 47 4.70
12 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 44 4.40
13 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 47 4.70
14 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 4.80
15 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 46 4.60
16 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 45 4.50
17 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 44 4.40
18 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 44 4.40
19 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 43 4.30
20 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 44 4.40
21 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41 4.10
22 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 44 4.40
23 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42 4.20
24 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 42 4.20
25 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 36 3.60
69

26 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 43 4.30
27 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3.80
28 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 3.70
29 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43 4.30
30 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 44 4.40
31 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 43 4.30
32 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 45 4.50
33 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 42 4.20
34 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 46 4.60
35 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 45 4.50
36 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 44 4.40
37 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41 4.10
38 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41 4.10
39 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 44 4.40
40 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 46 4.60
41 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 45 4.50
42 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 37 3.70
70

Variabel Kinerja Organisasional

No KIN1 KIN2 KIN3 KIN4 KIN5 KIN6 KIN7 KIN8 Total Rata-rata
1 4 4 4 4 5 4 5 4 34 8.00
2 5 4 5 4 4 4 5 4 35 8.13
3 4 5 4 5 4 5 4 5 36 8.50
4 5 5 5 4 5 5 4 4 37 8.63
5 4 4 4 5 4 4 5 4 34 8.00
6 5 5 4 5 4 5 4 5 37 8.63
7 4 4 5 4 5 5 5 5 37 8.75
8 4 5 4 4 4 5 4 4 34 8.00
9 4 4 4 4 4 4 5 5 34 8.00
10 4 4 4 4 5 5 4 5 35 8.25
11 5 5 5 5 4 5 5 4 38 8.88
12 4 4 4 4 5 4 5 4 34 8.00
13 4 4 4 4 4 5 5 4 34 8.00
14 5 5 5 5 5 5 4 5 39 9.13
15 5 5 4 5 4 5 5 5 38 8.88
16 4 5 5 4 5 5 5 4 37 8.75
17 5 4 4 4 4 4 5 4 34 7.88
18 4 5 4 5 4 5 4 4 35 8.25
19 5 5 4 4 4 4 5 5 36 8.38
20 4 5 4 4 4 5 4 4 34 8.00
21 4 4 4 4 4 5 4 4 33 7.75
22 5 4 4 4 4 4 5 4 34 7.88
23 4 4 5 5 4 4 4 5 35 8.25
24 5 5 4 4 5 5 4 5 37 8.63
25 3 4 4 4 4 4 4 4 31 7.38
26 4 4 5 5 5 4 5 4 36 8.50
27 4 4 4 4 4 4 4 4 32 7.50
28 4 4 3 4 3 4 3 4 29 6.75
29 5 5 4 5 4 5 4 4 36 8.38
30 4 4 4 4 4 4 4 4 32 7.50
31 5 4 5 4 4 4 5 4 35 8.13
32 4 5 4 5 5 5 4 5 37 8.75
33 4 4 5 4 4 4 4 4 33 7.75
34 5 5 4 4 5 5 5 5 38 8.88
35 4 5 4 5 5 5 5 4 37 8.75
36 4 5 4 4 4 5 4 5 35 8.25
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32 7.50
38 5 4 4 4 4 4 4 4 33 7.63
39 4 5 4 4 5 4 4 4 34 8.00
40 5 5 4 4 4 5 5 5 37 8.63
41 4 5 5 4 4 5 4 5 36 8.50
42 4 4 4 4 4 4 3 4 31 7.25
71

LAMPIRAN IV
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
72

Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Manajemen Rantai Pasok

Correlations

RP1 RP2 RP3 RP4 RP5 RP6 RP7 RP8 RP


RP1 Pearson
Correlation 1 ,329
*
,433
**
,313
*
,378
*
,393
**
.032 ,341
*
,602
**

Sig. (2-
tailed) .033 .004 .044 .013 .010 .843 .027 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP2 Pearson
Correlation ,329
*
1 ,332
*
,474
**
,481
**
,464
**
,448
**
,358
*
,737
**

Sig. (2-
tailed) .033 .032 .002 .001 .002 .003 .020 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP3 Pearson
Correlation ,433
**
,332
*
1 .105 ,347
*
,422
**
.019 .240 ,542
**

Sig. (2-
tailed) .004 .032 .509 .024 .005 .903 .126 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP4 Pearson
Correlation ,313
*
,474
**
.105 1 ,391
*
,465
**
,377
*
.283 ,652
**

Sig. (2-
tailed) .044 .002 .509 .010 .002 .014 .069 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP5 Pearson
Correlation ,378
*
,481
**
,347
*
,391
*
1 ,529
**
,330
*
,459
**
,757
**

Sig. (2-
tailed) .013 .001 .024 .010 .000 .033 .002 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
73

RP6 Pearson
Correlation ,393
**
,464
**
,422
**
,465
**
,529
**
1 ,419
**
,313
*
,769
**

Sig. (2-
tailed) .010 .002 .005 .002 .000 .006 .044 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP7 Pearson
Correlation .032 ,448
**
.019 ,377
*
,330
*
,419
**
1 ,330
*
,573
**

Sig. (2-
tailed) .843 .003 .903 .014 .033 .006 .033 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP8 Pearson
Correlation ,341
*
,358
*
.240 .283 ,459
**
,313
*
,330
*
1 ,621
**

Sig. (2-
tailed) .027 .020 .126 .069 .002 .044 .033 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
RP Pearson
Correlation ,602
**
,737
**
,542
**
,652
**
,757
**
,769
**
,573
**
,621
**
1

Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
74

Hasil Uji Validitas Keunggulan Bersaing

Correlations

KB1 KB2 KB3 KB4 KB5 KB6 KB7 KB8 KB9 KB10 KB
KB1 Pearson
Correlation 1 .285 ,439
**
,383
*
.220 -.004 ,380
*
.205 .300 .251 ,676
**

Sig. (2-
tailed) .068 .004 .012 .162 .980 .013 .192 .053 .109 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB2 Pearson
Correlation .285 1 .053 ,322
*
.194 .152 .040 0.000 .194 .083 ,452
**

Sig. (2-
tailed) .068 .737 .038 .219 .337 .800 1.000 .219 .603 .003
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB3 Pearson
Correlation ,439
**
.053 1 ,534
**
.148 .029 ,364
*
.289 .148 .244 ,627
**

Sig. (2-
tailed) .004 .737 .000 .350 .857 .018 .064 .350 .120 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB4 Pearson
Correlation ,383
*
,322
*
,534
**
1 .265 .299 .262 ,399
**
,407
**
.146 ,794
**

Sig. (2-
tailed) .012 .038 .000 .090 .054 .094 .009 .007 .357 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB5 Pearson
Correlation .220 .194 .148 .265 1 ,477
**
-.133 .140 -.002 -.062 ,430
**

Sig. (2-
tailed) .162 .219 .350 .090 .001 .400 .377 .989 .694 .004
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB6 Pearson
Correlation -.004 .152 .029 .299 ,477
**
1 -.265 .199 .088 .252 ,414
**
75

Sig. (2-
tailed) .980 .337 .857 .054 .001 .089 .206 .579 .107 .006
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB7 Pearson
Correlation ,380
*
.040 ,364
*
.262 -.133 -.265 1 ,437
**
-.133 .007 ,378
*

Sig. (2-
tailed) .013 .800 .018 .094 .400 .089 .004 .400 .964 .014
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB8 Pearson
Correlation .205 0.000 .289 ,399
**
.140 .199 ,437
**
1 .047 .248 ,560
**

Sig. (2-
tailed) .192 1.000 .064 .009 .377 .206 .004 .770 .113 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB9 Pearson
Correlation .300 .194 .148 ,407
**
-.002 .088 -.133 .047 1 .132 ,430
**

Sig. (2-
tailed) .053 .219 .350 .007 .989 .579 .400 .770 .405 .004
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB10 Pearson
Correlation .251 .083 .244 .146 -.062 .252 .007 .248 .132 1 ,423
**

Sig. (2-
tailed) .109 .603 .120 .357 .694 .107 .964 .113 .405 .005
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KB Pearson
Correlation ,676
**
,452
**
,627
**
,794
**
,430
**
,414
**
,378
*
,560
**
,430
**
,423
**
1

Sig. (2-
tailed) .000 .003 .000 .000 .004 .006 .014 .000 .004 .005

N 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
76

Hasil Uji Validitas Kinerja Organisasional

Correlations

KIN1 KIN2 KIN3 KIN4 KIN5 KIN6 KIN7 KIN8 KIN


KIN1 Pearson
Correlation 1 ,306
*
.160 .101 .000 .153 .292 .191 ,523
**

Sig. (2-
tailed) .049 .313 .523 1.000 .334 .061 .225 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN2 Pearson
Correlation ,306
*
1 .024 ,347
*
.217 ,718
**
-.051 ,384
*
,669
**

Sig. (2-
tailed) .049 .881 .024 .167 .000 .747 .012 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN3 Pearson
Correlation .160 .024 1 .126 ,312
*
.076 .276 .044 ,466
**

Sig. (2-
tailed) .313 .881 .427 .045 .633 .077 .780 .002
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN4 Pearson
Correlation .101 ,347
*
.126 1 .060 .286 .039 .189 ,473
**

Sig. (2-
tailed) .523 .024 .427 .706 .066 .805 .232 .002
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN5 Pearson
Correlation .000 .217 ,312
*
.060 1 .258 .283 .170 ,537
**

Sig. (2-
tailed) 1.000 .167 .045 .706 .099 .070 .282 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
77

KIN6 Pearson
Correlation .153 ,718
**
.076 .286 .258 1 -.032 ,412
**
,654
**

Sig. (2-
tailed) .334 .000 .633 .066 .099 .843 .007 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN7 Pearson
Correlation .292 -.051 .276 .039 .283 -.032 1 .025 ,454
**

Sig. (2-
tailed) .061 .747 .077 .805 .070 .843 .877 .003
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN8 Pearson
Correlation .191 ,384
*
.044 .189 .170 ,412
**
.025 1 ,548
**

Sig. (2-
tailed) .225 .012 .780 .232 .282 .007 .877 .000
N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
KIN Pearson
Correlation ,523
**
,669
**
,466
**
,473
**
,537
**
,654
**
,454
**
,548
**
1

Sig. (2-
tailed) .000 .000 .002 .002 .000 .000 .003 .000

N 42 42 42 42 42 42 42 42 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
78
79

Uji Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Manajemen Rantai Pasok


Case Processing Summary
N %
Valid 42 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwist deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
.812 8

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keunggulan Bersaing


Case Processing Summary
N %
Valid 42 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwist deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
.711 10
80

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Organisasional


Case Processing Summary
N %
Valid 42 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 42 100.0

a. Listwist deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
.651 8
81

LAMPIRAN V
HASIL UJI REGRESI SEDERHANA DAN
BERGANDA
82

HASIL UJI REGRESI SEDERHANA

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,739 ,546 ,535 ,19066

a. Predictors: (Constant), manajemen rantai pasok

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 1,751 1 1,751 48,164 ,000

1 Residual 1,454 40 ,036

Total 3,205 41

a. Dependent Variable: keunggulan bersaing


b. Predictors: (Constant), manajemen rantai pasok

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 2,039 ,334 6,100 ,000


1
manajemen rantai pasok ,551 ,079 ,739 6,940 ,000

a. Dependent Variable: keunggulan bersaing


83

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,826 ,682 ,666 ,16955

a. Predictors: (Constant), keunggulan bersaing, manajemen rantai


pasok

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 2,409 2 1,204 41,891 ,000

1 Residual 1,121 39 ,029

Total 3,530 41

a. Dependent Variable: kinerja perusahaan


b. Predictors: (Constant), keunggulan bersaing, manajemen rantai pasok

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) ,731 ,413 1,771 ,084

1 manajemen rantai pasok ,226 ,105 ,289 2,159 ,037

keunggulan bersaing ,618 ,141 ,589 4,396 ,000

a. Dependent Variable: kinerja perusahaan


84

Anda mungkin juga menyukai