Anda di halaman 1dari 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN


METODE FUNCTIONAL-BASED COSTING DAN METODE ACTIVITY-
BASED COSTING

(Studi Kasus di Konfeksi Feelgood Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :

STANISLAUS ANDIKA PRASETYANING JATI


NIM : 152114124

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN


METODE FUNCTIONAL-BASED COSTING DAN METODE ACTIVITY-
BASED COSTING
(Studi Kasus di Konfeksi Feelgood Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :

STANISLAUS ANDIKA PRASETYANING JATI


NIM : 152114124

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku”


-Yohanes 14:1-

“Every has their own struggles and times”


-anonymous-

“Ibu Bapak selalu doakan dan dukung kamu terus mas”


-Ibu-

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapakku Aloysius Edhi Triyono dan Ibuku Florentina Sri Sunarti

Adikku Nugi

Keluarga besarku

Serta teman-temanku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN


METODE FUNCTIONAL-BASED COSTING DAN METODE ACTIVITY-
BASED COSTING
(Studi Kasus di Konfeksi Feelgood Yogyakarta)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juli 2019 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2019


Yang membuat pernyataan,

Stanislaus Andika Prasetyaning Jati

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stanislaus Andika Prasetyaning Jati
NIM : 152114156

Demi pengembangan ilmu pengetahuan daya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN


METODE FUNCTIONAL-BASED COSTING DAN METODE ACTIVITY-
BASED COSTING

(Studi Kasus di Konfeksi Feelgood Yogyakarta)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk

menyimpannya, mengalihkan dalam media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya dan memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2019


Yang menyatakan,

Stanislaus Andika Prasetyaning Jati

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan karunia kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma

2. Agustinus Tri Kristansto, SE,. M.Ak, selaku dosen pembimbing skipsi yang

telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

membimbing dan membagikan ilmu dalam proses perkuliahan.

4. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Kedua orang tuaku tersayang yang dengan setia dan sabar selalu memberikan

kasih sayang, kekuatan, perhatian dan doa kepada penulis selama perkuliahan

dan penyusunan skripsi

6. Mbah Sarkun, Budhe Diah, Adikku Nugi yang sudah memberikan doa,

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nasihat dan dukungan selama penyusunan skripsi.

7. Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan nasihat kepada penulis.

8. Agustina Novita Sari yang selalu memberikan doa dan semangat selama masa

perkuliahan dan penyusunan skripsi.

9. Teman-teman “Ita Itu” Bekti, Fitri, Novi, Venty, There, Edu, Rio, Danar,

Bayu, Wahyu dan Ignaz yang selalu memberikan semangat dan keceriaan

selama perkuliahan dan penyusunan skripsi

10. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Agus yang selalu mendukung dan

memberi semangat.

11. Teman-teman kelas D 2015 yang senantiasa memberi semangat dan dukungan

kepada penulis

12. Teman-teman kos Aryo, Danar, Astra, Adi, dan Angger yang telah menemani

penulis dan memberi semangat selama penyusunan skripsi.

13. Mas Indra selaku pemilik Konfeksi Feelgood yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian di tempatnya.

14. Mas Shodiq dan Mas Eliazer selaku pemilik Konfeksi God Machine yang

telah membantu selama penyusunan skripsi.

15. Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat

bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Stanislaus Andika Prasetyaning Jati

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN KARYA TULIS .............................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xiv

ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

ABSTRACT .......................................................................................................... xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 8

A. Biaya .............................................................................................................. 8

1. Pengertian Biaya ......................................................................................... 8

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Konsep Biaya .............................................................................................. 8

3. Klasifikasi Biaya ......................................................................................... 9

4. Elemen Biaya Produksi ............................................................................. 11

B. Harga Pokok Produksi ................................................................................. 12

1. Pengertian Harga Pokok Produksi............................................................. 12

2. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi ............................................. 12

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi .......................................... 14

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ................................................ 16

C. Metode Functional-Based Costing .............................................................. 18

1. Pengertian Functional-Based Costing ....................................................... 18

2. Perhitungan Tarif Overhead ...................................................................... 18

3. Keterbatasan Functional Based Costing ................................................... 19

D. Metode Activity-Based Costing ................................................................... 20

1. Pengertian Activity-Based Costing ............................................................ 20

2. Kelebihan Activity-based Costing ............................................................. 20

3. Kekurangan Activity Based Costing .......................................................... 21

4. Tahapan Activity Based Costing ............................................................... 22

E. Konsep Materialitas ..................................................................................... 24

F. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 25

BAB III ................................................................................................................. 27

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 27

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 27

C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 27

D. Objek Penelitian........................................................................................... 27
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Data yang Dibutuhkan ................................................................................. 28

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 29

BAB IV ................................................................................................................. 31

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .................................................... 31

A. Profil Perusahaan ......................................................................................... 31

B. Lokasi Perusahaan ....................................................................................... 31

C. Struktur Organisasi ...................................................................................... 31

D. Alat dan Bahan Produksi ............................................................................. 32

E. Proses Produksi............................................................................................ 32

BAB V................................................................................................................... 35

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35

A. Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan ............................. 35

B. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Metode Functional-


Based Costing ................................................................................................... 39

C. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Metode Activity Based


Costing .............................................................................................................. 47

D. Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan, Metode


Functional Based Costing, dan Metode Activity Based Costing....................... 63

E. Perbandingan Laba Menurut Perusahaan, Metode Functional-Based Costing,


dan Activity-Based Costing ............................................................................... 67

F. Pembahasan ................................................................................................. 70

BAB VI ................................................................................................................. 72

PENUTUP ............................................................................................................. 72

A. Kesimpulan .................................................................................................. 72

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 73

C. Saran ............................................................................................................ 73

1. Untuk Perusahaan ...................................................................................... 73

2. Untuk Peneliti Selanjutnya ........................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75

LAMPIRAN .......................................................................................................... 76

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Biaya Bahan Baku menurut Perusahaan ................................................. 35


Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja ................................................................................. 36
Tabel 3. Biaya Jahit ............................................................................................... 37
Tabel 4. Harga Pokok Produksi Kaos menurut Perusahaan .................................. 38
Tabel 5. Harga Pokok Produksi Jaket menurut Perusahaan .................................. 39
Tabel 6. Biaya Bahan Baku menurut Metode Functional-Based Costing ........... 40
Tabel 7. Biaya Tenaga Kerja Langsung menurut Metode FBC ............................ 42
Tabel 8. Biaya Depresiasi Alat Produksi per Tahun ............................................. 44
Tabel 9. Daftar Biaya Overhead Pabrik per Bulan ............................................... 45
Tabel 10. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) Metode FBC ................... 46
Tabel 11. Harga Pokok Produksi Kaos dan Jaket menurut Metode FBC ............. 47
Tabel 12. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung Metode ABC .. 48
Tabel 13. Daftar Aktivitas dan Klasifikasi Aktivitas ........................................... 51
Tabel 14. Daftar Biaya Tiap Aktivitas .................................................................. 55
Tabel 15. Cost Driver dan Jumlah Cost Driver ..................................................... 59
Tabel 16. Tarif per Aktivitas Cost Driver ............................................................. 60
Tabel 17. Harga Pokok Produksi Produk Kaos Metode Activity Based Costing . 61
Tabel 18. Harga Pokok Produksi Produk Jaket Metode Activity Based Costing . 62
Tabel 19. Harga Pokok Produksi Produk Jaket dan Kaos Metode ABC .............. 63
Tabel 20. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut Perusahaan
dengan Metode Functional-Based Costing ........................................................... 64
Tabel 21. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut Perusahaan
dengan Metode Activity Based Costing ................................................................ 64
Tabel 22. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut Metode
Functional-Based Costing dengan Metode Activity-Based Costing.................... 65
Tabel 23. Perbandingan Laba Per Unit Menurut Perusahaan dengan Metode
Functional-Based Costing ..................................................................................... 68

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 24. Perbandingan Laba Per Unit Menurut Perusahaan dengan Metode
Activity Based Costing ......................................................................................... 68
Tabel 25. Perbandingan Laba Per Unit Menurut Metode Functional-Based Costing
dengan Metode Activity-Based Costing ............................................................... 68

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN


METODE FUNCTIONAL-BASED COSTING DAN METODE ACTIVITY-
BASED COSTING

(Studi Kasus di Konfeksi Feelgood Yogyakarta)

Stanislaus Andika Prasetyaning Jati


NIM:152114156
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara harga pokok


produksi menurut perusahaan, metode functional-based costing, dan metode
activity based costing. Perhitungan harga pokok produksi tersebut akan digunakan
untuk menentukan harga jual. Penentuan harga jual yang didasari perhitungan harga
pokok produksi yang akurat berpengaruh pada ketepatan perhitungan laba.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Konfeksi Feelgood
Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif harga pokok produksi masing-
masing metode harga pokok produksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingkan antara harga pokok
produksi dari perusahan dengan metode functional-based costing dan metode
activity based costing tidak terdapat perbedaan pada produk kaos dan ada perbedaan
pada produk jaket . Sedangkan pada perbandingan harga pokok produksi metode
functional-based costing dan metode activity-based costing tidak terdapat
perbedaan pada produk kaos maupun produk jaket. Peneliti merekomendasikan
perusahaan untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi baik menggunakan
metode functional-based costing maupun metode activity based-costing

Kata kunci: harga pokok produksi, metode functional-basd costing, metode activity
based costing

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE COST OF GOODS WITH FUNCTIONAL-BASED


COSTING METHOD APPROACH AND ACTIVITY-BASED COSTING
METHOD APPROACH
(Case Study in Yogyakarta Feelgood Confection)

Stanislaus Andika Prasetyaning Jati


NIM:152114156
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019

This study aimed to determine the difference between the calculation of the
cost of goods manufactured by the company, the functional-based costing method,
and the activity-based costing method. The calculation of the cost of production
would be used to determine the selling price. Determination of the selling price was
based on an accurate calculation of the cost of production affects the accuracy of
profit calculation.
This research was a case study conducted at Feelgood Confection
Yogyakarta. Data collection techniques in this study used observation, interview,
and documentation techniques. The data analysis technique used in this study was
a descriptive comparative cost of good sold in each method.
The results showed that the comparison between the cost of goods
manufactured by the company with the functional-based costing method and the
activity-based costing method showed no difference in t-shirt products and there
were differences in the jacket product. Whereas in the comparison of the cost of
production of the functional-based costing method and the activity-based costing
method there is no difference in the t-shirt or jacket product. Researcher suggested
company to calculate the cost of goods manufactured using both the functional-
based costing method and the activity-based costing method

Keywords: cost of production, functional-based costing method, activity-based


costing method

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini dunia sudah memasuki era kemajuan teknologi dan informasi.

Kegiatan perekonomian juga tidak akan terhindar dari imbas kemajuan

teknologi dan informasi, oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk

mengambil keputusan yang tepat secara cepat. Perusahaan perlu untuk

melakukan perencanaan yang matang agar dapat menghasilkan keputusan

yang tepat sehingga dapat bersaing di pasar yang ketat.

Salah satu keputusan yang perlu diambil oleh manajemen adalah

menentukan harga jual. Penentuan harga jual sangat penting karena dengan

menetapkan harga jual yang tidak kompetitif dapat menyebabkan

perusahaan gagal bersaing di tengah pasar yang ketat.

Persaingan yang ketat menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh

sebuah perusahaan. Apalagi dengan perusahaan lain yang bergerak di

industri yang sama. Konsumen menjadi sangat sensitif dengan harga jual,

ketika perusahaan menetapkan harga yang terlalu tinggi maka produk tidak

bisa bersaing di pasar, sedangkan jika menetapkan harga terlalu rendah

perusahaan akan mengalami kerugian.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam penentuan harga jual tidak akan terlepas pada perhitungan

harga pokok produksi. Oleh sebab itu manajemen perlu melakukan

perhitungan harga pokok produksi dengan akurat.

Saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan metode

tradisional atau konvensional dalam melakukan pembebanan biaya.

Menurut Riwayadi (2016: 31), sistem biaya tradisional merupakan sistem

biaya yang cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk

homogen. Akuntansi biaya tradisional hanya membebankan biaya produksi

ke produk, sedangkan biaya yang lain yang berkaitan dengan produk tidak

dibebankan juga. Sedangkan menurut Salman dan Farid (2017: 66) sistem

biaya tradisonal tidak menekankan pada aktivitas yang dilakukan untuk

membuat produk. Ketika perusahaan memiliki beberapa produk yang

berbeda dalam penggunaan sumber daya maka akan menjadi lebih sulit

dalam menentukan keakuratan biaya produk. Hal itu menjadi kekurangan

sistem biaya tradisional jika ingin diterapkan di perusahaan yang memiliki

lebih dari satu jenis produk.

Dari pendapat yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa

metode tradisional dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan

keputusan karena pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dari metode

tradisional merupakan pembebanan biaya yang kurang akurat. Jika hal

tersebut terjadi akibatnya kelangsungan dari operasi perusahaan dapat

terancam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seiring perkembangan dunia bisnis activity-based costing muncul

untuk mengatasi keterbasan dari metode tradisional. Menurut Martusa

(2010) activity-based costing telah dikembangkan pada organisasi sebagai

suatu solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan

baik oleh sistem biaya tradisional.

Riwayadi (2016: 32) menyebutkan bahwa activity-based costing

dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang sebuah objek biaya

untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Karena basisnya aktivitas

maka dengan adanya identifikasi aktivitas, akan terlihat berapakah biaya

yang diperlukan untuk melakukan sebuah aktivitas. Sehingga ketika akan

membebankan biaya ke sebuah produk akan menghasilkan pembebanan

yang lebih akurat.

Oleh sebab itu menjadi penting untuk menerapkan metode activity-

based costing saat ini. Dengan diatasinya keterbatasan metode tradisional

maka manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan

didukung dengan data yang akurat. Namun dalam prakteknya banyak

perusahaan yang masih kesulitan untuk menerapkan metode activity-based

costing karena kesulitan dalam implementasi metode tersebut. Karena

metode activity-based costing merupakan sistem yang kompleks dan

membutuhkan banyak catatan perhitungan.

Konfeksi Feelgood merupakan salah satu contoh perusahaan

manufaktur yang berada pada pasar persaingan yang ketat. Sehingga

penting untuk perusahaan mengetahui bagaimana melakukan perhitungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harga pokok produksi secara tepat. Tetapi dalam praktek, perusahaan belum

dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi secara tepat. Sehingga

peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian di Konfeksi Feelgood

Yogyakarta

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

masalah yang dapat dirumuskan adalah “Apakah ada perbedaan antara

perhitungan harga produk produksi menurut perusahaan, metode functional-

based costing, dan metode activity-based costing?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penilitian ini bertujuan untuk

“Mengetahui adanya perbedaan antara perhitungan harga produk produksi

menurut perusahaan, metode functional-based costing, dan metode activity-

based costing.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

kalangan yaitu, sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap

perusahaan bagaimana cara perhitungan harga pokok produksi yang

akurat. Sehingga perusahaan dalam menentukan harga jual dapat

bersaing di pasaran.

2. Bagi Universitas :

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan ilmiah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma dan dapat digunakan referensi bagi

penelitian yang berhubungan dengan penetapan harga pokok produksi.

3. Bagi Peneliti :

Penelitian ini diharapkan menjadi sarana pelatihan dalam hal penelitian

dan perbandingan antara teori dan praktik. Selain itu peneliti dapat

menambah wawasan dan menerapkan pengetahuan yang sudah

didapatkan dari bangku kuliah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang

mendukung penelitian yang diambil dari buku dan internet.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian,

tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian,

teknik pengumpulan data, data yang dibutuhkan, dan teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran perusahaan

meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur

organisasi, personalia dan pemasaran.\

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai data yang diperoleh

selama penelitian, analisis data berdasarkan teori, dan teknik

analisis yang digunakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari analisis data,

keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat digunakan

untuk kemajuan perusahaan dan bagi peneliti selanjutnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Dunia et al. (2018: 22), biaya adalah pengeluaran-

pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa

yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat

melebihi satu periode akuntansi tahunan.

2. Konsep Biaya

Menurut Riwayadi (2016: 16), konsep biaya berbeda untuk tujuan

berbeda. Tujuan berbeda menunjukkan keputusan yang akan diambil.

Dengan kata lain kita tidak dapat menggunakan satu klasifikasi biaya

untuk semua keputusan karena setiap keputusan memiliki tujuan yang

berbeda, kita perlu mengklasifikasi biaya sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Klasifikasi Biaya

Menurut Riwayadi (2016: 16), biaya dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kemudahan Penelusuran

1. Biaya langsung

Biaya langsun adalah biaya yang dapat secara mudah dan akurat

ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat secara mudah dan

akurat ditelusuri ke objek biaya adalah biaya untuk sumber daya

yang semata-mata dikonsumsi oleh objek biaya tersebut.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara

mudah dan akurat ditelusuri ke objek biaya. Hal itu karena

biayanya dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya

sehingga cukup sulit untuk ditelusuri.

b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Utama Organisasi

1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi

produksi. Terdiriatas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2. Beban Pemasaran

Beban pemasaran adalah biaya yang berhubungan dengan

fungsi pemasaran. Cotohnya beban iklan dan beban gaji

karyawan pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Beban Administrasi dan Umum

Adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan

umum. Contohnya beban gaji karyawan departemen personalia

dan beban perlengkapan departemen keuangan.

c. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya

1. Biaya Tetap

Adalah biaya totalnya tetap tanpa dipengaruhi oleh perubahan

output driver aktivitas dalam batas relevan tertentu, sedangkan

biaya per unit berubah berbanding terbalik dengan perubahan

output driver.

2. Biaya Variabel

Adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional

terhadap perubahan output driver aktivitas, sedangkan biaya per

unitnya tetap dalam batas relevan tertentu.

3. Biaya Semivariabel

Adalah biaya yang totalnya berubah secara tidak proporsional

seiring dengan perubahan output driver aktivitas dan biaya per

unitnya berubah berbanding terbalik dengan perubahan output

driver aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

4. Elemen Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam fungsi produksi.

Menurut Riwayadi (2016: 43) untuk menghasilkan produk diperlukan

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak

langsung, bahan penolong, dan fasilitas, seperti gedung, mesin, listrik,

dan peralatan lainnya. Selanjutnya tenaga kerja tidak langsung, bahan

penolong, dan fasilitas akan diklasifikasikan sebagai biaya overhead

pabrik karena biaya tersebut tidak dapat secara mudah dan akurat untuk

ditelusuri.

Menurut Riwayadi (2016: 44), biaya bahan baku langsung adalah

biaya yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi.

Contoh dari biaya bahan baku langsung adalah kayu dalam pembuatan

meubel.

Sedangkan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga

kerja yang terlibat langsung pada proses produksi, dalam hal ini upah

yang dibayarkan kepada tenaga tenaga kerja langsung berdasarkan unit

yang dihasilkan maupun jam kerja (Riwayadi 2016: 66).

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak masuk

dalam klasifikasi biaya bahan baku langsung maupun biaya tenaga kerja

langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung jadi

tidak dapat langsung dibebankan kepada produk (Riwayadi 2016: 69).

Biaya bahan baku langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung

disebut biaya utama karena biaya ini merupakan komposisi biaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

terbesar dalam struktur biaya produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja

langsung ditambah biaya overhead pabrik disebut biaya konversi karena

biaya ini digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.

B. Harga Pokok Produksi

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Mulyadi (2012:38) mendefinisikan harga pokok produksi

sebagai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang

atau jasa selama periode bersangkutan. Harga pokok produksi

merupakan biaya untuk memperoleh barang jadi yang siap jual.

Menurut Firmansyah (2013:57), harga pokok produksi adalah

penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan

dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

2. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Bustami dan Nurlela (2009: 43), metode perhitungan harga

pokok produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi

biaya. Harga pokok produksi tersebut diperoleh melalui

pengumpulan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

barang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Menurut Bustami dan Nurlela (2009:43), ada tiga metode

dalam perhitungan harga pokok produksi yaitu:

a. Metode Harga Pokok Sesungguhnya (actual cost)

Dalam metode ini perhitungan harga pokok produksi per unit

berdasarkan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja

langsung sesungguhnya dan biaya overhead pabrik

sesungguhnya. Metode perhitungan harga pokok produksi

sesunggunya biasanya digunakan pada metode harga pokok

proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi

dengan metode periodik.

b. Metode Harga Pokok Normal (normal cost)

Pada metode ini, biaya-bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut

mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dan biaya

overhead pabrik menggunakan tarif pembebanan dimuka.

Metode ini biasanya digunakan pada metode harga pokok

pesanan (job-order costing) yang menggunakan pencatatan

persediaan produk jadi dengan metode perpetual.

c. Metode Harga Pokok Standar (standard cost)

Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga

pokok produksi per unit dengan menggunakan standar tertentu,

sehingga harga pokok produksi per unit bukan harga pokok yang

seharunya. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

pada perusahaan yang memproduksi secara massal dan

menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode

perpetual.

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Ada dua cara yang digunakan untuk pengumpulan harga pokok

yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga proses (Mulyadi,

2012: 35).

a. Metode harga pokok pesanan.

Menurut Mulyadi (2012: 39),harga pokok pesanan adalah metode

pengumpulan harga pokok produksi dimana biaya dikumpulkan

untuk setiap pesanan atau kontra atau jasa. Samryn (2012: 90)

mendefinisikan harga pokok produksi pesanan sebagai suatu sistem

penetapan harga pokok produksi yang digunakan dalam industri

yang bekerja berdasarkan pesanan.

Karakteristiknya adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai

dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu

dihitung harga pokok produksinya.

2) Biaya produksi harus harus di golongkan berdasarkan hubungan

dengan produk menjadi dua kelompok berikut: biaya produk

langsung dan biaya produk tidak langsung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku, dan

biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak

langsung disebut dengan biaya overhead pabrik.

4) Biaya produk langsung diperhitungkan sebagai harga pokok

produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang

sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik

diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif

yang ditentukan dimuka.

5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan

selesai diproduksi dengan membagi jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk

produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Manfaat dari informasi harga pokok produksi pesanan antara lain

adalah menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada

pemesan, mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan,

memantau realisasi biaya produksi, dan menghitung laba atau rugi

bruto tiap pesanan.

b. Metode Harga Pokok Proses

Samryn (2012: 116), Harga pokok proses adalah suatu sistem

penetapan harga pokok produksi yang digunakan dalam industri

yang menyelenggarakan kegiatan produksi untuk suatu produk

tertentu secara berkelanjutan tanpa berdasarkan permintaan yang

spesifik dari pelanggan tertentu. Mulyadi (2012: 70) menyatakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

bahwa, metode harga pokok proses merupakan biaya produksi

dikumpulkan untuk setiap proses selama dalam proses tertentu, dan

biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya

produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan

jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama

jangka waktu yang bersangkutan.

Karakteristiknya adalah sebagai berikut:

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah

produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk

jangka waktu tertentu.

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok

produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam

harga pokok produksi, terdapat 2 pendekatan (Mulyadi, 2012: 18)

a. Full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke

dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik

yang berperilaku variabel maupun tetap.

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan

full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya

non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b. Variable Costing

Metode variable costing merupakan metode penentuan

harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya

produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok

produksi, yang terdiri dari biaya bahanbaku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead variabel pabrik variabel.

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan

variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel

(biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi

variabel (biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi dan

umum variabel serta tetap)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

C. Metode Functional-Based Costing

1. Pengertian Functional-Based Costing

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 113) perhitungan biaya

berdasarkan fungsi menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit untuk

membebankan biaya overhead pada produksi, Penggerak aktivitas

tingkat unit adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam

biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.

Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya

digunakan untuk membebankan overhead, meliputi unit yang

diproduksi, jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam

mesin, dan biaya bahan baku langsung.

2. Perhitungan Tarif Overhead

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 114) dalam menentukan

tarif overhead pabrik ada dua cara atau metode, yaitu:

a. Tarif Keseluruhan Pabrik

Perhitungan ini terdiri atas dua tahap. Pertama, biaya overhead yang

dianggarkan akan diakumulasikan menjadi satu kelompok untuk

keseluruhan pabrik. Setelah biaya diakumuluasikan dalam kelompok

biaya ini, tarif keseluruhan pabrik dihitung dengan menggunakan

penggerak tingkat unit. Terakhir, biaya overhead dibebankan pada

produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan jumlah penggerak

tingkat unit aktual yang digunakan oleh tiap-tiap produk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

b. Tarif Departemen

Pada perhitungan ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama biaya

overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan pada setiap

Departemen Produksi dan membentuk kelompok biaya overhead

departemen. Produk yang diproses oleh berbagai departemen

diasumsikan menggunakan sumber daya overhead sesuai proporsi

penggerak berdasarkan unit departemen. Selanjutnya pada tahap

kedua, overhead dibebankan pada produk dengan mengalikan tarif

departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan departemen

terkait.

3. Keterbatasan Functional Based Costing

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 117) dengan hanya

menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit untuk

membebankan biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit,

distorsi biaya akan tercipta. Tingkat keparahan distorsi ini bergantung

pada seberapa besar biaya overhead dalam mempengaruhi biaya

produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

D. Metode Activity-Based Costing

1. Pengertian Activity-Based Costing

Ada beberapa pendapat dari berbagai sumber yang menyebutkan

pengertian activity-based costing. Siregar et al. (2013: 232) activity-

based costing adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang

membebankan biaya sumber data ke dalam objek biaya, seperti produk,

jasa, atau konsumen berdasarkan aktivitas yang perlu dilakukan untuk

objek biaya. Dunia et al. (2018: 442) activity-based costing

didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang

dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.

Salman & Farid (2017: 80) activity-based costing adalah perhitungan

biaya yang dimulai dengan penelusuran aktivitas-aktivitas dan

kemudian memproduksi produk.

2. Kelebihan Activity-based Costing

Dunia et al. (2018: 457) menyebutkan beberapa kelebihan

activity-based costing, yaitu sebagai berikut:

a. Biaya produk lebih akurat, baik pada perusahaan manufaktur

maupun perusahaan jasa.

b. Memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin

banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri.

c. Mengakui bahwa aktivitas merupakan penyebab timbulnya biaya

sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses

produksi tersebut dengan lebih baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

d. Mengakui kompleksitas dari beragam proses produksi yang modern

yang banyak berdasarkan transaksi.

e. Memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya

tidak langsung.

f. Cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek

biaya.

3. Kekurangan Activity Based Costing

Selain kelebihan, sistem activity-based costing juga memiliki

beberapa kekurangan. Menurut Salman dan Farid (2017: 86)

kekurangan tersebut adalah:

a. Implementasi activity-based costing membutuhkan sumber daya

yang secara substansial berbiaya mahal untk pengadaan/perolehan

maupun pemeliharaannya

b. Activity-based costing merupakan sistem yang kompleks yang

membutuhkan banyak catatan perhitungan.

c. Dalam sistem activity-based costing, data mudah disalah tafsirkan

dan harus digunakan secara hati hati dalam proses pengambilan

keputusan. Manager harus mengidentifikasi biaya yang benar-benar

relevan dengan pengambilan keputusan.

d. Laporan yang dihasilkan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang

diterima umum. Sebagai konsekuensinya, organisasi seharusnya

memiliki dua sistem biaya yaitu sistem untuk penggunaan internal

dan sistem lainnya untuk penyiapan laporan eksternal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

4. Tahapan Activity Based Costing

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 175), proses penerapan

activity-based costing (ABC) System untuk menentukan harga pokok

produksi dapat dibagi menjadi dua prosedur, yaitu:

a. Prosedur Tahap Pertama

Prosedur tahap pertama penentuan harga pokok produksi

berdasarkan ABC System terdiri dari empat langkah, yaitu:

1) Mengidentifikasi Aktivitas

Langkah pertama untuk menerapkan ABC System adalah

mengidentifikasi aktivitas yang akan menjadi dasar sistem

tersebut.

2) Mengklasifikasi Berbagai Aktvitas

Mengklasifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar

sistem tersebut. Berbagai aktivitas diklasifikasikan dalam

beberapa kelompok yang mempunyai suatu interprestasi yang

mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses

produksi yang dapat dikelola untuk menghasilkan produk atau

jasa. Cara untuk memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas

tersebut digabungkan disusun dalam empat tingkat, yaitu: unit

level activities, batch level activities, product level activities, dan

facility level activities.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

3) Mengidentifikasi Cost Driver

Mengidentifikasi cost driver dari aktivitas-aktivitas yang

telah diidentifikasi dan diklasifikasikan. Langkah selanjutnya

adalah mengelompokan jenis-jenis biaya yang sejenis atau

homogen. Syarat biaya homogen adalah aktivitas-aktivitas harus

secara logis berkaitan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama

untuk semua produk.

4) Menentukan Tarif Kelompok (Pool Rate)

Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost

driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas . Tarif

kelompok dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah Aktivitas
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟 =
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟

b. Prosedur Tahap Kedua

Setiap kelompok biaya overhead dibebankan kepada produk.

Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif yang telah dihitung

sebelumnya dan nilai sumber daya aktivitas yang dikonsumsi setiap

jenis produk. Dengan demikian, overhead yang dibebankan dari

setiap kelompol biaya kepada setiap jenis produk dapat dihitung

sebagai berikut:

BOP dibebankan= Tarif kelompok x Unit Cost Driver yang

digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

E. Konsep Materialitas

Materialitas menurut Hayes et al. ( 2017:222) dalam konteks audit

dijelaskan bahwa (1) salah saji, termasuk kelalaian dipertimbangkan

bersifat material jika masing-masing salah saji maupun salah saji secara

keseluruhan diperkirakan dapat memengaruhi pengambilan keputusan

ekonomi para pengguna berdasarkan laporan keuangan yang ada; (2)

pertimbanganpertimbangan terkait materialitas dibuat untuk menyoroti

situasi-situasi sekitar, dan yang dipengaruhi oleh ukuran atau sifat dasar dari

salah saji, atau merupakan kombinasi keduanya; (3) pertimbangan terkait

berbagai hal yang bersifat material oleh para pengguna terkait kebutuhan

informasi keuangan secara umum oleh sekelompok pengguna.

Menurut Brody et al. (2003) beberapa panduan kuantitatif dalam

menentukan materialitas yang dapat digunakan dalam praktik adalah

sebagai berikut:

1. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika

terdapat salah saji 5 % sampai 10 % dari laba sebelum pajak.

2. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika

terdapat salah saji 1 % sampai 1,5 % dari total asset.

3. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika

terdapat salah saji 1% sampai 1,5 % dari pendapatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

F. Penelitian Terdahulu

Fransiska (2017) meneliti harga pokok produksi pada Perusahaan

Data Integra Dinamuka menggunakan metode activity based costing. Hasil

dari penelitian tersebut menunjukkan perbedaan antara perhitungan harga

pokok produksi menurut perusahaan dan perhitungan harga pokok produksi

berdasarkan metode activity based costing. Perbedaan tersebut disebabkan

antara lain karena perusahaan kurang mempertimbangkan perhitungan

biaya yang termasuk biaya overhead .

Puspita (2014) meneliti harga pokok produksi pada CV. Jawa Dwipa

Margakerto Jepara menggunakan metode tradisional dan metode activity

based costing. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan perbedaan antara

perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode tradisioanal dan

metode activity based costing. Perbedaan tersebut disebabkan karena pada

metode tradisional hanya menggunakan satu cot driver saja, sedangkan pada

metode activity-based costing menggunakan beberapa cost driver sesuai

dengan aktivitas yang dilakukan.

Maria (2014) meneliti harga pokok jasa rawat inap pada Rumah

Sakit Umum Harapan Sinar Sendawar Kutai Barat menggunakan metode

activity-based costing. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

perbedaan antara perhitungan menurut rumah sakit sendiri dan perhitungan

harga pokok produksi dengan metode activity-based costing. Perbedaan

tersebut terjadi karena perbedaan cara pembebanan biaya overhead.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Junita (2016) meneliti harga pokok kamar hotel pada Hotel UNY

Yogyakarta menggunakan metode activity-based costing. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan selisih antara perhitungan menurut hotel

sendiri dan perhitungan harga pokok produksi dengan metode activity-

based costing. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara

pembebanan biaya overhead.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu

penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara menggali suatu fenomena

atau kejadian dalam suatu waktu serta mengumpulkan informasi yang

diiperlukan secara rinci (Hermawan 2009: 21)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Konfeksi Feelgood Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk melaksanakan penelitian ini adalah bulan Mei 2018 – Juni

2019.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan

penilitian ini, diantaranya adalah : pimpinan, bagian keuangan, dan bagian

operasional.

D. Objek Penelitian

1. Produk dari perusahaan

2. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

E. Data yang Dibutuhkan

1. Jumlah biaya bahan baku

2. Jumlah biaya tenaga kerja

3. Jumlah biaya overhead pabrik

4. Jumlah unit yang diproduksi

5. Harga pokok produksi

6. Aktivitas yang dilakukan

7. Pool biaya aktivitas

8. Tarif aktivitas

9. Cost driver

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara digunakan dengan mengajukan beberapa pernyataan

kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung pada objek

data yang ingin dicari seperti bahan baku yang digunakan dan proses

produksi dari awal hingga akhir.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah

adalah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan perhitungan harga pokok produksi menurut metode

functional-based costing, dengan cara:

a) Mengumpulkan data produksi dalam satu periode tertentu dan

mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik periode tertentu untuk menyusun laporan produksi.

b) Mendeskripsikan dan melakukan perhitungan harga pokok produksi

sesuai metode functional-based costing.

c) Menghitung harga pokok produksi setiap unit dari masing-masing

produk

2. Melakukan perhitungan harga pokok produksi menurut metode activity-

based costing, dengan cara:

a) Mengidentifikasi aktivitas yang ada di perusahaan. Langkah ini

dilakukan dengan melakukan wawancara dan analisis proses bisnis

yang dilakukan perusahaan.

b) Mengklasifikasi aktivitas yang ada dalam empat tingkat, yaitu unit

level activities, batch level activities, product level activities, dan

facility level activities. Langkah ini dapat dilakukan dengan

menganalisis tiap aktivitas yang ada.

c) Membebankan biaya ke tiap aktivitas. Langkah ini dilakukan dengan

cara analisis biaya dari tiap-tiap aktivitas yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

d) Mengidentifikasi cost driver dan tarif per unit dari tiap aktivitas.

Langkah ini dapat dilakukan dengan wawancara ke departemen

terkait tentang apa yang menyebabkan timbulnya biaya di tiap

5aktivitas dan menghitung tarif per unit dengan cara membagi total

biaya aktivitas dengan cost driver aktivitas tersebut

e) Membebankan biaya aktivitas ke tiap produk. Langkah ini dilakukan

dengan cara mengalikan biaya aktivitas per unit dengan konsumsi

yang dibutuhkan tiap produk.

3. Melakukan perbandingan harga produk produksi antara menurut


perusahaan, metode functional-based costing, dan metode activity-
based costing.
4. Menilai perbedaan selisih perbandingan perhitungan harga pokok
produksi menurut perusahaan, metode functional-based costing, dan
metode activity-based costing dengan menggunakan konsep
materialitas. Peneliti menggunakan salah satu panduan kuantitatif yaitu
laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika
terdapat salah saji 0,5 % sampai 1 % dari pendapatan (Brody et al 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Perusahaan

Usaha Konfeksi Feelgood adalah salah satu dari sekian banyak

perusahaan yang bergerak pada bidang konfeksi di kota Yogyakarta. Tidak

jauh berbeda dengan kebanyakan perusahaan yang bergerak pada bidang

yang sama, konfeksi Feelgood memproduksi beberapa produk seperti kaos

t-shirt, kaos kemeja, jersey, kemeja, dan jaket hoodie.

Perusahaan menggunakan sistem pesanan dalam proses produksinya,

alurnya adalah pelanggan memesan produk yang ingin diproduksi dengan

jumlah minimal tertentu, menyerahkan desain yang akan dibuat maupun

meminta desainer dari Feelgood untuk mendesainkan produk, baru setelah

itu masuk kedalam proses produksi mulai pembelian bahan baku sampai

pengemasan.

B. Lokasi Perusahaan

Tempat usaha beralamatkan di Karanglo, Sukoharjo, Kec. Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581.

C. Struktur Organisasi

Usaha konfeksi Feelgood memiliki struktur organisasi yang

sederhana. Pak Indra Bayu sebagai pemimpin perusahaan dan memiliki 3

pegawai tetap dan memberdayakan penyablon ketika dibutuhkan.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

D. Alat dan Bahan Produksi

Dalam melakukan proses produksi perusahaan konfeksi Feelgood

menggunakan alat berupa:

1. Komputer

2. Mesin Cutting / Pemotong Kain

3. Mesin Hot Press

Semua alat yang disebutkan diatas dimiliki perusahaan sebanyak satu

unit. Sedangkan untuk bahan-bahan produksi tergantung pada produk apa

yang akan diproduksi, perbedaan hanya pada bahan baku yaitu untuk produk

kaos menggunakan kain cotton combed 30 S sedangkan produk jaket

menggunakan kain fleece cvc. Selain itu kedua produk membutuhkan bahan

bahan antara lain adalah

1. cat rubber matsui 701

2. pigmen warna CMYK (cyan, magenta, yellow, black)

3. bremol

4. pembersih screen

E. Proses Produksi

Pada bagian produksi setiap harinya pemilik perusahaan dan para

pegawai memproduksi produk sesuai pesanan yang ada. Sebagian besar

produk memiliki proses produksi yang sama yaitu:

1. Pembelian Bahan Baku

Tahap yang paling awal dilakukan adalah pembelian bahan baku. Bahan

baku berupa kain cotton combed 30 S untuk produk kaos dan kain fleece
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

cvc untuk produk jaket. Selain kedua bahan diatas, kaos dan jaket juga

membutuhkan cat rubber matsui 701sebagai bahan baku untuk

merekatkan cat pewarna kepada kain.

2. Desain Produk

Desain produk dilakukan dengan menggunakan komputer perusahaan.

Desain dapat berupa file yang diberikan oleh pelanggan maupun dari

perusahaan sendiri. Pada tahap ini dilakukan juga konfirmasi dan

finalisasi desain yang akan disablon pada produk.

3. Pemotongan Kain

Kain bahan baku yang telah dibeli dipotong menggunakan mesin

pemotong. Kain tersebut dipotong sesuai cetakan ukuran yang dipesan

oleh pelanggan.

4. Cetak Desain

Desain yang sudah melalui proses finalisasi akan diafdruk pada screen.

Screen ini nantinya berguna untuk mencetak atau menyablon desain ke

permukaan kain.

5. Pencampuran Warna

Cat pewarna dicampur sesuai kebutuhan desain. Perusahaan

menggunakan cat pewarna dengan warna dasar CMYK atau cyan,

magenta, yellow, black. Warna tersebut dicampurkan sesuai kebutuhan

warna yang ingin dibuat. Setelah menemukan warna yang tepat cat

pewarna tersebut dicampur lagi dengan cat rubber matsui 701 yang

berguna menjadi perekat antara cat dan kain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

6. Penyablonan

Setelah cat pewarna dan perekat dicampur sesuai kebutuhan desain,

desain akan disablon pada kain menggunakan screen. Penyablon juga

menggunakan mesin hot press untuk merekatkan cat sablon kepada kain.

7. Penjahitan

Dalam tahap penjahitan produk kaos dan jaket menggunakan teknik jahit

rantai. Lalu pada produk jaket akan ditambahkan tali hoodie.

8. Pengemasan

Produk yang sudah selesai dijahit lalu dikemas memakai plastik kemasan

opp lem dan selanjutnya akan diserahkan pada pelanggan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan

Dalam satu bulan perusahaan dapat memproduksi kaos sebanyak

5.000 unit dan jaket sebanyak 100 unit. Rincian biaya yang dikeluarkan

adalah sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Baku

Perusahaan menggunakan 2 bahan baku untuk produk kaos maupun

produk jaket. Untuk produk kaos bahan baku yang digunakan adalah kain

cotton combed 30 s dan cat rubber matsui 701 sedangkan untuk produk

jaket bahan baku yang digunakan adalah kain fleece cvc dan cat rubber

matsui 701. Berikut ini adalah rincian biaya bahan baku untuk masing

masing produk menurut perusahaan:

Tabel 1. Biaya Bahan Baku menurut Perusahaan


No. Elemen BB Kaos (Rp) Jaket (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Kain cotton 125.000.000 125.000.000
combed 30 S
Kain fleece 10.000.000 10.000.000
cvc
2 Cat rubber 27.000.000 540.000 27.540.000
matsui 701
Total 152.000.000 10.540.000 162.540.000
Sumber: Konfeksi Feelgood

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan memperkerjakan 3 karyawan yang tugasnya untuk

mengerjakan seluruh proses produksi. Karyawan tersebut masing-masing

diberikan gaji sebesar Rp 1.500.000,00. Selain 3 karyawan tersebut,

perusahaan juga memperkerjakan orang untuk khusus mengerjakan

proses penyablonan, penyablon tersebut diberikan upah sebesar Rp

4.000,00 per unit produk yang disablon. Berikut ini adalah rincian biaya

tenaga kerja untuk produksi 5.000 unit kaos dan 100 unit jakey dari

perusahaan:

Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja

Gaji atau Upah Jumlah


Jenis Pekerja Jumlah
(Rp) (Rp)
Karyawan 1.500.000 3 orang 4.500.000
Penyablon 4.000 5.100 unit 20.400.000
Total 24.900.000
Sumber: Konfeksi Feelgood

c. Biaya Overhead Pabrik

Ada beberapa biaya yang dibebankan oleh perusahan pada biaya

overhead pabrik, berikut ini adalah rincian biaya overhead menurut

perusahaan:

a) Biaya Penjahit

Biaya jahit untuk produk kaos dan jaket berbeda, berikut ini adalah

rincian biaya jahit untuk kedua produk:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 3. Biaya Jahit


Biaya Jahit per Unit Jumlah
Produk Total Biaya
(Rp) Unit
Kaos 6.000 5.000 30.000.000
Jaket 25.000 100 2.500.000
Total 32.500.000
Sumber: Konfeksi Feelgood

b) Bremol

Dalam melakukan proses afdruk desain perusahaan menggunakan

bremol. Perusahaan mengestimasi untuk kebutuhan bremol dalam

satu bulan adalah Rp 765.000,00.

c) Pigmen Warna CMYK

Pigmen warna CMYK ini digunakan perusahaan untuk melakukan

proses pencampuran warna. Biaya yang dibebankan untuk pigmen

warna CMYK adalah sebesar Rp 2.040.000,00.

d) Penghapus Screen

Dalam satu bulan perusahaan mengestimasikan untuk biaya

penghapusan screen sebesar Rp 350.000,00.

e) Plastik Kemasan

Dalam mengemas produknya perusahaan menggunakan plastik

kemasan opp lem. Dalam satu bulan kebutuhan untuk plastik kemasan

tersebut adalah sebesar Rp 650.000,00.

f) Listrik

Dalam satu bulan perusahaan mengestimasikan biaya listrik sebesar

Rp 505.250,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

g) Internet

Perusahaan menyediakan fasilitas akses internet untuk para karyawan,

selain itu akses internet ini juga digunakan untuk melakukan proses

desain. Dalam satu bulan biaya untuk fasilistas akses internet adalah

sebesar Rp 450.000,00.

h) Kebutuhan Dapur

Perusahaan tidak menyebutkan secara rinci kebutuhan dapur

mencakup biaya apa saja. Perusahaan mengestimasi biaya dapur

dalam sebulan sebesar Rp 2.500.000,00.

Dari semua rincian biaya diatas, laporan harga pokok produksi untuk

produk kaos dan jaket menurut perusahaan dapat dilihat pada tabel 4:

Tabel 4. Harga Pokok Produksi Kaos menurut Perusahaan

No. Nama Biaya Jumlah Biaya (Rp)


1 Kain Cotton Combed 30 S 125.000.000
2 Cat Rubber Matsui 701 27.000.000
3 Gaji Karyawan 4.500.000
4 Upah Penyablon (5.000 x Rp 4.000,00) 20.000.000
5 Biaya Jahit 30.000.000
6 Bremol 765.000
7 Pigmen Warna CMYK 2.040.000
8 Penghapus Screen 350.000
9 Biaya Pengemasan 650.000
10 Biaya Listrik 505.250
11 Internet 450.000
12 Biaya Kebutuhan Dapur 2.500.000
Total Biaya Produksi 213.760.250
Jumlah Produksi 5.000 unit
Harga pokok produksi per Unit 42.752
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tabel 5. Harga Pokok Produksi Jaket menurut Perusahaan

No. Nama Biaya Jumlah Biaya (Rp)


1 Kain Fleece CVC 10.000.000
2 Cat Rubber Matsui 701 540.000
3 Upah Penyablon (100 x Rp 4.000,00) 400.000
4 Biaya Jahit 2.500.000
Total Biaya Produksi 13.440.000
Jumlah Produksi 100 unit
Harga pokok produksi per Unit 134.400
Sumber: Data Diolah

Perusahaan membebankan beberapa biaya hanya pada produk kaos

yaitu biaya seperti biaya gaji pegawai tetap, bremol, pigmen warna CMYK,

biaya listrik, biaya akses internet, biaya pengemasan, biaya penghapusan

screen, dan biaya kebutuhan dapur. Pemilik usaha menyebutkan hal itu

dilakukan karena adanya persaingan harga yang ketat sehingga pemilik

usaha memutuskan tidak membebankan beberapa biaya tersebut agar harga

pokok produksi pada produk jaket rendah.

B. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Metode

Functional-Based Costing

Setelah mengetahui penentuan harga pokok produksi menurut

perusahaan, peneliti akan melakukan analisis penentuan harga pokok

produksi dengan menggunakan pendekatan metode functional-Based

costing. Berikut ini adalah rincian penentuan harga pokok produksi untuk

produk kaos dan jaket dengan pendekatan metode functional-based costing:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

1. Biaya Bahan Baku

Dalam pembebanan biaya bahan baku dengan menggunakan pendekatan

metode functional-based costing masih sama seperti perhitungan

perusahaan, yaitu sebagai berikut:

a) Kaos:

Kain cotton combed 30 S :

Rp 125.000/kg x 1.000 kg = Rp 125.000.000,00\

Cat rubber matsui 701

Rp 125.000/kaleng x 125 kaleng = Rp 27.000.000,00

b) Jaket

Kain fleece cvc :

Rp 125.000/kg x 80 kg = Rp 10.000.000,00

Cat rubber matsui 701

Rp 125.000/kaleng x 125 kaleng = Rp 540.000,00

Untuk mempermudah melihat biaya bahan baku, rekapan biaya bahan

baku dapat dilihat di tabel 6.

Tabel 6. Biaya Bahan Baku menurut Metode Functional-Based


Costing

No. Elemen BB Kaos (Rp) Jaket (Rp) Total Biaya (Rp)


1 Kain cotton 125.000.000 125.000.000
combed 30 S
Kain fleece 10.000.000 10.000.000
cvc
2 Cat rubber 27.000.000 540.000 27.540.000
matsui 701
Total 152.000.000 10.540.000 162.540.000
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan memperkerjakan penyablon yang diberikan upah

berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, untuk satu unit yang

diproduksi perusahaan memberikan gaji sebesar Rp 4.000,00 kepada

penyablon. Jadi perhitungan untuk upah penyablon pada produk kaos dan

jaket dapat disajikan seperti ini:

a) Produk Kaos

5.000 unit x Rp 6.000,00 = Rp 30.000.000,00

b) Produk Jaket

100 unit x Rp 4.000,00 = Rp 400.000,00

Setelah biaya upah penyablon, selanjutnya adalah biaya upah untuk

penjahit, rincian biaya gaji untuk penjahit dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

a) Produk Kaos

5.000 unit x Rp 6.000,00 = Rp 30.000.000,00

b) Produk Jaket

100 unit x Rp 25.000,00 = Rp 2.500.000,00

Untuk mempermudah melihat pembebanan biaya tenaga kerja langusng

pada produk kaos dan jaket disajikan pada tabel 7.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel 7. Biaya Tenaga Kerja Langsung menurut Metode Functional-


Based Costing
No. Elemen Kaos (Rp) Jaket (Rp) Total Biaya (Rp)
TKL
1 Penyablon 20.000.000 400.000 20.400.000
2 Penjahit 30.000.000 2.500.000 32.500.000
Total 50.000.000 2.900.000 52.900.000
Sumber: Data Diolah

3. Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan data yang diterima dari perusahaan dalam menghitung biaya

overhead, terdapat beberapa biaya yang tidak dihitung oleh perusahaan

dan beberapa biaya yang hanya dibebankan kepada salah satu produk.

Berikut ini adalah perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik

dengan pendekatan metode functional-based costing:

a. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Perusahaan memiliki 3 pegawai yang bertugas untuk menjalani semua

proses produks mulai dari pembelian bahan baku sampai menjadi

produk jadi. Masing-masing pegawai diberikan gaji Rp 1.500.000,00

per bulannya sehingga total biaya gaji untuk ketiga pegawai menjadi

Rp 4.500.000,00

b. Bremol

Dalam melakukan proses afdruk desain perusahaan menggunakan

bremol. Perusahaan mengestimasi untuk kebutuhan bremol dalam

satu bulan adalah Rp 765.000,00.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

c. Pigmen Warna CMYK

Pigmen warna CMYK ini digunakan perusahaan untuk melakukan

proses pencampuran warna. Biaya yang dibebankan untuk pigmen

warna CMYK adalah sebesar Rp 2.040.000,00.

d. Penghapus Screen

Dalam satu bulan perusahaan mengestimasikan untuk biaya

penghapusan screen sebesar Rp 350.000,00.

e. Plastik Kemasan

Dalam mengemas produknya perusahaan menggunakan plastik

kemasan opp lem. Dalam satu bulan kebutuhan untuk plastik kemasan

tersebut adalah sebesar Rp 650.000,00.

f. Listrik

Dalam satu bulan perusahaan mengestimasikan biaya listrik sebesar

Rp 505.230,00.

g. Internet

Perusahaan menyediakan fasilitas akses internet untuk para karyawan,

selain itu akses internet ini juga digunakan untuk melakukan proses

desain. Dalam satu bulan biaya untuk fasilistas akses internet adalah

sebesar Rp 450.000,00.

h. Kebutuhan Dapur

Perusahaan tidak menyebutkan secara rinci kebutuhan dapur

mencakup biaya apa saja. Perusahaan mengestimasi biaya dapur

dalam sebulan sebesar Rp 2.500.000,00.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

i. Biaya Depresiasi Alat Produksi

Dalam perhitungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan,

perusahaan belum melakukan perhitungan biaya depresiasi. Oleh

karena itu peneliti akan melakukan perhitungan tersebut. Peneliti

menggunakan metode garis lurus untuk menghitung biaya depresiasi.

Rumus perhitungan biaya depresiasi alat produksi adalah:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui bahwa biaya

depresiasi untuk masing-masing alat produksi untuk setiap tahunnya.

Perhitungan biaya depresiasi dapat disajikan dalam tabel seperti

berikut ini:

Tabel 8. Biaya Depresiasi Alat Produksi per Tahun

Harga Per Harga Masa Biaya


Alat Unit Unit Total Manfaat Depresiasi
(Rp) (Rp) (Tahun) (Rp)
Kompu
5.000.000 1 5.000.000 3 1.666.666
ter
Hot
7.000.000 1 7.000.000 3 2.333.333
Press
Heat
1.000.000 1 1.000.000 3 333.333
Gun
Mesin
800.000 1 800.000 3 266.666
Cutting
Jet
3.500.000 1 3.500.000 4 875.000
Pump
Total Biaya Depresiasi Alat Produksi 5.474.998
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Setelah diketahui biaya depresiasi dalam satu tahun, selanjutnya

peneliti akan menghitung biaya depresiasi dalam satu bulan, yaitu

dengan rumus :

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Hasil perhitungan biaya depresiasi alat produksi dalam satu bulan

dapat disajikan sebagai berikut:

𝑅𝑝.5.474.998,00
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = = 𝑅𝑝. 456.249,00
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Jadi setelah dilakukan semua perhitungan biaya overhead pabrik, untuk

memudahkan melihat total biaya overhead pabrik dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Daftar Biaya Overhead Pabrik per Bulan

No. Jumlah Biaya


Nama Biaya (Rp)
1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 4.500.000
2 Bremol 765.000
3 Pigmen Warna CMYK 2.040.000
4 Penghapus Screen 350.000
5 Biaya Pengemasan 650.000
6 Biaya Listrik 505.250
7 Internet 450.000
8 Biaya Kebutuhan Dapur 2.500.000
9 Biaya Depresiasi Alat Produksi 456.249
Total Biaya Overhead Pabrik 12.216.499
Sumber: Data Diolah

Dalam perhitungan pembebanan biaya overhead dengan pendekatan

metode functional-based costing ini, peneliti akan menggunakan tarif

tunggal dengan cost driver berdasarkan unit yang diproduksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Pembebanan biaya overhead dengan menggunakan tarif tunggal terdiri

atas dua tahap. Tahap pertama biaya overhead pada satu periode

diakumulasikan menjadi satu lalu dibagi jumlah unit produk yang

diproduksi. Kemudian tahap kedua biaya overhead dibebankan pada

produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan jumlah unit produksi

aktual yang dihasilkan oleh tiap-tiap produk.

1) Tahap pertama

Tahap pertama yaitu biaya overhead pabrik diakumulasikan menjadi

satu lalu dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi:

𝑅𝑝. 12.216.499,00
= 𝑅𝑝. 2.395,39196/𝑢𝑛𝑖𝑡
5.100 𝑢𝑛𝑖𝑡

2) Tahap kedua

Tahap kedua yaitu membebankan biaya overhead pabrik kepada

masing-masing produk. Perhitungan pembebanan biaya overhead

pabrik tersebut dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) Metode


Functional-Based Costing

Tarif BOP Jumlah Unit Total BOP


Nama Produk
(Rp) Produksi (Rp)
Kaos 2.395,39196 5.000 11.976.959,8
Jaket 2.395,39196 100 239.539,2
Total 12.216.499
Sumber: Data Diolah

Pada perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan

pendekatan functional-based costing, elemen biaya yang digunakan dibagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

menjadi dua yaitu biaya utama dan biaya overhead pabrik. Biaya utama

tersebut terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan

biaya overhead pabrik menggunakan perhitungan yang telah dilakukan

diatas. Dari semua rincian biaya tersebut, laporan harga pokok produksi

untuk produk kaos dan jaket menurut pendekatan metode functional-based

costing dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Harga Pokok Produksi Kaos dan Jaket menurut Metode
Functional-Based Costing
No. Elemen Biaya Kaos Jaket Total Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya BB 152.000.000 10.540.000 162.540.000
2 Biaya TKL 50.000.000 2.900.000 52.900.000
3 BOP 11.976.959,8 239.539,2 12.216.499
Total Biaya Produksi 213.976.959,8 13.679.539,2 227.656.499
Jumlah Produksi 5.000 unit 100 unit
HPP per Unit 42.795,39 136.795,39

C. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Metode Activity

Based Costing

Dalam perhitungan pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung dengan metode activity-based costing caranya sama seperti

metode functional-based costing. Sehingga perhitungan biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing produk dapat

disajikan dalam tabel 12.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 12. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Metode Activity Based Costing

Produk Elemen Biaya Jumlah Biaya


(Rp)
Biaya Bahan Baku
Kain cotton combed 30 S 125.000.000
Cat rubber matsui 701 27.000.000
Total 152.000.000
Kaos Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji Penyablon 20.000.000
Gaji Penjahit 30.000.000
Total 50.000.000
Total Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga
Kerja Langsung Produk Kaos 202.000.000
Biaya Bahan Baku
Kain cotton combed 30 S 10.000.000
Cat rubber matsui 701 540.000
Total 10.540.000
Jaket Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji Penyablon 400.000
Gaji Penjahit 2.500.000
Total 2.900.000
Total Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga
Kerja Langsung Produk Jaket 13.440.000

Sumber: Data Diolah

Selanjutnya langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung

biaya overhead pabrik dengan pendekatan metode activity-based costing

adalah sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

1. Mengidentifikasi aktivitas.

Pada langkah ini peneliti melakukan wawancara dan analisis proses

produksi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga peneliti dapat

mengetahui aktivitas apa saja. Berikut ini adalah aktivitas yang

dilakukan untuk memproduksi kaos maupun jaket:

a. Aktivitas Tenaga Kerja Tidak Langsung

Aktivitas ini meliputi pekerjaan yang dilakukan 3 karyawan yang

membantu seluruh proses produksi.

b. Aktivitas Desain

Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan satu unit komputer

untuk melakukan editing desain yang diberikan oleh konsumen.

c. Aktivitas Pemotongan Kain

Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan mesin potong kain. Kain

dipotong sesuai pola sebelum dilakukan penyablonan.

d. Aktivitas Afdruk

Aktivitas ini dilakukan untuk mencetak desain yang telah dibuat ke

screen yang akan digunakan untuk melakukan sablon ke produk.

e. Aktivitas Pencampuran Warna

Aktivitas ini dilakukan dengan cara mencampurkan cat perekat

dengan biang warna atau pigmen warna sesuai yang dibutuhkan.

f. Aktivitas Penyablonan

Aktivitas ini dilakukan setelah kain sudah dipotong sesuai ukuran,

desain sudah diafdruk di screen, dan cat warna sudah siap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Penyablonan dilakukan dari warna yang paling muda ke paling tua,

agar cat sablon benar-benar melekat ke produk digunakan mesin hot

press.

g. Aktivitas Pengemasan

Aktivitas ini merupakan pengemasan produk yang sudah siap

diserahkan kepada konsumen, pengemasan yang digunakan

perusahaan adalah pengemasan sederhana menggunakan plastik

bening.

h. Aktivitas Penghapusan Screen

Aktivitas ini dilakukan dengan cara mencuci screen yang digunakan

untuk aktivitas penyablonan agar bersih dan siap untuk digunakan

lagi.

i. Aktivitas Dapur

Aktivitas ini merupakan aktivitas penggunaan bahan-bahan dapur saat

jam kerja.

j. Aktivitas akses internet

Aktivitas ini merupakan aktivitas penggunaan internet saat jam kerja.

k. Aktivitas depresiasi alat produksi

Aktivitas ini merupakan aktivitas penyusutan alat produksi dengan

menggunakan metode garis lurus.

2. Klasifikasi aktivitas.

Setelah mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam

memproduksi kaos dan jaket, langkah selanjutnya adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mengklasifikasi aktivitas tersebut dalam empat level aktivitas yaitu unit

level activities, batch level activities, product level activities, dan

facility level activities. Dalam tabel berikut ini disajikan rincian

aktivitas dan klasifikasi aktivitas.

Tabel 13. Daftar Aktivitas dan Klasifikasi Aktivitas

No. Nama Aktivitas Level


Aktivitas
1 Aktivitas Biaya Tenaga Kerja Tidak Facility Level
Langsung
2 Aktivitas Desain Product Level
3 Aktivitas Pemotongan Kain Unit Level
4 Aktivitas Afdruk Batch Level
5 Aktivitas Pencampuran Warna Batch Level
6 Aktivitas Penyablonan Batch Level
7 Aktivitas Pengemasan Unit Level
8 Aktivitas Penghapusan Screen Batch Level
9 Aktivitas Dapur Unit Level
10 Aktivitas Akses Internet Unit Level
11 Aktivitas Depresiasi Alat Produksi Facility Level
Sumber: Data Diolah

3. Membebankan biaya ke tiap aktivitas.

Pada langkah ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui

biaya yang dikeluarkan di tiap aktivitas. Berikut ini adalah rincian biaya

yang dikeluarkan untuk memproduksi kaos sebanyak 5.000 unit dan

jaket sebanyak 100 unit. Jumlah tersebut merupakan jumlah rata-rata

setiap bulannya untuk memproduksi kaos dan jaket. Berikut ini adalah

perhitungan pembebanan ke tiap aktivitas:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

a. Aktivitas Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah gaji yang

diberikan kepada ketiga karyawan. Masing-masing karyawan

mendapatkan gaji sebesar Rp 1.500.000,00. Jadi total biaya

tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 4.500.000,00.

b. Aktivitas Desain

Biaya yang timbul dari aktivitas desain adalah jumlah kWh yang

digunakan komputer untuk mendesain. Komputer yang

digunakan menggunakan daya sebesar 500 watt. Peneliti

menggunakan alokasi biaya listrik untuk menghitung biaya

aktivitas desain. Pembebanan aktivitas desain dapat dihitung

dengan:

Biaya listrik: Rp 505.250,00

Total konsumsi listrik dalam satu bulan: 426 kWh

1 komputer x 500 watt x 240 jam = 120.000 Wh = 120 kWh

Biaya Aktivitas Desain:

120 𝑘𝑊ℎ
𝑥 𝑅𝑝. 505.250,00 = 𝑅𝑝. 142.323,94
426 𝑘𝑊ℎ

c. Aktivitas Pemotongan Kain

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah kWh yang

digunakan mesin pemotong kain. Mesin pemotong kain

menggunakan mesin yang menggunakan daya 100 watt. Peneliti

menggunakan alokasi biaya listrik untuk menghitung biaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

aktivitas pemotongan kain. Pembebanan aktivitas pemotongan

kain dapat dihitung dengan:

Biaya listrik: Rp 505.250,00

Total konsumsi listrik dalam satu bulan: 426 kWh

1 mesin x 275 watt x 240 jam = 66.000 Wh = 66 kWh

Biaya Aktivitas Pemotongan Kain:

66 𝑘𝑊ℎ
𝑥 𝑅𝑝. 505.250,00 = 𝑅𝑝. 78.278,17
426 𝑘𝑊ℎ

d. Aktivitas Afdruk

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah pemakaian

bremol. Kebutuhan bremol untuk produk kaos dan jaket dalam

sebulan adalah Rp 765.000,00.

e. Aktivitas Pencampuran Warna

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah pemakaian

pigmen warna CMYK. Kebutuhan pigmen warna CMYK untuk

produk kaos dan jaket dalam sebulan adalah Rp 2.040.000,00.

f. Aktivitas Penyablonan

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah kWh yang

digunakan mesin hot press. Mesin hot press menggunakan

mesin yang menggunakan daya 500 watt. Pembebanan aktivitas

penyablonan dapat dihitung dengan:

Biaya listrik: Rp 505.250,00

Total konsumsi listrik dalam satu bulan: 426 kWh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

1 mesin x 1.000 watt x 240 jam = 240.000 Wh = 240 kWh

Biaya Aktivitas Desain:

240 𝑘𝑊ℎ
𝑥 𝑅𝑝. 505.250,00 = 𝑅𝑝. 284.647,89
426 𝑘𝑊ℎ

g. Aktivitas Pengemasan

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah pemakaian

plastik kemas untuk tiap unit produk. Kebutuhan plastik kemas

untuk produk kaos dan jaket dalam sebulan adalah Rp

650.000,00.

h. Aktivitas Penghapusan Screen

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah pemakaian

pembersih screen. Kebutuhan pembersih screen untuk produk

kaos dan jaket dalam sebulan adalah Rp 350.000,00

i. Aktivitas Dapur

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah pemakaian

kebutuhan dapur seperti air minum, makanan, dan biaya lain

lain. Kebutuhan dapur dalam sebulan adalah Rp 2.500.000,00

j. Aktivitas Akses Internet

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah jumlah tagihan

internet yang digunakan oleh pegawai saat jam kerja. Kebutuhan

akses internet dalam sebulan adalah Rp 450.000,00


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

k. Aktivitas Depresiasi Alat Produksi

Biaya yang timbul dari aktivitas ini adalah biaya penyusutan

alat-alat produksi menggunakan metode garis lurus.

Berdasarkan perhitungan peneliti biaya depresiasi alat produksi

dalam sebulan adalah Rp 456.249,00

Untuk mempermudah berikut ini adalah tabel yang menyajikan rekapan

daftar biaya yang dibebankan ke tiap aktivitas:

Tabel 14. Daftar Biaya Tiap Aktivitas

No. Nama Aktivitas Biaya Aktivitas (Rp)


1 Aktivitas Tenaga Kerja Tidak 4.500.000
Langsung
2 Aktivitas Desain 142.323,94
3 Aktivitas Pemotongan Kain 78.278,17
4 Aktivitas Afdruk 765.000
5 Aktivitas Pencampuran Warna 2.040.000
6 Aktivitas Penyablonan 284.647,89
7 Aktivitas Pengemasan 650.000
8 Aktivitas Penghapusan Screen 350.000
9 Aktivitas Dapur 2.500.000
10 Aktivitas Akses Internet 450.000
11 Aktivitas Depresiasi Alat Produksi 456.249
Total Biaya 12.216.499
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

4. Mengidentifikasi cost driver.

Setelah mengetahui total biaya dari tiap aktivitas, langkah selanjutnya

adalah mencari tahu cost driver dari tiap aktivitas.

a. Aktivitas Tenaga Kerja Tidak Langsung

Aktivitas tenaga kerja tidak langsung memiliki pemicu biaya

jam operasional karyawan. Masing-masing karyawan memiliki

jam operasional 240 jam. Perusahaan memiliki total 3 karyawan

sehingga total jam operasional karyawan sebesar 720 jam.

b. Aktivitas Desain

Aktivitas desain memiliki pemicu biaya jam mesin komputer.

Semakin lama komputer digunakan maka semakin besar

konsumsi biaya aktivitas desain. Dari data perusahaan untuk jam

mesin komputer dalam satu bulan adalah 240 jam.

c. Aktivitas Pemotongan Kain

Aktivitas pemotongan kain memiliki pemicu biaya jam mesin

pemotongan kain. Semakin lama mesin pemotongan kain

digunakan maka semakin besar konsumsi biaya aktivitas

pemotongan kain. Dari data perusahaan untuk jam mesin

pemotongan kain dalam satu bulan adalah 240 jam.

d. Aktivitas Afdruk

Aktivitas afdruk memiliki pemicu biaya jumlah desain yang

akan dicetak dalam screen. Karena semakin banyak jumlah

desain yang dicetak maka akan semakin besar konsumsi biaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

aktivitas afdruk. Dari data perusahaan dalam satu bulan dapat

melakukan pencetakan desain ke screen sebanyak 255 kali.

e. Aktivitas Pencampuran Warna

Aktivitas pencampuran warna memiliki pemicu biaya jumlah

desain yang akan disablon pada produk. Karena semakin banyak

jumlah desain yang disablon pada produk maka akan semakin

besar konsumsi biaya aktivitas pencampuran warna. Dari data

perusahaan dalam sebulan dapat melakukan pencampuran warna

untuk desain yang disablon pada produk sebanyak 255 kali.

f. Aktivitas Penyablonan

Aktivitas pemotongan kain memiliki pemicu biaya jam mesin

hot press. Semakin lama mesin hot press digunakan maka

semakin besar konsumsi biaya aktivitas penyablonan. Dari data

perusahaan untuk jam mesin hot press dalam sebulan adalah 240

jam.

g. Aktivitas Pengemasan

Aktivitas pengemasan memiliki pemicu biaya jumlah produk

yang diproduksi. Semakin banyak produk yang diproduksi maka

semakin besar konsumsi biaya aktivitas pengemasan. Dari data

perusahaan dalam sebulan menghasilkan produk sebanyak 5.100

unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

h. Aktivitas Penghapusan Screen

Aktivitas penghapusan screen memiliki pemicu biaya jumlah

screen yang diafdruk. Semakin banyak screen yang diafdruk

makan semakin besar konsumsi biaya aktivitas penghapusan

screen. Dari data perusahaan dalam sebulan screen yang

diafdruk sebanyak 255 screen.

i. Aktivitas Dapur

Aktivitas dapur memiliki pemicu biaya jumlah jam operasional

pegawai karena aktivitas dapur dilakukan oleh semua pegawai

saat jam operasional. Dari data perusahaan jumlah jam

operasional pegawai dalam sebulan adalah 240 jam.

j. Aktivitas Akses Internet

Aktivitas akses internet memiliki pemicu biaya jumlah jam

operasional pegawai karena aktivitas akses internet dilakukan

oleh semua pegawai saat jam operasional. Dari data perusahaan

jumlah jam operasional pegawai dalam sebulan adalah 240 jam.

k. Aktivitas Depresiasi Alat Produksi

Aktivitas depresiasi alat produksi memiliki pemicu biaya jumlah

jam mesin karena alat produksi dioperasikan sesuai jam mesin

yang dibutuhkan untuk produksi semua produk. Dari data

perusahaan jumlah jam mesin alat produksi untuk produksi kaos

dan jaket adalah 240 jam.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Untuk mempermudah melihat rekapan cost driver dan jumlah cost

driver dari masing-masing aktivitas disajikan pada tabel 16.

Tabel 15. Cost Driver dan Jumlah Cost Driver

No Aktivitas Cost Driver Jumlah


.
1 Aktivitas Tenaga Kerja Tidak Jam 720 jam
Langsung Operasional
1 Aktivitas Desain Jam Mesin 240 jam
2 Aktivitas Pemotongan Kain Jam Mesin 240 jam
3 Aktivitas Afdruk Jumlah 255 kali
aktivitas
4 Aktivitas Pencampuran Warna Jumlah 255 kali
aktivitas
5 Aktivitas Penyablonan Jam Mesin 240 jam
6 Aktivitas Pengemasan Jumlah Unit 5.100 unit
7 Aktivitas Penghapusan Screen Jumlah 255 kali
Aktivitas
8 Aktivitas Dapur Jam 240 jam
Operasional
9 Aktivitas Akses Internet Jam 240 jam
Operasional
10 Aktivitas Depresiasi Alat Produksi Jam Mesin 240 jam
Sumber: Data Diolah

Setelah mengidentifikasi cost driver dan jumlah cost driver dari masing-

masing aktivitas langkah selanjutnya adalah menghitung biaya per unit

cost driver dari masing-masing aktivitas. Perhitungan tersebut disajikan

pada tabel 16.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 16. Tarif per Aktivitas Cost Driver

Aktivitas Total Biaya Cost Tarif Per


(Rp) Driver Aktivitas (Rp)
a b c=a/b
Aktivitas Tenaga Kerja 4.500.000 720 6.250
Tidak Langsung
Aktivitas Desain 142.323,94 240 593,01
Aktivitas Pemotongan 78.278,17 240 326,15
Kain
Aktivitas Afdruk 765.000 255 3.000
Aktivitas Pencampuran
2.040.000 255 8.0000
Warna
Aktivitas Penyablonan 284.647,89 240 1.186,03
Aktivitas Pengemasan 650.000 5.100 127,45
Aktivitas Penghapusan 350.000 255 1.372,55
Screen
Aktivitas Dapur 2.500.000 240 10.416,67
Aktivitas Akses Internet 450.000 240 1.875
Aktivitas Depresiasi Alat 456.249,00 240 1.901,03
Produksi
Sumber: Data Diolah

5. Membebankan biaya aktivitas ke produk berdasarkan konsumsi

aktivitas.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membebankan biaya

aktivitas ke produk berdasarkan konsumsi aktivitas dengan rumus:

Overhead dibebankan = biaya pembebanan per aktivitas x konsumsi

sumber daya. Perhitungan pembebanan biaya aktivitas yang selanjutnya

juga untuk menghitung harga pokok produksi disajikan pada Tabel 17

dan Tabel 18 serta rekapan perhitungan harga pokok produksi pada tabel

19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 17. Harga Pokok Produksi Produk Kaos Metode Activity


Based Costing
Tarif Per Jumlah
Jumlah
Aktivitas Aktivitas Konsumsi
(Rp)
(Rp) Aktivitas
Aktivitas Tenaga 6.250 706 jam 4.412.500,00
Kerja Tidak Langsung opersional
190 jam
Aktivitas Desain 593,01 139.358,86
mesin
Aktivitas Pemotongan 190 jam
326,15 76.647,37
Kain mesin
Aktivitas Afdruk 3.000 250 kali 750.000,00
Aktivitas
8.0000 250 kali 2.000.000,00
Pencampuran Warna
190 jam
Aktivitas Penyablonan 1.186,03 278.717,73
mesin
Aktivitas Pengemasan 127,45 5.000 unit 637.254,90
Aktivitas
1.372,55 250 kali 343.137,25
Penghapusan Screen
235 jam
Aktivitas Dapur 10.416,67 2.447.916,67
operasional
Aktivitas Akses 235 jam
1.875 440.625,00
Internet operasional
Aktivitas Depresiasi 190 jam
1.901,03 446.743,81
Alat Produksi mesin
Total Biaya Overhead Pabrik 11.972.901,59
Total Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Langsung 202.000.000,00

Total Biaya Produksi 213.972.902,59


Jumlah Produksi 5.000 unit
Harga pokok produksi per Unit 42.794,58
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 18. Harga Pokok Produksi Produk Jaket Metode Activity


Based Costing
Tarif Per Jumlah
Jumlah
Aktivitas Aktivitas Konsumsi
(Rp)
(Rp) Aktivitas
Aktivitas Tenaga 6.250 14 jam 87.500,00
Kerja Tidak Langsung opersional
5 jam
Aktivitas Desain 733,64 2.965,08
mesin
Aktivitas Pemotongan 5 jam
403,35 1.630,80
Kain mesin
Aktivitas Afdruk 3.000,00 5 kali 15.000,00
Aktivitas
8.0000,00 5 kali 40.000,00
Pencampuran Warna
5 jam
Aktivitas Penyablonan 1.467,28 5.930,16
mesin
Aktivitas Pengemasan 127,45 100 unit 12.745,10
Aktivitas
1.372,55 5 kali 6.862,75
Penghapusan Screen
5 jam
Aktivitas Dapur 10.416,67 52.083,33
operasional
Aktivitas Akses 5 jam
1.875,00 9.375,00
Internet operasional
Aktivitas Depresiasi 5 jam
2.351,80 9.505,19
Alat Produksi mesin
Total Biaya Overhead Pabrik 243.597,41
Total Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Langsung 13.440.000,00

Total Biaya Produksi 13.683.597,41


Jumlah Produksi 100 unit
Harga pokok produksi per Unit 136.835,97
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 19. Harga Pokok Produksi Produk Jaket dan Kaos Metode
Activity-Based Costing
No. Elemen Kaos Jaket Total Biaya
Biaya (Rp) (Rp) (Rp)
1 Biaya BB 152.000.000 10.540.000 162.540.000
2 Biaya TKL 50.000.000 2.900.000 52.900.000
3 BOP 11.972.901,59 243.597,41 12.216.499
Total Biaya 213.972.902,59 13.683.597,41 227.656.499
Produksi
Jumlah Produksi 5.000 unit 100 unit
HPP per Unit 42.795,39 136.795,39
Sumber: Data Diolah

D. Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan, Metode

Functional Based Costing, dan Metode Activity Based Costing

Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi menurut

perusahaan, harga pokok produksi dengan pendekatan metode functional-

based costing (FBC), dan harga pokok produksi dengan pendekatan metode

activity-based costing (ABC), selanjutnya peneliti akan membandingkan

ketiganya.

1. Perbandingan Harga pokok produksi Menurut Perusahaan dengan Harga

pokok produksi Metode Functional-Based Costing dan Metode Activity-

Based Costing

Perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi menurut

perusahaan dengan metode functional-based costing dan metode activity-

based costing akan disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 20. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut


Perusahaan dengan Metode Functional-Based Costing
HPP Menurut
Jenis HPP FBC Selisih Kondisi
Perusahaan
Produk (Rp) (Rp)
(Rp)
Kaos 42.752 42.795 (43) Underapplied
Jaket 134.400 136.795 (2.395) Underapplied
Sumber: Data Diolah

Tabel 21. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut


Perusahaan dengan Metode Activity Based Costing
HPP Menurut
Jenis HPP ABC Selisih Kondisi
Perusahaan
Produk (Rp) (Rp)
(Rp)
Kaos 42.752 42.794 (42) Underapplied
Jaket 134.400 136.835 (2.435) Underapplied

Dari tabel 20 dan tabel 21 dapat diketahui bahwa harga pokok

produksi per unit menurut perusahaan untuk produk kaos sebesar

Rp 42.752,00 dan untuk produk jaket sebesar Rp 134.400,00.

Dari tabel 20 dapat diketahui bahwa harga pokok produksi per unit

dengan metode functional-based costing untuk produk kaos sebesar

Rp 42.795,00 dan untuk produk jaket sebesar Rp 136.795,00.

Dari tabel 21 dapat diketahui bahwa harga pokok produksi per unit

dengan metode activity-based costing untuk produk kaos sebesar

Rp 42.794,00 dan untuk produk jaket sebesar Rp 136.835,00.

Perbandingan antara harga pokok produksi per unit menurut

perusahaan dengan harga pokok produksi per unit menggunakan metode

functional-based costing dan metode activity-based costing pada produk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

kaos dan jaket menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi

menurut perusahaan underapplied.

Selisih perhitungan harga pokok produksi per unit menurut

perusahaan dengan harga pokok produksi menggunakan metode

functional-based costing pada produk kaos sebesar Rp 43,00, sedangkan

pada produk jaket sebesar Rp 2.395,00.

Selisih perhitungan harga pokok produksi per unit menurut

perusahaan dengan harga pokok produksi menggunakan metode activity-

based costing pada produk kaos sebesar Rp 42,00, sedangkan pada

produk jaket sebesar Rp 2.435,00.

Perbandingan harga pokok produksi Metode Functional-based costing

dengan harga pokok produksi Metode Activity Based Costing

Setelah melakukan perbandingan antara perhitungan harga pokok

produksi menurut perusahaan dengan metode functional-based costing

dan metode activity based costing. Peneliti juga melakukan perbandingan

perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode functional-

based costing dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan

metode activity-based costing yang disajikan pada tabel 22.

Tabel 22. Perbandingan Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut


Metode Functional-Based Costing dengan Metode
Activity-Based Costing

Jenis HPP FBC HPP ABC Selisih Kondisi


Produk (Rp) (Rp) (Rp)
Kaos 42.795 42.794 1 Overapplied
Jaket 136.795 136.835 (40) Underapplied
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Dari tabel 22 dapat diketahui bahwa harga pokok produksi per unit

dengan metode functional-based costing untuk produk kaos sebesar

Rp 42.795,00 dan untuk produk jaket sebesar Rp 136.795,00. Sedangkan

harga pokok produksi per unit dengan metode activity-based costing

untuk produk kaos sebesar Rp 42.794,00 dan untuk produk jaket sebesar

Rp 136.835,00.

Perbandingan antara harga pokok produksi per unit menggunakan

metode functional-based costing dengan harga pokok produksi per unit

menggunakan metode activity-based costing pada produk kaos dan

produk jaket menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi per

unit menggunakan metode functional-based costing overapplied.

Selisih perhitungan harga pokok produksi per unit menggunakan

metode functional-based costing dengan perhitungan harga pokok

produksi menggunakan metode activity-based costing pada produk kaos

sebesar Rp 1,00, sedangkan pada produk jaket sebesar Rp 40,00.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

E. Perbandingan Pendapatan Menurut Perusahaan, Metode Functional-

Based Costing, dan Activity-Based Costing

Setelah melihat perbandingan harga pokok produksi menurut

perusahaan, metode functional-based costing, dan metode activity-based

costing, peneliti menilai selisih yang muncul dengan menggunakan

konsep materialitas.

Peneliti menggunakan salah satu panduan kuantitatif yaitu laporan

keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah

saji 0,5 % sampai 1 % dari pendapatan. Oleh karena itu peneliti akan

menghitung selisih pendapatan dari masing-masing metode. Perusahaan

menetapkan harga jual per unit untuk produk kaos adalah Rp 54.000,00

dan harga jual per unit untuk produk jaket adalah Rp 145.000,00. Jadi

dari harga jual tersebut peneliti akan menerapkan margin laba yang

diharapkan yang sama pada masing-masing metode agar sebanding untuk

dilakukan perbandingan. Margin laba menurut perusahaan pada produk

kaos adalah Rp 11.248,00 dan produk jaket adalah Rp 10.600,00

Berikut ini adalah perhitungan pendapatan menurut perusahaan,

menurut metode functional-based costing, dan metode activity-based

costing:

1. Pendapatan per Unit Menurut Metode Functional-Based Costing

Pendapatan Kaos : Rp 42.795,39 + 11.248,00 = Rp 54.043,39

Pendapatan Jaket : Rp 136.795,39 + Rp 10.600,00 = Rp 147.395,39


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

2. Pendapatan per Unit Menurut Metode Activity-Based Costing

Pendapatan Kaos : Rp 42.794,58 + 11.248,00 = Rp 54.042,58

Pendapatan Jaket : Rp 136.835,97 + Rp 10.600,00 = 147.435,97

Tabel 23. Perbandingan Laba Per Unit Menurut Perusahaan dengan


Metode Functional-Based Costing
Pendapatan
Pendapatan Persentase
Jenis Menurut Selisih
FBC Selisih
Produk Perusahaan (Rp)
(Rp)
(Rp)
Kaos 54.000,00 54.043,39 43,39 0,08 %

Jaket 145.000,00 147.395,39 2.395,39 1,63 %


Sumber: Data Diolah

Tabel 24. Perbandingan Pendapatan Per Unit Menurut Perusahaan


dengan Metode Activity Based Costing
Pendapatan
Pendapatan Persentase
Jenis Menurut Selisih
ABC Selisih
Produk Perusahaan (Rp)
(Rp)
(Rp)
Kaos 54.000,00 54.042,58 42,58 0,08 %

Jaket 145.000,00 147.435,97 2.435,97 1,65 %


Sumber: Data Diolah

Tabel 25. Perbandingan Pendapatan Per Unit Menurut Metode


Functional-Based Costing dengan Metode Activity-Based
Costing
Pendapatan Pendapatan Persentase
Jenis Selisih
FBC ABC Selisih
Produk (Rp)
(Rp) (Rp)
54.043,39 54.042,58 0,81
Kaos 0,001 %

147.395,39 147.435,97 40,58


Jaket 0,03 %

Sumber: Data Diolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Persentase selisih antara pendapatan menurut perusahaan dan

menurut metode functional-based costing pada produk kaos adalah

sebesar 0,08 % dan untuk produk jaket adalah sebesat 1,63 %. Sedangkan

presentase selisih antara pendapatan bruto menurut perusahaan dan

menurut metode activity-based costing pada produk kaos adalah sebesar

0,08 % dan pada produk jaket adalah sebesar 1,65 %. Selanjutnya

persentase selisih antara pendapatan bruto menurut metode functional-

based costing dan metode activity-based costing pada produk kaos

adalah sebesar 0,001 % dan untuk produk jaket adalah sebesar 0,03 %.

Pada perbandingan pendapatan menurut perusahaan dan metode

functional-based costing dan perbandingan pendapatan menurut

perusahaan dan metode activity-based costing tidak menunjukkan jumlah

yang material pada produk kaos karena persentase selisihnya kurang dari

0,5 %, sedangkan pada produk jaket menunjukkan jumlah yang material

karena persentase selisihnya lebih dari 1 %. Selanjutnya perbandingan

selisih harga pokok produksi antara metode functional-based costing dan

activity-based costing tidak menunjukkan jumlah yang material pada

produk kaos maupun jaket karena persentase selisih kurang dari 0,5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

F. Pembahasan

Dari analisis data diatas, terdapat perbedaan harga pokok produksi

per unit antara harga pokok produksi menurut perusahaan, metode

functional-based costing dan activity-based costing. Perbedaan dinilai

dengan konsep materialitas, dengan melihat selisih presentase laba dari

masing-masing perhitungan.

Pada perbandingan antara perhitungan menurut perusahaan dengan

metode functional-based costing dan activity-based costing,

menunjukkan hasil perbedaan yang tidak material pada produk kaos dan

perbedaan yang material pada produk jaket.

Perbedaan pada perbandingan antara harga pokok produksi

menurut perusahaan dengan metode functional-based costing dan

activity-based costing terjadi karena adanya perbedaan dalam

membebankan biaya yang ada. Pada perhitungan harga pokok produksi

menurut perusahaan membebankan beberapa beban biaya seperti bremol,

pigmen warna CMYK, penghapus screen, biaya pengemasan, biaya

listrik, biaya dapur, dan biaya akses internet hanya pada satu produk saja

yaitu pada produk kaos. Sehingga ketika dibandingkan dengan

perhitungan menurut metode functional-based costing dan metode

activity-based costing pada produk kaos menunjukkan kondisi

overapplied dan perbedaan tidak material karena pembebanan pada

produk kaos cukup sama dengan metode functional-based costing dan

activity-based costing. Sebaliknya karena biaya tersebut tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dibebankan pada produk jaket maka harga pokok produksi per unit pada

produk jaket menunjukkan kondisi underapplied dan jumlah perbedaan

menjadi material.

Selanjutnya perbandingan antara harga pokok produksi metode

functional-based costing dan activity-based costing juga terdapat

perbedaan. Perbedaan antara metode functional-based costing dan

activity-based costing pada kedua produk menunjukkan jumlah yang

tidak material.

Perbedaan perhitungan harga pokok produksi tersebut terjadi

karena pada perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode

functional-based costing hanya menggunakan satu cost driver saja yaitu

unit produksi. Hal tersebut mengakibatkan biaya-biaya non unit akan

terdistorsi. Biaya-biaya non unit yang terdistorsi seperti biaya listrik,

biaya akses internet, biaya aktivitas dapur, dan biaya depresiasi alat

produksi. Sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi

menggunakan metode activity-based costing membebankan biaya

overhead berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk yang

dibagi ke dalam beberapa cost driver. Sehinga alokasi biaya sesuasi

dengan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk dan memperoleh hasil

yang lebih akurat. Tetapi karena cost driver didominasi dengan cost

driver tingkat unit pada perbandingan tersebut pada produk kaos dan

produk jaket terdapat perbedaan yang tidak material.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai

perhitungan harga pokok produksi produk kaos dan jaket menurut

perusahaan, perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode

functional based costing, dan perhitungan harga pokok produksi

menggunakan metode activity-based costing dapat ditarik kesimpulan

bahwa: Perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut

perusahaan dengan metode functional-based costing dan metode activity-

based costing menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi

menurut perusahaan underapplied pada produk kaos dan produk jaket.

Sedangkan perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut

metode functional-based costing dengan metode activity-based costing

menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menurut metode

functional-based costing overapplied pada produk kaos dan underapplied

pada produk jaket.

Setelah dinilai menggunakan konsep materialitas peneliti

menyimpulkan bahwa perbedaan pada perbandingan harga pokok produk

menurut perusahaan dengan metode functional-based costing dan metode

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

activity-based costing pada produk kaos jumlahnya tidak material dan pada

produk jaket jumlahnya material. Sedangkan perbandingan harga pokok

produksi antara metode functional-based costing dengan metode activity-

based costing tidak terdapat jumlah yang material pada produk kaos

maupun jaket.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam proses wawancara untuk mengumpulkan data, narasumber

menyebutkan beberapa biaya dengan hanya memperkirakan biaya tersebut.

Sehingga hal tersebut menyebabkan data menjadi kurang akurat karena

tidak didukung dengan dokumen tertulis. Contohnya pada biaya aktivitas

dapur, narasumber hanya menyebutkan jumlah keseluruhan biaya aktivitas

dapur tanpa ada rincian.

C. Saran

1. Untuk Perusahaan

Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan

perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode functional-

based costing maupun menggunakan metode activity-based costing agar

perhitungan harga pokok produksi menjadi lebih akurat.

Perusahaan dapat memilih antara perhitungan harga pokok

produksi menggunakan metode functional-based costing dan

perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode activity-based

costing, dengan pertimbangan jika menggunakan metode activity-based

costing perlu pemahaman cost driver tiap aktivitas yang dilakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

sedangkan metode functional-based costing alokasi biaya overhead

pabrik kepada masing-masing produk cukup menggunakan satu cost

driver tingkat unit.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang

sejenis dapat mencari perusahaan yang memiliki dokumen dan catatan

yang lengkap serta memadai agar memudahkan dalam analisis dan

perhitungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlaela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kesatu. Mitra
Wacana Media. Jakarta

Richard G. Brody, D. Jordan Lowe dan Kurt Pany. 2003. “Could $51 Million
Be Immaterial When Enron Reports Income of $105 Million?”

Firdaus A Dunia, Wasilah Abdullah, Catur Sasongko. 2018. Akuntansi Biaya.


Edisi keempat revisi. Salemba Empat, Jakarta.

Fransiska Puji Astuti. 2017.”Analisis Penerapan Activity-Based Costing


System Untuk Menentukan Harga pokok produksi”

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Management Accounting,


8th Edition. South- Western College Publishing, Cincinnati, Ohio, USA.

Hayes, Gorternaker, dan Wallage.(2017). Prinsip-prinsip pengauditan:


International Standards on Audit.Jakarta : Salemba Empat.

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Edisi Satu.


Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta

Riki Martusa. 2010. “Peranan Metode Activity Based Costing dalam


Menentukan Cost of Good Manufactured”

Riwayadi. 2016. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.


Edisi kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Salman Riza Kautsar dan Mochammad Farid. 2016. Akuntansi Manajemen:


Alat Pengukuran Dan Pengambilan Keputusan Manajerial. Edisi
kesatu. Indeks, Jakarta.

Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya untuk Aktivitas


Operasi dan Investasi. PT. Fajar Intertama Mandiri. Jakarta

Siregar Baldric, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto
Biyanto. 2013. Akuntansi Manajemen. Edisi kesatu. Salemba Empat,
Jakarta.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lampiran 1. Transkrip Wawancara

1. Apa saja produk yang diproduksi oleh perusahaan?

Jawab: Produk yang diproduksi adalah kaos, jaket, kemeja, kaos kemeja,

jersey, dan lain-lain. Tetapi dalam satu bulan yang pasti produksi adalah

produk kaos dan jaket.

2. Apa saja biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi?

Jawab: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, gaji

karyawan, gaji penjahit, gaji penyablon, keperluan produksi seperti

bremol, obat afdruk, cat pewarna, cat perekat, listrik, biaya kemasan,

biaya dapur, dan biaya internet.

3. Bagaimana proses produksi dilakukan?

Jawab: Kami mulai dari membeli bahan baku, setelah bahan baku

didapat yang dilakukan pertama kali adalah melakukan proses cutting

sesuai ukuran yang dibutuhkan. Setelah itu mendesain gambar yang

akan disablon, desain tersebut bisa dari pelanggan atau dari kami

sendiri, setelah proses desain, dilakukan afdruk desain yang sudah fix

ke screen, baru setelah itu mencampurkan pewarna sesuai kebutuhan

dan dicampur juga dengan cat perekat. Setelah semua siap dilakukan

penyablonan pada kaos maupun jaket. Jika sablon sudah kering maka

selanjutnya dilakukan proses penjahitan dan sampai dikemas lalu

diberikan ke pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

4. Bagaimana cara membebankan biaya ke masing-masing produk?

Jawab : Selama ini kami menjumlahkan semua beban lalu dibagi sesuai

dengan jumlah unit yang diproduksi, tetapi ada beberapa biaya yang

kami tidak masukkan ke dalam produk jaket agar harga pokok produksi

jaket tidak tinggi.

5. Ada berapa pekerja dalam perusahaan?

Jawab : Kami memiliki tiga pekerja tetap dan penyablon yang digaji

sesuai dengan berapa unit yang mereka sablon.

6. Berapa jam kerja dalam satu hari?

Jawab : Untuk jam kerja kami mulai dari jam 08.00 sampai jam 17.00

7. Mesin apa saja yang digunakan dalam proses produksi?

Jawab : Mesin yang kami gunakan ada mesin hot press, mesin cutting,

heat gun, jet pump, dan komputer


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3. Perhitungan Harga pokok produksi Menurut

Perusahaan

Harga pokok produksi Pembuatan Kaos

1. Jenis kain katun combed 30s dari KNITTO

harga 120.000/kg + rib (kerah) 5.000

per kg bisa jadi 5 kaos (size s 2pcs, m 1pcs, l 1pcs, xl 1pcs)

125.000 untuk 5 kaos, @25.000

2. Cat rubber matsui 701 125.000 untuk 70 kaos 1 warna, @1800

rata2 desain 3 kaos 3 warna, @5400

3. kebutuhan bremol untuk 1 bulan @75.000 x 10 = 765.000

4. pigmen @100.000 x 4(cmyk) = 400.000 x 5 = 2.040.000

5. lain2 kebutuhan dapur Rp 2.500.000

6. jahit rantai, finishing @6.000

7. penyablon perkaos @3.000 dan pembantu @1.000

8. pengemasan 650.000

9. listrik estimasi perbulan 500.000 untuk 5000pcs

10. internet estimasi perbulan 450.000

11. gaji karyawan bulanan untuk 3 karyawan, @1.500.000


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Harga pokok produksi Pembuatan Jaket

1. jenis kain fleece cvc sinarmulia

harga perkilo 125.000

untuk 1 jaket hoodie butuh 0,8kg, @100.000

2. cat rubber matsui 701 125.000 untuk 70 pcs 1 warna, @1800

rata2 desain 3 warna, @5400

3. jahit, finishing tali hoodie @25.000

4. penyablon per pcs @3.000 pembantu @1.000

Note:

Kenapa saya lebih sedikit memasukkan beban produksi ke pembuatan

hoodie karena harga jual sudah terlalu tinggi. Disini saya berbicara

perihal persaingan usaha yang kondisinya sudah berat. Saya juga tidak

bisa memakai rumus penjualan pada umumnya karena HPP yg sudah

tinggi.dan juga ada kalanya kita berlakukan subsidi silang.

Anda mungkin juga menyukai