Anda di halaman 1dari 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar sarjana ekonomi
Program Studi Akutansi

Oleh:

Dea Oktarini

NIM: 142114147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI-JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar sarjana ekonomi
Program Studi Akutansi

Oleh:

Dea Oktarini

NIM: 142114147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI-JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

Disusun oleh:

Dea Oktarini
NIM: 1421141147

Telah disetujui oleh:

Pembimbing:

~
Tangga1: 25 Mei 2018

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN BARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Dea Oktarini
NIM: 142114147

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal 7 Juni 2018
Dan dinyatakan memenuhi syarat:

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA / ~.

~
Anggota

Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA

Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.”
(Amsal 23 : 18)

“If you fell down yesterday, stand up today.”


(Herbert George Wells)

Kupersembahkan untuk:

Bapak Mulyo Widodo, Ibu Siti Haryani


Mas Deo Toniarsa, Mas Ferdinand Thema,
keluargaku dan semua sahabatku.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

@
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLlAN KARYA TULlS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi


dengan judul: Analisis Penerapan Target Costing Dalam Penentuan Harga
Pokok Produksi Studi Kasus di UMKM Citra Rasa.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain tanpa menyebutkan penulis aslinya, saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan ijasah yang sudah saya
terima.

YogyakaJia, 31 Juli 2018


Yang membuat pernyataan

~"";
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama Dea Oktarini

Nomor Mahasiswa : 142114147

Demi pengembangan ilmu penngetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudu1:

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan,
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya sec'ara' terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk
memberikan royal it kepada saya se1ama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Padatanggal: 31 Juli 2018

Yang menyatakan,

17
Dea 0 ktarini

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga proses penulisan skripsi ini
dapat berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si., Akt., QIA., CA selaku dosen
pembimbing skripsi yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
5. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan arahan akademik kepada penulis sejak awal
kuliah hingga saat ini.
6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
berkenan membagi ilmu dan pengalamannya.
7. Semua karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu kelancaran proses penelitian.
8. Bapak Sriyanto dan Ibu Wartiyem selaku pemilik UMKM Citra Rasa yang
berkenan memberikan izin penelitian.
9. Ibu Martiningsih selaku karyawan UMKM Citra Rasa yang berkenan
membantu mencarikan data yang dibutuhkan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Bapak, ibu, mas, dan semua keluarga yang selalu mendoakan. menclttkung,

dan menyemangati penr,rlis sejak awal kuliah hingga penulisan skripsi ini
selesai.

I 1. Mas Thema yang selah-r menclukung dan memberikan masukan-masttkan

dalam proses penulisan skripsi.

12. Lucia Dwi Wahyu Destyriana dan Winda Ayudita yang selaltr menclrtkung
dan menyemangati dalam proses perkuliahan sejak semester 1 hingga
penulisan skripsi ini selesai.

13. Klementine Novia dan Fransiska Narlhalia yang selalu mendukung dan
menyemangati meskipun j arang bertemu.
14. Thalia Amanda yang selalu n.renyediakan tempat untuk istirahat dan
berlukar pikiran.
15. Mamah Alvina. Mbak Nancy. Mbak cundi, dan Bude Ningrum yang
selalu memberikan hiburan disaat penulis sedang merasa penat.

16. Teman-temati kelas C Akuntansi 2014 yang telah memberikan


kebersamaan dan kenangan yang tak terlupakan.

17. Teman-teman kelas F MPA'| yang selalu memberikan dukr,rngan dan


informasi yang bermanfaat selama proses penulisan proposal dan skripsi.
18. Teman-teman Akuntansi angkatan 2014 yang telah memberikan

pengalaman dan inlbrmasi yang bermanfaat selama perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya
skripsi ini dapat bermaufaat bagi pembaca.
Yogyakarla. 31 Juli 2018

ffi'.
Dea Oktarini

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii
Halaman Persembahan ........................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ...................................................................... v
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................. vi
Halaman Kata Pengantar ....................................................................................... vii
Halaman Daftar Isi ................................................................................................. ix
Halaman Daftar Tabel ........................................................................................... xii
Halaman Daftar Gambar ....................................................................................... xv
Abstrak ................................................................................................................. xvi
Abstract ............................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… ...... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… . 3
E. Sistematika Penelitian …………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
A. AkuntansiManajemen ................................................................................. 6
B. Biaya ........................................................................................................... 7
1. Pengertian Biaya ................................................................................... 7
2. Jenis-jenis Biaya ……………………………………………............... 9
C. Biaya Standar …………………………………………………………… 14
1. Pengertian Biaya Standar…………………………………………… 14
2. Keuntungan Penggunaan Biaya Standar……………………………. 15
3. Manfaat Utama Penggunaan Biaya Standar……………………….... 15

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman
4. Kelamahan Penggunaan Biaya Standar……………………….. ........ 16
5. Cara Menyusun Standar……………………….. ................................ 17
D. Target Costing …………………………………………………….......... 18
1. Pengertian Target costing……………………….. ............................. 18
2. Model Penerapan Target costing ……………………….. ................. 21
3. Prinsi-prinsip Penerapan Target costing ……………………….. ...... 23
4. Kendala Menerapkan Target costing……………………….. ............ 25
5. Asumsi Dasar Target costing……………………….. ........................ 25
6. Pengimplementasian Target costing……………………….. ............. 26
E. Rekayasa Nilai…………………………………………………… .......... 29
F. HargaPokok Produksi………………………………………………… ... 31
1. Pengertian Harga Pokok Produksi………………………………… .. 31
2. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi………………………… .. 31
3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi………………………… .. 31
G. Harga Jual…………………………………………………….................. 32
1. Pengertian Harga Jual……………………………………………… . 32
2. Penentuan Harga Jual……………………………………………… .. 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 35
C. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 35
D. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………………… ..... 39
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ………………………………………… 39
B. Data Pribadi Pemilik dan Perusahaan…………………………………. .. 42
C. Lokasi Perusahaan ………………………………………………… ........ 42
D. Visi, Misi, dan Motto Kerja Perusahaan ……………………………… .. 44
E. Modal dan Sumber Dana Perusahaan ………………………………… .. 44

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman
F. Izin-izin dan Sertifikat Berdirinya Perusahaan………………………… . 44
G. Struktur Organisasi………………………………… ............................... 46
H. Personalia………………………………… .............................................. 48
I. Produk………………………………… ................................................... 49
J. Proses Produksi………………………………… ..................................... 50
K. Pemasaran………………………………… ............................................. 52
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………. ....... 53
A. Perhitungan Harga Pokok Menurut Perusahaan………………………. .. 53
1. Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong…………… ... 53
2. Biaya Bahan Baku ………………………………………. ................. 56
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung………………………………………. 58
4. Biaya Overhead Pabrik …………………………………… .............. 60
B. Penerapan Target Costing……… ............................................................. 65
1. Menentukan Harga Pasar Kompetitif……… ...................................... 65
2. Menetukan Laba yang Diharapkan……… ......................................... 68
3. Menghitung Target Costing……… .................................................... 69
4. Rekayasa Nilai……… ........................................................................ 71
C. Penentuan Harga Pokok Menurut Target costing……… ......................... 81
1. Biaya Bahan Baku……… ................................................................... 81
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung……… ................................................ 83
3. Biaya Overhead Pabrik……… ........................................................... 84
D. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Menurut Perusahaan dengan
Perhitungan Harga Pokok Menurut Target costing……… ...................... 88
BAB VI PENUTUP ………………………………………………………….. ... 92
A. Keimpulan …………………………………………………………… .... 92
B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………… .... 92
C. Saran …………………………………………………………………..... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94
LAMPIRAN .......................................................................................................... 95

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel4.1 Daftar Karyawan UMKM Citra Rasa .............................................. 48


Tabel5.1 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
BelutPada Volume Produksi 44 kg .................................................. 54
Tabel5.2 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik Wader
Pada Volume Produksi 48 kg........................................................... 54
Tabel5.3 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
Bayam Pada Volume Produksi 96 Kg ............................................. 55
Tabel5.4 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik Jamur
Kuping Pada Volume Produksi 8 Kg ............................................... 55
Tabel5.5 Pemakaian Bahan Baku Keripik Belut Pada Volume Produksi 440
Kg Selama Februari 2018 ................................................................ 56
Tabel5.6 Pemakaian Bahan Baku Keripik Wader Pada Volume Produksi 384
Kg Selama Februari 2018 ................................................................ 57
Tabel5.7 Pemakaian Bahan Baku Keripik Bayam Pada Volume Produksi 96
Kg Selama Februari 2018 ................................................................ 57
Tabel5.8 Pemakaian Bahan Baku Keripik Jamur Kuping Pada Volume
Produksi 8 Kg Selama Februari 2018 .............................................. 57
Tabel5.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Belut Selama Februari 2018
......................................................................................................... 58
Tabel5.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Wader Selama Februari 2018
......................................................................................................... 59
Tabel5.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Bayam Selama Februari 2018
......................................................................................................... 59
Tabel5.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Jamur Kuping Selama
Februari 2018 ................................................................................... 60
Tabel5.13 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Belut Pada Volume Produksi
440 Kg Selama Januari 2018 ........................................................... 61

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman
Tabel5.14 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Wader Pada Volume Produksi
384 Kg Selama Januari 2018 ........................................................... 61
Tabel5.15 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Bayam Pada Volume Produksi
96 Kg Selama Januari 2018 ............................................................. 62
Tabel5.16 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Jamur Kuping Pada Volume
Produksi 8 Kg Selama Januari 2018 ................................................ 62
Tabel5.17 Alokasi Biaya Untuk Masing-masing Produk Berdasarkan Jam
Tenaga Kerja Langsung ................................................................... 63
Tabel5.18 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Lainnya Masing-Masing Produk
Selama Januari 2018 ........................................................................ 63
Tabel5.19 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Februari 2018 .... 64
Tabel5.20 Perhitungan Biaya Produksi Masing-masing Produk Selama Februari
2018 ................................................................................................. 64
Tabel5.21 Perbandingan Harga Keripik Belut Citra Rasa dan Pesaing ............ 65
Tabel5.22 Perbandingan Harga Keripik Wader Citra Rasa dan Pesaing .......... 66
Tabel5.23 Perbandingan Harga Keripik Bayam Citra Rasa dan Pesaing ......... 67
Tabel5.24 Perbandingan Harga Keripik Jamur Kuping Citra Rasa dan Pesaing
......................................................................................................... 67
Tabel5.25 Pemakaian Tepung Keripik Belut Setelah Rekayasa Nilai .............. 72
Tabel5.26 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Belut Setelah Rekayasa Nilai 74
Tabel5.27 Pemakaian Plastik Keripik Belut Setelah Rekayasa Nilai ............... 75
Tabel5.28 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Wader Setelah Rekayasa Nilai76
Tabel5.29 Pemakaian Plastik Keripik Wader Setelah Rekayasa Nilai ............. 77
Tabel5.30 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Bayam Setelah Rekayasa Nilai
......................................................................................................... 78
Tabel5.31 Pemakaian Platik Keripik Bayam Setelah Rekayasa Nilai .............. 79
Tabel5.32 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Jamur Kuping Setelah Rekayasa
Nilai ................................................................................................. 80
Tabel5.33 Pemakaian Plastik Keripik Jamur Kuping Setelah Rekayasa Nilai . 81

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman
Tabel5.34 Pemakaian Bahan Baku Keripik Belut Pada Volume Produksi 440
Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai .......... 82
Tabel5.35 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Belut Pada Volume Produksi
440 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai ... 84
Tabel5.36 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Wader Pada Volume Produksi
384 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai ... 85
Tabel5.37 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Bayam Pada Volume Produksi
96 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai ..... 86
Tabel5.38 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Jamur Kuping Pada Volume
Produksi 8 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa
Nilai ................................................................................................. 87
Tabel5.39 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Februari 2018
Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai ................................................... 87
Tabel5.40 Perhitungan Biaya Produksi Masing-masing Produk Selama Februari
2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai .......................................... 88
Tabel 5.41 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Keseluruhan Menurut
Perusahaan dengan Menurut Target Costing ................................... 89
Tabel 5.42 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Per Kg Menurut Perusahaan
dengan Menurut Target Costing ...................................................... 89

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi Target costing ...................................................................... 20


Gambar 2.2 Ilustrasi Perbedaan Pendekatan Target costing dengan Pendekatan
Tradisional ......................................................................................... 20
Gambar 2.3 Rantai Nilai dan Target costing ......................................................... 22
Gambar 2.4 Model Target Costing........................................................................ 22
Gambar 2.5 Prinsip Penerapan Target Costing ..................................................... 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Citra Rasa .......................................................... 46

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING


DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Studi Kasus di UMKM Citra Rasa

Dea Oktarini
NIM: 142114147
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok


produksi dengan menggunakan metode target costing. Penelitian ini penting untuk
memberikan saran dan referensi kepada perusahaan tentang perhitungan harga
pokok produksi dengan menggunakan target costing terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif untuk membandingkan perhitungan harga pokok
produksi menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut
metode target costing.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa 1) Perhitungan harga


pokok produksi menurut target costing adalah sebesar Rp77.943/kg untuk keripik
belut, Rp70.029/kg untuk keripik wader, Rp29.445/kg untuk keripik bayam, dan
Rp86.789/kg untuk keripik jamur kuping. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
diketahui bahwa seluruh produk keripik dapat mencapai target costing. 2)
Perhitungan harga pokok produksi menurut target costing dapat menghemat biaya
produksi sebesar 26,83% sehingga biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien.

Kata kunci: target costing, harga pokok produksi

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS OF TARGET COSTING IMPLEMENTATION


ON PRODUCT COST DETERMINATION
A Case Study at UMKM Citra Rasa

Dea Oktarini
NIM: 142114147
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018

The purpose of the research was to determine the product cost by using
target costing method. This research was important to provide suggestion and
reference to the company about the calculation of product cost by using target
costing method to the product produced by the company.

The type of the research was a case study. Data analysis technique was
descriptive analysis by comparing product cost calculated by company with
product cost calculated based on target costing method.

The result showed that by using target costing method 1) The product cost is
Rp77.943/kg for eel chips, Rp70.029/kg for wader chips, Rp29.445/kg for spinach
chips, and Rp86.789/kg for mushroom chips. Based on the result it was known
that all chips product can achieve the target cost. 2) Product cost that calculated
by target costing method can save production cost to 26,83% so the production
cost incurred more efficient.

Key words: target costing, product cost

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha di Indonesia akhir-akhir ini menjadi

semakin ketat. Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan

besar saja tetapi juga terjadi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Persaingan tersebut dapat dilihat dari Tabel Perkembangan UMKM

pada Periode 1997-2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Tabel

tersebut memuat informasi jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2013yaitu

sebanyak 57.895.721 unit. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat

pada tahun-tahun berikutnya.Kondisi tersebut menyebabkan berbagai

perusahaan dan UMKM berlomba-lomba menciptakan produk yang

berkualitas baik demi memenangkan persaingan. Seiring dengan banyaknya

produk berkualitas baik yang beredar di pasar, konsumen akan lebih selektif

dalam memilih produk yang hendak mereka beli. Konsumen akan

memperhitungkan barang atau jasa yang berkualitas baik dengan harga yang

wajar.

Harga jual ditetapkan oleh perusahaan dan UMKM dengan

memperhatikan berbagai faktor dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda di

masing-masing perusahaan dan UMKM. Namun, perusahaan dan UMKM

sering mengalami dilema dalam menetapkan harga jual bagi produk atau jasa

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dijualnya.Di satu sisi, perusahaan dan UMKM menetapkan harga jual

yang kompetitif di pasar untuk memenangkan persaingan. Sedangkan di sisi

lainnya, target laba yang sudah ditetapkan diharapkan dapat tercapai melalui

harga jual tersebut.Jika perusahaan dan UMKM tidak dapat mengendalikan

biaya produksi yang dikeluarkan, maka biaya produksiakan membengkak dan

menyebabkan harga jual semakin tinggi. Akibatnya konsumen akan beralih ke

produk atau jasa dengan harga yang lebih murah namun dengan kualitas yang

sama.

Dalam beberapa kasus di pasar banyak pesaing yang menjual

produkdan jasa sejenis dengan menetapkan harga jual tertentu. Kondisi

tersebut menyebabkan perusahaan dan UMKM harus menyesuaikan harga jual

produk dan jasanya dengan harga pasar yang sudah berlaku. Perusahaan dan

UMKM perlu menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menetapkan

harga jual produk dan jasanya. Besarnya biaya produk ditentukan terlebih

dahulu oleh perusahaan dan UMKM. Kemudian perusahaan dan UMKM

membuat produk sesuai dengan biaya yang sudah ditentukan. Pendekatan ini

disebut dengan target costing.

Menurut Rudianto (2006: 259) target biaya atau target costing adalah

metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dulu

menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar

kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang

diharapkan.Melihat keunggulan dari metode target costingpenulis berharap

bahwa perusahaan dan UMKM dapat menjual barang atau jasanya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harga yang kompetitif tanpa mengurangi nilai yang diberikan kepada

konsumen. Maka dari itu, penulis memilih topik penelitian: “Analisis

Penerapan Target Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Studi

Kasus di UMKM Citra Rasa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskanpermasalahan sebagai berikut :

Bagaimanaperhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode

target costing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan

penelitian sebagai berikut :

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan

metode target costing.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Memberikan referensi dan masukan perhitungan harga pokok produksi

dengan menggunakan target costing terhadap produk yang dihasilkan

oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Menambah referensi kepustakaan karya ilmiah tentang perhitungan

harga pokok produksi dengan menggunakan target costing.

3. Bagi peneliti

Meningkatkan kemampuan peneliti dalam hal perhitungan harga pokok

produksi dengan menggunakan target costing.

E. Sistematika Penelitian

Penelitian ini terdiri dari enam bagian, yaitu:

BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini pembahasan meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II: Landasan Teori

Pada bab ini pembahasan meliputi teori-teori yang digunakan oleh

penulis untuk mendukung proses penelitian.

BAB III: Metode Penelitian

Pada bab ini pembahasan meliputi jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan

data, jenis dan sumber data, dan metode analisis data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini pembahasan meliputi garis besar objek yang diteliti,

sejarah perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, personalia,

dan proses produksi.

BAB V: Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini pembahasan meliputi deskripsi data, analisis data,

hasil penelitian, dan interpretasi.

BAB VI: Penutup

Pada bab ini pembahasan meliputi kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Manajemen

Menurut Krismiaji dan Aryani (2011: 1) akuntansi manajemen adalah

salah satu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan informasi untuk

manajemen atau pihak intern perusahaan. Pengguna utama informasi

akuntansi manajemen adalah para manajer, yang bertugas merencanakan

kegiatan, menerapkan rencana, dan mengarahkan serta mengendalikan

kegiatan organisasi tersebut atau berjalan sesuai rencana.

Menurut Rudianto (2006: 9) akuntansi manajemen adalah sistem

akuntansi, yakni jenis informasi yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak-

pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi,

manajer pemasaran, dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal

organisasi.

Menurut Ikhsan (2009: 138) akuntansi manajemen sebagaimana

didefinisikan oleh Asosiasi Akuntan Nasional atau National Association of

Accountants (NAA) adalah: “Akuntansi manajemen adalah proses identifikasi,

pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi

finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi,

pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan

penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyiapan laporan finansial

untuk kelompok-kelompok non manajemen seperti misalnya para pemegang

saham, para kreditur, lembaga-lembaga peraturan, dan penguasa perpajakan”.

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 9) akuntansi manajemen

mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan

melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam

merencanakan, mengendalikan, dan mengambil keputusan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi

manajemen adalah sistem akuntansi yang meliputi proses identifikasi,

pengumpulan, dan pengukuran yang menghasilkan informasi bagi para

manajer atau internal perusahaan guna mengambil keputusan.

B. Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2007: 4) biaya atau cost adalah

pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva

yang dimasukkan dalam neraca.

Menurut Witjaksono (2013: 12) terdapat beberapa pendapat

mengenai definisi dari pada Biaya (Cost); antara lain:

a. Cost adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai: Satuan Moneter atas

pengorbanan Barang dan Jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini

atau masa yang akan datang.

c. Cost is the cash or cash equivalent value sacrificed for goods and

services that are ex-pected to bring a current or future benefit to the

organization.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

biaya atau cost sama dengan pengorbanan sumber daya ekonomi

(resources).

Menurut Supriyono (2013: 16) biaya adalah harga perolehan yang

dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 47) biaya adalah kas atau nilai

setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.

Menurut Mulyadi (2014: 8) dalam arti luas biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah

terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Sedangkan, dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomis dalam satuan uang, kas, atau setara

kas dalam rangka mencapai tujuan tertentu organisasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jenis-jenis Biaya

Menurut Supriyono (2013: 18) penggolongan biaya tergantung

untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan yang berbeda

diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu

cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan

menyajikan informasi biaya. Berikut beberapa cara penggolongan biaya

yang sering dilakukan:

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan atau

aktivitas perusahaan

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan

ke dalam fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan

umum, dan fungsi keuangan. Atas dasar fungsi tersebut, biaya dapat

dikelompokkan menjadi:

1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan

fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi

produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam: (1)

Biaya Bahan Baku. Bahan baku digolongkan ke dalam bahan baku

dan bahan penolong atau bahan pembantu. Biaya bahan baku

adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam

pengolahan produk. Biaya bahan penolong adalah harga perolehan

bahan penolong yang dipakai di dalam pengolahan produk; (2)

Biaya Tenaga Kerja Langsung. Biaya tenaga kerja digolongkan ke

dalam tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan

kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan

atau diikuit jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan

perusahaan. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah balas jasa

yang diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya

tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk

tertentu yang dihasilkan perusahaan; (3) Biaya Overhead Pabrik,

yaitu biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:

biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung,

penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, reparasi dan

pemeliharaan aktiva tetap pabrik, biaya listrik, air pabrik, biaya

asuransi pabrik, biaya overhead lain-lain.

2) Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk

selesai sampai dengan pengumpulan pihutang menjadi kas. Biaya

ini meliputi biaya untuk melaksanakan: (1) fungsi penjualan; (2)

fungsi penggudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan

pengiriman; (4) fungsi adpertensi; (5) fungsi pemberian kredit dan

pengumpulan pihutang; (6) fungsi pembuatan faktur atau

administrasi penjualan.

3) Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang

berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini

terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk

dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia,

sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan, dan

sebagainya.

4) Biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam

melaksanakan fungsi keuangan, misalnya: biaya bunga.

b. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap

aktivitas atau kegiatan atau volume

Tendensi perubahan biaya terhadap kegiatan dapat dikelompokkan

menjadi:

1) Biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi

oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan

tingkatan tertentu.

b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah

berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan,

semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,

semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

2) Biaya variabel (variable cost). Biaya variabel memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

(proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya

variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah

jumlah total biaya variabel.

b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

3) Biaya semi variabel (semi variable cost). Biaya semi variabel

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya

tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin

besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan

semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.

b) Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik

dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya

tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu

semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,

semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

c. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang

dibiayai

Penggolongan biaya atas obyek atau pusat biaya yang dibiayai dibagi

menjadi:

1) Biaya langsung (direct cost). Biaya langsung adalah biaya yang

terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek

atau pusat biaya tertentu.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya tidak langsung adalah

biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat

diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya

yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

d. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya

akan dibebankan

Penggolongkan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya

akan dibebankan, didasarkan pada penggolongan pengeluaran

(expenditures), di mana penggolongan pengeluaran akan berhubungan

dengan kapan pengeluaran tersebur menjadi biaya. Penggolongan

pengeluaran sebagai berikut:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures), yaitu pengeluaran yang

akan dapat memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi

atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada

periode akuntansi yang akan datang. Pada saat terjadinya

pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang

menikmati manfaatnya.

2) Pengeluaran penghasilan (revenues expenditures), yaitu

pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode

akuntansi di mana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat

terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau

tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.

C. Biaya Standar

1. Pengertian Biaya Standar

Menurut Mulyadi (2014: 387) biaya standar adalah biaya yang

ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya

dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai

kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-

faktor lain tertentu.

Menurut Witjaksono (2013: 133) biaya standar adalah patok duga

(benchmark) yang secara efektif dan efisien ditetapkan dimuka

(predetermined) untuk biaya-biaya yang seharusnya dikonsumsi oleh suatu

produk.

Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya

standar adalah biaya yang ditetapkan di muka untuk memproduksi suatu

produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Keuntungan Penggunaan Biaya Standar

Selama beberapa dekade sistem biaya standar mendominasi

berbagai praktek pengendalian, terutama dilingkungan industri

manufaktur. Hal ini terutama disebabkan sistem biaya standar memberi

keuntungan seperti:

a. Biaya standar dapat dijadikan pijakan untuk perbandingan biaya,

sehingga memungkinkan dilakukannya patok duga (benchmark).

b. Penghitungan biaya standar diikuti dengan analisis varian

memungkinkan manajer untuk menetapkan Management by Exception.

c. Varian dapat dijadikan alat untuk penilaian kerja.

d. Motivasi bagi karyawan, karena varian dijadikan salah satu indikator

penilaian kinerja.

e. Penggunaan standar dalam penentuan harga produk menyebabkan

biaya produk yang lebih stabil dibandingkan dengan penggunaan biaya

aktual.

f. Sistem biaya standar lebih murah dari sistem biaya normal.

3. Manfaat Utama Penggunaan Biaya Standar

Ada tiga manfaat utama suatu perusahaan menggunakan sistem

akuntansi biaya standar, yaitu:

a. Estimasi biaya produk. Dalam hal ini standar dikembangkan untuk

konsumsi per unit suatu produk akan bahan baku, tenaga kerja, dan

overhead. Kalikan standar ke-3 standar kuantitas tersebut dengan biaya

standar plus biaya lainnya maka didapat biaya standar untuk produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

secara individual. Standar ini akan bermanfaat bagi penentuan diterima

tidaknya suatu pesanan dari pelanggan.

b. Anggaran biaya dan pengeluaran. Total biaya yang mencerminkan

konsumsi untuk setiap aktivitas dapat diprediksi berdasarkan jumlah

standar konsumsi untuk setiap aktivitas untuk menghasilkan produk

dan jasa. Namun manajemen harus berhati-hati karena kemungkinan

adanya time lag antara saat anggaran disusun dan saat pelaksanaannya.

c. Pengendalian biaya relatif terhadap standar. Dalam hal ini biaya aktual

dibandingkan dengan biaya standar, dengan harapan bahwa biaya

aktual akan tetap sejalan dengan standar. Perbedaan atau selisih antara

keduanya disebut varian biaya, yang selanjutnya dianalisis untuk

mencari penyebabnya.

4. Kelemahan Penggunaan Biaya Standar

Selain memiliki keuntungan dan manfaat utama biaya standar juga

memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

a. Terlalu menekankan pada hal negatif berdampak pada moral.

b. Laporan biaya standar tidak tepat waktu.

c. Insentif pembentukan persediaan.

d. Varian laba favorable dapat saja salah diinterpretasikan.

e. Continuous improvement mungkin lebih penting dari mencapai

standar.

f. Penekanan pada standar mungkin mengabaikan objektif yang penting.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

5. Cara Menyusun Standar

Ada dua cara yang lazim digunakan untuk menyusun standar,

yakni:

a. Analisis data historis. Data historis dengan segala kekurangannya tetap

dipercaya memiliki kegunaan untuk memprediksi masa depan,

terutama dalam lingkungan produksi yang telah mapan, dimana data-

data historis telah cukup banyak terdokumentasikan dengan baik.

Analisis yang kerap dilakukan adalah analisis perilaku biaya. Namun

tetap dituntut kehati-hatian dalam menggunakan data historis untuk

memprediksi masa depan, terlebih bila data historis hendak digunakan

untuk menyusun standar bagi produk baru.

b. Analisis tugas. Cara lainnya adalah dengan melakukan analisis

terhadap proses pembuatan produk dengan tujuan menentukan biaya

produk yang seharusnya. Disini paradigma yang digunakan adalah

bergeser dari biaya produk di masa lampau ke biaya produk di masa

mendatang. Alat analisis yang kerap digunakan adalah time and motion

study.

c. Gabungan keduanya dengan memperhatikan perbandingan antara

biaya yang harus dikeluarkan dengan harapan manfaat yang akan

diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

D. Target costing

1. Pengertian Target costing

Menurut Ikhsan (2009: 196) target costing merupakan perbedaan

antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa

pasar (market share) tertentu dengan laba per satuan yang diharapkan. Jika

target cost di bawah biaya produk yang sekarang dapat dicapai, maka

manajemen harus merencanakan program pengurangan biaya untuk

menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk menghasilkan produk

ke target cost. Kemajuan yang dicapai dari program pengurangan biaya

tersebut diukur dengan membandingkan biaya sesungguhnya dengan

target cost. Target costing merupakan sistem akuntansi biaya yang

menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan

manajemen memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya

produk menuju target cost yang telah ditetapkan.

Menurut Krismiaji dan Aryani (2011: 335) pembahasan tentang

penentuan harga didasarkan pada anggapan bahwa produk telah selesai

dibuat, telah dihitung harga pokok (biaya)nya, dan siap untuk dipasarkan.

Namun banyak perusahaan besar yang menerapkan urutan sebaliknya,

artinya perusahaan-perusahaan tersebut telah mengetahui berapa harga jual

untuk produknya, sehingga persoalan pokok yang dihadapi oleh

perusahaan tersebut adalah bagaimana cara membuat produk dengan harga

jual yang sudah pasti namun tetap menghasilkan marjin keuntungan yang

memadai tanpa mengorbankan kualitas dan nilai yang akan diserahkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

kepada pelanggan. pendekatan ini disebut dengan penentuan target harga

pokok/biaya (Target costing). Target costing adalah proses penentuan

biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru

dan kemungkinan merancang prototipe yang menguntungkan dengan

kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Target biaya untuk

pembuatan sebuah produk dihitung dengan cara mengurangi harga jual

dengan laba yang diinginkan sebagai berikut:

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 = 𝑻𝒂𝒌𝒔𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑱𝒖𝒂𝒍 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏

Menurut Rudianto (2006: 259) target biaya atau target costing

adalah metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dulu

menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga

pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang

diharapkan. Di dalam metode ini, perusahaan menetapkan biaya produk

yang dianggap sesuai dengan keadaan pasar, menentukan laba yang

diinginkan baru kemudian menentukan harga jual produk tersebut kepada

masyarakat. Target biaya dihitung dengan cara sebagai berikut:

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝑱𝒖𝒂𝒍 − 𝑳𝒂𝒃𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝑫𝒊𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏

Menurut Witjaksono (2013: 175) manfaat utama target costing

adalah penetapan harga pokok produk sebagai dasar penetapan harga

sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. Gambar 2.1

merupakan ilustrasi singkat proses target costing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gambar 2.1 Ilustrasi Target costing


Sumber: Witjaksono (2013: 176)

Timbul pertanyaan dimanakah perbedaan mendasar dalam

penentuan harga pokok produk antara pendekatan Target costing dengan

pendekatan Tradisional. Witjaksono (2013: 176) menjawab pertanyaan

tersebut dengan ilustrasi yang terdapat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Ilustrasi Perbedaan Pendekatan Target costing dengan


Pendekatan Tradisional
Sumber: Witjaksono (2013: 176)

Dari ilustrasi di atas perbedaan mendasar antara pendekatan

tradisional dan pendekatan biaya sasaran adalah dalam hal tahapan desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

produk dan tahapan penetapan harga jual. Secara tradisional proses

produksi dimulai dari desain produk barang/jasa, dilanjutkan menghitung

harga pokok produk, kemudian penetapan harga jual produk baru bisa

dihitung laba atau rugi. Pendekatan ini memiliki kelemahan yakni

bilamana harga jual tidak bisa didikte oleh pengusaha, alias sudah “given”.

Contohnya saja adalah jasa photo copy, dimana harga jual pasar saat ini

misalnya saja Rp60/lembar ukuran kertas A4 70 gram. Tentu bila

pengusaha menjual dengan harga diatas Rp60/lembar, tentu resikonya

adalah tidak laku. Dalam kondisi demikian pengusaha dituntut agar

dengan harga Rp60/lembar ia telah dapat mengantongi keuntungan yang

memadai. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan “menekan” biaya, alias

menetapkan target biaya produksi. Dari ilustrasi tersebut Target costing

dapat didefinisikan sebagai berikut: “Suatu sistem dimana (1) penentuan

harga pokok produk adalah sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai

dasar penetapan harga jual produk yang akan memperoleh laba yang

diinginkan, atau (2) penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang

pelanggan rela membayarnya”.

2. Model Penerapan Target costing

Menurut Witjaksono (2013: 177-178) perlu dipahami bahwa harga

pokok produk tidak terlepas dari kegiatan sepanjang rantai nilai (Value

chain). Gambar 2.3 merupakan ilustrasi singkat rantai nilai danTarget

costing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Gambar 2.3 Rantai Nilai dan Target costing


Sumber: Witjaksono (2013: 178)

Proses penetapan target costing hingga penetapan harga dapat

diuraikan dalam ilustrasi gambar 2.4.

Gambar 2.4 Model Target costing


Sumber: Witjaksono (2013: 178)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

3. Prinsip-prinsip Penerapan Target costing

Menurut Witjaksono (2013: 179) target costing adalah suatu proses

yang sistematis yang menggabungkan manajemen biaya dan perencanaan

laba. Proses ini menganut prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam gambar

2.5.

Gambar 2.5 Prinsip Penerapan Target costing


Sumber: Witjaksono (2013: 179)

a. Harga menentukan Biaya (Price-Led Costing)

Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan

harga jual produk bukan hal gampang. Harga jual kerap ditentukan

oleh pasar, sehingga harga pasar (market price) digunakan untuk

menentukan target biaya dengan formula berikut:

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝑷𝒂𝒔𝒂𝒓 − 𝑳𝒂𝒃𝒂𝑲𝒐𝒕𝒐𝒓𝒚𝒂𝒏𝒈𝒅𝒊𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏

b. Fokus pada Pelanggan

Kehendak/kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya, dan fungsi

(functionality) secara simultan terdapat dalam produk dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan desain

dan penghitungan harga pokok produk. Bagi pelanggan manfaat atas

fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk harus lebih besar dari

biaya perolehannya (alias harga jual dari sisi pandang pengusaha).

c. Fokus pada Desain Produk dan Desain Proses

Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan

tahapan desain proses produksi. Dengan demikian setiap

perubahan/rekayasa harus dilakukan sebelum proses produksi,dengan

tujuan menekan biaya dan mengurangi waktu “time-to-market”

terutama bagi produk baru.

d. Cross FunctionalTeam

Tim/kelompok ini bertanggung jawab atas keseluruhan produk,

dimulai dari ide/konsep produk hingga tahapan produksi penuh.

e. Melibatkan Rantai Nilai

Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai nilai, dimulai dari pemasok

barang/jasa, distributor, hingga pelanggan dilibatkan dalam proses

Target costing.

f. Orientasi Daur Hidup Produk

Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga bahan

baku, biaya operasi, pemeliharaan, dan biaya distribusi serta biaya

bauran pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

4. Kendala Menerapkan Target costing

Menurut Witjaksono (2013: 183) berikut ini adalah kendala yang

kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba menerapkan target

costing.

a. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok.

b. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target

penyelesaian pekerjaan.

c. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah.

d. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu

keberhasilan target costing.

Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik

untuk menerapkan target costingmemperhatikan hal-hal berikut:

a. Manajemen puncak harus memahami proses target costing sebelum

mengadopsinya.

b. Apabila perhatian manajemen terlalu terpaku pada pencapaian sasaran

target costing, maka dapat mengalihkan perhatian dari manajemen dari

pencapaian sasaran keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

5. Asumsi Dasar Target costing

Menurut Witjaksono (2013: 183) target costing sangat mungkin

sesuai bagi perusahaan yang Price Taker dalam suatu pasar yang

heterogen, dimana kompetisi menentukan harga jual produk barang/jasa,

yang ditandai karakteristik antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

a. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan

produk yang tak terjangkau oleh para kompetitor. Bila perusahaan

menawarkan produk yang tak tersaingi maka persaingan “potong

leher” oligopolistic akan muncul.

b. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam

melakukan diferensiasi produk baru dari yang telah ada di pasaran,

misalnya:

1) Cost Advantage: produk yang sama/serupa namun dengan harga

yang lebih murah.

2) Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan

harga yang kompetitif.

6. Pengimplementasian Target costing

Menurut Rudianto (2006: 263) untuk mengimplementasikan

metode target costing di dalam perusahaan terdapat serangkaian fase yang

harus dilalui perusahaan.

a. Menentukan harga pasar

Untuk menentukan harga produk perusahaan, terdapat beberapa hal

yang harus dipertimbangkan oleh manajemen, seperti harga produk

pesaing, daya beli masyarakat, kondisi perekonomian secara umum,

nilai tukar rupiah, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan saling

terintegrasi satu dengan lainnya dalam menentukan volume permintaan

terhadap produk perusahaan. Di sisi lain, volume panawaran produk

sejenis secara keseluruhan akan berpengaruh terhadap mekanisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

pasar tersebut. Pertemuan antara volume permintaan dan volume

penawaran akan berpengaruh langsung terhadap harga jual produk

perusahaan.

b. Menentukan laba yang diharapkan

Setelah dapat menentukan harga jual produknya dengan

mempertimbangkan mekanisme pasar yang berlaku, perusahaan harus

menentukan harga jual per unit produknya. Penentuan harag jual per

unit produk perusahaan ini dipengaruhi oleh berbagai hal yang terkait,

seperti pangsa pasar (market share) yang ingin diperoleh, tingkat

pertumbuhan yang ingin dicapai perusahaan, volume penjualan yang

direncanakan dan sebaginya. Elemen-elemen tersebut akan

berpengaruh secara langsung terhadap laba per unit produk yang ingin

dicapai.

c. Menghitung biaya target (target costing) pada harga pasar dikurangi

laba yang diharapkan

Berdasarkan harga jual yang telah ditentukan tersebut dikurangi

dengan laba per unit produk yang diharapkan, perusahaan dapat

menentukan tingkat biaya yang diharapkanuntuk

menghasilkanprodukyang diinginkan.

𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 = 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒋𝒖𝒂𝒍 − 𝒍𝒂𝒃𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

d. Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara yang

dapat digunakan untuk menurunkan biaya produk.

Yaitu, semua upaya yang dianggap perlu untuk memodifikasi produk

perusahaan dengan biaya yang lebih rendah dengan tetap disertai

upaya memberikan nilai (value) yang optimal kepada pelanggan.

Rekayasa nilai (value) digunakan dalam target costing untuk

menurunkan biaya produk dengan cara menganalisa trade off, antara

lain:

1) Jenis dan tingkat yang berbeda dalam fungsionalitas produk, dan

2) Biaya produk total.

e. Menggunakan kaizen costing dan pengendalian operasional untuk terus

menurunkan biaya

Kaizen berarti perbaikan secara terus menerus untuk mencari cara yang

lebih baik dalam proses mengerjakan sesuatu (produk). Berkaitan

dengan proses produksi berarti suatu upaya berkelanjutan untuk

mencari metode produksi yang dapat menurunkan biaya produksi suatu

produk tertentu. Kaizen costing berarti metode perhitungan biaya

dimana diupayakan secara terus menerus mencari cara baru untuk

menurunkan biaya dalam proses pemanufakturan produk dengan

desain dan fungsionalitas yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

E. Rekayasa Nilai

Menurut Witjaksono (2013:182) value engineering analysis, bertujuan

meningkatkan manfaat (value) produk bagi para pelanggan. Mengubah desain

suatu bagian produk dapat meningkatkan biaya secara signifikan karena harus

membutuhkan tooling baru, yang terpenting adalah memastikan manfaat akan

lebih besar dari biaya yang harus ditanggung pelanggan.

Menurut Blocher, et al. (2012: 178) rekayasa nilai (value engineering)

digunakan dalam penentuan biaya berdasarkan target untuk menekan biaya

produk dengan menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk

(jenis fitur produk yang berbeda) dan biaya total produk. Jenis umum dari

rekayasa nilai yang diterapkan di perusahaan-perusahaan yaitu:

1. Analisis fungsional (functional analysis), proses pemeriksaan kinerja dan

biaya dari setiap fungsi utama atau fitur produk. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk menentukan keseimbangan yang diinginkan dari fungsi dan

biaya. Sebuah tingkat keseluruhan yang diinginkan dari pencapaian kinerja

untuk setiap fungsi diperoleh sambil menjaga biaya dari semua fungsi

untuk tetap berada di bawah biaya target.

2. Analisis desain (design analysis) adalah bentuk umum dari rekayasa nilai

untuk produk dalam kelompok kedua, produk-produk industry, dan

khusus. Tim desainer mempersiapkan beberapa kemungkinan desain untuk

produk, masing-masing memiliki fitur yang serupa dengan berbagai

tingkat kinerja dan biaya yang berbeda.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Pendekatan pengurangan biaya lainnya termasuk tabel biaya dan

teknologi kelompok.

1. Tabel biaya (cost tables) adalah basis data terkomputerisasi yang

menyertakan informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya perusahaan.

Pemicu biaya meliputi, misalnya, ukuran produk, bahan yang digunakan

dalam pembuatannya, dan sejumlah fitur.

2. Teknologi kelompok (group technology) adalah sebuah metode untuk

mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang

diproduksi sehingga komponen yang sama dapat digunakan pada dua

produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya.

Rekayasa gabungan (concurrent engineering) atau rekayasa

berkelanjutan, adalah sebuah pengembangan baru dalam proses desain produk

yang menggantikan pendekatan rekayasa dasar di mana desainer produk

bekerja di tempat yang tertutup untuk komponen khusus dari proyek desain

keseluruhan. Sebaliknya, rekayasa gabungan mengandalkan pada sebuah

pendekatan yang bersatu padu, di mana proses rekayasa/desain terletak pada

keseluruhan siklus hidup biaya menggunakan kelompok fungsional silang.

Informasi dikumpulkan dari dan digunakan pada setiap tahap dari rantai nilai

untuk meningkatkan desain produk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

F. Harga Pokok Produksi

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Hansen dan Mowen (2009: 60) menyebutkan harga pokok produksi

(cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang

diselesaikan selama periode berjalan.

2. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Mulyadi (2014: 65) menyebutkan bahwa informasi harga pokok

produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi

manajemen untuk:

a. Menentukan harga jual produk

b. Memantau realisasi biaya produksi

c. Menghitung laba atau rugi biaya periodik

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca

3. Metode Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan

unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi. Dalam memperhitungkan unsur-

unsur biaya ke dalam kos produksi, Mulyadi (2014: 17) menyebutkan

bahwa terdapat dua pendekatan, yaitu:

a. Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap

b. Variable Costing

Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam

kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik.

G. Harga Jual

1. Pengertian Harga Jual

Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2008: 345) dalam arti

sempit harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atu

jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

2. Penentuan Harga Jual

Menurut Rudianto (2006: 232) secara umum terdapat beberapa

metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual suatu produk

dengan berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan, yaitu

sebagai berikut:

a. Maksimalisasi laba

Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

menghasilkan laba maksimal dalam jangka panjang. Laba usaha per


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

unit produk yang besar, tetapi tidak diimbangi dengan volume

penjualan produk yang optimal, jelas hanya akan menghasilkan laba

usaha total yang tidak optimal. Jika faktor harga jual akan berpengaruh

secara nyata terhadap volume penjualan produk maka menghitung dan

menganalisis berbagai variasi dan alternatif harga jual dan volume

penjualan sangat diperlukan untuk melihat alternatif yang paling

menguntungkan bagi perusahaan.

b. Tingkat pengembalian atas modal yang dikeluarkan

Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat

pengembalian atas modal yang ditanamnya di dalam suatu lading

usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang

dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang

diharapkan oleh para penanam modal perusahaan mengharuskan

perusahaan menggunakannya sebagai dasar untuk menentapkan harga

jual produk pada kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Harga

jual dihitung dengan rumus:

𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 + (𝒕𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒐𝒅𝒂𝒍 × 𝒎𝒐𝒅𝒂𝒍)


𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 =
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

c. Biaya konversi

Jika suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu produk dengan

jinposisi biaya yang berbeda satu dengan lainnya maka perusahaan

tersebut dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan produksi

yang paling menguntungkan bagi perushaaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

d. Marjin kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya

produksi variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk

tersebut. Marjin kontribusi dihitung dengan mengabaikan biaya tetap

yang dikeluarkan perusahaan. Jika perusahaan telah mencapai titik

impas (break even point) maka biaya tetap yang dikeluarkan

peerusahaan pada periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh

volume impas tersebut. Itu juga berarti bahwa volume penjualan di

atas volume impas perusahaan dapat mengabaikan biaya tetap tersebut

dalam menentukan harga jual produknya.

e. Biaya standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolok ukur

dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual

dapat pula ditentukan berdasarkan biaya standar yang dimiliki

perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan studi

kasus yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan

karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu dengan

mengamati objek secara langsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di UMKM Citra Rasa yang berlokasi di Klaci II,

Margoluwih, Seyegan, Sleman.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2018.

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah biaya-biaya produksi yang meliputi

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

dari produk yang diproduksi pada bulan Februari yaitu keripik belut,

keripik wader, keripik bayam, dan keripik jamur kuping.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bagian Keuangan

b. Bagian Produksi

c. Bagian Administrasi

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah informasi-informasi

perusahaan yang meliputi profil, struktur organisasi, proses produksi,

dan informasi lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah besarnya biaya produksi

yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi produk.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah profil perusahaan, struktur

organisasi, dan proses produksi yang diperoleh dengan wawancara

langsung kepada responden.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen milik

perusahaan yang berisi rincian biaya produksi yang digunakan oleh

perusahaan dalam memproduksi produk.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan

data dari responden. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara personal (personal interview) dengan melakukan tatap

muka langsung dengan responden.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

mengumpulkan catatan, transkrip, atau buku tentang gambaran umum

perusahaan dan data keuangan perusahaan.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah untuk menjawab rumusan masalah yaitu:

1. Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh

perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2. Menerapkan perhitungan harga pokok produksi menggunakan

metodetarget costing. Langkah-langkah penerapan target costing, yaitu:

a. Mengumpulkan informasi harga jual produk yang sama dari produsen

lain yang beredar di pasar untuk menentukan harga pasar kompetitif.

b. Mengumpulkan informasi laba yang diharapkan oleh perusahan

berdasarkan keputusan manajemen.

c. Menghitung target costing dengan rumus:

d. Melakukan rekayasa nilai untuk menekan biaya produk dalam rangka

mencapai target costing yang telah ditetapkan.

3. Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi setelah dilakukan

rekayasa nilai.

4. Membuat tabel perbandingan perhitungan harga pokok produksi yang

dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi

menggunakan target costing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Keripik belut sudah ada sejak tahun 1960-an di wilayah Godean,

Sleman dan sekitarnya. Pada saat itu belum banyak orang yang memproduksi

dan menjual keripik belut. Belut sendiri adalah binatang yang tinggal di area

persawahan. Bentuk belut menyerupai ular dan tubuhnya sangat licin karena

lendir yang dihasilkannya. Warna tubuh belut yang hitam semakin membuat

orang merasa jijik. Banyak orang merasa aneh ketika mendengar belut diolah

menjadi makanan. Tidak heran jika peminat keripik belut pada saat itu masih

sedikit.

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak penelitian yang

mengungkapkan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam belut dapat

membantu meningkatkan kesehatan tubuh. Sejak saat itu olahan belut dicari

oleh banyak orang, salah satunya adalah keripik belut yang sudah ada sejak

dulu di wilayah Godean, Sleman. Permintaan keripik belut di pasaran semakin

meningkat. Kemudian, banyak orang mulai memproduksi keripik belut.

Banyaknya pengrajin keripik belut yang ada di wilayah Godean menjadikan

wilayah Godean disebut sebagai sentra industri keripik belut.

Salah satu pengrajin keripik belut adalah Ibu Juwariyah. Ibu Juwariyah

memproduksi keripik belut sejak tahun 1980. Ibu Juwariyah memiliki anak

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

laki-laki yang bernama Bapak Sriyanto. Sejak usia remaja, Bapak Sriyanto

rajin membantu ibunya memproduksi keripik belut. Bertahun-tahun membantu

ibunya memproduksi keripik belut menyebabkan Bapak Sriyanto menjadi

sangat paham proses produksi dan pemasaran keripik belut.

Pada tahun 1996, Ibu Wartiyem warga asli Semanu, Gunung Kidul

memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya. Ibu Wartiyem

kemudian tinggal di wilayah Jowah, Sidoagung, Kecamatan Godean. Ibu

Wartiyem adalah seorang wanita yang mempunyai jasa modiste. Setahun

kemudian, Ibu Wartiyem dipersunting oleh Bapak Sriyanto. Setelah menikah,

Ibu Wartiyem tinggal bersama suaminya dan mertuanya. Ibu Wartiyem

kemudian meninggalkan jasa modiste yang dirintisnya sejak dulu untuk

membantu mertua dan suaminya memproduksi keripik belut.

Pada tahun 2001, setelah empat tahun tinggal bersama mertuanya dan

anak pertama mereka lahir, Ibu Wartiyem dan Bapak Sriyanto memutuskan

untuk hidup mandiri. Mereka kemudian tinggal di rumah kontrakan di wilayah

Tebon Wetan, Sidoluhur, Godean. Bermodalkan uang lima juta rupiah, Ibu

Wartiyem dan Bapak Sriyanto mulai memproduksi sendiri keripik belut di

rumah kontrakan mereka. Produksi awal sebanyak 25kg belut segar yang

terbagi dalam beberapa kali proses produksi. Pada tahun yang sama Ibu

Wartiyem dan Bapak Sriyanto rajin mengikuti pembinaan UMKM yang

diselenggarakan oleh Dinas Provinsi dan Kabupaten.

Memasuki tahun 2002, produksi keripik belut semakin meningkat.

Sejalan dengan peningkatan produksi keripik belut Ibu Wartiyem dan Bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Sriyanto memiliki gagasan untuk membuat merk dagang. Akhirnya, Ibu

Wartiyem dan Bapak Sriyanto memutuskan untuk menggunakan merk dagang

Citra Rasa. Usaha keripik belut Citra Rasa semakin berkembang dari waktu ke

waktu. Selain memproduksi keripik belut, Citra Rasa juga mulai memproduksi

keripik wader dan beberapa camilan lainnya. Pada pertengahan tahun 2005,

tercatat ada enam orang yang bekerja menjadi karyawan di Citra Rasa.

Pada tahun 2006, Ibu Wartiyem dan Bapak Sriyanto berhasil membeli

tanah seluas 800m2 di wilayah Klaci II, Margoluwih, Seyegan. Pembangunan

di tanah tersebut dimulai pada tahun 2007. Mula-mula pembangunan

difokuskan untuk membangun dapur produksi. Setelah dapur produksi selesai

dibangun, Ibu Wartiyem dan Bapak Sriyanto beserta anak-anaknya segera

menggunakannya sebagai tempat tinggal sekaligus tempat produksi keripik

belut. Pada tahun yang sama, Ibu Wartiyem dan Bapak Sriyanto mulai

mengikuti lomba-lomba dan pameran baik di dalam maupun di luar kota

seperti Jakarta, Malang, Bali, dan Lombok. Kegiatan itu mereka lakukan

sebagai sarana untuk mempromosikan keripik belut produksi Citra Rasa.

Pada akhir tahun 2010, pembangunan rumah sekaligus dapur produksi

telah selesai. Ibu Wartiyem beserta suami dan anak-anaknya dapat tinggal

dengan layak di rumah yang baru yang berdekatan dengan dapur produksi.

Sedangkan proses produksi keripik belut dapat berjalan dengan lancar di dapur

produksi yang semakin luas. Dengan ketekunan dan keuletan pasangan suami

istri ini, usaha keripik belut Citra Rasa dapat berkembang pesat hingga saat

ini. Selain membuka gerai toko di depan rumah, terdapat juga gerai toko di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Pasar Godean. Pemasaran keripik belut Citra Rasa saat ini sudah sampai ke

beberapa kota besar bahkan sampai ke luar negeri.

B. Data Pribadi Pemilik dan Perusahaan

1. Data Pribadi Pemilik

Nama lengkap : Ibu Wartiyem

Tempat, tanggal lahir : Gunung Kidul, 7 Agustus 1969

Alamat : Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman

2. Data Perusahaan

Nama perusahaan : Citra Rasa

Jenis/ Bidang Usaha : Industri Keripik Belut

Jumlah tenaga kerja : 12 Orang

Alamat : Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman

Telp : 081328002423 / (0274) 7879148

C. Lokasi Perusahaan

Citra Rasa bertempat di Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman.

Wilayah tersebut masuk ke dalam sentra pengrajin keripik belut dan sentra

pengrajin genteng dan batu bata merah. Rumah produksi keripik belut

berdampingan dengan tempat tinggal pemilik yaitu keluarga Ibu Wartiyem

dan Bapak Sriyanto.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan rumah produksi

adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan rumah produksi

Rumah produksi terletak di pedesaan yang suasananya aman, tenteram,

dan nyaman sehingga memdukung kelancaran proses produksi.

2. Tenaga kerja

Tersedianya sumber daya manusia yang memadai dan terampil di sekitar

lokasi usaha. Sebagian besar karyawan UMKM Citra Rasa merupakan

tetangga yang tinggal di sekitar rumah produksi.

3. Sarana transportasi

Rumah produksi yang terletak di pedesaan sudah didukung dengan akses

jalan yang baik untuk menuju ke kota. Jalanan di desa berupa aspal dan

sebagian berupa batako.

4. Pelanggan

UMKM Citra Rasa memiliki pelanggan tetap yang membeli produknya

untuk dijual kembali di wilayah Pasar Godean, Sleman.

5. Pasar

Wilayah Godean, Sleman sejak dulu terkenal dengan oleh-oleh berupa

keripik belut dan keripik wader. Rumah produksi yang berada tidak jauh

dari wilayah Godean, Sleman memudahkan proses pemasaran produk

UMKM Citra Rasa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

D. Visi, Misi, dan Motto Kerja Perusahaan

1. Visi

Menjadi UMKM yang handal, berani bersaing, dan memenangkan

persaingan.

2. Misi

a. Membangun perusahaan keluarga yang dapat diwariskan ke generasi

berikutnya.

b. Membantu membuka lapangan kerja masyarakat.

c. Berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada yang

membutuhkan.

d. Selalu berinovasi dalam proses produksi.

e. Karyawan adalah keluarga, pembeli adalah raja.

3. Motto Kerja

Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas.

E. Modal dan Sumber Dana Perusahaan

Modal usaha UMKM Citra Rasa berasal dari modal sendiri dan pinjaman

Bank BNI dan PT Telkom.

F. Izin-izin dan Sertifikat Berdirinya Perusahaan

1. Izin Gangguan, No 503/007268.68.13/HO/2013, dikeluarkan oleh Kantor

Pelayanan Perizinan Pemerintah Kabupaten Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Mikro, No 503/01057/Mkr/X/2013,

dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi

Pemerintah Kabupaten Sleman.

3. Tanda Daftar Industri (TDI), No 503/068/059/B/P/IX/2013, dikeluarkan

oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pemerintah

Kabupaten Sleman.

4. Sertifikat Kelayakan Pengolahan, No 4029/ 34/SKP/LN/II/2016,

dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal

Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

5. Sertifikat Merek, No IDM000264639, dikeluarkan oleh Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

6. Sertifikat Halal, No 12020001890714, dikeluarkan oleh Majelis Ulama

Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.

7. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, No

002/5252/299/X/2014, No P-IRT 202340401868-19, dikeluarkan oleh

Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sleman.

8. Piagam Pengukuhan sebagai Penyuluh Perikanan Swadaya Kabupaten

Sleman, No 002/021, dikeluarkan oleh Bupati Sleman.

9. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), No 57.288.671.1.542.000,

dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

G. Struktur Organisasi

Pemilik
(Ibu Wartiyem)

Administrasi & Produksi


Pemasaran
Kontrol Barang (Bpk Sriyanto)

Sortasi dan
Pembersihan

Penggorengan

Pengemasan

Gambar 4.1Struktur Organisasi Citra Rasa


Sumber: Citra Rasa

Keterangan:

1. Pemilik

a. Berwenang atas pengambilan keputusan sekaligus penanggung jawab

UMKM Citra Rasa.

b. Mewakili UMKM Citra Rasa untuk menghadiri setiap undangan

kedinasan maupun non-kedinasan.

c. Mencari dan memilih pemasok bahan baku dan bahan penolong.

2. Administrasi dan Kontrol Barang

a. Bertanggung jawab atas arus keluar dan arus masuk uang.

b. Melakukan penjualan produk dan menerima pesanan.

c. Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku dan bahan penolong.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

d. Melakukan pengecekan atas produk yang ada di display toko.

3. Produksi

a. Manajer Produksi

1) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan produksi mulai dari

bahan baku datang hingga pengemasan produk jadi.

2) Mengecek standar kualitas produk yang diproduksi.

3) Berkoordinasi dengan bagian Administrasi dan Kontrol Barang

untuk menentukan besarnya produksi dan banyaknya bahan-bahan

yang harus dibeli.

b. Sortasi dan Pembersihan

1) Melakukan penyortiran bahan baku.

2) Membersihkan bahan baku hingga siap diolah.

c. Penggorengan

1) Meracik bumbu untuk olahan keripik.

2) Menggoreng keripik hingga matang.

d. Pengemasan

1) Bertanggung jawab atas kegiatan pengemasan produk jadi.

4. Pemasaran

a. Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran produk.

b. Menjalin relasi dengan orang banyak dalam kaitannya dengan

pemasaran produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

H. Personalia

1. Tenaga kerja Citra Rasa

UMKM Citra Rasa saat ini memiliki 6 orang karyawan. Tabel 4.1

merangkum informasi tentang karyawan UMKM Citra Rasa.

Tabel 4.1 Daftar Karyawan UMKM Citra Rasa


No. Nama Jenis Kelamin Asal Bagian
1. Martiningsih Perempuan Bantul Administrasi & Kontrol Barang

2. Putria Perempuan Sleman Pemasaran

3. Ningsih Perempuan Sleman Pemasaran

4. Sasmiati Perempuan Sleman Produksi

5. Ina Fitria Perempuan Sleman Produksi

6. Suryatin Perempuan Sleman Produksi


Sumber: UMKM Citra Rasa

2. Hari kerja

Hari kerja UMKM Citra Rasa adalah enam hari kerja dalam satu minggu

yaitu hari Senin-Sabtu. Jam kerja yang ditetapkan adalah pukul 08.00-

16.00 dengan jam istirahat pada pukul 12.00-13.00. Hari libur diberikan

kepada para karyawan pada hari Minggu dan hari libur yang ditetapkan

oleh pemerintah. Atas asas kekeluargaan yang dijunjung tinggi oleh

UMKM Citra Rasa, pemilik memberikan keleluasaan kepada para

karyawan yang mengajukan izin karena alasan sakit, menikah, melahirkan,

dan jika ada anggota keluarganya yang meninggal.

3. Fasilitas

Fasilitas yang didapatkan para karyawan UMKM Citra Rasa meliputi:

a. Toilet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

b. Musholla

c. Pakaian kerja

I. Produk

Produk UMKM Citra Rasa yang diambil oleh penulis untuk diteliti adalah

produk yang diproduksi selama bulan Februari. Produk yang diproduksi

selama bulan Februari yaitu:

1. Keripik belut

Keripik belut adalah camilan berbahan dasar belut yang dibalut dengan

tepung yang sudah dibumbui kemudian digoreng hingga renyah.

2. Keripik wader

Keripik wader adalah camilan berbahan dasar ikan wader yang dibalut

dengan tepung yang sudah dibumbui kemudian digoreng hingga renyah.

3. Keripik bayam

Keripik bayam adalah camilan berbahan dasar daun bayam yang dibalut

dengan tepung yang sudah dibumbui kemudian digoreng hingga renyah.

4. Keripik jamur kuping

Keripik jamur kuping adalah camilan berbahan dasar jamur kuping kering

yang dibalut dengan tepung yang sudah dibumbui kemudian digoreng

hingga renyah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

J. Proses Produksi

1. Keripik belut

Pertama, belut segar disortir dipisahkan dari tulang dan kotorannya

kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kedua, bumbu-bumbu

ditumbuk hingga halus. Ketiga, tepung yang sudah ditimbang sesuai

takaran dicampur dengan telur untuk dibuat menjadi adonan tepung.

Campur adonan tepung dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Keempat,

panaskan minyak dan tunggu hingga panasnya sudah cukup. Celupkan

belut ke dalam adonan tepung bumbu lalu goreng hingga kecoklatan.

Angkat belut yang sudah digoreng lalu tiriskan dalam kardus peniris.

Proses penggorengan dilakukan sebanyak dua kali untuk menghasilkan

keripik belut yang renyah. Keripik belut yang sudah melewati proses

penggorengan sebanyak dua kali siap untuk dikemas.

2. Keripik wader

Pertama, wader segar dicuci bersih dengan air mengalir. Kedua,

bumbu-bumbu ditumbuk hingga halus. Ketiga, tepung yang sudah

ditimbang sesuai takaran dicampur dengan telur untuk dibuat menjadi

adonan tepung. Campur adonan tepung dengan bumbu yang sudah

dihaluskan. Keempat, panaskan minyak dan tunggu hingga panasnya

sudah cukup. Celupkan wader ke dalam adonan tepung bumbu lalu goreng

hingga kecoklatan. Angkat wader yang sudah digoreng lalu tiriskan dalam

kardus peniris. Proses penggorengan dilakukan sebanyak dua kali untuk

menghasilkan keripik wader yang renyah. Setelah itu keripik wader


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

ditiriskan lagi dengan menggunakan mesin spinner untuk mengurangi

kadar minyaknya. Keripik wader yang sudah melewati proses penirisan

dengan mesin spinner siap untuk dikemas.

3. Keripik bayam

Pertama, bayam segar disortir dipisahkan dari tangkainya

kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Kedua, bumbu-bumbu

ditumbuk hingga halus. Ketiga, tepung yang sudah ditimbang sesuai

takaran dicampur dengan telur untuk dibuat menjadi adonan tepung.

Campur adonan tepung dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Keempat,

panaskan minyak dan tunggu hingga panasnya sudah cukup. Celupkan

bayam ke dalam adonan tepung bumbu lalu goreng hingga kecoklatan.

Angkat bayam yang sudah digoreng lalu tiriskan dalam kardus peniris.

Proses penggorengan dilakukan sebanyak dua kali untuk menghasilkan

keripik bayam yang renyah. Keripik bayam yang sudah melewati proses

penggorengan sebanyak dua kali siap untuk dikemas.

4. Keripik Jamur Kuping

Pertama, jamur kuping kering direbus hingga melunak. Jamur

kuping yang sudah direbus diiris kecil-kecil dan dicuci bersih dengan air

mengalir. Kedua, bumbu-bumbu ditumbuk hingga halus. Ketiga, tepung

yang sudah ditimbang sesuai takaran dicampur dengan telur untuk dibuat

menjadi adonan tepung. Campur adonan tepung dengan bumbu yang

sudah dihaluskan. Keempat, panaskan minyak dan tunggu hingga

panasnya sudah cukup. Celupkan jamur kuping ke dalam adonan tepung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

bumbu lalu goreng hingga kecoklatan. Angkat jamur kuping yang sudah

digoreng lalu tiriskan dalam kardus peniris. Proses penggorengan

dilakukan sebanyak dua kali untuk menghasilkan keripik jamur kuping

yang renyah. Keripik jamur kuping yang sudah melewati proses

penggorengan sebanyak dua kali siap untuk dikemas.

K. Pemasaran

UMKM Citra Rasa memiliki wilayah pemasaran yang cukup luas meliputi

DIY, Jawa Tengah (Secang, Purwokerto, Cilacap), Kebumen, Tangerang,

Bali, hingga Korea. Konsumen juga dapat melakukan pemesanan melalui

telepon dan WhatsApp atau datang langsung ke toko sekaligus rumah produksi

di Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Harga Pokok Menurut Perusahaan

Harga pokok masing-masing produk dihitung oleh Citra Rasa dengan

memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi

yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik.

1. Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong

Citra Rasa memiliki standar pemakaian bahan baku dan bahan penolong

untuk memproduksi setiap produknya. Standar pemakaian bahan baku dan

bahan penolong ditentukan oleh Citra Rasa berdasarkan pengalaman

proses produksi selama ini. Proses produksi yang dilakukan dengan

mengikuti standar yang telah ditetapkan akan menghasilkan produk yang

berkualitas dan sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan demikian

bagian produksi harus mengikuti standar yang telah ditetapkan pada saat

melakukan proses produksi. Berikut standar pemakaian bahan baku dan

bahan penolong untuk masing-masing produk:

a. Keripik Belut

Standar pemakaian bahan baku dan bahan penolong keripik belut pada

volume produksi 44 kg dapat dilihat pada tabel 5.1.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 5.1 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
Belut Pada Volume Produksi 44 kg
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Belut segar 50 kg Rp39.000 Rp1.950.000
Tepung beras giling 29 kg 9.000 261.000
Tepung beras Rosebrand 5 kg 12.000 60.000
Minyak goreng 1,5 karton 410.000 615.000
Bumbu 1,5 kg 23.000 34.500
Bawang putih 1,5 kg 20.000 30.000
Telur 0,6 kg 19.000 11.400
Penyedap rasa 8 bks 500 4.000
Daun jeruk 0,25 kg 16.000 4.000
Kardus peniris 4 buah 15.000 60.000
Kayu bakar 10 ikat 7.000 70.000
Plastik 220 lbr 600 132.000
Stiker 220 lbr 200 44.000
Total Rp3.275.900
Sumber: Citra Rasa

b. Keripik Wader

Standar pemakaian bahan baku dan bahan penolong keripik wader

pada volume produksi 48 kg dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
Wader Pada Volume Produksi 48 kg
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Wader segar 75 kg Rp25,000 Rp1,875,000
Tepung beras giling 15 kg 9,000 135,000
Tepung beras Rosebrand 25 kg 12,000 300,000
Minyak goreng 1 karton 410,000 410,000
Bumbu 0,65 kg 23,000 14,950
Bawang putih 0,6 kg 20,000 12,000
Jahe 1 kg 15,000 15,000
Telur 0,5 kg 19,000 9,500
Kardus peniris 3 buah 15,000 45,000
Kayu bakar 15 ikat 7,000 105,000
Plastik 240 lbr 600 144,000
Stiker 240 lbr 200 48,000
Total Rp3,113,450
Sumber: Citra Rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

c. Keripik Bayam

Standar pemakaian bahan baku dan bahan penolong keripik bayam

pada volume produksi 96 kg dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
Bayam Pada Volume Produksi 96 Kg
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Bayam segar 20 kg Rp4.000 Rp80.000
Tepung beras giling 110 kg 9.000 990.000
Minyak goreng 2,5 karton 410.000 1.025.000
Bumbu 3,6 kg 23.000 82.800
Telur 1 kg 19.000 19.000
Kardus peniris 5 buah 15.000 75.000
Kayu bakar 10 ikat 7.000 70.000
Plastik 480 lbr 600 288.000
Stiker 480 lbr 200 96.000
Total Rp2.725.800
Sumber: Citra Rasa

d. Keripik Jamur Kuping

Standar pemakaian bahan baku dan bahan penolong keripik jamur

kuping pada volume produksi 8 kg dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Standar Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong Keripik
Jamur Kuping Pada Volume Produksi 8 Kg
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Jamur kuping kering 1 kg Rp85.000 Rp85.000
Tepung beras giling 12 kg 9.000 108.000
Minyak goreng 0,5 karton 410.000 205.000
Bumbu 0,45 kg 23.000 10.350
Telur 0,2 kg 19.000 3.800
Kardus peniris 1 buah 15.000 15.000
Kayu bakar 5 ikat 7.000 35.000
Plastik 40 lbr 600 24.000
Stiker 40 lbr 200 8.000
Total Rp494.150
Sumber: Citra Rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

2. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai

dalam pengolahan produk. Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Citra

Rasa disesuaikan dengan volume produksi dan disesuaikan juga dengan

standar yang sudah ditetapkan.

a. Keripik Belut

Bahan baku keripik belut adalah belut segar, tepung beras giling, dan

tepung beras Rosebrand. Rincian pemakaian bahan baku keripik belut

pada volume produksi 440 kg selama Februari 2018 dijelaskan pada

tabel 5.5.

Tabel 5.5 Pemakaian Bahan Baku Keripik Belut Pada Volume Produksi
440 Kg Selama Februari 2018
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Belut segar 500 kg Rp39.000 Rp19.500.000
Tepung beras giling 290 kg 9.000 2.610.000
Tepung beras Rosebrand 50 kg 12.000 600.000
Total Rp22.710.000

b. Keripik Wader

Bahan baku keripik wader adalah wader segar, tepung beras giling, dan

tepung beras Rosebrand. Rincian pemakaian bahan baku keripik

waderpada volume produksi 384 kg selama Februari 2018 dijelaskan

pada tabel 5.6.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Tabel 5.6 Pemakaian Bahan Baku Keripik Wader Pada Volume Produksi
384 Kg Selama Februari 2018
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Wader segar 600 kg Rp25.000 Rp15.000.000
Tepung beras giling 120 kg 9.000 1.080.000
Tepung beras Rosebrand 200 kg 12.000 2.400.000
Total Rp18.480.000

c. Keripik Bayam

Bahan baku keripik bayam adalah bayam dan tepung beras giling.

Rincian pemakaian bahan baku keripik bayam pada volume produksi

96 kg selama Februari 2018 dijelaskan pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Pemakaian Bahan Baku Keripik Bayam Pada Volume Produksi
96 Kg Selama Februari 2018
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Bayam segar 20 kg Rp4.000 Rp80.000
Tepung beras giling 110 kg 9.000 990.000
Total Rp1.070.000

d. Keripik Jamur Kuping

Bahan baku keripik jamur kuping adalah jamur kuping kering dan

tepung beras giling. Rincian pemakaian bahan baku keripik jamur

kupingpada volume produksi 8 kg selama Februari 2018 dijelaskan

pada tabel 5.8.

Tabel 5.8 Pemakaian Bahan Baku Keripik Jamur Kuping Pada Volume
Produksi 8 Kg Selama Februari 2018
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Jamur kuping kering 1 kg Rp85.000 Rp85.000
Tepung beras giling 12 kg 9.000 108.000
Total Rp193.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada

karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti

jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Biaya tenaga

kerja langsung terdiri dari biaya untuk sortir dan goreng serta biaya untuk

pengemasan. Besarnya kedua biaya tersebut dihitung per produksi.

a. Keripik Belut

Besarnya biaya sortir dan goreng untuk keripik belut adalah

Rp40.000/orang/produksi. Besarnya biaya pengemasan untuk keripik

belut adalah Rp44.000/orang/produksi. Selama bulan Februari 2018

tercatat 10 kali produksi keripik belut dengan volume produksi

masing-masing 44 kg. Rincian biaya tenaga kerja langsung keripik

belut selama Februari 2018 dijelaskan pada tabel 5.9.

Table 5.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Belut Selama Februari
2018
No. Nama Bagian Upah per Produksi Total Biaya
1 Sasmiati Sortir&Goreng Rp40.000 Rp400.000
Pengemasan 44.000 440.000
2 Ina Fitria Sortir&Goreng 40.000 400.000
Pengemasan 44.000 440.000
3 Suryatin Sortir&Goreng 40.000 400.000
Pengemasan 44.000 440.000
Total Rp252.000 Rp2.520.000

b. Keripik Wader

Besarnya biaya sortir dan goreng untuk keripik wader adalah

Rp20.000/orang/produksi. Besarnya biaya pengemasan untuk keripik

wader adalah Rp48.000/orang/produksi. Selama bulan Februari 2018


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

tercatat 8 kali produksi keripik wader dengan volume produksi

masing-masing 48 kg. Rincian biaya tenaga kerja langsung keripik

wader selama Februari 2018 dijelaskan pada tabel 5.10.

Table 5.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Wader Selama Februari
2018
No. Nama Bagian Upah per Produksi Total Biaya
1 Sasmiati Sortir&Goreng Rp20.000 Rp160.000
Pengemasan 48.000 384.000
2 Ina Fitria Sortir&Goreng 20.000 160.000
Pengemasan 48.000 384.000
3 Suryatin Sortir&Goreng 20.000 160.000
Pengemasan 48.000 384.000
Total Rp204.000 Rp1.632.000

c. Keripik Bayam

Besarnya biaya sortir dan goreng untuk keripik bayam adalah

Rp20.000/orang/produksi. Besarnya biaya pengemasan untuk keripik

bayam adalah Rp96.000/orang/produksi. Selama bulan Februari 2018

tercatat 1 kali produksi keripik bayam dengan volume produksi 96 kg.

Rincian biaya tenaga kerja langsung keripik bayam selama Februari

2018 dijelaskan pada tabel 5.11.

Table 5.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Bayam Selama Februari
2018
No. Nama Bagian Upah per Produksi Total Biaya
1 Sasmiati Sortir&Goreng Rp20.000 Rp20.000
Pengemasan 96.000 96.000
2 Ina Fitria Sortir&Goreng 20.000 20.000
Pengemasan 96.000 96.000
3 Suryatin Sortir&Goreng 20.000 20.000
Pengemasan 96.000 96.000
Total Rp348.000 Rp348.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

d. Keripik Jamur Kuping

Besarnya biaya sortir dan goreng untuk keripik jamur kuping adalah

Rp15.000/orang/produksi. Besarnya biaya pengemasan untuk keripik

jamur kuping adalah Rp8.000/orang/produksi. Selama bulan Februari

2018 tercatat 1 kali produksi keripik jamur kuping dengan volume

produksi 8 kg. Rincian biaya tenaga kerja langsung keripik jamur

kuping selama Februari 2018 dijelaskan pada tabel 5.12.

Table 5.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keripik Jamur Kuping Selama
Februari 2018
No. Nama Bagian Upah per Produksi Total Biaya
1 Sasmiati Sortir&Goreng Rp15.000 Rp15.000
Pengemasan 8.000 8.000
2 Ina Fitria Sortir&Goreng 15.000 15.000
Pengemasan 8.000 8.000
3 Suryatin Sortir&Goreng 15.000 15.000
Pengemasan 8.000 8.000
Total Rp69.000 Rp69.000

4. Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Bahan Penolong

1) Keripik Belut

Rincian pemakaian bahan penolong keripik belutpada volume

produksi 440 kg selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel 5.13.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 5.13 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Belut Pada Volume


Produksi 440 Kg Selama Januari 2018
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 15 karton 410.000 6.150.000
Bumbu 15 kg 23.000 345.000
Bawang putih 15 kg 20.000 300.000
Telur 6 kg 18.000 108.000
Penyedap rasa 80 bks 500 40.000
Daun jeruk 2,5 kg 16.000 40.000
Kayu bakar 100 ikat 7.000 700.000
Kardus peniris 40 buah 15.000 600.000
Plastik 2200 lbr 600 1.320.000
Stiker 2200 lbr 200 440.000
Total 10.043.000

2) Keripik Wader

Rincian pemakaian bahan penolong keripik waderpada volume

produksi 384 kg selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel 5.14.

Tabel 5.14 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Wader Pada Volume


Produksi 384 Kg Selama Januari 2018
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 8 karton 410.000 3.280.000
Bumbu 5,2 kg 23.000 119.600
Bawang putih 4,8 kg 20.000 96.000
Jahe dan Kencur 8 kg 15.000 120.000
Telur 4 kg 18.000 72.000
Kayu bakar 120 ikat 7.000 840.000
Kardus peniris 24 buah 15.000 360.000
Plastik 1920 lbr 600 1.152.000
Stiker 1920 lbr 200 384.000
Total 6.423.600

3) Keripik Bayam

Rincian pemakaian bahan penolong keripik bayampada volume

produksi 96 kg selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel 5.15.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 5.15 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Bayam Pada Volume


Produksi 96 Kg Selama Januari 2018
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 2,5 karton 410.000 1.025.000
Bumbu 3,6 kg 23.000 82.800
Telur 1 kg 18.000 18.000
Kayu bakar 10 ikat 7.000 70.000
Kardus peniris 5 buah 15.000 75.000
Plastik 480 lbr 600 288.000
Stiker 480 lbr 200 96.000
Total 1.654.800

4) Keripik Jamur Kuping

Rincian pemakaian bahan penolong keripik jamur kupingpada

volume produksi 8 kg selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel

5.16.

Tabel 5.16 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Jamur Kuping Pada


Volume Produksi 8 Kg Selama Januari 2018
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 0,5 karton 410.000 205.000
Bumbu 0,45 kg 23.000 10.350
Telur 0,2 kg 18.000 3.600
Kayu bakar 5 ikat 7.000 35.000
Kardus peniris 1 buah 15.000 15.000
Plastik 40 lbr 600 24.000
Stiker 40 lbr 200 8.000
Total 300.950

b. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya tidak langsung lainnya dialokasikan berdasarkan jam kerja

langsung yang digunakan untuk memproduksi masing-masing produk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Alokasi biaya untuk masing-masing produk berdasarkan jam tenaga

kerja langsung dapat dilihat pada tabel 5.17.

Table 5.17 Alokasi Biaya Untuk Masing-masing Produk Berdasarkan Jam


Tenaga Kerja Langsung
Jumlah Jam Tenaga Kerja
Produk Alokasi Biaya
Langsung
Keripik Belut 70 jam 50%
Keripik Wader 56 jam 40%
Keripik Bayam 7 jam 5%
Keripik Jamur Kuping 7 jam 5%
Total 140 jam 100%

Rincian perhitungan biaya tidak langsung lainnya untuk masing-

masing produk selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel 5.18.

Tabel 5.18 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Lainnya Masing-Masing


Produk Selama Januari 2018
Biaya dibebankan
Total Keripik
Jenis biaya Keripik Keripik Keripik Jamur
biaya
Belut (50%) Wader (40%) Bayam (5%) Kuping
(5%)
Biaya TKTL Rp2.100,000 Rp1.680.000 Rp210.000 Rp210.000
4.200.000
Biaya
telepon 250.000 125.000 100.000 12.500 12.500
Biaya listrik
dan air 250.000 125.000 100000 12.500 12.500
Biaya
12.500
transportasi 250.000 125.000 100.000 12.500
Biaya alat
tulis kantor 30.000 15.000 12.000 1.500 1.500
Biaya
penyusutan
337.500 168.750 135.000 16.875 16.875
gedung
Biaya
penyusutan
165.000 82.500 66.000 8.250 8.250
alat produksi
Total 5.482.500 Rp2.741.250 Rp2.193.000 Rp274.125 Rp274.125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

c. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan

Dasar pengalokasian biaya overhead pabrik adalah jam tenaga kerja

langsung. Berdasarkan data biaya bahan penolong dan biaya tidak

langsung lainnya selama Januari 2018, perhitungan biaya overhead

pabrik dibebankan untuk Februari 2018 dapat dilihat pada tabel 5.19.

Tabel 5.19 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Februari


2018
Jenis Produk Keripik
Keterangan
Belut Wader Bayam Jamur
Biaya Bahan Penolong 10.043.000 6.423.600 1.654.800 300.950
Biaya Tidak Langsung Lainnya 2.741.250 2.193.000 274.125 274.125
Total BOP 12.784.250 8.616.600 1.928.925 575.075
Estimasi Jam TKL 80 64 8 8
Tarif BOP 159.803 134.634 241.116 71.884
Jam TKL Aktual 70 56 7 7
BOP dibebankan 11.186.219 7.539.525 1.687.809 503.191

Berdasarkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik dibebankan yang sudah dihitung di atas, diperoleh biaya

produksi untuk masing-masing produk selama Februari 2018 yang dirangkum

dalam tabel 5.20.

Tabel 5.20 Perhitungan Biaya Produksi Masing-Masing Produk Selama Februari 2018
Komponen Harga Pokok Jenis Produk Keripik
Produksi Belut Wader Bayam Jamur Kuping
Biaya Bahan Baku 22.710.000 18.480.000 1.070.000 193.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.520.000 1.632.000 348.000 69.000
Biaya Overhead Pabrik
11.186.219 7.539.525 1.687.809 503.191
Dibebankan
Total Harga Pokok Produksi 36.416.219 27.651.525 3.105.809 765.191
Kg yang Diproduksi 440 384 96 8
Harga Pokok Produksi/Kg 82.764 72.009 32.352 95.649
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

B. Penerapan Target Costing

Dalam menerapkan target costing untuk menghitung harga pokok produksi,

terdapat serangkaian tahapan yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut

akan dijelaskan oleh penulis pada penjelasan di bawah ini.

1. Menentukan Harga Pasar Kompetitif

Penulis mengumpulkan informasi harga jualproduk yang samadari

produsen lain yang beredar di pasar. Harga pasar yang paling kompetitif

akan menjadi taksiran harga jual. Berikut informasi harga jual produk

pesaing untuk masing-masing produk:

a. Keripik Belut

Citra Rasa menjual keripik belut dengan harga Rp105.000/kg. Daftar

perbandingan harga keripik belut Citra Rasa dengan harga

pesaingdirangkum dalam tabel 5.21.

Tabel 5.21 Perbandingan Harga Keripik Belut Citra


Rasa dan Pesaing
No. Nama Pesaing Harga per kg (Rp)
1 Keripik Belut Intan 110.000
2 Keripik Belut Rejeki Baru 100.000
3 Keripik Belut Mbok Pon 120.000
4 Keripik Belut Rizky Sari 130.000
5 Keripik Belut Sinar Sawah 120.000
6 Keripik Belut Citra Rasa 105.000

Jika dilihat dari tabel 5.21 dapat diketahui bahwa keripik belut yang

diproduksi oleh “Rejeki Baru” merupakan keripik belut dengan harga

jual yang paling kompetitif.Harga jual keripik belut “Rejeki Baru”

adalah Rp100.000,00 per kg. Citra Rasa dapat menentukan tarksiran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

harga jual keripik belut sebesar Rp100.000,00 per kg sesuai dengan

harga pesaing kompetitif.

b. Keripik Wader

Citra Rasa menjual keripik wader dengan harga Rp100.000/kg. Daftar

perbandingan harga keripik wader Citra Rasa dengan harga pesaing

dirangkum dalam tabel 5.22.

Tabel 5.22 Perbandingan Harga Keripik Wader Citra


Rasa dan Pesaing
No. Nama Pesaing Harga per kg (Rp)
1 Keripik Wader Intan 100.000
2 Keripik Wader Rejeki Baru 90.000
3 Keripik Wader Anik 120.000
4 Keripik Wader Rizky Sari 120.000
5 Keripik Wader Sinar Sawah 120.000
6 Keripik Wader Citra Rasa 100.000

Jika dilihat dari tabel 5.22 dapat diketahui bahwa keripik wader yang

diproduksi oleh “Rejeki Baru” merupakan keripik waderdengan harga

jual yang paling kompetitif.Harga jual keripik wader “Rejeki Baru”

adalah Rp90.000,00 per kg. Citra Rasa dapat menentukan tarksiran

harga jual keripik wadersebesar Rp90.000,00 per kg sesuai dengan

harga pesaing kompetitif.

c. Keripik Bayam

Citra Rasa menjual keripik bayam dengan harga Rp50.000/kg. Daftar

perbandingan harga keripik bayam Citra Rasa dengan harga pesaing

dirangkum dalam tabel 5.23.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 5.23Perbandingan Harga Keripik Bayam Citra


Rasa dan Pesaing
No. Nama Pesaing Harga per kg (Rp)
1 Keripik Bayam Intan 50.000
2 Keripik Bayam Fajar 50.000
3 Keripik Bayam Rejeki Baru 40.000
4 Keripik Bayam Mbok Pon 40.000
5 Keripik Bayam Sinar Sawah 40.000
6 Keripik Bayam Citra Rasa 50.000

Jika dilihat dari tabel 5.23 dapat diketahui bahwa keripik bayam yang

diproduksi oleh “Rejeki Baru”, “Mbok Pon”, dan “Sinar Sawah”

merupakan keripik bayamdengan harga jual yang paling

kompetitif.Harga jual keripik bayam “Rejeki Baru”, “Mbok Pon”, dan

“Sinar Sawah” adalah Rp40.000,00 per kg. Citra Rasa dapat

menentukan tarksiran harga jual keripik bayamsebesar Rp40.000,00

per kg sesuai dengan harga pesaing kompetitif.

d. Keripik Jamur Kuping

Citra Rasa menjual keripik jamur kuping dengan harga Rp110.000/kg.

Daftar perbandingan harga keripik jamur kuping Citra Rasa dengan

harga pesaing dirangkum dalam tabel 5.24.

Tabel 5.24 Perbandingan Harga Keripik Jamur Kuping


Citra Rasa dan Pesaing
No. Nama Pesaing Harga per kg (Rp)
1 Keripik Jamur Kuping Rejeki Baru 110.000
2 Keripik Jamur Kuping Sinar Sawah 105.000
3 Keripik Jamur Kuping Citra Rasa 110.000

Jika dilihat dari tabel 5.24 dapat diketahui bahwa keripik jamur kuping

yang diproduksi oleh “Sinar Sawah” merupakan keripik jamur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

kupingdengan harga jual yang paling kompetitif.Harga jual keripik

jamur kuping “Sinar Sawah” adalah Rp105.000,00 per kg. Citra Rasa

dapat menentukan tarksiran harga jual keripik jamur kupingsebesar

Rp105.000,00 per kg sesuai dengan harga pesaing kompetitif.

2. Menentukan Laba yang Diharapkan

Penulis mengumpulkan informasi laba yang diharapkan oleh perusahaan

berdasarkan wawancara dengan pemilik. Informasi laba yang diharapkan

akan menjadi salah satu komponen perhitungan target biaya. Berikut

informasi laba yang diharapkan untuk masing-masing produk:

a. Keripik Belut

Berdasarkan hasil wawancara, pemilik menghendaki untuk

menetapkan laba sebesar 20% dari taksiran harga jual keripik belut.

Taksiran harga jual keripik belut adalah Rp100.000 sehingga besarnya

laba yang diharapkan adalah Rp20.000.

b. Keripik Wader

Berdasarkan hasil wawancara, pemilik menghendaki untuk

menetapkan laba sebesar 20% dari taksiran harga jual keripik wader.

Taksiran harga jual keripik wader adalah Rp90.000 sehingga besarnya

laba yang diharapkan adalah Rp18.000.

c. Keripik Bayam

Berdasarkan hasil wawancara, pemilik menghendaki untuk

menetapkan laba sebesar 20% dari taksiran harga jual keripik bayam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Taksiran harga jual keripik bayam adalah Rp40.000 sehingga besarnya

laba yang diharapkan adalah Rp8.000.

d. Keripik Jamur Kuping

Berdasarkan hasil wawancara, pemilik menghendaki untuk

menetapkan laba sebesar 10% dari taksiran harga jual keripik jamur

kuping. Taksiran harga jual keripik jamur kuping adalah Rp105.000

sehingga besarnya laba yang diharapkan adalah Rp10.500.

3. Menghitung Target Costing

Target costing dapat dihitung dengan cara mengurangi taksiran harga

jualdengan laba yang diharapkan. Berikut perhitungan target costing untuk

masing-masing produk:

a. Keripik Belut

Taksiran harga jual keripik belut adalah sebesar Rp100.000 dan laba

yang diharapkan adalah sebesar Rp20.000 sehingga target costing

dapat dihitung dengan cara:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnyatarget costing

untuk keripik belut adalah Rp80.000. Citra Rasa harus mampu

mencapai target costing tersebut jika ingin mendapatkan laba yang

diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

b. Keripik Wader

Taksiran harga jual keripik wader adalah sebesar Rp90.000 dan laba

yang diharapkan adalah sebesar Rp18.000 sehingga target costing

dapat dihitung dengan cara:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnyatarget costing

untuk keripik waderadalah Rp72.000. Citra Rasa harus mampu

mencapai target costing tersebut jika ingin mendapatkan laba yang

diharapkan.

c. Keripik Bayam

Taksiran harga jual keripik bayam adalah sebesar Rp40.000 dan laba

yang diharapkan adalah sebesar Rp8.000 sehingga target costing dapat

dihitung dengan cara:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnyatarget costing

untuk keripik bayamadalah Rp32.000. Citra Rasa harus mampu

mencapai target costing tersebut jika ingin mendapatkan laba yang

diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

d. Keripik Jamur Kuping

Taksiran harga jual keripik jamur kuping adalah sebesar Rp105.000

dan laba yang diharapkan adalah sebesar Rp10.500 sehingga target

costing dapat dihitung dengan cara:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnyatarget costing

untuk keripik jamur kupingadalah Rp94.500. Citra Rasa harus mampu

mencapai target costing tersebut jika ingin mendapatkan laba yang

diharapkan.

4. Rekayasa Nilai

Rekayasa nilai dilakukan untuk menekan biaya produk dalam rangka

mencapai target costing yang telah ditetapkan. Rekayasa nilai dilakukan

dengan cara menganalisa trade off antara berbagai jenis fungsi produk dan

biaya total produk. Berikut yang dilakukan pada masing-masing produk:

a. Keripik Belut

1) Bahan baku tepung

Tepung yang digunakan untuk memproduksi keripik belut adalah

tepung beras giling dan tepung beras Rosebrand dengan komposisi

29 kg tepung beras giling dan 5 kg tepung beras Rosebrand untuk

satu kali produksi. Berdasarkan keterangan pemilik, pada awalnya

komposisi tepung yang digunakan adalah 30 kg tepung beras giling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dan 4 kg tepung beras Rosebrand. Perubahan komposisi tersebut

dikarenakan pada awalnya harga tepung beras giling adalah

Rp10.000/kg. Pemilik melakukan perubahan komposisi tepung

dalam rangka penghematan. Menurut pemilik, perubahan

komposisi tepung tersebut tidak merubah cita rasa keripik belut

secara signifikan karena masih dalam batas wajar.

Penulis merekomendasikan perubahan komposisi tepung kembali

ke komposisi awal yaitu 30 kg tepung beras giling dan 4 kg tepung

beras Rosebrand untuk satu kali produksi sehingga selama Februari

2018 komposisi tepung yang digunakan adalan 300 kg tepung

beras giling dan 40 kg tepung beras Rosebrand. Menurut penulis,

dengan harga tepung beras giling yang saat ini sudah lebih murah

yaitu sebesar Rp9.000/kgakan terjadi penghematan biaya. Selain

penghematan biaya, cita rasa keripik belut yang dihasilkan juga

tidak berubah secara signifikan. Rincian pemakaian bahan baku

tepung setelah adanya perubahan komposisi dijelaskan dalam tabel

5.25.

Tabel 5.25 Pemakaian Tepung Keripik Belut Setelah Rekayasa Nilai


Biaya bahan baku tepungsebelum Biaya bahan baku tepung
target costing sesudah target costing
290 kg x Rp9.000= Rp2.610.000 300 kg x Rp9.000 = Rp2.700.000
50 kg x Rp12.000 = Rp600.000 40 kg x Rp9.000 = Rp360.000
Rp3.210.000 Rp3.060.000

Jika dilihat dari tabel 5.25 maka Citra Rasa dapat menghemat biaya

sebesar Rp150.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

2) Bahan penolong minyak goreng

Minyak goreng yang dipakai Citra Rasa selama ini adalah minyak

goreng kelapa dengan merk “Delfico”. Minyak goreng tersebut

dibeli di toko “Aneka” yang terletak di Jl. Pemuda, Gunungpring,

Muntilan. Minyak goreng dibeli dalam kemasan karton berisi 18

liter dengan harga Rp410.000/karton. Penulis menemukan minyak

goreng kelapa merk “Sahabat”dengan harga Rp340.000/karton.

Minyak goreng tersebut terdapat di toko “Arista” yang terletak di

Jl. Kaliurang Km.7, Sleman. Terdapat perbedaan harga sebesar

Rp70.000 lebih murah dibandingkan minyak goreng yang dipakai

saat ini.

Penulis juga merekomendasikan pengurangan penggunaan minyak

goreng. Penggunaan minyak goreng dalam sekali produksi adalah

1,5 karton atau 27 liter. Penggunaan minyak goreng terbagi dalam

9 kali penggunaan/ penggantian masing-masing sebanyak 3

liter.Penulis mengamati bahwa dengan kapasitas 3 liter banyak

minyak yang tumpah terbuang saat gorengan diaduk. Penulis

mencoba mengurangi sebanyak 0,4 liter dari 3 liter minyak goreng

yang digunakan. Setelah dipraktekkan, tidak ada minyak yang

terbuang pada saat gorengan diaduk. Pengurangan penggunaan

minyak goreng adalah sebesar 0.2 karton atau setara dengan 3,6

liter dalam sekali produksi.Sehingga, minyak goreng sebenarnya

hanya diperlukan sebanyak 1,3 karton saja atau 23,4 liter dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

sekali produksi. Meskipun hanya menggunakan 1,3 karton minyak

goreng, namun gorengan keripik belut yang dihasilkan tetap renyah

sehingga tidak mengurangi kualitas yang diberikan kepada

konsumen. Rincian pemakaian bahan baku minyak goreng setelah

adanya penggantian merk dan pengurangan penggunaan dijelaskan

dalam tabel 5.26.

Tabel 5.26 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Belut Setelah


Rekayasa Nilai
Biaya bahan baku minyak goreng Biaya bahan baku minyak goreng
sebelum Target costing sesudah Target costing

15 karton x Rp410.000 = Rp6.150.000 13 karton x Rp340.000 =Rp4.420.000

Jika dilihat dari 5.26, maka Citra Rasa dapat menghemat biaya

sebesar Rp1.730.000.

3) Bahan penolong plastik

Plastik yang digunakan oleh Citra Rasa adalah plastik “PP” mika

ukuran 20cm x 35cm dengan ketebalan 0.10mm. Plastik tersebut

dibeli dari toko grosir di daerah Bandung dengan harga Rp600 per

lembar. Penulis menemukan plastik dengan merk dan jenis yang

sama namun dengan ukuran 20cm x 30cm dengan ketebalan

0.08mm. Plastik tersebut dijual dengan harga Rp27.000 per

kemasan isi 90 lembar yang setara dengan Rp300 per lembar.

Meskipun ukurannya berbeda, namun plastik ini tetap dapat

menampung keripik belut sesuai dengan takaran yang sudah

ditentukan. Selain itu, meskipun ketebalannya memiliki selisih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

0.02mm lebih tipis namun perbedaan tersebut tidak terlalu

signifikan. Penulis merekomendasikan penggantian plastik

kemasan ini kepada pemilik. Rincian pemakaian plastik kemasan

setelah adanya perubahan ukuran dan ketebalan dijelaskan dalam

tabel 5.27.

Tabel 5.27 Pemakaian Plastik Keripik Belut Setelah Rekayasa Nilai


Biaya plastik kemasan sebelum Biaya plastik kemasan sesudah
Target costing Target costing

2.200 lembar x Rp600 = Rp1.320.000 2.200 lembar x Rp300 = Rp660.000

Jika dilihat dari tabel 5.27 perbandingan pemakaian plastik

kemasan setelah adanya perubahan ukuran dan ketebalan, maka

Citra Rasa dapat menghemat biaya sebesar Rp660.000.

b. Keripik Wader

1) Bahan penolong minyak goreng

Minyak goreng yang dipakai Citra Rasa selama ini adalah minyak

goreng kelapa dengan merk “Delfico”. Minyak goreng tersebut

dibeli di toko “Aneka” yang terletak di Jl. Pemuda, Gunungpring,

Muntilan. Minyak goreng dibeli dalam kemasan kardus berisi 18

liter dengan harga Rp410.000/karton. Penulis menemukan minyak

goreng kelapa merk “Sahabat”dengan harga Rp340.000/karton.

Minyak goreng tersebut terdapat di toko “Arista” yang terletak di

Jl. Kaliurang Km.7, Sleman. Terdapat perbedaan harga sebesar

Rp70.000 lebih murah dibandingkan minyak goreng yang dipakai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

saat ini. Rincian pemakaian bahan baku minyak goreng setelah

adanya penggantian merk dan pengurangan penggunaan dijelaskan

dalam tabel 5.28.

Tabel 5.28 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Wader Setelah


Rekayasa Nilai
Biaya bahan baku minyak goreng Biaya bahan baku minyak goreng
sebelum Target costing sesudah Target costing

8 karton x Rp410.000 = Rp3.280.000 8 karton x Rp340.000 = Rp2.720.000

Jika dilihat dari tabel 5.28, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp560.000.

2) Bahan penolong plastik

Plastik yang digunakan oleh Citra Rasa adalah plastik “PP” mika

ukuran 20cm x 35cm dengan ketebalan 0.10mm. Plastik tersebut

dibeli dari toko grosir di daerah Bandung dengan harga Rp600 per

lembar. Penulis menemukan plastik dengan merk dan jenis yang

sama namun dengan ukuran 20cm x 30cm dengan ketebalan

0.08mm. Plastik tersebut dijual dengan harga Rp27.000 per

kemasan isi 90 lembar yang setara dengan Rp300 per lembar.

Meskipun ukurannya berbeda, namun plastik yang lebih kecil ini

tetap dapat menampung keripik wader sesuai dengan takaran yang

sudah ditentukan. Selain itu, meskipun ketebalannya memiliki

selisih 0.02mm lebih tipis namun perbedaan tersebut tidak terlalu

signifikan. Penulis merekomendasikan penggantian plastik

kemasan ini kepada pemilik. Rincian pemakaian plastik kemasan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

setelah adanya perubahan ukuran dan ketebalan dijelaskan dalam

tabel 5.29.

Tabel 5.29 Pemakaian Plastik Keripik Wader Setelah Rekayasa Nilai


Biaya plastik kemasan sebelum Biaya plastik kemasan sesudah
Target costing Target costing

1.920 lembar x Rp600 = Rp1.152.000 1.920 lembar x Rp300 = Rp576.000

Jika dilihat dari tabel 5.29, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp576.000.

c. Keripik Bayam

1) Bahan penolong minyak goreng

Minyak goreng yang dipakai Citra Rasa selama ini adalah minyak

goreng kelapa dengan merk “Delfico”. Minyak goreng tersebut

dibeli di toko “Aneka” yang terletak di Jl. Pemuda, Gunungpring,

Muntilan. Minyak goreng dibeli dalam kemasan kardus berisi 18

liter dengan harga Rp410.000/karton. Penulis menemukan minyak

goreng kelapa merk “Sahabat” dengan harga Rp340.000/karton.

Minyak goreng tersebut terdapat di toko “Arista” yang terletak di

Jl. Kaliurang Km.7, Sleman. Terdapat perbedaan harga sebesar

Rp70.000 lebih murah dibandingkan minyak goreng yang dipakai

saat ini. Rincian pemakaian bahan baku minyak goreng setelah

adanya penggantian merk dijelaskan dalam tabel 5.30.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Tabel 5.30 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Bayam Setelah


Rekayasa Nilai
Biaya bahan baku minyak goreng Biaya bahan baku minyak goreng
sebelum Target costing sesudah Target costing
2,5 karton x Rp410.000 = 2,5 karton x Rp340.000 =
Rp1.025.000 Rp850.000

Jika dilihat dari tabel 5.30, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp175.000.

2) Bahan penolong plastik

Plastik yang digunakan oleh Citra Rasa adalah plastik “PP” mika

ukuran 20cm x 35cm dengan ketebalan 0.10mm. Plastik tersebut

dibeli dari toko grosir di daerah Bandung dengan harga Rp600 per

lembar. Penulis menemukan plastik dengan merk dan jenis yang

sama namun dengan ukuran 20cm x 30cm dengan ketebalan

0.08mm. Plastik tersebut dijual dengan harga Rp27.000 per

kemasan isi 90 lembar yang setara dengan Rp300 per lembar.

Meskipun ukurannya berbeda, namun plastik yang lebih kecil ini

tetap dapat menampung keripik bayam sesuai dengan takaran yang

sudah ditentukan. Selain itu, meskipun ketebalannya memiliki

selisih 0.02mm lebih tipis namun perbedaan tersebut tidak terlalu

signifikan. Maka, penulis mengusulkan penggantian plastik

kemasan ini kepada pemilik. Rincian pemakaian plastik kemasan

setelah adanya perubahan ukuran dan ketebalan dijelaskan dalam

tabel 5.31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 5.31 Pemakaian Plastik Keripik Bayam Setelah Rekayasa Nilai


Biaya plastik kemasan sebelum Biaya plastik kemasan sesudah
Target costing Target costing

480 lembar x Rp600 = Rp288.000 480 lembar x Rp300 = Rp144.000

Jika dilihat dari tabel 5.31, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp144.000.

d. Keripik Jamur Kuping

1) Bahan penolong minyak goreng

Minyak goreng yang dipakai Citra Rasa selama ini adalah minyak

goreng kelapa dengan merk “Delfico”. Minyak goreng tersebut

dibeli di toko “Aneka” yang terletak di Jl. Pemuda, Gunungpring,

Muntilan. Minyak goreng dibeli dalam kemasan kardus berisi 18

liter dengan harga Rp410.000/karton. Penulis menemukan minyak

goreng kelapa merk “Sahabat” dengan harga Rp340.000/karton.

Minyak goreng tersebut terdapat di toko “Arista” yang terletak di

Jl. Kaliurang Km.7, Sleman. Terdapat perbedaan harga sebesar

Rp70.000 lebih murah dibandingkan minyak goreng yang dipakai

saat ini.

Penulis juga merekomendasikan pengurangan penggunaan minyak

goreng. Penggunaan minyak goreng dalam sekali produksi adalah

0,5 karton atau 9 liter. Penggunaan minyak goreng terbagi dalam 6

kali penggunaan/ penggantian masing-masing sebanyak 1,5

liter.Penulis mengamati bahwa dengan kapasitas 1,5 liter banyak

minyak yang tumpah terbuang saat gorengan diaduk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Penulismencoba mengurangi sebanyak 0,3 liter dari 1,5 liter

minyak goreng yang digunakan. Setelah dipraktekkan, tidak ada

minyak yang terbuang pada saat gorengan diaduk. Pengurangan

penggunaan minyak goreng adalah sebanyak 0.1 karton atau setara

dengan 1,8 liter dalam sekali produksi. Sehingga, minyak goreng

sebenarnya hanya diperlukan sebanyak 0,4 karton saja atau 7,2 liter

dalam sekali produksi.Rincian pemakaian bahan baku minyak

goreng setelah adanya penggantian merk dan pengurangan

penggunaan dijelaskan dalam tabel 5.32.

Tabel 5.32 Pemakaian Minyak Goreng Keripik Jamur Kuping Setelah


Rekayasa Nilai
Biaya bahan baku minyak goreng Biaya bahan baku minyak goreng
sebelum Target costing sesudah Target costing

0,5 karton x Rp410.000 = Rp205.000 0,4 karton x Rp340.000 = Rp136.000

Jika dilihat dari tabel 5.32, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp69.000.

2) Bahan penolong plastik

Plastik yang digunakan oleh Citra Rasa adalah plastik “PP” mika

ukuran 20cm x 35cm dengan ketebalan 0.10mm. Plastik tersebut

dibeli dari toko grosir di daerah Bandung dengan harga Rp600per

lembar. Penulis menemukan plastik dengan merk dan jenis yang

sama namun dengan ukuran 20cm x 30cm dengan ketebalan

0.08mm. Plastik tersebut dijual dengan harga Rp27.000 per

kemasan isi 90 lembar yang setara dengan Rp300 per lembar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Meskipun ukurannya berbeda, namun plastik yang lebih kecil ini

tetap dapat menampung keripik jamur kuping sesuai dengan

takaran yang sudah ditentukan. Selain itu, meskipun ketebalannya

memiliki selisih 0.02mm lebih tipis namun perbedaan tersebut

tidak terlalu signifikan. Maka, penulis mengusulkan penggantian

plastik kemasan ini kepada pemilik. Rincian pemakaian plastik

kemasan setelah adanya perubahan ukuran dan ketebalan

dijelaskan dalam tabel 5.33.

Tabel 5.33 Pemakaian Plastik Keripik Jamur Kuping Setelah


Rekayasa Nilai
Biaya plastik kemasan sebelum Biaya plastik kemasan sesudah
Target costing Target costing
40 lembar x Rp600 = Rp24.000 40 lembar x Rp300 = Rp12.000

Jika dilihat dari tabel 5.33, maka Citra Rasa dapat menghemat

biaya sebesar Rp12.000.

C. Penentuan Harga Pokok Menurut Target Costing

1. Biaya Bahan Baku

a. Keripik Belut

Pada tahap sebelumnya, penulis telah melakukan rekayasa nilai dan

merekomendasikanperubahan komposisi tepung kembali ke komposisi

awal yaitu 30 kg tepung beras giling dan 4 kg tepung beras Rosebrand

untuk satu kali produksi. Tabel 5.34 menjelaskan tentang

pemakaianbahan baku untuk memproduksi keripik belut pada volume


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

produksi 440 kg selama Februari 2018 setelah dilakukan rekayasa

nilai.

Tabel 5.34 Pemakaian Bahan Baku Keripik Belut Pada Volume Produksi
440 Kg Selama Februari 2018 Setelah Dilakukan Rekayasa
Nilai
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Belut segar 500 kg Rp39.000 Rp19.500.000
Tepung beras giling 300 kg 9.000 2.700.000
Tepung beras Rosebrand 40 kg 12.000 480.000
Total Rp22.680.000

b. Keripik Wader

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait bahan baku keripik wader,

rincian pemakaian bahan baku keripik waderpada volume produksi

384 kg selama Februari 2018 sesuai dengan tabel 5.6.

c. Keripik Bayam

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait bahan baku keripik bayam,

rincian pemakaian bahan baku keripik bayampada volume produksi 96

kg selama Februari 2018 sesuai dengan tabel 5.7.

d. Keripik Jamur Kuping

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait bahan baku keripik jamur

kuping, rincian pemakaian bahan baku keripik jamur kupingpada

volume produksi 8 kg selama Februari 2018 sesuai dengan tabel 5.8.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

a. Keripik Belut

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait tenaga kerja langsung keripik

belut, rincian biaya tenaga kerja langsung keripik belut selama

Februari 2018 sesuai yang dijelaskan pada tabel 5.9.

b. Keripik Wader

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait tenaga kerja langsung keripik

wader, rincian biaya tenaga kerja langsung keripik wader selama

Februari 2018 sesuai yang dijelaskan pada tabel 5.10.

c. Keripik Bayam

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait tenaga kerja langsung keripik

bayam, rincian biaya tenaga kerja langsung keripik bayam selama

Februari 2018 sesuai yang dijelaskan pada tabel 5.11.

d. Keripik Jamur Kuping

Karena tidak ada rekayasa nilai terkait tenaga kerja langsung keripik

jamur kuping, rincian biaya tenaga kerja langsung keripik jamur

kuping selama Februari 2018 sesuai yang dijelaskan pada tabel 5.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

3. Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Bahan Penolong

1) Keripik Belut

Pada tahap sebelumnya, penulis telah melakukan rekayasa nilai

dan merekomendasikan dua alternatif cara untuk mencapai target

costing. Dua alternatif cara tersebut yaitu:

a) Mengganti merk dan pemasok minyak goreng serta

mengurangi penggunaan minyak goreng

b) Mengganti pemasok plastik

Rincian pemakaian bahan penolong keripik belutpada volume

produksi 440 kg selama Januari 2018setelah dilakukan rekayasa

nilai dijelaskan pada tabel 5.35.

Tabel 5.35 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Belut Pada Volume


Produksi 440 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan
Rekayasa Nilai
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 13 karton 340.000 4.420.000
Bumbu 15 kg 23.000 345.000
Bawang putih 15 kg 20.000 300.000
Telur 6 kg 18.000 108.000
Penyedap rasa 80 bks 500 40.000
Daun jeruk 2,5 kg 16.000 40.000
Kayu bakar 100 ikat 7.000 700.000
Kardus peniris 40 buah 15.000 600.000
Plastik 2200 lbr 300 660.000
Stiker 2200 lbr 200 440.000
Total 7.653.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

2) Keripik Wader

Pada tahap sebelumnya, penulis telah melakukan rekayasa nilai

dan mengusulkan dua alternatif cara untuk mencapai target

costing. Dua alternatif cara tersebut yaitu:

a) Mengganti merk dan pemasok minyak goreng

b) Mengganti pemasok plastik

Rincian pemakaian bahan penolong keripik waderpada volume

produksi 384 kg selama Januari 2018 setelah dilakukan rekayasa

nilai dijelaskan pada tabel 5.36.

Tabel 5.36 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Wader Pada Volume


Produksi 384 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan
Rekayasa Nilai
Bahan Jumlah Harga per Satuan Total Biaya
Minyak goreng 8 karton 340.000 2.720.000
Bumbu 5,2 kg 23.000 119.600
Bawang putih 4,8 kg 20.000 96.000
Jahe dan Kencur 8 kg 15.000 120.000
Telur 4 kg 18.000 72.000
Kayu bakar 120 ikat 7.000 840.000
Kardus peniris 24 buah 15.000 360.000
Plastik 1920 lbr 300 576.000
Stiker 1920 lbr 200 384.000
Total Rp5.287.600

3) Keripik Bayam

Pada tahap sebelumnya, penulis telah melakukan rekayasa nilai

dan mengusulkan dua alternatif cara untuk mencapai target

costing. Dua alternatif cara tersebut yaitu:

a) Mengganti merk dan pemasok minyak goreng


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

b) Mengganti pemasok plastik

Rincian pemakaian bahan penolong keripik bayampada volume

produksi 96 kg selama Januari 2018 setelah dilakukan rekayasa

nilai dijelaskan pada tabel 5.37.

Tabel 5.37 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Bayam Pada Volume


Produksi 96 Kg Selama Januari 2018 Setelah Dilakukan
Rekayasa Nilai
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 2,5 karton 340.000 850.000
Bumbu 3,6 kg 23.000 82.800
Telur 1 kg 18.000 18.000
Kayu bakar 10 ikat 7.000 70.000
Kardus peniris 5 buah 15.000 75.000
Plastik 480 lbr 300 144.000
Stiker 480 lbr 200 96.000
Total 1.335.800

4) Keripik Jamur Kuping

Pada tahap sebelumnya, penulis telah melakukan rekayasa nilai

dan mengusulkan dua alternatif cara untuk mencapai target

costing. Dua alternatif cara tersebut yaitu:

a) Mengganti merk dan pemasok minyak goreng serta

mengurangi penggunaan minyak goreng

b) Mengganti pemasok plastik

Rincian pemakaian bahan penolong keripik jamur kupingpada

volume produksi 8 kg selama Januari 2018 setelah dilakukan

rekayasa nilai dijelaskan pada tabel 5.38.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 5.38 Pemakaian Bahan Penolong Keripik Jamur Kuping Pada


Volume Produksi 8 Kg Selama Januari 2018 Setelah
Dilakukan Rekayasa Nilai
Harga per Satuan Total Biaya
Bahan Jumlah
(Rp) (Rp)
Minyak goreng 0,4 karton 340.000 136.000
Bumbu 0,45 kg 23.000 10.350
Telur 0,2 kg 18.000 3.600
Kayu bakar 5 ikat 7.000 35.000
Kardus peniris 1 buah 15.000 15.000
Plastik 40 lbr 300 12.000
Stiker 40 lbr 200 8.000
Total 219.950

b. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Rincian perhitungan biaya tidak langsung lainnya untuk masing-

masing produk selama Januari 2018 dijelaskan pada tabel 5.18.

c. Biaya Overhead Pabrik Dibebankan

Dasar pengalokasian biaya overhead pabrik adalah jam tenaga kerja

langsung. Berdasarkan data biaya bahan penolong setelah dilakukan

rekayasa nilai dan biaya tidak langsung lainnya selama Januari 2018,

perhitungan biaya overhead pabrik dibebankan untuk Februari 2018

setelah dilakukan rekayasa nilai dapat dilihat pada tabel 5.39.

Tabel 5.39 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Februari 2018


Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai
Keterangan Belut Wader Bayam Jamur
Biaya Bahan Penolong 7.653.000 5.287.600 1.335.800 219.950
Biaya Tidak Langsung Lainnya 2.741.250 2.193.000 274.125 274.125
10.394.250 7.480.600 1.609.925 494.075
Estimasi Jam TKL 80 64 8 8
Tarif BOP 129.928 116.884 201.241 61.759
Jam TKL Aktual 70 58 7 7
BOP dibebankan 9.094.969 6.779.294 1.408.684 432.316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Berdasarkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik dibebankan setelah dilakukan rekayasa nilai yang sudah

dihitung di atas, diperoleh biaya produksi untuk masing-masing produk

selama Februari 2018 setelah dilakukan rekayasa nilai yang dirangkum dalam

tabel 5.40.

Tabel 5.40 Perhitungan Biaya Produksi Masing-Masing Produk Selama Februari


2018 Setelah Dilakukan Rekayasa Nilai
Komponen Harga Pokok Jenis Produk Keripik
Produksi Belut Wader Bayam Jamur Kuping
Biaya Bahan Baku 22.680.000 18.480.000 1.070.000 193.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.520.000 1.632.000 348.000 69.000
Biaya Overhead Pabrik
9.094.969 6.779.294 1.408.684 432.316
Dibebankan
Total Harga Pokok Produksi 34.294.696 26.891.294 2.826.684 694.316
Kg yang Diproduksi 440 384 96 8
Harga Pokok Produksi/Kg 77.943 70.029 29.445 86.789

D. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Menurut Perusahaan dengan

Perhitungan Harga Pokok Menurut Target Costing

Perbandingan harga pokok keseluruhan masing-masing produk menurut hasil

perhitungan perusahaan dengan harga pokok keseluruhan masing-masing

produk menurut target costing terangkum dalam tabel 5.41 dan perbandingan

harga pokok per kg masing-masing produk menurut hasil perhitungan

perusahaan dengan harga pokok keseluruhan masing-masing produk menurut

target costing terangkum dalam tabel 5.42.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 5.41 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Keseluruhan Menurut


Perusahaan dengan Menurut Target Costing
Penghematan
Besarnya Biaya Produksi (Rp)
Biaya
Jenis Produk
Target
Perusahaan Cost Tercapai Rp %
Costing
Keripik Belut (440 kg) 36.416.219 35.200.000 34.294.969 2.121.250 5,83
Keripik Wader (384 kg) 27.651.525 27.648.000 26.891.294 760.231 2,75
Keripik Bayam (96 kg) 3.105.809 3.072.000 2.826.684 279.125 8,99
Keripik Jamur Kuping (8 kg) 765.191 756.000 694.316 70.875 9,26
Total 67.938.744 66.676.000 64.707.263 3.231.481 26,83

Tabel 5.42 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Per Kg Menurut Perusahaan


dengan Menurut Target Costing
Penghematan
Besarnya Biaya Produksi/kg (Rp)
Biaya
Jenis Produk
Target
Perusahaan Cost Tercapai Rp %
Costing
Keripik Belut (440 kg) 82.764 80.000 77.943 4.821 5,83
Keripik Wader (384 kg) 72.009 72.000 70.029 1.980 2,75
Keripik Bayam (96 kg) 32.352 32.000 29.445 2.908 8,99
Keripik Jamur Kuping (8kg) 95.649 94.500 86.789 8.859 9,26
Total 282.774 278.500 264.207 18.568 26,83

Berdasarkan tabel 5.41 dan 5.42 dapat diketahui bahwa keempat jenis keripik

dapat mencapai target costing. Berikut analisis untuk masing-masing produk

keripik:

1. Keripik Belut

Dari tabel 5.41 dan tabel 5.42 nomor 1dapat diketahui besarnya biaya

produksi keripik belut pada volume produksi 440 kg menurut perusahaan

adalah Rp36.416.219 atau Rp82.764/kg. Sedangkan besarnya target

costing adalah Rp35.200.000 atau Rp80.000/kg. Rekayasa nilai yang

dilakukan menyebabkan cost dapat tercapai sebesar Rp34.294.969 atau

Rp77.943/kg. Hal tersebut dikarenakan perubahan komposisi tepung,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

penggantian merk minyak goreng, pengurangan penggunaan minyak

goreng, dan penggantian plasik kemasan dapat menekan biaya produksi

sehingga target costing untuk keripik belut dapat tercapai dan ada

penghematan biaya produksi keripik belut sebesar Rp2.121.250 atau Rp

4.821/kg atau sebesar 5,83%.

2. Keripik Wader

Dari tabel 5.41 dan tabel 5.42 nomor 2 dapat diketahui besarnya biaya

produksi keripik wader pada volume produksi 384 kg menurut perusahaan

adalah Rp27.651.525 atau Rp72.009/kg. Sedangkan besarnya target

costing adalah Rp27.648.000 atau Rp72.000/kg. Rekayasa nilai yang

dilakukan menyebabkan cost dapat tercapai sebesar Rp26.891.294 atau

Rp70.029/kg. Hal tersebut dikarenakan penggantian merk minyak goreng

dan plasik kemasan dapat menekan biaya produksi sehingga target

costinguntuk keripik wader dapat tercapai dan ada penghematan biaya

produksi keripik wader sebesar Rp760.231 atauRp1.980/kg atau sebesar

2,75%.

3. Keripik Bayam

Dari tabel 5.41 dan tabel 5.42 nomor 3dapat diketahui besarnya biaya

produksi keripik bayam pada volume produksi 96 kg menurut perusahaan

adalah Rp3.105.809 atau Rp32.352/kg. Sedangkan besarnya target costing

adalah Rp3.072.000 atau Rp32.000/kg. Rekayasa nilai yang dilakukan

menyebabkan cost dapat tercapai sebesar Rp2.826.684 atau Rp29.445/kg.

Hal tersebut dikarenakan penggantian merk minyak goreng dan plasik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

kemasan dapat menekan biaya produksi sehingga target costing untuk

keripik bayam dapat tercapai dan ada penghematan biaya produksi keripik

bayam sebesar Rp279.125 atau Rp2.908/kg atau sebesar 8,99%.

4. Keripik Jamur Kuping

Dari tabel 5.41 dan tabel 5.42 nomor 4 dapat diketahui besarnya biaya

produksi keripik jamur kuping pada volume produksi 8 kg menurut

perusahaan adalah Rp765.191 atau Rp95.649/kg. Sedangkan besarnya

target costing adalah Rp756.000 atau Rp94.500/kg. Rekayasa nilai yang

dilakukan menyebabkan costdapat tercapai sebesar Rp694.316 atau

Rp86.789/kg. Hal tersebut dikarenakan penggantian merk minyak goreng,

pengurangan penggunaan minyak goreng, dan penggantian plasik kemasan

dapat menekan biaya produksi sehingga target costing untuk keripik jamur

kuping dapat tercapai dan ada penghematan biaya produksi keripikjamur

kuping sebesar Rp70.875 atau Rp8.859/kg atau sebesar 9,26%.

Secara keseluruhan besarnya biaya produksi menurut perusahaan bagi

keempat produk keripik adalah Rp67.938.744. Sedangkan besarnya target

costing adalah Rp66.676.000. Rekayasa nilai yang dilakukan menyebabkan

cost dapat tercapai sebesar Rp64.707.263 dan ada penghematan biaya

produksi sebesar Rp3.231.481 atau atau sebesar 26,83%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan

beberapa hal yaitu:

1. Perhitungandengan menggunakan metode target costing menghasilkan

harga pokok produksi yaitu Rp77.943/kg untuk keripik belut,

Rp70.029/kguntuk keripik wader, Rp29.445/kguntuk keripik bayam, dan

Rp86.789/kguntuk keripik jamur kuping. Dari hasil perhitungan tersebut

diketahui bahwa seluruh produk keripik dapat mencapai target costing.

2. Perhitungan harga pokok menurut target costingdapat menghemat biaya

produksi sebesar 26,83% sehingga biaya produksi yang dikeluarkan lebih

efisien.

B. Keterbatasan Penelitian

Perusahaan tidak memiliki catatan yang lengkap atas pengeluaran terkait biaya

produksi sehingga data yang diperoleh penulis hanya dari hasil wawancara.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

C. Saran

1. Perusahaan sebaiknya lebih selektif dalam menentukan pemasok untuk

kebutuhan-kebutuhan bahan baku dan bahan penolong supaya perusahaan

dapat menghemat biaya-biaya yang dikeluarkan.

2. Perusahaan sebaiknya menetapkan harga pokok menggunakan metode

target costing supaya dapat bersaing dengan harga pasar kompetitif dan

tetap memperoleh target laba yang diharapkan.

3. Perusahaan sebaiknya mendokumentasikan setiap pengeluaran dan

pemasukan yang terjadi sehingga dapat diperoleh data biaya yang akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Edward J. Blocher, David E. Stout, dan Gary Cokins. 2012. Manajemen Biaya:
Penekanan Strategis. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan Maryanne, M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta:
Salemba Empat.
Ikhsan, Arfan dan I.B. Teddy, Prianthara. 2009. Akuntansi untuk Manajer.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jogiyanto, H. M. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Kotler, Philip dan Gary, Amstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1.
Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Krismiaji dan Aryani Y. Anni. 2011. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supriyono, R. A. 2013. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok. Buku 1. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Tabel Perkembangan UMKM pada Periode 1997-2013.
https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1322/tabel-perkembangan-umkm-
pada-periode-1997--2013.html. Diakses tanggal 19 April 2018.
Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi.Yogyakarta: Graha
Ilmu.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tempat pemilihan lokasi

usaha?

3. Apa visi, misi, dan motto kerja perusahaan?

4. Dari mana saja sumber modal perusahaan?

5. Apakah perusahaan memiliki surat izin atau sertifikat yang berkaitan

dengan usaha? Jika ya, apa saja?

6. Bagaimana struktur organisasi dari perusahaan?

7. Apa saja fasilitas yang diterima oleh karyawan perusahaan?

8. Bagaimana cara perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi

untuk setiap produknya?

9. Bagaimana sistem penggajian karyawan?

10. Berapa besarnya gaji yang berikan kepada karyawan?

11. Produk apa saja yang diproduksi pada bulan Februari?

12. Bagaimana proses produksi masing-masing produk?

13. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap

produk?

14. Apa saja dan berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk

memproduksi setiap produk?

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

15. Apa saja dan berapa jumlah bahan penolong yang dibutuhkan untuk

memproduksi setiap produk?

16. Di mana perusahaan memperoleh setiap bahan baku dan bahan

penolong?

17. Bahan baku apa saja yang bisa dipertimbangkan untuk dilakukan

pengurangan atau penggantian?

18. Bahan penolong apa saja yang bisa dipertimbangkan untuk dilakukan

pengurangan atau penggantian?

19. Berapa harga jual yang tetapkan oleh perusahaan untuk masing-masing

porduk?

20. Berapa persentase laba yang diinginkan oleh perusahaan untuk masing-

masing produk?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UMKM PENGOLAH KERIPIK BELUT


"CITRA RASA"
Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman
Telp. (0274) 7879148, Hp. 081328002423

SURAT KETERANGAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Wartiyem
labatan : Pemilik
Menerangkan bahwa, mahasiswa yang tersebut di bawah ini:
Nama : Dea Oktarini
No. Mhs : 142114147
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Universitas : Sanata Dharma
Benar-benar telah melakukan penelitian di Citra Rasa, pada bulan Februari-Mei
2018 guna menyusun Skripsi dengan judul:
"Analisis Penerapan Target Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi Studi Kasus pada UMKM Citra Rasa"
Penelitian ini semata-mata bersifat keilmuan dan tidak disajikan untuk
kepentingan umum. Surat keterangan ini kami buat dengan sesungguhnya dan
semoga dapat dimanfaatkan seperlunya.

Sleman, 28 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai