Anda di halaman 1dari 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


(CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Alma Deleni
NIM : 132114059

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


(CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Alma Deleni
NIM : 132114059

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang mengetok,
baginya pintu dibukakan”

Matius 7:7-8

“JIKA KAMU INGIN SUKSES ADA EMPAT HAL YANG HARUS KAMU PERHATIKAN
YAITU KERJA KERAS, TEKUN, JUJUR DAN SELALU MENGANDALKAN TUHAN
DALAM SETIAP AKTIVITASMU”

-Mbah Ratno Suwito Pemilik Pondokan Kelompok 24 KKP 32-

“Gusti Ora Sare, Put Your Hope In The Lord Now And Always,
Mazmur 131 Ayat 3”
-Ahok-

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusuf


Papaku Joni M dan Mamaku Kariana
Adikku Malkel Pebriano dan Laurensia Ovy Agraini
Bueku (Alm) dan Tambiku
Kaiku dan Niniku (Alm)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM


GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


Yang membuat peryataan,

Alma Deleni

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Alma Deleni


Nomor Mahasiswa : 132114059

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM


GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2017

Alma Deleni

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM Batik di

Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusuf yang selalu menjadi

teman curhatku dalam doa.

2. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma.

3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Kepala Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Dr. Fr. Ninik Yudianti., M. Acc, QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah

sabar membantu, membimbing, dan memberikan saran serta dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Dr. Fr Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A dan Ilsa Haruti Suryandari,

S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku dosen penguji yang banyak memberikan

masukan atas skripsi yang saya tulis.

7. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah banyak memberikan bantuan dan ilmu yang berguna bagi

penulis.

8. Bappeda Bantul, Disperindagkop Bantul, Bapak Camat Pandak Bantul,

Bapak Lurah dan Bapak Dukuh di Desa Triharjo, Gilangharjo, dan Wijirejo

yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh pelaku UMKM Batik dan Karyawan UMKM Batik yang sudah

bersedia meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Papaku Joni M dan Mamaku Kariana yang selalu mencintaiku sepenuh hati,

selalu mengajariku tentang bersyukur, dan rela berkorban dengan segala cara

untuk selesainya kuliahku ini di saat guncangan ekonomi melanda keluarga.

11. Adik-adikku Malkel Perbriano dan Laurensia Ovy Agraini yang selalu

memotivasiku agar menjadi orang sukses sehingga dapat menyekolahkan

mereka setinggi-tingginya.

12. Bueku (Alm) dan Tambiku yang selalu memberikan wejangan “Jadilah orang

yang bijaksana seperti Raja Salomo yang bijaksana”.

13. Kaiku dan Niniku (Alm) yang selalu memberikan wejangan “Hidup itu tidak

boleh malas, kamu tidak akan mendapatkan uang satu rupiah pun jika kamu

tidak bekerja”.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Dueh-duehku, Om Liu, sepupuku Yuyun, Shila, Kencuh, Tetei dan Tedi yang

selalu memberikan semangat dan motivasi kepadaku.

15. Sahabat-sahabatku Siska, Eci, Fafa, Memei, Tata, Lidya,Vina,Vidi, Sevi,

Nurma, Koko, serta seluruh teman-teman kelas B angkatan 2013.

16. Teman penelitianku Bebek yang selalu menyemangatiku dan teman-teman

seperjuangan MPAT (Batik lovers).

17. Teman-teman kost Podang 09, Beber, Indah Asia, Ang, Agnes, dan Serly.

18. Sahabat tumpukku Momo, Eri, Echa, Ikus, Engot, Puput, Si’il, Vini, Ayu,

Fry, Efdi, Julia, Ami dan teman-teman IKPM BarTim.

19. Panganuan Lovers Zane (Ineh Grey) dan Vita (Ineh Kyla) yang selalu

mewarnai dunia panganuanku selama ini.

20. Penghuni Kost Hartini “Babuhan Pacar Dony” di Palangkaraya, Nety sahabat

kecilku, Eri, Ebek, Tya, Ayu, dan Nesa selalu menjadi teman baikku waktu

aku ke Palangka.

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juni 2017

Alma Deleni

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
ABSTRAK ......................................................................................................xiii
ABSTRACT .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7
A. Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................ 7
B. Model Pelaksanaan CSR ................................................................... 8
C. Manfaat CSR ..................................................................................... 8
1. Manfaat CSR Bagi Masyarakat ................................................... 8
2. Manfaat CSR Bagi Pemerintah ................................................... 9
3. Manfaat CSR Bagi Korporasi ..................................................... 9
D. Pelaksanaan CSR di Indonesia .......................................................... 9
E. Pemberdayaan ................................................................................. 10
F. CSR Sebagai Praktik Pemberdayaan Masyarakat ........................... 11
G. Pengungkapan CSR dengan Menggunakan GRI ............................ 12
H. Kesejahteraan Menurut BKKBN .................................................... 12
1. Enam Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) .............. 13
2. Delapan Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) ...................... 13
3. Lima Indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) ......................... 14
4. Dua Indikator Kelurga Sejahtera III Plus (KS III Plus) ............ 14
I. Kesejahteraan Sosial Menurut UURI .............................................. 15
J. UMKM ............................................................................................ 15
1. Usaha Mikro .............................................................................. 15
2. Usaha Kecil ............................................................................... 16
3. Usaha Menengah ....................................................................... 17
K. Pelaksanaan CSR dalam UMKM .................................................... 18
L. Kerangka Berfikir............................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 19
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 19

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Tempat Penelitian...................................................................... 19
2. Waktu Penelitian ....................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 19
1. Populasi Sasaran Pelaku UMKM Batik .................................... 19
2. Populasi Karyawan UMKM Batik ............................................ 20
3. Sampel Karyawan UMKM Batik .............................................. 20
D. Jenis Data ........................................................................................ 21
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 21
1. Wawancara ................................................................................ 21
2. Kuesioener................................................................................. 22
3. Dokumentasi ............................................................................. 22
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................... 22
1. Variabel CSR ............................................................................ 22
2. Variabel Peningkatan Kesejahteraan......................................... 24
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 25
1. Rumusan Masalah Pertama ......................................................... 25
2. Rumusan Masalah Pertama ......................................................... 27
BAB IVGAMBARAN UMUM BATIK DI PANDAK ................................. 31
A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 31
B. Kondisi Geografis ........................................................................... 32
C. Pemerintahan ................................................................................... 34
1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak ............................................... 34
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak ...................................... 34
3. Kependudukan............................................................................. 36
D. Sekilas Tentang UMKM Batik ....................................................... 40
1. Sejarah Singkat UMKM Batik di Pandak Bantul ..................... 40
2. Pemasaran dan Harga Produk UMKM Batik ............................ 42
3. Kelemahan Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul ................ 42
E. Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Batik ............................. 43
1. Batik Tulis dan Batik Lukis ...................................................... 44
2. Batik Tulis ................................................................................. 45
3. Batik Kombinasi Tulis dan Cap ................................................ 46
F. Proses Pembuatan Batik .................................................................. 46
1. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Tulis dan Lukis . 47
2. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Cap ................... 48
3. Tahap-Tahap Pembuatan Batik Kombinasi Tulis dan Cap ....... 48
BAB VANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 50
A. Deskripsi Karakteristik Responden ................................................ 50
1. Pelaku UMKM Batik ................................................................. 50
2. Karyawan UMKM Batik ........................................................... 53
B. Analisis Data ................................................................................... 56
1. Deskripsi implementasi CSR melalui Pembardayaan
Masyarakat ................................................................................ 56
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial
Pelaku UMKM Batik .......................................................... 56
b. UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori CSR Sosial

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tinggi dan Rendah .............................................................. 57


c. Implementasi CSR Berdasarkan Kategori CSR Sosial.........58
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik ............. 65
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Peningkatan Kesejahteraan
Karyawan UMKM Batik .................................................... 65
b. Analisis Karyawan UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah 66
c. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Berdasarkan
Item Indikator BKKBN ...................................................... 67
d. Analisis Crosstabulation Antara CSR Sosial Pelaku UMKM
Batik Dengan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM
Batik ................................................................................... 70
C. Pembahasan .................................................................................... 71
1. Implementasi CSR Sosial Pelaku UMKM Batik di
Pandak Bantul.............................................................................72
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik .............. 90
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 104
A. Kesimpulan ............................................................................... 104
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 105
C. Saran ......................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ....... 106
LAMPIRAN ................................................................................................... 109

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM


BATIK GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)

Alma Deleni
NIM: 123114059
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi CSR pada


UMKM Batik di Pandak Bantul, 2) Apakah implementasi CSR yang dilakukan
oleh pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa
wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi. 2) Implementasi CSR yang
dilakukan oleh pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan kesejahteraan
karyawan UMKM Batik.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, kesejahteraan masyarakat, pelaku
UMKM Batik

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


(CSR) IN BATIK MICRO SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES TO
INCREASE COMMUNITY WELFARE
(Case Study at Batik Micro Small and Medium Enterprises in Kecamatan
Pandak Bantul, Yogyakarta)

Alma Deleni
NIM: 123114059
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

The aims of this research is to determine: 1) Implementation of CSR at


Micro Small and Medium Enterprises Batik at Pandak Bantul, 2) Whether the
implementation of CSR at Micro Small and Medium Enterprises at Pandak Bantul
can improve the community welfare.
This is a case study research. Data was obtained through interview,
questionnaires, and documentation. Data analysis technique was descriptive
analysis.
The result of this research showed that: 1) The implementation of CSR at
MSMEs Batik at Pandak Bantul was high. 2) The implementation of CSR at
MSMEs Batik could improve the community welfare especially of MSMEs Batik
employees.
Keywords: Corporate Social Responsibility, the community welfare, MSMEs
Batik

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini memperhatikan lingkungan adalah salah

satu hal yang sangat penting bagi pelaku bisnis. Hal ini disebabkan banyak

dari pemangku kepentingan menilai suatu kesehatan bisnis tidak hanya dari

pendapatan atau profit yang didapatkan, tetapi juga dinilai dari tanggung

jawab yang diberikan pelaku bisnis kepada lingkungan sekitar. Tanggung

jawab sosial yang diberikan oleh pelaku bisnis sering disebut dengan istilah

CSR (Corporate Social Responsibility). World Business Council for

Sustainable Development (WBCSD) mendifinisikan CSR sebagai suatu

komitmen pelaku bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi

yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, dan

masyarakat lokal (WBCSD, 2001 dalam Mardikanto, 2014:93).

Tanggung jawab sosial dalam GRI (Global Reporting Initiative) dapat

diukur dengan tiga indikator yaitu indikator ekonomi, lingkungan dan sosial.

Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pelaku bisnis biasanya sangat

identik dengan perusahaan-perusahaan besar, namun saat ini pelaku bisnis

seperti UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) juga dituntut mempunyai

perhatian terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat.

UMKM merupakan pondasi perekonomian bangsa, hal ini dibuktikan

dengan banyaknya pelaku UMKM yang mampu membantu roda ekonomi

masyarakat. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Republik Indonesia pada tahun (2013) menyebutkan Indonesia mempunyai

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebanyak 57.895.721 unit dengan

total kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,34

persen, jumlah tersebut didominasi oleh usaha mikro yang berjumlah

57.189.393 unit. Berdasarkan jumlah tersebut UMKM mampu menyerap

tenaga kerja sebesar 114.114.082 orang. Angka penyerapan tenaga kerja

tersebut membuktikan bahwa UMKM mampu mengurangi pengangguran di

Indonesia, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan

negara melalui pajak.

Sebagian besar dari pelaku UMKM saat ini sudah menerapkan CSR

dalam kegiatan bisnisnya walaupun secara sederhana. CSR yang berkaitan

dengan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sering dilakukan pelaku

UMKM dengan cara membuat IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) jika

usaha yang digeluti oleh pelaku UMKM berhubungan dengan pembuangan

limbah (Dewi, 2013). CSR paling sederhana yang sering dilakukan oleh para

pelaku UMKM adalah memberikan charity atau sumbangan pada masyarakat

saat hari-hari besar, pembangunan fasilitas umum, pembangunan tempat

ibadah, dan sumbangan pada saat gotong royong (Mardikanto, 2014).

Yogyakarta merupakan kota kerajinan, salah satu kerajinan yang

dikenal oleh masyarakat luas di kota ini yaitu kerajinan batik. Kecamatan

Pandak Bantul adalah salah satu tempat pembuatan batik di Yogyakarta,

sebagian besar masyarakat yang berada di Pandak Bantul mempunyai

pekerjaan sebagai pelaku UMKM Batik. Batik yang dihasilkan sangatlah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

beragam seperti batik tulis, batik lukis, batik cap, dan batik kombinasi tulis

dan cap. Proses pembuatan batik sangat banyak memerlukan tenaga kerja,

maka dari itu pelaku UMKM Batik memberdayakan masyarakat sekitar

menjadi tenaga kerja, baik tenaga kerja tetap maupun tidak tetap.

Pemberdayaan seperti ini merupakan salah satu bentuk dari implementasi

CSR yang dilakukan pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.

Beberapa alasan yang menjadikan dasar bagi pelaku bisnis seperti

pelaku UMKM Batik ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial

seperti pembedayaan masyarakat. Pertama, pelaku bisnis dan karyawan

adalah bagian integral dari masyarakat setempat, karena itu wajar bahwa

mereka pun harus ikut bertanggung jawab atas kemajuan dan kebaikan

masyarakat tersebut. Kedua, masyarakat juga telah menyediakan tenaga-

tenaga profesional bagi pelaku bisnis, sehingga CSR merupakan salah satu

balas jasa pelaku bisnis terhadap masyarakat. Ketiga, pelaku bisnis

memperlihatkan komitmen moralnya ikut dalam berbagai kegiatan sosial

membuat pelaku bisnis merasa mempunyai kepedulian, mempunyai tanggung

jawab terhadap masyarakat sehingga pelaku bisnis tidak ingin merugikan

masyarakat melalui kegiatan bisnisnya. Keempat, melalui kegiatan sosial,

pelaku bisnis mampu menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan

masyarakat (Keraf,2015:132-134).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang CSR pelaku UMKM Batik guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tingkat implementasi CSR oleh pelaku UMKM Batik dan bagaimana

dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik.

Oleh karena itu, peneliti mengajukan topik “IMPLEMENTASI CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM BATIK GUNA

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus

pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik

di Pandak Bantul?

2. Apakah implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini difokuskan pada pemberdayaan masyarakat yaitu karyawan

UMKM Batik di Pandak Bantul.

2. Penelitian ini difokuskan pada indikator CSR Sosial menurut GRI.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM

Batik di Pandak Bantul.

2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi CSR yang dilakukan oleh

pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai tambahan wawasan, pengalaman dan penerapan dari

proses pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan perkuliahan.

2. Bagi universitas, sebagai tambahan koleksi universitas serta sumber

referensi bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi pelaku UMKM Batik, penelitian ini diharapkan sebagai masukan

kepada para pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul untuk

mengembangkan kegiatan CSR di bidang lainnya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendukung

penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran,

serta teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum UMKM Batik di Pandak Bantul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum tempat

penelitian dan gambaran umum UMKM Batik.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan

hasil penelitian.

BAB VI : Penutup

Bab ini terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari uraian

pada Bab V, keterbatasan dalam penelitian dan saran-saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Pradipta (2013)

merupakan suatu kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk

tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat luas. Mulyadi (2007)

mengatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab perusahaan

terhadap semua kegiatan yang mempengaruhi manusia, komunitas mereka

dan lingkungan. Hal tersebut akan berdampak kepada kesejahteraan

masyarakat.

Hadirnya perusahaan di tengah-tengah masyarakat menurut Harori

dan Toto Gunarto (2012) memberikan kontribusi kepada permasalahan

nasional yaitu pengangguran. Perusahaan menggerakan masyarakat yang ada

di sekitar perusahaan untuk melakukan aktivitas produktif yaitu bekerja.

Secara langsung peran perusahaan adalah berhubungan erat dalam

menciptakan stabilitas perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran

di Indonesia.

Sari (2014) mengungkapkan bahwa aktivitas CSR pada umumnya

mempunyai tujuan sebagai keterlibatan sosial pelaku bisnis atau stakeholder

dalam mencapai peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan pada kualitas hidup

pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple bottom line, yaitu Profit,

People, dan Planet.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Model Pelaksanaan CSR

Model pelaksanaan CSR menurut Mulyadi (2007) terbagi menjadi

empat, yang pertama perusahaan terlibat langsung. Perusahaan

menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya tanpa perantara atau bantuan

pihak lain. Kedua, melalui yayasan atau organisasi sosial. Yayasan biasanya

didirikan di bawah naungan perusahaan sehingga perusahaan akan

mengalokasikan dana kepada yayasan tersebut. Ketiga, bermitra dengan pihak

lain yang dinilai kompeten seperti LSM, universitas dan media masa.

Keempat, membentuk atau bergabung dalam satu konsorsium. Perusahaan

ikut mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial

yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

C. Manfaat CSR

Mardikanto (2014:130-141) menyebutkan bahwa manfaat CSR dapat

dibagi dalam tiga manfaat utama, yaitu:

1. Manfaat CSR Bagi Masyarakat

Perusahaan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dengan

mengambil tanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap

pelanggan, pemasok, pemegang saham, karyawan, masyarakat, dan

pemangku kepentingan lainnya, serta lingkungan. Memperhatikan

masyarakat membuat perusahaan dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perhatian tersebut dapat

dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta kebijakan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, dan kompetensi

masyarakat di berbagai bidang.

2. Manfaat CSR Bagi Pemerintah

Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah. Melalui

CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam

mengatasi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya

kualitas pendidikan, minimnya akses kesehatan dan lainnya. Tugas

pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi

lebih ringan dengan adanya partisipasi pihak swasta (perusahaan)

melalui kegiatan CSR. CSR yang dapat berperan dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan adalah CSR yang bersifat community

development seperti memberikan beasiswa, pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin, dan pembangunan sarana kesehatan.

3. Manfaat CSR bagi korporasi

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek

perusahaan

b. Memperkuat “Brand” perusahaan

c. Membedakan perusahaan dengan pesaing

d. Melebarkan akses sumber daya

e. Membuka akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan

D. Pelaksanaan CSR di Indonesia

Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk konteks

Indonesia dapat dilihat dari dua prespektif yang berbeda hal ini dikemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

oleh Solihin (2008:161-162,169-171). Pertama, pelaksanaan CSR memang

merupakan praktik bisnis secara sukarela yang berasal dari inisiatif

perusahaan. Kedua, pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan praktik bisnis

secara sukarela, melainkan pelaksanaanya sudah diatur oleh undang-undang

(bersifat mandatory).

CSR di Indonesia secara konseptual masih harus dipilah antara

pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan besar dan pelaksanaan

CSR oleh perusahaan kecil dan menengah. Selama ini, terdapat anggapan

yang keliru bahwa CSR hanya diperuntukan bagi perusahaan besar, padahal

tidak hanya perusahaan besar yang dapat memberikan dampak negatif

melaikan perusahaan kecil dan menegah sekalipun bisa memberikan dampak

negatif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. CSR yang dilakukan

oleh perusahaan kecil dan menengah di Indonesia masih berkisar pada

pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan pemberian charity

kepada masyarakat sekitar.

E. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses memampukan seseorang atau

kelompok masyarakat untuk dapat memahami dan mengendalikan situasi

ekonomi, sosial dan politik di lingkungan perusahaan berada. Artinya,

perusahaan terlibat secara aktif dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki

atau meningkatkan taraf kehidupan, sehingga perusahaan mampu berdiri

sendiri dan tidak bergantung sepenuhnya di bawah kuasa orang serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kelompok lain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

dihadapinya (Wulandhani, 2015).

F. CSR Sebagai Praktik Pemberdayaan Masyarakat

Untung (2014:63-64) mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan aset dan kemampuan

masyarakat miskin agar mau dan mampu mengakses berbagai sumber daya,

permodalan, teknologi dan pasar dengan pendekatan pendampingan,

peningkatan kapasitas pelayanan serta pembelajaran menuju kemandirian.

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan,

mendorong kemauan dan keberanian, serta memberikan kesempatan bagi

upaya-upaya masyarakat setempat untuk dengan atau tanpa dukungan pihak

luar mengembangkan kemandiriannya demi terwujudnya perbaikan

kesejahteraan secara berkelanjutan.

Mardikanto (2014:160) mengungkapkan CSR sebagai praktik

pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan, harus dilandasi oleh teori-teori:

1. Pembangunan berbasis masyarakat, yang mensyaratkan partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk

memperbaiki kapasitas dan kekuasaan masyarakat, kaitanya dengan

peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat

untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Partisipasi (dalam

pengambilan keputusan, perancanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi, dan pemanfaatan hasil pembangunan) akan meningkatkan

pemerataan pendapatan dan usaha bagi seluruh warga masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2. Pengembangan masyarakat (community development), yang merupakan

upaya sadar yang dilakukan oleh pihak luar (pemerintah, LSM, donor,

dll) untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam masyarakat demi

perbaikan mutu- hidupnya.

3. Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) yang merupakan

penguatan kapasitas individu, entitas, dan jejaring (sistem), baik

kapasitas manusia, kapasitas usaha, kapasitas lingkungan, dan kapasitas

kelembagaan.

G. Pengungkapan CSR dengan Menggunakan GRI

Pengungkapan CSR dengan menggunakan GRI dapat dilakukan

melalui tiga aspek yaitu:

1. Aspek ekonomi, terdiri dari 9 item indikator kinerja

2. Aspek lingkungan, terdiri dari 34 item indikator kinerja

3. Aspek sosial, terdiri dari 48 item indikator kinerja. Indikator kinerja

sosial dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu kategori sosial

praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, kategori sosial hak

asasi manusia, kategori sosial masyarakat, dan kategori sosial tanggung

jawab produk.

H. Kesejahteraan Menurut BKKBN


Keluarga sejahtera menurut Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN) adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga

dengan masyarakat dan lingkungan.

Berikut ini merupakan indikator tahapan keluarga sejahtera menurut

BKKBN yaitu sebagai berikut:

1. Enam Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau Indikator

Kebutuhan Dasar Keluarga (Basic Needs).

a. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

b. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

c. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding

yang baik.

d. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

e. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan

kontrasepsi.

f. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

2. Delapan Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau Indikator

Kebutuhan Psikologis (Psychological Needs).

a. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

b. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan

daging/ikan/telur.

c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.

e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

f. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk

memperoleh penghasilan.

g. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin.

h. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan

alat/obat kontrasepsi.

3. Lima Indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau Indikator Kebutuhan

Pengembangan (Develomental Needs).

a. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

b. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau

barang.

c. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

d. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggal.

e. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/

radio/tv/internet.

4. Dua Indikator Kelurga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau Indikator

Aktualisasi Diri (Self Esteem).

a. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan

materiil untuk kegiatan sosial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan

sosial/yayasan/institusi masyarakat.

I. Kesejahteraan Sosial Menurut UURI


Kesejahteraan Sosial menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomer 11 Tahun 2009 adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan

menangani masalah kesejahteraan sosial.

d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia

usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga

dan berkelanjutan.

e. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan

berkelanjutan, dan

f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan

sosial.

J. UMKM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro, Kecil, Menengah menyatakan:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria usaha mikro

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria usaha kecil

memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini. Kriteria usaha menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

K. Pelaksanaan CSR Yang Dilakukan Oleh UMKM Batik


Penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) dengan judul

“Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya

Terhadap Nilai Perusahaan Pada UMKM Batik Kota Pekalongan”

menunjukkan hasil penelitian yaitu Corporate Social Responsibility

perusahaan berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai perusahaan sebesar

20,2 persen dan sisanya sebesar 79,8 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti pada penelitian ini.

Penelitian Dewi (2013) yang berjudul “Implementasi Corporate

Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan

Pada UMKM Batik Bakaran Di Kota Pati” menunjukkan hasil penelitian yaitu

CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada UMKM Batik

Bakaran di Kota Pati. Besarnya pengaruh CSR terhadap laba perusahan

adalah sebesar 38,5 persen.

Pamungkas (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Usaha Industri Kecil Batik Semarang16 di Bukit

Kencana Jaya Tembalang Semarang” menunjukkan hasil Industri Kecil Batik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Semarang16 mempunyai dampak yang bagus untuk perekonomian

masyarakat. Masyarakat yang tadinya hanya berdiam diri di rumah atau

pengangguran, sekarang mereka mempunyai keterampilan membatik dan juga

bisa menambah pemasukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

L. Kerangka Berfikir

Implementasi CSR
oleh pelaku UMKM
Batik

Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat yang
diberdayakan

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai Implementasi Corporate

Social Responsibility yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik, dengan

memperhatikan kenyaman kerja karyawan, hak karyawan dan masyarakat

sekitar maka diharapkan pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang diberdayakan sebagai karyawan pada UMKM

Batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus (case study) yaitu penelitian

yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan

cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalu

(Umar, 2005:23). Tipe penelitian ini yaitu analisis deskriptif yang mana

analisis data bersifat kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pelaku UMKM Batik dan masyarakat yang

diberdayakan menjadi karyawan oleh pelaku UMKM Batik di

Kecamatan Pandak Bantul. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3

kelurahan yaitu Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo dan Kelurahan

Gilangharjo.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi Sasaran Pelaku UMKM Batik

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku UMKM

Batik di Pandak Bantul yang memproduksi batik tulis, batik lukis,

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

batik cap, dan batik kombinasi batik tulis dan cap, adapun beberapa

kriteria populasi sasaran yang ditentukan oleh peneliti, yaitu:

1) Memiliki tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap

2) Usaha yang dijalankan pelaku UMKM lebih dari satu tahun

b. Populasi Karyawan UMKM Batik

Populasi karyawan UMKM Batik adalah seluruh karyawan tetap dan

tidak tetap UMKM Batik yang tinggal di kecamatan Pandak Bantul.

Karyawan tetap merupakan karyawan yang bekerja langsung di

tempat produksi sedangkan karyawan tidak tetap merupakan

karyawan yang membawa pekerjaannya ke rumah masing-masing.

2. Sampel Karyawan UMKM Batik

Pengambilan sampel karyawan UMKM Batik dilakukan dengan metode

purposive sampling yang mana penarikan sampel dilakukan dengan

pertimbangan atau kriteria tertentu (Suharyadi dan Purwanto, 2004).

Kriteria karyawan UMKM Batik yang telah ditentukan peneliti, yaitu:

a. Karyawan yang bekerja di UMKM Batik harus lebih dari satu tahun

b. Karyawan yang benar-benar bertempat tinggal di lingkungan

UMKM Batik.

Peneliti menggunakan teknik convenience sampling yaitu pengambilan

sampel secara bebas senyaman peneliti (Hartono, 2004:98). Peneliti

mengambil sampel masing-masing 2 (dua) orang tenaga kerja dari setiap

pelaku UMKM Batik yang terdiri dari satu tenaga kerja tetap dan satu

tenaga kerja tidak tetap. Total sampel responden karyawan UMKM


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebanyak 60 responden, jumlah ini sudah dianggap dapat mewakili hasil

penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel besar. Sampel

besar adalah sampel yang berukuran 30 atau lebih (Suharyadi dan

Purwanto, 2004).

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data Primer

adalah data yang berasal dari sumber data yang asli dan dikumpulkan secara

khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian (Spillane, 2008:137). Jenis

data yang ingin dicari dalam penelitian ini yaitu data tentang:

1. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di Pandak

Bantul yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara ke

setiap pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.

2. Data mengenai peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bekerja pada

UMKM Batik di Pandak Bantul, data tersebut diperoleh melalui

penyebaran kuesioner dan wawancara kepada karyawan tetap dan tidak

tetap UMKM Batik.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari narasumber yaitu pelaku

UMKM Batik di Pandak Bantul dan masyarakat yang diberdayakan

menjadi tenaga kerja. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mencari jawaban tentang :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

a. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di

Pandak Bantul.

b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah bekerja pada UMKM

Batik.

2. Kuesioner

Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan diwakili oleh daftar

pertanyaan. Menjawab rumusan masalah pertama peneliti menggunakan

kuesioner tertutup, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua

peneliti menggunakan kuesioner tertutup dan terbuka agar responden

dapat menulis alasan dari jawaban yang dipilih oleh responden.

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data tentang:

a. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di

Pandak Bantul berdasarkan indikator sosial menurut GRI.

b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah bekerja pada UMKM

Batik di Pandak Bantul sesuai dengan indikator tingkat kesejahteraan

menurut BKKBN.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data jumlah UMKM

Batik yang bersumber dari Disperindagkop dan gambaran umum tempat

penelitian yang didapatkan dari kantor Kecamatan Pandak.

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel CSR diukur dengan indikator CSR menurut GRI: indeks CSR

Sosial. Peneliti menggunakan checklist Global Report Initiative (GRI)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dengan jawaban “Ya dan Tidak”. Pernyataan yang diajukan peneliti

berjumlah 26 pernyataan yang sudah disesuaikan dari 48 total pernyataan

yang ada pada indikator sosial menurut GRI. Indikator CSR Sosial yang

digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi pelaku

UMKM Batik. Berikut ini adalah tabel indikator sosial yang digunakan

dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Indikator Sosial Menurut GRI


Kategori Sosial: Praktek Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
G4-LA1 Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok umur, Ya  Tidak
gender dan wilayah.
G4-LA2 Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang Ya  Tidak
bekerja dengan baik.
G4-LA3 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja Ya  Tidak
sementara karena sedang hamil.
G4-LA4 Memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap Ya  Tidak
perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut
ditetapkan.
G4-LA5 Menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan Ya  Tidak
kerja.
G4-LA6 Memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit. Ya  Tidak
G4-LA7 Memberikan informasi bahaya dampak produksi Ya  Tidak
kepada karyawan.
G4-LA8 Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan. Ya  Tidak
G4-LA9 Memiliki jam pelatihan karyawan. Ya  Tidak
G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Ya  Tidak
G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang pekerjaan pada Ya  Tidak
karyawan.
G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan keriteria Ya  Tidak
tertentu.
G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai masalah Ya  Tidak
ketenagakerjaan.
Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
G4-HR1 Membuat perjanjian kerja dengan karyawan berkaitan Ya  Tidak
Hak Asasi Manusia.
G4-HR2 Memberikan pengetahuan mengenai Hak Asasi Ya  Tidak
Manusia kepada karyawan.
G4-HR5 Mengetahui dan membantu untuk tidak Ya  Tidak
memperkerjakan Karyawan di bawah umur.
G4-HR8 Mengetahui bahwa proses produksi tidak melanggar Ya  Tidak
hak karyawan dan masyarakat sekitar.
G4-HR9 Sadar dan menghormati Hak Asasi Manusia. Ya  Tidak
G4-HR11 Mengetahui adanya dampak negatif akibat Ya  Tidak
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif Ya  Tidak
akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Tabel 3.1 Indikator Sosial Menurut GRI (Lanjutan)


Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
G4-SO1 Melibatkan karyawan dan masyarakat sekitar dalam Ya  Tidak
setiap aktivitas bisnis.
G4-SO2 Memberikan informasi kepada karyawan dan Ya  Tidak
masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan
dampak negatif.
G4-SO8 Turut membayar denda apabila melanggar aturan, Ya  Tidak
peraturan di masyarakat/ karyawan sekitar, dan
Undang-undang.
G4-SO9 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan Ya  Tidak
pertimbangan dari karyawan dan masyarakat sekitar.
G4-SO10 Memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok Ya  Tidak
bahan baku memberikan dampak negatif terhadap
karyawan dan masyarakat.
G4-SO611 Turut serta dalam menyelesaikan masalah pengaduan Ya  Tidak
karyawan dan masyarakat sekitarnya.

Angela (2015), mengukur variabel CSR Sosial dengan

memberikan nilai 1 pada item yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik,

dan memberikan nilai 0 pada item yang tidak dilakukan oleh pelaku

UMKM Batik. Skor yang telah diberikan di dalam item-item indikator

dikelompokkan kemudian dijumlahkan.

Rumus perhitungan Indeks GRI Sosial adalah:

Indeks CSR-S=

Keterangan:

Indeks CSR-S : Corporate Social Responsibility-Sosial

V : Jumlah item yang dilakukan UMKM Batik

M : Jumlah 26 item CSR Sosial yang diharapkan

2. Variabel peningkatan kesejahteraan diukur menggunakan indikator

peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN: indeks BKKBN. Peneliti

menggunakan skala dikotomi yaitu skala yang memperoleh jawaban “Ya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

atau Tidak” (Atmadja, et al., 2014:57). Peneliti mengajukan 12 (dua

belas) pernyataan kepada karyawan tetap dan karyawan tidak tetap

UMKM Batik, pernyataan tersebut telah disesuaikan dengan kondisi

karyawan pada UMKM Batik di Pandak Bantul. Berikut ini adalah tabel

indikator peningkatan kesejahteraan keluarga menurut BKKBN yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Indikator Peningkatan Kesejahteraan


Keluarga Menurut BKKBN
No. Pernyataan Indikator Peningkatan Selama Bekerja di
Kesejahteraan UMKM Batik
1 Penghasilan meningkat Ya  Tidak
2 Memiliki tabungan keluarga Ya  Tidak
3 Terbantu dalam biaya sekolah anak Ya  Tidak
4 Terbantu dalam menanggung biaya hidup Ya  Tidak
sehari-hari
5 Memiliki alat transportasi Ya  Tidak
6 Rekreasi/liburan bersama Ya  Tidak
7 Memberikan sumbangan secara teratur Ya  Tidak
8 Makan teratur dengan lauk-pauk Ya  Tidak
9 Lingkungan sekitar tempat tinggal sehat Ya  Tidak
10 Tempat tinggal layak huni Ya  Tidak
11 Renovasi tempat tinggal Ya  Tidak
12 Optimis terhadap masa depan yang lebih Ya  Tidak
baik
Sumber: Susanto (2011)

G. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama:

a. Peneliti mengolah data dalam bentuk statistik deskriptif kemudian

mendeskripsikan dan menganalisis data terkait indeks CSR Sosial

pelaku UMKM Batik. Deskripsi dan analisis data dilakukan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

melihat nilai tertinggi, terendah, rata-rata dan standar deviasi dari

indeks CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik.

b. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data UMKM Batik yang

masuk kategori implementasi CSR tinggi dan rendah. Dasar

pengkategorian implementasi CSR adalah indeks CSR setiap pelaku

UMKM Batik. Indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik

dikatakan tinggi jika indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik

>0,5 sedangkan indeks CSR Sosial dikatakan rendah jika indeks

CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik ≤0,5.

c. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis implementasi CSR

berdasarkan kategori CSR Sosial menurut GRI yang terdiri dari

kategori sosial praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja,

kategori sosial hak asasi manusia dan kategori sosial karyawan dan

masyarakat.

d. Peneliti membahas hasil analisis data dari:

1) Data statistik deskriptif pelaku UMKM Batik

2) Data pelaku UMKM Batik yang masuk kategori CSR Sosial

tinggi dan rendah

3) Data implementasi CSR berdasarkan tiga kategori CSR Sosial

menurut GRI

Dalam pembahasan, peneliti juga memasukkan beberapa hasil

wawancara dengan pelaku UMKM Batik terkait CSR Sosial dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

menghubungkan hasil penelitian ini dengan teori CSR yang ada pada

bab II.

e. Peneliti menarik kesimpulan

Setelah mendapatkan data pelaku UMKM Batik yang masuk dalam

kategori CSR Sosial tinggi dan rendah maka peneliti dapat

menentukan bagaimana implementasi CSR yang dilakukan oleh

pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul, dengan indikator:

1) Apabila >50 persen pelaku UMKM Batik yang masuk kategori

CSR Sosial tinggi maka implementasi CSR yang dilakukan oleh

pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi.

2) Apabila ≤50 persen pelaku UMKM Batik yang masuk kategori

CSR Sosial tinggi maka implementasi CSR yang dilakukan oleh

pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul rendah.

Setelah itu, peneliti mengambil kesimpulan CSR mana yang paling

sering dilakukan dan yang paling sedikit dilakukan oleh pelaku

UMKM Batik dari ketiga kategori CSR Sosial, dengan melihat

persentase dari setiap kategori CSR Sosial tersebut.

2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua:

a. Peneliti mengolah data dalam bentuk statistik deskriptif kemudian

mendeskripsikan dan menganalisis data terkait indeks kesejahteraan

karyawan UMKM Batik yang diukur dengan indikator BKKBN.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Deskripsi dan analisis data ini dilakukan dengan melihat nilai

tertinggi, terendah, rata-rata dan standar deviasi.

b. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data setiap karyawan

UMKM Batik yang masuk kategori peningkatan kesejahteraan tinggi

dan rendah. Dasar untuk menentukan karyawan UMKM Batik yang

masuk kategori peningkatan kesejahteraan tinggi dan rendah adalah

indeks peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM Batik

menurut BKKBN. Peningkatan kesejahteraan setiap karyawan

UMKM Batik dikatakan tinggi jika indeks kesejahteraan setiap

karyawan >0,5 sedangkan peningkatan kesejahteraan setiap

karyawan UMKM Batik dikatakan rendah jika indeks kesejahteraan

setiap karyawan ≤0,5.

c. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis peningkatan

kesejahteraan karyawan UMKM Batik per item indikator menurut

BKKBN yang terdiri dari 12 pertanyaan.

d. Peneliti mengolah data dalam bentuk crosstabulation data untuk

melihat hubungan antara CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku

UMKM Batik dengan peningkatan kesejahteraan setiap karyawan

UMKM Batik, selanjutnya peneliti mendeskripsikan dan menganalis

crosstabulation data tersebut.

e. Peneliti membahas hasil analisis data dari:

1) Data statistik deskriptif peningkatan kesejahteraan UMKM

Batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2) Data karyawan UMKM Batik yang masuk kategori peningkatan

kesejahteraan tinggi dan rendah disertai dengan beberapa hasil

kuesioner terbuka tentang peningkatan kesejahteraan karyawan.

3) Data peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik per

item indikator menurut BKKBN dan disertai dengan hasil

kuesioner terbuka tentang peningkatan kesejahteraan karyawan.

4) Data crosstabulation antara CSR Sosial pelaku UMKM Batik

dengan peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM

Batik.

Dalam pembahasan ini peneliti juga memasukkan beberapa hasil

wawancara dengan karyawan UMKM Batik terkait peningkatan

kesejahteraan dan menghubungkan hasil penelitian ini dengan teori

yang ada pada bab II.

f. Peneliti menarik kesimpulan

1) Setelah mendapatkan data karyawan UMKM Batik yang masuk

dalam peningkatan kesejahteraan tinggi dan rendah maka peneliti

dapat menentukan bagaimana peningkatan kesejahteraan

karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul secara umum, dengan

indikator:

a) Apabila >50 persen karyawan UMKM Batik yang masuk

kategori tingkat kesejahteraan tinggi, maka dapat dikatakan

implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Batik dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan UMKM

Batik.

b) Apabila ≤50 persen karyawan UMKM Batik yang masuk

kategori tingkat kesejahteraan tinggi, maka dapat dikatakan

implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM

Batik tidak dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan

UMKM Batik.

2) Peneliti menarik kesimpulan dari hasil pembahasan peningkatan

kesejahteraan karyawan per item indikator BKKBN. Caranya

dengan melihat item indikator mana yang memiliki peningkatan

kesejahteraan paling tinggi dan rendah.

3) Peneliti menarik kesimpulan dari hasil pembahasan

crosstabulation data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
GAMBARAN UMUM UMKM BATIK DI PANDAK BANTUL

A. Lokasi Penelitian

Kecamatan Pandak berada di sebelah barat daya dari Ibukota

Kabupaten Bantul. Kecamatan Pandak berada pada ketinggian 27 meter di

atas permukaan laut. Jarak Kecamatan Pandak ke Pusat Pemerintahan

Kabupaten Bantul adalah 5 Km. Kecamatan Pandak mempunyai iklim seperti

di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi di

Kecamatan Pandak adalah 32ºC dengan suhu terendah 20ºC. Bentangan

wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 persen wilayahnya berupa

daerah yang datar sampai berombak dan 10 persen lainnya adalah daerah

yang berombak sampai berbukit.

Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan 4 kecamatan yaitu

Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Bantul di sebelah utara, Kecamatan

Bambanglipuro dan Bantul di sebelah timur, Kecamatan Sanden di sebelah

selatan dan Kecamatan Srandakan di sebelah barat. Kecamatan Pandak

terbagi menjadi 4 desa yaitu Desa Caturharjo, Desa Triharjo, Desa

Gilangharjo dan Desa Wijirejo. Desa Caturharjo berbatasan langsung dengan

Desa Gadingsari, Murtigading, Tirtomulyo, Sidomulyo, Triharjo dan

Trimurti. Desa Triharjo berbatasan langsung dengan Desa Caturharjo dan

Gilangharjo. Desa Gilangharjo berbatasan dengan Desa Mulyodadi,

Sumbermulyo, Palbapang dan Ringinharjo. Desa Wijirejo berbatasan dengan

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Desa Sendangsari. Peta wilayah Kecamatan Pandak dapat dilihat pada

gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak

Sumber Gambar: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

B. Kondisi Geografis

Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah sebesar 2.430 ha atau

sebesar 4,79 persen dari total luas Kabupaten Bantul. Luas wilayah tersebut

dibagi ke dalam 4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Pandak. Data

pada tabel 4.2 menerangkan tentang luas desa di Kecamatan Pandak. Desa

Caturharjo memiliki luas sebesar 593 km2 dengan persentase terhadap luas

Kecamatan Pandak sebesar 24,40 persen. Desa Triharjo memiliki luas sebesar

634 km2 dengan persentase sebesar 26,46 persen. Desa Gilangharjo memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

luas sebesar 726 km2 dengan persentase sebesar 29,88 persen. Desa Wijirejo

memiliki luas sebesar 468 km2 dengan persentase terhadap luas Kecamatan

Pandak sebesar 19,26 persen.

Tabel 4.2 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015


Persentase terhadap
2
No Desa Luas (km ) Luas Kecamatan
Pandak
1. Caturharjo 593 24,40
2. Triharjo 643 26,46
3. Gilangharjo 726 29,88
4. Wijirejo 468 19,26
Kecamatan 2.430 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Berdasarkan data statistik daerah Kecamatan Pandak tahun 2016

penggunaan lahan di Kecamatan Pandak Bantul sebagian besar digunakan

untuk lahan bukan pertanian yaitu sebesar 1.452 hektar atau 59,57 persen.

Penggunaan lahan bukan pertanian sebagian besar digunakan masyarakat

untuk lahan pemukiman sedangkan 978 hektar atau 40,25 persen dari

penggunaan lahan di Kecamatan Pandak Bantul digunakan untuk lahan

pertanian seperti penggunaan lahan untuk persawahan dan perkebunan.

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pandak Tahun 2015


Persentase terhadap
No Uraian (Ha) Luas Kecamatan
Pandak
1. Lahan Pertanian 978 40,25
2. Lahan Bukan Pertanian 1.452 59,75
Kecamatan 2.430 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

C. Pemerintahan

1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak

Visi pembangunan dari Kecamatan Pandak yaitu ’’Pandak Berwira

Intan, Berbudaya dan Agamis”. Visi tersebut mempunyai pengertian:

a. Berwira Intan

Mengandung makna pada upaya peningkatan kesejahteraan lewat

usaha meningkatkan bidang pariwisata, kerajinan, industri rumah

tangga dan pertanian.

b. Berbudaya dan Agamis

Visi tersebut dimaksudkan agar upaya peningkatan kesejahteraan

selaras dengan pengembangan budaya dan dalam lingkungan

kehidupan yang agamis menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan

batin.

Misi Kecamatan Pandak adalah sebagai berikut:

a. Tercapainya peningkatan kehidupan beragama masyarakat


b. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan masyarakat
c. Tercapainya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
d. Terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik
e. Tercapainya pelayanan prima
f. Terfasilitasinya usaha pengembangan wisata
g. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan
h. Tercapainya ketersediaan pangan masyarakat dan kelestarian
lingkungan
i. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
j. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah

2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak

Struktur organisasi merupakan gambaran pemisahan kegiatan

pekerjaan antara divisi yang satu dengan divisi lainnya dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

organisasi. Peraturan PERDA No. 18 Tahun 2007 struktur organisasi

Kecamatan Pandak sebagai berikut:

a. Camat : Drs. Agus Sulistiyana, MM


b. Sekretaris Camat : Sujarwo, SE
1) Ka. Sub. Bag. Umum : Purwanti, S.Ip
Fitri Mulyani, S.Ip
Murtijo
2) Ka. Sub. Program. Keuangan : Surani, BA
Bardiman
Nur Hayati
c. Jabatan Fungsional : Hari Jumarwati
d. Ks. T. Pemerintahan : Sarwanto, S.Ip, MM
Jumanta
Suharsyati. P
Kasiran
Fauzi Afnan
e. Ks. Ketentraman. Ketertiban : Sarwadi Junianto, SH
Muhidin
Sumaryono
f. Ks. Pelayanan : Subaryata, SH
Sukesi Heruwanti
g. Ks. Ek. Bang dan L. H : Sri Sudewi, S.T, M. Ph
Sudarmo
h. Ks. Kemasyarakatan : Subiyanto, S. Ip, M.Ap
Bonirah, S. Ip
Kardi

Berikut ini merupakan data tentang pedukuhan dan Rukun

tetangga (RT) per desa di Kecamatan Pandak.

Tabel 4.4 Jumlah Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT)


Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
Jumlah
No Desa
Pedukuhan Rukun Tetangga
1. Caturharjo 14 77
2. Triharjo 10 63
3. Gilangharjo 15 91
4. Wijirejo 10 61
Kecamatan 49 292
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Kecamatan Pandak mempunyai 49 pedukuhan dan 292 Rukun

Tetangga (RT) yang tersebar di empat desa. Desa Gilangharjo merupakan

desa yang mempunyai pedukuhan dan rukun tetangga (RT) terbanyak

dibandingkan dari desa lainya. Data mengenai banyaknya pedukuhan dan

RT per desa di Kecamatan Pandak dijelaskan pada tabel 4.4. Desa

Caturharjo terbagi menjadi 14 pedukuhan dan 77 RT, Desa Triharjo

terbagi menjadi 10 pedukuhan dan 63 RT, Desa Gilangharjo terbagi

menjadi 15 pedukuhan dan 91 RT, dan terakhir Desa Wijirejo terbagi

menjadi 10 pedukuhan dan 61 RT.

3. Kependudukan

Data mengenai keadaan penduduk di Kecamatan Pandak dapat

dilihat dari data jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.

Rasio jenis kelamin ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat

menunjukkan jumlah penduduk produktif dan non produktif. Jumlah

penduduk berdasarkan penggolongan mata pencaharian dapat

menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat sedangkan

tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan pola berpikir penduduk

tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 4.5 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Desa
di Kecamatan Pandak Tahun 2015

No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio


1. Caturharjo 5.401 5.526 97.74
2. Triharjo 6.175 6.113 101,01
3. Gilangharjo 7.541 7.505 100,48
4. Wijirejo 5.267 5.422 97,14
Kecamatan 24.384 24.566 99,26
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Estimasi data hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, pada tahun 2015 jumlah

penduduk Kecamatan Pandak sebanyak 48.950 jiwa yang terdiri dari

24.384 laki-laki dan 24.566 perempuan. Sex ratio Kecamatan Pandak

adalah 99,26 persen yang berarti perbandingan penduduk laki-laki

terhadap perempuan relatif sama. Tabel 4.5 menjelaskan tentang

banyaknya penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio per desa di

Kecamatan Pandak.

Komposisi penduduk berdasarkan usia di Kecamatan Pandak

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.6. Penggolongan penduduk

berdasarkan umur bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah penduduk

yang belum produktif, penduduk yang produktif, dan penduduk yang

sudah tidak produktif. Penduduk yang belum produktif yaitu penduduk

berumur kurang dari 15 tahun. Penduduk yang produktif yaitu penduduk

berumur antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Golongan penduduk

yang sudah tidak produktif yaitu penduduk berumur lebih dari 65 tahun.

Penduduk di wilayah Kecamatan Pandak didominasi oleh penduduk usia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

produktif yaitu sebesar 32.938 jiwa atau 67,29 persen, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Kecamatan

Pandak Bantul sudah siap untuk bekerja. Penduduk yang belum produktif

berjumlah 10.599 atau 21,65 persen sedangkan untuk penduduk yang

sudah tidak produktif berjumlah 5.413 penduduk atau 11,06 persen dari

jumlah seluruh penduduk.

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia


di Kecamatan Pandak Tahun 2015
Persentase Penduduk
No Umur (Th) Jumlah
Berdasarkan Usia
1 <15 10.599 21,65
2 15-65 32.938 67,29
3 >65 5.413 11,06
Jumlah 48.950 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016

Tabel 4.7 menjelaskan mengenai komposisi penduduk

berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pandak. Mayoritas

penduduk di Kecamatan Pandak bermata pencaharian sebagai petani dan

peternak, jumlah penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani

sebanyak 16.914 orang penduduk dengan persentase 61,28 persen,

sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak

berjumlah 6.424 orang penduduk atau 23,27 persen. Persentase mata

pencaharian paling rendah terdapat pada pensiunan (PNS) dan

pengarajin/industri kecil yang masing-masing mempunyai persentase

sebesar 0,27 persen. Usaha kerajinan atau industri di Kecamatan Pandak

sangat beraneka ragam seperti industri batik, kerajinan bunga kering,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

industri makanan yaitu lanthing, keripik pisang, emping melinjo, dan

keripik ikan.

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian


di Kecamatan Pandak 2015
Persentase
Jumlah
No Mata Pencaharian Penduduk Menurut
Penduduk
Mata Pencaharian
1 Petani 16.914 61,28
2 Pengusaha Sedang/Kecil 74 0,27
3 Pengrajin/Industri Kecil 597 2,16
4 Buruh Industri 787 2,85
5 Buruh Bangunan 1.105 4,00
6 Buruh Pertambangan 930 3,37
7 Pedangang 276 1,00
8 PNS 325 1,18
9 ABRI 95 0,34
10 Pensiunan
75 0,27
(Pegawai Negeri Sipil)
11 Peternak 6.424 23,27
Total 27.602 100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016

Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk

mengetahui kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan

dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Tingkat pendidikan penduduk

di Kecamatan Pandak disajikan dalam tabel 4.8. Tingkat pendidikan

penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan

perguruan tinggi yakni sebanyak 14.457 dengan persentase 36,07 persen,

hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan Pandak

memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan. Banyaknya penduduk

yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu meningkatkan

pembangunan di daerah tersebut karena memiliki kualitas sumber daya

manusia yang memadai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel 4.8 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Tahun 2015
Persentase Penduduk
Jumlah
No Tingkat Pendidikan Menurut Tingkat
Penduduk
Pendidikan
1. Buta Huruf 6 0,01
2. Belum Sekolah 5.126 12,79
3. Tidak Tamat
4.223 10,54
SD/Sederajat
4. Tamat SD/Sederajat 6.574 16,40
5. Tamat SMP/Sederajat 779 1,94
6. Tamat SMA/Sederajat 8.913 22,34
7. Tamat Diploma dan
14.457 36,07
Perguruan Tinggi
Jumlah 40.078 100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016

D. Sekilas Tentang UMKM Batik di Pandak Bantul

Batik di Pandak terbagi menjadi empat jenis batik yaitu batik tulis,

batik lukis, batik cap, dan kombinasi batik tulis dan batik cap. Gambaran

umum dari UMKM Batik di Pandak Bantul dapat dilihat dari bagaimana awal

mula berdirinya UMKM Batik di Pandak Bantul, bagaimana cara pelaku

usaha memasarkan produknya, dan apa saja kelemahan yang dihadapi oleh

pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.

1. Sejarah Singkat UMKM Batik di Pandak Bantul

Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari

profesi masyarakat sebagai buruh batik di kota Yogyakarta. Awalnya

buruh batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang

mencukupi untuk membuat batik, namun pemilik usaha di tempat mereka

bekerja sering memberikan pelatihan membatik terhadap para buruh

batik tersebut. Pengalaman membatik itulah yang mampu membantu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

mereka membuat batik dengan berbagai motif. Bermodalkan pengalaman

semasa bekerja pada industri batik di kota Yogyakarta maka para buruh

tersebut memberanikan diri untuk mendirikan usaha batik sendiri sebagai

usaha mereka. Usaha Batik di Kecamatan Pandak sudah menjadi budaya,

sehingga batik menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakat

yang berada di Kecamatan Pandak.

Data dari Disperindagkop Bantul menyebutkan bahwa total

UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan Pandak sebanyak 46

UMKM Batik. UMKM Batik tersebut tersebar pada tiga kelurahan yakni

di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan Kelurahan Gilangharjo.

Kelurahan Wijirejo kini sudah menjadi salah satu sentra batik di DIY.

Batik di kelurahan tersebut dikenal dengan teknik batik cap, dengan

perwarnaan sogan (hitam, coklat, biru, dan putih), dan motif tradisional.

Kelurahan Gilangharjo saat ini telah ditetapkan oleh pemerintah setempat

sebagai desa budaya batik karena sebagian besar pelaku UMKM Batik di

sana memproduksi batik klasik yang kental akan budaya. Batik di

kelurahan Gilangharjo lebih dikenal dengan batik lukis dan tulis dengan

motif tradisional, modern dan kontemporer. Batik di Kelurahan Triharjo

pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan batik di wilayah Gilangharjo,

namun keunggulannya adalah mereka sudah menggunakan perwarna

alami yang awet dan ramah lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

2. Pemasaran dan Harga Produk UMKM Batik

Pengusaha batik di Pandak Bantul awalnya memasarkan hasil

produksinya hanya ke pasar Beringharjo Yogyakarta, namun saat ini

pemasaran batik di Kecamatan Pandak telah merambah ke pasar nasional

dan internasional walaupun secara tidak langsung. UMKM Batik di

Pandak Bantul sebagian besar telah memiliki pelanggan tetap, mereka

memasok ke beberapa galeri lukisan dan toko batik di kota Yogyakarta.

Pengusaha batik juga bekerja sama dengan pihak travel agent dan hotel

untuk membawa wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata batik di

tempat produksi batiknya.

Harga jual batik di setiap wilayah berbeda-beda karena harga

tersebut tergantung dengan tingkat kerumitan dan kesulitan dalam proses

membantik. Kelurahan Wijirejo mematok harga yang lebih rendah dari

yang lainnya karena mereka lebih banyak menggunakan teknik cap.

Wilayah Gilangharjo dan Triharjo mematok harga lebih tinggi karena

batik di wilayah tersebut menggunakan teknik tulis. Motif batik tulis

tradisional mempunyai harga lebih mahal karena cara pembuatannya

sangat rumit.

3. Kelemahan Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul

Kesuksesan UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul belum

merata, hal ini disebabkan oleh adanya kelemahan pada pelaku UMKM

Batik. Kelemahan tersebut terjadi karena sebagian besar dari pelaku

UMKM Batik masih enggan untuk hadir dalam pelatihan dan pameran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

yang sudah disediakan oleh pemerintah setiap tahunnya. Pelaku UMKM

Batik lebih fokus pada produksi batik daripada pemasaran dan

pengembangan usahanya, hal ini disebabkan oleh sebagian besar dari

pelaku UMKM Batik memproduksi sendiri batiknya dengan alasan

menjaga kualitas produk. Wilayah Triharjo dan Gilangharjo memiliki

kelemahan tersendiri yakni akses menuju wilayah tersebut masih sulit

dijangkau oleh konsumen, sehingga pelaku UMKM Batik di sana harus

berinisiatif memasarkan produknya keluar dari wilayah tersebut. Berbeda

dengan wilayah Wijirejo yang berada di pinggir jalan utama sehingga

mempermudah konsumen untuk menemukan tempat tersebut.

E. Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Batik

Bapak Budi sebagai Ketua Paguyuban UMKM Batik mengatakan

bahwa alat untuk membatik yang digunakan dalam proses pembuatan batik

tulis dan batik lukis berbeda dengan alat yang digunakan untuk membuat

batik cap. Batik tulis dan batik lukis menggunakan canting untuk membatik,

sedangkan batik cap menggunakan cetakan batik cap yang terbuat dari

tembaga, cetakan ini sudah mempunyai pola gambar sehingga pengrajin batik

tidak perlu membuat pola pada selembar kain. Alat dan bahan yang

digunakan dalam proses pembuatan batik tulis atau batik lukis dengan

pembuatan batik cap juga berbeda. Berikut ini adalah jenis alat dan bahan

yang digunakan untuk membuat batik yang dikemukakan oleh Bapak Budi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

1. Batik Tulis dan Batik Lukis

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan batik tulis dan

batik lukis adalah:

a. Meja, meja tersebut digunakan untuk meratakan kain pada saat

proses pembuatan pola awal batik. Meja tersebut biasanya terbuat

dari papan triplek berukuran 2x1,5 meter atau sesuai dengan ukuran

kain batik tersebut.

b. Canting, canting merupakan alat untuk menggambar motif batik di

kain yang sudah mempunyai pola gambar.

c. Kain kecil, biasanya kain ini diletakan pada bagian paha pembatik

untuk melindungi bagian kaki pembatik agar tidak terkena tetesan

lilin malam batik.

d. Kain katun, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Kain ini

biasanya berukuran 2x1,15 meter untuk batik tulis, sedangkan untuk

batik lukis ukuran kain menyesuaikan pesanan.

e. Lilin malam, bahan ini digunakan untuk menutup pola tertentu agar

tidak terkena warna dalam proses pewarnaan.

f. Wajan dan kompor kecil, alat ini berfungsi untuk melelehkan lilin

malam. Saat proses membatik kompor kecil yang digunakan harus

selalu dalam keadaan menyala agar lilin malam tidak membeku.

g. Gawangan, merupakan tempat untuk meletakan kain yang akan di

batik, biasanya alat ini terbuat dari kayu kecil atau bambu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

2. Batik Cap

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik cap adalah:

a. Kasur atau bantalan, kasur digunakan sebagai bantalan kain katun

agar hasil batik yang diperoleh mempunyai kualitas yang baik.

b. Meja, meja berfungsi untuk meletakan kain katun dalam proses

pembuatan batik cap. Biasanya meja tersebut mempunyai tinggi 1,5

meter dengan luas permukaan meja 2x1,5 meter.

c. Alat cap, dalam pembuatan batik tulis alat yang digunakan untuk

memberikan motif batik adalah canting, sedangkan pada proses

pembuatan batik cap cetakan cap merupakan alat paling utama dalam

pembuatan batik cap. Alat ini digunakan untuk memberikan motif

batik pada kain katun.

d. Tungku dan wajan, dalam proses pembuatan batik cap tungku dan

wajan yang digunakan lebih besar daripada tungku dan wajan yang

digunakan dalam proses pembuatan batik tulis dan lukis. Tungku

dalam pembuatan batik cap saat ini bisa menggunakan kompor gas,

wajan tempat menampung lilin malam juga harus lebih besar karena

lilin malam yang digunakan pada saat pembuatan batik cap lebih

banyak dibandingkan pada pembuatan batik tulis dan batik lukis.

e. Kain kecil, kain ini dimasukan ke dalam wajan yang berfungsi untuk

menyaring cairan lilin malam agar tidak ada kotoran dari lilin

tersebut yang melekat pada cetakan batik cap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

f. Lilin malam, bahan ini digunakan untuk membuat pola batik pada

kain katun.

3. Batik Kombinasi Tulis dan Cap

Alat dan bahan dalam pembuatan batik kombinasi merupakan

perpaduan alat dan bahan yang digunakan pada proses membuat batik

cap dan batik tulis. Pembuatan batik kombinasi diawali dengan proses

pembatikan batik cap terlebih dahulu kemudian baru masuk ke dalam

proses pembuatan batik lukis.

F. Proses Pembuatan Batik

Setelah menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membatik

Bapak Budi juga menjelaskan proses pembuatan batik. Bapak Budi

mengatakan bahwa proses pembuatan batik tulis dan batik lukis lebih rumit

dibandingkan pembuatan batik cap karena pembuatan batik tulis dan batik

lukis harus dilakukan satu persatu mengikuti pola gambar yang sudah dibuat.

Proses pembuatan batik cap hanya menggunakan cetakan cap yang sudah

tersedia tanpa harus menggambarkan pola dasar. Batik tulis dan batik lukis

mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan harga batik cap kerena

batik ini mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi dan mempunyai nilai seni

yang begitu tinggi. Proses pembuatan batik tulis dan batik lukis memerlukan

waktu yang lama karena proses pembuatan batik ini dilakukan berulang kali

sesuai dengan kerumitan pola dasar yang dibuat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

1. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Tulis dan Lukis

a. Membuat pola dasar atau molani, dalam proses ini kain katun di

gambar sesuai dengan pesanan atau selera dari pelaku UMKM Batik.

b. Melukis pola dengan lilin malam menggunakan canting, tahap ini

dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan bagian

yang ditutupi tidak terkena pewarna.

c. Proses pewarnaan pada bagian kain yang tidak ditutupi lilin malam

dilakukan dengan cara memasukkan kain tersebut kedalam pewarna.

d. Penjemuran dan pengeringan, setelah tahap pewarnaan tahap

selanjutnya adalah tahap penjemuran agar kain dapat di proses ke

tahapan berikutnya.

e. Lilin malam yang masih melekat pada kain dihilangkan dengan cara

memasukkan kain tersebut dalam air panas di atas tungku yang

sudah tersedia. Setelah lilin malam hilang selanjutnya kain tersebut

di jemur kembali.

f. Perwarnaan dilakukan tergantung berapa banyak motif warna yang

ingin diberikan pada suatu kain batik yang dibuat.

g. Setelah proses pewarnaan selesai maka proses selanjutnya adalah

merendam kain tersebut dalam air panas untuk menghilangkan sisa-

sisa lilin malam yang melekat pada kain batik. Tahap akhir dari

pembuatan batik tulis dan lukis adalah mencuci batik tersebut agar

bersih dan menjemurnya supaya kering.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Cap

a. Kain katun diletakan di atas meja dengan dilapisi alas kasur atau

bantalan.

b. Alat cap dimasukan kedalam cairan lilin malam, alat cap harus

masuk merata dalam cairan lilin malam. Kemudian tahap selanjutnya

adalah kain di cap dengan cara menekan alat cap pada kain, tahapan

ini dilakukan berulang-ulang.

c. Pewarnaan, dalam proses ini kain yang sudah selesai di cap

dimasukan dalam pewarna.

d. Setelah proses pewarnaan selesai maka proses selanjutnya adalah

merebus kain batik tersebut dalam air panas agar sisa-sisa lilin

malam yang melekat hilang.

e. Proses terakhir dalam pembuatan batik cap adalah mencuci batik

tersebut dan menjemurnya.

3. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Kombinasi Batik Tulis dan

Batik Cap

a. Tahap pertama yang harus dilakukan pada proses pembuatan batik

kombinasi adalah kain katun terlebih dahulu di cap.

b. Kedua, setalah kain katun di cap selanjutnya menutupi pola dari

batik cap dengan lilin malam menggunakan canting, tahap ini

dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan bagian

yang ditutupi tidak terkena pewarna.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

c. Ketiga, proses pewarnaan pada bagian kain yang tidak ditutupi lilin

malam dilakukan dengan cara memasukkan kain tersebut kedalam

pewarna.

d. Cara selanjutnya dalam pembuatan batik kombinasi adalah proses

menjemuran kain batik, setelah kering kemudian kain tersebut

dimasukkan ke dalam air panas hal ini dilakukan untuk membuang

sisa-sisa dari lilin malam dan di jemur kembali. Satelah kain tersebut

kering langkah selanjutnya menutupi kembali pola dengan lilin

malam, proses ini akan dilakukan berulang kali sesuai dengan berapa

banyak motif dan warna yang diinginkan konsumen dan pemilik

UMKM Batik.

e. Tahap terakhir dalam proses pembuatan batik kombinasi adalah

memasukkan kain dalam air panas, mencuci kain tersebut dan

menjemur kain tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Responden

Berikut ini merupakan penyajian data responden yaitu responden

sebagai pelaku UMKM Batik dan responden karyawan yang bekerja pada

UMKM Batik di Pandak Bantul.

1. Data Responden Pelaku UMKM Batik

Tabel 5.1 Responden Pelaku UMKM Batik


Total Data Diperindagkop 46
Sudah Tidak Memproduksi Batik (9)
UMKM Batik Yang Bergabung (7)
Total Responden 30
Sumber Data: Diolah

Responden pelaku UMKM Batik berjumlah 30 responden.

Awalnya total responden pelaku UMKM Batik secara keseluruhan

berjumlah 46 responden. Data ini didapat dari dinas Disperindagkop

Kabupaten Bantul. Peneliti tidak mendapatkan data dari 16

responden pelaku UMKM Batik karena 9 responden pelaku UMKM

Batik sudah tidak memproduksi batik lagi sedangkan 7 responden

pelaku UMKM Batik lainya merupakan UMKM Batik gabungan

yang dimiliki satu keluarga tetapi terdaftar sebagai usaha yang

terpisah.

Tabel di bawah ini merupakan tabel karakteristik responden

pelaku UMKM Batik yang sudah berhasil diperoleh dari proses

penyebaran kuesioner.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik


Berdasarkan Status
Status Responden Pelaku Jumlah Responden Persentase
UMKM Batik Pelaku UMKM Batik (%)
Pemilik Merangkap
30 100
Sebagai Pimpinan
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa seluruh responden

pelaku UMKM Batik berstatus sebagai pemilik UMKM Batik dan

merangkap sebagai pimpinan di UMKM Batik tersebut. Kondisi ini

menunjukkan bahwa pelaku UMKM Batik mengelola sendiri usaha

tersebut tanpa ada pemisahan tugas antara pemilik dan pimpinan

usaha.

Bentuk badan usaha UMKM Batik di Pandak Bantul adalah

usaha perseorangan. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh kegiatan

bisnis pelaku UMKM Batik dilakukan sendiri oleh pemilik UMKM

Batik.

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik


Berdasarkan Bentuk Badan Usaha
Bentuk Badan Usaha Jumlah Responden Persentase
Pelaku UMKM Batik Pelaku UMKM Batik (%)
Perseorangan 30 100
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

Tabel 5.4 menunjukkan pelaku UMKM Batik di Pandak

Bantul mayoritas beragama Islam, dari 30 responden pelaku UMKM

Batik 97 persen atau 29 responden beragama Islam sedangkan 1

responden lainya atau 3 persen beragama Katolik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik


Berdasarkan Agama
Jumlah Responden Persentase
Agama
Pelaku UMKM Batik (%)
Islam 29 97
Katolik 1 3
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

Berdasarkan data pada tabel 5.5 sebanyak 19 responden

pelaku UMKM Batik dengan persentase 63 persen berjenis kelamin

laki-laki sedangkan 11 responden pelaku UMKM Batik dengan

persentase sebesar 37 persen berjenis kelamin perempuan.

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik


Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Responden Persentase
Jenis Kelamin
Pelaku UMKM Batik (%)
Perempuan 11 37
Laki-Laki 19 63
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

Data yang disajikan pada tabel 5.6 merupakan data responden

pelaku UMKM Batik berdasarkan pendidikan. Responden pelaku

UMKM Batik yang mempunyai tingkat pendidikan paling rendah

yaitu tidak tamat SD sebanyak 1 responden dengan persentase 3

persen sedangkan tingkat pendidikan paling tinggi yaitu sarjana

sebanyak 5 responden pelaku UMKM Batik dengan persentase 17

persen. Mayoritas pelaku UMKM Batik di Kecamatan Pandak

Bantul lulusan SLTA dan SD. Sebanyak 9 pelaku UMKM Batik

dengan persentase 29 persen lulusan SLTA sedangkan 8 pelaku

UMKM Batik dengan persentase 27 persen lulusan SD.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 5.6 Karakteristik Responden UMKM Batik


Berdasarkan Pendidikan
Jumlah Responden Persentase
Pendidikan
Pelaku UMKM Batik (%)
Tidak tamat SD 1 3
Tamat SD 8 27
Tamat SMP 5 17
Tamat SLTA 9 29
Diploma (D1/D2/D3) 2 7
Sarjana (D4/S1) 5 17
Paska Sarjana (S2/S3) 0 0
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

2. Data Responden Karyawan UMKM Batik

Berikut ini merupakan penyajian data tentang karyawan UMKM

Batik yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik


Berdasarkan Status
Jumlah Responden Persentase
Karyawan
Karyawan UMKM Batik (%)
Karyawan Tetap 30 50
Karyawan Tidak Tetap 30 50
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

Sampel responden karyawan UMKM Batik berjumlah 60

yang terdiri dari 30 responden karyawan tetap dan 30 responden

lainnya merupakan karyawan tidak tetap pada UMKM Batik.

Berdasarkan tabel 5.8, dari 60 sampel responden sebagai

karyawan tetap dan karyawan tidak tetap UMKM Batik dalam

penelitian ini, 39 dengan persentase 65 persen responden karyawan

UMKM Batik diantaranya adalah perempuan dan 21 responden

karyawan UMKM Batik dengan persentase 35 persen berjenis

kelamin laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik


Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Responden Persentase
Jenis Kelamin
Karyawan UMKM Batik (%)
Perempuan 39 65
Laki-Laki 21 35
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

Tabel 5.9 merupakan tabel karakteristik responden karyawan

UMKM Batik berdasarkan pendidikan. Seluruh karyawan yang

menjadi responden dalam penelitian ini mengenyam pendidikan

paling tinggi sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini

dibuktikan dengan tidak ada satupun responden karyawan UMKM

Batik mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Mayoritas

responden karyawan UMKM Batik dalam penelitian ini memiliki

pendidikan tamat SD/Sederajat dengan persentase sebesar 35 persen.

Tabel 5.9 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik


Berdasarkan Pendidikan
Jumlah Responden Persentase
Pendidikan
Karyawan UMKM Batik (%)
Tidak Sekolah 3 5
Tidak Tamat SD 9 15
Tamat SD/Sederajat 21 35
Tamat SMP 13 22
Tamat SMA 14 23
Perguruan Tinggi 0 0
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 21 responden karyawan

UMKM Batik bekerja selama 8-10 tahun, responden karyawan

UMKM Batik yang bekerja 5-7 tahun sebanyak 17 responden,

responden karyawan UMKM Batik yang bekerja 2-4 tahun sebanyak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

7 responden dan karyawan UMKM Batik yang bekerja di atas 10

tahun sebanyak 13 responden.

Tabel 5.10 Data Responden Karyawan UMKM Batik


Berdasarkan Lama Bekerja
Jumlah Responden Persentase
Lama Bekerja
Karyawan UMKM Batik (%)
2-4 tahun 7 12
5-7 tahun 19 32
8-10 tahun 21 35
>10 tahun 13 21
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden

karyawan UMKM Batik belum memiliki penghasilan sebelum

bekerja pada UMKM Batik. Sebanyak 7 responden karyawan

UMKM Batik memiliki penghasilan paling tinggi yaitu lebih dari

Rp2.000.000,00– Rp3.000.000,00. Sebanyak 8 responden karyawan

UMKM Batik memiliki penghasilan Rp600.000,00-1.000.000,00 dan

17 responden karyawan UMKM Batik memiliki penghasilan lebih

dari Rp1.000.000,00- Rp2.000.000,00.

Tabel 5.11 Data Penghasilan Responden Karyawan UMKM


Batik Sebelum Bekerja pada UMKM Batik
Besar Gaji Per Bulan Jumlah Responden Persentase
(Rp) Karyawan UMKM Batik (%)
0 28 47
600.000–1.000.000 8 13
>1.000.000– 2.000.000 17 28
>2.000.000–3.000.000 7 12
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

Data pada tabel 5.12 menunjukkan jumlah penghasilan

karyawan UMKM Batik setelah bekerja pada UMKM Batik. Dari 60

responden sebagai karyawan tetap dan karyawan tidak tetap yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

bekerja pada UMKM Batik, 17 karyawan memiliki penghasilan

sebesar Rp600.000,00-Rp1.000.000,00, 32 responden karyawan

UMKM Batik memilik penghasilan lebih dari Rp1.000.000,00–

Rp2.000.000,00 dan 11 karyawna UMKM Batik memiliki

penghasilan lebih dari Rp2.000.000,00–Rp3.000.000,00.

Tabel 5.12 Data Penghasilan Responden Karyawan UMKM


Batik Sesudah Bekerja pada UMKM Batik
Besar Gaji Per Bulan Jumlah Responden Persentase
(Rp) Karyawan UMKM Batik (%)
600.000–1.000.000 17 13
>1.000.000–2.000.000 32 28
>2.000.000–3.000.000 11 12
Total 60 100
Sumber Data: Diolah

B. Deskripsi dan Analisis Data

1. Implementasi CSR Sosial Oleh Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul

a. Analisis Data Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial Pelaku UMKM

Batik

Berikut ini merupakan penyajian data statistik deskriptif

Indeks CSR Sosial pelaku UMKM Batik jika perhitungan data

dihitung per pelaku UMKM Batik. Dasar pembuatan data statistik

deskriptif dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 116, data tersebut

mengenai indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

5.13 Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial


Per Pelaku UMKM Batik
Statistik Nilai
N 30
Mean 0,63
Tertinggi 0,96
Terendah 0,19
Standar Deviasi 0,20
Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 5.13, rata-rata indeks CSR Sosial yang

dilakukan oleh 30 responden pelaku UMKM Batik dalam penelitian

ini sebesar 0,63 dengan standar deviasi sebesar 0,20. CSR tertinggi

dalam penelitian ini dilakukan oleh Batik Lanthing dengan indeks

CSR Sosial sebesar 0,96 sedangkan CSR terendah dilakukan oleh

Batik Mawar dengan indeks CSR Sosial sebesar 0,19.

b. Analisis UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori CSR Sosial

Tinggi dan Rendah

Berikut ini merupakan penyajian data UMKM Batik yang

masuk kategori CSR Sosial tinggi dan rendah. Data mengenai setiap

pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi

dan rendah dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 116.

5.14 UMKM Batik Masuk Kategori


CSR Sosial Tinggi dan Rendah
Jumlah Responden Persentase
Kategori
Pelaku UMKM Batik (%)
CSR Sosial Tinggi 21 70
CSR Sosial Rendah 9 30
Total 30 100
Sumber Data: Diolah

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari 30 responden pelaku

UMKM Batik, 21 responden pelaku UMKM Batik dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

persentase 70 persen masuk dalam kategori UMKM Batik yang

mengimplementasikan CSR tinggi sedangkan 9 responden pelaku

UMKM Batik dengan persentase 30 persen masuk dalam kategori

UMKM Batik yang mengimplementasikan CSR rendah.

c. Analisis Implementasi CSR Berdasarkan Kategori CSR Sosial

Setelah peneliti melakukan analisis implementasi CSR per

pelaku UMKM Batik maka tahap selanjutnya peneliti akan

melakukan analisis CSR Sosial per kategori. Kategori CSR Sosial

terbagi atas 3 kategori yaitu kategori sosial praktik ketenagakerjaan

dan kenyamanan kerja, kategori sosial hak asasi manusia dan

kategori sosial karyawan dan masyarakat. Berikut ini akan disajikan

data persentase dari jawaban responden pelaku UMKM Batik

berdasarkan kategori CSR Sosial:

1) Kategori Sosial Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan

Kerja

Pengungkapan CSR Sosial kategori praktik

ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja diukur menggunakan 13

item pernyataan mulai dari G4-LA1 sampai dengan G4-LA13.

Data perhitungan CSR Sosial kategori praktik ketenagakerjaan

dan kenyamanan kerja dapat dilihat pada lampiran 7 halaman

122. Tabel 5.15 di bawah ini menunjukkan hasil implementasi

CSR Sosial kategori praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan

kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 5.15 CSR Sosial Praktik Ketenagakerjaan


dan Kenyamanan Kerja
Pernyataan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Ya (%) Tidak (%)
G4-LA1 4 13 26 87
G4-LA2 22 73 8 27
G4-LA3 30 100 0 0
G4-LA4 20 67 10 33
G4-LA5 24 80 6 20
G4-LA6 25 83 5 17
G4-LA7 25 83 5 17
G4-LA8 9 30 21 70
G4-LA9 3 10 27 90
G4-LA10 20 67 10 33
G4-LA11 11 37 19 63
G4-LA12 16 53 14 47
G4-LA13 27 90 3 10
Jumlah 236 154
Persentase 60,51 39,49
Sumber Data: Diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.15 di atas,

persentase implementasi CSR Sosial kategori praktik

ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja sebesar 60,51 persen.

Dari 13 item indikator yang ada, item indikator G4-LA3

mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 100

persen. Pernyataan G4-LA3 yaitu “memperbolehkan karyawan

untuk berhenti kerja sementara karena sedang hamil”.

Sedangkan pernyataan G4-LA9 memiliki persentase sangat

rendah yaitu sebesar 10 persen atau 3 responden pelaku UMKM

Batik menjawab “Ya” sedangkan 27 pelaku UMKM lainnya

menjawab “Tidak”. Pernyataan item indikator G4-LA9 yaitu

“memiliki jam pelatihan karyawan”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Item pernyataan G4-LA13, G4-LA6 dan G4-LA7, G4-

LA5, dan G4-LA2 mempunyai persentase yang cukup tinggi.

pernyataan G4-LA13 mempunyai persentase sebesar 90 persen,

pernyataannya yaitu “menerima pengaduan karyawan mengenai

masalah ketenagakerjaan”. Pernyataan G4-LA6 dan G4-LA7

dengan persentase 83 persen, pernyataannya yaitu “memberikan

informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan” dan

“memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit”.

Pernyataan G4-LA5 memiliki persentase 80 persen,

pernyataannya yaitu “menerima saran dari pekerja mengenai

keselamatan kerja”. Pernyataan G4-LA2 memiliki persentase 73

persen, pernyataannya yaitu “memberikan tambahan upah bagi

karyawan yang bekerja dengan baik”.

Item pernyataan G4-LA4 dan G4-LA10, dan G4-LA12

merupakan pernyataan dengan persentase sedang. Pernyataan

G4-LA4 dan G4-LA10 memiliki persentase sebesar 67 persen,

pernyataannya yaitu “memberitahukan kepada karyawan

mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan

tersebut ditetapkan” dan “adanya pelatihan bagi setiap

karyawan”. Pernyataan G4-LA12 mempunyai persentase 53

persen, pernyataannya yaitu “pemilihan pemasok bahan baku

berdasarkan keriteria tertentu”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Item pernyataan G4-LA11, G4-LA8, dan G4-LA1

merupakan pernyataan dengan persentase rendah. Pernyataan

G4-LA11 mempunyai persentase 37 persen, pernyataannya yaitu

“memberikan perkembangan jenjang pekerjaan pada karyawan”.

Pernyataan G4-LA8 mempunyai persentase 30 persen,

pernyataannya yaitu “memberikan jaminan kesehatan kepada

karyawan”, Pernyataan G4-LA1 mempunyai persentase 13

persen, pertanyaannya yaitu “pemilihan karyawan berdasarkan

kelompok umur, gender dan wilayah”.

2) Kategori Sosial Hak Asasi Manusia

Pengungkapan kategori sosial hak asasi manusia diukur

menggunakan 7 item pernyataan yaitu G4-HR1 sampai dengan

G4-HR7. Data perhitungan CSR Sosial kategori hak asasi

manusia dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 123. Tabel 5.16

di bawah ini menunjukkan hasil implementasi CSR Sosial

kategori hak asasi manusia:

Tabel 5.16 CSR Kategori Sosial Hak Asasi Manusia


Pernyataan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Ya (%) Tidak (%)
G4-HR1 15 50 15 50
G4-HR2 10 33 20 67
G4-HR3 10 33 20 67
G4-HR4 27 90 3 10
G4-HR5 28 93 2 7
G4-HR6 29 97 1 3
G4-HR7 25 83 5 17
Jumlah 144 66
Persentase 68,57 31,43
Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.16 di atas,

persentase implementasi CSR Sosial kategori hak asasi manusia

sebesar 68,57 persen. Indikator G4-HR6 merupakan pernyataan

yang mempunyai persentase paling tinggi yaitu sebesar 97

persen atau sebanyak 29 responden pelaku UMKM Batik

menjawab “Ya” dan 3 responden pelaku UMKM Batik

menjawab “Tidak”. G4-HR6 merupakan item pernyataan

tentang “mengetahui adanya dampak negatif akibat pelanggaran

hak asasi manusia”.

G4-HR2 dan G4-HR3 merupakan item yang mempunyai

persentase yang paling rendah. Dari 30 pelaku UMKM Batik, 10

diantaranya menjawab “Ya” dengan persentase 33 persen

sedangkan 20 pelaku UMKM dengan persentase 67 persen

menjawab “Tidak”. Pertanyaan G4-HR2 yaitu tentang

“memberikan pengetahuan mengenai hak asasi manusia kepada

karyawan” dan pertanyaan G4-HR3 yaitu tentang “mengetahui

dan membantu untuk tidak memperkerjakan karyawan di bawah

umur”.

Pernyataan G4-HR5, G4-HR4 dan G4-HR7 merupakan

pernyataan pada kategori CSR Sosial kategori hak asasi manusia

yang mempunyai persentase yang cukup tinggi. Pernyataan G4-HR5

mempunyai persentase sebesar 93 persen, pertanyaannya yaitu

“sadar dan menghormati hak asasi manusia”. Pernyataan G4-HR4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

mempunyai persentase 90 persen, pertanyaannya yaitu

“mengetahui bahwa proses produksi tidak melanggar hak

karyawan dan masyarakat sekitar”. Pernyataan G4-HR7

mempunyai persentase sebesar 83 persen, pertanyaannya yaitu

“turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif akibat

pelanggaran hak asasi manusia”. Sedangkan pernyataan G4-HR1

mempunyai persentase rendah yaitu sebesar 50 persen,

pertanyaannya yaitu “membuat perjanjian kerja dengan

karyawan berkaitan hak asasi manusia”.

3) Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat

Kategori sosial karyawan dan masyarakat diukur

menggunakan 6 item pernyataan yaitu G4-SO1 sampai dengan

G4-SO7. Data mengenai CSR Sosial kategori karyawan dan

masyarakat dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 124. Tabel

5.17 di bawah ini menunjukkan hasil implementasi CSR Sosial

kategori karyawan dan masyarakat.

Tabel 5.17 CSR Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat


Pernyataan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Ya (%) Tidak (%)
G4-SO1 16 53 14 47
G4-SO2 24 80 6 20
G4-SO3 27 90 3 10
G4-SO4 2 7 28 93
G4-SO5 21 70 9 30
G4-SO6 24 80 6 20
Jumlah 114 66
Persentase 63,33 36,67
Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1.17 di atas,

persentase implementasi CSR Sosial kategori karyawan dan

masyarakat sebesar 63,33 persen. Dari 7 item pernyataan pada

kategori ini, pernyataan G4-SO3 mempunyai tingkat persentase

yang paling tinggi yaitu sebesar 90 persen atau sebanyak 27

pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan tersebut dengan

jawaban “Ya” sedangkan 10 persen atau 3 pelaku UMKM Batik

lainnya menjawab dengan jawaban “Tidak”. Pernyataan G4-

SO3 yaitu tentang “turut membayar denda apabila melanggar

aturan, peraturan di masyarakat/karyawan sekitar, dan undang-

undang”.

Pertanyaan G4-SO4 merupakan item pernyataan dengan

persentase paling rendah yaitu sebesar 7 persen, dari 30

responden pelaku UMKM Batik hanya 2 responden menjawab

pernyataan dengan jawaban “Ya” sedangkan 28 responden

lainnya atau 93 persen menjawab pernyataan dengan jawaban

“Tidak”. Pernyataan G4-SO4 yaitu tentang “memilih pemasok

bahan baku berdasarkan pertimbangan dari karyawan dan

masyarakat sekitar.”

Pernyataan G4-SO2 dan G4-SO6, dan G4-SO5

mempunyai persentase yang cukup tinggi. Pernyataan G4-SO2

dan G4-SO6 mempunyai persentase sebesar 80 persen,

pernyataannya yaitu “memberikan informasi kepada karyawan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

dan masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan

dampak negatif” dan “turut serta dalam menyelesaikan masalah

pengaduan karyawan dan masyarakat sekitarnya”. Pernyataan

G4-SO5 mempunyai persentase 70 persen, pernyataannya yaitu

“memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok bahan baku

memberikan dampak negatif terhadap karyawan dan

masyarakat”. Sedangkan pernyataan G4-SO1 mempunyai

persentase sebesar 53 persen, pernyataannya yaitu “melibatkan

karyawan dan masyarakat sekitar dalam setiap aktivitas bisnis.

2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik

a. Analisis Data Statistik Deskriptif Peningkatan Kesejahteraan

Karyawan UMKM Batik

Berikut ini merupakan penyajian data statistik deskriptif

peningkatan kesejahteraan karyawan jika perhitungan data dihitung

per karyawan UMKM Batik. Dasar pembuatan data statistik

deskriptif adalah indeks peningkatan kesejahteraan karyawan

UMKM Batik menurut BKKBN, data tersebut dapat dilihat pada

lampiran 4 halaman 117-118.

5.18 Statistik Deskriptif Indeks Peningkatan Kesejahteraan


Per Karyawan UMKM Batik
Statistik Nilai
N 60
Mean 0,67
Tertinggi 0,92
Terendah 0,50
Standar Deviasi 0,12
Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Berdasarkan tabel 5.18 rata-rata indeks peningkatan

kesejahteraan karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul sebesar

0,67 dengan standar deviasi sebesar 0,12. Peningkatan kesejahteraan

karyawan paling tinggi dirasakan oleh Ibu Puji sebagai karyawan

tetap Batik Cipto Rahmadhani dengan indeks kesejahteraan sebesar

0,92. Sedangkan peningkatan kesejahteraan karyawan terendah

dirasakan oleh 10 karyawan UMKM Batik diantaranya karyawan

tetap Batik Ida Lestari yaitu Bapak Gathang, karyawan tetap Batik

Chandra yaitu Bapak Rohmadi, karyawan tetap Batik Atha yaitu

Bapak Sar, karyawan tidak tetap Batik Erisa yaitu Ibu Tukijem,

karyawan tidak tetap Dirjo Batik yaitu Ibu Suarti, karyawan tidak

tetap Batik Nining yaitu Ibu Imah, karyawan tetap dan tidak tetap

Batik Gunawan yaitu Bapak Slamet dan Ibu Yuli, karyawan tetap

Batik Mujiman yaitu Ibu Pujini dan karyawan tidak tetap Batik

Ramadhani yaitu Ibu Nganti dengan indeks kesejahteraan 0,50.

b. Analisis Karyawan UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori

Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah

5.19 Karyawan UMKM Batik yang Masuk Dalam Kategori


Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah
Jumlah Responden Persentase
Kategori
Karyawan UMKM Batik (%)
Peningkatan
Kesejahteraan 50 83
Karyawan Tinggi
Peningkatan
Kesejahteraan 10 17
Karyawan Rendah
Total 60 100
Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Data pada tabel 5.19 di atas menunjukkan bahwa dari 60

responden karyawan UMKM Batik, sebanyak 50 responden

karyawan UMKM Batik dengan persentase 83 persen masuk dalam

kategori peningkatan kesejahteraan karyawan tinggi. Sedangkan 10

responden karyawan UMKM Batik dengan persentase 17 persen

masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan karyawan rendah.

Data terkait peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM

Batik dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 117-118.

c. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Berdasarkan Item

Indikator BKKBN

Setelah peneliti melakukan analisis peningkatan

kesejahteraan per karyawan UMKM Batik maka langkah selanjutnya

peneliti akan melakukan analisis peningkatan kesejahteraan

karyawan per item indikator BKKBN. Peningkatan kesejahteraan ini

diukur dengan 12 item pernyataan menurut indikator BKKBN. Dasar

perhitungan mengenai peningkatan kesejahteraan karyawan tersebut

dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 125-126. Berikut ini akan

disajikan data persentase dari jawaban responden karyawan UMKM

Batik berdasarkan item indikator BKKBN.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

5.20 Peningkatan Kesejahteraan Karyawan


Per Item Indikator BKKBN
Pernyataan Indikator Jumlah Persentase Jumlah Persentase
No
Peningkatan Kesejahteraan Ya (%) Tidak (%)
1 Penghasilan meningkat 41 68 19 32
2 Memiliki tabungan keluarga 23 38 37 62
Terbantu dalam biaya sekolah
3 59 98 1 2
anak
Terbantu dalam menanggung
4 59 1 2
biaya hidup sehari-hari 98
5 Memiliki alat transportasi 54 90 6 10
6 Rekreasi/liburan bersama 23 38 37 62
Memberikan sumbangan secara
7 14 23 46 77
teratur
Makan teratur dengan lauk-
8 32 53 28 47
pauk
Lingkungan sekitar tempat
9 56 93 4 7
tinggal sehat
10 Tempat tinggal layak huni 58 97 2 3
11 Renovasi tempat tinggal 8 13 52 87
Optimis terhadap masa depan
12 58 97 2 3
yang lebih baik
Jumlah 485 235
Persentase 67,36 32,64
Sumber Data: Diolah

Berdasarkan tabel 5.20 di atas, persentase peningkatan

kesejahteraan pada pernyataan nomor 1-12 sebesar 67,36 persen.

Peningkatan kesejahteraan yang paling tinggi dirasakan oleh

karyawan UMKM Batik pada pernyataan nomor 3 dan 4. Dari

pertanyaan nomor 3 dan 4 terdapat 59 karyawan dengan persentase 98

persen menjawab jawaban “Ya” dan hanya 1 responden lainnya

menjawab “Tidak”. Pernyataan nomor 3 yaitu “terbantu dalam biaya

sekolah anak” dan pernyataan nomor 4 mengatakan “terbantu dalam

menanggung biaya hidup sehari-hari”.

Pernyataan peningkatan kesejahteraan paling rendah dapat

dilihat pada pernyataan nomor 11, dari 60 karyawan UMKM Batik

terdapat 8 karyawan dengan persentase 13 persen menjawab jawaban

“Ya” sedangkan 52 karyawan atau dengan persentase 87 persen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

menjawab “Tidak”. Pernyataan indikator nomor 13 yaitu “renovasi

tempat tinggal”.

Pernyataan nomor 10 dan 12, nomor 9 dan 5 merupakan

pernyataan dengan persentase cukup tinggi. Indikator pernyataan

nomor 10 dan 12 mempunyai persentase sebesar 97 persen,

pernyataannya yaitu “tempat tinggal layak huni” dan “optimis

terhadap masa depan yang lebih baik”. Indikator pernyataan nomor 9

mempunyai persentase sebesar 93 persen dengan pernyataan

“lingkungan sekitar tempat tinggal sehat”. Pernyataan nomor 5

mempunyai persentase 90 persen dengan pertanyaan “memiliki alat

transportasi”.

Pernyataan nomor 1 dan 8 merupakan pernyataan dengan

persentase sedang. Pernyataan nomor 1 mempunyai persentase 68

persen, pernyataannya yaitu “penghasilan meningkat”. Pertanyaan

nomor 8 mempunyai persentase 53 persen dengan pernyataan “makan

teratur dengan lauk-pauk”.

Pernyataan nomor 2, 6 dan 7 merupakan pernyataan dengan

persentase rendah. Pernyataan nomor 2 dan 6 mempunyai persentase

sebesar 38 persen, pernyataannya yaitu “memiliki tabungan keluarga”

dan “rekreasi/liburan bersama”. Indikator pertanyaan nomor 7

mempunyai persentase sebesar 23 persen, dengan pernyataan

“memberikan sumbangan secara teratur”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

d. Hasil Analisis Crosstabulation Antara CSR Sosial Pelaku UMKM

Batik Dengan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik

Setelah melakukan analisi peningkatan kesejahteraan

karyawan pelaku UMKM Batik, selanjutnya peneliti melakukan

crosstabulation data antara CSR Sosial yang dilakukan oleh setiap

pelaku UMKM Batik dengan peningkatan kesejahteraan karyawan

masing-masing pelaku UMKM Batik (dasar crosstabulation data

dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 119-120). Hasil analisis data

CSR sebelumnya menunjukkan jumlah pelaku UMKM Batik yang

masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi sebanyak 21 UMKM Batik,

sedangkan 9 pelaku UMKM Batik masuk dalam kategori CSR Sosial

rendah. Dari 21 UMKM Batik yang masuk dalam katagori CSR Sosial

tinggi diharapkan mampu memberikan peningkatan kesejahteraan

tinggi kepada 42 karyawannya karena dalam satu UMKM Batik dalam

penelitian ini terdiri dari 2 sampel responden karyawan yang diukur

peningkatan kesejahteraannya, responden tersebut yaitu karyawan

tetap dan tidak tetap UMKM Batik.

Crosstabulation data dilakukan untuk melihat apakah dengan

tingginya CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik mampu

membuat tingginya peningkatan kesejahteraan masing-masing

karyawan UMKM Batik. Berikut ini akan disajikan hasil dari

crosstabulation data:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 5.21 Crosstabulation Antara Implementasi CSR Pelaku


UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
UMKM Batik
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM
CSR Sosial Batik
Pelaku Peningkatan Peningkatan
UMKM Batik Kesejahteraan Kesejahteraan
Karyawan Tinggi Karyawan Rendah
CSR Sosial
33 9
Tinggi
CSR Sosial
17 1
Rendah
Total 50 10
Sumber Data: Diolah

Berdasarkan tabel crosstabulation di atas, dapat dilihat bahwa

sebanyak 33 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM Batik yang

melakukan implementasi CSR Sosial tinggi mengalami peningkatan

kesejahteraan karyawan tinggi, sedangkan sebanyak 9 karyawan yang

bekerja pada UMKM Batik yang melakukan CSR Sosial tinggi masih

mengalami peningkatan kesejahteraan karyawan rendah.

Sebanyak 17 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM yang

melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan kesejahteraan

karyawan tinggi, sedangkan 1 responden yang bekerja pada UMKM

Batik yang melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan

kesejahteraan karyawan rendah.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis pada halaman sebelumnya, maka

pembahasan tentang implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM

Batik dan peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik dapat

dipaparkan sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

1. Implementasi CSR Sosial Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul

Rata-rata indeks CSR Sosial yang diimplementasikan oleh pelaku

UMKM Batik di Pandak Bantul sebesar 0,63, artinya seluruh pelaku

UMKM Batik di Pandak Bantul telah mengimplementasikan CSR

dengan rata-rata indeks sebesar 0,63 kepada karyawannya. Implementasi

CSR Sosial tertinggi dilakukan oleh Batik Lanthing dengan indeks CSR

Sosial sebesar 0,96, artinya Batik Lanthing telah mengimplemetasikan

CSR Sosial kepada karyawannya dengan indeks sebesar 0,96. Dari 26

pernyataan indikator sosial menurut GRI, Batik Lanthing menjawab 25

pernyataan sedangkan 1 pernyataan lainnya tidak dilakukan oleh Batik

Lanthing. Pernyataan yang tidak dilakukan oleh Batik Lanthing tersebut

yaitu “memilih pemasok bahan baku berdasarkan pertimbangan dari

karyawan dan masyarakat sekitar”.

Fungsi dari mengikutsertakan karyawan dan masyarakat dalam

pemilihan pemasok bahan baku adalah untuk mencegah terjadinya

dampak negatif yang timbul tehadap karyawan dan masyarakat karena

pemilihan pemasok bahan baku yang salah ditentukan oleh pelaku

UMKM Batik. Bapak Tumilan selaku pemilik Batik Lanthing

mengatakan bahwa dia tidak pernah mengikutsertakan karyawan dan

masyarakat dalam memilih pemasok bahan baku karena Bapak Tumilan

sudah mempunyai langganan pemasok bahan baku tetap dari usahanya

mulai dibuka. Selain itu, Bapak Tumilan mengatakan bahwa langganan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

pemasok bahan bakunya juga tidak pernah memberikan dampak negatif

kepada karyawan dan masyarakat sekitar.

Implementasi CSR Sosial paling terendah dilakukan oleh Batik

Mawar yang hanya menjawab 5 pernyataan dari 26 pernyataan CSR

Sosial menurut GRI. Jika dilihat dari karakteristik responden wajar saja

jika Batik mawar mempunyai persentase sangat rendah karena usaha

Batik Mawar sangat kecil dan Batik Mawar hanya memiliki 4 karyawan

dalam usahanya.

Dari 30 responden pelaku UMKM Batik ternyata hanya ada 21

responden pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial

tinggi sedangkan 9 pelaku UMKM Batik masuk dalam kategori CSR

Sosial rendah. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi CSR pelaku

UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi, karena 70 persen pelaku UMKM

Batik di Pandak Bantul sudah masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi

atau sebanyak 21 pelaku UMKM Batik telah mengimplementasikan CSR

dengan indeks >0,5 dan dapat dikatakan bahwa sebagian besar pelaku

UMKM Batik di Pandak Bantul sudah sadar pentingnya implementasi

CSR.

Beberapa pelaku UMKM Batik mengatakan bahwa implementasi

CSR Sosial sangat penting dilakukan oleh pelaku UMKM Batik karena

dengan melakukan implementasi CSR kepada karyawan maka karyawan

tersebut semakin merasa dihargai sehingga karyawan tersebut merasa

nyaman bekerja pada UMKM Batik tempatnya bekerja. Pelaksanaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dalam bentuk

pemberdayaan masyarakat dengan memperkerjakan masyarakat sekitar

menjadi karyawan di setiap pelaku UMKM Batik. Alasan utama pelaku

UMKM Batik memperkerjakan masyarakat sekitar menjadi karyawan

UMKM Batik untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat

sekitar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harori dan

Toto Gunarto (2012) mengatakan bahwa hadirnya perusahaan (UMKM

Batik) di tengah-tengah masyarakat memberikan kontribusi kepada

permasalahan nasional yaitu pengangguran dan menciptakan stabilitas

perekonomian masyarakat.

UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial rendah

melakukan CSR Sosial karena mereka juga sadar pentingnya

implementasi CSR Sosial yang dilakukan kepada para karyawannya.

Namun karena berbagai keterbatasan pelaku UMKM Batik yang masuk

dalam kategori CSR Sosial rendah maka CSR yang dilakukan oleh

pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial rendah

tidak optimal.

Pembahasan mengenai implementasi CSR per kategori CSR

Sosial yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dijelaskan sebagai

berikut:

a. Kategori Sosial Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Kerja

Implementasi CSR dari 13 item pernyataan pada kategori

CSR Sosial praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja sebesar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

60,51 persen. Item indikator G4-LA3 mempunyai persentase paling

tinggi yaitu sebesar 100 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa

semua pelaku UMKM Batik peduli terhadap karyawannya yang

sedang hamil. Persentase tersebut juga diperkuat dengan hasil

wawancara peneliti dengan salah satu responden pelaku UMKM

Batik yaitu Bapak Supriyono sebagai pemilik Batik Krisna. Bapak

Supriyono memperbolehkan karyawannya untuk mengambil cuti

saat sedang hamil. Lamanya cuti tersebut bersifat fleksibel sesuai

kehendak karyawan tersebut. Alasannya memberi kebijakan tersebut

adalah karena proses produksi batik yang menggunakan bahan-bahan

kimia yang kurang baik dampaknya bagi kesehatan karyawan yang

sedang hamil. Uap dari lilin batik atau pewarna kain batik jika

dihirup terlalu lama dapat membuat penghirupnya pusing hingga

sesak nafas, uap tersebut sangat berbahaya bagi karyawan yang

sedang hamil.

Pertanyaan G4-LA9 merupakan pertanyaan yang memiliki

persentase sangat rendah yaitu sebesar 10 persen atau sebanyak 3

pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan “Ya” sedangkan 27

responden sebagai pelaku UMKM Batik lainnya dengan persentase

90 persen menjawab “Tidak”. Dari pernyataan G4-LA9 dapat

disimpulkan bahwa sebanyak 27 pelaku UMKM Batik tidak

memiliki jam pelatihan khusus untuk karyawan yang bekerja pada

UMKM Batik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tri sebagai pemilik Batik Erisa mengatakan bahwa waktu untuk

karyawan belajar membatik bersifat fleksibel. Sebanyak 3 pelaku

UMKM Batik yaitu Batik MS, Batik Lanthing dan Batik Pragitha

mengatakan bahwa mereka mempunyai jam pelatihan khusus untuk

karyawannya. Jam pelatihan khusus diperuntukan kepada karyawan

yang tidak bisa membatik saja dan jam pelatihan hanya digunakan

beberapa waktu sampai karyawan tersebut bisa membatik,

selanjutnya setelah karyawan sudah bisa membatik maka pelaku

UMKM Batik tersebut tidak menggunakan jam pelatihan karyawan

lagi.

Item pernyataan G4-LA13, G4-LA6 dan G4-LA7, G4-LA5,

dan G4-LA2 mempunyai persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 27

pelaku UMKM Batik menjawab jawaban “Ya” sedangkan 3 pelaku

UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA13. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM Batik menerima

pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mujiman selaku

pemilik Batik Mujiman mengatakan bahwa Batik Mujiman

menerima pengaduan karyawan untuk tercapainya kenyamanan

karyawan dalam produksi batik. Sedangkan 3 pelaku UMKM Batik

lainnya belum melakukan CSR pada pernyataan G4-LA13, hal ini

dikarenakan Bapak Panji, Bapak Giyat dan Bapak Hardilah sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

pemilik Batik Pasindra, Desi dan Mawar belum pernah menerima

pengaduan karyawan masalah ketenagakerjaan.

Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan

sebanyak 3 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada

pernyataan G4-LA6. Hal ini membuktikan bahwa sebanyak 25

pelaku UMKM Batik memberikan informasi bahaya dampak

produksi kepada karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Ibu Menik sebagai pemilik Batik Menik mengatakan informasi yang

Ibu Menik berikan sebatas menyarakan karyawan untuk

menggunakan masker ketika bekerja karena uap dari lilin malam

batik dan pewarna batik dapat mengakibatkan sesak nafas. Sebanyak

5 pelaku UMKM Batik yaitu Batik Chandra, Batik Pasindra, Batik

ADB dan Tanto, Batik MS, dan Rekso Batik tidak memberikan

informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan karena mereka

beranggapan bahwa karyawan sudah mengerti dampak dari proses

produksi.

Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 5

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA7.

Hal ini membuktikan bahwa 25 pelaku UMKM Batik

memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Tugiyo selaku pemilik Batik Alfita

mengatakan bahwa Bapak Tugiyo memperhatikan karyawan dengan

cara memberikan waktu karyawan untuk istirahat jika sedang sakit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

dan memperbolehkan karyawan untuk bekerja jika sudah sembuh.

Sedangkan 5 pelaku UMKM Batik yaitu Batik Pasindra, Batik ADB

dan Tanto, Batik MS, Batik Menik dan Batik Jumiati mengatakan

mereka tidak melakukan CSR pada pernyataan G4-LA7 karena

mereka selalu memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk

lanjut bekerja atau istirahat.

Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 6

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA5.

Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 pelaku UMKM Batik

menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indah sebagai pemilik

Gunawan Batik mengatakan bahwa saran yang sering diberikan

karyawan yaitu untuk selalu menyediakan kain untuk membatik

karena tetesan lilin malam panas jika terkena kulit. Sedangkan 6

pelaku UMKM Batik tidak melakukan CSR pada pernyataan G4-

LA5. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik Batik

Arji SM yaitu Bapak Fakhrudin mengatakan bahwa Bapak

Fakhrudin tidak melakukan CSR ini karena sejauh ini belum ada

pekerja memberikan saran mengenai keselamatan kerja kepadanya.

Sebanyak 22 pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan

dengan jawaban “Ya” dan 8 pelaku UMKM Batik menjawab dengan

jawaban “Tidak” pada pernyataan G4-LA2. Hal ini menunjukkan

bahwa sebanyak 22 pelaku UMKM Batik memberikan tambahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

upah bagi karyawan yang bekerja dengan baik. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Mas Adhinata sebagai pemilik Batik Adhinata

mengatakan bahwa memberikan tambahan upah kepada karyawan

yang berkerja dengan baik dilakukan sebagai salah satu bentuk

apresiasi Mas Adhinata kepada karyawan tersebut karena telah

menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Sedangkan 8

responden tidak memberikan tambahan upah pagi karyawan yang

bekerja dengan baik karena keterbatasan financial pelaku UMKM

Batik tersebut.

Item pernyataan G4-LA4 dan G4-LA10, dan G4-LA12

merupakan pertanyaan dengan persentase sedang. Sebanyak 20

responden menjawab “Ya” dan 10 responden menjawab “Tidak”

pada pernyataan G4-LA4. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 20

pelaku UMKM Batik memberitahukan kepada karyawan mengenai

setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Tugiran selaku pemilik

Batik Tugiran mengatakan bahwa perubahan tanggal penyelesaian

pesanan dan perubahan motif yang diminta oleh konsumen

merupakan kebijakan yang sering dikomunikasikan kepada

karyawan. Sedangkan 10 pelaku UMKM Batik belum melakukan

CSR pada kategori ini karena pelaku UMKM Batik tidak pernah

mengkomunikasikan setiap perubahan kebijakan kepada

karyawannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Sebanyak 20 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 10

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA10.

Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku UMKM Batik

mempunyai pelatihan kepada karyawan yang belum bisa membatik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM Batik

mengatakan bahwa pelatihan hanya diberikan kepada karyawan yang

belum bisa membatik sama sekali. Sedangkan 10 pelaku UMKM

Batik tidak mempunyai pelatihan kepada karyawan karena karyawan

yang bekerja pada 10 UMKM Batik tersebut sudah bisa membatik

sebelum bekerja pada UMKM Batik.

Item pertanyaan G4-LA11, G4-LA8, dan G4-LA1 merupakan

pertanyaan dengan persentase rendah. Sebanyak 11 pelaku UMKM

Batik menjawab pertanyaan “Ya” dan 19 pelaku UMKM Batik

menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA11. Hal tersebut

membuktikan bahwa 11 pelaku UMKM Batik memberikan

perkembangan jenjang pekerjaan pada karyawan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Jiyono sebagai pemilik Batik Cipto

Rahmadhani mengatakan bahwa perkembangan jenjang pekerjaan

yang diberikan Bapak Jiyono sebatas menjadi orang kepercayaan

untuk memproduksi batik tertentu dengan tingkat kerumitan tertentu.

Sedangkan 19 pelaku UMKM Batik tidak memberikan

perkembangan jenjang pekerjaan karena ketidaktahuan pelaku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

UMKM Batik tentang pentingnya memberikan jenjang pekerjaan

kepada karyawannya.

Sebanyak 9 pelaku UMKM Batik menjawab pertanyaan “Ya”

dan 21 pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan “Tidak” pada

pertanyaan G4-LA8. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 9 pelaku

UMKM Batik memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Githo selaku pemilik

Batik Pragitha mengatakan bahwa Bapak Githo memberikan jaminan

kesehatan sebatas kemampuan Bapak Githo seperti memberi uang

semampu Bapak Githo untuk biaya berobat. Sedangkan 21 pelaku

UMKM Batik yang tidak memberikan jaminan kesehatan karena

pelaku UMKM Batik merasa usaha yang mereka jalankan kecil

sehingga pelaku UMKM Batik tidak berani memberikan jaminan

kesehatan kepada karyawan.

Sebanyak 4 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 26

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA1.

Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 4 pelaku UMKM Batik

memilihan karyawan berdasarkan kelompok umur, gender dan

wilayah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak

Tumilan sebagai pemilik Batik Lanthing mengatakan bahwa Bapak

Tumilan memilih karyawan berdasarkan wilayah karena Bapak

Tumilan ingin memberdayakan masyarakat di Pandak Bantul

sehingga dapat membantu ekonomi masyarakat tersebut. Sedangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

26 pelaku UMKM Batik tidak memilih karyawan berdasarkan

kelompok umur, gender dan wilayah. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak Githo selaku pemilik Batik Pragitha mengatakan

Bapak Githo tidak mempermasalahkan umur, gender dan wilayah

orang yang mau bekerja pada UMKM Batik, karena yang menjadi

hal penting adalah calon karyawan tersebut benar-benar serius ingin

bekerja.

b. Kategori Sosial Hak Asasi Manusia

Implementasi CSR dari 7 item pernyataan pada kategori CSR

Sosial hak asasi manusia sebesar 68,57 persen. Indikator G4-HR6

merupakan indikator yang mempunyai persentase paling tinggi yaitu

sebesar 97 persen atau sebanyak 29 responden menjawab “Ya”

sedangkan 1 responden menjawab “Tidak”. Hal ini menunjukkan

bahwa sebanyak 29 pelaku UMKM Batik mengetahui tentang

dampak negatif dari pelanggaran hak asasi manusia. Berdasarkan

hasil wawancara peneliti dengan salah satu pelaku UMKM Batik

yaitu Mas Fendi selaku pemilik Batik Wongso mengatakan bahwa

dampak dari melanggar hak asasi manusia bagi Mas Fendi yaitu

dapat kehilangan karyawannya yang memiliki kinerja yang baik.

Maka dari itu, Mas Fendi selalu memberikan upah memadai sebagai

salah satu hak yang harus diterima oleh karyawannya.

Batik Mawar merupakan UMKM Batik yang menjawab

dengan jawaban “Tidak”. Bapak Hardilah selaku pemilik Batik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Mawar mengatakan bahwa dia tidak tahu dan tidak paham tentang

dampak negatif dari pelanggaran hak asasi manusia.

G4-HR2 dan G4-HR3 merupakan item yang mempunyai

persentase yang paling rendah. Dari 30 pelaku UMKM Batik, 10

diantaranya menjawab “Ya” dengan persentase 33 persen sedangkan

20 pelaku UMKM dengan persentase 67 persen menjawab “Tidak”.

Dari pernyataan G4-HR2 menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku

UMKM Batik masih belum memberikan pengetahuan tentang hak

asasi manusia kepada karyawannya. Jika dilihat dari karakteristik

responden yang sebagian besar tamat SD dan SMA menjadi sangat

wajar jika sebagian besar pelaku UMKM Batik tidak melakukan

CSR pada pernyataan ini. Selain itu, 10 pelaku UMKM Batik yang

memberi pengetahuan mengenai hak asasi manusia kepada karyawan

hanya terbatas pada pemberian pengetahuan tentang hak atas gaji

yang harus di dapat karyawan dan kewajiban yang harus diselesaikan

karyawan seperti kewajiban untuk menyelesaikan pesanan dari

pelanggan.

Persentase G4-HR3 menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku

UMKM Batik masih belum peduli tentang standar umur yang

produktif untuk bekerja. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

peneliti dengan Bapak Mugiyo selaku pemilik Batik ADB dan Tanto

mengatakan bahwa Bapak Mugiyo tidak peduli dengan umur

karyawan yang bekerja pada usahanya yang penting karyawan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

tersebut memiliki kemauan untuk bekerja, selain itu alasan Bapak

Mugiyo memperkerjakan karyawan di bawah umur karena ingin

membantu ekonomi karyawan tersebut dari pada karyawan tersebut

menganggur tidak mempunyai pekerjaan.

Alasan 10 pelaku UMKM Batik tidak memperkerjakan

karyawan di bawah umur karena sampai saat ini tidak ada satupun

karyawan di bawah umur yang mendaftar bekerja pada 10 UMKM

Batik tersebut, selain itu alasannya lainnya adalah kebanyakan dari

anak-anak yang di bawah umur masih belum serius untuk bekerja

sehingga pelaku UMKM Batik takut anak-anak tersebut hanya

menghambat proses produksi saja.

Pertanyaan G4-HR5, G4-HR4 dan G4-HR7 merupakan

pernyataan pada kategori CSR Sosial kategori hak asasi manusia

yang mempunyai persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 28 pelaku

UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2 pelaku UMKM Batik

menjawab “Tidak” pernyataan G4-HR5. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul sadar

pentingnya menghormati hak asasi manusia. Sedangkan 2 responden

pelaku UMKM Batik yaitu Batik Mawar dan Batik Chandra tidak

melakukan CSR pada pernyataan ini karena ketidaktahuan mereka

tentang pentingnya hak asasi manusia. Selain itu hal ini juga di

pengaruhi oleh latar pendidikan karyawan tersebut yang hanya tamat

SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Sebanyak 27 responden menjawab “Ya” dan 3 responden

menjawab “Tidak” pernyataan G4-HR4. Hal ini menunjukkan

sebagian besar pelaku UMKM Batik mengetahui bahwa proses

produksi tidak melanggar hak karyawan dan masyarakat sekitar.

Sedangkan 3 pelaku UMKM Batik tidak melakukan CSR pada

pernyataan G4-HR4. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak

Supriyono sebagai pemilik Batik Krisna mengatakan bahwa ada

beberapa pelaku UMKM Batik yang melanggar hak karyawan dan

masyarakat karena tidak mengolah limbah dari proses produksi

dengan baik yang mengakibatkan dampak negatif terhadap

lingkungan sehingga melanggar hak masyarakat untuk mendapatkan

lingkungan yang bersih.

Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 5

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-HR7.

Hal ini menunjukkan bahwa 25 pelaku UMKM Batik turut

menyelesaikan dampak negatif akibat pelanggaran hak asasi

manusia. Sedangkan 5 pelaku UMKM Batik tidak melakukan

pernyataan ini karena pelaku UMKM Batik tersebut merasa bahwa

kegiatan CSR yang dilakukan oleh mereka belum pernah

memberikan dampak negatif kepada masyarakat sekitar.

Sebanyak 15 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 15

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-HR1.

Hal ini menunjukkan bahwa 15 pelaku UMKM Batik membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

perjanjian kerja dengan karyawan berkaitan hak asasi manusia.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik Batik Ida

yaitu Ibu Ida mengatakan bahwa perjanjian yang dilakukan yaitu

perjanjian untuk memberikan ijin secara fleksibel tanpa melupakan

kewajiban karyawan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Sedangkan 15 pelaku UMKM Batik tidak memiliki perjanjian

mengenai hak dan kewajiban karyawan karena mereka tidak ada

perjanjian mengenai hak dan kewajiban.

c. Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat

Implementasi CSR dari 6 item pernyataan pada CSR Sosial

karyawan dan masyarakat sebesar 63,33 persen. Pernyataan G4-SO3

mempunyai tingkat persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 90

persen. Hal ini menunjukkan bahwa 27 responden pelaku UMKM

Batik sadar pentingnya membayar denda dan menghormati aturan-

aturan yang ada di lingkungan masyarakat dan karyawan. Sangat

wajar jika pelaku UMKM Batik sadar pentingnya menghormati

aturan-aturan yang ada pada lingkungan masyarakat dan karyawan

karena usaha yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik berdiri di

tengah-tengah lingkungan masyarakat sekitar.

Sebanyak 3 responden menjawab “Tidak” masih belum sadar

pentingnya membayar denda dan menghormati aturan-aturan yang

ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3

responden yaitu pemilik Batik Chandra, Batik Atha dan Batik Mawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

dapat disimpulkan bahwa mereka merasa tidak membayar denda dan

menghormati aturan yang ada di lingkungan sekitar karena menurut

mereka usaha yang mereka jalani tidak merugikan karyawan dan

masyarakat sama sekali.

Pertanyaan G4-SO4 merupakan item indikator dengan

persentase paling rendah yaitu sebesar 7 persen, dari 30 responden

pelaku UMKM Batik hanya 2 responden menjawab pernyataan

dengan jawaban “Ya” sedangkan 28 responden lainnya atau 93 persen

menjawab pernyataan dengan jawaban “Tidak”. Hal ini menunjukkan

sebagian besar responden belum memilih pemasok bahan baku

berdasarkan syarat yang ada pada karyawan dan masyarakat sekitar.

Salah satu alasan beberapa pelaku UMKM Batik tidak memilih

pemasok bahan baku berdasarkan pertimbangan dari karyawan dan

masyarakat sekitar karena mereka merasa semua keputusan bisnis ada

di tangan mereka sebagai pelaku UMKM Batik. Ibu Ida sebagai

pemilik Batik Ida Lestari juga mengatakan bahwa sampai saat ini

masyarakat dan karyawan belum pernah mengeluh tentang dampak

negatif karena pemilihan pemasok bahan baku yang dilakukan oleh

Ibu Ida.

Batik Alfita dan Batik Bantul “Ayu” merupakan 2 pelaku

UMKM Batik yang menjawab dengan jawaban “Ya” mengatakan

bahwa mereka memilih pemasok bahan baku dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengikutsertakan karyawan untuk bertukar pikiran mengenai

pemasok bahan baku mana yang baik.

Pertanyaan G4-SO2 dan G4-SO6, dan G4-SO5 mempunyai

persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik

menjawab “Ya” dan 6 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada

pernyataan G4-SO2. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 pelaku

UMKM Batik memberikan informasi kepada karyawan dan

masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan dampak negatif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM Batik dapat

disimpulkan bahwa mereka memberitahukan kepada karyawan dan

masyarakat bahwa proses membatik bisa mengakibatkan sesak nafas

dan sering pelaku UMKM Batik untuk menyarankan karyawan untuk

bekerja menggunakan masker. Sedangkan 6 pelaku UMKM Batik

mengatakan bahwa mereka belum pernah sama sekali memberikan

informasi kepada karyawan tentang dampak dari proses produksi

karena pelaku UMKM Batik menganggap bahwa karyawan sudah

mengetahui dampak tersebut sebelum bekerja apada UMKM Batik.

Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” sedangkan

6 lainnya menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-SO6. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM Batik turut serta

dalam menyelesaikan masalah pengaduan karyawan dan masyarakat

sekitarnya. Sangat wajar jika pelaku UMKM Batik melakukan CSR

pada pernyataan G4-SO6 karena pelaku UMKM Batik merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

bagian integral dari masyarakat oleh karena itu wajar pelaku UMKM

Batik saling membatu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

Ibu Jumiati selaku pemilik Batik Jumiati sebagai salah satu pelaku

UMKM Batik yang menjawab “Tidak” mengatakan bahwa bahwa Ibu

Jumiati tidak pernah turut serta menyelesaikan pengaduan karyawan

karena sampai karena untuk pengaduan masyarakat sekitar Ibu Jumiati

lebih mempercayai masalah tersebut kepada pihak yang lebih

berwenang seperti aparat desa untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sebanyak 21 pelaku UMKM Batik menjawab dengan jawaban

“Ya” dan 9 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan

G4-SO5. Hal ini membuktikan bahwa pelaku UMKM Batik

memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok bahan baku

memberikan dampak negatif terhadap karyawan dan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada seluruh pelaku UMKM Batik

dapat disimpulkan bahwa mereka memberikan tindakan terhadap

pemasok bahan baku apabila merugikan masyarakat dengan cara tidak

lagi membeli bahan baku dari pemasok yang memberikan dampak

negatif tersebut. Sedangkan 9 pelaku UMKM Batik menjawab tidak

karena mereka merasa pemasok bahan baku tidak pernah memberikan

dampak negatif kepada karyawannya.

Sebanyak 16 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 14

pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-SO1.

Hal ini menunjukkan bahwa 16 pelaku UMKM Batik melibatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

karyawan dan masyarakat sekitar dalam setiap aktivitas bisnis

walaupun hanya terbatas pada memperkerjakan masyarakat sebagai

karyawan pada usaha mereka. Sedangkan 14 pelaku UMKM Batik

menjawab tidak melakukan CSR pada pertanyaan ini karena

keterbatasan pengetahuan pelaku UMKM Batik tentang melibatkan

karyawan dan masyarakat pada aktivitas bisnis.

Implementasi CSR pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi,

karena sebanyak 70 persen pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul sudah

masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi atau telah

mengimplementasikan CSR dengan indeks >0,5, sedangkan 30 persen

pelaku UMKM Batik masih masuk dalam kategori CSR Sosial rendah.

Implementasi CSR per kategori CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku

UMKM Batik menunjukkan bahwa CSR Sosial kategori hak asasi

manusia merupakan kategori yang memiliki persentase paling tinggi

yaitu sebesar 68,57 persen. Kategori praktik ketenagakerjaan dan

kenyamanan kerja merupakan kategori CSR Sosial terendah karena

mempunyai persentase sebesar 60,51.

2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik

Rata-rata indeks peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM

Batik sebesar 0,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata indeks

peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul

setelah bekerja pada UMKM Batik sebesar 0,67. Peningkatan

kesejahteraan karyawan paling tinggi dirasakan oleh Ibu Puji yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

karyawan tetap Batik Cipto Rahmadhani dengan indeks peningkatan

kesejahteraan sebesar 0,92. Artinya Ibu Puji telah mengalami

peningkatan kesejahteraan dengan indeks sebesar 0,92 setelah bekerja

pada Batik Cipto Rahmadhani. Dari 12 item pernyataan tentang

peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN, Ibu Puji tidak menjawab

satu indikator yaitu indikator nomor 7 dengan pernyataan “memberikan

sumbangan secara teratur”, dengan bekerja pada UMKM Batik Ibu Puji

belum mampu memberikan sumbangan secara teratur kepada para warga

yang memiliki acara di lingkungan sekitar.

Peningkatan kesejahteraan karyawan terendah dirasakan oleh 10

karyawan UMKM Batik diantaranya Bapak Gathang, Bapak Rohmadi,

Bapak Sar, Ibu Tukijem, Ibu Suarti, Ibu Imah, Bapak Slamet, Ibu Yuli,

Ibu Pujini dan Ibu Nganti dengan indeks peningkatan kesejahteraan

sebesar 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa 10 karyawan tersebut

mengalami peningkatan kesejahteraan hanya pada 6 pernyataan dari 12

pernyataan peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu

karyawan UMKM Batik yang masuk dalam kategori peningkatan

kesejahteraan terendah yaitu Bapak Rohmadi sebagai karyawan tetap

Batik Chandra mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik belum

sepenuhnya mampu memenuhi peningkatan kesejahteraan hidupnya

karena sebelum bekerja pada UMKM Batik Bapak Rohmadi merupakan

karyawan di sebuah pabrik yang penghasilannya lebih besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

dibandingkan bekerja pada UMKM Batik. Saat bekerja di pabrik Bapak

Rohmadi mampu menabung sebagian dari penghasilannya dan mampu

membawa keluarganya liburan bersama. Setelah bekerja pada UMKM

Batik Bapak Rohmadi tidak mampu menabung sebagian dari

penghasilannya dan membawa keluarganya liburan bersama. Penghasilan

Bapak Rohmadi sewaktu pekerja sebagai karyawan di pabrik sebesar

Rp2.000.000,00 sedangkan penghasilannya sekarang berkisar

Rp1.500.000,00- Rp2.000.000,00 tergantung sering tidaknya Bapak

Rohmadi masuk bekerja.

Dari 60 responden karyawan UMKM Batik, 50 responden dengan

persentase 83 persen masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan

karyawan tinggi karena 50 karyawan tersebut sudah memiliki indeks

peningkatan kesejahteraan >0,5 sedangkan 10 responden dengan

persentase 17 persen masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan

rendah.

Berdasarkan hasil kuesioner terbuka tentang peningkatan

kesejahteraan karyawan UMKM Batik yang diajukan peneliti kepada

salah satu karyawan Batik Pasindra yaitu Ibu Mujiarsi menunjukkan

bahwa selama 3 tahun bekerja pada Batik Pasindra penghasilannya

mengalami peningkatan. Sebelum bekerja pada Batik Pasindra Ibu

Mujiarsi bekerja sebagai pembuat bunga kering di Ngabean, penghasilan

Ibu Mujiarsi perhari sewaktu bekerja sebagai pembuat bunga kering

sebesar Rp30.000,00 setelah Ibu Mujiarsi bekerja pada Batik Pasindra


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

penghasilannya meningkat sebesar Rp35.000,00 perhari, penghasilan ini

belum ditambah dengan penghasilannya jika membawa kain batik pulang

kerumah. Dari penghasilan tersebut tentunya Ibu Mujiarsi mampu

membantu suaminya menopang kehidupan keluarganya. Bekerja pada

UMKM Batik juga mampu menambah pengalaman dan pengetahuan Ibu

Mujiarsi dalam membuat batik.

Tingginya peningkatan kesejahteraan ini menunjukkan

keberhasilan pelaku UMKM Batik dalam melakukan implementasi CSR

Sosialnya kepada karyawan UMKM Batik. Peningkatan kesejahteraan ini

sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sari (2014) yang mengatakan

bahwa CSR dilakukan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan

pada kualitas hidup pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple

bottom line, yaitu Profit, People, dan Planet. Selain itu, penelitian ini

sesuai dengan juga dengan penelitian Pamungkas (2010) dengan judul

“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Industri Kecil Batik

Semarang16 di Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang” menunjukkan

hasil Industri Kecil Batik Semarang16 mempunyai dampak yang bagus

untuk perekonomian masyarakat.

Pembahasan mengenai tingkat kesejahteraan karyawan per item

indikator BKKBN dan data crosstabulation dijelaksan sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

a. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Per Item Indikator BKKBN

Peningkatan kesejahteraan karyawan dari 12 pernyataan pada

indikator peningkatan kesejahteraan karyawan berdasarkan analisis

per item pernyataan sebesar 67,36 persen. Peningkatan kesejahteraan

yang paling tinggi dirasakan oleh karyawan UMKM Batik pada item

pernyataan nomor 3 dan 4. Dari 60 karyawan UMKM Batik 59

karyawan dengan persentase 98 persen menjawab jawaban “Ya”

sedangkan 1 responden lainnya menjawab jawaban “Tidak”.

Pernyataan nomor 3 tersebut menunjukkan bahwa sebanyak

59 karyawan UMKM Batik sangat terbantu dalam biaya sekolah

anak setelah bekerja pada UMKM Batik dan 1 responden lainnya

belum merasa terbantu dalam biaya sekolah anak setelah bekerja

pada UMKM Batik. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang

dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dengan Ibu Isti selaku

karyawan tidak tetap Batik Topo. Ibu Isti mengatakan bahwa

pekerjaan membatik sangat membatunya dalam bidang ekonomi dan

pembiayaan sekolah anak. Setiap minggu Ibu Isti menyetor kain

batik yang sudah selesai di batik olehnya dan mengambil kain lagi

untuk produksi. Dari penghasilan membatik itu Ibu Isti bisa

menyekolahkan ketiga anaknya, anak pertamanya lulusan dari

Universitas Diponegoro yang sekarang sudah bekerja yang kedua

anaknya berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dan anak paling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

bungsunya sekarang sedang menjalani tahap pendidikan di Akademi

Kepolisian Semarang.

Ibu Tukijem selaku karyawan tidak tetap Batik Erisa

mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik belum mampu

membatu membiayai sekolah anaknya kejenjang yang lebih tinggi

seperti kuliah. Tetapi dari bekerja pada UMKM Batik Ibu Tukijem

sudah mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA.

Pernyataan nomor 4 menunjukkan bahwa sebanyak 59

karyawan UMKM Batik terbantu dalam menanggung kehidupan

sehari-hari setelah bekerja pada UMKM Batik sedangkan 1

responden lainnya belum merasa terbantu menanggung kehidupan

sehari-hari setelah bekerja pada UMKM Batik. Hal ini juga

dirasakan oleh Ibu Yuli selaku karyawan yang bekerja pada Batik

Gunawan. Setelah bekerja pada Batik Gunawan, Ibu Yuli mampu

membantu suaminya dalam menanggung biaya hidup sehari-hari

sedangkan penghasilan dari suami digunakan untuk kepentingan

lainnya.

Ibu Desi sebagai karyawan tetap Batik Menik mengatakan

bahwa bekerja pada UMKM Batik belum mampu menanggung biaya

hidup sehari-hari karena pengeluaran keluarga Ibu Desi lebih besar

dari penghasilan yang diterimanya.

Pernyataan peningkatan kesejahteraan paling rendah dapat

dilihat pada pernyataan nomor 11, dari 60 karyawan UMKM Batik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

hanya ada 8 karyawan UMKM Batik dengan persentase 13 persen

menjawab jawaban “Ya” sedangkan 52 karyawan UMKM Batik atau

dengan persentase 87 persen menjawab “Tidak”. Dari pernyataan

pernyataan nomor 11 dapat disimpulkan bahwa 8 karyawan UMKM

Batik mampu merenovasi rumah setelah bekerja pada UMKM Batik

dan 52 karyawan UMKM Batik lainnya belum bisa merenovasi

rumah setelah bekerja pada UMKM Batik hal ini dikarenakan

pengasilan yang karyawan dapatkan digunakan untuk keperluan lain

yang lebih penting. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil

kuesioner terbuka yang diajukan peneliti kepada karyawan tidak

tetap Batik Bantul “Ayu” yaitu Ibu Tini mengatakan bahwa setelah

bekerja pada UMKM Batik Ibu Tini mampu memperbaharui

rumahnya yang awalnya berukuran 6x8 m2 sekarang menjadi 7x10

m2 walaupun pembangunan yang dilakukan secara bertahap.

Pernyataan nomor 10 dan 12, nomor 9 dan 5 merupakan

pernyataan dengan persentase tinggi. Sebanyak 58 karyawan

UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2 karyawan UMKM Batik

menjawab “Tidak” pada pernyataan nomer 10. Hal ini membuktikan

bahwa bekerja pada UMKM batik memampukan karyawan untuk

menjadikan rumah mereka tempat tinggal layak huni. Berdasarkan

hasil wawancara peneliti dengan Ibu Tukiah selaku karyawan tetap

pada Batik MS mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik

memampukan Ibu Tukiah untuk membeli keperluan rumah seperti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

membeli karpet, kasur, kursi, lampu dan korden agar rumah mereka

menjadi tempat tinggal layak huni. Sedangkan sebanyak 2 karyawan

UMKM Batik mengatakan bahwa rumah tempat tinggal mereka

sudah layak huni sebelum bekerja pada UMKM Batik.

Sebanyak 58 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2

karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan nomer

12. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan UMKM Batik optimis

dengan masa depan yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak Andri sebagai karyawan Batik Erisa mengatakan

bahwa bekerja di UMKM Batik memberikan pengalaman lebih

kepadanya untuk membuat batik sehingga pengalaman tersebut

sebagai dasar untuk membuat usaha batik sendiri di masa akan

datang. Selain itu 2 karyawan UMKM Batik yaitu Ibu Sumi sebagai

karyawan tetap Batik Adhinata dan Ibu Yeminah sebagai karyawan

tetap Batik Jumiati mengatakan bahwa mereka tidak optimis pada

masa depan yang lebih baik karena selama bekerja pada UMKM

Batik 2 karyawan tersebut merasa tidak ada perubahan peningkatan

pendapatan yang tinggi.

Sebanyak 56 karyawan UMKM Batik menjawab ”Ya” dan 4

karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan 9. Hal

ini menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik mampu

membantu karyawan untuk membuat lingkungan sekitar tempat

tinggal sehat karena membatik bersifat fleksibel bisa di bawa pulang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

kerumah dan karyawan UMKM Batik dapat ijin bekerja kapan saja.

Sedangkan 4 karyawan UMKM Batik mengatakan bahwa

lingkungan tempat tinggal mereka sudah sehat sebelum bekerja pada

UMKM Batik.

Sebanyak 54 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 6

“Tidak” pada pernyataan nomer 5. Hal ini menunjukkan bahwa

bahwa 54 karyawan bekerja di UMKM Batik terbantu untuk

membeli kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Ibu Puji sebagai karyawan tetap Batik Cipto mengatakan bahwa

bekerja pada UMKM Batik memampukan Ibu Puji untuk membeli

kendaraan dan membayar kredit kendaraan bermotor tersebut.

Sedangkan 6 karyawan mengatakan bahwa bekerja pada UMKM

Batik belum mampu membantu mereka membeli kendaraan

bermotor karena pendapatan dari membatik digunakan untuk

keperluan lain.

Pertanyaan nomor 1 dan 8 merupakan pernyataan dengan

persentase sedang. Sebanyak 41 karyawan UMKM Batik menjawab

“Ya” dan 19 karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada

pernyataan 1. Hal ini membuktikan bahwa sebanyak 41 karyawan

UMKM Batik mengalami peningkatan penghasilan setelah bekerja

pada UMKM Batik dan 19 karyawan UMKM Batik belum

mengalami peningkatan penghasilan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak Gathang sebagai karyawan tetap Batik Ida


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

mengatakan bahwa Bapak Gathang belum mengalami peningkatan

penghasilan setelah bekerja pada UMKM Batik karena penghasilan

Bapak Gathang sebelum bekerja lebih tinggi dibandingkan bekerja

pada UMKM Batik.

Sebanyak 32 karyawan UMKM Batik menjawab jawaban

“Ya” dan 28 menjawab “Tidak” pada pernyataan 8. Hal ini

menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik mampu membatu

karyawan untuk makan teratur dengan lauk-pauk yang memadai dan

berganti-ganti setiap hari. Sedangkan 28 karyawan UMKM Batik

masih tidak dapat makan teratur dengan lauk-pauk yang memadai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan UMKM Batik dapat

disimpulkan bahwa mereka tidak makan teratur dengan lauk-pauk

memadai karena mereka mempunyai prinsip yang penting makan

dan kenyang tidak penting apa lauk-pauknya.

Pertanyaan nomor 2, 6 dan 7 merupakan pertanyaan dengan

persentase rendah. Sebanyak 23 karyawan menjawab pernyataan

dengan jawaban “Ya” dan 37 karyawan menjawab pernyataan

dengan jawaban “Tidak” pada pernyataan nomer 2. Hal ini

menunjukkan bahwa sebanyak 23 karyawan UMKM Batik

mempunyai tabungan setelah bekerja pada UMKM Batik..

Sedangkan 37 karyawan UMKM Batik mengatakan belum mampu

menabung setelah bekerja pada UMKM Batik karena penghasilan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

dari membatik digunakan untuk keperluan yang lebih penting seperti

keperluan sehari-hari.

Sebanyak 23 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 37

karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan 6. Hal

ini menunjukkan bahwa sebanyak 23 karyawan UMKM Batik

mampu melakukan rekreasi atau liburan bersama keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ika sebegai karyawan tetap

Batik Budi mengatakan bahwa rekreasi atau liburan sering dilakukan

Ibu Ika sebatas ketempat yang wisata terdekat seperti pantai

Wonosari saat libur lebaran atau tahun baru. Sedangkan 37 karyawan

belum pernah libur bersama keluarga setelah bekerja pada UMKM

Batik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan karyawan

UMKM Batik dapat disimpulkan mereka tidak berlibur karena tidak

mempunyai waktu untuk berlibur bersama keluarga dan karyawan

UMKM Batik lebih memilih kumpul bersama keluarga di rumah

saja.

Sebanyak 14 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya”

sedangkan 46 karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak”. Hal ini

menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik memampukan

karyawan untuk menyumbang secara teratur pada acara-acara pada

lingkungan sekitar. Sedangkan 46 karyawan lebih memilih untuk

menyumbangkan tenaga karena tidak mampu untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

menyumbangkan uang kepada para masyarakat yang mempunyai

acara.

b. Crosstabulation CSR Sosial Setiap Pelaku UMKM Batik dan

Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik

1) Berdasarkan tabel crosstabulation pada tabel 5.21 dapat di lihat

bahwa sebanyak 33 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM

Batik yang melakukan implementasi CSR Sosial tinggi

mengalami peningkatan kesejahteraan karyawan tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa tingginya CSR Sosial yang dilakukan

pelaku UMKM Batik dapat mempengaruhi tingginya

peningkatan kesejahteraan karyawan. Bapak Budi selaku pemilik

Batik Budi merupakan salah pelaku UMKM Batik yang

melakukan CSR Sosial tinggi dengan peningkatan kesejahteraan

karyawan tinggi mengatakan bahwa melakukan CSR yang baik

kepada karyawan akan membuat karyawan bersemangat bekerja

karena merasakan perlakuan yang baik dari pelaku UMKK Batik.

2) Sebanyak 9 karyawan yang bekerja pada UMKM Batik yang

melakukan CSR Sosial tinggi masih mengalami peningkatan

kesejahteraan karyawan rendah. Hal ini terjadi karena adanya

faktor lain seperti karyawan UMKM Batik merasa peningkatan

penghasilan mereka selama bekerja pada UMKM Batik tidak

meningkat dibandingkan penghasilan sebelum bekerja pada

UMKM Batik. Selain itu kebutuhan karyawan UMKM Batik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

yang tinggi mengakibatkan karyawan tersebut tidak mengalami

peningkatan kesejahteraan yang tinggi.

3) Sebanyak 17 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM yang

melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan

kesejahteraan karyawan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya

faktor lain yaitu banyak dari karyawan UMKM Batik merupakan

ibu-ibu rumah tangga yang sebelum bekerja membatik tidak

mempunyai pekerjaan sehingga otomatis dengan bekerja pada

pada UMKM Batik maka karyawan tersebut merasakan

tingginya peningkatan kesejahteraan.

4) Sebanyak 1 karyawan yang bekerja pada UMKM Batik yang

melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan

kesejahteraan karyawan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

CSR Sosial yang rendah mengakibatkan rendahnya peningkatan

kesejahteraan karyawan.

Secara umum pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dari 60 pelaku UMKM

Batik, 50 diantaranya sudah masuk dalam implementasi CSR tinggi

dengan persentase sebesar 83 persen atau sebanyak 50 karyawan UMKM

Batik mengalami peningkatan kesejahteraan dengan indeks >0,5.

Sedangkan 10 responden lainnya masuk dalam implementasi CSR rendah

dengan persentase 17 persen. Jika dilihat dari peningkatan kesejahteraan

per item indikator BKKBN peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Batik paling tinggi terletak pada pernyataan nomer 3 dan 4 yaitu dapat

membantu biaya sekolah anak dan membantu menanggung kehidupan

sehari-hari dengan persentase 98 persen. Pernyataan 10 dan 12 dengan

persentase 97 persen, pertanyaanya tentang tempat tinggal layak huni dan

optimis terhadap masa depan yang lebih baik. Selain itu pernyataan 9

dan 5 yaitu lingkungan sekitar tempat tinggal sehat dan memiliki alat

transportasi dengan persentase 93 persen dan 90 persen. Dari hasil

pembahasan crosstabulation data dapat disimpulkan bahwa tingginya

peningkatan kesejahteraan karyawan tidak hanya dapat dilihat dari tinggi

rendahnya CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik tetapi dapat

juga dilihat dari faktor lain seperti tinggi rendahnya peningkatan

kesejahteraan yang dirasakan setiap karyawan UMKM Batik setelah

bekerja pada UMKM Batik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 5 maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di pandak Pandak Bantul

tinggi. Implementasi CSR yang tertinggi adalah CSR Sosial kategori hak

asasi manusia sedangkan Implementasi CSR terendah adalah CSR Sosial

kategori praktik ketenagakerjaan dan kenyaman kerja.

2. Secara umum CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dapat

meningkatkan kesejahteraan karyawan UMKM Batik. Sebanyak 50

karyawan dengan persentase 83 persen karyawan sudah mengalami

peningkatan kesejahteraan tinggi. Pernyataan peningkatan kesejahteraan

tertinggi dirasakan oleh karyawan yaitu terbantunya biaya sekolah anak,

biaya terbantunya hidup sehari-hari, layaknya tempat tinggal, optimis

terhadap masa depan, lingkungan sehat dan memiliki alat transportasi

dengan persentase 98%, 97%, 93% dan 90% sedangkan peningkatan

kesejahteraan terendah yaitu merenovasi tempat tinggal dengan

persentase 13%. Berdasarkan hasil Crosstabulation data menunjukkan

bahwa tinggi rendahnya peningkatan kesejahteraan karyawan tidak hanya

dipengaruhi oleh tinggi rendahnya CSR yang dilakukan oleh pelaku

UMKM Batik tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah data pelaku UMKM

Batik yang peneliti dapat dari Dinas Disperindagkop Bantul tidak sesuai

dengan kenyataanya sehingga penelitian ini menjadi kurang optimal karena

terbatasnya data.

C. Saran

1. Sebaiknya Disperindagkop selalu memperbaharui data terbaru mengenai

data UMKM Batik agar peneliti selanjutnya dapat mempunyai data yang

kaya untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi pelaku UMKM Batik sebaiknya melakukan CSR Sosial secara

berkelanjutan agar semakin banyak karyawan UMKM Batik merasakan

peningkatan kesejahteraan.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu mencoba melakukan penelitian tentang

CSR di UMKM lainnya selain UMKM Batik karena penelitian seperti ini

sangat menarik dan masih jarang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial Dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Intervening”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Yogyakarta.
Atmadja, Ananta Wikrama Tungga. Saputra, Komang Adi Kurniawan dan Vijaya,
Diota Prameswari. 2014. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Azizah, Rif’ Atur. 2011. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan pada UMKM Batik Kota
Pekalongan”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
BKKBN. “Batas Pengertian BDK”. Diakses dari
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx pada tanggal 27
September 2016.
Dewi, Budi Kumala. 2013. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada UMK Batik Bakaran Di
Kota Pati”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Global Reporting Initiative (G4) “Pedoman Pelaporan Berkelanjutan”.
Harori, M Iqbal dan Toto Gunarto. 2012. “Analisis Implementasi Program CSR
PTPN 7 Unit Usaha Beringin Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. Universitas Lampung, Lampung.
Hartono, Jogiyanto 2004. “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman”. Edisi 6, Yogyakarta.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. “Data
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun
2012-2013. Diakses dari http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-
informasi/data-umkm/ pada tanggal 6 Mei 2017.

Keraf, Sonny A. 2015. “ Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya”. Kanisius,


Yogyakarta.
Mardikanto, Totok. 2014. “CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi)”. Cetakan Kesatu. Alfabeta, Bandung.
Mulyadi, Devi. 2007. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility) dalam Usaha Pengembangan Masyarakat”. Skripsi
dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Pamungkas, Andriani. 2010. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Industri


Kecil Batik Semarang16 di Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang”.
Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Pemerintah Kabupaten Bantul Kecamatan Pandak “ Visi dan Misi Kecamatan
Pandak”http://kec-pandak.bantulkab.go.id/hal/visi-dan-misi. Diakses
tanggal 15 Februari 2017.
Pemerintah Kabupaten Bantul Kecamatan Pandak “ Data Kecamatan
Pandak”https://www.bantulkab.go.id/kecamatan/Pandak.html. Diakses
tanggal 15 Februari 2017.
Pradipta, Sigit. 2013. “Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Skripsi dipublikasikan.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.
Sari, Yustisia Ditya 2014. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Sikap Komunitas Pada Program Perusahaan” Jurnal
dipublikasikan.
Solihin, Ismail. 2011. “Corporate Social Responsibility: From Charity To
Sustainability”. Salemba Empat, Jakarta.
Spillane, James J. 2008. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Statistik Daerah Kecamatan Pandak. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul
2016. “Kecamatan Pandak dalam Angka 2016”. Pandak, Bantul.

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B”. Alfabeta,


Bandung.

Suhardi dan Purwanto S.K (2004). “Statistika Untuk Ekonomi dan keuangan
modern”. Salembah Empat, Jakarta.

Susanto, Andrianus. 2011. “Pengaruh Laba Terhadap Corporate Social


Responsibility dan Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Umar, Husein. 2005. “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”. PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2008.”Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah”
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomer 11 Tahun 2009. “Kesejahteraan
Sosial”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Untung, Budi. 2014. “CSR Dunia Bisnis”. Andi, Yogyakarta.


Wulandhani, Rizka. 2015. “Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Batik
Tulis Lanthing Pada Ibu Rumah Tangga di Gunting Gilangharjo Pandak”.
Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PIHAK INTERNAL
UMKM BATIK
1. Keuntungan apa yang didapat oleh karyawan jika bekerja sebagai karyawan
tetap dan tidak tetap?
2. Kenapa memilih karyawan dari lingkungan sekitar?
3. Apakah dengan mempekerjakan masyarakat sekitar Bapak/Ibu mampu
membantu perekonomian masyarakat?
4. Apakah Bapak/Ibu merasa usaha yang digeluti sudah berhasil membantu
masyarakat sekitar?
5. Apa saja faktor pendukung pemberdayaan masyarakat dalam usaha
Bapak/Ibu?
6. Apa saja faktor pendukung pemberdayaan masyarakat dalam usaha
Bapak/Ibu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

PEDOMAN KUESIONER PIHAK INTERNAL UMKM BATIK


NamaResponden:……………………………………………………

Status Responden:
a. Pemilik
b. Pimpinan
c. Pemilik merangkapsebagaipimpinan
d. Lainnya, yaitu…………………..

1. NamaPerusahaan/UMKM:
2. Bentukbadanusaha:perseorangan/CV/PT/lainnyayaitu ………………
3. Kategori Bisnis: batiktulis/batik cap/batik lukis/kombinasiyaitu……………
4. Alamat dan No.TelponPerusahaan:
5. TahunPendirian Perusahaan:
6. Jumlah KaryawanTetap: orang(Pria: orang;Wanita: orang)
7. Jumlah KaryawanLepas: orang(Pria: orang;Wanita: orang)
8. Visi/MisiPerusahaan(bilaada):
9. Agama:
10. JenisKelamin:
11. Usia:
12. PendidikanTerakhir:a.tidaktamatSD b.TamatSD c.TamatSMP
d.TamatSLTA e.Diploma (D1/D2/D3) f.Sarjana(D4/S1)
g. PaskaSarjana(S2/S3)

Kategori Sosial: Praktek Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja


G4-LA1 Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok Ya  Tidak
umur, gender dan wilayah.
G4-LA2 Memberikan tambahan upah bagi karyawan Ya  Tidak
yang bekerja dengan baik.
G4-LA3 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti Ya  Tidak
kerja sementara karena sedang hamil.
G4-LA4 Memberitahukan kepada karyawan Ya  Tidak
mengenai setiap perubahan kebijakan
sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
G4-LA5 Menerima saran dari pekerja mengenai Ya  Tidak
keselamatan kerja.
G4-LA6 Memperhatikan karyawan yang memiliki Ya  Tidak
penyakit, kecelakaan kerja dan kematian
G4-LA7 Memberikan informasi bahaya dampak Ya  Tidak
produksi kepada karyawan.
G4-LA8 Memberikan jaminan kesehatan kepada Ya  Tidak
karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

G4-LA9 Memiliki jam pelatihan karyawan. Ya  Tidak


G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Ya  Tidak
G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang Ya  Tidak
pekerjaan pada karyawan.
G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan Ya  Tidak
keriteria tertentu.
G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai Ya  Tidak
masalah ketenagakerjaan.
Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
G4-HR1 Membuat perjanjian kerja dengan karyawan Ya  Tidak
berkaitan Hak Asasi Manusia.
G4-HR2 Memberikan pengetahuan mengenai Hak Ya  Tidak
Asasi Manusia kepada karyawan.
G4-HR5 Mengetahui dan membantu untuk tidak Ya  Tidak
memperkerjakan Karyawan di bawah umur.
G4-HR8 Mengetahui bahwa proses produksi tidak Ya  Tidak
melanggar hak karyawan dan masyarakat
sekitar.
G4-HR9 Sadar dan menghormati Hak Asasi Ya  Tidak
Manusia.
G4-HR11 Mengetahui adanya dampak negatif akibat Ya  Tidak
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak Ya  Tidak
negatif akibat pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
G4-SO1 Melibatkan karyawan dan masyarakat Ya  Tidak
sekitar dalam setiap aktivitas bisnis.
G4-SO2 Memberikan informasi kepada karyawan Ya  Tidak
dan masyarakat sekitar jika proses produksi
menghasilkan dampak negatif.
G4-SO8 Turut membayar denda apabila melanggar Ya  Tidak
aturan, peraturan di masyarakat/ karyawan
sekitar, dan Undang-undang.
G4-SO9 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan Ya  Tidak
pertimbangan dari karyawan dan
masyarakat sekitar.
G4-SO10 Memberikan tindakan apabila pemiilihan Ya  Tidak
pemasok bahan baku memberikan dampak
negatif terhadap karyawan dan masyarakat.
G4-SO11 Turut serta dalam menyelesaikan masalah Ya  Tidak
pengaduan karyawan dan masyarakat
sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lampiran 2
KUESIONER TENAGA KERJA

A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD/sederajat
d. Tidak tamat SMP
e. Tamat SMP
f. Tidak tamat SMA
g. Tamat SMA
h. Perguruan tinggi

B. Partisipasi Tenaga Kerja


Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.

1. Berapa lama Bapak/Ibu bekerja di UMKM Batik ini?


Jawab: tahun
2. Dampak apa saja yang Bapak/Ibu rasakan setelah bekerja di UMKM Batik
ini?
Jawab :

3. Berapa penghasilan Bapak/Ibu sebelum bekerja di UMKM Batik?


Jawab:

4. Berapa penghasilan Bapak/Ibu setelah bekerja di UMKM Batik?


Jawab:

5. Apakah penghasilan yang Bapak/Ibu dapatkan setelah bekerja di UMKM


Batik mampu menopang kehidupan keluarga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Jawab:
a. Ya
b. Tidak
Alasan:

6. Apakah pemilik UMKM Batik pernah memberikan bantuan kepada


Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja sumbangannya?

7. Apakah ada pelatihan yang diberikan pelaku UMKM kepada Bapak/Ibu?


a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja pelatihanya?

8. Apakah Bapak/Ibu merasakan manfaat dari bekerja pada UMKM Batik?


a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja manfaatnya?

9. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari pemilik UMKM untuk saat ini?
Jawab:

10. Adakah kendala yang Bapak/Ibu rasakan selama bekerja pada UMKM
Batik?
a. Ada
b. Tidak
Jika Ada, apa saja kendalanya?

C. Kondisi Taraf Hidup Tenaga Kerja


Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.

1. Berapa jumlah anggota keluarga Bapak/Ibu? (termasuk Bapak/Ibu)


Jawab : orang
2. Berapa jumlah tanggungan Bapak/Ibu?
Jawab : orang
3. Apakah ada keluarga yang tidak mengenyam pendidikan?
a. Ada
b. Tidak
Jika ada, berapa orang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

4. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan keagamaan di desa?


a. Ya
b. Tidak
5. Berapa luas lantai rumah Bapak/Ibu?
Jawab: m2
6. Apakah ada pembangunan rumah setahun kemarin?
a. Ya
b. Tidak
Jika iya, berapa luasnya? m2
7. Berapa kali Bapak/Ibu makan dalam 1 hari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. > 3 kali
8. Apakah Bapak/Ibu makan daging ayam, sapi atau ikan dalam seminggu
terakhir?
Jika iya, berapa kali? Jawab: kali

Indikator Peningkatan Kesejahteraan


Bapak/Ibu diharapkan memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang telah
tersedia. Berilah tanda centang ( ) atau tanda silang (X) pada lingkaran () yang
berada sebelum alternatif jawaban untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih.

No. Indikator Peningkatan Kesejahteraan Selama Bekerja di


UMKM Batik
1 Penghasilan meningkat Ya  Tidak
2 Memiliki tabungan keluarga Ya  Tidak
3 Terbantu dalam biaya sekolah anak Ya  Tidak
4 Terbantu dalam menanggung biaya hidup Ya  Tidak
sehari-hari
5 Memiliki alat transportasi Ya  Tidak
6 Rekreasi/liburan bersama Ya  Tidak
7 Memberikan sumbangan secara teratur Ya  Tidak
8 Makan teratur dengan lauk-pauk Ya  Tidak
9 Lingkungan sekitar tempat tinggal sehat Ya  Tidak
10 Tempat tinggal layak huni Ya  Tidak
11 Renovasi tempat tinggal Ya  Tidak
12 Optimis terhadap masa depan yang lebih Ya  Tidak
baik
Sumber: Susanto (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 3
Indeks Corporate Social Responsibility (CSR Sosial) Pelaku UMKM Batik
di Pandak Bantul
Jumlah Jawaban
No Nama UMKM Jumlah Pernyataan Indeks CSR Sosial CSR Sosial Rendah
“Ya” CSR Sosial Tinggi
1 Batik Ida Lestari 20 26 0,77 X
2 Batik Chandra 12 26 0,46 X
3 Batik Pasindra 11 26 0,42 X
4 Batik Desi 12 26 0,46 X
5 Batik ABD dan Tanto 9 26 0,35 X
6 Batik Atha 14 26 0,54 X
7 Batik Mawar 5 26 0,19 X
8 Batik Alfita 20 26 0,77 X
9 Batik Bantul “Ayu” 22 26 0,85 X
10 Batik Budi Harjono 23 26 0,89 X
11 Batik Cipto Rahmadhani 23 26 0,89 X
12 Batik MS 11 26 0,42 X
13 Batik Erisa 14 26 0,54 X
14 Batik Tugiran 19 26 0,73 X
15 Batik Adhinata 19 26 0,73 X
16 Rekso Batik 12 26 0,46 X
17 Batik Topo 17 26 0,65 X
18 Batik Arji SM 13 26 0,50 X
19 Batik Pragitha 24 26 0,92 X
20 Batik Menik 18 26 0,69 X
21 Batik Lanthing 25 26 0,96 X
22 Dirjo Batik 17 26 0,65 X
23 Batik Jumiati 10 26 0,39 X
24 Batik Krisna 14 26 0,54 X
25 Prawesty Batik 16 26 0,62 X
26 Batik Wongso 21 26 0,81 X
27 Batik Nining 14 26 0,54 X
28 Gunawan Batik 23 26 0,89 X
29 Batik Mujiman 22 26 0,85 X
30 Batik Ramadhani 14 26 0,54 X
Jumlah 19,02
Rata-rata CSR Sosial 0,63
Sumber Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 4
Indeks Peningkatan Kesejahteraan Setiap
Karyawan UMKM Batik
Kategori Kategori
Jumlah
Nama Jumlah Peningkatan Peningkatan
No Karyawan jawaban Indeks BKKBN
UMKM Pernyataan Kesejahteraan Kesejahteraan
“Ya”
Karyawan Tinggi Karyawan Rendah
Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
1 Batik Ida Lestari
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
2 Batik Chandra
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
3 Batik Pasindra
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
4 Batik Desi
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
5 Batik ABD dan Tanto
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
6 Batik Atha
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
7 Batik Mawar
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
8 Batik Alfita
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
9 Batik Bantul “Ayu”
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
10 Batik Budi Harjono
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tetap 11 12 0,92 X
11 Batik Cipto Rahmadhani
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
12 Batik MS
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
13 Batik Erisa
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
14 Batik Tugiran
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
15 Batik Adhinata
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Indeks Peningkatan Kesejahteraan Setiap


Karyawan UMKM Batik (Lanjutan)
Kategori Kategori
Nama Jumlah Jumlah Peningkatan Peningkatan
No Karyawan Indeks BKKBN
UMKM jawaban “Ya” Pernyataan Kesejahteraan Kesejahteraan
Karyawan Tinggi Karyawan Rendah
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
16 Rekso Batik
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
17 Batik Topo
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
18 Batik Arji SM
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
19 Batik Pragitha
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
20 Batik Menik
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
21 Batik Lanthing
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
22 Dirjo Batik
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
23 Batik Jumiati
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
24 Batik Krisna
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
25 Prawesty Batik
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
26 Batik Wongso
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
27 Batik Nining
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
28 Gunawan Batik
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
29 Batik Mujiman
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
30 Batik Ramadhani
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Jumlah 40,46
Rata-rata 0,67
Sumber Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Lampiran 5
CSR Sosial Pelaku UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan
Setiap Karyawan UMKM Batik
CSR Sosial
Kategori Peningkatan Kategori Peningkatan
Nama Indeks CSR Sosial Indeks
No Tinggi Karyawan Kesejahteraan Kesejahteraan
UMKM CSRs Rendah BKKBN
Karyawan Tinggi Karyawan Rendah
Batik Ida 0,77 Karyawan Tetap 0,50 X
1 X
Lestari Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
Karyawan Tetap 0,50 X
2 Batik Chandra 0,46 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
0,42 Karyawan Tetap 0,75 X
3 Batik Pasindra X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
Karyawan Tetap 0,58 X
4 Batik Desi 0,46 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
Batik ABD 0,35 Karyawan Tetap 0,58 X
5 X
dan Tanto Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
Karyawan Tetap 0,50 X
6 Batik Atha 0,54 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
0,19 Karyawan Tetap 0,67 X
7 Batik Mawar X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
Karyawan Tetap 0,75 X
8 Batik Alfita 0,77 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
Batik Bantul 0,85 Karyawan Tetap 0,67 X
9 X
“Ayu” Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
Batik Budi Karyawan Tetap 0,83 X
10 0,89 X
Harjono Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
Batik Cipto 0,89 Karyawan Tetap 0,92 X
11 X
Rahmadhani Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
Karyawan Tetap 0,75 X
12 Batik MS 0,42 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
0,54 Karyawan Tetap 0,58 X
13 Batik Erisa X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
Karyawan Tetap 0,58 X
14 Batik Tugiran 0,73 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
0,73 Karyawan Tetap 0,83 X
15 Batik Adhinata X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

CSR Sosial Pelaku UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan


SetiapKaryawan UMKM Batik (Lanjutan)
CSR Sosial Kategori Peningkatan Kategori Peningkatan
Nama Indeks CSR Sosial Indeks
No Tinggi Karyawan Kesejahteraan Kesejahteraan
UMKM CSRs Rendah BKKBN
Karyawan Tinggi Karyawan Rendah
Karyawan Tetap 0,83 X
16 Rekso Batik 0,46 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
0,65 Karyawan Tetap 0,83 X
17 Batik Topo X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
Karyawan Tetap 0,58 X
18 Batik Arji SM 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
0,92 Karyawan Tetap 0,83 X
19 Batik Pragitha X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
0,69 Karyawan Tetap 0,58 X
20 Batik Menik X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
Karyawan Tetap 0,83 X
21 Batik Lanthing 0,96 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
0,65 Karyawan Tetap 0,83 X
22 Dirjo Batik X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
Karyawan Tetap 0,67 X
23 Batik Jumiati 0,39 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
0,54 Karyawan Tetap 0,75 X
24 Batik Krisna X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
Karyawan Tetap 0,58 X
25 Prawesty Batik 0,62 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
0,81 Karyawan Tetap 0,67 X
26 Batik Wongso X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
Karyawan Tetap 0,58 X
27 Batik Nining 0,54 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
0,89 Karyawan Tetap 0,50 X
28 Gunawan Batik X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
Karyawan Tetap 0,50 X
29 Batik Mujiman 0,85 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
Batik Karyawan Tetap 0,58 X
30 0,54 X
Ramadhani Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
Jumlah 19,02 40,46
Rata-rata 0,63 0,67
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Lampiran 6
Tabel Jawaban Kuesioner Indeks CSR Per Responden Pelaku UMKM Batik

Pernyataan Total Jawaban Per Pelaku


UMKM
No Responden Pelaku UMKM Batik
G4-LA1 - G4-LA13 G4-HR1 - G4-HR7 G4-SO1 - G4-SO6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
Ya Tidak
0 1 2 3
1 Batik Ida Lestari T T Y Y Y Y Y T T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y T T T Y T T Y 20 6
2 Batik Chandra T Y Y Y T T Y T T Y T T Y Y T Y Y T Y Y Y T T T T T 12 14
3 Batik Pasindra T Y Y T T T T T T T T T T T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 11 15
4 Batik Desi T Y Y T T Y Y T T T T T T T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 12 14
5 B. ADB dan Tanto T Y Y T Y T T T T T T T Y T T T Y Y Y T T T Y T T Y 9 17
6 Batik Atha T Y Y Y Y Y Y T T T T T Y T T T T Y Y Y Y Y T T Y Y 14 12
7 Batik Mawar T T Y Y Y Y Y T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 5 21
8 Batik Alfita T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 20 6
9 B. Bantul “Ayu” T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 22 4
10 Batik Budi Harjono T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 23 3
11 Cipto Rahmadhani T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 23 3
12 Batik MS Y T Y T T T T T Y Y T T Y T T T Y Y Y Y T T Y T T Y 11 15
13 Batik Erisa T Y Y Y Y Y Y T T Y T T Y T T T Y Y Y Y T Y Y T T T 14 12
14 Batik Tugiran T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 19 7
15 Batik Adhinata T Y Y Y Y Y Y Y T Y T T Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 19 7
16 Rekso Batik T T Y T T T Y T T T T T Y Y T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 12 14
17 Batik Topo T Y Y Y Y Y Y T T Y T Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T T Y 17 9
18 Batik Arji SM T T Y T T Y Y T T Y T T Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 13 13
19 Batik Pragitha T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 24 2
20 Batik Menik T Y Y Y Y Y T T T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 18 8
21 Batik Lanthing Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 25 1
22 Dirjo Batik T Y Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y T T T Y Y Y T T Y Y T Y Y 17 9
23 Batik Jumiati T T Y T Y Y T T T T T Y Y T T T Y Y Y T Y T Y T T T 10 16
24 Batik Krisna T Y Y Y Y Y Y T T Y T Y Y T T T T Y Y Y T Y Y T Y Y 14 12
25 Prawesty Batik T Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 16 10
26 Batik Wongso Y T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y T 21 5
27 Batik Nining T T Y T Y Y Y T T T T T Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 14 12
28 Gunawan Batik Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y 23 3
29 Batik Mujiman T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 22 4
30 Batik Ramadhani T Y Y T Y Y Y T T T T T Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y T T T 14 12
Total Jawaban 494 286
Persentase Jawaban 63% 37%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 7
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
Total Jawaban Per
Responden Pelaku UMKM Batik
Pernyataan
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Ya Tidak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
G4-LA1 T T T T T T T T T T T Y T T T T T T T T Y T T T T Y T Y T T 4 26
G4-LA2 T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y T T Y Y Y 22 8
G4-LA3 Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 30 0
G4-LA4 Y Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y T T Y Y T 20 10
G4-LA5 Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 24 6
G4-LA6 Y T T Y T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 25 5
G4-LA7 Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y 25 5
G4-LA8 T T T T T T T T T Y Y T T Y Y T T T Y T Y Y T T T Y T Y T T 9 21
G4-LA9 T T T T T T T T T T T Y T T T T T T Y T Y T T T T T T T T T 3 27
G4-LA10 Y Y T T T T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T Y T Y T Y Y T 20 10
G4-LA11 Y T T T T T T Y Y Y Y T T Y T T T T Y T Y T T T T Y T Y Y T 11 19
G4-LA12 T T T T T T T Y Y Y Y T T Y T T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T 16 14
G4-LA13 Y Y T T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 27 3
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Praktik Ketenagakerjaan
236 154
dan Kenyamanan Bekerja
Persentase 60,51% 39,49%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Lampiran 8
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
Total Jawaban Per
Responden Pelaku UMKM Batik
Peryataan
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Ya Tidak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
G4-HR1 Y Y T T T T T Y Y Y Y T T T Y Y T T Y Y Y T T T T Y T Y Y Y 15 15
G4-HR2 Y T T T T T T T Y Y Y T T T T T T T Y Y Y T T T T Y T Y Y T 10 20
G4-HR3 Y Y T T T T T T Y Y Y T T T T T T T Y T Y T T T T Y T Y Y T 10 20
G4-HR4 Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y 27 3
G4-HR5 Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 28 2
G4-HR6 Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 29 1
G4-HR7 T Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y 25 5
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia 144 66
Persentase 68,57% 31,43%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 9
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
Total Jawaban Per
Responden Pelaku UMKM Batik
Pernyataan
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Ya Tidak
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
G4-SO1 T Y Y T T Y T Y Y Y Y T T T Y T Y T Y T Y T Y T T Y Y T Y Y 16 14
G4-SO2 T T Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y 24 6
G4-SO3 Y T Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 27 3
G4-SO4 T T T T T T T Y Y T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 2 28
G4-SO5 T T Y Y T Y T Y Y Y Y T T Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T 21 9
G4-SO6 Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y Y T 24 6
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat 114 66
Persentase 63,33% 36,67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 10
Tabel Jawaban Kuesioner Indeks Peningkatan Kesejahteraan Per Responden Karyawan UMKM Batik
Total Jawaban Per
Pernyataan
No Nama UMKM Karyawan Karyawan UMKM Batik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ya Tidak
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
1 Batik Ida Lestari
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
2 Batik Chandra
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y T Y 9 3
3 Batik Pasindra
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y 7 5
4 Batik Desi
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y T Y 8 4
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
5 Batik ADB dan Tanto
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T Y T Y Y T Y 8 4
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
6 Batik Atha
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
7 Batik Mawar
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tetap T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 9 3
8 Batik Alfita
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
9 Batik Bantul “Ayu”
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y T Y Y 8 4
Karyawan Tetap Y Y Y Y T Y T Y Y Y T Y 10 2
10 Batik Budi Harjono
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y 11 1
11 Batik Cipto Rahmadhani
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
12 Batik MS
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y T T T Y 7 5
13 Batik Erisa
Karyawan Tidak Tetap Y T T Y Y T T Y T Y T Y 6 6
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
14 Batik Tugiran
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
15 Batik Adhinata
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y Y T Y Y T T 8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Tabel Jawaban Kuesioner Indeks Peningkatan Kesejahteraan Per Responden Karyawan UMKM Batik (Lanjutan)
Total Jawaban Per
Pernyataan
No Nama UMKM Karyawan Karyawan UMKM Batik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ya Tidak
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
16 Rekso Batik
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y 10 2
17 Batik Topo
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y 10 2
Karyawan Tetap Y T Y Y T Y T Y T Y T Y 7 5
18 Batik Arji SM
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
19 Batik Pragitha
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y Y Y 9 3
Karyawan Tetap T Y Y T Y Y T T Y Y T Y 7 5
20 Batik Menik
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y T Y T T Y Y Y Y 8 4
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 10 2
21 Batik Lanthing
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y 10 2
22 Dirjo Batik
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T T T Y Y Y Y 6 6
Karyawan Tetap T T Y Y Y T Y Y Y Y T Y 8 4
23 Batik Jumiati
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T T 7 5
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
24 Batik Krisna
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y 7 5
25 Prawesty Batik
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
26 Batik Wongso
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y Y Y 7 5
27 Batik Nining
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T T Y T Y 6 6
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
28 Gunawan Batik
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T Y T Y Y T Y 6 6
Karyawan Tetap T T Y Y T T T Y Y Y T Y 6 6
29 Batik Mujiman
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
30 Batik Ramadhani
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Total Jawaban 486 234
Persentase Jawaban 67% 33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 11
Tabel Jawaban Kuesioner Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik Per Item Indikator BKKBN
Pernyataan
No Nama UMKM Karyawan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
1 Batik Ida Lestari
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
2 Batik Chandra
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y T Y
3 Batik Pasindra
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y
4 Batik Desi
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
5 Batik ADB dan Tanto
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T Y T Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
6 Batik Atha
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
7 Batik Mawar
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
8 Batik Alfita
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
9 Batik Bantul “Ayu”
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y T Y Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y T Y T Y Y Y T Y
10 Batik Budi Harjono
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y
11 Batik Cipto Rahmadhani
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
12 Batik MS
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y T T T Y
13 Batik Erisa
Karyawan Tidak Tetap Y T T Y Y T T Y T Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
14 Batik Tugiran
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
15 Batik Adhinata
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y Y T Y Y T T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Tabel Jawaban Kuesioner Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik Per Item Indikator BKKBN (Lanjutan)
Pernyataan
No Nama UMKM Karyawan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
16 Rekso Batik Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y
17 Batik Topo
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y
Karyawan Tetap Y T Y Y T Y T Y T Y T Y
18 Batik Arji SM Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
19 Batik Pragitha Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y Y Y
Karyawan Tetap T Y Y T Y Y T T Y Y T Y
20 Batik Menik Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y T Y T T Y Y Y Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
21 Batik Lanthing Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y
22 Dirjo Batik Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T T T Y Y Y Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T Y Y Y Y T Y
23 Batik Jumiati Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T T
Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
24 Batik Krisna Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y
25 Prawesty Batik Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
26 Batik Wongso Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y Y Y
27 Batik Nining Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T T Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
28 Gunawan Batik Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T Y T Y Y T Y
Karyawan Tetap T T Y Y T T T Y Y Y T Y
29 Batik Mujiman Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
30 Batik Ramadhani Karyawan Tidak Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Total Jawaban “Ya” 41 23 59 59 54 23 14 32 56 58 8 58
Persentase Jawaban “Ya” 67,36%
Total Jawaban “Tidak” 19 37 1 1 6 37 46 28 4 2 52 2
Persentase Jawaban “Tidak” 32,64%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 12
Karakteristik Responden
Tahun Nama Karyawan Identitas Karyawan Jumlah Karyawan
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat
Berdiri Sebagai Responden Sebagai Responden UMKM
Bapak Gathang Karyawan Tetap 4
1 Batik Ida Lestari Ibu Ida Pedak 2007
Ibu Aminah Karyawan Tidak Tetap 5
Bapak Rohmadi Karyawan Tetap 4
2 Batik Chandra Bapak Jaikem Gunting 1991
Bapak Haris Karyawan Tidak Tetap 4
Ibu Mujiarsi Karyawan Tetap 3
3 Batik Pasindra Bapak Panji Gunting 1989
Bapak Muwardi Karyawan Tidak Tetap 4
Ibu Sari Karyawan Tetap 3
4 Batik Desi Bapak Giyat Gunting 2000
Ibu Murni Karyawan Tidak Tetap 2
Batik ADB dan Ibu Rahayu Karyawan Tetap 5
5
Tanto
Bapak Mugiyo Pandak 1999
Ibu Nita Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Sar Karyawan Tetap 10
6 Batik Atha Mas Rohmat Gunting 2014
Bapak Tin Karyawan Tidak Tetap 3
Ibu In Karyawan Tetap 2
7 Batik Mawar Bapak Hardilah Tirto 1993
Ibu Bunijem Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Zari Karyawan Tetap 4
8 Batik Alfita Bapak Tugiyo Tirto 1994
Ibu Jumini Karyawan Tidak Tetap 3
Batik Bantul Ibu Nur Karyawan Tetap 20
9
“Ayu”
Mas Tri S Pedak 2005
Ibu Tini Karyawan Tidak Tetap 8
Batik Budi Ibu Ika Karyawan Tetap 7
10
Harjono
Bapak Budi Tirto 2005
Ibu Ida Karyawan Tidak Tetap 26
Batik Cipto Ibu Puji Karyawan Tetap 4
11
Rahmadhani
Bapak Jiyono Tirto 1980
Ibu Dwi Karyawan Tidak Tetap 6
Ibu tukiyah Karyawan Tetap 4
12 Batik MS Bapak Biyat Tirto 1995
Bapak Bami Karyawan Tidak Tetap 5
Bapak Andri Karyawan Tetap 10
13 Batik Erisa Bapak Tri Maryanto Pedak 2000
Ibu Tukijem Karyawan Tidak Tetap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Karakteristik Responden (Lanjutan)


Tahun Jumlah Karyawan
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat Nama Karyawan Identitas Karyawan
Berdiri UMKM
Ibu Parmi Karyawan Tetap 9
14 Batik Tugiran Bapak Tugiran Bergan 1986
Ibu Mujinah Karyawan Tidak Tetap 5
Ibu Sumi Karyawan Tetap 5
15 Batik Adhinata Mas Adhinata Bergan 2015
Bapak Suraso Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Agung Karyawan Tetap 7
16 Rekso Batik Ibu Siti Pandak 2014
Bapak Catur Karyawan Tidak Tetap 3
Bapak Triono Karyawan Tetap 7
17 Batik Topo Bapak Topo Pijenan 1976
Ibu Isti Ningsih Karyawan Tidak Tetap 2
Ibu Retno Karyawan Tetap 3
18 Batik Arji SM Bapak Fakhrudin Tirto 1992
Ibu Darti Karyawan Tidak Tetap 6
Bapak Rakiso Karyawan Tetap 25
19 Batik Pragitha Bapak Githo Gunting 1987
Ibu Sutinah Karyawan Tidak Tetap 8
Ibu Desi Karyawan Tetap 11
20 Batik Menik Ibu Menik Bergan 1976
Ibu Kalsiati Karyawan Tidak Tetap 5
Ibu Sumarsih Karyawan Tetap 20
21 Batik Lanthing Bapak Tumilan Gunting 2004
Ibu Warjien Karyawan Tidak Tetap 5
Ibu Hartini Karyawan Tetap 12
22 Dirjo Batik Mbak Ika Pijenan 1968
Ibu Suarti Karyawan Tidak Tetap 4
Ibu Tukilah Karyawan Tetap 2
23 Batik Jumiati Ibu Jumiati Gunting 1990
Ibu Yeminah Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Gadhang Karyawan Tetap 4
24 Batik Krisna Bapak Supriyono Gunting 1987
Ibu Susi Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Nulatno Karyawan Tetap 5
25 Prawesty Batik Ibu Herly Ngeblak 2011
Ibu Nuri Karyawan Tidak Tetap 3
Bapak Deni Karyawan Tetap 3
26 Batik Wongso Mas Fendi Pijenan 2010
Ibu Yuli Karyawan Tidak Tetap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Karakteristik Responden (Lanjutan)


Tahun Jumlah Karyawan
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat Nama Karyawan Identitas Karyawan
Berdiri UMKM
Bapak Paidi Karyawan Tetap 6
27 Batik Nining Ibu Sri Marsni Ngeblak 2000
Ibu Imah Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Slamet Karyawan Tetap 10
28 Gunawan Batik Ibu Indah Ngeblak 2010
Ibu Yuli Karyawan Tidak Tetap 2
Ibu Pujini Karyawan Tetap 4
29 Batik Mujiman Bapak Mujiman Gesikan 2016
Ibu Diah Karyawan Tidak Tetap 2
Bapak Fauzi Karyawan Tetap 5
30 Batik Ramadhani Bapak Joko M Pijenan 2001
Ibu Nganti Karyawan Tidak Tetap 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 14

Anda mungkin juga menyukai