Pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat kita tangkap sebagai upaya konkrit untuk pembebasan umat manusia seutuhnya dan seutuhnya. Dalam pandangannya, pendidikan merupakan salah satu pintu masuk menuju pribadi yang mandiri. Kemandirian manusia lahir dan batin, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan warga dunia. Pendidikan dengan demikian menjadi alat untuk membangun otonomi intelektual, eksistensial dan sosial. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya memiliki ketiga otonomi tersebut di atas. Oleh karena itu, yang dimaksud oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai kemerdekaan jiwa dan raga adalah suatu keadaan dimana manusia di Indonesia dapat meneguhkan eksistensinya yang otonom sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia sekaligus. Pendidikan memungkinkan manusia memiliki otonomi yang cukup dan utuh dalam aspek kognisi, emosi, jiwa, dan masyarakat, sehingga manusia dapat eksis secara mandiri, mandiri dari orang lain, dan mampu mengatur dirinya sendiri. Dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara memiliki relevansi dengan paradigma pendidikan di Indonesia pada saat ini. Peserta didik memiliki kebebasan untuk mengarahkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, passion, dan minat belajarnya. Seperti halnya kemerdekaan belajar yang saya rasakan ketika saya memutuskan untuk memilih mengikuti perkuliahan PPG Prajabatan 2022 ini. Keputusan memang mutlak dari saya, tanpa adanya paksaan dari keluarga. Karena menjadi guru yang professional merupakan salah satu diantara impian terbesar saya.