Kelompok 13 - Metopen-2
Kelompok 13 - Metopen-2
Metode Penelitian
DISUSUN OLEH
Kelompok 13 :
5C MANAJEMEN PAGI
2023
BAB I PENDAHULUAN
Fokus penelitian ditetapkan pada dua variabel utama, yaitu kualitas pelayanan
Dalam era globalisasi dan persaingan yang ketat, lembaga pendidikan tinggi
Oleh karena itu, peran dosen sebagai penyampai materi pembelajaran dan fasilitas
kampus sebagai wadah kegiatan akademis dan non-akademis menjadi sangat vital.
pengalaman belajar mahasiswa. Dosen bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan hubungan yang lebih dalam
antara kualitas pelayanan dosen dan fasilitas kampus dengan tingkat kepuasan
mahasiswa. Pemahaman ini tidak hanya bermanfaat bagi lembaga pendidikan tinggi
1
2
yang bersangkutan tetapi juga dapat memberikan kontribusi lebih luas terhadap
RESPON
NO PERTANYAAN SP P N TP STP
1. mengasih teori 10 % 20 % 10 % 40 % 20 %
ketimbang praktek
3. Kemampuan dosen
dalam menyampaikan 30 % 10 % 10 % 30 % 20 %
materi kuliah
4. Dosen mampu
belajar
Dari data penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
tidak puas dengan pendekatan dosen yang lebih fokus pada teori dari pada praktek
(70% tidak puas atau sangat tidak puas). Selain itu, mayoritas mahasiswa (60%)
3
tidak puas dengan kebiasaan dosen yang sering mengganti jam mata kuliah dan
kemampuan dosen dalam menyampaikan materi kuliah dinilai kurang baik oleh
sebagian mahasiswa (50% Tidak puas atau sangat tidak puas) dan kemampuan
Fasilitas Kampus
RESPON
NO PERTANYAAN SP P N TP STP
1. Parkiran. - - - 70 % 30 %
5. Lapangan yang di
- - 20 % 60 % 20 %
jadikan tempat parkir
ketidakpuasan terhadap parkiran dengan 70% sangat tidak puas dan 30% tidak puas.
Fasilitas infocus juga mendapat penilaian rendah, dimana 60% responden tidak
4
puas dan 10% sangat tidak puas. Kondisi kamar mandi yang tidak menyediakan
sabun menciptakan ketidakpuasan signifikan, dengan 60% sangat tidak puas dan
40% tidak puas. Selain itu, fasilitas wifi juga menjadi perhatian, di mana 50%
responden tidak puas dan 30% sangat tidak puas dan Lapangan yang dijadikan
tempat parkiran juga mendapat penilaian rendah, dimana 60% responden tidak puas
dan 20% sangat tidak puas Keseluruhan, hasil menunjukkan adanya sejumlah besar
Penelitian Terdahulu
13
Dengan demikian penulis menganggap dari hasil survey awal ini menunjukkan
tidak puas dengan pendekatan dosen yang lebih fokus pada teori dari pada
praktek Selain itu, mayoritas mahasiswa tidak puas dengan kebiasaan dosen
yang sering mengganti jam mata kuliah dan kemampuan dosen dalam
rendah.
parkiran, infocus, kamar mandi yang tidak menyediakan sabun, fasilitas wifi
Dosen agar Tidak Membuat Mahasiswa Merasa Kurang Puas dengan Sistem
Mengajar Tersebut.
Sediakan Kampus.
7
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Kampus
fasilitas kampus.
mahasiswa.
BAB II LANDASAN TEORI
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin "satis" (artinya cukup
baik, memadai) dan "facio" (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan
sebagai "upaya pemenuhan sesuatu" atau "membuat sesuatu memadai" (Sarjono,
2007). Dan menurut Giese & Cote dalam Tjiptono (2017:204) “Kepuasan
merupakan respon (emosional atau kognitif), respon tersebut menyangkut focus
tertentu (ekspestasi, produk, pengalaman konsumsi, dan seterusnya) dan respon
terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk/jasa,
berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain”. Dalam perguruan tinggi,
kepuasan pelanggan berwujud sebagai kepuasan mahasiswa sebagai pengguna jasa
pendidikan.
Kepuasan asal katanya adalah puas yang berarti merasa senang, lega, kenyang,
dan sebagainya karena sudah merasai secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi
Hasrat hatinya (Suharno dan Retnoningsih, 2012). Mahasiswa dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai orang yang belajar diperguruan tinggi.
Menurut Sugito kepuasan mahasiswa adalah suatu keadaan terpenuhinya
keinginan, harapan, dan kebutuhan mahasiswa (Srinadi, 2008).
8
9
Rating kepuasan konsumen menurut Kotler dan Ketler (Priansa, 2016:199) juga
memainkan peran penting. Dari tingkat satu hingga lima, tingkat kepuasan
berkorelasi dengan tindakan konsumen, mulai dari meninggalkan perusahaan
hingga membeli ulang.
Berdasarkan hal ini, mahasiswa yang puas akan memberikan umpan balik
positif, sementara yang tidak puas dapat mengambil langkah ekstrem seperti pindah
program studi atau perguruan tinggi. Manajemen dapat mengurangi ketidakpuasan
melalui komunikasi terbuka dengan mahasiswa dan penanganan cepat terhadap
keluhan.
Pelanggan, baik dalam produksi maupun jasa, merujuk pada individu atau
kelompok yang merasakan manfaat dari suatu kegiatan. Meskipun sering
disamakan dengan konsumen, pelanggan juga mencakup mahasiswa dalam konteks
perguruan tinggi. Peningkatan kepuasan pelanggan/mahasiswa memiliki dampak
positif, seperti mempertahankan nasabah lama dan mentransfer kepuasan tersebut
kepada nasabah baru, sesuai dengan pandangan Kasmir (2017:238). Selain itu,
menurut H.Nandan dan Togi (2017:155), kepuasan pelanggan juga dapat
meningkatkan pendapatan, mendukung keperluan pembiayaan masa depan, dan
meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
10
Goeth dan Davis, yang juga dikutip oleh Tjiptono (2012), menyatakan bahwa
kualitas adalah kondisi dinamis yang terkait dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan, yang dapat memenuhi atau bahkan melampaui harapan pelanggan.
Indikator kualitas yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dijelaskan oleh
Kotler (2012), mencakup Wujud Fisik, Daya Tanggap, Kehandalan, Keyakinan, dan
Empati.
Dengan demikian, kualitas layanan jasa tidak hanya mencakup sejauh mana
keunggulan yang diharapkan, tetapi juga sejauh mana layanan tersebut sesuai
dengan ekspektasi pelanggan, dan melibatkan aspek-aspek seperti wujud fisik, daya
tanggap, kehandalan, keyakinan, dan empati.
sistem, prosedur, dan metode tertentu dengan landasan faktor material. Hal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Pelayanan, pada hakikatnya, merupakan serangkaian kegiatan yang terjadi sebagai
proses rutin dan berkesinambungan, mencakup seluruh kehidupan masyarakat.
Dalam konteks perguruan tinggi, dosen memiliki peran sebagai tenaga pengajar.
KBBI menjelaskan dosen sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi. Menurut UU
Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, pasal 1 tentang guru dan dosen, dosen
adalah pendidik profesional dan ilmuan yang memiliki tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Dalam UU Republik Indonesia No.14 tahun 2005 pasal 1 tentang guru dan
dosen, dosen dijelaskan sebagai pendidik profesional dan ilmuan yang tugas
utamanya mencakup mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Tugas utama ini mencerminkan bentuk pelayanan
yang diberikan dosen kepada mahasiswa sebagai konsumen.
bahwa pelayanan tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan untuk digunakan
kembali di masa mendatang.
Menurut Fandi dalam Harsono (2012), fasilitas dianggap sebagai variabel yang
memengaruhi kepuasan konsumen. Fasilitas yang disediakan di universitas, baik itu
pelayanan maupun non-pelayanan, turut memengaruhi tingkat kepuasan konsumen,
dengan semakin lengkapnya fasilitas memperoleh respon positif dari konsumen.
Jenis fasilitas juga dapat dilihat dari fungsinya terhadap Proses Belajar
Mengajar (PBM) dan jenisnya (fisik dan nonfisik). Kesimpulannya, fasilitas
kampus terdiri dari sarana (dukung langsung) dan prasarana (dukung tidak
langsung) yang bersifat fisik atau nonfisik.
Berdasarkan Penelitian Terdahulu yang dilakukan Oleh Utami Dewi Nasititi (2015)
yang berjudul Pengaruh Layanan Mengajar Dosen dan Pemanfaatan Fasilitas
Belajar Terhadap Kepuasan Mahasiswa Di Universitas Pasudan. Penelitian
tersebut menjelaskan bahwa kurangnya fokus pada pengaruh pemanfaatan fasilitas
belajar (X2) terhadap kepuasan mahasiswa (Y) secara bersama-sama dengan
layanan mengajar dosen (X1). Penelitian sebelumnya lebih banyak menekankan
pada pengaruh layanan mengajar dosen terhadap kepuasan mahasiswa, namun
kurang memperhatikan peran pemanfaatan fasilitas belajar dalam menciptakan
kepuasan mahasiswa. Hal ini penting karena mahasiswa memiliki harapan dan
kriteria terhadap fasilitas dan proses belajar mengajar yang diberikan oleh dosen.
Selain itu, penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas
belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa, sehingga perlu
adanya penelitian yang lebih mendalam untuk memahami hubungan antara kedua
variabel tersebut secara bersama-sama.
2.6 HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh layanan mengajar dosen terhadap Kepuasan Mahasiswa
UMSU Fakultas Ekonomi.
2. Terdapat pengaruh Fasilitas Kampus terhadap Kepuasan Mahasiswa UMSU
Fakultas Ekonomi.
LAMPIRAN
1. https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/5932/4011
2. https://jim.unisma.ac.id/index.php/jrm/article/viewFile/6225/5115
3. http://digilib.unimed.ac.id/20318/
16