Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BELIBIS

RSUD WANGAYA

Oleh:
Kelompok 7:
I Gusti Bagus Agung Taruna Jaya 213213271
Irvandy Milano Henhuk 213213289
Ni Kadek Dwik Widiastini 213213290
A.A. Istri Rahma Wilandari 213213291
Artha Umbu Bili 233213623

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKes Wira Medika Bali
Denpasar
2023-2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, Rumah Sakit (RS)
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan. Pelayanan kesehatan di RS meliputi banyak pelayanan
disetiap bidangnya, seperti poliklinik dan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Kemajuan dalam pengobatan
modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa pasien hanya
dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah mengalami kecelakaan,
pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab
seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga
dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan
baik (etikal).Pelayanan keperawatan berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan merupakan hal penting yang dapat membantu
menurunkan angka kematian seseorang. Pelayanan keperawatan yang bermutu
ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari
pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan
prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang disepakati.
Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada
dalam interaksi antara perawat dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai
dengan standar dan etika keperawatan. Sehingga diperlukan adanya pengkajian pada
ruangan perawat untuk mengetahui apakah sudah sesuai standar dan mutu yang
ditentukan dari faktor input dan proses pelayanan yang sudah ditetapkan tersebut.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
keperawatan. Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H.Weihrich dan
H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan
sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu pengorganisasian,
perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Kualitas suatu pelayanan khususnya pelayanan keperawatan sangat tergantung
dari berbagai aspek antara lain pengetahuan, ketrampilan dan strategi dalam
mengelola sumber daya secara efektif dan efisien agar tercapainya kepuasan
klien/pasien dalam pengertian yang lebih luas yaitu aman dan nyaman. Pengelolaan
suatu unit/ruang rawat melibatkan berbagai pihak antara lain: dokter, perawat dan
profesi kesehatan lainnya, klien/pasien dan keluarganya, oleh karena itu perlu
dikelola secara professional. Pendekatan yang dilakukan dalam praktik manajemen
keperawatan pada tahap ini adalah model praktek keperawatan profesional (MPKP)
yang diintegrasikan kedalam pengembangan manajemen kinerja klinik (PMKK) bagi
first line manager yang relevan dan sinergis dengan penerapan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan. Pendekatan melalui
manajemen kinerja klinik pada praktik profesi sangat relevan mengingat strategi
pembelajarannya yang pratikal, berfokus kepada peningkatan mutu secara terus
menerus dan berkelanjutan (continous quality improvement).
RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk Bali
Selatan. RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan RSUD Tipe B pendidikan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Ruang
Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan sebuah unit pelayanan yang
berfungsi sebagi ruang rawat inap kelas I, II, dan III khusus anak-anak selama 24
jam.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fungsi manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) berdasarkan 5 M secara kelompok
dan melakukan deseminasi awal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Belibis RSUD Wangaya Kota
Denpasar.
2. Melakukan analisa data berdasarkan standar dengan menggunakan fish bone
diagram.
3. Merumuskan rumusan dan prioritas permasalahan.
4. Menetapkan seleksi alternative permasalahan.
5. Menyusun POA (Plan Of Action).

1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan
ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat untuk mengumpulkan
data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Bagi Pasien
Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya kepuasan klien
terhadap praktik pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
2) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
4) Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional dimata
profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
3) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai rumah
sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang professional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

2.1.1 Sejarah RSUD Wangaya


Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar didirikan pada Tahun
1921 dengan jumlah tempat tidur 30 buah, 15 buah untuk orang sakit dari Eropa
dan Cina serta 15 tempat tidur lainnya untuk bumiputera. Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk
Bali Selatan.
Masa Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda (1921 – 1942). Pada masa ini
Rumah Sakit Umum Wangaya juga memberikan pelayanan penyakit Kusta,
Penyakit Menular. Dokter yang memberikan pelayanan adalah Dokter Belanda,
Dokter Jawa dibantu oleh ZEIKEN OPPASER (Penjaga Orang Sakit), I Wayan
Nugra adalah seorang Zeiken Oppaser yang paling rajin dan aktif waktu itu.
Pada masa ini ada beberapa kali pergantian Direktur, Tahun 1921 adalah Dokter
Abdul Tahir, Tahun 1923 adalah Dokter Wirasma, Tahun 1936 adalah Dokter
Benne dan Tahun 1937 adalah Dokter Eykman.
Masa Penjajahan Pemerintahan Jepang (1942 – 1945). Dengan jatuhnya
belanda dan berkuasanya Jepang maka dengan otomatis Rumah Sakit Umum
berada di bawah Pemerintahan Jepang. Pada masa ini pelayanan kesehatan
sangat menurun karena semua dokter dan tenaga kesehatan dari Belanda dan
Eropa ditangkap oleh Belibis Jepang, obat – obatan dan sarana kesehatan sangat
terbatas sehingga derajat kesehatan masyarakat sangat rendah.
Masa Revolusi Fisik sampai dengan penyatuan RIS menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (1945 – 1951). Pada masa ini Rumah Sakit
Wangaya utamanya perawatnya banyak membantu para pejuang saat itu,yang
tercatat diantaranya Made Subrata, I Gde Pelasa, Ida Bagus Kompiang, I
Nyoman Purna, I Made Rasna, Ida Bagus Jagra, I Made Putra, I Gusti Putu
Susesa. Disamping banyak membantu pejuang Rumah Sakit Wangaya pada
masa ini sangat berperan dalam mencetak tenaga – tenaga perawat dengan
membuka pendidikan juru rawat.

Masa pulau Bali sebagai bagian dari Provinsi Sunda Kecil / Nusa Tenggara
sampai Bali berdiri sebagai Provinsi sampai sekarang. Pada masa ini pelayanan
kesehatan sudah mulai berkembang dengan baik, karena mulainya pemisahan
Bali sebagai bagian provinsi Sunda Kecil. Pada Bulan Maret 1963 waktu
meletusnya Gunung Agung pengabdian tenaga perawat Rumah Sakit Wangaya
sangat besar, dimana Ida Bagus Kompiang pemimpin dan mengatur tenaga
perawat untuk bertugas selaku tenaga sukarela membantu korban gunung
meletus.
Selama kurun waktu 1921 – 2007 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
sudah dipimpin oleh 28 Orang Direktur. Dengan terbentuknya Pemerintah Kota
Denpasar pada Tahun 1992 maka Rumah Sakit Wangaya Denpasar dibawah
naungan Pemerintah Kota Denpasar dan Dengan Keputusan Walikota Kota
Denpasar Nomor 96 Tahun 2008 tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar sebagai Badan Layanan Umum
Daerah.

2.1.2 Gambaran Umum Ruang Belibis RSUD Wangaya

Ruang Belibis merupakan salah satu ruangan rawat inap di RSUD


Wangaya yang terletak di Gedung B Lantai 3. Ruang Belibis terdiri dari satu
lantai dengan kapasitas Ruang Belibis yaitu 27 tempat tidur yang berfungsi,
dengan 15 kamar, yang dimulai dari nomor kamar 301, 302 – 303 selanjutnya
nomor kamar 304, 305, dan 306-315, untuk kamar 311 berisi 1 bed dan yang
lainnya setiap kamar berisi 2 bed, 1 kamar mandi, 2 lemari, 2 meja makan, 1
ac dan 8 kamar berisi 1 tv serta tirai di setiap bednya.

2.2 Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
Pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari pelayanan dan sub
pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan Bedah
- Bedah Umum
- Bedah Orthopedi
2. Pelayanan Kesehatan Anak
- Neonatologi
- Endokrin Anak dan Remaja
3. Pelayanan Penyakit Dalam (Interna)
- Hemodialisis
- Endoscopy
- VCT
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa (Psikiatri)
5. Pelayanan Kulit dan Kelamin
- Kosmetik dan Bedah Kulit
6. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
7. Pelayanan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
8. Pelayanan Mata
9. Pelayanan Saraf (Neurologi)
- Unit Stroke
10. Pelayanan Anestesi
11. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
12. Pelayanan Radiologi
13. Pelayanan Penyakit Paru
- TB - DOTS
14. Pelayanan Gawat Darurat
15. Pelayanan Gigi
16. Pelayanan Fisioterapi
17. Pelayanan Gizi
18. Pelayanan Farmasi
Kegiatan pelayanan dan sub pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar
dilaksanakan di Instalasi :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemulasaraan Jenasah
8. Instalasi Rekam Medis
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi Laboratorium Klinik
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Instalasi Sterilisasi Sentral
14. Instalasi Binatu / Laundry
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
16. Instalasi Elektro Data Prosessing / SIM-RS
2.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kedudukan :
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan perangkat dan
unsur pendukung penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Denpasar.
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar dipimpin oleh seorang
Direktur berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Denpasar
melalui Sekretaris Daerah Kota Denpasar
2. Tugas Pokok :
- Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.
3. Fungsi :
- Menyelenggarakan pelayanan medis
- Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
- Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
- Menyelenggarakan pelayanan rujukan
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
- Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
- Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan
2.4 Visi dan Misi tempat praktik
2.4.1 Visi Dan Misi RSUD Wangaya

a. Visi RSUD Wangaya


“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama, inovatif, unggul dalam pelayanan
kesehatan dan Pendidikan berbasis budaya kerja”.
b. Misi RSUD Wangaya
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bernutu dan terjangkau
dengan mengutamakan keselamatan pasien
2. Mengelola sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan
secara optimal
3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia serta
meningkatkan peran rumah sakit dalam Pendidikan dan pelatihan
4. Mengelola administrasi umum, keungan dan sarana prasarana secara
optimal
2.4.2 Visi Dan Misi Ruang Belibis
a. Visi dan Misi, SAK, SOP
Ruang Belibis belum memiliki visi dan misi ruangannya sendiri dan
hanya berpacu pada visi dan misi RSUD Wangaya saja namun Ruang
Belibis sudah memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) di ruangannya.
2.5 Struktur Organisasi RSUD Wangaya
2.5.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Wangaya

Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit


2.5.2 Struktur Organisasi Keperawatan Fungsional Ruang Belibis RSUD Wangaya
Kota Denpasar 2023

No Nama Status Pendidika


Ketenagaan n
1 Ns. Ida Ayu Ketut Adi Setiawati, S.Kep Kepala Ruangan Ners
2 Ns. I Gusti Ayu Sri Rasmini, S.Kep Wakil Kepala Ners
Ruangan
3 Ns.Ni Luh Putu Dewi Ardiani, S.Kep PP I Ners
4 Ns. Putu Ayu Suryaningsih, S.Kep PA Ners
5 Ni Nyoman Sri Martini W, Amd.Kep PA DIII
6 Ns.Yanti Kusuma W, S.Kep PA Ners
7 Ni Made Elgi P, Amd.Kep PA DIII
8 Ni Made Yuliasmini, Amd.Kep PP II DIII
9 Ns. I Gede Tia Warjaya, S.Kep PA Ners
10 Nyoman Utariyani, Amd.Kep PA DIII
11 Ns. Ni Luh Wayan Septareini, S.Kep PA Ners
12 Ns. Ni Putu Yusni Risnayanti, S.Kep PA Ners
13 Kadek Yulianawati, Amd.Kep PP III DIII
14 Sari Dwiangdy Prasetyaningrum, PA DIII
Amd.Kep
15 Putu Gede Dwi Asmaranata, Amd.Kep PA DIII
16 Ns. Ida Ayu Bulan, S.Kep PA Ners
17 I Made Adi Astawa, Amd.Kep PP IV DIII
18 Nyoman Widiastari, Amd.Kep PA DIII
19 Ns. Ni Nyoman Sri Widiastuti, S.Kep PA Ners
20 Ns. Kadek Ria Ditayan Antari, S.Kep PA Ners
21 Ns. Komang Lintang Kumala Dewi, S.Kep PA Ners
22 IGA Mirah, Amd.Kep Tenaga DIII
Pengganti
23 Veranita Saputri, Amd.Kep Tenaga DIII
Pengganti
24 Ni Luh Sulastri, S.kep Administrasi S1
2.6 Dimensi Dan Area Tempat Praktik
Ruang Belibis merupakan salah satu ruang rawat inap khususnya Medikal Bedah
yang terletak di Gedung B lantai III RSUD Wangaya, ruangan Belibis memiliki kapasitas
27 tempat tidur. Ruang rawat inap di Ruang Belibis dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu
10 kamar kelas I yaitu nomor kamar 306 – 315 (2 patient bed set, 1 toilet, 2 bedside
cabinet, 1 AC, 2 nurse call ,2 meja makan pasien, 2 kursi penunggu pasien , 1 TV), 2
kamar kelas II yaitu nomor kamar 304 – 305 (2 bed pasien, 2 bedside cabinet, 2 nurse
call , 2 kursi penunggu pasien, 1 AC, 1 toilet, 2 meja makan pasein , 1 TV), 3 kamar
kelas III yaitu nomor kamar 301 – 303 (2 bed pasien, 2 bedside cabinet, 2 kursi
penunggu pasien, 2 nurse call, 2 meja makan pasien, 1 AC, 1 toilet). Adapun fasilitas dan
ruangan yang tersedia di Ruang Belibis RSUD Wangaya, yaitu sebagai berikut

No Nama Ruangan Fasilitas


1 Ruang tindakan Patient bed set : 1 AC : 1
Troli : 2
Lemari linen bersih : 1
Timbangan : 1
Lemari alat : 1
Kursi : 1
Rak kaca : 1
2 Nurse station Meja panjang : 1
Meja pendek : 1
Kursi : 6
Kursi Panjang : 1
Lemari arsip : 1
Telepon/intercom : 1
Komputer : 3
Printer : 1
3 Ruang perawatan dan Trolly dan set alat : 4
Sentralisasi Obat Rak : 1
4 Ruang Kepala Ruangan Meja : 2
Kursi : 2
5 Dapur Meja : 1
Kursi : 2
Kulkas : 1
Wastafel : 1
6 Ruang perawat Wastafel : 1
Komputer : 1
Meja : 1
Kursi : 1
7 Spoelhoek Tempat sampah :
3 Bak linen kotor :
1
Trolly : 4
8 Gudang alat bersih Lemari : 2
Rak : 1
9 2 Toilet Kloset : 2
Wastafel : 2
Cermin : 2

Anda mungkin juga menyukai