Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN SIMPLISIA

TANAMAN SIRIH MERAH

( Piper Crocatum )

DISUSUN OLEH :

NAMA ANGGOTA : ANDI IDRUS ANDRIAWAN (22.004.AF)

ERNA (22.018.AF)

KELAS : C22

KELOMPOK : KELOMPOK 1

INSTRUKTUR : SUWERSI YANTI, S.Farm

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sirih merah (Piper crocatum) merupakan tanaman yang dikenal luas
diIndonesia, berasal dari Peru, Amerika Selatan. Sirih merah merupakan tanaman
merambat dan mudah tumbuh di daerah tropis serta perkembangbiakannya secara
vegetatif melalui stek batang dengan keberhasilan 40 - 70%. Stek yang berasal
dari bagian tanaman yang muda tingkat keberhasilannya tidak lebih dari 30%.
Sirih merah selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias, juga dimanfaatkan
sebagai obat terutama bagian daunnya. Sirih merah merupakan tanaman obat
multifungsi termasuk dalam famili piperaceae berpotensi untuk ditingkatkan
penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional maupun modern
(Iqfarina & Darmawati, 2021).

Simplisia merupakan bahan alami berupa tanaman utuh, sebagian tanaman,


atau eksudat (zat kimia murni yang telah dipisahkan dari sel tanaman) tanaman
yang digunakan sebagai obat tetapi belum mengalami pengolahan lebih lanjut
kecuali pengeringan (Iqfarina & Darmawati, 2021).

1.2. Maksud Praktikum

Mengetahui cara pembuatan simplisia melalui tahapan pembuatan simplisia


secara berurutan.

1
1.3. Tujuan Praktikum

Untuk menghasilkan simplisia tanaman yang bermutu melalui tahapan


pembuatan yang dipersyaratkan.

1.4. Prinsip Praktikum

Melakukan tahapan pembuatan simplisia melalui pengumpulan bahan baku,


sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan
penyimpanan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper crocatum

b. Kandungan Kimia

Sirih merah (Piper crocatum) mengandung berbagai senyawa kimia seperti


flavonoid, alkaloid, polifenolat, tanin, dan minyak atsiri yang merupakan zat
yang berpotensi sebagai antibakteri (Muhammad Fadlilah, 2015).

3
c. Khasiat Tanaman

Sirih merah memiliki beberapa manfaat dalam pencegahan dan pengobatan


penyakit, diantaranya antiinflamasi, antimikroba, analgesik, antioksidan,
antikarsinogenik, antiseptik, anestesi dalam kedokteran gigi, antimutagenik,
antidiabet (Dr. I Nyoman Ehrich Lister, 2020).

2.2. Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat, belum


mengalami pengelolaan apapun, umumnya dalam keadan kering, langsung
digunakan sebagai obat dalam atau banyak digunakan sebagai obat dalam
sediaan galenik tertentu atau digunakan sebagai bahan dasar untuk memperoleh
bahan baku obat. Sedangkan sediaan berupa ektraks total mengandung 2 atau
lebih senyawa kimia yang mempunyai aktifitas farmakologi dan di peroleh
sebagai produk ektraksi bahan alam serta langsung digunakan sebagai obat atau
digunakan setelah dubuat bentuk formulasi sediaan obat tertentu yang sesuai
(Memes Monica Sary, 2021).

Dalam buku “Materia Medika Indonesia” ditetapkan definisi bahwa simplisia


adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengelolaan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah di
keringkan (Memes Monica Sary, 2021).

2.3. Pembuatan Simplisia

Pada umumnya tahap pembuatan simplisia melalui tahapan yaitu,


pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan,
dan penyimpanan.

4
a. Pengumpulan bahan

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain


tergantung pada :

 Bagian tanaman yang digunakan


 Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
 Waktu panen
 Lingkungan tempat tumbuh

Waktu panen sangat erat berhubungannya dengan pembentukan senyawa


aktif bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat
bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah terbesar.
Senyawa aktif terbentuk secara maksimal didalam bagian tanaman atau pada
umur tertentu (Memes Monica Sary, 2021).

b. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau bahan-


bahan asing lainnya dari bahan simplisia.Misalnya pada simplisia yang dibuat
dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, serta
pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam
mikroba dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pemversihan simplisia dari
tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal
(Memes Monica Sary, 2021)
.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dari pengotoran lainnya


yang melekat pada simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih ,
misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang

5
mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang mengalir, pencucian agar
dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Cara sortasi dan pencucian sangat
mempengaruhi jenis dan jumlah awal mikroba dalam simplisia
(Memes Monica Sary, 2021)
.

d. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan,


perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil,
jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.
Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus
sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat
penguapan air, sehingga mempercapat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan
yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat
berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau,
dan rasa yang

diinginkan (Memes Monica Sary, 2021).

e. Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah


rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Dengan mengurangi
kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu
atau perusakan simplisia. Pengeringan simplisia dilakukan dengan
menggunakan suatu alat pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembapan udara, aliran udara,
waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan (Memes Monica Sary, 2021).

f. Sortasi Kering

6
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan
simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti
bagian-bagian tanaman yang tidak diingnkan dan pengotor-pengotor lainnya
yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan
sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian disimpan. Seperti halnya pada
sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara mekanik
(Memes Monica Sary, 2021).

g. Penyimpanan

Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai


faktor luar dan dalam, antara lain, cahaya, oksigen udara, reaksi kimia intern,
dehidrasi, penyerapan air, pengotoran serangga, dan kapang. Selama
penyimpanan ada kemungkinan terjadi kerusakan pada simplisia. Kerusakan
tersebut dapat kemunduran mutu, sehingga simplisia bersangkutan tidak lagi
memenuhi syarat yang diperlukan atau yang ditentukan. Oleh karena itu pada
penyimpanan simplisia perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan simplisia, yaitu cara pengepakan, persyaratan
gudang simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta cara
pengawetannya. Penyebab kerusakan pada simplisia yang utama adalah air
dan kelembapan (Memes Monica Sary, 2021).

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat

1. Oven pengering simplisia


2. Pisau/Silet/Cutter
3. Gunting
4. Kain Hitam
5. Nampan
6. Baskom
7. Tissue

3.2. Bahan

1. Sampel Tanaman Sirih Merah


2. Air

3.3. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dilakukan pengumpulan bahan baku simplisia dengan cara mengumpulkan
bagian daun tanaman Sirih Merah
3. Dilakukan sortasi basah guna menghilangkan kotoran-kotoran atau bahan-
bahan asing lainnya dari bahan simplisia
4. Dicuci dengan menggunakan air yang mengalir.
5. Ditiriskan sampel hingga airnya kering

8
6. Dilakukan perajangan untuk sampel yang berukuran besar sehingga
ukurannya menjadi lebih kecil untuk mempermudah proses pengeringan
7. Dilakukan pengeringan sampel dengan metode pengeringan yang sesuai
(pengeringan alami atau pengeringan buatan).
8. Setelah kering, simplisia disortasi kering untuk menghilangkan kotoran atau
memisahkan simplisia yang tidak layak.
9. Simplisia yang telah memenuhi syarat selanjutnya disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat, dalam suhu ruangan, dihindarkan dari paparan matahari
langsung.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Tabel Hasil Praktikum Pembuatan Simplisia

No Tahap Gambar Keterangan


Pembuatan
Simplisia
1 Pengumpulan Sampel dipetik dari
Bahan
pohonnya

2 Sortasi Basah Dipisahkan sampel


dari kotoran tanah
yang menempel

10
3 Pencucian Pencucian dilakukan
agar daun Sirih Merah
bersih dan terhindar
dari benda asing,
pencucian dilakukan
dengan menggunakan
air mengalir dan bersih

4 Perajangan Sampel di potong-


potong kecil
menggunakan
cutter/silet/pisau

5 Pengeringan Pengeringan dilakukan


dengan metode
pengeringan buatan
dengan menggunakan
oven pengering
simplisia

11
6 Sortasi Kering Simplisia dipisahkan
antara simplisia yang
bagus dan kurang
bagus

7 Penyimpanan Kemudian simplisia


disimpan ditempat
yang sejuk dan
terlindung dari sinar
matahari

4.2. Pembahasan
Pada praktikum pembuatan simplisia, setelah sampel dipisahkan-pisahkan dari
benda asing, dicuci, lalu dirajang. Sampel kemudian dikeringkan dengan cara
dimasukkan kedalam oven pengering simplisia. Setelah sampel kering, dan
dihaluskan, kemudian disimpan dalam wadah kedap udara. Hasil praktikum yang
dilakukan memenuhi syarat karena kering secara baik sesuai yang tertera dalam
literatur farmakope herbal Indonesia sehingga dapat di uji standarisasi pada daun
sirih merah.

12
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pembuatan simplisia


yaitu dari hasil praktikum dari simplisia dinyatakan memenuhi syarat karena
kering secara baik dan dapat di uji standarisasi pada daun sirih merah.

5.2. Saran

1. Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi dari praktikum yang akan


dipraktikkan didalam laboratorium. Sebaiknya pada saat praktikum
mahasiswa harus mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Mahasiswa harus lebih memperhatikan pengambilan sampel agar tidak
merusak tanaman dan tidak mengambil secara berlebihan.serta
memperhatikan dengan baik sampel yang akan digunakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. I Nyoman Ehrich Lister, dr. , M. Kes. , AIFM. , A.-K. (2020). Daun Sirih Merah manfaat untuk
kesehatan. Unpri Press, 1–136.

Iqfarina, E., & Darmawati, dan A. (2021). Pertumbuhan dan produksi simplisia sirih
merah (Piper crocatum) pada komposisi media tanam dan konsentrasi perendaman
urin sapi yang berbeda (The growth and yield of red betel simplicia (Lactuca sativa L.
var. Crispa) in the composition of planting media and immersion of different
concentration of cow urine). J. Agro Complex, 5(1), 14–22.
https://doi.org/10.14710/joac.5.1.14-22

Memes Monica Sary. (2021). Pembuatan Simplisia Standar Dan Skrining Fitokimia.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU.

Muhammad Fadlilah. (2015). Benefit of Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) as
Antibiotics. Faculty of Medicine, University of Lampung.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja Praktikum

PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI

Pembuatan Simplisia

Pengumpulan Bahan

Sortasi Basah

Pencucian

Perajangan

Pengeringan

Sortasi Kering

Pengemasan

15
Lampiran 2. Gambar Hasil Praktikum

16

Anda mungkin juga menyukai