Laporan Individu Regina Munaa Madani PT Mutiara Mutu Sertifikasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. NATIONAL LABEL
PABRIK LABEL
TANGERANG - BANTEN

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun oleh:

REGINA MUNAA MADANI

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
6 MEI – 18 JUNI 2022
KONDISI PERUSAHAAN

Profil Perusahaan

Gamber 1. PT. National Label


(Sumber : Video Company Profile PKL MMS)

Nama Perusahaan : PT. National Label


Bidang Usaha : Manufaktur Label
Alamat : Jl. Serang No. KM. 8, Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangeran, Banten, 15810
Jumlah Tenaga Kerja : 321 pekerja

*) Laki - laki : 233 Jiwa

*) Perempuan : 88 Jiwa
Pembagian jam kerja :
1. Non shift : 08.00-17.00 (Senin – Jumat)
2. Shift
a. Shift I : 07.00-14.30
b. Siang : 14.30-22.30
c. Malam : 22.30-06.30
PT. National Label merupakan perusahaan label pertama di Indonesia yang ebrdiri pada tahun 1972
dan masih terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini, Tim manajemen yang professional mendukung
efektivitas operasional untuk memastikan kualitas produk yang tinggi dan pelayanan yang prima. PT. National
Label dengan kapasitas produksi 4 juta lusin per bulan merupakan produsen woven label terbesar di Indonesia
dengan mesin-mesin mutakhir dari Prancis, Italia, Swiss, dan Jerman. PT. National Label menghasilkan
produk-produk unggulan berupa woven lavel, printed label, hangtag, stiker, sublimation printing, dan heat
transfer. PT. National label memiliki 5 (lima) kantor cabang yang berada di Jabodetabek, Bandung, Solo,
Surabaya, dan Denpasar.
PT. National Label mengembangkan bisnisnya ke Industri Packaging yang berbasis kertas dan
dilengkapi dengan mesin Post-Press diantaranya papper cutting dan laminating. Proses quality control yang
sangat ketat menjamin semua produk yang dikirim pelanggan sudah sesuai dengan spesifikasi dan standar
kualitas pelanggan. PT. National Label didukung dengan Integrated IT System yang dikembangkan secara
internal untuk memastikan on time delivery barang setiap pelanggan. PT. National Label mempunyai tenaga
penjualan yang ramah dan hangat yang selalu siap melayani dan memberikan solusi untuk kebutuhan setiap
pelanggan. PT National Label mengejar keunggulan dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan
menerima sertifikasi ISO 9001:2008, UKAS terakreditasi. Dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan hanya
mempekerjakan sumber daya manusia yang berdedikasi & terampil untuk memproduksi label - label
berkualitas tinggi & akurat. PT National Label menerapkan konsep green manufacture yaitu perusahaan yang
memperhatikan kelestarian lingkungan serta memperhatikan aspek K3. Produk yang diproduksi oleh PT.
National sebagai berikut:

Gambar 2. Produk PT. National Label


(Sumber : Hasil Pemaparan Narasumber PKL MMS)

PT. National Label memiliki visi dan misi sebagai berikut :


Visi Perusahan :
1. Menjadi produsen/pemasok lebeling dan packaging yang dapat diandalkan oleh semua
pelanggan dalam hal kualitas produk dan pelayanan.
2. Menjadi tempat berkarya yang dapat dibanggakan dan mampu memberikan penghidupan yang
layak bagi karyawan beserta segenap keluarga.
3. Memberikan tingkat pengembalian yang memadai atas investasi bagi pemegang saham
Misi Perusahaan :
1. Merealisasikan target perusahaan
2. Menambah pelanggan dari segmen garmen/sepatu export, local, branded dan packaging,
sekaligus mempertahankan pelanggan lama yang bernilai tinggi.

Layout Perusahaan

PT. National Label memiliki luas area pabrik sebesar 11.295 m 2 dan luas bangunannya mencapai
5.318 m2. Berikut merupakan layout bangunan PT. National Label :

Gambar 3. Layout Perusahaan


(Sumber : Hasil Pemaparan Narasumber PKL MMS)
Sehubungan dengan komitmen PT. National Label terhadap penerapan K3, PT. National Label mempunyai
organisasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang bertugas untuk membantu
perusahaan dalam proses perencanaan, penerapan, hingga evaluasi K3 di perusahaan. Berikut merupakan
struktur organisasi P2K3 dari PT. National Label :

Gambar 4. Struktur Organisasi P2K3 PT. National Label


(Sumber : Hasil Pemaparan Narasumber PKL MMS)
Komitmen PT. National Label terhadap penerapan K3, selain adanya P2K3, PT. National Label
memiliki tim tanggap darurat yang mana bertujuan untuk meminimalisir risiko dan kerugian yang terjadi,
seperti korban jiwa, hilangnya aset perusahaan, malfungsi aset, dsb saat terjadi kejadian tidak diinginkan,
seperti kebakaran, bencana alam, kegagalan mesin, dsb. Berikut struktur organisasi tim tanggap darurat
bencana/ kebarakan yang dimiliki oleh PT National Label :

Gambar 5. Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat PT. National Label


(Sumber : Hasil Pemaparan Narasumber PKL MMS)

Proses Produksi
Proses produksi PT. National Label dilakukan dari bagian sales/penjualan yang menjelaskan
spesifikasi dari produk dan proses administrasi yang perlu dilakukan customer sebelum lanjut ke proses
berikutnya. Setelah di setujui kedua pihak proses lanjutan akan dilakukan oleh bagian design yang akan
mendisign produk/brand sesuai dengan permintaan customer. Selanjutnya pelanggan akan melakukan tahap
pembayaran pada bagian PPC. Sesudah dilakukan pembayaran, bagian produksi akan mempersiapkan bahan
utarama sesuai produk yang diminta dan dilanjutkan dengan proses produksi ke barang jadi. Produk yang
sudah jadi akan dibawa ke bagian Quality Check untuk memastikan produk/barang jadi yang di rancang
sudah sesuai dengan persyaratan costumer dan standar perusahaan. Setelah itu barang/produk akan dibawa
ke tempat penyimpanan/Ware House Delievery, dan akan dilanjutkan dengan proses
pengantaran/penyerahan produk kepada customer.
Penerapan Norma K3 Secara Umum
Bidang Kelembagaan K3
PT. National Label memiliki struktur organisasi P2K3. P2K3, yang diketuai oleh direktur perusahaan
dengan Ahli K3 Umum sebagai sekretarisnya. Ahli K3 Umum PT. National Label memiliki SKP (Surat
Keterangan Penunjukan) 13 aktif yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI. PT. National
Label juga memiliki Ahli K3 Kimia, Menurut Kepmenaker No 187 Tahun 1999, Ahli K3 Kimia wajib
dipekerjakan apabila perusahaan dikategorikan mempunyai potensi bahaya besar, sementara perusahaan
yang potensi bahayanya masuk kategori menengah wajib memiliki petugas K3 Kimia. Sementara untuk
mengelola B3, perusahaan memakai jasa PJK3 yang memperoleh keputusan penunjukan dari Menteri
Tenaga Kerja.
Pelayanan Kesehatan
PT. National Label memiliki perawat/ paramedis dan petugas P3K yang sudah bersertifikat Hiperkes.
Perawat dan petugas P3K bertugas untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan
menerapkan 5R (Ringkas, rawat, rapi, resik, rajin) di area fasilitas P3K. Menurut Permenakertrans No 15
Tahun 2008 ideal rasio jumlah petugas P3K untuk 14 perusahaan yang memiliki resiko rendah terhadap
kecelakaan, setidaknya satu petugas P3K untuk 150 tenaga kerja. Sementara untuk perusahaan dengan
resiko kecelakaan kerja tinggi, setidaknya memiliki satu petugas setiap 100 orang. Untuk keperluan
kesehatan lebih lanjut seperti pemeriksaan MCU saat recruitment, maupun MCU berkala dan khusus,
perusahaan bekerja sama dengan pihak ke-3.
Kebijakan K3
Perusahaan menerapkan kebijakan K3 dalam bentuk kewajiban tenaga kerja memakai APD saat
bekerja, diantaranya pemakaian ear muff, masker, dan body harness (khusus untuk pekerjaan di ketinggian /
working at height). Pekerja yang berada di area cutting di mana mesin mengeluarkan asap, pekerja harus
memakai APD (masker) untuk mencegah mengalami gangguan pernafasan. Kemudian, pada pekerjaan
angkat angkut dimana pekerja harus menggunakan APD berupa penyangga punggung untuk mencegah sakit
punggung. Kemudian pada saat mengantarkan barang, driver harus mengencangkan sabuk pengaman saat
mengemudi agar barang yang dikirim sampai ke pelanggan dengan selamat dan pekerja juga selamat.
Penggunaan APD diatur dalam Permenakertrans No Per 08/MEN.2010. Pada pekerjaan ketinggian, menurut
Permenaker No 9 Tahun 2016 pengusaha / pengurus wajib menerapkan K3 dalam bekerja pada ketinggian.
Bekerja pada ketinggian tersebut wajib memenuhi persyaratan K3 meliputi perencanaan, prosedur kerja,
teknik bekerja aman dan APD. Perusahaan juga menyediakan toilet, kantin, musholla, kotak P3K, ruang
laktasi, fire protection (APAR, hydrant, smoke detector, heat detector, fire alarm) dll.
Operation Plan
PT. National Label memiliki operation plan berupa SOP (Standard Operating Procedure), JSA (Job
Safety Analysis), dan HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) yang diinformasikan ke seluruh
tenaga kerja sebagai pedoman dalam bekerja. Dokumen tersebut harus ditinjau kembali jika terjadi
perubahan situasi dan kondisi, diantaranya terdapat teknologi baru, material baru, peralatan baru, cara kerja
dan lingkungan baru, serta ada jenis pekerjaan yang baru.
Penerapan Norma K3 di PT. National Label antara lain :
1. Memiliki komitmen terkait kebijakan K3 di perusahaan
2. Memiliki pekerja berlisensi sebagai Ahli K3 Umum, Ahli K3 Listrik, Ahli K3 Kimia, Hiperkes
Paramedis, Ahli K3 Kebakaran, Petugas P3K, Operator Genset, Operator Lift Barang.
3. Memiliki organisasi P2K3 dan rutin melakukan rapat serta menyerahkan laporan triwulan kepada
Disnaker setempat
4. Menyediakan sosialisasi terkait K3 yang memadai bagi karyawan dan tamu sesuai dengan
potensi bahaya di tempat kerja
5. Menyediakan, merancang, dan mengembangkan ruang kerja dan alat kerja yang aman bagi para
pekerja
6. Melakukan inspeksi dan audit berkala untuk memeriksa kesesuaian dengan standar K3
7. Menentukan target tahunan untuk meningkatkan penerapan K3 di perusahaan
8. Melakukan pelatihan pemadaman kebakaran bekerja sama dengan tim DAMKAR wilayah
setempat
9. Melakukan pelatihan tanggap darurat dan membentuk tim tanggap darurat
10. Evaluasi berkala untuk menjamin pencapaian
MATRIKS ANALISIS
DAN PEMECAHAN MASALAH

I. Temuan di PT. National Label


1.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
1 PT. National Label memiliki 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang
struktur P2K3 dengan yang Keselamatan Kerja
diketuai oleh direktur perusahaan (Pasal 10 ayat 1)
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dengan Ahli K3 Umum sebagai
RI No. 4 Tahun 1987 Tentang
sekretarisnya. Sesuai regulasi yang Panitia Pembina Keselamatan
berlaku, PT. National Label dan Kesehatan Kerja
PT. National Label memiliki mempekerjakan 321 pekerja (Pasal 2, Pasal 3, Pasal 12)
organisasi P2K3 sehingga wajib membentuk P2K3.
PT. National Label juga melakukan
pelaporan kegiatan P2K3 kepada
Depnaker setempat setiap 3 bulan
sekali.
2 PT. National Label belum pernah PT. National Label sudah memiliki Peraturan Menteri Tenaga Kerja
mendapatkan penghargaan zero kebijakan K3 yang disetujui direksi Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
accident perusahaan, namun belum pernah Pedoman Pemberian Penghargaan
K3 (Bab IV)
(Berdasarkan wawancara dengan mendapatkan penghargaan zero
HSE Officer PT. National Label) accident. Perusahaan perlu
memaksimalkan sosialisasi dan
penerapan kebijakan K3.
2 PT. National Label belum memiliki Beberapa kriteria SMK3 sudah 1. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang
bendera SMK3 dituangkan dalam kebijakan K3 Penerapan Sistem Manajemen
(Berdasarkan wawancara dengan perusahaan dan diterapkan, namun Kesehatan dan Keselamatan
HSE Officer PT. National Label) belum mengikuti audit eksternal Kerja
SMK3. PT. National Label wajib (Pasal 5 dan Pasal 16)
menerapkan SMK3 secara 2. Peraturan Pemerintahh Tenaga
menyeluruh karena Kerja dan Transmigrasi RI
mempekerjakan lebih dari 100 Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
orang pekerja. Penerapan SMK3 Penyelenggaraan Audit Sistem
juga dapat meningkatkan Manajemen Keselamatan dan
produktivitas perusahaan. Kesehatan Kerja
3. (Pasal 2)
1.2 Bidang Konstruksi Bagunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran
No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
1 Terdapat lampu indikator pada 1. Undang-Undang Republik
panel listrik yang tidak berfungsi Indonesia Nomor 1 Tahun
dan tidak ada tanda bahwa panel 1970 tentang Keselamatan
listrik membutuhkan perbaikan. Kerja
Pekerja yang tidak mengetahui (Pasal 3 ayat 1)
panel listrik yang rusak, lalu 2. Peraturan Menteri
mengoperasikannya berpotensi Ketenagakerjaan Nomor 12
Lampu indikator pada panel listrik terjadi kecelakaan kerja. Tahun 2015 tentang
yang tidak berfungsi dan tidak ada Keselamatan dan Kesehatan
tanda keterangan panel Kerja Listrik di Tempat Kerja
membutuhkan perbaikan (Pasal 3)

2 PT. National Label telah 1. Peraturan Menteri PUPR No.


menyediakan jalur evakuasi 14 Tahun 2017 Tentang
dengan sign yang jelas, mudah Persyaratan Kemudahan
dilihat, dan mudah di baca pada Bangunan Gedung
banyak titik. PT. National Label (Pasal 28 ayat 1 huruf e)
juga menyediakan titik 2. Peraturan Menteri Pekerjaan
kumpul/assembly point. Umum dan Perumahan Rakyat
No. 14/PRT/2017 tentang
Persyaratan Kemudahan
Bangunan Gedung
(Pasal 24 ayat 1 dan Pasal 28
ayat 1)
Jalur Evakuasi dan Assembly Point
3 Bangunan dengan desain container Peraturan Menteri Tenaga Kerja
ini belum terdapat ventilasi dan dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun
berfungsi sebagai ruang 1980 tentang Keselamatan dan
penyimpanan bahan kimia Kesehatan Kerja pada Konstruksi
berbahaya. Bila bahan kimia Bangunan
tersebut mengalami penguapan, (Pasal 5)
Tidak terdapat ventilasi pada ruang pekerja berisiko keracunan karena
penyimpanan bahan kimia menghirup bahan kimia berbahaya
berbahaya di dalam ruang penyimpanan.
Perlu memasang ventilasi yang
adequat sesuai ukuran ruangan
atau memasang exhaust fan.

1.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
1 Terdapat 50 mesin produksi yang Peraturan Menteri
dibeli dari Prancis, Italia, Ketenagakerjaan No. 38 tahun
Switzerland, dan Jerman. Mesin- 2016 Tentang Keselamatan dan
mesin tersebut belum dilakukan Kesehatan Kerja Pesawat
riksa uji. Kondisi mesin produksi Tenaga dan Produksi
hanya dilihat pada buku panduan (Pasal 4 dan 5)
Riksa uji pada mesin produksi belum yang diberikan produsen mesin-
dilakukan mesin tersebut. Kelayakan mesin
produksi belum diketahui pasti
karena belum dilakukan riksa uji
oleh badan/lembaga yang ada di
Indonesia.
2 Penempatan tabung oksigen di 1. Peraturan Menteri
lorong tempat kerja serta tidak Ketenagakerjaan No. 37 Tahun
disertai pengaman, seperti rantai 2016 tentang Keselamatan dan
dan trolly. Hal ini merupakan Kesehatan Kerja Bejana
suatu hazard karena lorong Tekanan dan Tangki Timbun
tersebut digunakan untuk lalu (Pasal 43 Ayat 2)
lalang pekerja. Apabila tabung 2. Peraturan Menteri
terdorong atau tersenggol akan Ketenagakerjaan No 37 Tahun
mengakibatkan kebocoran. 2016 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun
Pasal 3(a)
Penempatan tabung oksigen yang
kurang tepat serta tidak disertai
pengaman
3 1. SOP penggunaan mesin 1. Undang-Undang No. 1 Tahun
genset belum dipasang di area 1970 tentang Keselamatan
mesin genset. Pekerja yang Kerja
(Pasal 4 ayat 1 & 2)
tidak memperhatikan SOP
2. Peraturan Menteri
penggunaan mesin dengan Ketenagakerjaan No. 38 tahun
benar dapat berpotensi salah 2016 tentang Keselamatan dan
Belum terpasangnya SOP penggunaan dalam mengoperasikan mesin Kesehatan Kerja Pesawat
mesin genset, prosedur LOTO dan sehingga terjadi konsleting, Tenaga dan Produksi
safety sign kebakaran dan kecelakaan (Pasal 8)
kerja 3. Permenaker No.04 Tahun 1985
Tentang Pesawat Tenaga dan
2. Di ruangan genset tidak ada
Produksi
petugas yang standby, hanya (Pasal 6)
petugas yang melakukan
perbaikan saja yang secara
berkala melakukan perawatan
mesin. Perlunya safety sign
berupa ”Authorized
Personnel Only” mencegah
adanya pekerja yang tidak
No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
berwenang atas mesin masuk
ke area tersebut.
3. Belum diterapkan prosedur
LOTO sehingga mesin atau
sumber energi bahaya tidak
dikendalikan dan diisolasi
dengan benar. Mesin tidak
diketahui sedang
menyala/mati, dan apabila
dalam kondisi perbaikan lalu
ada petugas yang tetap
mengoperasikannya akan
berdampak buruk.
4 Tombol emergency stop ada di Permenaker RI No. 38 Tahun 2016
setiap mesin produksi dengan Tentang K3 Pesawat Tenaga dan
posisi yang mudah dijangkau serta Produksi
desain yang seragam. Tombol (Pasal 7 Ayat 1 & 2)
emergency stop yang ada sudah
sesuai dengan standar dan
Tombol emergency stop pada mesin ketentuan yang berlaku. Hal ini
produksi memudahkan pekerja menekan
tombol emergecy stop saat terjadi
kegagalan mesin maupun
kecelakaan kerja.

1.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
1 PT. National Label belum PT. National Label belum Keputusan Menteri Tenaga Kerja
melakukan pemeriksaan HIV/AIDS melakukan pemeriksaan Nomor 68 Tahun 2004 tentang
(Berdasarkan wawancara dengan HIV/AIDS walaupun pemeriksaan Pencegahan dan Penanggulangan
HSE Officer PT. National Label) berkala sudah dilakukan. HIV/ AIDS di Tempat Kerja
Dampaknya, pekerja tidak (Pasal 2 ayat 1)
mengetahui kemungkinan
terjangkitnya HIV/AIDS,
perusahaan tidak dapat melakukan
upaya preventif dan deteksi dini
apabila terdapat pekerja yang
positif HIV/ AIDS, perusahaan
akan kehilangan sumber daya
manusia jika tidak dilakukan
upaya deteksi dini terhadap HIV/
AIDS.
Perusahaan dapat
mengembangkan kebijakan
tentang upaya pencegahan dan
No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
penanggulangan HIV/ AIDS di
tempat kerja yang dapat
dituangkan dalam Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja
Bersama serta melakukan upaya
preventif dengan melakukan
deteksi dini dengan bekerja sama
dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk
mengadakan screening HIV/
AIDS secara berkala.
2 Tidak terdapat pemisah pada Undang-Undang Republik
ruang kantin dan smoking area di Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
PT. National Label. Hal ini dapat tentang Kesehatan
berakibat asap rokok terhirup oleh (Pasal 115 ayat 1)
pekerja yang sedang makan di
area kantin, abu dari rokok yang
Tidak terdapat pemisah pada ruang
dapat terhirup dan tercampur
kantin dan smoking area di PT.
makanan dan minuman pekerja
National Label
yang sedang makan di area kantin.
Perusahaan dapat membuat area
merokok tersendiri yang tertutup
dan jauh dari kantin serta
melakukan kampanye mengenai
bahaya merokok dan pentingnya
menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat.
3 PT. National Label memiliki 1. Undang-Undang Republik
ruang produksi dengan intensitas Indonesia Nomor 1 Tahun
kebisingan kurang lebih 90 dBA, 1970 tentang Keselamatan
dimana hal ini melebihi NAB Kerja
(Nilai Ambang Batas) kebisingan, (Pasal 8).
Belum adanya stiker waspada namun belum ada stiker waspada 2. Peraturan Menteri Tenaga
kebisingan pada ruang yang kebisingan pada ruang yang Kerja Nomor 5 Tahun 2018
memiliki kebisingan di atas NAB memiliki kebisingan di atas NAB. tentang Keselamatan dan
(Nilai Ambang Batas) Kesehatan Lingkungan Kerja
(Pasal 10)
4 Pekerja tidak menggunakan APD 1. Undang-Undang Republik
berupa safety shoes dan sarung Indonesia Nomor 1 Tahun
tangan ketika mengoperasikan 1970 tentang Keselamatan
mesin dyeing yang mengandung Kerja
bahan kimia,yakni tinta. Pekerja (Pasal 13)
yang terkena tumpahan bahan 2. Peraturan Menteri Tenaga
kimia dapat menyebabkan iritasi Kerja Nomor 8 Tahun 2010
kulit. Perusahaan wajib tentang Alat Pelindung Diri
No. Temuan Hasil Observasi Analisis Temuan Dasar Hukum
Tidak menggunakan APD saat memberikan APD berupa safety (Pasal 3)
mengoperasikan mesin dyeing yang shoes dan sarung tangan secara
mengandung bahan kimia cuma-cuma kepada pekerja, dan
ahli K3 terus menerus
melaksanakan pengawasan dan
pembinaan terhadap kepatuhan
penggunaan APD terutama di area
produksi.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, kesimpulan dari observasi di PT. National Label
adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 di PT. National Label telah
berjalan baik pada beberapa aspek, namun perlu perbaikan dengan menerapkan SMK3 secara
menyeluruh, melaksanakan audit SMK3 sehingga kedepannya dapat mendapatkan penghargaan zero
accident.
2. Penerapan norma K3 di bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran di PT.
National Label telah berjalan baik pada beberapa aspek, namun perlu adanya perbaikan yaitu: lampu
indikator panel listrik tidak berfungsi dengan maksimal (mati), dan belum ada ventilasi pada ruang
penyimpanan bahan kimia berbahaya.
3. Penerapan norma K3 di bidang Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekanan di PT. National Label
yang perlu perbaikan, yaitu belum ada safety sign, SOP, dan prosedur LOTO pada pesawat tenaga
produksi (genset), tabung oksigen belum memiliki pengaman dan peletakan yang masih kurang tepat,
serta riksa uji untuk mesin produksi.
4. Penerapan norma K3 di bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan berbahaya di PT.
National Label yang perlu perbaikan, yaitu perusahaan belum melakukan pemeriksaan HIV/AIDS
pekerja, belum ada stiker warning kebisingan pada ruang produksi dengan kebisingan melebihi
NAB, belum ada smoking area khusus, serta penggunaan sarung tangan pada saat proses dyeing
belum dilakukan.

Saran
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan. Saran dari observasi di PT National Label adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan SMK3 secara menyeluruh sesuai dengan PP 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen
K3
2. Penyimpanan tabung oksigen pada ruangan yang lebih tertutup dan memasang anti guling pada
tabung oksigen sesuai dengan Permenaker No. 37 tahun 2016
3. Pemasangan SOP pada mesin genset yang ada di perusahaan sesuai dengan PP 50 Tahun 2012
Tentang Sistem Manajemen K3
4. Memasang safety sign yang dapat dilihat dengan jelas oleh pekerja sesuai UU No. 1 tahun 1970

Anda mungkin juga menyukai