Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN

TEMU KELOMPOK TERNAK SESI 5


SERAH TERIMA ALAT DAN FGD PELAKSANAAN TEKNIS TAGGING DAN
RECORDING SAPI MADURA

Disusun Oleh:

Tim Matching Fund 2022

PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matching Fund Kedaireka berfokus untuk mewujudkan hasil kolaborasi inovatif
melalui platform Kedaireka. Perguruan Tinggi dengan DUDI bekerja sama untuk
meningkatkan manfaat dan relevansi sekaligus menyesuaikan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Perguruan Tinggi dengan kebutuhan DUDI dan
masyarakat. Kunci keberhasilan program adalah terbangunnya kepercayaan antara dua
insan tersebut.
Program MF juga memiliki sasaran untuk pengembangan metode pembelajaran
mahasiswa. Mahasiswa diajak terlibat langsung dengan DUDI melalui model
pembelajaran di dalam Teaching Factory/Teaching Industry. Dengan demikian
mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktik sekaligus pembelajaran berbasis
proyek atau Project-Based Learning. Kompetensi SDM unggul dapat diperoleh dengan
memberikan pengalaman aktual kepada mahasiswa selama proses pembelajaran.
Mahasiswa dilibatkan bersama Dosen dan Industri dalam mencari jawaban atas
permasalahan-permasalahan yang ada di Industri atau DUDI. Mahasiswa dapat
berkontribusi langsung dalam proses adaptasi dan pemanfaatan reka cipta dengan
harapan ketika lulus, dapat menjadi manusia yang tidak hanya berkarakter, namun juga
produktif dan solutif karena telah bersentuhan dengan kebutuhan dan permasalahan-
permasalahan yang riil di industri atau DUDI.
Pembangunan akan menjadi sangat optimal jika usaha yang
dilakukan oleh masyarakat dapat dikolaborasikan dengan kebijakan pemerintah.
Subekti, Sudarko, dan Sofia (2015) mengatakan bahwa dengan mensinergikan
hubungan yang terjalin antara kelompok dengan pemangku kepentingan lainnya di
lingkungan sosial kelompok tersebut, suatu kelompok tersebut dapat berkembang lebih
kuat. Guna mencapai sasaran dan tujuan tersebut MF Program Studi Agribisnis menjalin
Kerjasama dengan desa-desa yang memiliki potensi pengembangan peternakan Sapi
Madura.
Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan di desa potensi pengembangan
peternakan Sapi Madura. Hingga saat ini kegiatan lanjutan yang bertujuan untuk
mensukseskan pelaksanaan pengukuran Sapi Madura di lapang adalah Serah Terima
Alat Dan FGD Pelaksanaan Teknis Tagging dan Recording Sapi Madura. Pelaksanaan
kegiatan ini menyerahkan alat-alat berupa barcode, tali, dan neck tag untuk proses
recording data-data Sapi Madura.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Mewujudkan kolaborasi penta helix yang erat dalam tri dharma perguruan tinggi,
terutama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antara Universitas Trunojoyo
Madura, DUDI, masyarakat dan pemerintah.
2. Melakukan hilirisasi hasil tri dharma perguruan tinggi dan membantu penyelesaian
permasalahan DUDI melalui pendidikan, agenda penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Membangun kapasitas kelembagaan Universitas Trunojoyo Madura dalam
menumbuhkan inovasi, dan membangun kemitraan dengan DUDI, pemerintah, dan
masyarakat.
4. Meningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat

C. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilakukan pada


Waktu : 17 Oktober 2022
Pukul : 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan Wilayah I Waru

II. DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Temu Kelompok Ternak Series 5 ini dihadiri oleh Ketua UPT IV Waru yakni
Bapak Rudi Haryanto, S.Pt., M.Agr, Dosen Prodi Agribisnis UTM, Petugas Lapang UPT IV
Waru, Perwakilan Peternak, serta mahasiswa. Pada kesempatan kali ini disampaikan bahwa
kali ini terdapat target untuk melakukan vaksinasi dan pengembalian sampel darah pada
Sapi Madura yang sudah divaksin. Selain itu pada tanggal 29 Oktober 2022, kegiatan
kontes ternak sebagai peringatan hari jadi kota Pamekasan di Waru. Dimana ditampilkan
sapi-sapi dan diukur, ditimbang, difoto lalu akan langsung diterbitkan SKLB di lapangan.
Sore hari, Bupati beserta jajaran akan hadir untuk penyerahan SKLB secara simbolisSelain
itu terdapat beberapa catatan untuk pelaksanaan recording yang perlu diperhatikan, yakni:
1. Tanggal diisi saat proses mengukur, padahal yangi minta adalah tanggal lahir sapi.
2. Setelah di finalisasi sudah tidak bisa diubah, yang bisa ngubah adalah dari DKPB (untuk
menjaga data).
3. Di sistem sudah ada nomor sapi, serta di alat ukur sudah ada untuk menaksir berat
bobot sapi.
4. Kedepan akan diatur ulang, nanti ada yang ngukur dan ada melakukan aktivitas lain.
5. Yang harus dilakukan, yaitu memberi/dikalungi neck tag yang dilengkapi dengan
barcode, Sapi yang sudah diukur sebelumnya juga dikasih barcode.
6. Data akan dibuat dinamis, sehingga data sapi dapat di- update melalui aplikasi sirosida
(masih dirancang).
7. Jika ada data bobot badan, ditulis saja. Di pita ukur ada bobot badan, tapi tidak
signifikan (nanti dikasih keterangan data dapet dari rondo atau pita ukur).
8. Lingkar dada 200  beratnya 640 (kalau berat sapi madura itu bisa dikurangi 5-8kg).
9. Di sirosida, data kesehatan dan data IB sudah di- update, missal
a. Sapi sudah dapat vaksin, pernah menderita apa
b. Ttg IB, apakah sudah pernah atau akan melakukan IB
10. Penelitian Dosen dari UM -> selisih antara bobot real dengan yang dialat sampai 30kg.

Informasi Tambahan
1. Tanggal 2 Nov 2022 ada FGD tentang pengembangan ekowisata wisata sapi sono'
(sentra nya di PAPABARU) bersama Kementerian.
2. Data SKLB tahun sebelumnya, akan di-entry juga ke Sirosida.
3. Kurang lebih aada 200 sapi yang SKLB nya belum diserahkan, jadi bisa sekalian
mengentri ke sirosida (data ada di UPT).
4. Bulan Desember, apk Si INTAN SAKU SAKA dan Si PAPABARU akan ada informasi
berupa display informasi sapi-sapi yang ada di kawasan Papabaru
5. Di lokasi ini (Waru), sapinya sudah mencapai berat sapi PO (sapi yang putih, besar).
Tapi sapi-sapi PO itu terus naik karena adanya persilangan-persilangan.
6. Di Pamekasan, setiap tahun akan ada kegiatan untuk wisata  sistem gilir (talang
siring, api tak kunjung padang, dsb). Dimana akan ditampilkan budaya pamekasan, dan
sono' menjadi salah satu acara inti (pekan budaya).
7. Tanggal 10 Nov ada data di Kemenparekraf.

III. PENUTUP

Peternak maupun mahasiswa sebagai petugas recording diwajibkan melakukan


recording atau pencatatan aktivitas reproduksi sapi. Poin yang bisa dicatat dalam kartu
recording yaitu data tentang sapi berupa jenis, nomor telinga atau nomor identitas sapi,
tanggal kelahiran, umur, nama pemilik, dll. Selain itu juga aktivitas reproduksi juga wajib
dicatat, antaranya tanggal birahi, kondisi birahi, tanggal melakukan inseminasi buatan,
straw atau bibit pejantan yang digunakan, serta tanggal pengecekan kebuntingan
hingga tanggal kelahiran pedet.
Recording atau pencatatan merupakan cara yang dirasa efektif dan bisa
diaplikasikan ke peternak tradisional sebagai upaya awal untuk meningkatkan reproduksi
sapi, namun dengan proses recording digital yang dapat menyimpan data dengan baik
dan aman. Mengingat pentingnya recording untuk membantu meningkatkan populasi
ternak sapi, maka perlu upaya khusus dan berkomitmen baik dari peternak maupun dari
pihak terkait.

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Proses Pengecekan Saat Serah Terima Alat


Gambar 2. Proses Kegiatan Diskusi

Gambar 3. Pelaksanaan Penerimaan Alat dan Diskusi

Gambar 4. Suasana Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai