Anda di halaman 1dari 4

Buatlah Latar Belakang Penelitian berdasarkan salah satu usulan judul yang

sudah dibuat dengan memperhatikan format penilaian di bawah ini !.


Dikumpulkan maksimal hari Selasa, 24 Mei 2022 jam 24.00 ke google formulir
dalam bentuk pdf disubmit ke link https://forms.gle/Swapd6U4ZtqaiEXw6

FORMAT PENILAIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

NAMA : WULANDARI ALAMI


NPM : 09190000179
JUDUL PENELITIAN : Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Tingkat Stress Pada
Remaja Kelas 11 Di SMK Bunga Persada Cianjur Tahun 2022

NO PENILAIAN NILAI NILAI


MAKSIMAL MAHASISWA
1 Menampilkan statement awal urgensi permasalahan 8
2 Menggambarkan definisi permasalahan (variabel 8
dependent)
3 Menggambarkan prevalensi permasalahan (variabel 8
dependent) dengan perbandingan dua waktu
4 Menggambarkan akibat permasalahan (variabel 8
dependent)
5 Menggambarkan penyebab permasalahan (variabel 8
dependent)
6 Menggambarkan indikator permasalahan (variabel 10
dependent)
7 Menggambarkan definisi faktor penyebab/risiko 8
(variabel independent)
8 Menggambarkan prevalensi faktor penyebab/risiko 8
(variabel independent)
9 Menggambarkan indikator faktor penyebab/risiko 10
(variabel independent)
10 Menggambarkan hasil penelitian sebelumnya yang 10
mendukung penelitian yang akan dilakukan (3 artikel
internasional dan 3 artikel nasional)
11 Menggambarkan hasil studi pendahuluan: 8
1. Menggambarkan variabel dependent
2. Menggambarkan variabel independent
3. Menggambarkan gap
12 Menyebutkan statement akhir latar belakang 3
13 Mengikuti kaidah sistematika penulisan: 3
1. Margin atas 3 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm,
kanan 4 cm
2. Huruf times new roman 12, spasi 1,5 cm
3. Maksimal jumlah halaman 3 lembar
TOTAL NILAI 100
Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman saat ini masyarakat berpengaruh besar terhadap penggunaan sosial
media, tanpa terkecuali anak remaja. Sosial media itu sendiri sebagai sebuah arus
komunikasi dan perkembangan teknologi yang berkembang pesat disetiap tahunnya. Saat
ini sosial media sudah banyak digunakan oleh masyarakat bahkan sosial media dijadikan
arus komunikasi yang rutin diakses setiap harinya. Di Indonesia pun, pentingnya
penggunaan sosial media semakin disadari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Jumlah
pengguna ini semakin meningkat mulai dari usia muda mulai dari anak sekolah menengah
pertama hingga dewasa.

Secara sederhana, media sosial adalah jejaring sosial di internet yang biasanya digunakan
untuk berinteraksi, bekerjasama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial adalah sebuah jejaringan sosial secara
online yang menggunakan teknologi berbasis web, dan penggunanya bisa dengan mudah
melakukan interaksi sosial. Media sosial mengajak seseorang untuk berpartisipasi dengan
memberi feedback secara terbuka, memberikan komentar, serta dapat membagikan
informasi dalam waktu yang sangat singkat. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja,
media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka
media sosial(Hanafi, 2016). Salah satu media komunikasi melalui internet yang disukai
masyarakat adalah media sosial. Realistasnya seperti yang banyak di prediksi oleh para
pakar dah ahli, media sosial yang mendominasi yang banyak digunakan adalah Facebook,
Whatsapp, Instagram, Telegram dan berbagai jenis aplikasi berbasis internet lainnya.

Di Indonesia, pentingnya penggunaan internet semakin disadari oleh masyarakat dari


berbagai kalangan, termasuk remaja. Berdasarkan laporan digital pada tahun 2020 yang
dilansir we are social and HootSuite oleh Kemp (2020), diperoleh hasil bahwa sekitar 175,4
juta penduduk Indonesia sudah menggunakan internet dan juga 160 jutanya sebagai
pengguna media sosial yang aktif. Sejumlah 210,3 juta jiwa diantaranya berusia 13 sampai
17 tahun di peringkat pertama sebagai pengguna internet terbanyak dan menduduki
peringkat ketiga dalam menggunakan media sosial (Kemp, 2020). Pada kalangan remaja
yang mempunyai media sosial biasanya sering memposting kegiatan pribadinya,
menceritakan masalah yang sedang dialaminya, foto bersama temannya, bahkan meluapkan
emosinya. Padahal dalam perkembangannya usia remaja seharusnya mencari identitas
dirinya dengan cara bergaul dengan teman sebayanya, namun saat ini banyak anak dengan
usia remaja yang sibuk dengan media sosialnya sehingga membuatnya kurang berinteraksi
dengan temannya. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan remaja yang
mengatakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan dalam segala hal sehingga
menjadi labil atau mudah untuk dipengaruhi, kematangan emosional, dan identifikasi diri
(Putro, 2017). Tetapi pada kenyataannya tidak semua remaja yang sedang mencari jati diri
akan melakukan usaha yang positif dalam menunjukkan eksistensi tinggi dan mendapatkan
pengakuan dari orang lain, salah satu cara yang dipilih oleh remaja adalah menjadi
pengguna aktif di media sosial.

Penggunaan media sosial ini tentunya mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif.
Dampak positifnya antara lain dapat memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan
banyak orang, memperluas pergaulan, memudahkan seseorang untuk mengekspresikan
diri, penyebaran informasi dapat berlangsung cepat, selain itu dapat menghilangkan beban
pikiran yang dapat menimbulkan stress pada seseorang. Sedangkan dampak negatifnya
yaitu interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat seseorang menjadi
kecanduan terhadap media sosial tersebut, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain,
menghabiskan waktu hanya untuk menggunakan media sosial, selain itu dampak yang
terjadi apabila sering mengakses media sosial yaitu memicu timbulnya stress pada
seseorang. Dalam hal ini, peran orang tua dan tingkat pengetahuan orang tua tentang media
sosial sangatlah berpengaruh terhadap timbulnya dampak positif maupun dampak negatif
dalam penggunaan media sosial, apabila orang tua paham tentang media sosial maka dapat
membatasi atau mengontrol penggunaan media sosial yang digunakan remajanya sehingga
prevalensi timbulnya dampak negatif sangatlah kecil, akan tetapi, apabila tingkat
pengetahuan orang tua rendah tentang media sosial maka orang tua tidak bisa mengontrol
atau membatasi remaja dalam penggunaan media sosial sehingga prevalensi timbulnya
dampak negatif pada remaja cukup besar.

World Health Organization (WHO) mencatat, satu dari lima remaja pada usia 17 tahun
memiliki masalah kesehatan jiwa akibat stres, dan 3-4% dari kelompok usia tersebut
memiliki gangguan jiwa serius yang memerlukan penanganan memadai dan profesional.
Saat ini, jumlah remaja atau penduduk usia 18 tahun di Indonesia tidak kurang dari 90 juta
jiwa, itu artinya 18 juta di antaranya rentan terhadap masalah kejiwaan. Dari jumlah itu, 3-
4% permasalahan dalam dirinya akan mengalami stres. Stress pada anak sekolah juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tuntutan akademik, tuntutan orang tua, sering
dimarahi guru disekolah, dan bermasalah dengan teman sebayanya. Stress tidak dapat
dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stress dapat di rasakan oleh siapa saja, tentunya
dalam tingkat berat, sedang maupun ringan yang berbeda-beda pada setiap individu,
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dan tidak ada seorang pun yang bisa
menghindarinya. Stress dapat diartikan sebagai tekanan, gangguan yang tidak
menyenangkan yang timbul dari diri sendiri. Stress merupakan keadaan psikosofik yang
bersifat manusiawi atau bisa diartikan stress bersifat inheren dalam diri setiap orang yang
menjalani kehidupannya sehari-hari. Ketika seseorang mengalami stress akan muncul reaksi
stressor yang dialaminya yaitu : (1) reaksi fisik, ditandai dengan kesulitan tidur, sakit kepala,
(2) reaksi emosiaonal ditandai dengan rasa seperti diabaikan dan cemas, (3) reaksi perilaku
behavioral ditandai dengan sifat agresif (4) reaksi proses berfikir ditandai dengan kesulitan
berkonsentrasi, dan berfikir negatif (Musradinur, 2016).

Tidak dapat dipungkiri, saat ini media sosial sudah dapat diakses di berbagai kalangan,
termasuk remaja dengan penggunaan media sosial, salah satunya di SMK Bunga Persada
Cianjur. Khususnya pada remaja yang bersekolah kelas 11 SMK di Bunga Persada Cianjur,
setelah dilakukan wawancara kepada 15 siswa yang telah mengisi kuesioner penggunaan
sosial media dan mendapatkan hasil berpengaruh negatif. 10 siswa mengatakan bahwa
mereka tidak bisa jika satu hari saja tidak mengakses media sosial, dan mereka merupakan
pengguna aktif media sosial diantaranya yaitu Facebook, Whatsapp, Instagram dan Youtube.
Sedangkan 5 siswa mengatakan bahwa seorang remaja tersebut tidak bisa menggunakan
sosial media dengan bijak sehingga pengaruh dan dampak negatif terjadi.

Berdasarkan latar belakang diatas fokus tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang pengaruh penggunaan sosial media terhadap tingkat stress pada
remaja kelas 11 di SMK Bunga Persada Cianjur tahun 2022. Adapun tujuan khusus dari
penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat stres pengaruh penggunaan sosial media terhadap
penurunan tingkat stres pada remaja kelas 11 SMK Bunga Persada Cianjur tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai