Anda di halaman 1dari 5

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dari

Beban Kerja Perawat

Tria Lestari Nasution/181101136


Trialestari0610@gmail.com

ABSTRAK
Beban kerja perawat berdasarkan jenis dibagi menjadi dua yaitu kategori berat dan ringan.
Hasil penelitian diketahui bahwa perawat yang beban kerjanya berat lebih tinggi persentase
nya dibandingkan perawat yang beban kerjanya ringan. Jenis beban kerja yang relatif berat
bersumber dari pekerjaan perawat secara langsung. Beban kerja perawat menjadi faktor
resiko rendahnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan beban kerja
perawat disebabkan oleh pekerjaan secara langsung kepada pasien, pekerjaan tak langsung,
pekerjaan pribadi dan non produktif. Dalam praktiknya beban kerja perawat sebagian besar
teralokasi pada pekerjaan administratif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa beban kerja
perawat yang semakin berat akan menurunkan hasil pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
Kata Kunci; perawat, dokumentasi, asuhan, beban kerja

ABSTRACT
Nurse workload by type is divided into two categories, namely heavy and light. The results
showed that nurses with heavy workloads had higher percentages than nurses with light
workloads. The relatively heavy type of workload originates from the work of nurses
directly. Nurse workload is a risk factor for the low implementation of documentation of
nursing care and nurse workload caused by work directly to patients, indirect work, personal
and non-productive work. In practice the workload of nurses is largely allocated to
administrative work. The results of the study indicate that the increasingly heavy workload
of nurses will reduce the results of the implementation of nursing care documentation.
Keywords; nurses, documentation, care, workload

PENDAHULUAN
Latar Belakang tercermin dalam pendokumentasian
Keperawatan di Indonesia
proses keperawatan (Nursalam,
saat ini masih dalam suatu proses
2001).
profesionalisasi, yaitu terjadinya
Dokumentasi keperawatan
suatu perubahan dan perkembangan
adalah bagian dari keseluruhan
karakteristik sesuai tuntutan secara
tanggung jawab perawatan pasien.
global dan lokal. Untuk
Catatan klinis memfasilitasi
mewujudkannya maka perawat harus
pemberian perawatan, meningkatkan
mampu memberikan asuhan
kontinuitas perawatan dan membantu
keperawatan secara profesional
mengkoordinasikan pengobatan dan
kepada klien. Salah satu bukti asuhan
evaluasi pasien (Iyer, 2004).
keperawatan yang profesional
Responsibilitas dan akuntabilitas
profesional merupakan salah satu
alasan penting dalam METODE
pendokumentasian asuhan Metode jurnal ini ialah
keperawatan. menganalisi, mengeksplorasi dan
Pelayanan dan asuhan membuat kajian bebas dari jurnal
keperawatan terhadap pasien yang terkait.
merupakan bentuk pelayanan
profesional yang bertujuan untuk HASIL
membantu pasien memulihkan dan
Dari hasil pengkajian dari beberapa
meningkatkan kemampuan dirinya;
jurnal didapatkan hasil analisis dari
tindakan perawat dilakukan secara
32 perawat ternyata 75 persen adalah
komprehensif dan berkesinambungan
perawat wanita; tingkat pendidikan
(Gillies, 1990).
84,4 % lulusan akademi (diploma
Dengan adanya undang-
tiga). Perawat yang berstatus
undang perlindungan konsumen
menikah sebanyak 87,5%. Analasisis
(UUPK) rumah sakit dituntut lebih
deskriptip tentang usia perawat
meningkatkan pelayanan. Pelayanan
diperoleh nilai median sebesar 34
keperawatan dilaksanakan dengan
(usia>34 tahun=43,7%). Nilai
suatu sistem atau pola kerja yang
median untuk variabel lama kerja =
disebut dengan sistem penugasan.
10 (lama kerja > 10 tahun=46,9%.
Sistem penugasan terdiri atas
Beban kerja perawat
penugasan mandiri, fungsional, tim,
berdasarkan jenis kegiatan dibagi
modular dan primer. Sistem
menjadi dua yaitu kategori berat dan
penugasan keperawatan tidak hanya
ringan. Hasil penelitian diketahui
menekan-kan proses tetapi juga hasil.
bahwa perawat yang beban kerjanya
berat sebanyak 68,8%, sedangkan
TUJUAN perawat yang beban kerjanya ringan
Adapun tujuan pembuatan sebanyak 31,2%. Berdasarkan
jurnal ini untuk mengetahui analisis ternyata diketahui bahwa
bagaimana pendokumentasian beban kerja yang berat dikarenakan
asuhan keperawatan dari beban kerja pekerjaan langsung dan tak langsung
perawat. dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pekerjaan langsung (2000) menyatakan bahwa
perawat di RSDM misalnya pendokumentasian asuhan
menerima pasien baru, keperawatan sangat efeketif
mewawancarai pasien, mengukur dilakukan oleh perawat primer pada
tanda-tanda vital, mengganti balut suatu bangsal yang menerapkan
luka,memberikan obat, membantu metode primary nursing.
kebutuhan nutrisi, memberikan obat, Hasil analisis statistik
membantu kebutuhan nutrisi, bertujuan untk melihat perbedaan
memberikan penyuluhan kesehatan, proporsi perawat yang beban
bantu visite dokter, merujuk pasien. kerjanya berat dan proporsi perawat
Sementara itu kategori kegiatan yang yang beban kerjanya ringan. Perawat
menjadi beban kerja berat opada dengan proporsi beban kerja berat
perawat sebagian besar adalah ternyata hanya 27,3 persen
pekerjaan perawat. pelaksanaan pendokumentasian
mendapatkan hasil baik. Sedangkan
PEMBAHASAN perawat dengan proporsi beban kerja

Menurut Nurachmah (2001), salah ringan ternyata pelaksanaan

satu wujud asuhan keperawatan yang pendokumentasian mampu mencapai

bermutu ialah pelaksanaan 80 persen. Disini terdapat perbedaan

pendokumentasian asuhan secara proporsi yang mencolok yaitu 52,7

baik dan terus menerus. Tugas persen.

tersebut ada di pundak perawat Uji statistik diperoleh nilai Interval

sebagai provider (Loveridge & Kepercayaan >1 (IK=1,7-65,3)

Cumming, 1996; Tappen, 1998; sehingga dapat diinterpretasikan

Swansburg & Swansburg, 1999). bahwa beban kerja yang berat

Sementara menurut Marquis dan menjadi penyebab (risk factor)

Huston (2006) bahwa tugas perawat rendahnya pelaksanaan

untuk mendokumentasikan asuhan pendokumentasian asuhan

keperawatan secara lengkap harus keperawatan. Nilai Rasio Prevalens

dilakukan oleh perawat Registered akan lebih menegaskan hasil analisis

Nurses (RN’s) atau perawat setingkat diatas. Nilai RP diperoleh 10,7 yang

sarjana. Studi yang dilakukan Sitorus dapat diartikan bahwa apabila beban
kerja semakin berat maka tersebut berbeda secara kuantitatif
pendokumentasian asuhan dengan hasil penelitian ini karena
keperawatan memiliki peluang 10,7 beban kerja perawat karena
kali lebih buruk apabila pekerjaan administrasi hanya sekitar
dibandingkan dengan perawat yang 31,3 persen saja.
beban kerjanya ringan. Hasil statistik
tersebut membuktikan bahwa PENUTUP
hipotesis penelitian (H1) tidak dapat Kesimpulan
ditolak. Hasil penelitian ini jelas Dari hasil pengkajian dari
membuktikan bahwa beban kerja beberapa jurnal dapat disimpulkan
perawat yang semakin berat akan bahwa beban kinerja perawat
menurunkan hasil pelaksanaan bergantung pada daerah yang
pendokumentasian asuhan ditempati nya, misanya saja Rumah
keperawatan. Hal ini tidak berbeda Sakit dan Puskesmas, tentu lebih
secara substansial dengan penelitian banyak kerja di Rumah Sakit
Nontji (2003) tentang hubungan dibandingkan dengan Puskesmas,
beban kerja dengan kinerja secara dikarenakan rumah sakit lebih
umum. Menurutnya beban kerja banyak menampung pasien baru atau
mempunyai korelasi positif dengan rujukan dari rumah sakit lainnya.
kinerja perawat (r=0,710
Daftar Pustaka
p=<0,05).
Alya fatmawati, Try., & Saleh,
Menurut Gillies (1990) beban
Ariyati. (2008). Efektifitas
kerja perawat sangat mempengaruhi
Metode Pembelajaran Klinik
performa perawat dalam memberikan
Terhadap Kemampuan
pelayanan kepada pasien. Beban
Berpikir Kritis. Jurnal
kerja perawat disebabkan oleh
Keperawatan Muhammadiyah,
pekerjaan secara langsung kepada
3, 91-93
pasien, pekerjaan tak langsung,
Aprisuhadi. (2011). Hubungan
pekerjaan pribadi dan non produktif.
Berpikir Kritis Perawat dengan
Dalam praktiknya beban kerja
Kualitas Asuhan Keperawatan.
perawat sebagian besar teralokasi
Jakarta:EGC
pada pekerjaan administratif. Hal
Christensen, P.J., Kenny.J.W. Nursalam. Manajemen Keperawatan:
(2009). Proses Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik
Jakarta: EGC Profesional. Jakarta: Salemba
Deniati, Kiki., & Anugrahwati, Ria. Medika.
(2016). Pengaruh Berpikir Potter, A.P., &Perry, A,G.(2009).
Kritis Terhadap Perawat Fundamental of Nursing.
Pelaksana. Jurnal Kesehatan Jakarta: EGC
Holistik, 12, 24-25. Potter, P.A., & Perry, A.G (2012).
Deswani. (2009). Proses Buku Ajar Fundamental
Keperawatan dan Berpikir Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kritis. Jakarta: Salemba Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K.
Medika. (2009). Berpikir Kritis dalam
Hastuti, Witri. (2017). Aplikasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Berpikir Kritis dalam Pemberi Sudono, Bambang., & Setya, Dhani.
Asuhan Keperawatan. Jurnal (2017). Gambaran Berpikir
Keperawatan dan Pemikir Kritis Perawat dalam
Ilmiah, 3, 6-8. Pelaksanaan Asuhan
Maizar, Agil. (2017). Gambaran Keperawatan di Rumah Sakit
Berpikir Kritis dalam Problem Islam Surakarta. Jurnal Ilmu
Based Learning. Jurnal Keperawatan Indonesia, 10,
Keperawatan Indonesia, 3,60- 81-93.
67. Simamora,R.H.
Mulyaningsih. (2014). Peningkatan (2009).DokumentasiProsesKep
Perilaku Caring melalui erawatan.Jember.UniversityPre
Kemampuan Berpikir Kritis. ss
Jurnal Manajamen
Simamora,R.H.
Keperawatan. Jurnal
(2010).KomunikasiDalamKepe
Keperawatan, 2, 17-21.
rawatan.Jember:UniversityPres
Nursalam., Ferry, Efendi. (2008).
s
Pendidikan dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba .
Medika

Anda mungkin juga menyukai