Anda di halaman 1dari 12

MODEL ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK


PREDIKSI LAJU INFLASI
Joko S. Dwi Raharjo
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha Jakarta
E-Mail: joko.sdrh@gmail.com

Abstrak

Prediksi laju inflasi sangat diperlukan oleh pembuat kebijakan, investor maupun perusahaan
untuk merencanakan strategi ekonomi dalam mengantisipasi perkembangan laju inflasi dan
perencanaan keuangan ke depan. Prediksi laju inflasi yang akurat akan memberikan kontribusi
pengambilan keputusan yang tepat. Banyak pemodelan digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
akurasi prediksi terbaik dan yang paling umum adalah model ekonometri (misalnya AR, MA,
ARIMA dll) namun dalam perkembangan, model artificial neural network (ANN) mulai banyak
dimanfaatkan karena terbukti bahwa model ANN memiliki akurasi yang lebih baik dibanding model
ekonometri khususnya dalam prediksi laju inflasi. Keandalan ANN lebih lanjut dikembangkan oleh
beberapa peneliti melalui integrasi dengan model lain, salah satunya intergrasi antara ANN yang
dioptimasi dengan particle swarm optimization (PSO). Pengintegrasian ini digunakan untuk saling
mengatasi kelemahan dan meningkatkan kelebihan pada masing-masing model sehingga diperoleh
hasil pengukuran yang lebih baik. Pengujian kemampuan pada penelitian ini, menguji kemampuan
model artificial neural network (ANN) yang diintegrasikan dengan particle swarm optimization
(PSO) berdasarkan attribute weight atau pembobotan atribut yang selanjutnya disebut awPSO-ANN.
Hasil pengujian prediksi laju inflasi menunjukkan bahwa secara umum awPSO-ANN memberikan
nilai RMSE yang lebih baik (0.157) dibandingkan ANN sebelum di optimasi (0.181)

Kata kunci: Prediksi, Inflasi, Artificial neural network, Particle swarm optimization, attribute weight..

Abstract
Prediction of inflation is needed by policy makers, investors and companies to plan economic
strategies in anticipation of the inflation rate and financial planning in the future. Accurate prediction
of the inflation rate will contribute to making the right decision. Many modeling used by researchers
to obtain the best prediction accuracy is the most common and econometric models (eg AR, MA,
ARIMA, etc.) but in the development, models of artificial neural network (ANN) from widely used
because it proved that ANN models have better accuracy econometric models, especially compared to
the predictions of inflation. ANN reliability further developed by several researchers through
integration with other models, one of which integration between the ANN is optimized by particle
swarm optimization (PSO). This integration is used to overcome weaknesses and improve the mutual
advantages to each model in order to obtain a better measurement results. Testing capabilities in
research, testing the ability of artificial neural network models (ANN), integrated with particle swarm
optimization (PSO) based on the weight attribute or attribute weighting, hereinafter referred to
awPSO-ANN. Test results show that the prediction rate of general inflation awPSO-ANN gives better
RMSE value (0.157) compared ANN before the optimization (0.181)

Key words: Prediction, Inflation, Artificial neural network, Particle swarm optimization, attribute
weight.

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 10
PENDAHULUAN Kesimpulan beberapa penelitian
tentang prediksi laju inflasi menunjukkan
Inflasi tidak dapat dihindarkan oleh
bahwa model ANN memberikan akurasi
setiap negara dan menjadi indikator
yang lebih baik dibanding model
pertumbuhan ekonomi. Kondisi tinggi
ekonometri [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9].
rendahnya tingkat inflasi akan
Kemampuan ANN dalam
mengindikasikan baik-buruknya
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Inflasi pembelajaran terhadap data training

dapat menyebabkan ketidakpastian tentang dilakukan melalui back propagation,

masa depan harga, suku bunga, nilai tukar namun ada beberapa kelemahan antara lain

dan kemungkinan berakibat pada laju konvergensi yang lambat [10] dan

meningkatnya potensi risiko antara terjebak dalam minimum lokal [11]. Untuk

pedagang dan mitra suatu negara [1]. mengatasi permasalahan ada beberapa

Inflasi tergolong dalam timeseries dan pendekatan optimasi seperti genetik

biasanya akan terulang kembali algoritma (GA), ant colony optimization

berdasarkan runtut waktu, lima tahun (ACO), dan particle swarm optimization

kemudian, atau sepuluh tahun kemudian. (PSO) [12].

Oleh karena itu, permasalahan inflasi dapat Penelitian terdahulu membuktikan

dikaji dan dianalisa dengan menggunakan bahwa secara individu PSO memiliki

pendekatan-pendekatan yang ada dalam kinerja terbaik dibanding ACO dan GA

time series yang secara umum [13] [14] [15]. Kemudian dikembangkan

memanfaatkan metode statistic model hybrid PSO-ANN untuk menguji

econometric antara lain Moving Average beberapa data klasifikasi [11] [16] [17]

(MA), Autoregresive (AR), Exponential [18] yang hasilnya rata-rata cukup

Smoothing (ES), Autoregresive Integrated efektif dalam konvergensi dan ruang

Moving Average (ARIMA) atau Self global minimum.


Pada pembahahasan ini, menguji
Exiting Autoregresive (SETAR).
Perkembangan terakhir pemodelan tingkat akurasi penerapan model PSO-

prediksi dengan menggunakan Artificial ANN melalui attribute weight (aw) atau
awPSO-ANN dengan obyek data inflasi
Neural Network (ANN) merupakan salah
bulanan Indonesia dari Januari 1979- Mei
satu pemodelan yang banyak digunakan
2011.
dalam prediksi ekonomi, keuangan, bisnis
dan industri.

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 11
ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Cara kerja ANN adalah informasi
yang masuk (input) akan dikirim ke neuron
Artificial Neural Network (ANN)
dengan bobot tertentu dan selanjutnya
merupakan model penalaran yang
diproses oleh suatu fungsi yang akan
didasarkan pada otak manusia. ANN
menjumlahkan nilai-nilai bobot yang
terdiri dari sejumlah prosesor sangat
ada. Hasil penjumlahan akan dibandingkan
sederhana dan saling berhubungan yang
dengan nilai ambang (threshold) tertentu
disebut neuron. Neuron yang terhubung
melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Jika
dengan pembobotan (weight) melewati
input melewati suatu nilai ambang
sinyal dari neuron satu ke neuron yang
tertentu, maka neuron akan diaktifkan,
lain.
jika tidak, maka neuron tidak akan
ANN mampu mengenali sinyal input
diaktifkan. Neuron yang diaktifkan akan
yang agak berbeda dari yang pernah
mengirimkan output melalui bobot-bobot
diterima sebelumnya dan mampu bekerja
outputnya ke semua neuron yang
meskipun beberapa neuronnya tidak mampu
berhubungan dengannya.
bekerja dengan baik. Jika sebuah
Struktur ANN terdiri dari layer input
neuron rusak maka neuron lain dapat
layer, hidden layer dan output layer seperti
dilatih untuk menggantikan fungsi
gambar 2.
neuron yang rusak tersebut.
Model neuron ANN terdiri; fungsi
penjumlah (summing function), fungsi
aktivasi (activation function), dan keluaran
(output).

Gambar 2. Struktur ANN

Dimana , input layer (x1, x2, x3, …,xn),


terdiri dari unit-unit input. Unit-unit
Gambar 1. Model Neuron
input menerima pola inputan data dari luar
yang menggambarkan suatu

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 12
permasalahan. Hidden Layer (h1,h2,..,hn), yang masuk ke neuron k dari lapisan yang
terdiri dari unit-unit tersembunyi. Dimana lebih rendah, ϴk adalah bias untuk satuan
outputnya tidak dapat secara langsung k dan f (..) adalah fungsi aktivasi neuron.
diamati. Sedangkan Output Layer Kemudian fungsi kesalahan minimal
(y1,…,yn) terdiri dari unit-unit output yang yang digunakan BP pada lapisan keluaran
merupakan solusi ANN terhadap suatu adalah jumlah kuadrat rata-rata kesalahan
permasalahan. E, didefinisikan:

∑ (3)
BACK PROPAGATION
Model ANN umumnya menggunakan dimana tk adalah target output dan 0k

Algoritma backpropagation (BP) yang adalah hasil yang aktual dari neuron.

merupakan pengembangan dari algoritma Berdasar penurunan gradien, maka

least mean square untuk melatih jaringan setiap perubahan bobot harus sebanding

dengan beberapa layer. BP menggunakan dengan gradien negatif dari penyimpangan

pendekatan algoritma steepest descent terhadap bobot tertentu.

dengan performance indexnya adalah mean (4)


square error (MSE)
dimana η adalah konstanta yang mewakili
Dalam melatih jaringan diperlukan
learning rate. Semakin besar η, semakin
seperangkat pasangan data seperti berikut :
besar perubahan bobot, sehingga semakin

(1 ) cepat bobot yang diinginkan ditemukan.


Tetapi jika η terlalu besar, akan dapat
dimana adalah nilai input ke-n jaringan
menyebabkan osilasi [19]
dan adalah target, yaitu nilai output
Deferensiasi dari fungsi E merupakan
yang seharusnya dihasilkan. Algoritma
penyimpangan terhadap bobot W dalam
yang akan mengatur atau menyesuaikan
persamaan di atas sebanding dengan
parameter-parameter jaringan dalam
turunan pertama dari fungsi aktivasi, yaitu:
meminimalkan mean square error, yaitu :
(5)
∑ ) (2)

mana Ok adalah output dari neuron k, Oj Perubahan bobot paling mudah dipahami
adalah output dari neuron j pada lapisan dengan membedakan antara komponen
yang lebih rendah, Wjk adalah bobot antara kesalahan, - ∂E/∂net , dan ∂net/∂W.
neuron k dan j, netk merupakan net input

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 13
Dengan demikian kesalahan untuk output perubahan beban terakhir pada arah
neuron adalah : gerakan.

PARTICEL SWARM OPTIMIZATION


Particle swarm optimization (PSO)
(6)
diperkenalkan oleh Eberhart dan Kennedy
dan untuk hidden neuron adalah : pada tahun 1995 sebagai salah satu metode
optimasi. Particle Swarm Optimization
terinspirasi pada perilaku sosial koloni
hewan seperti rayap, lebah, ikan atau
∑ (7)
burung. Perilaku sosial ini terdiri dari
tindakan individu dan pengaruh dari
Untuk polinomial orde pertama, ∂net/∂W
individu-individu lain dalam suatu
sama dengan aktivasi input. Perubahan
kelompok. Setiap individu berperilaku
beban untuk beban ouput secara sederhana
secara terdistribusi dengan menggunakan
adalah :
kecerdasannya (intelligence) sendiri dan
(8)
juga dipengaruhi kelompok kolektifnya.
Sedangkan untuk beban input, adalah : Misalnya, jika seekor burung menemukan
jalan yang tepat (optimal) menuju sumber
(9)
makanan, maka sisa anggota kelompok
Rumelhart [20] mengusulkan penambahan
yang lainnya juga akan mengikuti jalan
masa waktu yang disebut momentum yang
tersebut meskipun lokasi mereka didalam
membantu untuk meningkatkan learning
kelompok tersebut tidak saling berdekatan.
rate tanpa menyebabkan osilasi sehingga
PSO dikembangkan berdasarkan pada
dengan penambahan masa momentum dan
model tersebut, dimana ketika partikel
subskrip waktu, perubahan beban untuk
mendekati target minimum atau
beban output menjadi:
maksimum dari fungsi tujuan, partikel

(10) tersebut akan secara cepat mengirim


informasi kepada partikel yang lainnya
Sedangkan perubahan beban input menjadi : dalam kawanan tertentu sehingga partikel
yang lain akan mengikuti arah menuju ke
(11)
target nilai tersebut tetapi tidak secara
Jelas, bahwa α (momentum) adalah langsung.
konstanta yang menentukan efek dari

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 14
Ada satu komponen yang bergantung untuk posisi sekarang (awal); Pbestk:
pada memori dari setiap partikel yaitu Personal best; Gbestk: Global best; c1,c2:
memori tentang apa yang sudah dilalui learning rates. Untuk kemampuan
sebelumnya. Jika jalur tersebut pernah individu dan pengaruh sosial group yang
dilalui dan ternyata tidak menghasilkan menunjukan bobot dari memori sebuah
nilai sesuai fungsi tujuan maka jalur partikel terhadap memori dari
tersebut tidak akan diikuti. kelompoknya, nilai dari c1,c2 biasanya
Model ini disimulasikan dalam ruang merupakan konstanta dengan nilai c1 =2
berdimensi tertentu dengan sejumlah dan c2 =2; R1,R2: angka acak antara 0 dan
iterasi yang menyebabkan posisi akan 1; Xk+ 1: Posisi yang dituju; Xk : Posisi
semakin mengarah ke target nilai fungsi sekarang.
tujuan. Dalam setiap iterasi, partikel akan Selanjutnya, konsep bobot inersia
menyimpan solusi terbaiknya yang disebut (inertia weight) dikembangkan oleh Shi
sebagai pbest (personal best). Sedangkan dan Eberhart pada tahun 1998 [22] untuk
solusi terbaik untuk semua partikel disebut pengendalian yang lebih baik pada
sebagai gbest (global best) juga akan selalu eksplorasi dan eksploitasi. Motivasinya
digunakan. Proses pergantian posisi adalah untuk dapat menghilangkan
partikel didasarkan pada kecepatan kebutuhan Vmax. Sehingga update
(velocity) masing-masing partikel menuju persamaan kecepatan menjadi:
pbest dan gbest [21].
Dalam PSO, pencarian solusi optimal (14)
akan dilakukan sampai semua partikel
memiliki skema solusi yang sama atau Berikut dasar prosedur PSO :
ketika iterasi maksimum sudah tercapai.
Formulasi untuk update kecepatan dan
posisi pada iterasi selanjutnya adalah
sebagai berikut:

(12)
(13)

dengan, k : 1,2,3,…., N; Vk+ 1: kecepatan


untuk posisi yang dituju; Vk: kecepatan

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 15
Inisialisasi populasi partikel
dengan posisi dan kecepatan
secara random
awPSO-ANN ALGORITMA
Evaluasi fungsi optimasi Langkah-langkah proses pembelajaran
terbaik yang diinginkan untuk
masing-masing partikel
awPSO-ANN:

Jika partikel terbaik > gbest


Langkah 1: Proses pembelajaran awPSO-
terbaik, update gbest
ANN diinisialisasi dengan sekelompok
partikel acak yang ditugaskan pada posisi
Jika partikel terbaik > pbest Keluar jika kriteria
terbaik, update pbest gbest terpenuhi acak PSO (bobot dan bias).
Partikel selanjutnya

Langkah 2: awPSO-ANN ini dilatih


Update kecepatan partikel
menggunakan posisi partikel awal
Langkah 3: Kemudian, feedforward ANN
Update posisi partikel
dalam awPSO ANN akan menghasilkan

Gambar 3. Dasar Prosedur PSO kesalahan pembelajaran (partikel fitness)


berdasarkan bobot awal dan bias.

Gambar 4, menunjukkan konsep Langkah 4: Kesalahan pembelajaran pada

modifikasi penelusuran tujuan dijelaskan saat iterasi berlangsung akan dikurangi

oleh persamaan (12) dan (13), dimana oleh perubahan posisi partikel, yang akan

VPbest dan VGbest masing-masing memperbarui bobot dan bias network.

direpresentasikan oleh komponen Nilai "pbest" dan nilai "gbest" yang


diterapkan pada persamaan melakukan
persamaan (12) yaitu
update kecepatan (persamaan 14) untuk
dan .
menghasilkan nilai pada penyesuaian
posisi untuk solusi terbaik atau target
Xk+1 kesalahan pembelajaran
Langkah 5: Penetapan posisi baru (bobot
dan dan bias NN) yang dihasilkan dengan

Vk+1 menambahkan nilai kecepatan terhitung


Vk untuk posisi berjalan digunakan
Vgbest
persamaan perpindahan (persamaan 12).

Xk Vpbest Kemudian, penetapan posisi baru yang


digunakan untuk menghasilkan kesalahan
pembelajaran baru pada feedforeward NN.
Gambar 4. Konsep Modifikasi Langkah 6: Proses ini diulang sampai
Penelusuran Tujuan kondisi berhenti, baik kesalahan belajar

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 16
minimum atau jumlah iterasi maksimum Table 1. Parameter ANN
terpenuhi. Optimasi output, yang Parameter Nilai
merupakan solusi untuk permasalahan Learning rates 0.1 .. 1

optimasi, didasarkan pada nilai posisi Momentum 0.1 .. 1

gbest. Training cycle 500 (default)


Hidden layer 1
Adapun pseudocode prosedur
awPSO-ANN dalam pelatihan ini adalah :
Parameter awPSO

For each particle Parameter weight pbest (c1), weight gbest

Initialize particle for NN problem (c2) dan population size yang digunakan

End dalam penelitian ini mengacu pada

Do penelitian Abdul Hamed [11] sedangkan

For each particle parameter pembobotan (inertia weight,

Calculate fitness value (feedforward error max weight dan min weight) menggunakan

or MSE in NN) default data pada alat pengujian rapidminer

If the fitness value is better than the best ditunjukkan dalam Tabel 2.

fitness value (Pbest) in history


Then set current value as the new Table 2.Parameter PSO

Pbest Parameter Nilai


c1 (weight pbest) 2.0
End
c2 (weight gbest) 2.0
Choose the particle with the best fitness Number of particles/
value of all the particles as the Gbest population size 20
Maximun number 30 (default)
For each particle
Inertia weight (ω ) 1.0 (default)
Calculate particle velocity Max weight (ω max) 1.0 (default)
Update particle position (NN weight) Min weight (ω min) 0.0 (default)
End

PARAMETER awPSO-ANN HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian model awPSO-ANN Eksperimen ini menggunakan dua model


parameter yang digunakan antara lain : pengujian yaitu model ANN dan model
awPSO-ANN. Pengujian model dilakukan
Parameter ANN
terhadap empat kelompok data yang
Parameter neural network pada data
didasarkan pada perubahan jumlah neuron
training penelitian ini adalah :
yaitu satu hidden layer artificial neural

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 17
network dengan satu neuron, lima neuron laju inflasi, hasil terbaik pada masing-
sepuluh neuron, limabelas neuron masing parameter jumlah neuron
ditunjukkan pada tabel 4.
Dalam penelitian ini, indikator untuk
mengetahui akurasi terbaik ditunjukan oleh Tabel 4. RMSE Terbaik pada Kasus Yang
besarnya nilai RMSE dan MAE untuk Diteliti Dengan Pengujian
masing-masing pengujian pada data awPSO-ANN
testing.
Tingkat akurasi terbaik pada masing- Parameter & Jumlah Neuron
Hasil
masing variasi jumlah neuron terhadap awPSO-ANN 1N 5N 10 N 15 N
pengujian model ANN pada laju inflasi Learning Rate 0.1 0.2 0.3 0.1
Momentum 0.1 0.5 0.5 0.1
ditunjukkan oleh tabel dibawah ini.
RMSE 0.131 0.104 0.104 0.131
MAE 0.107 0.084 0.086 0.107

Tabel 3. RMSE Terbaik pada Kasus Yang


Berdasarkan nilai RMSE pengujian
Diteliti Dengan Pengujian ANN
model awPSO-ANN pada tabel 4
Parameter & Jumlah Neuron menunjukkan bahwa RMSE terkecil atau
Hasil ANN 1N 5N 10 N 15 N akurasi terbaik pada 1 neuron, 5 neuron, 10
Learning Rate 0.1 0.4 ; 0.3 0.4 0.2 neuron dan 15 neuron secara berurutan
Momentum 0.1 0.5; 0.6 0.5 0.7
RMSE 0.141 0.099 0.089 0.126 adalah 0,131; 0,104; 0.104 dan 0.131 .
MAE 0.131 0.082 0.067 0.094 Dengan demikian akurasi terbaik pada
pengujian model awPSO-ANN dengan
Berdasarkan nilai RMSE pengujian satu hidden layer terjadi pada 5 neuron
model ANN pada tabel 3 menunjukkan dengan parameter learning rate sebesar 0.2
bahwa RMSE terkecil atau akurasi terbaik dan momentum sebesar 0.5 dan 10 neuron
pada 1 neuron, 5 neuron, 10 neuron dan 15 dengan parameter learning rate sebesar 0.3
neuron secara berurutan adalah 0,141; dan momentum sebesar 0.5.
0,099; 0.089 dan 0.126 . Dengan demikian Penelitian ini menemukan bahwa
akurasi terbaik pada pengujian model maka akurasi terbaik dari keseluruhan hasil
ANN dengan satu hidden layer terjadi eksperimen terjadi pada nilai RMSE 0.089
pada 10 neuron dengan parameter learning yaitu pada penerapan model ANN dengan
rate sebesar 0.4 dan momentum sebesar parameter satu hidden layer, 10 neuron,
0.5. learning rate 0,4 dan momentum 0,5 .
Sedangkan untuk pengujian
menggunakan model awPSO-ANN pada

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 18
Kemudian data nilai RMSE yang hidden layer dengan 1 neuron dan 15
diperoleh pada setiap kelompok neuron terjadi peningkatan akurasi prediksi
eksperimen dilakukan penghitungan nilai laju inflasi. Sedangkan pada hidden layer
rata-rata RMSE, yang hasilnya ditunjukkan dengan 5 neuron terjadi penurunan akurasi
oleh tabel 5. prediksi laju inflasi dari model ANN
dibanding model awPSO-ANN. Kemudian
Tabel 5. : Rata-rata nilai RMSE pada pada pada hidden layer 10 neuron tidak
Kasus Yang Diteliti terjadi perubahan akurasi prediksi laju
inflasi pada model ANN terhadap model
Rata-Rata Rata-Rata
Size awPSO-ANN.
RMSE RMSE
Neuron Nilai rata-rata RMSE dari seluruh data
ANN awPSO-ANN
1 Neuron 0.279 0.196 eksperimen penelitian ini menunjukkan
5 Neuron 0.139 0.154 bahwa secara umum penerapan model
10 Neuron 0.147 0.148 awPSO-ANN memiliki akurasi yang lebih
15 Neuron 0.179 0.137 baik dibanding model ANN.
Overall 0.181 0.157

SIMPULAN
Berdasarkan pengujian penerapan model
awPSO-ANN dalam prediksi laju inflasi
yang dilakukan dengan 147 eksperimen
yang terbagi dalam empat variasi jumlah
neuron pada satu hidden layer yaitu 1
neuron, 5 neuron, 10 neuron dan 15 neuron
ditemukan bahwa rata-rata nilai RMSE
penerapan model awPSO-ANN dalam
penelitian ini lebih kecil dibandingkan
Gambar 5 : Grafik Perbandingan Rata- dengan penerapan model ANN dan
rata Nilai RMSE Pada berdasarkan analisis uji beda menunjukkan
Data Testing bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada nilai RMSE penerapan model
Tabel 5, menunjukkan bahwa awPSO-ANN dengan penerapan model
berdasarkan nilai rata-rata RMSE ANN sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengujian penerapan model ANN penerapan model awPSO-ANN
dibanding model awPSO-ANN pada

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 19
meningkatkan akurasi dalam prediksi laju 2009.
inflasi berdasarkan atribut laju inflasi dan [8] A. Nazif Catik and Mehmet
indeks harga konsumen (IHK) empat kota Karaquka, "A Comparative Analysis
of Alternative Univariate Time Series
besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung Models in Forecasting Inflation,"
dan Medan. Dusseldorf Germany, 2011.
[9] Recep Duzgun, "Generalized
Regression Neural Network for
DAFTAR PUSTAKA Inflation Forecasting," International
Research Journal Of Finance and
Economic, pp. 59-70, 2010.
[1] Raghbendra Jha and Tu Dang,
"Inflation Variability and The [10] Y.H Zweiri, J.F Whidborne, and L.D
Relationship Between Inflation and Sceviratne, "A three-term
Growth," Canberra, Australia, 2011. backpropagation algorithm.,"
Neurocomputing, vol. 50, pp. 305-
[2] Adnan Haider and Muhammad 318, 2003.
Nadeem Hanif, "Inflation Forecsting
in Pakistan Using Artificial Neural [11] Haza Nuzly Abdull Hamed, "Particle
Network," Karachi, Pakistan, 2007. Swarm Optimization For Neural
Network Learning Enhancement,"
[3] Jane M Binner, Alicia M Gazely, Shu Malaysia, 2006.
Heng Chen, and Bin Tzong Chie,
"Financial Innovation and Divisia [12] S.-C. Chu, Roddick J. F., and Pan J.
Money In Taiwan : Comparative S., "Ant colony system with
Evidence From Neural Network and communication strategies,"
Vector Error-Correction Forecasting Information Sciences, vol. vol.167,
Models," Contemporary Economic pp. pp.63-76.
Policy, Vol 22, pp. 213-224, 2004. [13] Xiaouhui Hu and Russell Eberhart,
[4] Jane M Binner et al., "A Comparison "Solving Contstrained Nonlinier
of Linier Forecasting Models and Optimization Problems With Particle
Neural Networks : An Application to Swarm Optimization," in 6th World
Euro Inflation and Euro Divisia," Multiconference on Systemics,
Applied Economics, 37, pp. 665-680, Orlando, USA, 2002.
2005. [14] Rania Hassan, Babak Cohanim, and
[5] Saeed Moshiri and Norman Cameron, Olivier De Weck, "A Comparison of
"Neural Network Versus Econometric Particle Swarm Optimization and The
MOdels in Forecasting Inflation," Genetic Algorithm," American
Journal of Forecasting 19, pp. 201- Institute of Aeronautics and
217, 2000. Astronautics, 2004.

[6] Emi Nakamura, "Inflation Forecasting [15] Andreas Windisch, Stefan Wappler,
Using A Neural Network," 2005. and Joachim Wegener, "Applying
Particle Swarm Optimization to
[7] Massimiliano Marcellino, "A Software Testing," in Proceedings of
Comparison of Time Series Model for the 2007 conference on Genetic and
Forecasting GDP Growth and evolutionary computation, London,
Inflation," Journal of Forecasting, England, United Kingdom, 2007.

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 20
[16] G. P. Zhang, "Neural Network in
Business Forecasting," Idea Group
Publishing, 2003.
[17] F. Van Den Berg, "An Analysis of
Particle Swarm Optimization ,"
Faculty of Natural and Agriculture
Science, University of Pretoria., 2001.
[18] J. Malik, R. Mishra, and I Singh,
"PSO-ANN Approach for Estimating
Drilling Induced Damage In CFRP
Laminates," Advances In Production
Engineering & Management, vol. Vol.
6 No. 2, pp. 95-104, 2011.
[19] N. T. Danh, H.N. Phien, and A.D.
Gupta, "Neural network models for
river flow forecasting," Water SA, vol.
Vol. 25 No. 1, pp. 33-39, 1999.
[20] D. E. Rumelhart, G. E. Hinton, and R.
Williams, "Learning internal
representations by error propagation.,"
Paralled Distributed Processing :
Explorations in the Microstructure of
Cognition, vol. 1, pp. 318-362, 1986.
[21] J Kennedy and R. Eberhart, Swarm
Intelligence. San Francisco, CA:
Morgan Kaufmann Publishers, Inc,
2001.
[22] R. Eberhart and Y. Shi, Particle
Swarm Optimization : Development,
Applications and Resources. Indiana
Polis, USA: Purdue School Of
Engineering and Technology., 2001.
[23] Dian Wahyuningsih, Ida Zuhroh, and
Zainuri, "Prediksi Inflasi Indonesia
Dengan Model Artificial Neural
Network," Journal of Indonesian
Applied Economics, vol. Vol. 2 No. 2,
pp. p113-127, 2008.

Jurnal Sistem Komputer - Vol.3, No.1, Juni 2013, ISSN: 2087-4685, e-ISSN: 2252-3456 Jsiskom - 21

Anda mungkin juga menyukai