Anbiya Ananda Muslim 10050023237 KTI
Anbiya Ananda Muslim 10050023237 KTI
Oleh:
10050023237
Assalamu’alaikum wr. wb. Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan kita rahmat serta karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Performa Kewirausahaan: Peran Faktor
Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Bisnis Mahasiswa Fakultas Psikologi
Angkatan 2023”. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia pada semester 1 dengan dosen pengampu Ibu Ririn Sri Kuntorini, Dra.,
M,Hum. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Ririn Sri Kuntorini,
Dra., M,Hum, dan kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, baik secara khusus yang telah disebutkan, maupun
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, maka melalui kesempatan ini penulis
sampaikan mudah-mudahan Allah Yang Maha Pemurah selalu memberikan pahala,
nikmat, dan rahmat yang tiada taranya. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini saya
sepenuhnya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan masih banyak kekurangan baik secara teknis maupun materi serta
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran agar makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA.....................................................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................................ii
ABSTRACT.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................................v
DAFTAR DIAGRAM..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................vii
BAB I...........................................................................................................................10
PENDAHULUAN.......................................................................................................10
2.1 Kewirausahaan.......................................................................................................14
2.2 Psikologis...............................................................................................................15
iv
3.4 Kajian Islam...........................................................................................................29
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................32
4.1 Kesimpulan............................................................................................................32
4.2 Saran......................................................................................................................32
SINOPSIS....................................................................................................................33
SYNOPSIS...................................................................................................................34
REFERENSI................................................................................................................35
INDEKS.......................................................................................................................37
v
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR DIAGRAM
vi
DAFTAR LAMPIRAN
......
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, tantangan dan peluang
dalam dunia bisnis semakin kompleks dan dinamis. Kewirausahaan, sebagai suatu
kegiatan yang melibatkan inovasi dan pengambilan risiko, menjadi salah satu kekuatan
pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan pembentukan lapangan pekerjaan. Namun,
keberhasilan kewirausahaan tidak hanya tergantung pada strategi bisnis yang matang,
tetapi juga melibatkan aspek psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Keputusan bisnis yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana faktor psikologis, seperti motivasi, emosi, dan persepsi risiko, memainkan
peran dalam proses pengambilan keputusan kewirausahaan.
Terkait hal ini, banyak penelitian telah mencoba merinci dan memahami faktor-
faktor psikologis yang terlibat dalam keputusan bisnis kewirausahaan. Namun, masih
diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif untuk menjembatani
kesenjangan pengetahuan dan memberikan wawasan baru yang dapat membimbing
praktisi bisnis dan pengambil keputusan. Sebagai respons terhadap kompleksitas
kewirausahaan modern, penelitian ini diarahkan untuk menyelidiki dengan lebih rinci
peran faktor psikologis dalam pengambilan keputusan bisnis kewirausahaan, dengan
harapan dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya dan kontekstual. Dengan
menyelami aspek psikologis dalam kewirausahaan, penelitian ini berupaya mengisi
celah pengetahuan yang dapat mendukung pengembangan strategi bisnis yang lebih
10
adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar. Dengan demikian, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan baik dalam ranah teoritis maupun
praktis, membuka pintu untuk pemikiran baru dan memberikan panduan yang berguna
bagi para praktisi bisnis, peneliti, dan pemangku kepentingan lainnya.
11
1.3 Tujuan Penelitian
2. Menilai dampak peran faktor psikologis tersebut terhadap strategi dan kinerja
kewirausahaan dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian bisnis.
12
2. Perkembangan Strategi Bisnis yang Lebih Adaptif: Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang peran motivasi dan persepsi risiko, praktisi bisnis dapat
mengembangkan strategi yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan
lingkungan bisnis yang dinamis, meningkatkan ketahanan bisnis mereka.
3. Integrasi Temuan ke dalam Pendidikan Kewirausahaan: Penelitian ini dapat
mendukung perkembangan kurikulum pendidikan kewirausahaan dengan
mengintegrasikan temuan-temuan signifikan ke dalam program-program
pelatihan, memberikan mahasiswa dan calon wirausaha wawasan lebih dalam
tentang faktor psikologis dalam keputusan bisnis.
4. Kontribusi bagi Pengembangan Kesejahteraan Psikologis Wirausaha: Dengan
mengidentifikasi dampak faktor psikologis pada strategi dan kinerja
kewirausahaan, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
strategi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis wirausaha, menciptakan
lingkungan kerja yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Dengan menguraikan manfaat teoritis dan praktis secara lebih rinci, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberikan dampak yang signifikan baik dalam mengembangkan
teori kewirausahaan maupun dalam memberikan panduan praktis bagi para pemangku
kepentingan di dunia bisnis dan pendidikan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
Selain itu, strategi bisnis menjadi elemen kunci dalam keputusan kewirausahaan.
Menetapkan strategi yang tepat melibatkan penentuan diferensiasi produk atau layanan,
penetapan target pasar, dan pembuatan rencana aksi yang sesuai. Keputusan strategis ini
tidak hanya memengaruhi posisi bisnis dalam industri, tetapi juga menentukan
bagaimana perusahaan akan bersaing dan bertahan dalam lingkungan bisnis yang
bersaing. Oleh karena itu, wirausaha perlu mengambil keputusan yang cerdas dan
visioner untuk membangun fondasi bisnis yang kokoh dan berkelanjutan. Keputusan
dalam manajemen sumber daya juga merupakan bagian integral dari kewirausahaan.
14
Mulai dari alokasi modal, pengelolaan tenaga kerja, hingga penggunaan teknologi dan
inovasi, wirausaha harus membuat keputusan yang tepat untuk memaksimalkan efisiensi
dan efektivitas sumber daya yang dimiliki. Pemahaman mendalam tentang kebutuhan
sumber daya dan kapabilitas internal perusahaan menjadi kunci untuk mengambil
keputusan yang memberikan nilai tambah
Respons terhadap peluang dan risiko adalah aspek lain yang memerlukan keputusan
bijaksana dalam kewirausahaan. Wirausaha harus dapat mengidentifikasi peluang pasar
yang muncul dan meresponnya dengan strategi yang inovatif. Di sisi lain, mereka juga
harus siap menghadapi risiko yang terkait dengan perubahan pasar, persaingan, dan
faktor-faktor eksternal lainnya. Keputusan untuk mengambil risiko atau mengelolanya
dengan bijaksana merupakan pertimbangan krusial dalam kewirausahaan. Secara
keseluruhan, pengambilan keputusan bisnis dalam konteks kewirausahaan melibatkan
sejumlah langkah kritis yang saling terkait dan berdampak langsung pada keberhasilan
perusahaan. Memahami kompleksitas keputusan bisnis dalam kewirausahaan tidak
hanya memberikan wawasan tentang dinamika bisnis, tetapi juga memberikan landasan
untuk mengembangkan strategi dan taktik yang dapat meningkatkan kesiapan bisnis
dalam menghadapi perubahan dan bersaing di pasar global.
2.2 Psikologis
15
Emosi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Keberanian,
antusiasme, kecemasan, atau bahkan rasa takut dapat mempengaruhi bagaimana
wirausaha mengevaluasi peluang dan risiko. Pemahaman tentang dampak emosional
terhadap keputusan dapat membantu membentuk pendekatan yang lebih seimbang dan
bijaksana. Kesadaran diri terhadap emosi dan kemampuan mengelolanya dengan efektif
dapat membantu wirausaha membuat keputusan yang lebih tepat. Persepsi risiko juga
menjadi elemen kunci dalam faktor psikologis. Bagaimana individu menilai dan
merespons risiko bisnis dapat memengaruhi tingkat kesiapan mereka untuk mengambil
risiko dan bereksperimen dengan strategi baru. Pengambilan keputusan yang efektif
dalam kewirausahaan memerlukan kesadaran yang baik terhadap risiko dan kemampuan
untuk mengelolanya dengan cerdas, sehingga pengetahuan tentang bagaimana persepsi
risiko dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis menjadi krusial.
Ketiga faktor psikologis tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi
dan membentuk pola pikir kompleks dalam pengambilan keputusan bisnis. Motivasi
yang tinggi dapat mengatasi ketakutan, sementara pengelolaan emosi yang baik dapat
meningkatkan kemampuan untuk menghadapi risiko. Oleh karena itu, memahami
hubungan dan interaksi antara faktor-faktor psikologis ini adalah langkah penting dalam
mengoptimalkan pengambilan keputusan kewirausahaan. Ketika wirausaha dapat
memahami dan mengelola faktor-faktor psikologis ini dengan bijaksana, mereka dapat
mengembangkan kecerdasan emosional yang tinggi, meningkatkan motivasi, dan
merespon risiko dengan lebih baik. Dalam konteks kewirausahaan yang penuh tekanan
dan ketidakpastian, keseimbangan antara faktor psikologis menjadi kunci untuk
mencapai pengambilan keputusan bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Pemahaman
mendalam tentang aspek psikologis ini tidak hanya memberikan keuntungan kompetitif
tetapi juga dapat membentuk fondasi keberlanjutan dan perkembangan bisnis yang lebih
baik.
16
mencakup penciptaan, pengembangan, dan manajemen bisnis baru, membutuhkan
pemahaman mendalam tentang bagaimana psikologis individu dan kelompok berperan
dalam membentuk strategi, mengelola risiko, dan mencapai tujuan bisnis. Motivasi
sebagai pendorong utama individu untuk terlibat dalam kewirausahaan memegang
peranan kunci dalam pengambilan keputusan bisnis. Motivasi yang tinggi dapat
menciptakan ketahanan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam dunia
bisnis yang penuh ketidakpastian. Para wirausaha yang memiliki motivasi intrinsik yang
kuat, seperti rasa kepuasan dan pencapaian, lebih mungkin bertahan dalam menghadapi
rintangan dan mempertahankan komitmen mereka terhadap visi bisnis.
Selain motivasi, faktor emosional juga memainkan peran besar dalam hubungan
antara kewirausahaan dan psikologis. Wirausaha harus mampu mengenali dan
mengelola emosi mereka sendiri serta emosi anggota tim dan pihak-pihak terkait
lainnya. Keberanian, antusiasme, dan kecemasan dapat membentuk respons terhadap
peluang dan risiko bisnis. Integrasi emosional yang baik dapat mengarah pada
pengambilan keputusan yang lebih seimbang dan berorientasi pada tujuan. Persepsi
risiko dalam konteks kewirausahaan melibatkan evaluasi subjektif terhadap tingkat
risiko dan peluang yang terkait dengan bisnis. Hubungan dengan faktor psikologis
tercermin dalam bagaimana individu menilai risiko dan sejauh mana mereka siap
menghadapinya. Wirausaha yang memiliki persepsi risiko yang moderat dan dapat
mengelolanya dengan baik dapat lebih terbuka terhadap peluang inovatif dan
eksperimen strategis yang dapat membawa keberhasilan bagi bisnis mereka.
17
selama perjalanan kewirausahaan adalah elemen-elemen kritis yang terhubung erat
dengan faktor psikologis.
Dampak faktor psikologis pada kewirausahaan tidak hanya terbatas pada tahap awal
pendirian usaha. Motivasi dan persepsi risiko terus memainkan peran signifikan dalam
pengelolaan dan pengembangan usaha. Motivasi yang tinggi dapat memberikan
18
keberlanjutan energi dan semangat dalam menghadapi tantangan yang terus muncul. Di
sisi lain, pengusaha dengan persepsi risiko yang terkendali dapat lebih efektif mengelola
risiko bisnis, mengoptimalkan peluang pasar, dan menyesuaikan strategi untuk
menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Dalam menghadapi ketidakpastian bisnis,
faktor psikologis dapat menciptakan perbedaan dalam inovasi dan adaptabilitas.
Pengusaha dengan motivasi intrinsik cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan
berani mencoba pendekatan yang berbeda. Kemampuan ini untuk beradaptasi dan
berinovasi dapat menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan dalam menghadapi
tantangan bisnis yang dinamis (Zahra et al., 2019).
Dampak psikologis pada kewirausahaan juga dapat dilihat melalui hubungan sosial
dan kepemimpinan. Motivasi yang kuat dapat memengaruhi cara seorang pengusaha
memotivasi timnya, menciptakan budaya perusahaan yang dinamis, dan merangsang
kolaborasi kreatif. Di sisi lain, persepsi risiko dapat mempengaruhi keputusan
kepemimpinan dalam mengambil risiko bersama tim atau memilih strategi yang lebih
konservatif. Keterkaitan antara faktor psikologis dan kewirausahaan juga dapat
memengaruhi tingkat daya tahan mental pengusaha. Ketahanan mental yang baik dapat
membantu menghadapi tekanan, kegagalan, dan ketidakpastian bisnis dengan cara yang
konstruktif, sementara kekurangan dalam hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis dan kinerja keseluruhan.
19
20
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Selain itu, faktor sosial juga berperan dalam pengambilan keputusan bisnis
mahasiswa Psikologi. Interaksi sosial dan norma-norma kelompok dapat memberikan
pengaruh signifikan terhadap pilihan bisnis mereka. Mereka mungkin cenderung
memilih bidang yang dianggap prestisius oleh kelompok atau sesuai dengan ekspektasi
sosial, meskipun hal ini tidak selalu sejalan dengan minat atau potensi mereka.
Pengalaman belajar dan praktikum di Fakultas Psikologi juga dapat memberikan
dampak pada cara mahasiswa Psikologi mengambil keputusan bisnis. Pengalaman ini
20
dapat membentuk perspektif mereka terhadap dunia bisnis dan memberikan wawasan
praktis yang memengaruhi preferensi mereka terkait jenis bisnis yang ingin dijalani.
Aspek lingkungan eksternal, seperti kondisi ekonomi dan peluang pasar, juga dapat
menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan bisnis mahasiswa Psikologi.
Mereka mungkin cenderung mempertimbangkan stabilitas ekonomi, tren pasar, dan
peluang karir yang tersedia dalam konteks keputusan bisnis mereka.
21
Pengalaman belajar dan praktikum di Fakultas Psikologi juga dapat memberikan
dampak pada cara mahasiswa Psikologi mengambil keputusan bisnis. Pengalaman ini
dapat membentuk perspektif mereka terhadap dunia bisnis dan memberikan wawasan
praktis yang memengaruhi preferensi mereka terkait jenis bisnis yang ingin dijalani.
Aspek lingkungan eksternal, seperti kondisi ekonomi dan peluang pasar, juga dapat
menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan bisnis mahasiswa Psikologi.
Mereka mungkin cenderung mempertimbangkan stabilitas ekonomi, tren pasar, dan
peluang karir yang tersedia dalam konteks keputusan bisnis mereka.
Bedasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan berikut merupakan hasil
dari data kuesioner yang telah penulis analisis dan kalkulasikan:
Dalam analisis data yang diberikan, terdapat sejumlah responden (73,1%) yang
menyatakan setuju bahwa motivasi memiliki peran yang sangat penting untuk
perkembangan bisnis pebisnis. Tingginya persentase setuju menunjukkan kesadaran
luas dalam kalangan responden akan dampak positif motivasi terhadap kemajuan bisnis.
Motivasi, dalam konteks ini, dianggap sebagai faktor kunci yang mendorong pengusaha
untuk mengatasi tantangan, mempertahankan fokus, dan mengambil inisiatif dalam
pengembangan bisnis mereka.
Sebaliknya, hanya 25% responden yang menyatakan tidak setuju atau hanya setuju
sebagian. Ini bisa mencerminkan variasi pandangan atau pemahaman yang berbeda
terkait peran motivasi dalam dunia bisnis. Beberapa responden mungkin melihat
motivasi hanya sebagai salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan bisnis, sementara yang lain mungkin menilai bahwa faktor lain memiliki
peran lebih signifikan. Pentingnya motivasi dalam bisnis dapat dikaitkan dengan aspek
psikologis. Responden yang setuju mungkin memahami bahwa motivasi tidak hanya
mencakup dorongan untuk mencapai tujuan finansial, tetapi juga mencakup semangat
untuk mengatasi hambatan, berinovasi, dan berkembang sebagai pengusaha. Sebaliknya,
responden yang kurang sepakat mungkin memandang motivasi sebagai elemen yang
lebih terbatas dalam dampaknya terhadap perkembangan bisnis.
22
Tabel 3.1 Hasil Analisis Kuesioner 1
Dengan adanya pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa kesadaran akan peran
motivasi dalam dunia bisnis telah mencapai tingkat yang signifikan, tetapi masih ada
variasi pandangan yang perlu dicermati. Penting bagi pembuat kebijakan, pelaku bisnis,
dan pihak terkait lainnya untuk mengakui dan memahami perbedaan persepsi ini agar
dapat merancang pendekatan dan dukungan yang lebih efektif bagi pebisnis dalam
mengelola dan mengoptimalkan motivasi mereka untuk perkembangan bisnis yang
berkelanjutan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Hasil analisis dari data menunjukkan bahwa mayoritas responden, sebanyak 76,1%,
menyatakan bahwa motivasi memainkan peran yang sangat besar dalam mendorong
23
mereka untuk menjadi pebisnis muda. Persentase yang tinggi ini mencerminkan
pentingnya motivasi sebagai pendorong utama di antara responden dalam mengambil
langkah menjadi pengusaha muda. Dapat diartikan bahwa sebagian besar dari mereka
merasa bahwa semangat, hasrat, dan dorongan intrinsik memiliki dampak signifikan
dalam mengatasi tantangan, memulai usaha, dan menjalankan bisnis mereka.
Di sisi lain, 22,9% responden menunjukkan bahwa peran motivasi tidak sebesar
mayoritas. Meskipun persentase ini lebih kecil, ini mencerminkan variasi pandangan di
antara responden terkait sejauh mana motivasi memengaruhi keputusan mereka untuk
menjadi pebisnis muda. Beberapa responden mungkin melihat faktor lain, seperti
pengetahuan bisnis atau peluang pasar, sebagai lebih penting dalam memotivasi mereka
untuk memasuki dunia kewirausahaan. Analisis ini mengindikasikan bahwa sementara
sebagian besar responden mendukung peran motivasi yang besar dalam perjalanan
mereka sebagai pebisnis muda, ada juga sebagian kecil yang melihatnya sebagai faktor
yang lebih terbatas dalam pengaruhnya. Oleh karena itu, pemahaman dan pengakuan
terhadap perbedaan pandangan ini dapat menjadi dasar untuk merancang program
dukungan atau pelatihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan para calon
pebisnis muda.
Dari hasil analisis data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden, sebanyak 76,1%, mengakui bahwa motivasi memainkan peran yang sangat
besar dalam mendorong mereka menjadi pebisnis muda. Persentase yang signifikan ini
mencerminkan bahwa mayoritas dari mereka melihat motivasi sebagai faktor utama atau
pendorong kuat dalam mengambil keputusan untuk memulai dan menjalankan bisnis di
24
usia muda. Dalam konteks ini, motivasi diartikan sebagai kekuatan internal yang
mendorong individu untuk menghadapi tantangan, mengatasi hambatan, dan meraih
tujuan bisnis mereka.
Di sisi lain, 22,9% responden menyatakan bahwa peran motivasi tidak sebesar
mayoritas. Meskipun presentasenya lebih kecil, ini menunjukkan variasi dalam persepsi
terhadap dampak motivasi dalam perjalanan menjadi pebisnis muda. Ada kemungkinan
bahwa sebagian responden memandang faktor-faktor lain seperti pengetahuan bisnis,
peluang pasar, atau faktor eksternal sebagai lebih berpengaruh dalam proses
pengambilan keputusan bisnis mereka. Analisis ini menggambarkan kompleksitas
pandangan terhadap peran motivasi dalam konteks kewirausahaan. Sementara sebagian
besar melihatnya sebagai elemen kunci, sebagian kecil lebih cenderung melihatnya
sebagai faktor yang lebih terbatas dalam pengaruhnya. Pemahaman mendalam
mengenai faktor-faktor yang memotivasi individu untuk memulai bisnis dapat menjadi
dasar untuk pengembangan strategi dukungan yang lebih tepat sasaran bagi mereka
yang berada di dunia kewirausahaan, dengan mempertimbangkan variasi pandangan dan
motivasi yang ada.
Berdasarkan analisis dari data yang diberikan, terlihat bahwa sebagian besar
responden memberikan tingkat kesetujuan rendah terhadap pengaruh role model atau
mentor dalam bisnis. Sebanyak 13,8% responden menyatakan setuju sepenuhnya (SS),
sementara 10,1% menyatakan setuju (S). Persentase yang relatif rendah ini
menunjukkan bahwa ada sebagian besar responden yang mungkin tidak melihat
keberadaan role model atau mentor sebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam
25
perjalanan bisnis mereka. Variasi pandangan ini bisa dipahami sebagai hasil dari
beragam pengalaman dan pendekatan individual terhadap bisnis. Beberapa responden
mungkin merasa bahwa mereka dapat mengandalkan sumber daya lain, seperti
pengetahuan mandiri atau pengalaman langsung, untuk mengembangkan keterampilan
dan strategi bisnis mereka. Selain itu, mungkin juga ada yang merasa bahwa bisnis
mereka lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti ketekunan atau keberanian
untuk mengambil risiko.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa sejumlah kecil responden tetap
menyatakan setuju atau setuju sepenuhnya terhadap pengaruh role model atau mentor
dalam bisnis. Ini menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, kehadiran figur yang dapat
dijadikan panutan atau sumber inspirasi memainkan peran penting dalam membimbing
dan memberikan arahan dalam menghadapi tantangan bisnis. Dengan adanya variasi
pandangan ini, pemahaman lebih lanjut mengenai alasan di balik persepsi masing-
masing responden terhadap peran model peran atau mentor dalam bisnis dapat
memberikan wawasan yang berharga. Analisis lebih mendalam terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi pandangan ini dapat menjadi dasar untuk merancang program atau
inisiatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan para pebisnis muda dalam
mengembangkan bisnis mereka.
Dari analisis data yang diberikan, terlihat bahwa mayoritas responden, sebanyak
67,9%, menyatakan setuju sepenuhnya (SS) bahwa pebisnis harus memiliki rencana
atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Persentase yang tinggi ini
26
mencerminkan kesadaran dan persetujuan yang kuat dari responden terhadap
pentingnya perencanaan dalam konteks bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar pebisnis muda menyadari nilai strategis dari merencanakan langkah-langkah
untuk mencapai tujuan mereka.
Di sisi lain, 31,2% responden menyatakan setuju (S), yang mungkin menunjukkan
bahwa ada sejumlah kecil responden yang mungkin melihat perlunya perencanaan,
tetapi mungkin juga mempertimbangkan pendekatan yang lebih fleksibel atau responsif
terhadap perubahan.
Pentingnya motivasi dan persepsi risiko dalam konteks kewirausahaan juga terlihat
jelas. Motivasi intrinsik, seperti keinginan untuk menciptakan perubahan atau
memuaskan diri sendiri, diakui sebagai pendorong kuat untuk mengatasi risiko dan
tantangan dalam dunia kewirausahaan. Sementara itu, persepsi risiko memainkan peran
27
dalam pemilihan strategi bisnis, di mana individu dengan persepsi risiko tinggi
cenderung mencoba pendekatan inovatif, sedangkan yang memiliki persepsi risiko
rendah lebih memilih strategi konservatif.
Tantangan untuk pebisnis muda tidak hanya terkait dengan faktor eksternal seperti
persaingan dan modal, tetapi juga internal, seperti kesehatan fisik dan mental.
Dukungan sosial dari orang terdekat diakui sebagai faktor yang dapat membantu
mengatasi stres dan menjaga keseimbangan. Kesadaran akan pentingnya kesehatan
mental dan fisik muncul dalam berbagai tanggapan, dengan pemahaman bahwa kondisi
kesehatan yang baik dapat meningkatkan energi, konsentrasi, dan daya tahan untuk
menghadapi tekanan bisnis. Pemahaman akan resiko finansial dan kebutuhan akan
modal dan relasi yang kuat sebagai kendala umum bagi pebisnis muda juga mencuat.
Beberapa responden menyoroti bahwa kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan relasi
dapat menjadi hambatan, sementara yang lain menekankan perlunya keberanian dan
tekad dalam menghadapi risiko kegagalan.
Tantangan menjadi pebisnis muda mencakup sejumlah aspek yang kompleks, yang
tercermin dari beragam tanggapan yang diberikan. Pertama-tama, aspek finansial
muncul sebagai kendala utama, dengan banyak responden mengungkapkan bahwa
kondisi finansial yang belum mencukupi menjadi penghambat utama dalam memulai
dan mengembangkan usaha. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya pengalaman dan
pengetahuan dalam mengelola aspek keuangan yang menjadi aspek kritis dalam
mengelola bisnis. Selanjutnya, aspek psikologis, terutama kesehatan mental dan
keberanian, menjadi sorotan dalam analisis tanggapan. Sebagian besar responden
mengakui bahwa mental yang belum stabil dan terkadang dikuasai ego masing-masing
dapat menjadi penghambat serius. Keberanian dan motivasi intrinsik menjadi kunci
dalam menghadapi tekanan dan ketidakpastian bisnis. Dukungan sosial juga diakui
sebagai faktor penting dalam mengelola stres dan menjaga keseimbangan emosional.
28
mencoba pendekatan inovatif. Selain itu, tanggapan menyoroti pentingnya pengalaman,
pengetahuan, relasi, dan modal sebagai unsur kunci bagi pebisnis muda. Kurangnya
pengalaman dan pengetahuan dianggap sebagai hambatan serius, sementara relasi dan
modal diperlukan untuk mengatasi tantangan dan memulai serta mengembangkan usaha
dengan lebih baik.
Dalam perspektif Islam, kajian mengenai peran motivasi, role model/mentor, dan
perencanaan dalam bisnis dapat dilihat sebagai bagian dari konsep keberlanjutan
(sustainability) yang ditekankan dalam ajaran agama. Motivasi yang kuat, seperti yang
disuarakan oleh mayoritas responden, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mendorong
umatnya untuk memiliki semangat dan tekad yang tinggi dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab mereka di dunia. Motivasi yang datang dari hati yang tulus dan niat
yang baik dipandang sebagai cara untuk mencapai kesuksesan bisnis yang berkah,
sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan etika bisnis Islam.
Pentingnya memiliki role model atau mentor, meskipun persentasenya tidak terlalu
tinggi, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan nilai berbagi pengetahuan dan
pengalaman. Dalam Islam, konsep mentorship tercermin dalam hubungan antara
Rasulullah SAW dan para sahabatnya, yang seringkali berperan sebagai mentornya.
Menjadi pengusaha muda dengan memiliki panutan atau mentor dianggap sebagai cara
untuk memperoleh nasihat bijaksana, menciptakan jaringan yang positif, dan
menghindari kesalahan yang dapat merugikan.
29
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Islam mendukung
keyakinan akan pentingnya motivasi, keberadaan role model/mentor, dan perencanaan
dalam menjalankan bisnis. Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi pebisnis yang
tidak hanya sukses secara materi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar, dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip etika dan
keadilan. Oleh karena itu, pebisnis muda yang mengikuti ajaran Islam diharapkan dapat
membawa perubahan positif dalam dunia bisnis sesuai dengan nilai-nilai agama.
30
kewirausahaan. Dengan demikian, diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang bermanfaat dan mendukung pengembangan bisnis yang
sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
2. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih luas
dan variasi yang lebih besar, melibatkan lebih banyak variabel psikologis, guna
merinci pengaruhnya terhadap performa kewirausahaan.
3. Melibatkan para praktisi bisnis atau wirausaha dalam diskusi dan pengembangan
strategi kewirausahaan di lingkungan akademis dapat memberikan perspektif
yang lebih praktis dan aplikatif.
32
SINOPSIS
33
SYNOPSIS
34
REFERENSI
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2023.v7.i4.5807
URECOL, 167-178.
PERBANAS).
Supramono, S., & Putlia, N. (2010). Persepsi dan faktor psikologis dalam pengambilan
35
Wijaya, V., Oktavio, A., Adityaji, R., Kaihatu, T. S., & Susilo, C. L. (2023). Resiliensi
Yulistiyani, A., Rapini, T., & Setiawan, F. (2023). Analisis Faktor Financial
https://doi.org/10.32502/jimn.v13i1.6452
Zahra, A. A., Husna, A. N., & Haq, A. L. A. (2019). Dinamika pengambilan keputusan
6(1), 111-130.
36
INDEKS
Kewirausahaan)
Psikologis)
Hubungan Kewirausahaan dan Psikologis-17)
Dampak Faktor Psikologis pada Kewirausahaan-20)
37