Panduan Rinitis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

Faktor Risiko mirip dengan common cold. Komplikasi


berhubungan dengan infeksi bakteri
1. Penurunan daya tahan tubuh. sering terjadi.
2. Paparan debu, asap, atau gas yang bersifat
iritatif. c. Rinitis eksantematous
3. Paparan dengan penderita infeksi saluran
napas. Morbili, varisela, variola, dan pertusis,
sering berhubungan dengan rinitis,
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang dimana didahului dengan eksantema
Sederhana (Objective) sekitar 2-3 hari. Infeksi sekunder dan
komplikasi lebih sering dijumpai dan
Pemeriksaan Fisik lebih berat.
1. Suhu dapat meningkat 2. Rinitis Bakteri
2. Rinoskopi anterior:
a. Tampak kavum nasi sempit, terdapat a. Infeksi non spesifik
sekret serous atau mukopurulen,
mukosa konka udem dan hiperemis. • Rinitis bakteri primer. Infeksi ini
b. Pada rinitis difteri tampak sekret yang tampak pada anak dan biasanya
bercampur darah. akibat dari infeksi pneumococcus,
c. Membran keabu-abuan tampak streptococcus atau staphylococcus.
menutup konka inferior dan kavum nasi Membran putih keabu-abuan yang
bagian bawah, membrannya lengket lengket dapat terbentuk di rongga
dan bila diangkat mudah berdarah. hidung, dan apabila diangkat
dapat menyebabkan pendarahan /
Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan epistaksis.
Penegakan Diagnostik (Assessment) • Rinitis bakteri sekunder merupakan
akibat dari infeksi bakteri pada
Diagnosis Klinis rinitis viral akut.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis b. Rinitis Difteri
dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi berdasarkan
etiologi: Disebabkan oleh Corynebacterium
diphteriae, dapat berbentuk akut atau
1. Rinitis Virus kronik dan bersifat primer pada hidung
a. Rinitis simplek (pilek, selesma, common atau sekunder pada tenggorokan. Harus
cold, coryza) dipikirkan pada penderita dengan
riwayat imunisasi yang tidak lengkap.
Rinitis simplek disebabkan oleh Penyakit ini semakin jarang ditemukan
virus. Infeksi biasanya terjadi melalui karena cakupan program imunisasi yang
droplet di udara. Beberapa jenis virus semakin meningkat.
yang berperan antara lain, adenovirus,
picovirus, dan subgrupnya seperti 3. Rinitis Iritan
rhinovirus, dan coxsackievirus. Masa Disebabkan oleh paparan debu, asap atau
inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam gas yang bersifat iritatif seperti ammonia,
2-3 minggu. formalin, gas asam dan lain-lain. Dapat juga
b. Rinitis influenza disebabkan oleh trauma yang mengenai
mukosa hidung selama masa manipulasi
Virus influenza A, Batau C berperan intranasal, contohnya pada pengangkatan
dalam penyakit ini. Tanda dan gejalanya corpus alienum. Pada rinitis iritan terdapat

280 PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

reaksi yang terjadi segera yang disebut 1. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
dengan “immediate catarrhalreaction”
bersamaan dengan bersin, rinore, 2. Lebih sering mencuci tangan, terutama
dan hidung tersumbat. Gejalanya dapat sebelum menyentuh wajah.
sembuh cepat dengan menghilangkan 3. Memperkecil kontak dengan orang-orang
faktor penyebab atau dapat menetap selama yang telah terinfeksi.
beberapa hari jika epitel hidung telah rusak.
Pemulihan akan bergantung pada kerusakan 4. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
epitel dan infeksi yang terjadi. 5. Mengikuti program imunisasi lengkap,
Diagnosis Banding sepertivaksinasi influenza, vaksinasi
MMR untuk mencegah terjadinya rinitis
Rinitis alergi pada serangan akut, Rinitis eksantematosa.
vasomotor pada serangan akut
6. Menghindari pajanan alergen bila terdapat
Komplikasi faktor alergi sebagai pemicu.
1. Rinosinusitis 7. Melakukan bilas hidung secara rutin.
2. Otitis media akut.
3. Otitis media efusi Peralatan
4. Infeksi traktus respiratorius bagian 1. Lampu kepala
bawah seperti laringitis, trakeobronkitis, 2. Spekulum hidung
pneumonia. 3. Suction
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Prognosis
Penatalaksanaan 1. Ad vitam : Bonam
1. Non medikamentosa 2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
a. Istirahat yang cukup
Referensi
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
1. Adam, G.L. Boies, L.R. Higler.Boies.Buku Ajar
2. Medikamentosa Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
a. Simtomatik: analgetik dan antipiretik 2. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and
(Paracetamol), dekongestann opikal, Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill. 2003.
dekongestan oral (Pseudoefedrin,
Fenilpropanolamin, Fenilefrin). 3. Wardani, R.S. Mangunkusumo, E.Infeksi
Hidung dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
b. Antibiotik: bila terdapat komplikasi Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
seperti infeksi sekunder bakteri, Leher. Ed. ke-6.Jakarta: Fakultas Kedokteran
Amoksisilin, Eritromisin, Sefadroksil. Universitas Indonesia. 2007.
c. Untuk rinitis difteri: Penisilin sistemik
dan anti-toksin difteri. Rencana Tindak
Lanjut Jika terdapat kasus rinitis
difteri dilakukan pelaporan ke dinas
kesehatan setempat.
Konseling dan Edukasi
Memberitahu individu dan keluarga untuk:

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 281

Anda mungkin juga menyukai