Anda di halaman 1dari 3

3.

KONSEP DAN STRATEGI DESAIN ARSITEKTURAL PADA LINGKUP KAWASAN UNTUK


MENCAPAI GREEN AND SUSTAINABLE NEIGHBOURHOOD: DIGITAL MODELLING &
NEIGHBOURHOOD ENVIRONMENT SIMULATION

Perencanaan arsitektur di tingkat regional telah berkembang secara signifikan.


Pembangunan kawasan yang hijau dan berkelanjutan tidak hanya menjadi tanggung jawab
individu (masing-masing arsitek), namun harus merupakan hasil perencanaan arsitektur
yang terpadu di tingkat daerah. Penataan ruang yang berkelanjutan tidak hanya mencakup
aspek estetika saja, namun harus bisa untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan
sumber daya alam serta menciptakan keseimbangan lingkungan.

Modelling memberikan representasi spasial fisik dengan menunjukkan ukuran, proporsi dan
skala, memungkinkan visualisasi dari berbagai perspektif tentang apa yang hanya dapat
dilihat mata manusia di tempat-tempat tertentu dalam kehidupan nyata. Ini membantu
untuk mengontrol aspek makro dan mikro.

Simulasi membantu menciptakan gambaran yang mendekati kondisi nyata, meskipun belum
ada yang mampu menciptakan situasi yang sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Simulasi
juga berguna untuk analisis, perhitungan, prediksi dan estimasi yang lebih cepat dan akurat
serta dapat dijelaskan secara detail. Namun keakuratan hasil simulasi sangat bergantung
pada asumsi dan kualitas data masukan serta parameter, oleh karena itu perancangan hasil
simulasi sering disebut dengan desain parametrik.

Aplikasi adalah alat yang siap digunakan oleh pengguna akhir. Biasanya aplikasi ini
menghubungkan setidaknya dua pihak yang berkepentingan, seperti penjual-pembeli,
pendidik-siswa, desainer-klien, desainer-klien, pemerintah kota-penduduk kota. Aplikasi ini
dirancang agar mudah digunakan dan bertujuan untuk memudahkan komunikasi dalam kota,
bahkan antar kota dan non-perkotaan.

Contoh: BSM +

Di Kota Bandung, tempat diluncurkannya inisiatif Bandung Smart Map Plus (BSM+). Menurut
definisi IBM, kota pintar menggunakan informasi gabungan untuk mengoptimalkan operasi
dan menggunakan sumber daya yang terbatas. Bandung memadukan konsep tersebut
dengan memaksimalkan open data dan teknologi melalui BSM+.Data terbuka menjadi dasar
pengembangan kota pintar. BSM+ menyediakan peta kota Bandung dengan informasi detail
meliputi KDB, KLB, KDH dan penggunaan lahan. Fase ini memberikan akses langsung kepada
masyarakat dan meningkatkan transparansi pembangunan. Misalnya, Peta Bandung Pintar
(BSM) mempercepat proses pembangunan dengan memberikan visibilitas yang jelas di
seluruh peta, sehingga memungkinkan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan.

Informasi spasial berskala besar sangat penting agar kota pintar dapat berfungsi. Bandung
memahami pentingnya penerapan infrastruktur dasar geospasial (IGD) dalam skala besar
untuk mendukung pengelolaan kota pintar. Oleh karena itu, ketersediaan informasi spasial
dalam volume besar menjadi aset penting untuk mendukung operasional Smart City.
Bandung Penggunaan Smartmap memungkinkan masyarakat untuk mencari dan
memvisualisasikan informasi spasial. Sedangkan pengguna internal seperti pengurus SKPD
dapat mengelola dan berbagi informasi melalui beberapa langkah persetujuan. Alur kerja
yang jelas memastikan penggunaan platform secara optimal.Pengelolaan informasi menjadi
kunci sukses penerapan smart city. Pengelola BSM memegang peranan penting dan setiap
SKPD Kota Bandung turut serta dalam pengelolaan data yang mencakup langkah validasi.
Proses ini memastikan bahwa data yang digunakan untuk mengembangkan kota pintar
sangatlah akurat. Teknologimerupakan tulang punggung BSM+, dikembangkan
menggunakan proyek open source terpercaya seperti GeoServer, PostGIS dan OpenLayers.
API yang tersedia memungkinkan integrasi dengan aplikasi lain dan menciptakan ekosistem
yang terhubung.Peta dasar dan peta ortoimage yang memiliki akurasi tinggi merupakan
inovasi dalam menyajikan informasi spasial. BSM+ menggunakan peta hasil foto udara tahun
2016 dengan skala 1:1000 yang memberikan resolusi spasial 10 cm. Hal ini memastikan
bahwa data yang diberikan sangat akurat dan memenuhi standar geospasial.Analisa spasial
menjadi daya tarik lain dari BSM+. Fungsi ini memungkinkan pengukuran geometri peta dan
analisis tertentu, seperti analisis intensitas spasial, rencana jalan, dan keseragaman pola
spasial.Secara keseluruhan, BSM+ memperkuat komitmen Kota Bandung dalam mewujudkan
smart city. Dengan memaksimalkan data terbuka dan teknologi, Kota Bandung tidak hanya
menjadi contoh bagi kota-kota lain, namun juga menggambarkan bagaimana inovasi dapat
berkontribusi terhadap keberlanjutan dan partisipasi masyarakat dalam proses tersebut..

Sumber: http://bsm.bandung.go.id/a3VGUnh3L0kwdXA4RlVhdS9aK2lCUT09
Penelitian cahaya alami di Fakultas Teknik Universitas Maliksare Program Penelitian
Arsitektur Indonesia berfokus pada peningkatan kinerja pencahayaan dan produktivitas
spasial. Penelitian ini fokus pada Daylight Factor (DF) dengan menggunakan metode simulasi
komputer dengan menggunakan software Velux Visualizer 2.0.

Gedung PAFT di Roksmawe Aceh merupakan gedung pendidikan arsitektur yang diharapkan
memiliki kondisi pencahayaan alami yang optimal. Namun pengamatan menunjukkan bahwa
beberapa ruangan cenderung gelap di siang hari, bahkan dengan pencahayaan buatan..
Situasi ini memerlukan evaluasi untuk menentukan solusi desain yang efektif. Metode
penelitian meliputi pemodelan digital menggunakan Google Sketchup 8.0 dan simulasi
menggunakan Velux Visualizer 2.0.Data seperti warna ruangan, tinggi lantai, ukuran bukaan,
dan jarak ke bangunan sekitar diintegrasikan ke dalam model. Selama simulasi, perhatian
khusus diberikan pada lantai dasar gedung, di mana banyak ruangan mengandalkan cahaya
buatan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa beberapa zona di lantai dasar memerlukan
peningkatan pencahayaan. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan nilai rasio siang
hari yang diperoleh dengan standar cahaya alami untuk fitur ruangan yang berbeda. Ruang
penjaga, ruang instruktur, ruang penyimpanan, dll telah diidentifikasi sebagai ruangan yang
memerlukan perhatian. Proses meningkatkan cahaya alami mungkin melibatkan modifikasi
ruang dan bukaan di dalam bangunan. Lebih lanjut, penelitian ini memberikan solusi desain
spesifik berdasarkan hasil evaluasi. Fokus utamanya adalah meningkatkan keluaran cahaya
alami melalui langkah-langkah desain yang layak. etode penelitian yang digunakan meliputi
simulasi komputer sebagai alat utama untuk mengukur faktor cahaya alami. Software Velux
Visualizer 2.0 memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam menampilkan kondisi cahaya
alami dalam ruangan. Keuntungan teknik simulasi komputer meliputi kemampuan untuk
merepresentasikan bahan bangunan, tekstur, dan permukaan secara akurat. Penting untuk
dicatat bahwa penelitian sebelumnya terbatas pada pengukuran nilai iluminasi pada waktu
tertentu dan pada sebagian kecil ruangan. Penelitian ini tidak hanya memberikan penilaian
kritis terhadap kondisi cahaya alami di dalam gedung PAFT, namun juga memberikan solusi
desain praktis untuk meningkatkan kinerja cahaya alami dan kesehatan penghuni.

Sumber: Simulasi Pencahayaan Alami pada Gedung Program Studi Arsitektur Universitas
Malikussaleh (Atthaillah, Muhammad Iqbal, Iman Saputra Situmeang)

Anda mungkin juga menyukai