Anda di halaman 1dari 17

Systematic Literature Review: Pengaruh Negatif Stunting

terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Aprilia Daracantika*, Ainin, Besral

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

*Korespondensi: Aprilia Daracantika - aprilia.daracantika@ui.ac.id

Abstrak
Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik
dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Selain itu, keadaan stunting akan
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel neuron terhambat sehingga mempengaruhi
perkembangan kognitif pada anak. Dampak yang ditimbulkan oleh stunting terhadap perkembangan kognitif
pada anak bervariasi, oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja dampak stunting
terhadap kemampuan kognitif pada anak. Metode yang digunakan adalah systematic literature review yang
diambil dari jurnal nasional dan jurnal internasional. Penelusuran sumber pustaka dalam artikel ini melalui
database Pubmed dan Google Scholar tahun 2010-2020.Berdasarkan hasil telaah didapatkan hasil bahwa
stunting memiliki implikasi biologis terhadap perkembangan otak dan neurologis yang diterjemahkan kedalam
penurunan nilai kognitif. Stunting yang parah dengan Z-score <-3SD dari indeks panjang badan atau tinggi
badan menurut umur anak memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Selain itu, anak yang mengalami
stunting pada 2 tahun pertama kehidupan berpeluang memiliki IQ non-verbal dibawah 89 dan IQ lebih rendah
4,57 kali dibandingkan IQ anak yang tidak stunting. Disimpulkan bahwa stunting memiliki pengaruh negatif
terhadap kemampuan kognitif anak yang berdampak pada kurangnya prestasi belajar.
Kata Kunci: stunting, kognitif, anak, systematic literature review

Systematic Literature Review: The Negative Effect of Stunting on


Children's Cognitive Development

Abstract
One in three children in Indonesia is stunted. Stunting can have an impact on motor and verbal development,
increase in degenerative diseases, morbidity and mortality. Besides, stunting will result in the growth and
development of neuron cells being inhibited, thus affecting cognitive development in children. The impact of
stunting on cognitive development in children varies, therefore this study aims to determine the effects of
stunting on cognitive abilities in children. The method used is a systematic literature review taken from national
journals and international journals. Search the literature sources in this article through the Pubmed and Google
Scholar databases 2010-2020. Based on the results of the study, it was found that stunting has biological
implications for brain and neurological development which translate into cognitive impairment. Severe
stunting with a Z-score
<-3SD from the index of body length or height for the child's age has a negative impact on child development.
Also, children who were stunted in the first 2 years of life had a non-verbal IQ below 89 and an IQ 4.57 times
lower than the non-stunting IQ. It is concluded that stunting has a negative effect on children's cognitive abilities
which results in a lack of learning achievement.
Key Words: stunting, cognitive, children, systematic literature review

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 1


PENDAHULUAN 26,1%, dan tahun 2015 terus menurun

Stunting merupakan suatu keadaan hingga 23,2% (4).

dimana anak terlalu pendek sesuai usianya Pada tahun 2017, balita stunting

karena mengalami kegagalan pertumbuhan didunia terdiri dari 29% di Afrika dan 55%

yang disebabkan oleh buruknya gizi dan di Asia. Kejadian stunting di Asia Selatan

kesehatan anak sebelum dan sesudah mempunyai proporsi terbesar yaitu 58,7%,

kelahiran. Stunting didefinisikan sebagai disusul Asia Tenggara (14,9%), Asia

tinggi badan menurut usia dibawah -2 Timur (4,8%), Asia Barat (4,2%), dan Asia

standar deviasi sesuai kurva pertumbuhan Tengah (0,9%) dengan proporsi terkecil.

(1). Stunting dianggap suatu kegagalan Indonesia menduduki peringkat ketiga

pertumbuhan linear pada anak karena diantara negara-negara di Asia dengan

keadaan gizi buruk dalam jangka waktu angka stunting sebesar 36,4%, setelah

yang lama. Stunting masih menjadi timor leste (50,2%) dan India (38,4%) (4).

masalah utama di negara berkembang Prevalensi stunting di Indonesia

seperti Indonesia karena tingginya mengalami fluktuatif dari tahun ketahun.

prevalensi yang terjadi (2). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar

Menurut Keputusan Menteri tahun 2018, prevalensi stunting anak balita

Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/ di Indonesia sebesar 30,8%. Angka

2010 tentang Standar Antropometri tersebut mengalami penurunan

Penilaian Status Gizi Anak, seorang balita dibandingkan tahun 2013 (37,2%) dan

dikatakan stunting bila nilai ambang batas tahun 2010 (35,6%) (5).

(z-score) nya -3SD sampai dengan kurang Menurut WHO, masalah kesehatan

dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek masyarakat dapat dianggap kronis bila

jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD dari prevalensi stunting lebih dari 20 persen.

indeks panjang badan atau tinggi badan Artinya, secara nasional masalah stunting

menurut umurnya (3). di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi

Berdasarkan data WHO terdapat di

22,2% atau sekitar 150,8 juta balita 14 provinsi yang prevalensinya melebihi

mengalami stunting di dunia pada tahun angka nasional. Anak yang mengalami

2017. Angka ini sudah mengalami stunting berdampak pada pertumbuhan

penurunan jika dibandingkan tahun 2005 yang terhambat dan bersifat irreversible.

sebesar 29,3%, tahun 2010 sebanyak Dampak stunting dapat bertahan seumur
hidup dan mempengaruhi generasi
selanjutnya (4).

2 Daracantika A, dkk
Salah satu dampak stunting adalah
tidak optimalnya kemampuan kognitif
anak

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 3


yang akan berpengaruh terhadap kemiskinan, disparitas, sosial budaya,
kehidupannya ke depan. Menurut Yusuf, kebijakan pemerintah dan politik (7).
kemampuan kognitif adalah kemampuan Kesehatan ibu sangat berpengaruh
anak untuk berfikir lebih komplek serta terhadap kesehatan anak yang
melakukan penalaran dan pemecahan dilahirkannya. Proses terjadinya stunting
masalah, berkembangnya kemampuan dimulai dari masa pra konsepsi dimana ibu
kognitif akan mempermudah anak mengalami kurang gizi dan anemia
menguasai pengetahuan umum lebih luas. ditambah lagi ketika hamil asupan gizi ibu
Hal ini akan menjadikan anak dapat tidak mencukupi (8).
berfungsi secara wajar dalam kehidupan Beberapa penelitian menunjukan
bermasyarakat (6). bahwa terdapat hubungan antara stunting
Sedangkan kemampuan kognitif terhadap perkembangan kognitif pada
menurut Yusuf, adalah kemampuan anak anak. Oleh karena itu, penelitian ini
untuk berfikir lebih komplek serta bertujuan untuk menganalisis hubungan
melakukan penalaran dan pemecahan antara stunting terhadap perkembangan
masalah, berkembangnya kemampuan kognitif anak.
kognitif akan mempermudah anak
menguasai pengetahuan umum lebih luas. METODE
Hal ini akan menjadikan anak dapat
Penelitian ini menggunakan
berfungsi secara wajar dalam kehidupan
systematic literature review dengan
bermasyarakat (6).
menggunakan metode PRISMA (Preferred
Stunting merupakan permasalahan
Reporting Items for Systematic Reviews
komplek yang disebabkan oleh beberapa
and Meta-analyses) melalui empat tahap,
faktor baik langsung maupun tidak
yaitu identifikasi, skrining, kelayakan dan
langsung. Trihono mengungkapkan faktor
hasil yang diterima. Penelusuran literatur
yang menyebabkan stunting secara
dilakukan dengan cara mengakss database
langsung adalah kurangnya asupan gizi dan
elektronik secara online dari Pubmed dan
adanya penyakit terutama penyakit infeksi.
Google Scholar.
Sedangkan penyebab tidak langsung terdiri
Pada awal pencarian dengan database
dari faktor ketahanan pangan keluarga,
dengan menggunakan kriteria inklusi yaitu
pola asuh dan pola makan keluarga serta
jurnal dan artikel yang meneliti asosiasi
kesehatan lingkungan dan pelayanan
dampak antara stunting dengan kognitif
kesehatan. Penyebab mendasar dari semua
anak. Kemudian menggunakan kriteria
faktor tersebut adalah pendidikan,

4 Daracantika A, dkk
eksklusi dengan dengan melihat waktu Google Scholar (n=20343)
kriteriaPubmed
yang (n=2.787)
ditetapkan, terdiri dari 5

Identification
publikasi dengan rentang tahun 2010 - literatur dalam bahasa Indonesia dan 7
2020. Pada tahap akhir dilakukan penilaian literatur berbahasa inggris (Gambar 1).
dengan menghapus jurnal yang mempunyai
judul dan penulis yang sama, teks yang
Tidak relevan (n=14290)
Artikel setelah skrining (n=8840)
tidak lengkap dan memverifikasi hasil

Screeni
penelitian seperti kecukupan sampel,
antisipasi bias, kelompok pembanding,
serta kesesuaian uji statistik dari daftar

Eligibili
literatur. Tidak
layak
(n=860
HASIL

Penelusuran Literatur Inclu

Dari hasil penelusuran literatur Full text


sesuai uji
dengan systematic literature review
kelayakan
Artikel
didapatkan 23.130 jurnal dan artikel yang review dengan metode
Gambar 1. Alur systematic
diterima
dengan kata kunci stunting, anak-anak, PRISMA

kognitif, perkembangan kognitif.


Kemudian menggunakan kriteria eksklusi Telaah Artikel
dengan melihat waktu publikasi dan Stunting adalah kondisi gagal tumbuh
kesesuaian penelitian didapatkan 8840 pada anak balita (bayi di bawah lima
literatur. tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis,
Pada tahap akhir dilakukan penilaian penyakit infeksi berulang, dan stimulasi
dengan menghapus jurnal yang mempunyai psikososial yang tidak memadai (4).
judul dan penulis yang sama, teks yang Berikut beberapa hasil penelitian yang
tidak lengkap dan memverifikasi hasil menjadi acuan dalam penelitian ini.
penelitian seperti kecukupan sampel,
antisipasi bias, kelompok pembanding,
serta kesesuaian uji statistik dari daftar
literatur. Penulis memperoleh 12 literatur
dengan teks lengkap dan sesuai dengan

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 5


Tabel 1. Hasil Temuan Literatur
Nama Peneliti Judul Penelitian Tempat Penelitian, Metode,
No (Tahun) (Asal Negara) Besar Sampel, Instrumen Hasil
1. Haile, et.al., Height for age z score  Goba town, Bale zone, Terdapat hubungan yang
(2016) (9) and cognitive function Oromiya region, Southeast positif antara Tinggi
are associated with Ethiopia Badan berdasarkan Z
Academic performance  Cross sectional score dengan skor
among school children  131 siswa usia sekolah matematika pada anak
aged 8–11 years old dasar di kota Goba yang mengalami stunting
 Karakter sosio-demografi: nilai matematikanya lebih
kuesioner terstruktur. rendah 2,11 dibanding
Asupan makanan: metode anak yang tidak stunting.
kualitatif re-call makanan (ß = 2,11; 95% CI=0,002-
selama 24 jam. Penilaian 4,21).
kognitif: Kaufman
Assessment Battery for
Children (KABC-II) dan
Raven’s Colored
Progressive Matrices
(RCPM).
2. Miller, et.al., How consistent are  Negara-negara dengan Anak yang mengalami
(2016) (10) associations between Multiple Indicator Cluster stunting parah dengan Z-
stunting and child Survey round 4 (MICS-4) score <-3SD dari indeks
development? Evidence data panjang badan atau tinggi
from a meta-analysis of  Meta-analisis menggunakan badan menurut umur anak
associations between Multiple Indicator Cluster memiliki dampak negatif
stunting and Survey round 4 (MICS-4) pada perkembangan anak
multidimensional child UNICEF (OR=0,75; 95% CI=0,67-
development in fifteen  58.513 anak berusia 36–59 0,83).
low- and middle-income bulan.
countries  Stunting, pendidikan ibu,
kekayaan keluarga, buku-
buku di rumah, pola asuh
dan jenis kelamin anak:
fifteen Multiple Indicator
Cluster Survey (MICS).
Fisik, belajar, melek
huruf/berhitung dan domain
perkembangan sosio-
emosional: ten-item Early
Childhood Development
Index (ECDI)
3. Sandjaja, et.al., Relationship between  South-East Asian Nutrition Anak dengan nilai Z score
(2013) (11) anthropometric Survey (SEANUTS) - rendah menurut IMT/U
indicators and cognitive Indonesia, Malaysia, dan TB/U rendah
performance in Thailand dan Vietnam berpeluang memiliki IQ
Southeast Asian school-  Cross sectional non-verbal <89
age children  6746 anak usia sekolah dibandingkan dengan
dasar anak yang tidak
 Status gizi: pengukuran mengalami stunting.
antropometri sesuai kriteria
WHO. Penilaian IQ:
Raven’s Progressive
Matrices (RPM) (untuk
anak usia 6–12 tahun) dan
Test of Non-Verbal
Intelligence, third edition
(TONI-3)

6 Daracantika A, dkk
Nama Peneliti Judul Penelitian Tempat Penelitian, Metode,
No Hasil
(Tahun) (Asal Negara) Besar Sampel, Instrumen
4. Woldehanna, The effect of early  Dari data Young Lives, yaitu Stunting pada anak usia
et.al., (2017) childhood stunting on di Ethiopia, India, Peru and dini secara signifikan
(12) children’s cognitive Vietnam berhubungan negatif
achievements: Evidence  Cross Sectional dengan kinerja kognitif
from young lives  1883 anak anak. Anak stunting
Ethiopia  Status gizi: pengukuran mendapat skor 16,1%
antropometri sesuai kriteria lebih rendah dalam Tes
WHO 2007. Penilaian Kosakata Gambar
kognitif: The Peabody Peabody dan 48,8% lebih
Picture Vocabulary Test rendah dalam tes
(PPVT), the Cognitive Penilaian Kuantitatif pada
Developmental Assessment usia delapan tahun,
Quantitative (CDA-Q) dan keduanya signifikan
Tes Matematika secara statistik pada P
<0,01.
5. Ekholuenetale, Impact of stunting on  Data Survei Demografi dan Anak dengan stunting
et.al., (2020) early childhood Kesehatan Benin (BDHS) mengalami 7% penurunan
(13) cognitive development yang representatif secara perkembangan kognitif
in Benin: evidence from nasional di 12 wilayah dibandingkan dengan
Demographic and geografis, yaitu Alibori, anak yang tidak stunting
Health Survey. Atacora, Atlantique, (RR=0,93; 95% CI=0,83,
Borgou, Collines, Couffo, 0,98). Perkembangan
Donga, Littoral, Mono, kognitif ini dipengaruhi
Quémé, Plateau, dan Zou) oleh wilayah geografis,
 Cross Sectional adat/agama, pendidikan
 6.573 anak ibu, pekerjaan ibu.
 Status gizi: pengukuran
antropometri sesuai kriteria
WHO 2007. Penilaian
kognitif: diukur dari 8
pernyataan komposit
6. Probosiwi, Stunting dan  Desa Purwomartani Terdapat hubungan yang
et.al., (2017) perkembangan anak Kalasan Sleman signifikan secara statistik
(14) usia 12-60 bulan di  Cross sectional antara stunting dengan
Kalasan  106 anak perkembangan anak
P<0,05 dan OR=3,9 (95%
CI=1,8-8,9). Hasil
analisis multivariabel
stunting dengan
mengendalikan panjang
badan lahir dan asupan
energi
berpengaruh sebesar 8%
dengan perkembangan
anak usia 12-60 bulan.
7. Pantaleon, Stunting berhubungan  Kecamatan Sedayu, Bantul, Anak yang stunting lebih
et.al., (2015) dengan perkembangan Yogyakarta banyak memiliki
(15) motorik anak di  Cross Sectional perkembangan kognitif
Kecamatan Sedayu,  100 anak kurang (12%) jika
Bantul, Yogyakarta Stunting dinilai secara dibandingkan dengan
antropometri tinggi badan anak yang tidak stunting
menurut umur (WHO (8%).
2005). Pengukuran
perkembangan anak dengan
metode Bayley Scales of
Infant Development III

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 7


Nama Peneliti Judul Penelitian Tempat Penelitian, Metode,
No Hasil
(Tahun) (Asal Negara) Besar Sampel, Instrumen
8. Aurora, et.al., Perbandingan Skor IQ  Kota Palembang Penelitian ini
(2019) (16) (Intellectual Question)  Case control menunjukkan bahwa
Pada Anak Stunting dan  75 anak Anak stunting
Normal  Status gizi: pengukuran mendapatkan nilai IQ
antropometri sesuai kriteria lebih rendah 4,57 kali
WHO 2007. Penilaian dibandingkan IQ anak
kognitif: test CPM yang tidak stunting.
(Coloured Progressive Dimana anak stunting
Matrics) dengan skor IQ di bawah
rata-rata sebanyak 48
anak (64%). Sedangkan
pada anak yang tidak
stunting yang
mendapatkan nilai skor
IQ rata-rata ke atas adalah
72% dan yang mendapat
nilai IQ rata- rata ke
bawah adalah 28%.
9. Solihin, et.al., Kaitan Antara Status  Desa Cibanteng, Kabupaten Semakin meningkat status
(2013) (17) Gizi, Perkembangan Bogor, Jawa Barat gizi balita, maka semakin
Kognitif, Dan  Desain survei meningkat pula tingkat
Perkembangan Motorik  73 anak perkembangan kognitif
Pada Anak Usia  Pengukuran antropometri: balita. Kondisi stunting
Prasekolah sesuai kriteria WHO 2007. pada balita juga dapat
Asupan zat gizi anak: menurunkan IQ sebesar
metode semi quantitative 5-
food frequency (metode 11 poin. Anak stunting
FFQ). Perkembangan memiliki tingkat
kognitif dan motorik: perkembangan kognitif
instrumen perkembangan (54,8%) dan motorik
anak yang dikembangkan halus (68,5%) yang
oleh Departemen tergolong rendah.
Pendidikan Nasional.
10. Warsito, et.al., Relationship between  Desa Babakan, Terdapat perbedaan skor
(2012) (18) nutritional status, Kecamatan Dramaga, perkembangan kognitif
psychosocial Kabupaten Bogor, Jawa Status gizi berdasarkan
stimulation, and Barat indeks HAZ (Z-score of
cognitive development  Cross Sectional height age), yaitu anak
in preschool children in  58 anak usia 3-5 tahun stunting berat memiliki
Indonesia  Kondisi sosial ekonomi skor terendah 58,3%,
keluarga dan keterlibatan anak stunting 63,5%. Hal
anak dalam PAUD ini lebih rendah
diperoleh dengan kuesioner. dibandingkan dengan
Status gizi anak secara anak yang tinggi
antropometri. badannya normal dengan
Perkembangan kognitif dan skor perkembangan
data stimulasi psikososial kognitif 73,2%. Dengan
menggunakan kuesioner r=0,368 P=0,004.
yang dikembangkan
Departemen Pendidikan
Nasional Indonesia dan
observasi langsung.

8 Daracantika A, dkk
Nama Peneliti Judul Penelitian Tempat Penelitian, Metode,
No Hasil
(Tahun) (Asal Negara) Besar Sampel, Instrumen
11. Onifade, et.al., Nutritional status as a  South-Western Nigeria Hasil penelitian adanya
(2016) (19) determinant of cognitive  Cross Sectional hubungan antara
development among  220 anak cognitive anak dengan
preschool children in  Status gizi anak secara stunting, dimana anak
South-Western Nigeria antropometri (berat badan, yang stunting
tinggi badan dan lingkar perkembangan
lengan tengah). Fungsi kognitifnya lebih buruk
kognitif anak-anak dinilai (16,7%) dibandingkan
menggunakan daftar periksa anak yang tidak stunting
perkembangan yang (4,5%)
dikembangkan oleh
American Academy of
Pediatrics dan kinerja
mereka dinilai baik, sedang,
dan buruk.
12. Picauly, et.al., Analisis Determinan  Kota Kupang dan Kabupat- Setiap kenaikan status
(2013) (20) dan Pengaruh Stunting en Sumba Timur, Provinsi gizi TB/U anak sebesar 1
Terhadap Prestasi Nusa Tenggara Timur SD maka prestasi belajar
Belajar Anak Sekolah di  Cross sectional anak akan naik sebesar
Kupang dan Sumba  539 anak sekolah dasar 0.444, begitupun
Timur, NTT  Tinggi badan diukur sebaliknya. Setelah
menggunakan microtoise. dilanjutkan
Keragaman pangan melalui dengan uji t diketahui
metode Food Frequency bahwa stunting
Questionnaires (FFQ). berdampak sangat
Riwayat infeksi penyakit, signifikan terhadap
status sosial ekonomi, pola prestasi belajar anak. Hal
asuh, riwayat imunisasi, ini ditandai dengan nilai t
diperoleh melalui observasi hitung dari variabel
dan wawancara dengan stunting sebesar 6.053
kuesioner. Data prestasi dengan signifikasi 0.00.
belajar siswa didapatkan
dari nilai rata-rata ulangan
harian untuk mata pelajaran
matematika (mewakili
bidang IPA) dan mata
pelajaran bahasa Indonesia
(mewakili bidang IPS dan
Bahasa) dengan kriteria
baik (7.0—10); cukup (5.5
—6.9), dan kurang
(<5.5).

PEMBAHASAN anak

Hasil kajian pustaka dari 12 jurnal


tersebut menunjukkan bahwa pada hasil
penelitian Miller, et.al, didapatkan yaitu
anak yang mengalami stunting parah
dengan Z-score <-3SD dari indeks panjang
badan atau tinggi badan menurut umur

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 9


memiliki dampak negatif pada
perkembangan anak berdasarkan Early
Childhood Development Index (ECDI)
(OR=0,75; 95% CI=0,67-0,83) (4).
Sejalan
dengan penelitian Haile yang menemukan
hubungan positif yang signifikan secara
statistik antara korelasi semua skor tes
kognitif dan prestasi akademik yang
dilihat

10 Daracantika A, dkk
dari skor matematika (P<0,05) (9). Penelitian yang dilakukan oleh
Didukung dengan penelitian dari Woldehanna, et al yang menyatakan bahwa
Ekholuenetale, et al bahwa anak dengan anak dengan stunting menunjukkan skor
stunting mengalami 7% penurunan 16,1% lebih rendah dalam Picture Peabody
perkembangan kognitif dibandingkan Vocabulary test (PPVT) dan 48,8% lebih
dengan anak yang tidak stunting (13). rendah dalam tes penilaian kuantitatif pada
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan usia delapan tahun (12). Penelitian lain
oleh Pantaleon, et al yaitu 12% anak yang yang dilaksanakan oleh Picauly, et al
stunting lebih berpotensi memiliki terhadap anak sekolah di Kupang dan
perkembangan kognitif kurang Sumba Timur menunjukkan bahwa siswa
dibandingkan dengan 8% anak yang tidak dengan stunting lebih banyak memiliki
stunting (15). prestasi belajar yang kurang, sementara
Hasil penelitian Sandjaja, et all. siswa yang non stunting lebih banyak
menunjukkan bahwa anak dengan nilai Z memiliki prestasi belajar yang baik. Dapat
score rendah menurut BB/U kemungkinan disimpulkan anak yang mengalami stunting
memiliki IQ non verbal <89. Begitupun akan mengalami hambatan pada proses
dengan anak yang memiliki IMT/U dan berpikir dan memorinya sehinga
TB/U rendah berpeluang memiliki IQ non berdampak terhadap kurangnya prestasi
verbal < 89 dibandingkan dengan anak belajar (20).
yang tidak mengalami stunting. Dapat
disimpulkan bahwa anak yang mengalami KESIMPULAN

stunting pada 2 tahun pertama kehidupan Dari semua literatur yang telah di
berpeluang memiliki IQ <89 dibandingkan review dapat disimpulkan bahwa stunting
dengan anak yang tidak mengalami memiliki pengaruh negatif terhadap
stunting (11). Sedangkan menurut Aurora, kemampuan kognitif pada anak, seperti
et al bahwa anak yang stunting lebih rendahnya IQ dan kurangnya hasil
mendapatkan nilai IQ lebih rendah 4,57 prestasi akademik. Stunting memiliki
kali dibandingkan IQ anak yang tidak implikasi biologis terhadap perkembangan
stunting. Dimana anak stunting dengan otak dan neurologis yang diterjemahkan
skor IQ di bawah rata-rata sebanyak 48 kedalam penurunan nilai kognitif yang
anak (64%). Sedangkan pada anak yang berdampak pada kurangnya prestasi
tidak stunting yang mendapatkan nilai skor belajar. Stunting merupakan proses
IQ rata-rata ke atas adalah 72% dan yang panjang yang dimulai dari masa
mendapat nilai IQ rata-rata ke bawah prakonsepsi dimana kesehatan ibu sangat
adalah 28% (16). mempengaruhi kesehatan anak yang
Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 1
dilahirkannya.

12 Daracantika A, dkk
Stunting bukannya hanya masalah Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
kekurangan gizi tapi merupakan masalah dan Anak Kementrian Kesehatan RI;
multi faktor dan juga multi sektor. 2011.
Untuk mencegah stunting orangtua 4. World Health Organization. Levels
perlu memenuhi kebutuhan gizi anak, and trend child nutrition key findings
memberikan ASI ekslusif selama enam of the 2018 edition of the joint child
bulan, melakukan deteksi dini dengan malnutrition estimates. Geneva:
berkonsultasi dan secara rutin mengukur World Health Organization; 2018.
berat dan tinggi badan anak. Sehingga 5. Kementerian Kesehatan RI. Laporan
terbentuk anak-anak yang sehat dan Nasional Riskesdas 2018. Lap Nas
menjadi generasi penerus yang RIskesdas 2018. 2018;
berkualiatas. Selain itu diperlukan 6. Yusuf S. Psikologi perkembangan
kerjasama dari berbagai sektor sehingga anak dan remaja. Bandung: PT.
akan terbentuk anak-anak yang sehat dan Remaja Rosakarya; 2010.
menjadi generasi penerus yang berkualitas. 7. Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH,
Irawati A, Utami NH, Nurlinawati I,
DAFTAR PUSTAKA et al. Pendek (Stunting) di Indonesia,
Masalah dan Solusinya. Lembaga
1. UNICEF. Malnutrition prevalence
Penerbit Balitbangkes. Jakarta:
remains alarming: stunting is
Lembaga Penerbit Badan Litbangkes;
declining too slowly while wasting
2015.
still impacts the lives of far too many
8. Kemenkes RI. 1 dari 3 Balita
young children [Internet]. UNICEF.
Indonesia Derita Stunting -
2020. Available from:
Direktorat P2PTM [Internet].
https://data.unicef.org/topic/nutrition/
Kementrian Kesehatan RI. 2018.
malnutrition/
Available from:
2. Fikawati S, Syafiq A, Veratamala A.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artik
Gizi anak dan remaja. Depok: PT
el-sehat/1-dari-3-balita-indonesia-
Rajagrafindo Persada; 2017.
derita-stunting
3. Kemenkes RI. Keputusan Menteri
9. Haile D, Nigatu D, Gashaw K,
Kesehatan Republik Indonesia
Demelash H. Height for age z score
No.1995/Menkes/SK/XII/2010
and cognitive function are associated
tentang Standar Antropometri
with academic performance among
Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
school children aged 8-11 years old.

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 1


Arch Public Heal. 2016;74(1).

14 Daracantika A, dkk
10. Miller AC, Murray MB, Thomson 15. Pantaleon MG, Hadi H, Gamayanti
DR, Arbour MC. How consistent are IL. Stunting berhubungan dengan
associations between stunting and perkembangan motorik anak di
child development? Evidence from a Kecamatan Sedayu, Bantul,
meta-analysis of associations Yogyakarta. J Gizi dan Diet Indones
between stunting and (Indonesian J Nutr Diet.
multidimensional child development 2016;3(1):10.
in fifteen low- and middle-income 16. Aurora WID, Sitorus RJ, Flora R.
countries. Public Health Nutr. Perbandingan Skor IQ (Intellectual
2016;19(8):1339–47. Question) Pada Anak Stunting dan
11. Sandjaja S, Poh BK, Normal. JAMBI Med J “Jurnal
Rojroonwasinkul N, Le Nyugen BK, Kedokt dan Kesehatan.”
Budiman B, Ng LO, et al. 2020;8(1):19–25.
Relationship between anthropometric 17. Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D.
indicators and cognitive performance Kaitan Antara Status Gizi,
in Southeast Asian school-aged Perkembangan Kognitif, Dan
children. Br J Nutr. Perkembangan Motorik Pada Anak
2013;110(SUPPL.3). Usia Prasekolah. Penelit Gizi dan
12. Woldehanna T, Behrman JR, Araya Makanan (The J Nutr Food Res.
MW. The effect of early childhood 2013;36(1):62–72.
stunting on children’s cognitive 18. Warsito O, Khomsan A, Hernawati
achievements: Evidence from young N, Anwar F. Relationship between
lives Ethiopia. Ethiop J Heal Dev. nutritional status, psychosocial
2017;31(2):75–84. stimulation, and cognitive
13. Ekholuenetale M, Barrow A, development in preschool children in
Ekholuenetale CE, Tudeme G. Indonesia. Nutr Res Pract.
Impact of stunting on early childhood
cognitive development in Benin: 2012;6(5):451–7.
evidence from Demographic and 19. Onifade OM, Otegbayo JA, Akinyemi
Health Survey. Egypt Pediatr Assoc JO, Oyedele TA, Akinlade AR.
Gaz. 2020;68(1):1–11. Nutritional status as a determinant of
14. Probosiwi H, Huriyati E, Ismail D. cognitive development among
Stunting dan perkembangan anak usia preschool children in South-Western
12-60 bulan di Kalasan. Ber Kedokt Nigeria. Br Food J.
Masy. 2017;33(11):559. 2016;118(7):1568–78.
Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 1
16 Daracantika A, dkk
20. Picauly I, Toy SM. Analisis
Determinan dan Pengaruh Stunting
Terhadap Prestasi Belajar Anak
Sekolah di Kupang dan Sumba
Timur, NTT. J Gizi dan Pangan.
2013;8(1):55.

Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 1

Anda mungkin juga menyukai