Anda di halaman 1dari 11

KONSEP BIMBINGAN KONSELING DAN BIMBINGAN KONSELING

AGAMA
Oleh:
Febria sangkot

(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI YAPTIP Pasaman Barat)

Abstract
Guidance and Counseling have become an inseparable method in the teaching and
learning process, which demands positive changes along with the times, but there are
many challenges and obstacles in making it happen. This study aims to identify and
describe the implementation of religious (Islamic) guidance and counseling based on
existing regulations in Indonesia. Through the literature normative research method,
where documentation is the key in data collection techniques, data tracing is through
regulations and books and scientific studies on guidance and counseling. Meanwhile,
the analysis in this research is descriptive qualitative. Data analysis used Miles and
Huberman's theory which consisted of data collection, data reduction, data
presentation, and conclusion drawing. This study found an individual's
understanding of the implementation of religious guidance and counseling. There are
benefits and feedback that are much needed in the process and evaluation.
Keywords: Guidance And Counseling, Religious Guidance And Counseling

Abstrak
Bimbingan dan Konseling telah menjadi metode yang tidak terpisahkan dalam proses
belajar mengajar, yang menuntut perubahan positif seiring dengan perkembangan
zaman, namun banyak tantangan dan kendala dalam mewujudkannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi bimbingan dan
konseling agama (Islam) berdasarkan regulasi yang ada di Indonesia. Melalui metode
penelitian normatif kepustakaan, dimana dokumentasi merupakan kunci dalam
teknik pengumpulan data, maka penelusuran datanya melalui regulasi maupun buku
dan kajian ilmiah tentang bimbingan dan konseling. Sementara itu analisis dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis data menggunakan teori Miles dan
Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan pemahaman individu terhadap
1
pelaksanaan bimbingan dan konseling agama. Ada manfaat dan umpan balik yang
sangat dibutuhkan dalam proses dan evaluasi.
Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Bimbingan Konseling Agama

A. PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan mempunyai peran penting,
karena bimbingan dan konseling merupakan titik tengah bagi dunia pendidikan
guna mengarahkan seseorang kearah yang semestinya. Pendidik diposisikan
tidak hanya sebagai pengajar saja, akan tetapi sudah menjadi keharusan pendidik
untuk ikut serta dalam membimbing peserta didiknya dalam penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah. Menyangkut upaya memfasilitasi peserta
didik yang selanjutnya disebut konseli, yang diharapkan peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya dan mencapai tugas tugas perkembangannya
yang menyangkut aspek fisik, emosi, sosial, dan moral-spiritual.
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bagian yang ada di
sekolah untuk mendampingi peserta didik dalam mencapai perkembangannya.
Keberadaannya menjadi hal dasar yang mendukung sistem sekolah atau
terintegral dengan sistem yang ada di sekolah. Bimbingan dan konseling
merupakan layanan yang diberikan kepada siswa untuk mendukung optimalisasi
perkembangannya melalui bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karier. 1
B. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan atau penyusunan jurnal
ialah Metode tinjauan pustaka (literature review), yang sering dikenal sebagai
penelitian kepustakaan, digunakan untuk menulis artikel ini. Literature review
adalah jenis penelitian yang menggunakansumbersumber yang di ambil dari
publikasi sebelumnya, baik berupa karya tulis maupun hasil-hasil penelitian .
Teknik perpustakaan memerlukan pencarian dan pembacaan sumber bacaan yang
relevan terkait dengan profesionalisme guru dalam menjalankan tugas
profesinya. Sumber penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari
buku, jurnal, artikel ilmiah, tesis, disertasi, makalah, dan karya lain yang telah
ditulis sebelumnya.

1
E. F., Mufidah, & A. Widyastuti, Konselor Sebaya dalam Keterbatasan Waktu Konselor
Memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling Di Era Pandemi Covid 19. Al-Ittizaan: Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 2021. Hal.27
2
C. KAJIAN TEORI
Pengertian Bimbingan
Bimbingan dalam lingkup pendidikan sekolah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai “ditunjukan kepada siapa saja.” Dalam konteks ini sasaran bimbingan
adalah murid, murid yang didik dalam sekolah oleh orang-orang dewasa yang
relatif matang, dengan harapan murid sendiri dapat berkembang maksimal
mencapai dewasa dan matang sehingga dia lebih berdaya guna bagi dirinya dan
lingkungan sekitar.2
Menurut William A. Yeager menyatakan bahwasannya bimbingan adalah
layanan pendidikan yang mengandung berbagai perwujudan dan diselenggarakan
untuk membantu murid kearah perkembangan diri dan pertumbuhan individual.
Sedangkan menurut Dept. P dan K, Badan Pengembangan Pendidikan,
memberikan rumusan bahwasannya Bimbingan di sekolah adalah proses
pemberian bantuan kepada murid, dengan memperhatikan murid itu sebagai
individu dan makhluk sosial serta memperhatikan perbedaan antar individu, agar
murid dapat berkembang dan menolong dirinya serta memecahkan masalah-
masalahnya.
Menurut Dept. P dan K, Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan
menytebutkan bahwa : “ Bimbingan adalah proses pendidikan di sekolah adalah
proses memberikan bantuan kepada siswa dengan tujuan siswa memiliki
pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan dunia sekitarnya, mengambil
keputusan untuk melaju secara optimal dan dapat menolong dirinya dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah demi memajukan mentalnya”.
Dari uraian diatas dapat disusun beberapa konsep penting sehubungan
dengan bimbingan. Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan lingkup
sekolah adalah :
1. Bimbingan dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses. Hal ini
menunjukan bahwasannya bimbingan dilakukan dengan rentang waktu yang
relatif panjang.

2
Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Duta Aksara, Sidoarjo, 2010, Hal 4

3
2. Bimbingan mengandung arti Bantuan atau Pelayanan. Ini mengandung arti
bahwasannya bimbingan terlaksana dengan kesukarelaan pembimbing dalam
memberi bantuan dan pelayanan kepada siswanya.
3. Bantuan diperuntukan bagi semua individu. Semua murid yang berada dalam
kondisi tertentu yang memerlukan bantuan tetapi mereka memiliki
kemungkinan untuk bangkit atau lebih maju setelah mendapatkan pelayanan.
4. Bimbingan memiliki tujuan “jangka pendek” dan “jangka panjang”.
Dalam Konteks bimbingan,khususnya bimbingan dalam lingkup sekolah,
dengan sendirinya telah memiliki penyeluhan didalamnya.ini didasari oleh
pandangan bahwa penyeluhan merupakan bagian integral dari bimbingan.3
Tercpainya tujuan bimbingan menurut pendapat beberapa ahli, bahwasannya
harus ada suatu kerjasama yang harmonis antara anak, pembimbing, guru,
orangtua, murid, dan staf sekolah yang lainnya, sehingga kegiatan tersebut
terlaksana sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah,
kontiniu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan
potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist
Rasulullah ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.
Bila internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist
itu telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka
individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT,
dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai
khalifah dimuka bumi dan sekaligus juga berfungsi untuk menyembah atau
mengabdi kepada Alloh SWT. Jadi, karakteristik manusia yang menjadi tujuan
bimbingan islami adalah manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Alloh
SWT dengan manusia dan alam semesta ( Hablum minal lahi wa hablum
minannasi ).
Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang
lentur atau fleksibel dan konfrehensif. Konseling juga dapat memberikan

3
Zainab Aqil, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yrama Widya, Bandung, 2012,
Hal 28
4
perubahan yang mendasar yang mengubah sikap, yang mana sikap ini mendasari
aspek perbuatan, pemikiran, pandangan, perasaan dan lain lain.4
Menurut shertzer dan stone, konseling adalah upaya membantu individu
dengan melalui proses interaksi yang bersifat individu antara konselor dan
konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, serta mampu
mengambil keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya. Menurut prayitno dan
Erman Amti adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dengan melalui
wawancara antara konselor dan klien yang memiliki masalah dengan bermaksud
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat di tarik
kesimpulan bahwa konseling adalah bantuan yang di berikan kepada iondividu
dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara
yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya. W.S. Wingkel membedakan konseling dalam dua aspek,
yaitu aspek proses dan aspek bentuk khusus dari pelayuanan bimbingan.
Aspek proses menitikberatkan pada perubahan-perubahan yang dialami
oleh anak selama hubungan penyeluhan itu berlangsung. Berlangsungnya
hubungan konseling untuk mencapai perubahan pada diri anak dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Sedangkan aspek bentuk khusus jenis pelayanan dititikberatkan pada
pertemuan antara konselor dengan anak sehingga konselor dapat mewawancarai
anak tersebut. Latar belakang konseling digunakan sebagai bentuk penanganan
terhadap orang-orang yang mengalami gangguan fsikologis, dimulai dari sejak
tahun 1986 yang di pelopori oleh Lightner Witmer dengan mendirikan sebuah
klinik Psychological clinik di University of pennsylvania.5
Kemudian disusul oleh jese B Davis yang merupakan orang pertama yang
memulai kegiatan sebagai pendidik dan konselor karier di central high school,
detroit. Perkembangan konseling juga dibantu oleh Eli Weaver dengan
menerbitkan sebuah pamplet yang berjudul Choosing a carrer pada tahun 1908.
Itulah sedikit definisi bimbingan konseling yang diambil penulis dari beberapa
referensi yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling serta proses dalam hal
tersebut.

4
Afifuddin, Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010, Hal 14
5
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik,
Kencana, Jakarta, 2011, hal 3
5
Konseling islami adalah suatu usaha membantu individu dalam
menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya,
sehingga ia kembali menyadari perannya sebagai khalifah di muka bumi dan
berfungsi untuk menyembah atau mengabdi kepada Allah SWT sehingga
akhirnya tercipta kembali hubungan dengan Allah dengan manusia dan alam
semesta.
Pengertian BK
Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu bimbing, yang artinya pimpin;
asuh; tuntun. Sedangkan bimbingan artinya petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu.6 Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh
pribadi yang terdidik dan wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu
yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan hidup,
mengembangkan sudut pandangannya, mengambil keputusannya sendiri dan
menanggung bebannya sendiri.
Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan,
Pengajarctn, dan Umum, mengartikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada murid untuk menemukan sendiri dan memberi respon yang tepat atas
kemauan sendiri dalam masalah studi dan sosial.
Sedangkan Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, mengemukakan bahwa “Bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu
dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,
agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya”.
Selain itu menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan Konseling,
mengemukakan bahwa “Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara terus menerus, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada
umumnya”.

6
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2007), cet. I, h. 22-23
6
Dari uaraian-uraian di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian
bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis kepada incividu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya dan kemampuan untuk
mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
Kemudian pengertian konseling yaitu pemberian bimbingan oleh yang
ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis; pengarahan, atau
pemberian bantuan oleh konselor kepada konseler sedemikian rupa sehingga
pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam memecahkan
berbagai masalah; penyuluhan.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di
mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau
konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan mampu mangarahkan dirinya untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat
mencapai kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial.
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan
kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individuil. James F.
Adams menjelaskan bahwa “konseling adalah suatu pertalian timabal balik antara
dua orang individu di mana yang seorang (counselor) membantu yang lain
(counselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya
dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang”.7
Menurut Kartini Kartono, konseling ialah wawancara yang melibatkan
dua pihak, konselor dan konseli, dalam pergumulan memahami dan merumuskan
masalah, mencari jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar. Wawancara
konseling dilakukan dalam interaksi/hubungan antara penolong dengan yang
ditolong. Hubungan dalam konseling ditandai oleh usaha saling memahami,
menghargai dan menerima, yang memperlancar proses menolong.

7
Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005), h. 9
7
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling
adalah “Bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah
kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan
individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.
Dari beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling merupakan
proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor)
kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal
balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan dalam menemukan
masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Pengertian BKA
Dalam hal ini, Bimbingan Konseling Agama sebagaimana dimaksudkan
di atas adalah terpusat pada tiga dimensi dalam Islam, yaitu ketundukan,
keselamatan dan kedamaian. Batasan lebih spesifik, Bimbingan Konseling
Agama dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda dalam istilah dan redaksi
yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan tujuan, bahkan satu dengan
yang lain saling melengkapinya.
Berdasarkan beberapa rumusan tersebut dapat diambil suatu kesan bahwa
yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Agama adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau
sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat
memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga
dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan
RasulNya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.
Pengertian tersebut antara lain didasarkan pada rumusan yang
dikemukakan oleh H.M. Arifin, Ahmad Mubarok dan Hamdani Bakran
AdzDzaki. Bahkan pengertian yang dimaksudkannya adalah mencakup beberapa
unsur utama yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu: konselor,
konseli dan masalah yang dihadapi. Konselor dimaksudkan sebagai orang yang
membantu konseli dalam mengatasi masalahnya di saat yang amat kritis
sekalipun dalam upaya menyelamatkan konseli dari keadaan yang tidak
menguntungkan baik untuk jangka pendek dan utamanya jangka panjang dalam
kehidupan yang terus berubah.
Konseli dalam hal ini berarti orang yang sedang menghadapi masalah
karena dia sendiri tidak mampu dalam menyelesaikan masalahnya. Menurut
Imam Sayuti Farid, konseli atau mitra bimbingan konseling Agama adalah
8
individu yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan bimbingan dan
konseling. Sedangkan yang dimaksudkan dengan masalah ialah suatu keadaan
yang mengakibatkan individu maupun kelompok menjadi rugi atau terganggu
dalam melakukan sesuatu aktivitas.
Dalam pandangan Farid Hariyanto (Anggota IKI jogjakarta) dalam
makalahnya mengatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Agama adalah
landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat
berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien
mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara
berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu dan
paradigma kenabian (Sumber Hukum Islam).8
Beberapa ayat al-Quran yang berhubungan dengan bimbingan konseling
diantaranya adalah: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)
“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang
beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti
kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr
:1-3) . “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
(An Nahl:125)
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/
madrasah, bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang
undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becaming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut, konseli
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau

8
Farid Hariyanto, Makalah Dalam Seminar Bimbingan Dan Konseling Agama, Jakarta: 2007
hal. 2
9
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan
bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau
bebas dari masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu
berjalan dalam arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan
nilainilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau
diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan
perkembangan perilaku konseli,seperti terjadinya stagnasi (kemandekan)
perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku.
Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya
tayangan televisi dan media-media lain, penyalahgunaan alat kontraspsi,
ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekandensi moral orang
dewasa ini mempengaruhi perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia
remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang
mulia), seperti pelanggaran tata tertib, pergaulan bebas, tawuran, dan
kriminalitas.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan
seperti yang disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian. Pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah
pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan
yang hanya melaksanakan bidang administrative dan instruksional dengan
mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan
atau kematangan dalam aspek kepribadian.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan dari seorang
pembimbing kepada yang terbimbing dengan tujuan orang yang terbimbing dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya atau dapat keluar dari masalah menuju
kebahagiaan. Konseling adalah proses wawancara antara konselor dengan klien

10
guna mengetahui masalah klien agar klien dapat memahami masalah dan keluar
dengan usaha sendiri dengan bantuan konselor.
Hubungan antara bimbingan dengan konseling itu sangat erat sekali. Dari
satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama
yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok orang, dan
dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, di samping
alat-alat yang lain.
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan sangat dibutuhkan baik
dalam kedudukan, peran, dan fungsi yang mana ketiga hal tersebut perlu
diperhatikan. Dalam keseharian peserta didik di sekolah guna ketertiban
peraturan sekolah butuh akan bimbingan konseling, agar mereka terarah ke arah
yang baik dan terkontrol. Adapun peran bimbingan dan konseling dalam
pendidikan, yaitu memberikan bantuan kepada anak didik agar mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari masing-masing mata pelajaran yang telah ia
pelajari dan membentuk siswa sesuai dengan kepribadian yang telah ia miliki.
Saran
Demikianlah jurnal ini saya buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penulisan jurnal ini banyak
kekurangan terutama dalam segi penulisan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih baik lagi dalam penulisan jurnal
yang selanjutnya
E. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Afifuddin. 2010. Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung.
Aqil, Zainab. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yrama Widya,
Bandung.
Hariyanto, Farid. 2007. makalah dalam seminar Bimbingan Dan Konseling
Agama Jakarta.
Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam
Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta.
Mufidah, E. F., & Widyastuti A., 2021. Konselor Sebaya dalam Keterbatasan
Waktu Konselor Memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling Di Era
Pandemi Covid 19. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1)
Paimun. 2005. Bimbingan dan Konseling, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah.
Sirodj, Sjahudi. 2010. Pengantar Bimbingan dan Konseling, Duta Aksara,
Sidoarjo.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai