TAPL - Kadar Bakteri - Zumrotul Hamidah
TAPL - Kadar Bakteri - Zumrotul Hamidah
NIM : 12422013
Program Studi : Teknik Lingkungan
Mata Kuliah : Teknik Analis Pencemar Lingkungan
9.1 Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kadar bakteri yang ada pada air dan
tanah di laboratorium secara mandiri
Mikroba dapat dijumpai pada berbagai jenis elemen lingkungan baik tanah, air dan
udara serta berbagai jenis bahan makanan, baik makanan yang berbentuk padat maupun cair.
Untuk mengetahui jumlah mikroba yang terkandung dalam 1 g sampel atau 1 mL sampel
yang diperiksa, maka perlu dilakukan pengenceran sampel tersebut. Hasil pengenceran ini
kemudian diinokulasi pada medium lempeng dan diinkubasikan. Setelah masa inkubasi,
jumlah koloni bakteri dihitung dengan memperhatikan faktor pengencernya. Metode hitungan
ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni (Dhafin, 2017).
Teknik Pengenceran Bertingkat
Perhitungan koloni bakteri dapat dilakukan secara langsung (direct method) dan tidak
langsung (indirect method). Perhitungan koloni bakteri secara langsung (direct method) dapat
dilakukan dengan metode counting chamber/mikroskopis, membran filter, dan perhitungan
elektronik. Sedangkan perhitungan koloni bakteri secara tidak langsung (indirect method)
dapat dilakukan dengan metode hitungan cawan/ Total Plate Count (TPC), metode
centrifuge, turbidimetri (kekeruhan), dan Most Probable Number (MPN) (Kurniawan et al.,
2023).
Inkubasi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu sesuai dengan jenis
mikroorganisme yang akan dihitung. Medium agar yang juga disesuaikan dengan
jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Selama inkkubasi, sel-sel yang
masih hidup akan tumbuh dan membentuk koloni yang dapat terlihat langsung oleh
mata. Setelah masa inkubasi berakhir, koloni yang terbentuk dihitung. Setiap
koloni dianggap berasal dari satu sel yang membelah menjadi banyak sel,
meskipun mungkin juga berasal dari lebih dari satu sel yang letaknya berdekatan.
Perhitungan jumlah koloni dapat dilakukan dengan menggunakan alat bentu hitung
“Quebec Colony Counter”. Ketelitian akan lebih tinggi jika dilakukan secara
duplo, yaitu menggunakan dua cawan petri untuk setiap pengenceran, bahkan
apada beberapa kasus dilakukan triplo untuk ketelitian yang lebih tinggi lagi
(Hafsan, 2014).
2. Metode Sebar/ Permukaan (Surface/ Spread Plate)
Pada metode sebar, agar steril terlebih dahulu dituangkan ke dalam cawan
petri steril dan dibiarkan membeku. Setelah membeku dengan sempurna, sebangak
0,1 mL sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut,
kemudian disebar dengan batang L yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam
alkohol 95% dan dipijarkan hingga alkoholnya habis terbakar dan dingin.
Selanjutnya, inkubasi dilakukan seperti pada metode tuang. Tetapi harus diingat
bahwa jumlah sampel yang ditumbuhkan hanya 0,1 ml, tidak boleh 1 ml, sehingga
harus dimasukkan ke dalam perhitungan pengenceran untuk mendapatkan Total
Count (Hafsan, 2014). Total dari mikroba pada cawan petri ditentukan dengan cara
mengalikan total dari jumlah koloni dengan pengenceran cawan tersebut atau
rumus cawan TPC (Amaliyah, 2020).
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
beberapa mikroba tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml.
Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan
pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah
bakterinya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
Satu koloni dihitung 1 koloni.
Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidah
dihitung.
Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.
c. Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari
pengenceran terendah yang dilaporkan.
d. Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka hanya dari
pengenceran tertinggi yang dilaporkan.
e. Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan tinggi yang
berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni
pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah
nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka
jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
f. Apabila setiap pengenceran digunakan 2 cawan petri (duplo), maka jumlah angka
yang digunakan adalah rata-rata dari kedua nilai jumlah masing- masing setelah
diperhitungkan.
SOAL
1. Apa saja metode pengukuran kadar bakteri?
2. Apa perbedaan dari metode mikroskopik langsung dengan metode hitungan cawan?
3. Bagaimana rumus total coloni CFU/mL pada metode TPC?
4. Berapa jumlah CFU/mL pada metode TPC pour plate 1 mL dengan tabung pengenceran
10-6 dan jumlah koloni bakteri yang terhitung ada 50?
DAFTAR PUSTAKA
Agisti, A., Alami, N. H., & Hidayati, T. N. (2014). Isolasi dan Dentifiasi Bakteri Penambat
Nitrogen Non Simbiotik pada Lahan Restorasi dengan Metode Legume Cover Crop
(LCC) di Daerah Pasirian Lumajang Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3(2).
Amaliyah, L. (2020). Analisis Kadar Bakteri Coliform Pada Air Sungai Brantas Di Desa
Joho Kabupaten Kediri. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Arantika, W., Umboh, S. D., & Pelealu, J. J. (2019). Analisis Tingkat Populasi Jamur Tanah
Di Lahan Pertanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Berdasarkan Metode Total Plate
Count (TPC). Jurnal Ilmiah Sains, 19(2).
Boleng, D. T. (2011). Analisis Total Bakteri (ALT) dan Total Coliform Pada Air Sumur
Penduduk di Kelurahan Sempaja Utara. Jurnal Pembelajaran Sains, 9(3).
Dhafin, A. A. (2017). Analisis Cemaran Bakteri Coliform Escherichia Coli Pada Bubur Bayi
Home Industry Di Kota Malang Dengan Metode TPC Dan MPN. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ekamaida. (2017). Menghitung Total Bakteri Pada Tanah Organik Limbah Rumah Tangga
Dan Tanah An0rganik Dengan Metoda Total Plate Count (TPC). Jurnal Agrisamudra,
4(2).
Hafsan. (2014). Mikrobiologi Analitik (F. Nur (ed.)). Alauddin University Press.
Irfan, M. (2014). Isolasi Dan Enumerasi Bakteri Tanah Gambut Di Perkebunan Kelapa Sawit
PT. Tambang Hijau Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Agroteknologi,
5(1).
Kurniawan, S. Y., Ariami, P., & Rohmi. (2023). SI PINTER Sebagai Alat Penghitung Koloni
Bakteri Penunjang Laboratorium Mikrobiologi. Jurnal Biotek, 11(1).
Marista, E., Khotimah, S., & Linda, R. (2013). Bakteri Pelarut Fosfat Hasil Isolasi dari Tiga
Jenis Tanah Rizosfer Tanaman Pisang Nipah (Musa paradisiaca var. nipah) di Kota
Singkawang. Jurnal Protobiont, 2(2).
Maula, D. R. (2021). Isolasi dan Enumerasi Bakteri Tanah di Wisata Petik Jeruk Selorejo
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Universitas Islam Malang.
Pambudi, A., Susanti, & Priambodo, T. W. (2017). Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Tanah
Sawah Di Desa Sukawali Dan Desa Belimbing, Kabupaten Tangerang. Jurnal Al-
Kauniyah, 10(2).
Rezekikasari, & Harianto, R. (2019). Modifikasi Media Alternatif Dari Sayuran Untuk
Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Mikroorganisme Asal Tanah Gambut Kalimantan
Barat Dengan Metode TPC. Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika, 9(1).
Santoso, L., Rukmi, M. I., & Lestari, O. (2012). Jumlah Total Bakteri Dan Coliform Dalam
Air Susu Sapi Segar Pada Pedagang Pengecer Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2).
Sukmadewi, D. K. T., Singapurwa, N. M. A. S., & Candra, I. P. (2022). Isolasi Dan Uji
Kemampuan Bakteri Pelarut Kalium Dari Tanah Sawah Dengan Sistem Irigasi Subak.
Jurnal Agrotek Tropika, 10(3). https://doi.org/10.23960/jat.v10i3.5450