Laporan Praktikum Hidrolika Kelompok 3
Laporan Praktikum Hidrolika Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Maulana Ahmad Annafis 12422012
Zumrotul Hamidah 12422013
Annur Rahman 12422015
Dosen Pembimbing:
Muchammad Tamyiz, Ph.D
Q = . A ………………………………………. (1)
Keterangan:
: kecepatan aliran
Debit air sungai adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang
tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (L/s). Dalam kegiatan
pengukuran debit air sungai Rangkah kidul ini digunakan metode apung.
Metode ini adalah metode tidak langsung dalam pengukuran debit air, karena
hanya kecepatan aliran yang diukur, yaitu dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan benda apung untuk melewati jarak yang telah ditentukan pada
suatu aliran sungai. Metode ini juga tidak membutuhkan peralatan yang
khusus, tetapi dapat memperoleh hasil yang layak (Setiawan, 2018).
Sungai adalah massa air yang secara alami mengalir melalui suatu
lembah. Kebanyakan mengalir di permukaan bumi ke tempat yang lebih
rendah, sebagian meresap di bawah permukaan tanah. Alirannya tidak tetap;
kadang deras, kadang lambat, tergantung kemiringan sungai. Alirannya
mengikuti saluran tertentu yang di kanan kirinya dibatasi tebing yang curam
(Setiawan, 2018).
Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai
berupa aliran permukaan, aliran air di bawah permukaan, aliran air bawah
tanah dan butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit
aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan
turun kembali setelah hujan selesai. Gambar tentang naik turunnya debit
sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai
tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang
bersangkutan. Sebagian besar debit aliran pada sungai kecil yang masih
alamiah adalah debit aliran yang berasal dari air tanah atau mata air dan debit
aliran air permukaan (air hujan). Dengan demikian aliran air pada sungai kecil
pada umumnya lebih menggambarkan kondisi hujan daerah yang
bersangkutan. Sedangkan sungai besar, sebagian besar debit alirannya
berasal dari sungai-sungai kecil dan sungai sedang diatasnya. Sehingga
aliran air sungai besar tidak mesti menggambarkan kondisi hujan dilokasi yang
bersangkutan. Aliran dasar pada sungai kecil terbentuk dari aliran mata air
dan air tanah, sedang aliran dasar pada sungai besar dibentuk dari aliran
dasar sungai-sungai kecil dan sedang diatasnya (Wiadnyana et al., 2019).
VI. METODE
1. Petunjuk Umum
a. Jenis saluran ada 2 macam: saluran alam dan saluran buatan.
b. Jenis pengukuran ada 2 macam: pengukuran kasar dengan pelampung
dan pengukuran teliti dengan currentmeter.
c. Lokasi pengukuran dipilih sendiri oleh setiap kelompok dan berbeda
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Untuk saluran alam
disarankan memilih kali/ sungai kecil/ anak sungai/ stream. Untuk
saluran buatan disarankan memilih saluran irigasi/ drainase.
d. Syarat-syarat lokasi saluran alam:
1) Lebar muka air saluran : 3-30 m
2) Kedalaman saluran : kurang dari 2 m
3) Pengukuran pada bagian yang lurus sebanyak 2 tampang
4) Jarak dari kampus kira-kira bisa ditempuh selama kurang dari 15
menit.
e. Syarat-syarat lokasi saluran buatan:
1) Lebar saluran : lebih dari 60 cm
2) Kedalaman saluran : lebih dari 30 cm
3) Pengukuran pada bagian yang lurus sebanyak 2 tampang yang
berbeda bentuk dan ukurannya.
4) Jarak dari kampus kira-kira bisa ditempuh selama kurang dari 15
menit.
2. Petunjuk Teknis
a. Lebar saluran
Lebar saluran dapat diukur dengan pita ukur gulung yang
dibentangkan melintang tegak lurus arah aliran di saluran. Titik awal
dan akhir pengukuran adalah titik di tepi sungai yang merupakan
batas perairan. Untuk menghindari terseretnya pita ukur oleh arus,
pita ukur dibentangkan pada ketinggian kira-kira 20 cm di atas air.
Untuk meminimumkan kesalahan, arah pandang pembacaan pita ukur
adalah tegak lurus arah vertical terhadap tanah (Tamyiz, 2016).
b. Pengukuran kecepatan dengan pelampung
1) Cari bagian saluran yang lurus
2) Buatlah tanda di tepi saluran dengan patok/ batu/ ranting dan
lain-lain.
3) Tanda dibuat di 2 titik yaitu bagian hulu (titik 1) dan hilir (titik 2)
dengan jarak tertentu yang mudahdiukur.
4) Pilih minimum tiga lintasan gerak pelampung, yaitu di pinggir kiri,
tengah dan pinggir kanan.
5) Letakkan botol berisi air di salah satu lintasan yang dipilih pada
jarak 5 meter sebelah hulu dari titik 1, nyalakan stopwatch ketika
pelampung sampai di titik 1, biarkan pelampung hanyut,
sesampainya pelampung di titik 2 matikan stopwatch, catat waktu.
6) Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk sebuah lintasan dan di
rata-rata untuk mendapatkan kecepatan di satu lintasan.
7) Ulangi langkah 5 dan untuk lintasan-lintasan yang lain. Rata-
ratakan kecepatan di semuaa lintasan-lintasan yang sudah diukur.
Kecepatan diperoleh sebagai jarak dibagi waktu.
8) Debit diperoleh dari kecepatan dikali luas penampang aliran. Luas
penampang didapat dari pengukuran kedalaman air, lebar
permukaan air sungai dan perkiraan panjang sedimentasi di
daerah pinggir sungai.
VII. TABEL PERLAKUAN DAN PENGAMATAN
No
Perlakuan Pengamatan
.
1. Cari bagian saluran yang lurus Saluran air yang dipilih adalah
sungai Rangkah Kidul yang
memiliki aliran lambat dengan
kapasitas volume lebih sedikit
karena praktikum ini dilakukan
pada musim kemarau. Aliran air
cenderung lambat karena
dipengaruhi oleh tumbuhan eceng
gondok yang menutupi sebagian
daerah sungai sedangkan titik
hulu berada setelah daerah eceng
gondok tumbuh. Warna sungai
cenderung hitam dengan
beberapa lumut yang hanyut.
2. Buatlah tanda di tepi saluran Tanda dibuat dengan kayu yang
dengan patok/ batu/ ranting dan ditancapkan pada tepi sungai.
lain-lain.
3. Tanda dibuat di 2 titik yaitu Jarak antar titik adalah 5 meter.
bagian hulu (titik 1) dan hilir (titik Setiap titik dilakukan penentuan
2) dengan jarak tertentu yang koordinat dengan GPS dari Google
mudah diukur. Maps. Titik koordinat bagian hulu
adalah -7.457478162594454,
112.73501798706354, sedangkan
koordinat di bagian hilir adalah -
7.457439584501165,
112.73500286594444
4. Pilih minimum tiga lintasan gerak Praktikum dilakukan di bagian
pelampung, yaitu di pinggir kiri, pinggir kiri, tengah dan pinggir
tengah dan pinggir kanan. kanan sungai. Lintasan di pinggir
kanan cenderung menengah
dikarenakan banyaknya
sedimentasi sungai yang membuat
kedalaman air di pinggir kanan
lebih pendek sehingga botol
pelampung tersangkut ke tanah
sedimen.
5. Letakkan botol berisi air sebagai Botol diisi dengan air sebagai
pemberat di salah satu lintasan pemberat agar botol bisa berdiri
yang dipilih pada jarak 5 meter tegak di dalam air dan
sebelah hulu dari titik 1, nyalakan memudahkan perhitungan. Botol
stopwatch ketika pelampung diikat dengan tali panjang yang
sampai di titik 1, biarkan dikaitkan dengan kayu
pelampung hanyut, sesampainya dikarenakan jauhnya jangkauan
pelampung di titik 2 matikan jarak antara permukaan air
stopwatch, catat waktu. dengan praktikan. Stopwatch yang
digunakan untuk mengukur waktu
melintasnya botol pada titik hulu
ke hilir menggunakan bantuan
smartphone.
6. Ulangi pengukuran sebanyak 3 Pengukuran hanya dilakukan
kali untuk sebuah lintasan dan sekali untuk sebuah lintasan.
dirata-rata untuk mendapatkan Waktu praktikum lebih banyak
kecepatan di satu lintasan. digunakan untuk mencari lokasi
saluran air dan merencanakan
metode yang sesuai, sehingga
ketika praktikum cuacanya mulai
panas terik yang membuat
praktikan memutuskan untuk
melakukan pengukuran sekali.
7. Ulangi langkah 5 dan untuk s
Rumus kecepatan =
t
lintasan-lintasan yang lain. Rata-
Kecepatan rata-rata:
ratakan kecepatan di semua
v 1+ v 2+v 3
lintasan-lintasan yang sudah rata-rata = 3
diukur. Kecepatan diperoleh
sebagai jarak dibagi waktu.
Lintasan 3 s 5
151 5 = = = 0,033
(Kanan) t 151
0,32 m
= 0,432 + 0,08
= 0,512 m2
Bagian
Hasil Pengukuran Debit (m3/s)
Lintasan
Kelompok 1 0,1
Kelompok 2 0,2
Kelompok 3 0,02
Kelompok 4 0,02
X. KESIMPULAN
Berdasarkan tabel hasil praktikum pengukuran debit pada sungai
Rangkah Kidul, maka dapat diketahui bahwa lintasan aliran sungai pada
bagian hulu kelompok 1 sampai dengan bagian hilir kelompok 4 merupakan
aliran unsteady/ tak langgeng (tak tetap). Hal ini dikarenakan nilai debit Q
yang melalui suatu penampang aliran tidak konstan/tidak tetap terhadap
waktu aliran.
Setiawan, R. (2018). Pengukuran Debit Air Sungai Cisalak Dan Kualitas Air Bak
Kontrol. PLTR BATAN.
Wiadnyana, D. M., Subagiada, K., & Natalisanto, A. I. (2019). Hubungan Tinggi Muka
Air Dan Debit Aliran Sungai Karang Mumus Di Lokasi Desa Pampang Kota
Samarinda. Jurnal Geosains Kutai Basin, 2(2).
Dokumentasi