Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN KATETER

DI RUANG UGD RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH

Di susun oleh :

1. Dandi pratama ( 2016.010.02 )


2. Rizqi Aulia Kuswi A. ( 2016.010.26 )
3. Siti Nur Fatimah ( 2016.010.29 )
4. Yuliana Fransiska ( 2016.010.32 )

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat berdasarkan praktik, di ruang UGD Rumah Sakit
Islam Fatimah Banyuwangi. Telah disahkan oleh :

Mengetahui

Pembimbing klinik pembimbing institusi

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
A. DEFINISI

Pemasangan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dengan cara


memasukkan selang kateter kedalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan
untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan ( Hidayat, 2014 ) .

Kateterisasi urin adalah memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra
dan kedalam kandung kemih atau vesika urinaria ( Eni kusyati, 2006 ) .

B. TUJUAN
1. Membantu pasien dalam mengeluarkan urine
2. Memantau pengeluaran urine
3. Untuk mengambil sample/contoh urine
4. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi
5. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi

C. INDIKASI
1. Untuk mengatasi retensi urine
2. Pasien yang memerlukan imobilisasi berkepanjangan
3. Durasi operasi yang diduga berkepanjangan

D. KONTRAINDIKASI
1. Prostatis akut
2. Kecurigaan trauma uretra
3. Hematuria ( keluarnya darah pada uretra )

E. TIPE UKURAN DAN JENIS


1. Nelaton kateter / kateter sementara ( straight kateter ) dilakukan dengan cara
kateter lurus yang sekali pakai di masukkan sampai mencapai kandung kemih
yang bertujuan untuk mengeluarkan urine. Tindakan ini dapat dilakukan
selama 5 – 10 menit. ( Thomas, 2007 )
2. Kateter menetap ( foley kateter ) dilakukan sampai klien mampu berkemih
dengan tuntas dan spontan, dan ditempatkan dalam kandung kemih untuk
beberapa minggu pemakaian sebelum dilakukan pergantian kateter ( Japardi,
2014 )

F. UKURAN KATETER
1. Wanita dewasa ( No. 14/16 )
2. Laki – laki dewasa ( No. 18/20 )
3. Anak – anak ( No. 8/10 )

G. JENIS – JENIS KATETER


1. Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak
2. Kateter latex atau karet : digunaan untuk penggunaan dalam jangka waktu
sedang ( kurang dari 3 minggu )
3. Kateter silicon atau teflon : untuk penggunaan jangka waktu lama 2 – 3 bulan
karena bahan lebih lentur pada meatur uretra
4. Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4 – 5 minggu, bahannya
lembut, tidak panas dan nyaman untuk uretra
5. Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada
pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan
6. Kondom kateter : alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan
aman.

H. TINDAKAN
a. Persiapan alat
1. Satu buah kateter steril sesuai dengan ukuran yang ditentukan
2. Urine back ( kantung urine )
3. Spuit 10 cc
4. Jelly 2 %
5. Aquabidest steril
6. Alkohol
7. Betadine/ DTT ( deterjen tingkat tinggi )
8. Plester
9. Gunting plester
10. Kapas
11. Bengkok
12. Perlak dan laken
13. Selimut
14. Handscoon dan masker
15. Bak instrumen berisi :
- Duk steril
- Kassa
- Kom kecil
- Klem arteri
16. Pinset anatomi
17. Korentang

b. Persiapan pasien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Buka pakaian bawah pasien
3. Pasang selimut
4. Atur posisi pasien :
o Laki – laki : posisikan pasien supinasi ( dengan kaki lurus,
sedikit dibuka )
o Wanita : posisikan pasien dorsal recumben ( posisi terlentang
dengan lutut ditekuk, kaki sedikit dibuka )

c. Persiapan lingkungan
1. Atur pencahayaan
2. Jaga privasi pasien
3. Menutup sketsel / sampiran

d. Persiapan perawat
1. Cuci tangan dengan 6 langkah
2. Pakai handscoon
3. Pakai masker
e. Penatalaksanaan
 Pada laki – laki
1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilaksanakan
2. Dekatkan alat kedekat pasien
3. Pasang perlak
4. Pasang selimut
5. Atur posisi pasien
6. Letakkan bengkok
- Laki – laki : disamping / di antara paha pasien
- Wanita : diantara 2 kaki dan didepan genetalia
7. Cuci tangan
8. Buka bak instrumen, ambil kateter urine, buka plastik pada ujung yang
akan masuk ke dalam uretra dengan tekhnik antiseptik dan atur dengan
korentang
9. Isi kom dengan kapas alkohol
10. Isi spuit dengan aquabidest
11. Buka dan pasang urineback/ kantung urine pada tempat tidur pasien
12. Pasang handscoon
13. Pasang duk lubang pada genetalia pasien
14. Ambil pinset untuk menjepit kapas alkohol
15. Bersihkan genetalia ( bila genetalia dalam keadaan kotor )
16. Letakkan pinset pada tutup bak instrumen yang sudah terbuka
17. Beri jel pada tangan perawat dan oleskan ujung selang kateter dengan
jel
18. Minta pasien untuk menarik napas dalam dan melepas pelan – pelan
dengan mengikuti memasukkan ujung kateter ke dalam uretra, dorong
kateter ± 5 – cm pada orang dewasa dan 2 -3 cm pada anak – anak /
sampai urine mengalir keluara
19. Tampung urine kedalam bengkok
20. Masukkan spuit yang berisi aquabidest untuk mengembangkan balon
yang ada di ujung kateter
21. Tarik sedikit kateter dengan perlahan atau klem kateter urine dengan
menggunakan klem arteri
22. Lepaskan duk steril
23. Sambungkan kateter dengan kantung urine yang telah digantung
24. Kemudian fiksasi menggunakan plaster / hypafix pada laki – laki di
daerah perut, dan wanita pada pangkal paha
25. Ambil perlak kemudian tutup dengan selimut
26. Rapikan alat
27. Buka handscoon dan mencuci tangan

 Pada wanita
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan,
2. kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
3. Mencuci tangan
4. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien
dorsal recumben.
6. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu
bersihkan alat genitalia dengan cutton ball yang sudah diberi betadine
dengan menggunakan pinset.
7. Bersihkan genitalia dengan cara : dengan tangan non dominan
perawat membuka vulva kemudian tangan kanan memegang pinset
dan mengambil satu buah cutton ball Selanjutnya bersihkan labia
mayora dari atas kebawah dimulai dari sebelah kiri lalu kanan, kapas
dibuang dalam nierbekken/bengkok, kemudian bersihkan labia
minora, klitoris, dan anus. Letakkan pinset pada nierbekken/bengkok.
8. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter
kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan
menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan aquades
10 - 20 cc. Tarik sedikit kateter Apabila pada saat ditarik kateter
terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
9. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu
gantungkan disisi tempat tidur
10. Fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha klien
11. Posisikan klien seperti semula
12. Alat dirapihkan kembali
13. Mencuci tangan
I. KOMPLIKASI YANG BISA TERJADI
1. Aliran urine terhambat dikarenakan ada batu di kandung kemih dan ginjal
2. Pembekuan darah pada urine
3. Pembengkakan kelenjar prostat
4. Operasi didaerah kelamin
5. Cedera saraf pada kandung kemih

J. EVALUASI
 ( Pada pria )
a. Kaji respon klien dan tingkat kenyamanan klien
b. Ganti kateter setiap seminggu sekali agar mengurangi resiko terjadinya
infeksi
c. Mengobservasi jumah dan karakteristik urine yang keluar
d. Monitor kesadaran dan tanda – tanda vital klien sesudah pemasangan
kateter
e. Lakukan palpasi kandung kemih dan tanyakan adanya ketidaknyamanan
sesudah pemasangan kateter

 ( pada wanita )
a. Kaji respon klien dan tingkat kenyamanan klien
b. Ganti kateter setiap seminggu sekali agar mengurangi resiko terjadinya
infeksi
c. Mengobservasi jumah dan karakteristik urine yang keluar
d. Monitor kesadaran dan tanda – tanda vital klien sesudah pemasangan
kateter
e. Lakukan palpasi kandung kemih dan tanyakan adanya ketidaknyamanan
sesudah pemasangan kateter
K. DOKUMENTASI
a. Catat nama pasien
b. Hari, tanggal dan waktu
c. Tindakan yang dilakukan
d. Hasil evaluasi
e. Paraf perawat
f. Nama perawat
DAFTAR PUSTAKA

Eni kusyati, dkk. ( 2010 ). Keterampilan dan prosedur laboratorium keperawatan dasar.
Jakarta : EGC

Hidayat, A.A. ( 2014 ). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisa data. Jakarta:
Salemba medika

Tim dosen S1 keperawatan, stikes banyuwangi. 2016. Sop-keperawatan.prosedur


pemasangan kateter ( halaman. 75 – 77 ). Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai