Anda di halaman 1dari 58

PENTINGNYA PEMAHAMAN CREW KAPAL TENTANG

PENGOPERASIAN SISTEM NAVIGASI GUNA


MEMPERMUDAH PROSES PELAYARAN DI KM.MAJU 68
PRANATA LINES

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Guna memperoleh gelar Ahli Madya

Disusun Oleh :

Nama : ARSI BIMAKA DIAN


NIT : 1528 3438
Jurusan : NAUTIKA

AKADEMI MARITIM CIREBON


2020
AKADEMI MARITIM CIREBON
(AMC)

TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama :ARSI BIMAKA DIAN


Nit : 1528 3438
Jurusan : Nautika
Judul : PENTINGNYA PEMAHAMAN
CREW KAPAL TENTANG
PENGGOPRASIAN SISTEM
NAVIGASI GUNA MEMPERMUDAH
PROSES PELAYARAN DI KM.MAJU
68

Cirebon, 05 Maret 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Pagira Ritchi.,MM.,ANT.II Rusmadi.,SE.,MM

Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika

Pagira Ritci.,M.M.,ANT.II

iii
AKADEMI MARITIM CIREBON
(AMC)

TANDA PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : ARSI BIMAKA DIAN


Nit : 1528 3438
Jurusan : Nautika
Judul : PENTINGNYA PEMAHAMAN
CREW KAPAL TENTANG
PENGOPERASIAN SISTEM
NAVIGASI KAPAL GUNA
MEMPERMUDAH PROSES
PELAYARAN DI KM.MAJU 68

Cirebon, 05 Maret 2020

Penguji I Penguji II

Mengetahui :
Ketua Jurusan Nautika

Pagira Ritci,S.,M.M.,ANT.II

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-

Nya, serta shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita

Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabat-sahabatnya dan sampai kepada

kita semua. Atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir dengan judul “ PROSEDUR PENGOPERASIAN SISTEM

NAVIGASI DI ATAS KAPAL UNTUK MEMPERLANCAR DAN

MEMPERMUDAH PROSES PELAYARAN DI KM. MAJU 99“ dengan baik.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi

salah satu syarat dalam menempuh sidang akhir guna menyelesaikan studi

Diploma Tiga pada Akademi Maritim Cirebon.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa

tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya

pengetahuan dan kemampuan yang di miliki oleh penulis. Oleh karena itu, kritik

dan saran masih sangat diharapkan oleh penulis dalam menyempurnakan

penulisan ini.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah dapat

mendapatkan saran, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rista Saragih,S.Sos Selaku Ketua Yayasan Tirta Bahari Cirebon.

2. Bapak Andres Romulus S.Pel.,M.M.,ATT.II Selaku Direktur Akademi

Maritim Cirebon ( AMC ).

vi
3. Bapak Pagira Ritci,S.Pel.,M.M.,ANT.II Selaku Ketua Jurusan Nautika.

4. Bapak Pagira Ritci,S.Pel.,M.M.,ANT.IIselaku pembimbing I Laporan

Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya untuk

membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Rusmadi.,SE.,MMselaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan tenaganya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Captain dan para perwira dan seluruh crew kapal KM. MAJU 99 ilmu dan

bimbingan selama di kapal.

7. Ayah dan Ibu, kakak serta adik yang selalu mendoakan penulis sehingga

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Seluruh rekan taruna dan taruni Akademi Maritim Cirebon (AMC)

umumnya, khususnya Korps Nautika 28 yang telah memberikan dukungan

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya untuk membalas kebaikan dari semua pihak yang telah mendukung dan

membantu penulis selama ini. Besar harapan bagi penulis bahwa Laporan Tugas

Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Cirebon, 05 Maret 2020

Arsi Bimaka Dian

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ i

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................ii

TANDA PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ...............................................iii

TANDA TANGAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ..............................iv

MOTTO ..........................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...................................................................................vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................vii

DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................4

C. Perumusan Masalah ........................................................................4

D. Batasan Masalah .............................................................................5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................5

F. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ................................................7

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pengertian Navigasi.........................................................................9

B. Jenis Alat Navigasi .........................................................................13

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................29

viii
BAB III : METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................30

B. Metode Pendekatan dan Teknik Pengumpulan Data ......................31

C. Subjek Penelitian.............................................................................33

D. Teknik Analisis ...............................................................................33

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................35

B. Analisis Data ...................................................................................37

C. Alternatif Pemecahan Masalah .......................................................38

D. Evaluasi Terhadap Alternatif Pemecahan Masalah ........................41

E. Pemecahan Masalah ........................................................................44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .....................................................................................45

B. Saran ...............................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR SINGKATAN

1. AIS : Automatic Identification System

2. ARPA : Automatic Radar Plotting Aid

3. ECDIS : Electronic Chart Display System

4. GMDSS : Global Maritime DistressSignal System

5. GPS : Global Positioning System

6. IMO : International Maritime Organization

7. PRALA : Praktek Laut

8. RADAR : RadioDetection and Range

9. RDF : Radio Direction Finder

10. SDM : Sumber Daya Manusia

11. TR : Transit and Receive

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri

atas beribu-ribu pulau di sepanjang garis khatulistiwa, di antara dua benua Asia

dan Australia dan dua Samudra Pasifik dan Samudra Hindia sehingga mempunyai

posisi dan peran strategis dalam hubungan antar bangsa, posisi strategis ini harus

dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai modal dasar pembangunan nasional.

Disamping itu, transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan

penggerak bagi pertumbuhan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam

yang besar. Mengingat penting dan strategisnya peranan laut yang menguasai

hajat hidup orang banyak maka keberadaannya dikuasai oleh negara yang

pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. Upaya pemerintah meningkatkan

keselamatan pelayaran saat ini sulit untuk dicapai kalau tidak ada upaya yang

nyata untuk mengembangkan sektor transportasi laut.

Sehubungan dengan hal tersebut maka banyak juga terdapat kecelakaan yang

terjadi yang mengakibatkan terkendalanya kegiatan pada sektor laut.

Permasalahan kondisi sektor ini disebabkan oleh lemahnya tiga sektor yang

kontribusinya paling besar terhadap tingkat keselamatan pelayaran yang terjadi

disuatu daerah.

Keselamatan pelayaran adalah segala hal yang ada dan dapat

dikembangkandalam kaitannya dengan tindakan pencegahan kecelakaan pada

1
2

saatmelaksanakan kerja di bidang pelayaran Dalam UU No. 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran, Pasal 1 butir 32 menyatakan bahwa keselamatan dan

keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan

keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan,

kepelabuhan, dan lingkungan maritim. Pasal 1 butir 33 menyatakan bahwa

kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan

keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal,

pengawakan, garis muat, permuatan, kesejahteraan awak kapal dan

kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan

pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk

berlayar di perairan tertentu. Keselamatan pelayaran telah diatur oleh

lembaga internasional yang mengurus atau menangani hal-hal yang terkait

dengan keselamatan jiwa, harta laut, serta kelestarian lingkungan.Lembaga

tersebut dinamakan International Maritime Organization (IMO) yang

bernaung dibawah PBB. Salah satu faktor penting dalam mewujudkan

keselamatan serta kelestarian lingkungan laut adalah keterampilan, keahlian

dari manusia yang terkait dengan pengoperasian dari alat transportasi

(kapal) di laut, karena bagaimanapun kokohnya konstruksi suatu kapal dan

betapapun canggihnya teknologi baik sarana bantu maupun peralatan yang

ditempatkan di atas kapal tersebut kalau dioperasikan manusia yang tidak

mempunyai keterampilan/keahlian sesuai dengan tugas dan fungsinya maka

semua akan sia-sia. Dalam kenyataannya 80% dari kecelakaan di laut adalah

akibat kesalahan manusia (human error).


3

Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal-kapal

dari suatu tempat ke tempat lain. Alat – alatnavigasi sangat penting

untukmembantu seorang pelaut dalammelayarkan kapal.Seiring

denganperkembangan jaman danperkembangan teknologi peralatannavigasi juga

mengalamiperkembangan teknologi dari yangperalatan yang dioperasikan

secarakonvensional menjadi dioperasikansecara elektronik bahkan ada

yangotomatis.Sistem navigasi di lautmencakup beberapa hal

diantaranyamenentukan posisi kapal,merencanakan, dan

memonitorpelayaran,mengemudikan kapal dansistem komunikasi. Alat – alat

navigasiyangdigunakan antara lain untukmengemudikan kapal ada kemudimanual

danotomatis, untukmenentukan posisi kapal secara manualatau

konvensionaldengan alat sextan,penjera celah kemudian nantinyadiplotkan di

petapelayaran sementaradengan kemajuan teknologi untukmengetahui posisikapal

ada alat yangnamanya Global Positioning System(GPS), untukmengetahui

baringan danhaluan kapal lain kapal dilengkapidengan RadioDetection and Range

(RADAR ). Untuk mengetahuikecepatan dan baringankapal lain adaAutomatic

Radar Plotting Aid ( ARPA) dan untukmerencanakan haluan danmemonitor posisi

kapal secara manualmenggunakan peta berikutperlengkapan yang diperlukan

sepertimistar jajar,devider, pensil, danpenghapus, sedangkan

denganperkembangan jaman danteknologiada alat navigasi yang

namanyaElectronic Chart Display System ( ECDIS ), dan ada

pelaralatankomunikasi kapal dalam keadaandarurat yaituGlobal Maritime

DistressSignal System ( GMDSS ).


4

Navigasi, definisi yang akan digunakan selanjutnya yaitu bahwa navigasi

adalah ilmu atau seni untuk melayarkan / membawa / mengarahkan kapal (laut)

dari suatu tempat ke tempat lain secara aman / selamat dan efisien (Supriyono,

2005).

Oleh karena itu penelitimengambil judul PENTINGNYA PEMAHAMAN


CREW KAPAL TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM NAVIGASI
GUNA MEMPERMUDAH PROSES PELAYARAN DI KM.MAJU 68

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah tersebut adalah :

1. Belum adanya penggunaanalat navigasi yang sesuai dengan SOP.

2. Masih banyak crew kapal yang belum mengetahui cara penggunaan alat

navigasi dengan benar.

3. Belum difungsikan secara maksimal penggunaan alat navigasi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi permasalahan-

permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah penelitian

yang dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara penggunaan alat navigasi yang baik dan benar dalam proses

pelayaran ?

2. Bagaimana pengaruh AlatNavigasi di Kapal guna mempermudah dan

memperlancar jalannya pelayaran?


5

C. Batasan Masalah

Kegiatan pelayaran atau navigasi di atas kapal dan pelabuhan tolak menuju ke

pelabuhan tiba memiliki makna yang luas dan saling berhubungan yang mencakup

berbagai segi kegiatan yang berbeda satu sama lainnya, namun harus diarahkan

pada satu tujuan pelaksanaan yang efektif dan optimal. Karena mengingat luasnya

pembahasan dalam masalah ini, penulis menyadari keterbatasan pengetahuan

yang di miliki dan di kuasai, maka didalam penjabarannya penulis tidak

membahas secara keseluruhan.

Adapun masalah yang dipilih penulis dalam memberi batasan pada alat

navigasi diatas kapal untuk dibahas lebih lanjut yaitu :

1. Macam-macam Alat Navigasi di Kapal.

2. Kegunaan masing-masing Alat Navigasi di Kapal.

3. Alat Navigasi di Kapal guna mempermudah dan memperlancar jalannya

pelayaran di KM. MAJU 68

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan

jawaban hasil dari penelitian atas permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu

untuk mengetahui dan menganalisis :

a. Macam-macam AlatNavigasi di Kapal.

b. Kegunaan masing-masing Alat Navigasi di Kapal.


6

c. AlatNavigasi di Kapal guna mempermudah dan memperlancar jalannya

pelayaran di KM. MAJU 68.

2. Kegunaan Penelitian

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan atau sumber informasi. Maka

manfaat penyusunan ini antara lain :

a. Bagi penulis

1) Menambah wawasan penulis dalam hal penyusunan suatu Laporan

Tugas Akhir.

2) Menambah pengetahuan tentang macam-macam alat navigasi di atas

dan kegunaannya.

3) Memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi

Diploma III Nautika.

b. Bagi Pembaca

1) Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca

akan pentingnya mengetahui macam-macam alat navigasi dan

kegunaannya.

2) Untuk menjadikan referensi dalam melaksanakan penelitian atau

penulisan lainnya.

c. Bagi Perusahaan Pelayaran

Sebagai masukan untuk lebih memperhatikan masalah ketersediaan

alat navigasi di atas kapal.

d. Bagi Crew Kapal


7

Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan serta

wawasan terhadap alat navigasi diatas kapal dalam keadaan apapun serta

kegunaannya.

e. Bagi Dosen dan Pembimbing

Sebagai acuan atau bukti untuk mengetahui bahwa taruna IVAN DWIKI

YUDIS telah selesai melakukan praktek laut (PRALA) di atas kapal.

E. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-

masing bab saling terkait serta untuk mempermudah dalam pembelajaran,

sehingga tersusun sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, identifikas masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan mengenai dasar-dasar teori yang terkait mengenai

masalah-masalah yang akan dibahas nantinya, data pendukung serta kerangka

pemikiran yang diambil dari beberapa dalil.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai waktu dan tempat penelitian, metode

pendekatan dan teknik pengumpulan data, subjek penelitian yang merupakan

informasi tentang subjek yang menjadi fokus penelitian, teknik analisis data yang

mengemukakan tentang teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.


8

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan deskripsi dan analisis data yang didapatkan oleh

penulis dan bagaimana alternatif pemecahan masalah yang penulis hadapi serta

evaluasi pemecahan masalah tersebut.

BAB V PENUTUP

Bagian ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dan

saran yang merupakan jawaban dari permasalahan dalam Laporan Tugas Akhir

ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian prosedur dan pengoprasian

Prosedur pengoperasian adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau

operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar

selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama, semisal prosedur

kesehatan dan keselamatan kerja, Prsedur Masuk Sekolah, Prosedur berangkat

sekolah, dan sebagainya.Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian

aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-

perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan

yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah

akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan

B. Pengertian Navigasi

Navigasi adalah suatu proses mengendalikan gerakan alat angkutan baik di

udara, di laut, atau sungai maupun di darat dari suatu tempat ke tempat yang lain

dengan lancar,aman dan efisien. Seiring dengan perkembangan zaman,

modernisasi peralatan navigasi sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal

di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis

dalam asas “Bussines to Bussines”.

Alat Navigasi kapal merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan

arah kapal, Pada zaman dahulu kala Untuk menentukan arah kapal berlayar tidak

jauh dari benua atau daratan alat komunikasi kapal digunakan untuk berhubungan

9
10

antara awak kapal yang beda pada satu kapal, atau dapat di gunakan untuk

komunikasi dengan kapal lain, dan atau berkomunikasi dengan darat. Zaman dulu

navigasi kapal atau arah tujuan kapal dilakukan dengan melihat posisi benda-

benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, susah menentukan arah

tujuan kapal untuk zaman sekarang lebih mudah dengan alat-alat navigasi kapal

modern.

Menurut Kuncowati, 2015. Sistem navigasi dilaut mencakup beberapa

kegiatan pokok, antara lain :

- Menentukan tempat kedudukan (posisi) dimana kapal berada dipermukaan

bumi.

- Menentukan rute-rute pelayaran/jalan yang harus ditempuh agar kapal

dengan aman, cepat, selamat dan efisien sampai ke tujuan.

- Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui

sehingga jauhnya atau jaraknya dapat ditentukan.

- Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.

Kenavigasian adalah kegiatan yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan

dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrografi,

alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage, dan

pekerjaan bawah air, untuk kepentingan keselamatan pelayaran (Djunarsjah,

2005).

Alat navigasi berkembang seiring dengan perkembangan akal pikiran manusia

dan dengan perkembangan teknologi, sehingga manusia dapat mempermudah

aktivitas mereka karena teknologi sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-


11

hari manusia dalam menentukan waktu dan memberikan efisiensi tenaga bagi

manusia.Alat navigasi sendiri terbagi atas beberapa macam dan mempunyai

fungsi yang berbeda.

Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah tersedia banyak fasilitas navigasi

yang modern (GPS/Global Positioning System) untuk penentuan lokasi dan

lainnya dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi, sehingga alangkah ironisnya

apabila masih ada yang tersesat dalam melakukan suatu perjalanan, penjelajahan,

dan pelayaran sebuah kapal.

Ilmu pengetahuan saat ini mengalami perkembangan yang pesat,

perkembangan tersebut mulai dari perkembangan pola pikir manusia hingga

manusia mampu menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk

memudahkan kerja manusia dan mampu menggantikan peran manusia.Hasil dari

pemikiran manusia ini memungkinkan manusia untuk menemukan terobosan baru

dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu ilmu pengetahuan yang diciptakan dari

hasil pemikiran manusia adalah penemuan mengenai alat navigasi.

Jenis navigasi ada beberapa macam antara lain :

1. Navigasi Darat

Prinsip kerja navigasi darat pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan

arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator

berada di medan sebenarnya yang diproyeksikan pada peta, kompas, serta GPS.

Navigasi darat ini biasanya digunakan oleh manusia sebagai penunjuk lokasi dan

sebagai pemandu menempuh perjalanan di jalur darat dan biasanya mereka


12

menggunakan alat transportasi kendaraan bermotor seperti mobil, kereta api, tank,

bus, dan kendaraan militer.

Transportasi darat yang menggunakan teknologi navigasi ini biasanya

merupakan kendaraan yang memiliki teknologi canggih karena dalam

kegunaannya navigasi GPS ini memerlukan beberapa spesifikasi khusus dalam

penerapan dan menjalankan GPS sesuai dengan tujuan pembangunannya,

teknologi satelit navigasi GPS telah menjadi satu teknologi yang relatif mudah

dan murah untuk mewujudkan posisi geografis dan waktu. Walaupun, tentuada

suatu keterbatasan antara biaya yang diinvestasikan dengan ketelitian dan

ketepatan yang akan diperoleh (Seeber 1993, p. 324-326).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil survei GPS terutama adalah

jenis peralatan dan metoda pengukuran serta metoda pengolahan data yang

digunakan.

2. Navigasi Sungai

Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat

dalam perjalanan penyusunan sungai.Perbedaan yang mendasar antara navigasi

sungai dan navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan

kedudukan.Pada navigasi darat, yang diabil sebagai acuan dasar adalah bentuk

permukaan fisik bumi yang digambarkan oleh garis kontur, sedangkan pada

navigasi sungai acuan dasarnya adalah bentuk dari tepi kiri dan kanan sungai,

yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar dipeta


13

3. Navigasi Laut

Navigasi laut adalah sejumlah teknik dan peralatan yang digunakan dalam

melakukan perjalanan atau aktivitas di laut, navigasi yang banyak dipakai dalam

perjalanan di laut adalah kompas, peta dan GPS.Laut merupakan tempat

transportasi yang sangat popular pada masaabad pertengahan, yakni antara abad

ke-15 sampai abad ke-16. Penggunaan alat navigasi laut diperuntukan bagi para

pelaut yang akan menuju suatu tempat dengan menggunakan laut sebagai jalan

transportasi mereka, penggunaan kompas disini berperan sebagai alat petunjuk

arah bagi para pelaut sedangkan peta digunakan sebagai penunjuk jalan dan

dipakai untuk mengetahui medan yang akan dilalui.

1. Navigasi Udara

Perkembangan teknologi navigasi tidak hanya pada alat navigasi darat, dan

laut saja tapi navigasi juga berkembang di transportasi udara. Dalam

penggunaannya alat transportasi udara memiliki sistem navigasi yang hampir

sama dengan navigasi pada alat transportasi lainnya, namun navigasi yang

terdapat pada transportasi udara ini lebih cenderung modern dan canggih

diantaranya menggunakan radar dan GPS yang mutakhir sekaligus pemandu yang

akurat dan terukur dan senantiasa dikembangkan, selain itu penggunaan alat

navigasi alat navigasi ini memanfaatkan gelombang radio sebagai alat

pendeteksinya.
14

B. Jenis Alat Navigasi

1.Radar

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan

navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi

untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal

(Kuncowati, 2015).

Salah satu alat bantu navigasi yang sangat berpotensial diatas kapal, baik

dalam penentuan posisi maupun pendeteksi resiko tubrukan. Pengertian radar

lainnya adalah sebagai sistem penentuan tempat dengan gelombang-gelombang

radio, yang dilakukan oleh pemancaran dan penerimaan di suatu tempat,

denganmenggunakan sifat refleksi/pemantulan atau sifat pemancaran ulangan dari

obyek atau target yang akan ditentukan tempatnya (Sonnenberg, 1987).

Radar dapat dibedakan antara lain :

a. Radar primer adalah radar dimana sasaran dipancarari satu berkas

gelombang radio, dipantulkan kembali, diterima kapal dan ditampakkan.

b. Radar sekunder adalah radar dengan sasaran mula-mula menerima pancaran

dari radar set kapal. Kemudian memancari sendiri satu berkas gelombang

radio, diterima kapal, kemudian dibuat tampak.

Radar merupakan salah satu teknologi navigasi yang cukup modern,

perkembangan radar berjalan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

yang telah dikembangkan oleh manusia.Kata radar merupakan singkatan dari

Deterction and Raging diciptakan pada tahun 1940.


15

a. Bagian-Bagian Radar

Bagian-bagian radar yaitu sebagai berikut :

1) Timer (Trigger)

Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan

tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama.

Untuk menyamakan waktu itu, maka diperlukan pengukuran waktu yang berguna

mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.

2) Modulator

Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang

dipancarkan dan untuk memperkuat dan mempertinggi tegangan pulsa yang akan

dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron.Dengan demikian

guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan)

lebih dahulu (stand by).

3) Pemacar (Transmitter)

Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut

tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang

(wafeguide) terus ke antenna, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam

bentuk elektron yang berputar.Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal

disatukan dalam satu kabin atau kotak.


16

4) Penghubung TR dan Antri TR

Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar

(transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke

bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama.

Untuk mengatur penyaluran energy pulsa ke antena dan dari antena penerima

tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung

(swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit

and Receive).

Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari

pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi,

dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya

energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima).Anti TR menyalurkan

energi gema-gema ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke

bagian pemancar.

5) Bagian Penerima (Receiver)

Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari

sasaran.Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian

penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI

unit.

6) Bagian PPI (Plan Position Indikator)

Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk

memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan


17

arah serta jarak sasaran dalam azimuth PPI dilengkapi dengan tabung sinar katoda

(cathode ray tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang

mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang

digunakan.

7) Bagian Antena

Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :

a) Motor yang memutar antena.

b) Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).

c) Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan

motor sikronnya pada puturan pembelok TSK.

d) Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas)

kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya

ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.

b. Kegunaan Radar

Sonnenberg, 1987.Radar memiliki beberapa kegunaan, diantaranya adalah :

1) Menentukan suatu obyek (detection) misalnya kapal-kapal, pelampung-

pelampung, kapal, dan lain-lain.

2) Menentukan arah dan jarak (ranging) dari pada target tersebut dengan

menggunakan gelombang-gelombang radio.

3) Mencegah pelanggaran (anti collision) terutama diwaktu kabut gelap atau

pada waktu penglihatan kurang baik.


18

Seperti yang sudah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang

radio dalam bentuk “microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar

dikirim ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic

switch). Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit

dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika

pemancar, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam

bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali

oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih

pancar/terima. Pulsa ini akan dikuatkan dan dideteksi dalam bentuk sinyal radio

yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indikator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan

terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan

membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan

berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena.

Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas

garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar atau bayang-bayang. Posisi

gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta

jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal

dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal

senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh

obyek atau sasaran.


19

2. GPS (Global Positioning System)

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.

Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi spektrumnya

cukup luas.

“Global Positioning System” (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

memanfaatkan satelit.Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang

mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24

susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan.

Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh

permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit.GPS dapat

memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi (Dirjen

Perikanan, 1999).

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentu posisi yang menggunakan

satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem yang terdiri dari

24 satelit ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca,

serta di desain untuk memberikan posisi dengan kecepatan tiga dimensi yang teliti

dan juga informasi mengenai waktu secara continue di seluruh dunia (Abidin,

1995:110). Saat ini GPS sudah banyak digunakan diseluruh dunia dalam berbagai

bidang aplikasi yang memerlukan informasi tentang posisi, kecepatan, atau

waktu.GPS adalah sistem navigasi dan penentu posisi ekstra-teristris yang

menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran, metode ini dinamakan

penentu posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan bersifat geosentrik
20

yang artinya pusat masa bumi dianggap sebagai pusat sistem koordinat, sehingga

sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia (Subagio, 2003:97).

Merupakan alat perkembangan navigasi dari kompas, dan radar. Alat ini

pertama ditemukan oleh Ivan Getting dan Brad Parkinson. GPS fungsinya hampir

sama dengan kompas maupun radar namun GPS telah lebih berkembang karena

GPS dapat menunjukkan posisi dimana si pengguna berada dengan bantuan satelit

luar angkasa. Satelit luar angkasa akan memberikan sinyal radio dengan

kecepatan tinggi dan sama dengan kecepatan sinar cahaya (186.000 mil atau

300.000 km per detik) (Sindiro, Aleksander, 2006:241) dan koordinat posisi

dimana GPS tersebut digunakan kemudian GPS akan menyimpan informasi

tersebut dan diubah menjadi sebuah peta elektronik yang akan disimpan didalam

memori alat penerima.

Hal ini akan membantu orang dalam menemukan titik koordinat suatu wilayah

atau tempat. Alat navigasi tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk

menunjukkan arah mata angin maupun sebagai alat untuk menentukan koordinat

suatu lokasi, sistem navigasi sudah digunakan oleh bangsa Mesir kuno sebagai

alat untuk pelayaran dan kemudian dikembangkan lagi oleh bangsa-bangsa lain.

Di indonesia sistem navigasi telah digunakan sebagai alat transportasi, baik

transportasi darat, udara, maupun air. Dalam perjalanan perkembangan navigasi

telah memberikan dampak positif dan negatif terhadap sistem transportasi di

Indonesia maupun Negara lain. Disamping memberikan kemudahan kepada

manusia, alat navigasi juga dapat memberi kesulitan kepada manusia karena
21

pengguna teknologi navigasi ini disamping membutuhkan biaya yang tidak sedikit

dan dalam pengerjaannya serta sangat rumit dalam proses pembuatannya.

Merupakan peralatan elektronik untuk mengetahui dan menemukan posisi

kapal berdasarkan derajat lintang dan bujurnya, sehingga dengn mudah kapal

dapat diketahui posisinya secara tepat apabila diplot pada peta. Alat ini bekerja

dengan bantuan satelit. GPS juga dapat melihat dan mengikuti jejak pelayaran

kapal secara tepat. GPS juga dapat dilengkapi dengan peralatan speed log,

pengukur kecepatan kapal berlayar.

a. Pengoperasian GPS

GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT-021, namun

secara umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relatif sama dan yang

membedakannya adalah tipe dan merk GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur

pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah sebagai berikut :

1) Menghidupkan Unit GPS

Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat

pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urutan

sebagai berikut :

a) Tekan ON/OFF untuk menghidupkan.

b) Atur kecerahan cahaya ditampilan layar.

c) Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON/OFF selama 3 detik.

2) Mengoperasikan Navigator

GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita

dipermukaan bumi disertai dengan waktu dan kalender. GPS mencari sinyal satelit
22

pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk pembaruan data tentang waktu dan

kalender. Pencarian sinyal-sinyal satelit ini dipergunakan untuk memperbaharui

data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata-rata 15

menit.

3) Memasukkan Posisi Perkiraan

Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian

dimasukkan sebagai posisi perkiraan.

a) Tekan kunci POS, koordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1

akan berkedip selama GPS tidak terkunci.

b) Tekan kunci LNI, karakter pertama dari Lat/lintang akan berkedip.

c) Tekan +/- untuk memilih Utara atau Selatan (N/S).

d) Masukkan data Lat/Lintang.

e) Dilihat bahwa karakter pertama dari Ion/bujur apakah sudah berkedip.

f) Tekan +/- untuk memilih Timur/Barat (E/W).

Pos 1 berhenti berkedip saat GPS terkunci.

4) Pemilihan Sistem Geodesi

a) Tekan +/- menuju keterampilan fungsi kedua.

b) Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.

c) Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.


23

Setiap sistem Geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi Lat/Ion

yang berbeda.

5) Pengenalan Tentang Ketinggian Antena

a) Tekan POS<POS 1 muncul dilayar tampilannya.

b) Tekan ? untuk menampilkan POS 2.

c) Tekan ENT untuk memasukkan data ketinggian antena dalam sistem.

Yang dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap rata-rata

permukaan laut.

6) Mendapatkan Posisi

a) Tekan POS.

b) POS 1 muncul dilayar tampilan.

c) Posisi ini selalu diperbaharui atau dikoreksi setiap 1 detik.

d) XY atau XYZ menunjukkan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.

e) Indikator “POS 1” akan tetap saat GPS dikunci.

7) Menentukan Kecepatan dan Arah

a) Tekan NAV.

b) Nav 1 akan muncul dilayar tampilan.

c) Baris pertama menunjukkan kecepatan dalam knots.


24

d) Baris kedua menunjukkan arah dalam derajat.

8) Memasukkan Titik Posisi

a) Tekan WPT.

b) WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.

c) Masukkan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris

kedua,dibawah huruf “WPT”.

d) Tekan ENT.

Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan bekedip (menandakan siap

untuk memasukkan data).

a) Tekan +/- untuk pilihan N (utara) atau S (selatan).

b) Masukkan koordinat lintang.

c) Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur akan berkedip.

d) Tekan +/- untuk pilihan E (timur) dan W (barat).

e) Masukkan koordinat bujur.

f) Tekan ENT.

9) Pemberian Nama Setiap Titik Posisi

a) Tekan WPT.

b) WPT 1 akan muncul tampilan.


25

c) Tekan

d) Pilih nomor titik posisi.

e) Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.

f) Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan

+/- untuk memilih huruf yang diinginkan.

g) Tulis sesuai yang dikehendaki.

10) Menghapus Titik Posisi dan Namanya

a) Tekan WPT.

b) WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.

c) Masukkan nomor titik posisi .

d) Tekan ENT.

e) Tekan Nav.

f) Tekan ENT.

11) Memasukan Koordinat Saat Ini Kedalaman Titik Posisi Secara Otomatis

a) Tekan WPT.

b) WPT 1 akan muncul dilayar tampilan

c) Masukkan nomor titik posisi.

d) Tekan ENT POS ENT.


26

e) Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi sesuai

nomor yang kita isikan.

3. RDF (Radio Direction Finder)

RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang

dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang

dipancarkan oleh stasiun pemancar.

Antena RDF akan menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan

oleh stasiun pemancar. Oleh karena itu suatu penghantar yang baik maka

gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan

membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran

gelombang elektromagnetik dari pemancar. Bila bidang bingkai antena searah

dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan yang dibangkitkan

dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 90 derajat

tidak searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang

terjangkit dalam antena dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima

oleh antena diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada

suara yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah

datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.

Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan

sedangkan yang lain ke sisi kiri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing

bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan

berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila

pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
27

menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnet. Tiap medan magnet

akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah

tempat dimana pemancar berada.

a. Pengoperasian RDF

Sebelum mengoperasikan atau menggunakan RDF harus hafal nama-nama

tombol serta kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam

mengoperasikannya.

1) Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage

yang masuk.

2) Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.

3) Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio

beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada

band 2.

4) Letakkan wave from switch menurut mode isyarat yang dikehendaki.

5) Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring menggunakan

tombol tuning.

6) Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai

mendapatkan volume suara yang baik.

7) Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau pendek

makan tombol radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang dikehendaki.


28

4. Echosounder

Echo sounder adalah salah satu peralatan elektronik yang terdapat di kapal

guna untuk mengukur kedalaman air laut (Suariyoto, 2002).

Prinsip kerja echosounder adalah pengukuran kedalaman laut berdasarkan

pulsa getaran suara. Getaran pulsa-pulsa tersebut dipancarkan dari transducer

kapal secara vertikal ke dasar laut, selanjutnya permukaan dasar laut, selanjutnya

permukaan dasar laut akan memantulkan kembali pulsa-pulsa itu kemudian

diterima oleh transducer kapal (Suariyoto, 2002).

a. Bagian-Bagian Echosounder

Bagian-bagian dari Echosounder antara lain adalah :

1) Time Base

Berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa

yang akan dipancarkan oleh transmitter melalu transducer.

2) Transmitter

Berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.

3) Transducer

Berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara

akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik

ketika echo diterima dari suatu target.

4) Receiver

Berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai

pencatat hasil echo.


29

5) Recorder

Berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan

sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancar puls

suara dan penerima echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter

untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan

sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).

5. AIS (Automatic Identification System)

Automatic Identification System (AIS) adalah sistem pelacakan kapal jarak

pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan

melacak kapal dengan menggunakan pengiriman data elektronik dengan kapal

lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi seperti identifikasi posisi, tujuan

dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic

Charts Display and Information System). AIS ditujukan untuk membantu awak

kapal dalam bernavigasi dan memungkinkan pihak berwenang maritim untuk

melacak dan memantau gerakan kapal, sistem AIS terintegrasi dengan Radio VHF

transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System (GPS), dan

dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain.

Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi,

kecepatan, dan status navigasi pada interval waktu tertentu melalui transmitter

VHF yang terpasang pada transponder. Informasi tersebut diambil langsung dari

sensor navigasi kapal, khususnya dari penerima GNSS dan gyrocompasnya.

Informasi lainnya, seperti nama kapal dan kode pemanggil VHF diprogram ketika

memasang peralatan juga ditransmisikan secara berkala. Sinyal tersebut diterima


30

oleh AIS yang dipasang pada kapal atau di darat bergantung pada sistemnya,

seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat ditampilkan pada sebuah

layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan tampilan sesuai

yang terdapat pada layar radar.

Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS :

a. Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS

Chapter V (dan kapal lain dibeberapa negara).

b. Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relatif murah untuk

penggunaan pasar non-SOLAS.

B. Kerangka Pemikiran

Dengan berkembangnya teknologi dalam dunia kemaritiman sistem pekerja

serta peralatan navigasi yang semakin canggih. Fenomena yang terjadi di

Indonesia ini adalah semakin banyaknya alat navigasi juga peralatan keselamatan

dan semakin banyak juga kapal yang telah meninggalkan alat navigasi yang

menggunakan tenaga manusia, sehingga beberapa dari semua kapal di Indonesia

telah menggunakan sistem canggih.

Perusahaan juga tidak ketinggalan memberikan beberapa persyaratan kepada

para calon perwira kapal karena yang diutamakan adalah perwira yang

berpengalaman. Namun disamping itu ada juga perusahaan yang tidak melengkapi

kapalnya dengan peralatan navigasi yang memadai yang telah ditentukan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data-data serta informasi yang berhubungan

dengan permasalahan yang dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah

menjalani praktek laut selama satu tahun sebagai pelaksanaan semester V dan VI

yang merupakan persyaratan program Diploma Tiga dari Akademi Maritim

Cirebon. Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama melaksanakan praktek laut,

yaitu mulai januari 2018 hingga januari 2019.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan diatas kapal KM. Maju 68 yang berjenis Cargo vessel

dengan call sign JZLQ. Kapal ini dimiliki oleh perusahaan PT. PRANATA

LINES dengan pelabuhan terdaftar di Surabaya. Kapal ini memiliki klasifikasi

dari Lloyd Register. KM. MAJU 69 ini memiliki panjang kapal 82,80 meter dan

lebar 12,00 meter. Memiliki bobot mati sebesar 4.960 ton dan kapal ini

dilaunching pada tahun 2006. KM. MAJU 68 memiliki daerah pelayaran di

perairan Indonesia yang memiliki route pelayaranyang tidak tetap seperti Jakarta-

Bali, Bali-jakarta, Tuban-rote,Tuban-kumai, bumiharjo-Lampung, Tuban-Wini,

Wini-Manokwaridan memiliki jumlah crew sebanyak 20 orang termasuk dengan

Captain kapal.

30
31

B. Metode Pendekatan dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pendekatan

Agar pemecahan masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini dapat dilakukan

dengan baik dan sistematis penulis menggunakan metode pendekatan masalah

yang dianggap sesuai dengan masalah yang dibahas di dalam Laporan Tugas

Akhir ini. Metode pendekatan yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu studi kasus. Dimana metode pendekatan studi kasus adalah

suatu metode pendekatan dengan mempelajari masalah-masalah yang sedang

dihadapi. Artinya, masalah-masalah yang ada dipelajari terlebih dahulu dengan

mengacu kepada pengamatan informasi dan dokumen-dokumen yang dapat

membantu dalam pemecahan masalah yang sedang dialami penulis. Selama

penulis melaksanakan prakter laut di KM. MAJU 68. tentang Penulis melakukan

pendekatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan informasi masalah yang

berkaitan dengan Alat Navigasi di Kapal.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini didasarkan pada fakta dan informasi yang diperoleh penulis

selama melaksanakan praktek laut di atas kapal ditambah sumber-sumber dari

buku-buku yang penulis baca mengenai permasalahan yang penulis bahas dalam

Laporan Tugas Akhir ini yang dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan Laporan

Tugas Akhir. Pengunpulan data juga dilakukn melalui bertanya kepada Mualim
32

yang bekerja di atas kapal penulis melaksanakan praktek laut. Teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Data dan informasi yang dikumpulkan melalui metode ini yaitu dengan

melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap objek penelitian.

Informasi diambil pada saat pengamatan kegiatan dinas jaga selama pelayaran

terlebih saat pelayaran di daerah ramai dan selama pembuatan rancangan

pelayaran. Penulis yang pada saat itu diberi tugas sebagai juru mudi, menemukan

bahwa alat bantu navigasi guna mempermudah dan mempelancar jalannya

pelayaran sangat penting.

b. Wawancara

Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan di penjawab atau narasumber. Adapun

sasaran utama dalam teknik wawancara ini adalah.

1) Untuk memperoleh suatu fakta

Adalah dengan cara menanyakan langsung kepada orang yang mengetahui

tentang fakta tersebut.

2) Untuk memperkuat fakta

Adalah berupa pertanyaan mengenai hal-hal yang menyangkut fakta atau

tentang pendapat narasumber mengenai suatu masalah yang kita tanyakan

kepada narasumber ataupun seseorang yang bertanggung jawab sehingga

kita dapat menjadikan suatu bahan penelitian yang mempunyai bukti kuat

dan dipercaya.
33

3) Untuk mengetahui

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui alasan seseorang

mengenai anggapannya, perasaannya, perilakunya dan kebijakannya

mengenai fakta atau bukti-bukti yang kuta pertanyakan kepada orang yang

bertanggumg jawab atau bersangkutan kepada hal tersebut.

Selain melakukan observasi terhadap objek penelitian dilapangan secara

langsung penulis juga melakukan wawancara juga dilakukan studi pustaka.

Dimana dari hasil studi pustaka penulis berhasil mendapatkan beberapa informasi

menyangkut masalah yang diangkat. Adapun buku-buku yang menjadi sumber

informasi tersebut berasal dari kapal tempat dimana penulis melaksanakan praktek

laut.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini populasi dan sampel berdasarkan kasus pada penelitian,

maka tidak menggunakan populasi maupun sampel dalam penulisan Laporan

Tugas Akhir ini.

C. Teknik Analisa

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode

deskriptif kualitatif untuk menganalisi masalah yang sedang diangkat. Yaitu

Prosedur Pengoperasian Alat Navigasi di Kapal Guna Mempermudan Dan

Mempelancar Jalannya Pelayaran. Seperti pemahaman pengertian dan fungsi alat

navigasi, kegunaan masing-masing alat bantu navigasi dan pengaruhnya terhadap

kemudahan dan kelancaran jalannya pelayaran di KM. MAJU 68.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Kapal KM. MAJU 68 merupakan kapal jenis CARGO vessel dengan call sign

JZLQ. Kapal ini dimiliki oleh perusahaan PT. PRANATA Line dengan pelabuhan

terdaftar di Jakarta. Kapal ini memiliki klasifikasi dari Lloyd Register. KM.

MAJU 68 ini memiliki panjang kapal 82,80 meter dan lebar 12,20 meter.

Memiliki bobot mati sebesar 4.960 ton dan kapal ini dilaunching pada tahun 2006.

KM. MAJU 68 memiliki daerah route pelayaran yang tidak tetap seperti Jakarta-

Bali, Bali-jakarta, Tuban - rote,Tuban - kumai, tarjun - bima, kempo - cireon

memiliki jumlah crew sebanyak 20 orang termasuk dengan Captain kapal.. Sesuai

dengan judul yang di angkat yakni PENTINGNYA PEMAHAMAN CREW KAPAL

TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM NAVIGASI GUNA MEMPERMUDAH

PROSES PELAYARAN DI KM.MAJU 68.

sebagai deskripsi data ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan

bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama penulis melaksanakan

penelitian.

Berikut akan diuraikan mengenai data-data kapal tempat penulis mengadakan

penelitian.

Deskripsi data yang diambil adalah berdasarkan temuan penelitian yang

didapatkan pada saat taruna baru saja naik kapal untuk melaksanakan praktek laut

(PRALA) hingga sudah hampir sebulan tidak mendapatkan familiarisasi mengenai

alat-alat atau peralatan bantu navigasi yang semestinya berada diatas kapal.

45
46

Peralatan-peralatan navigasi pada kapal adalah sebuah peralatan yang wajib

dimiliki oleh setiap kapal dan harus sesuai dengan peraturan internasional tentang

peralatan navigasi dan keselamatan pelayaran yang telah ditentukan oleh IMO

(International Maritime Organization) tentang keselamatan pelayaran pada kapal-

kapal dan peralatan navigasinya adalah tertuang dalam SOLAS’74 (Safety Of Life

At Sea’74) salah satu isinya tersebut adalah mengenai peraturan tentang

strandarisasi tentang peralatan keselamatan dan peralatan navigasi yang harus ada

dianjungan setiap kapal.

Selain standarisasi peralatan keselamatan dan peralatan yang harus ada diatas

kapal, tentunya sumber daya manusia (SDM) sebagai operatornya juga harus

benar-benar terampil dalam pengoperasiannya.Apabila salah satunya tidak

berkesinambungan, penanganan keadaan darurat yang terjadi diatas kapal tidak

dilakukan dengan maksimal. Oleh karena itu, penulis akan berusaha melakukan

pemaparan mengenai kapal yang tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi yang

tidak memadai.

Adapun dampak atau akibat yang terdapat pada kapal yang tidak

dilengkapi dengan alat bantu navigasi dengan lengkap sesuai dengan standar IMO

adalah :

1. Keselamatan kapal, awak kapal, muatan, harta benda tidak dapat terjamin

semaksimal mungkin.

2. Keterbatasan sarana CADET untuk belajar menguasai dan mempelajari

cara penggunaan, pengoperasian dan perawatan masing-masing dari

peralatan navigasi tersebut.


47

3. Mempersulit dan membuat proses bekerja awak kapal tidak seefektif

mungkin karena keterbatasan alat navigasi.

B. Analisis Data

Data yang diperoleh atas hasil pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian adalah data dari penelitian pustaka dan penelitian lapangan kemudian

dianalisis dengan cara deskriptif yaitu data dari hasil wawancara oleh instansi atau

pihak terkait baik yang berupa tulisan maupun lisan.

Dari hasil yang penulis analisis ternyata bahwa familiarisasinya pengertian

alat bantu navigasi, fungsi alat bantu navigasi, penggunaan alat bantu navigasi

yang membuat para awak kapal mengetahui bagaimana prosedur pengoperasian

alat navigasi di kapal guna mempermudah dan memperlancar jalannya pelayaran

khususnya di MAJU 68.

Alatnavigasi kapal merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan

arah kapal.Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah tersedia banyak fasilitas

navigasi modern seperti GPS untuk penentuan lokasi dan lainnya dengan tingkat

akurasi yang cukup tinggi, sehingga alangkah ironisnya apabila masih ada yang

belum memfamilirasasikan tentang alatnavigasi kapal kepada awak kapalnya.

Karena dengan familiarisasi alat bantu navigasi kepada selaruh awak kapal

akan menjadikan alat navigasi berguna untuk memudahkan dan melancarkan

jalannya pelayaran khususnya di KM. MAJU 68 tempat penulis melaksanakan

praktek laut (PRALA). Dengan mengetahui pengertian serta fungsi alatnavigasi di

kapal maka secara tidak langsung awak kapal akan mengetahui bagaimana

kegunaan dan pengaruh alat bantu navigasi kapal guna mempermudah dan
48

memperlancar jalannya pelayaran. Sejauh penulis melakukan praktek laut dikapal

tempat penulis praktek laut sistem alat navigasi sudah dirasa cukup dipahami oleh

seluruh awak kapal.

C. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Familiarisasi Terhadap Awak Kapal

Familiarisasi maupun pelatihan diatas kapal mengenai peralatan navigasi

merupakan hal yang penting bagi seluruh awak kapal demi menunjang

kemampuan para awak kapal dalam pengetahuan serta pengoperasian alatnavigasi

yang ada di atas kapal.Familiarisasi itu sendiri biasanya dilakukan dan didapat

oleh para awak kapal pada saat pertama kali jenis diatas kapal.

Awak kapal yang baru saja baik dan join diatas kapal, setelah melaporkan

kepada nakhoda dan mengurus dokumen-dokumen yang terkait. Selanjutnya,

berganti pakaian kerja atau yang biasa disebut wearpack lalu menghadap ke

mualim tiga. Disini awak kapal yang baru saja naik diatas kapal tersebut akan

diajak berkeliling keseluruh kapal sebagai perkenalan serta diberikan sedikit

penjelasan mengenai alat-alat keselamatan dan alat navigasi yang ada di kapal

KM. MAJU 68.

Berbeda dengan familiarisasi pada saat pertama kali diatas kapal, familiarisasi

yang diberikan setiap sebulan sekali, dimana mualim satu dan nakhoda sebagai

koordinator yang bertanggung jawab atas kegiatan familiarisasi bulanan

tersebut.Disini nakhoda dibantu oleh mualim tiga akan memberikan pengarahan

kepada seluruh awak kapal yang sedang tidak bertugas jaga mengenai tata cara

pencegahan keadaan darurat.


49

Selain familiarisasi terhadap perwira dari ABK dalam kegiatan tersebut juga

dilakukan safety meeting.Kegiatan safety meeting bertujuan untuk membahas

hasil-hasil yang telah dicapai dalam sebulan kerja oleh seluruh awak kapal dan

juga membahas tentang pokok-pokok keselamatan diatas kapal.Dapat dijadikan

pula sebagai suatu sarana melakukan kegiatan familiarisasi terhadap awak

kapal.Didalam pelaksanaanya nanti awak kapal dijelaskan kembali tentang

prosedur pengoperasian dan fungsi dari pada pemasangan peralatan navigasi yang

benar sesuai dengan prosedur yang ada diatas kapal maupun berdasarkan

kecakapan pelaut yang baik.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan setelah seluruh topik tentang keselamatan

diatas kapal yang mana merupakan inti pokok dari dilaksanakannya safety

meeting diatas kapal dibahas. Sehingga awak kapal dapat berkonsentrasi penuh

pada materi-materi yang diberikan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini dapat

dicapai dengan maksimal yaitu awak kapal sadar akan pentingnya alat

keselamatan dan alat navigasi diatas kapal, sehingga keselamatan muatan, kapal

dan awak kapal dapat terjamin.

Agar keselamatannya dapat berjalan dengan efisien maka ada baiknya jika

perwira kapal yang merupakan penanggung jawab ABK dan lainnya menjelaskan

secara langsung.Hal tersebut tentunya juga di arahkan oleh nakhoda selalu

pemimpin tertinggi diatas kapal dan penanggung jawab segala macam kegiatan

yang dilakukan diatas kapal.

Adapun kegiatan-kegiatan familiarisasi yang biasa dilakukan pada saat safety

meetingadalah :
50

a. Penjelasan pengertian dan fungsi masing-masing alat navigasi serta cara

pengoperasiannya.

b. Pengenalan peralatan navigasi diatas kapal.

c. Penjelasan prosedur pemasangan masing-masing peralatan navigasi

tersebut.

d. Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing saat terjadi keadaan

darurat.

e. Penjelasan bagaimana cara perawatan masing-masing peralatan navigasi

tersebut.

2. Familiarisasi Terhadap Alat-Alat Navigasi

Familiarisasi terhadap peralatan navigasi diatas kapal oleh crew yang baru join

atau baru naik di kapal KM. MAJU 68 biasa dilakukan pada saat selesai jam kerja

dan naik keatas anjungan untuk familiarisasi terhadap peralatan navigasi yang ada

diatas kapal.

Familiarisasi tersebut dilakukan oleh crew yang baru join di atas kapal

tersebut dengan meminta bantuan crew atau awak kapal yang sudah lama atau

mengajari awak kapal yang baru join tentang tata cara pengoperasian alat navigasi

yang ada diatas kapal. Namun, di kapal KM. MAJU 68 peralatan navigasi yang

ada diatas kapal cukup lengkap dari ketentuan yang berlaku yang terdapat pada

peraturan IMO. Selain berdampak kurang baik terhadap awak kapal, muatan, dan

kapal itu sendiri juga berdampak pada cadet yang sedang melaksanakan proses

prakter laut dikapal karena keterbatasan sarana dan prasarana belajar cadet
51

tersebut untuk belajar dan menguasai peralatan navigasi yang semestinya harus

ada diatas kapal.

D.Evaluasi Terhadap Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan peninjauan terhadap alternatif pemecahan masalah yang

telah dikemukakan diatas, yang dalam hal ini bertujuan untuk mencari pemecahan

masalah yang baik serta efektif dan ekonomis sehingga dapat menguntungkan

semua pihak yang terkait dalam menghadapi masalah tersebut, maka dapat

dikemukakan setiap aspek yang berkaitan dengan pengambilan alternatif

pemecahan masalah yang terjadi atau dari sisi negatif alternatif pemecahan

masalah tersebut, maupun keuntungan atau sisi positif yang dapat diperoleh jika

hal tersebut diambil dibandingkan dengan mengambil alternatif lain juga telah

dikemukakan sebelumnya, nantinya hal tersebut akan benar-benar diterapkan atau

dipraktekkan sebagai jalan yang ditempuh atau diambil perusahaan untuk

mencoba memecahkan permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya pemahaman

tentang pengertian, fungsi, penggunaan dan pengaruh alat navigasi terhadap

kemudahan dan keselamatan pelayaran.

Evaluasi yang dapat disimpulkan dari alternatif masalah yang terjadi yaitu

kurangnya pemahaman tentang pengertian, fungsi, penggunaan dan pengaruh alat

navigasi terhadap kemudahan dan keselamatan pelayaran.

1. Familiarisasi Terhadap Awak Kapal

Familiarisasi maupun pelatihan diatas kapal mengenai peralatan navigasi

merupakan hal yang penting bagi seluruh awak kapal demi menunjang

kemampuan para awak kapal dalam pengetahuan serta pengoperasian alat bantu
52

navigasi yang ada di atas kapal. Familiarisasi itu sendiri biasanya dilakukan dan

didapat oleh para awak kapal pada saat pertama kali jenis diatas kapal.

Awak kapal yang baru saja baik dan join diatas kapal, setelah melaporkan

kepada nakhoda dan mengurus dokumen-dokumen yang terkait. Selanjutnya,

berganti pakaian kerja atau yang biasa disebut wearpack lalu menghadap ke

mualim tiga. Disini awak kapal yang baru saja naik diatas kapal tersebut akan

diajak berkeliling keseluruh kapal sebagai perkenalan serta diberikan sedikit

penjelasan mengenai alat-alat keselamatan dan alat navigasi yang ada di kapal

KM. MAJU 68

Selain familiarisasi terhadap perwira dari ABK dalam kegiatan tersebut juga

dilakukan safety meeting.Kegiatan safety meeting bertujuan untuk membahas

hasil-hasil yang telah dicapai dalam sebulan kerja oleh seluruh awak kapal dan

juga membahas tentang pokok-pokok keselamatan diatas kapal.Dapat dijadikan

pula sebagai suatu sarana melakukan kegiatan familiarisasi terhadap awak

kapal.Didalam pelaksanaanya nanti awak kapal dijelaskan kembali tentang

prosedur pengoperasian dan fungsi dari pada pemasangan peralatan navigasi yang

benar sesyau dengan prosedur yang ada diatas kapal maupun berdasarkan

kecakapan pelaut yang baik.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan setelah seluruh topik tentang keselamatan

diatas kapal yang mana merupakan inti pokok dari dilaksanakannya safety

meeting diatas kapal dibahas. Sehingga awak kapal dapat berkonsentrasi penuh

pada materi-materi yang diberikan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini dapat

dicapai dengan maksimal yaitu awak kapal sadar akan pentingnya alat
53

keselamatan dan alat navigasi diatas kapal, sehingga keselamatan muatan, kapal

dan awak kapal dapat terjamin.

Agar keselamatannya dapat berjalan dengan efisien maka ada baiknya jika

perwira kapal yang merupakan penanggung jawab ABK dan lainnya menjelaskan

secara langsung.Hal tersebut tentunya juga di arahkan oleh nakhoda selalu

pemimpin tertinggi diatas kapal dan penanggung jawab segala macam kegiatan

yang dilakukan diatas kapal.

2. Familiarisasi Terhadap Alat-Alat Navigasi

Familiarisasi terhadap peralatan navigasi diatas kapal oleh crew yang baru join

atau baru naik di kapal KM. MAJU 68 biasa dilakukan pada saat selesai jam kerja

dan naik keatas anjungan untuk familiarisasi terhadap perlatan navigasi yang ada

diatas kapal.

Familiarisasi tersebut dilakukan oleh crew yang baru join di atas kapal

tersebut dengan meminta bantuan crew atau awak kapal yang sudah lama atau

mengajari awak kapal yang baru join tentang tata cara pengoperasian alat navigasi

yang ada diatas kapal. Namun, di kapal KM. MAJU 68 peralatan navigasi yang

ada diatas kapal cukup lengkap dari ketentuan yang berlaku yang terdapat pada

peraturan IMO. Selain berdampak kurang baik terhadap awak kapal, muatan, dan

kapal itu sendiri juga berdampak pada cadet yang sedang melaksanakan proses

prakter laut dikapal karena keterbatasan sarana dan prasarana belajar cadet

tersebut untuk belajar dan menguasai peralatan navigasi yang semestinya harus

ada diatas kapal.

D. Pemecahan Masalah
54

Dari beberapa penjelasan masalah yang telah dipaparkan maka ada beberapa

pemecahan masalah yang dihadapi oleh taruna terhadap keterbatasan sarana

belajar yang akan dipilih adalah sebagai berikut :

1. Harus dilakukan familiarisasi tentang alat navigasi dikapal secara rutin

kepada seluruh awak kapal agar mengetahui pengertian, fungsi, kegunaan

serta pengaruh alat navigasi dikapal guna mempermudah dan memperlancar

jalannya pelayaran.

2. Memilih kapal dan perusahaan yang bonafit ntuk tempat praktek laut

(PRALA). Karena kapal yang bagus dan memiliki alat navigasi yang

lengkap dapat membantu cadet untuk belajar menguasai dan belajar

mengoperasikan alat navigasi.

1. RADAR

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah

peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya

radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di

sekeliling kapal.

2. GPS ( Global Positioning System ) GPS adalah sistem radio navigasi

dan penentuan posisi menggunakan satelit. Dalam hal penentuan posisi,

GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


55

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis

dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya

navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran, dan untuk

menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk

menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya

navigasi.Menguraikan dan menganalisis berbagai permasalahan yang timbul,

maka penulis mengambil poin - poin sebagaiberikut :

1. Keterbatasan penggunaan peralatan navigasi dapat menjadikan terbatasnya

sarana dan prasarana belajar cadet disaat praktek laut (PRALA).

2. Kurangnya standarisasi tentang peralatan keselamatan dan perlengkapan

navigasi guna menunjang keselamatan dan kegiatan operasional pelayaran

kapal

3. Kurangnya familiarisasi terhadap awak kapal mengenai alat navigasi

sehingga belum menguasai cara pengoperasiannya.

B. Saran
56

Sebagai masukan dalam penulisan ini, maka akan diberikan saran-saran untuk

berbagai pihak yangterlibat langsung maupun tidak langsung. Adapun saran-saran

yang dimaksud adalah :

1. Kepada pihak kapal agar dapat meningkatkan penggunaan alat navigasi

demi tercapainya kegiatan pembelajaran cadet pada saat praktek laut.

2. Kepada pihak kapal agar dapat memenuhi peralatan dan keselamatan

perlengkapan navigasi guna menunjang keselamatan dan kegiatan

operasional pelayaran kapal

3. Kepada seluruh awak kapal perlu dilakukannya familiarisasi terhadap alat

navigasi agar lebih menguasai dan memahami cara pengoperasian alat

navigasi dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Tugas Akhir, AMC CIREBON: 2015.

DPC INSA. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008

Tentang Pelayaran. Surabaya

International Maritime Organization: Standard Training for Certification and

Watchkeeping.

Soebekti,HR: Intisari Ilmu Pelayaran Ilmu Pelayaran Datar, Jakarta, Pustaka,

1995.

Tetley & D Calcut: Electronic Navigation System 3rd Edition, 2005.

Watchkeeping, London, 1996.

Wijatmaka: Teknik Navigasi Perbintangan, 1998.

William, B: Hubungan Navigasi, 2007.


LAMPIRAN

1. MV.MAJU 68

2. ECDIS (Electronic Chart

Display System)

3. AIS (Automatic Identification System)


4. GPS (Global Possitioning System}

5. RADAR (Radio Detection and Range)

Anda mungkin juga menyukai