A) RS Menerapkan Pengkajian Pasien Menjelang Akhir Kehidupan Dan Dapat Dilakukan Pengkajian Ulang
A) RS Menerapkan Pengkajian Pasien Menjelang Akhir Kehidupan Dan Dapat Dilakukan Pengkajian Ulang
2022
BAB I
DEFINISI
1. Kondisi akhir hayat adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau
penyakit dimana teijadi kerusakan organ multipel yang dengan pengetahuan dan
teknologi kesehatan terkini tak mungkin lagi dapat dilakukan perbaikan sehingga
akan menyebabkan kematian dalam rentang waktu yang singkat. Pengaplikasian
terapi untuk memperpanjang atau mempertahankan hidup hanya akan berefek dan
memperlama proses penderitaan atau sekarat pasien.
2. Pasien akhir hayat adalah pasien dengan kondisi terminal yang semakin lama
semakin memburuk.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
4. Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang
mengalami penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju
pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Sakaratul maut
merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal.
5. Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktifitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel.
6. Mati biologis adalah proses mati/ rusaknya semua jaringan, dimulai dengan
neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti
oleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa jam
atau hari
7. Mati batang otak adalah keadaan dimana teijadi kerusakan seluruh isi saraf/ neural
intrakranial yang tidak dapat pulih termasuk batang otak dan serebelum.
8. Kematian merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi dan tekanan darah serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktifitas otak atau terhentinya fungsi jantung paru secara menetap.
BAB II
RUANG LINGKUP
2. Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif bertujuan mencapai quality of life dan quantity of
death. Perawatan paliatif menyangkut psikologis, spiritualis, fisik, keadaan
sosial. Terkait hal ini, memberikan pemahaman bagi keluarga dan pasien
sangat penting agar keluarga mengerti betul bahwa pasien tidak akan sembuh,
sehingga mereka akan memberikan perhatian dan kasih sayang diakhir hayat
pasien tersebut.
Salah satu aspek dalam pengobatan paliatif yang memerlukan
perhatian lebih adalah kontrol rasa sakit. Semua dokter dan perawat tidak
boleh membiarkan pasien sekarat namun tetap memberikan perawatan dengan
belas kasih sekalipun pasien sudah tidak mungkin disembuhkan.
3. Aspek Medis
Kebanyakan kalangan dalam dunia kedokteran dan hukum sekarang
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat berupa hal-hal seperti berikut :
a. Ansietas ansietas atau kecemasan ini dapat muncul dari ketakutan
3. Intervensi keperawatan
a. Diagnosa I : Ansietas / kecemasan
1) Bantu pasien untuk mengurangi ansietasnya, seperti :
• Berikan kepastian dan kenyamanan
• Tunjukkan sikap empati, jangan menghindari pertanyaan yang
diungkapkan oleh pasien.
• Dorong pasien untuk mengungkapkan setiap ketakutan atau
permasalahan yang berhubungan dengan pengobatannya
• Identifikasi dan dukung mekanisme koping efektif. Pasien yang
cemas mempunyai penyempitan lapang persepsi dengan penurunan
kemampuan untuk belajar karena ansietas cenderung untuk
memperburuk masalah, menjebak pasien pada lingkaran
peningkatan ansietas tegang, emosional dan nyeri fisik.
2) Kaji tingkat ansietas pasien. Rencanakan penyuluhan bila tingkatnya
rendah atau sedang. Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang
tidak akurat dan dapat di hilangkan dengan memberikan informasi
akurat. Untuk pasien dengan ansietas berat atau parah tidak bisa
menyerap informasi yang diberikan.
3) Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan
mereka.
b. Diagnosa II : Berduka
Pada pasien yang berada dalam kondisi berduka, petugas melakukan hal
sebagai berikut :
1) Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan
perasaannya. Diskusikan kehilangan secara terbuka, dan gali makna
pribadi dari kehilangan. Jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang
umum dan sehat. Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang
dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti dapat menimbulkan
perasaan ketidak berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan
respon berduka lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu
pasien dan keluarga menerima dan mengatasi situasi dan respon
mereka terhadap situasi tersebut.
2) Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti
dapat memberikan keberhasilan pada masa lalu. Strategi koping
positif membantu penerimaan dan pemecahan masalah.
3) Berikan dorongan pada pasien untuk mengekspresikan atribut diri
yang positif. Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan
penerimaan diri dan penerimaan kematian yang teijadi.
4) Bantu pasien mengatakan dan menerima kematian yang akan teijadi,
jawab semua pertanyaan dengan jujur. Proses berduka, proses
berkabung adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian yang akan
teijadi di terima.
5) Berikan perawatan dengan penuh perhatian, seperti :
- Membantu berdandan
- Mendukung fungsi kemandirian
- Memberikan obat nyeri saat diperlukan
- Meningkatkan kenyamanan fisik
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan agar :
a. Pasien merasa nyaman dan mengekspresikan perasaannya pada perawat.
b. Pasien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan. Pasien selalu
ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Pendokumentasian
Setiap pelaksanaan tindakan keperawatan dan respon pasien terhadap
tindakan keperawatan wajib didokumentasikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap asuhan keperawatan
yang sudah dilakukan perawat terhadap pasien sesuai kebijakan yang berlaku,
karena dokumentasi keperawatan merupakan dokumen legal dalan sistem
pelayanan keperawatan sehingga diharapkan melalui dokumentasi yang baik
maka informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara
berkesinambungan.
B. Aspek Medis
1. Intervensi Medis
Ketika pasien mengalami cedera berat atau sakit yang serius, maka beberapa
intervensi medis yang dapat memperpanjang hidup pasien adalah sebagai
berikut:
a. Tindakan Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO)
RJPO adalah pemberian bantuan hidup dasar dan lanjut kepada
pasien yang mengalami henti nafas atau henti jantung. RJPO
diindikasikan untuk pasien yang tidak bernafas dan tidak menunjukan
tanda-tanda sirkulasi, dan tanpa intruksi DNR di rekam medisnya.
b. Pemakaian Alat Ventilasi Mekanik (Ventilator)
Pemakaian ventilator, ditujukan untuk keadaan tertentu berupa
penyakit yang berpotensi atau menyebabkan gagal nafas.
c. Pemberian Nutrisi
Seringkali pasien sakit terminal tidak bisa mendapatkan makanan
lewat mulut langsung, sehingga perlu dilakukan cara lain untuk
memenuhi nutrisi pasien tersebut seperti :
1) Pemasangan feeding tube
2) Parenteral nutrition yaitu sebuah upaya untuk mengirim nutrisi
secara langsung ke dalam pembuluh darah.
d. Donasi organ
1) Rumah Sakit Umum Daerah Kaur tidak menyelenggarakan kegiatan
penelitian klinis
2) Rumah Sakit Umum Daerah Kaur tidak melakukan pelayanan donasi
organ.
DIREKTUR,
LAMPIRAN