Anda di halaman 1dari 30

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyuluhan

2.1.1 Definisi Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan

yang diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan

kegiatan penyuluhan kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan hidup sehat

dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik itu secara individu

ataupun kelompok dengan menyampaian pesan. Penyuluhan kesehatan

merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar sehingga harapannya dengan adanya

penyuluhan kesehatan dapat membuat masyarakat lebih sadar akan

pentingnya pola kehidupan yang sehat. Sasaran penyuluhan kesehatan yaitu

mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan

kesehatan pada individu biasanya dilakukan di rumah sakit, klinik,

puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Materi atau

pesan yang disampaikan dalam penyuluhan kesehatan biasanya disesuaikan

dengan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Sehingga materi atau pesan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Untuk

menyampaikan pesan atau materi penyuluhan kesehatan biasanya bahasa

yang digunakan ialah bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak terlalu

sulit untuk dimengerti oleh sasaran atau objek penyuluhan kesehatan. Media

merupakan salah satu sarana yang penting dalam penyuluhan kesehatan.

7
8

Media yang biasanya digunakan dalam penyuluhan kesehatan seperti media

cetak, media elektronik, dan media luar ruang.

Secara umum penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mengubah

pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat

dibidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat. Menurut

Syafrudin (2009), keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang pertama adalah tingkat

pendidikan, pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin mudah seseorang menerima informasi. Yang kedua

adalah tingkat sosial ekonomi, karena semakin tinggi tingkat sosial ekonomi

seseorang semakin mudah pula menerima informasi. Kemudian yang ketiga

adalah adat istiadat, masyarakat masih menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Yang ke empat adalah

kepercayaan masyarakat, disini masyarakat lebih memperhatikan informasi

yang disampaikan oleh orang yang sudah mereka kenal dan tokoh masyarakat

karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampain informasi.

Yang ke lima adalah Media, media yang digunakan dalam penyuluhan akan

menarik minat masyarakat. Kemudian yang terakhir yaitu ketersediaan waktu

masyarakat, waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan. Pengetahuan sendiri dapat dipengaruhi oleh pengalaman,

keyakinan, fasilitas sosial dan budaya (Notoatmodjo, 2010). Sebagaimana

disebutkan oleh Azwar bahwa sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia
9

akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan

dan obyek tertentu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya faktor

internal dan eksternal. Pada internal terdapat 4 faktor yaitu pendidikan, usia,

pekerjaan dan informasi. Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh

kemampuan dan perilaku melalui pengajaran, sehingga pendidikan itu perlu

mempertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan

proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan

teknologi yang baru. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah

yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut. Usia adalah lamanya hidup yang

dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Usia merupakan

periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru. Usia mempengaruhi

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,

individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan

diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih

banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan
10

seseorang setiap hari dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang bekerja

diluar rumah cenderung memiliki akses yang baik terhadap informasi

dibandingkan sehari-hari berada dirumah. Yang terakhir, informasi yang

diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Bila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia cenderung

mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2012).

Ada juga faktor eksternal yang terdiri dari sosial ekonomi. Ekonomi

juga selalu menjadi faktor penentu dalam menentukan kesehatan keluarga.

Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya

secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan

persiapan lainnya dengan baik. Sebaliknya keluarga dengan ekonomi yang

kurang sering kali tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin, persalinan

di dukun dengan alasan biaya yang murah serta tidak melakukan persiapan

baik bagi kebutuhan bayi (Roesli, 2005)

2.1.2 Jenis Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2007) terdapat beberapa macam metode

penyuluhan antara lain : metode individual (bimbingan dan wawancara),

kelompok (ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, role play)

dan metode massa (ceramah umum, diskusi melalui media elektronik,

majalah, koran). Metode-metode yang dikemukakan antara lain :

1. Metode penyuluhan perorangan (individual). Dalam penyuluhan

kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau

seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau

inovasi. Dasar digunakan pendekatan individualini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan


11

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini

antara lain yang pertama adalah bimbingan dan penyuluhan, dengan cara

ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.

Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh

pengertian akan menerima perilaku tersebut. Kemudian yang kedua

adalah wawancara, pada metode dengan cara ini sebenarnya merupakan

bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas

kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau

belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan,

untuk mempengaruhiapakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang

kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Penyuluhan Kelompok. Pada metode ini, dalam memilih metode

penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta

tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,

metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya

sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup kelompok besar dan kelompok

kecil. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15

orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

Yang pertama adalah metode ceramah, metode ini baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Wawancara antara petugas kesehatan

dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum

menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk


12

mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka

perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan oleh pembicara dalam menggunakan metode ceramah adalah

persiapan dan pelaksanaan. Persiapannya adalah ceramah yang berhasil

apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan

diceramahkan kepada peserta, penceramah harus mempersiapkan diri sebaik

mungkin. Maka dari itu metode ini mempelajari materi dengan sistematika

yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan

mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran. Kemudian pada metode

pelaksanaan ini kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila

penceramah dapat menguasai sasaran untuk dapat menguasai sasaran

penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan.

Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras

dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan /

dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat

semaksimal mungkin. Yang kedua adalah dengan metode seminar. Metode

seminar ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau

beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan

dianggap hangat di masyarakat. Yang terakhir adalah kelompok kecil, pada

kelompok kecil yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah metode diskusi kelompok,

metode curah pendapat, metode bola salju, metode memainkan peranan dan

yang terakhir adalah metode permainan simulasi.


13

3. Metode Penyuluhan Massa, dalam metode penyuluhan massa ini

penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa

atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan

disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap

oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masaini tidak

langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari

metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi,

dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau

koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan

sebagainya.

Menurut Elle Alawiyah (2012), agar tujuan pengajaran tercapai sesuai

dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui,

mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat

mengajar. Beberapa metode mengajar (penyuluhan) yang dapat divariasikan

oleh pendidik diantaranya :

1. Metode Ceramah (Preaching Method). Pada metode ceramah ini yaitu

sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya

mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-

satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,

dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan

yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah : Hal ini dapat membuat


14

siswa pasif, mengandung unsur paksaan kepada siswa , mengandung

daya kritis siswa , anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan

menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih

besar menerimanya, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar

anak didik, kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-

kata), bila terlalu lama bisa menjadi sangat membosankan bagi peserta.

Kemudian selanjutnya ada beberapa kelebihan metode ceramah adalah

yang pertama guru mudah menguasai kelas, kedua yaitu guru mudah

menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar, yang ketiga adalah dapat

diikuti anak didik dalam jumlah besar yang terakhir adalah cara ini

menjadi sangat mudah dilaksanakan

2. Metode diskusi (Discussion method), pada metode diskusi

mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang

sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem

solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok

(group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode

diskusi sangat menguntungkan dan caras ini bisa diaplikasikan dalam

proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir

kritis. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara

bebas. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk

memcahkan masalah secara bersama. Mengambil satu alternatif jawaban

atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan

pertimbangan yang seksama. Kelebihan metode diskusi ini adalah

menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka


15

saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat

diperoleh keputusan yang lebih baik dari sebelumnya. Membiasakan

anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun hal itu

adalah berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap

toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Kelemahan metode diskusi

adalah tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. Peserta diskusi

mendapat informasi yang terbatas. Hal ini dapat dikuasai oleh orang-

orang yang suka berbicara. Poin terakhir pada cara ini adalah

kebanyakan biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

3. Metode demontrasi (Demonstration method). definisi metode

demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik

secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang

relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, (2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah perhatian

siswa dapat lebih dipusatkan kepada satu tema yang ada, proses belajar

lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari saja, poin ketiga pada

cara ini adalah pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih

melekat dalam diri seorang siswa itu sendiri. Kemudian terdapat

beberapa Kelebihan metode demonstrasi, hal tersebut adalah dapat

membantu kepada anak didik agar supaya dapat memahami dengan jelas

jalannya suatu proses pada suatu kerja benda itu saja, memudahkan
16

berbagai jenis penjelasan yang ada pada tema tersebut, kesalahan-

kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui

pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek yang

sebenar-benarnya. Beberapa kelemahan pada metode demonstrasi adalah

untuk anak didik terkadang lebih sukar melihat dengan jelas benda-

benda yang akan dipertunjukkan. Pada cara ini tidak semua benda

menjadi dapat didemonstrasikan. Kemudian yang terakhir adalah sukar

dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa

yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus. Pada metode ceramah plus merupakan metode

mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode

ceramah gabung dengan metode lainnya. Dalam hal ini penulis akan

menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu Metode ceramah

plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ceramah plus tanya jawab

dan tugas ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan

tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya

dilakukan secar tertib, diantaranya adalah penyampaian dengan jelas

yang dapat bersumber oleh materi guru, pemberian peluang bertanya

dan menjawab antara guru dan siswa,, pemberian tugas dari guru kepada

siswa dengan materi yang fokus. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

(CPDT). Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan

pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran,

kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas. Metode

ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Metode ini dalah


17

merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran

dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill).

5. Metode resitasi ( Recitation method )

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan

membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan metode resitasi

pengetahuan yang anak didik dapat peroleh dari hasil belajar sendiri

akan dapat diingat lebih lama, anak didik berkesempatan memupuk

perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab

dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Terdapat beberapa

kelemahan pada metode resitasi yaitu terkadang anak didik melakukan

penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya

tanpa mau bersusah payah untuk dapat mengerjakan pekerjaan tersebut

dengan usaha diri sendiri, terkadang tugas dapat dikerjakan oleh orang

lain tanpa pengawasan, tadang sukar memberi tugas yang memenuhi

perbedaan individual

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak

didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses

atau bisa disebut dengan percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan

tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan dari metode percobaan adalah yang pertama metode ini

menjadi dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima


18

kata guru atau hanya bisa mengutip dari buku saja. Kemudian yang

kedua anak didik akan dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan

studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. Dengan

metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-

terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan adalah tidak cukupnya alat-alat

mengakibatkan tidak setiap anak didik mendapatkan kesempatan untuk

mengadakan sebuah ekperimen. Jika eksperimen memerlukan jangka

waktu yang lama, setiap anak didik harus menanti beberapa saat untuk

melanjutkan pelajaran. Pada metode ini maka akan lebih sesuai untuk

menyajikan bidang-bidang yang akan melingkupi bidang ilmu dan

teknologi (IPTEK).

7. Metode Karya Wisata ( Study tour method ), metode karya wisata adalah

suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik

dan diharapkan siswa membuat laporan dan akan didiskusikan bersama

dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang

kemudian dibukukan. Terdapat kelebihan pada metode karya wisata

adalah metode karya wisata selalu saja menerapkan prinsip pengajaran

modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan yang ada di lingkup masyarakat. Pengajaran

akan dapat lebih merangsang kepada kreativitas anak.

Disisi lain, terdapat Kekurangan metode karya wisata adalah

memerlukan persiapan yang akan bisa melibatkan banyak pihak,


19

memerlukan beberapa perencanaan dengan persiapan yang matang,

dalam metode karya wisata paling sering unsur rekreasi menjadi

prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaik,

dalam metode karya wisata ini sangat memerlukan pengawasan yang

lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan, metode

pengajaran dapat memerlukan biaya yang cukup mahal, memerlukan

tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan

keselamatan anak didik, terutama pada karya wisata yang memerlukan

jangka yang panjang dan sangat jauh.

a. Metode latihan keterampilan (Drill method), metode latihan

keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke

tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat

sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat materi

tersebut, serta apa manfaatnya dan lain sebagainya. Beberapa contoh

pada latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Terdapat kelebihan pada metode latihan keterampilan adalah dapat

digunakan untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,

melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. Pada cara ini

dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan mental, seperti halnya

dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, serta tanda-

tanda / simbol, dan yang lain sebagainya. Pada cara akan lebih dapat

membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta menambah

kecepatan dalam pelaksanaan. Kekurangan dari metode latihan

keterampilan Dalam metode tersebut dapat menghambat bakat dan

inisiatif pada anak didik karena anak didik tersebut lebih banyak dibawa
20

kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian yang

ada. Dapat menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton dan menjadi mudah membosankan.

Terakhir, dalam metode tersebut dapat menimbulkan verbalisme.

8. Metode mengajar beregu (Team teaching method), pada metode

mengajar beregu ini definisinya adalah suatu metode mengajar dimana

pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai

tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator.

Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.

Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan

dengan team pendidik tersebut.

9. Metode mengajar sesama teman (Peer teaching method), pada metode

mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu

oleh temannya sendiri.

10. Metode pemecahan masalah (Problem solving method), pengertian dari

metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi

soal-soal yang sesuai, lalu diminta cara pemecahannya.

11. Metode perancangan (projeck method)

Metode perancangan yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik

harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Terdapat kelebihan pada metode perancangan yaitu dapat merombak

pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan

menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang

dihadapi dalam sebuah kehidupan yang nyata, melalui metode ini, anak
21

didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna

dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat kekurangan pada metode

perancangan, yaitu kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik

secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan pada

metode ini, organisasi pada bahan pelajaran, pada perencanaan, dan pada

pelaksanaan metode ini menjadi sukar dan akan memerlukan keahlian

khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk hal ini,

dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup

fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan, bahan

pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit

yang dibahas.

12. Metode Bagian (Teileren method), pada metode Bagian yaitu suatu

metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya

ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu

saja berkaitan dengan masalahnya.

13. Metode Global (Ganze method), pada metode global yaitu suatu metode

mengajar dimana anak didik akan disuruh membaca keseluruhan materi,

kemudian anak didik akan me-resume apa saja yang dapat mereka serap

atau ambil intisari dari materi yang ada tersebut.

2.1.3 Tujuan dari penyuluhan

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah : Tercapainya perubahan

perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif

dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Yang kedua


22

adalah terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental

dansosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

2.1.4 Media Penyuluhan

Media Penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian/minat.

Media Penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam

proses penyampaian pesan. Media penyuluhan adalah semua sarana atau

upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang

akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap

kesehatan. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui

media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga

sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan

untuk mengadopsinya keperilaku yang positif.

2.2 Konsep Dasar Kesiapan Menarche

2.2.1 Definisi Kesiapan

Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “tingkat perkembangan dari

kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

sesuatu” (Chaplin, 2006, halaman 419). Menurut Slameto (2003) “kesiapan

adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap

untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap

suatu situasi dan kondisi yang dihadapi”. Menurut Dalyono (2005) juga

mengartikan “kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan

mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik,
23

sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup

untuk melakukan suatu kegiatan”. Menurut Oemar Hamalik (2008)

“kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses

perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial

dan emosional”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti dapat

menyimpulkan mengenai pengertian kesiapan. Kesiapan adalah keseluruhan

kondisi seseorang atau individu untuk menanggapi dan mempraktekkan

suatu kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan

sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan kegiatan

tertentu.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan anak dalam menghadapi

menarche adalah Usia, sumber informasi dan lingkungan.

a) Usia, pada faktor usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, diukur mulai saat dia lahir

(Wikipedia, 2010). Hubungan usia siswa terhadap kesiapan menghadapi

menarche menurut Suryani dan Widyasih (2008), semakin muda usia

siswa, maka semakin ia belum siap untuk menerima peristiwa haid,

sehingga menarche dianggap sebagai gangguan yang mengejutkan. Selain

itu menarche yang terjadi sangat awal, dalam artian siswa tersebut masih

sangat muda usianya, dan kedisiplinan diri dalam hal kebersihan badan

masih kurang, seperti mandi masih harus dipaksakan oleh orang lain,

padahal sangat penting menjaga kebersihan saat haid. Sehingga pada

akhirnya, menarche dianggap oleh anak sebagai satu beban baru yang

tidak menyenangkan.
24

b) Sumber informasi, Pengetahuan adalah informasi yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang

lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki

kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu

pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk

menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka

pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Kemudian

yang dimaksud sumber informasi disini adalah sumber-sumber yang dapat

memberikan informasi tentang menarche kepada siswi. Sumber informasi

yang diterima siswa menurut Yusuf (2010) dapat diperoleh dari beberapa

macam seperti keluarga, teman sebaya dan lingkungan. Dalam arti luas,

keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan

yang dapat dibandingkan dengan marga. Dalam arti sempit, keluarga

meliputi orang tua dan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Muriyana (2008), Orang tua secara lebih dini harus memberikan

penjelasan tentang menarche pada anak perempuannya, agar anak lebih

mengerti dan siap dalam menghadapi menarche. Sedangkan menurut

Suryani dan Widyasih (2008), Jika peristiwa menarche tersebut tidak

disertai dengan informasi-informasi yang benar maka akan timbul

beberapa gangguan-gangguan antara lain berupa: pusing, mual, haid tidak

teratur. Kelompok Teman Sebaya, pada kelompok teman sebaya ini adalah

sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan yang

cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Peranan itu semakin

penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur

masyarakat pada beberpa dekade terakhir ini Pengaruh kelompok teman


25

sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan dengan iklim keluarga

remaja itu sendiri. Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan

orang tuanya (iklim keluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan diri

dari pengaruh negatif teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang

hubungan dengan orang tuanya kurang baik. Judith Brook dan koleganya

menemukan, bahwa hubungan orang tua dan remaja yang sehat dapat

melindungi remaja tersebut dari pengaruh teman sebaya yang tidak sehat.

Hubungan kelompok teman sebaya dengan kesiapan menghadapi

menarche yaitu, informasi tentang menarche dapat diperoleh dari

kelompok teman sebaya, apabila informasi-informasi tentang menarche

tidak benar, maka persepsi siswa tentang menarche akan negatif, sehingga

siswa tersebut merasa malu saat mengalami menarche dan dapat timbul

beberapa gangguan-gangguan antara lain berupa: pusing, mual, haid tidak

teratur. Yang terakhir adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan

lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan progam

bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar

mampu mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral

spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Hubungan sekolah dengan

kesiapan anak dalam menghadapi menarche yaitu, menurut Muriyana

(2008), guru di sekolah hendaknya memberikan pendidikan kesehatan

reproduksi, khususnya menarche pada siswa secara jelas sebelum mereka

mengalami menstruasi. Hal ini berkaitan dengan peran sekolah sebagai

pendidik dan komunikator. Karena informasi mengenai menarche

merupakan hal utama bagi kesiapan siswa menghadapi menarche

(Anggraini, 2008). Secara emosional, kesiapan dalam menghadapi


26

menstruasi menunjukkan bahwa hampir semua perasaan subjek mengalami

cemas, bingung, tegang, takut, kaget, deg-degan. Kemudian mengalami

keluhan fisik seperti sakit perut, kepala pusing, pegal seluruh badan,

ketidak nyamanan seperti takut tembus, keterbatasan gerak, cepat marah

dan ketegangan sebelum menstruasi. Faktor yang dapat mempengaruhi

kesiapan adalah, faktor kesiapan fisik dan faktor kesiapan psikologi.

a. Siswa dikatakan siap secara fisik untuk menghadapi menstruasi

pertama apabila remaja tersebut sudah mempersiapan dirinya untuk

menghadapi menstruasi pertama tersebut, sudah tau apa yang harus

dilakukan untuk pertama kali datangnya menstruasi. Selain itu siswi

juga sudah tau bagaimana cara perawatan diri saat menstruasi dan

telah mendapatkan informasi baik itu dari orang tua atau buku bacaan.

b. Siswa dikatakan siap secara psikologi apabila dia telah menganggap

menstruasi adalah hal yang normal dan tidak membebani pikirannya

ditandai dengan rasa percaya diri, tidak merasa takut, tidak merasa

cemas, tidak tegang, tidak mengalami gangguan saat menstruasi

datang dan dia mau menerima keadaannya sebagai wanita yang harus

mengalami menstruasi.

Kesiapan sangat penting untuk menghadapi menarche. Hal ini

dikarenakan menarche merupakan peristiwa yang sangat penting dalam

perkembangan hidup seorang wanita dan tidak semuanya dapat

memberikan respon positif bahkan ada yang menganggapnya sebagai

pengalaman yang traumatis. Gejala yang terjadi akan terlihat mencolok

pada haid pertama adalah kecemasan dan ketakutan. Menurut Yusuf

(2007), terdapat beberapa aspek dalam kesiapan, yaitu :


27

a. Aspek pemahaman, yang dimaksud aspek pemahaman adalah kondisi

dimana seseorang dapat mengerti dan mengetahui kejadian yang telah

dialaminya bisa dijadikan sebagai salah satu jaminan bahwa dia akan

merasa siap untuk menghadapi hal-hal yang akan terjadi.

b. Aspek penghayatan, adalah sebuah kondisi dimana sesorang sudah

merasa siap secara alami bahwa segala hal yang telah terjadi secara

alami yang akan menimpa semua orang adalah sesuatu hal yang

sudah wajar, normal dan tidak perlu dikhawatirkan lagi.

c. Aspek kesediaan yaitu suatu kondisi dimana seseorang sanggup atau

rela untuk berbuat sesuatu sehingga dapat mengalami secara langsung

segala hal yang seharusnya dialami sebagai suatu proses kehidupan.

2.2.3 Definisi Menarche

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam

perkembangan seseorang. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai

masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Peralihan masa

kanak-kanak menjadi dewasa melibatkan perubahan berbagai aspek seperti

biologis, psikologis, dan sosial budaya (Sarwono, 2008). Remaja yang

belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak

proses fisiologis tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang

kejam dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut ke arah yang lebih

negatif (Jayanti et all, 2011). Tetapi berbeda bagi mereka yang telah siap

dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga,

dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis

(suryani &Widyasih, 2008). Menarche merupakan menstruasi pertama

yang biasa terjadi dalam rentang usia 12-15 tahun atau pada masa awal
28

remaja ditengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Menarche merupakan suatu tanda awal adanya perubahan lain seperti

pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila,

serta distribusi lemak pada daerah pinggul. Gejala yang sering menyertai

menarche adalah rasa tidak nyaman yang disebabkan karena selama

menstruasi volume air di dalam tubuh berkurang. Gejala lain yang

dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk

beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi

biasanya ada beberapa perubahan emosional. Menarche biasanya terjadi

antara tiga sampai delapan hari, namun rata-rata terjadi dalam lima hari.

Dalam satu tahun setelah terjadinya menarche, ketidak teraturan dalam

menstruasi masih sering dijumpai. Sekitar dua tahun setelah menarche

akan terjadi ovulasi. Ovulasi ini tidak harus terjadi setiap bulan tetapi

dapat terjadi setiap dua atau tiga bulan dan secara berangsur siklusnya

akan menjadi lebih teratur (Proverawati, 2009). Menarche adalah saat

haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang wanita yang

sedang menginjak dewasa. Usia remaja putri pada waktu

mengalami menarche berbeda-beda, sebab hal itu tergantung kepada faktor

genetik (keturunan), bentuk tubuh, serta gizi seseorang. Umumnya

menarche terjadi pada usia 10 – 15 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia

12,5 tahun. Namun, ada juga yang mengalami lebih cepat/dibawah usia

tersebut. Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi

precox (Sarwono, 2007).

Menurut Waryana (2010), menarche yaitu biasanya terjadi pada usia

12-13 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual meliputi


29

menstruasi, dan kematangan fisik individual, juga di pengaruhi faktor ras

atau suku bangsa, faktor iklim, cara hidup yang melingkungi anak. Usia

menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya terjadi pada

perempuan umur 12-13 tahun dalam rentang umur 10-16 tahun. Dalam

keadaan normal menarche di awali dengan periode pematangan yang dapat

memakan waktu 2 tahun. Menarche merupakan tanda diawalinya masa

puber pada perempuan. Seiring dengan perubahan pola hidup saat ini ada

kecenderungan anak perempuan mendapatkan menstruasi yang pertama

kali usianya makin lebih muda. Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya

menstruasi datang lebih dini, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan

hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi ini kemudian dipicu pula oleh

faktor eksternal, seperti makanan (terutama junk food), lingkungan yang

modern serta tingkat kemakmuran masyarakat di suatu daerah (Waryana,

2010). Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan

yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche, dan perubahan

psikis. Menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas

pria dan pubertas wanita. Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-

tama nampak adalah perubahan badan anak yang lebih cepat terutama

ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan

jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga pada

wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen.

Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis

epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan berhenti. Pengaruh

esterogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna, genetalia


30

eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genetalia

interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk

dan sifat seperti pada masa dewasa. Perkembangan dalam bidang rohani

ialah penyesuaian diri dalam alam terlindung serta aman menuju ke arah

alam berdiri sendiri dan bertanggung jawab, dari alam pikiran egosentrik

ke alam pikiran yang lebih matang (Sarwono, 2007).

2.2.4 Gangguan psikologis saat menarche

Terdapat gangguan pada saat menarche, baik dari segi fisik maupun

dari segi psikologis. Ganguan-gangguan ini diantaranya adalah kecemasan

atau ketakutan terhadap menarche. Pengamatan psikoanalitis

menunjukkan bahwa reaksi psikis pada saat haid pertama diantaranya

muncul berbagai bayangan yang negatif dibarengi kecemasan dan

ketakutan yang tidak riil, disertai perasaan bersalah atau berdosa yang

semuanya dikaitkan dengan proses menstruasi tersebut. Kecemasan dan

ketakutan diperkuat oleh keinginan untuk menolak proses fisiologis

tersebut. Apabila gangguan ini terus berlanjut dan tidak segera diatasi,

maka akan dapat menimbulkan fobia atau hypochondria terhadap

menstruasi. Fobia atau hypochondria yang terjadi secara terus menerus

akan dapat mempengaruhi beberapa fungsi fisik, seperti hormon seksual,

sehingga akan dapat menyebabkan terjadinya retensi (penghentian) pada

menstruasi. Menurut penelitian Utami dan Mulyati (2008), sebagian besar

reaksi emosi terhadap menstruasi pertama pada remaja putri adalah merasa

cemas dan beberapa diantaranya merasa takut. Hanya 10% dari mereka

yang menerima menarche dengan perasaan antusias, penasaran dan

bangga. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir sebagian remaja putri


31

memberikan respon negatif terhadap menarche. Yang kedua adalah merasa

kebebasan dirinya dibatasi oleh datangnya menarche, misalnya terbatas

dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti sembahyang. Yang ketiga

adalah mudah tersinggung dan mudah marah. Hal ini disebabkan oleh

perubahan cara kerja hormon atau pengaruh rasa nyeri pada saat

menarche. Selain itu, perasaan ini dapat muncul akibat rasa malu yang

dirasakan ketika mengahadapi menarche. Merasa gelisah dan gangguan

tidur. Pada saat menarche seorang wanita terkadang mengalami

kegelisahan sehingga terkadang mengalami masalah sulit tidur. Hal ini

dapat terjadi akibat dari rasa cemas setelah pengalaman menarche-nya

terhadap perilaku teman dan lawan jenisnya saat menstruasi, sikap

keluarga terhadap mereka, dan ketidak normalan saat mengalami

menstruasi (Lubis, 2013).

Terdapat banyak jenis gangguan kecemasan, antara lain: gangguan

panik, gangguan obsesif kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder),

gangguan stres pasca-trauma, gangguan kecemasan sosial, fobia tertentu,

dan gangguan kecemasan umum. Kecemasan adalah emosi yang dialami

setiap orang pada waktu tertentu. Banyak orang merasa cemas, atau gugup

ketika mereka menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum menempuh

ujian, atau membuat keputusan penting. Namun kecemasan tersebut

berbeda dengan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan dapat

mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani hidup normal.

Gangguan kecemasan adalah penyakit jiwa yang serius karena

penderitanya merasakan kekhawatiran dan ketakutan hebat dan terus

menerus sehingga dapat melumpuhkan kegiatan normal mereka.


32

Jenis gangguan kecemasan antara lain yaitu gangguan panik.

Gangguan panik adalah orang dengan kondisi ini merasakan ancaman

yang muncul tiba-tiba dan berulang-ulang. Gejala lain ialah: berkeringat,

nyeri dada, palpitasi (denyut jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak,

yang dapat membuat seseorang merasa seperti mengalami serangan

jantung atau berperilaku seperti orang tidak waras. Yang kedua adalah

Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) seperti orang dengan OCD terganggu

oleh pikiran atau ketakutan terus menerus yang menyebabkan mereka

melakukan ritual atau rutinitas tertentu. Pikiran yang mengganggu itu

disebut obsesi, sedangkan ritual atau rutinitas yang dilakukan disebut

kompulsi. Contohnya adalah orang yang memiliki rasa takut yang tidak

logis terhadap kuman sehingga dia terus-menerus mencuci tangannya.

Ketiga adalah Gangguan stres pasca-trauma (PTSD): adalah suatu kondisi

yang dapat muncul setelah peristiwa traumatis dan / atau menakutkan,

seperti kekerasan seksual atau fisik, kematian tiba-tiba dari orang yang

dicintai, atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering mempunyai

pemikiran dan ingatan yang menetap dari kejadian menakutkan tersebut

dan emosionalnya cenderung tidak stabil. Yang ke empat adalah

Gangguan kecemasan sosial: disebut juga fobia sosial, yaitu rasa khawatir

dan sadar diri yang luar biasa mengenai kondisi sosial sehari-hari.

Kekhawatirannya sering berpusat pada rasa takut dinilai oleh orang lain,

atau cara berperilaku yang menyebabkan rasa malu atau diejek orang lain.

Yang kelima adalah Fobia tertentu: yaitu ketakutan hebat terhadap objek

atau situasi tertentu, seperti takut ular, ketinggian, atau terbang. Hal ini

dapat menyebabkan penderita untuk menghindari kegiatan umum sehari-


33

hari. Kemudian yang terakhir adalah Gangguan kecemasan umum: yaitu

kekhawatiran dan ketegangan berlebih dan tidak realistis, walaupun tidak

ada atau hanya sedikit yang memprovokasi kecemasan. Gejalanya

bervariasi dan tergantung dari jenis gangguan kecemasannya. Namun

biasanya ada gejala-gejala umum berikut: perasaan panik, ketakutan, dan

kegelisahan, pikiran obsesif yang tidak terkendali, berulang kali mengingat

atau kilas balik pengalaman traumatis, mimpi buruk, perilaku ritual,

seperti mencuci tangan berulang kali, masalah dalam tidur, tangan dan

atau kaki dingin atau berkeringat, sesak napas, ketidakmampuan untuk

diam dan tenang, mulut kering, baal atau kesemutan di tangan atau kaki,

mual, otot tegang, pusing.

Penyebab pasti gangguan kecemasan belum diketahui. Gangguan

kecemasan, sama seperti bentuk penyakit jiwa lain, bukanlah akibat

kepribadian yang lemah, cacat karakter, atau pendidikan yang buruk.

Seiring penelitian dalam bidang penyakit jiwa, maka menjadi jelas bahwa

banyak gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, misalnya:

perubahan dalam otak dan tekanan lingkungan. Gangguan kecemasan

dapat disebabkan oleh ketidak seimbangan kimiawi dalam tubuh.

Penelitian telah menunjukkan bahwa stres berat atau yang bertahan lama,

dapat mengubah keseimbangan kimiawi dalam otak yang mengendalikan

suasana emosi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penderita

gangguan kecemasan tertentu mengalami perubahan struktur otak yang

mengendalikan ingatan atau fungsi emosi. Selain itu, penelitian telah

menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dapat turunkan dalam keluarga,

yang berarti dapat diwariskan dari satu atau kedua orang tua, sama seperti
34

rambut atau warna mata. Apalagi faktor lingkungan tertentu, seperti

trauma atau peristiwa penting dapat memicu gangguan kecemasan pada

orang yang rentan dan mewarisi gangguan kecemasan.

2.2.5 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan pada Saat Haid

Menurut Sarwono (2007), kejadian menarche dan menstruasi

dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri yaitu

sistem susunan saraf pusat dengan panca indranya, sistem hormonal aksis

(hipotalamo-hipofisis-ovaria.), perubahan yang terjadi pada ovarium,

perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir, rangsangan

estrogen dan progesteron pada panca indra, langsung pada hipotalamus

dan melalui perubahan emosi.

2.2.6 Proses Terjadinya Menstruasi

Pada saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung

ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi, ketika seorang perempuan

mamasuki usia pubertas dan terjadi proses yang disebut siklus menstruasi

(jarak antara lain hari pertama manstruasi bulan ini dengan hari pertama

menstruasi bulan berikutnya). Siklus terjadi perubahan pada dinding rahim

sebagai akibat dari reproduksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu

dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan.

Ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi

oleh sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan

maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposis kadar
35

hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai

perdarahan, inilah yang disebut menstruasi (Sarwono, 2007)

2.2.7 Fase Menstruasi

Yang pertama adalah Fase Folikuler, fase ini adalah dimana kadar FSH

(Folicle Stimulating Hormone) sedikit meningkaat sehingga merangsang

tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing –

masing mengandung 1 sel telur. Setelah itu akan mengalami Fase Ovulatior

adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel

yang matang akan menonjol ke permukaan ovarium (dinding telur) untuk

melepaskan sel telur (ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu

16 – 32 jam setelah terjai peningkatan kadar LH. Dalam fase ini biasanya

wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah, rasa itu bisa

berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam. Kemudian

Fase Luteal , adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan

folikel ovarium (kantung induk telur) akan menutup kembali dan

membentuk kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dalam

jumlah besar. Tetapi perlu diketahui setelah 14 hari kropus luteum akan

hancur dan selama dalam fase ini seorang wanita juga akan mengalami

peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan dimulai, keculai jika

terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan

HCG (Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus

luteum yang menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa

menghasilkan hormonnya sendri. Fase Luteal biasanya ditandai sebagai fase

bagi wanita yang ingin hamil.


36

2.3 Pengaruh Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah terhadap

kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche

Berdasarkan uraian teori, terdapat pengaruh pemberian informasi dengan

cara mengadakan penyuluhan dengan metode ceramah terhadap kesiapan

remaja putri dalam menghadapi menarche. Kesiapan menghadapi menstruasi

pertama ini dilihat dari kemampuan (skill) menghadapi menstruasi dengan

menjaga kebersihan (mengganti pembalut, membersihkan kelamin).

Pengetahuan yang baik tentang menarche akan merubah perilaku dan sikap

remaja tersebut. Subjek (remaja) yang tidak siap dengan menarche

disebabkan oleh kurang infomasi, tidak mempunyai rujukan, sikap negatif,

persepsi negatif tentang dirinya, lingkungan yang kurang mendukung.

Sedangkan subjek yang siap menghadapi menarche disebabkan oleh

informasi yang cukup, reaksi positif dan dukungan orang tua, saudara yang

sudah menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen14 halaman
    Bab 5
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • 03
    03
    Dokumen1 halaman
    03
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen2 halaman
    Bab 6
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen44 halaman
    Bab 2
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • 8 Daftar Pusaka
    8 Daftar Pusaka
    Dokumen2 halaman
    8 Daftar Pusaka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • BAB III Mantap
    BAB III Mantap
    Dokumen2 halaman
    BAB III Mantap
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen12 halaman
    Bab 4
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • 6 BAB 4 Eka
    6 BAB 4 Eka
    Dokumen7 halaman
    6 BAB 4 Eka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen42 halaman
    Bab Ii
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • 4 BAB 2 Eka
    4 BAB 2 Eka
    Dokumen47 halaman
    4 BAB 2 Eka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Bismillah
    BAB 1 Bismillah
    Dokumen7 halaman
    BAB 1 Bismillah
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • YOLA. Bab 1 (1-6)
    YOLA. Bab 1 (1-6)
    Dokumen6 halaman
    YOLA. Bab 1 (1-6)
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka (77-78)
    Daftar Pustaka (77-78)
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka (77-78)
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 BBLR (1-7)
    Bab 1 BBLR (1-7)
    Dokumen7 halaman
    Bab 1 BBLR (1-7)
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 BBLR (47-48)
    Bab 3 BBLR (47-48)
    Dokumen2 halaman
    Bab 3 BBLR (47-48)
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen12 halaman
    Bab 4
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    ulub purnama
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    ulub purnama
    Belum ada peringkat