Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai fungsi,
antara lain fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai mahkota bagi
wanita, sedangkan bagi pria, rambut memengaruhi rasa percaya diri. Kerontokan rambut
yang dapat mengakibatkan kebotakan merupakan salah satu problema yang paling
dikhawatirkan setiap orang (Priskila, 2012).
Menurut Azis dan Muktiningsih (1999), penyebab kerontokan rambut ada dua
kategori: 1. Malformasi, yang sangat berhubungan dengan kerusakan rambut, hal ini
yangmenimbulkan kebotakan. 2. Kerusakan rambut karena stress normal sehari-hari
dengan angka kerontokan rambut antara 0-40 helai/hari.
Tanaman yang dapat berperan sebagai penumbuh rambut dan telah lama dikenal
masyarakat Indonesia contohnya adalah kemiri. Kemajuan ilmu dan teknologi selalu
mengarah pada upaya kesehatan yang berprinsip, bersumber, dan dikembangkan dari
warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan bahan alam. Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan kekayaan alam yang sangat beragam, salah satunya
adalah kekayaan pada tanaman alam. Beberapa tanaman alam yang sudah dilakukan
penelitian untuk memicu pertumbuhan rambut antara lain adalah seledri, kemiri, lidah
buaya, alpukat, dan bawang.
terdapat bahan bahan alami yang dapat digunakan untuk mengatasi kerontokan
rambut, diantaranya adalah Kemiri (Aleurites moluccana W) merupakan salah satu
tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euporbiaceae (jarak-jarakan). Umur
produktif tanaman mencapai 25-40 tahun. Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter.
Daunnya selalu hijau sepanjang tahun dan menghasilkan buah kemiri yang merupakan
bagian tanaman yang bernilai ekonomis. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji
yang diselimuti oleh kulit biji yang keras. Kemiri mengandung sejumlah zat kimia yang
berkhasiat untukmenyuburkan rambut, menghitamkan rambut secara alami dan digunakan
sebagai bahan baku sabun atau bahan bakar untuk penerangan, namun jarang digunakan
untuk menggoreng. Hal ini disebabkan karena minyak kemiri mengandung asam
hidrosianik yang bersifat racun. Oleh karena itu, kemiri digolongkan menjadi minyak
lemak non-pangan (nonedible oil).
Tanaman kemiri (Aleurites moluccana Willd) adalah suatu tanaman yang berasal dari
famili Euphorbiceae. Kemiri pada mulanya berasal dari Hawaii kemudian tersebar sampai
ke Polynesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, kemiri tersebar
ke berbagai propinsi dan dapat tumbuh dengan baik. Kemudahan kemiri untuk tumbuh di
berbagai tempat membuat produksi kemiri meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri
menjadi komoditas dalam negeri dan ekspor di Indonesia. Umumnya kemiri diekspor ke
Singapura, Hongkong dan Eropa.
Kandungan minyak dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55 – 66% dari berat
bijinya. Komponen utama penyusun minyak kemiri adalah asam lemak tak jenuh, namun
mengandung juga asam lemak jenuh dengan persentase yang relatif kecil. Minyak kemiri
yang terkandung dalam bijinya juga memiliki banyak manfaat, antara lain bahan pembuat
cat, pernis, sabun, obat, kosmetik, dan bahan bakar.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah minyak kemiri yang paling tepat sebagai penumbuh rambut?
b. Apakah pada pemakaian sediaan cair ekstraksi kemiri (Aleurites moluccana L.) bisa
menyebabkan iritasi atau tidak?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui minyak kemiri yang paling tepat sebagai penumbuh rambut
b. Untuk mengetahui ada atau tidak iritasi pada sediaan cair ekstraksi kemiri (Aleurites
moluccana L.)
BAB II

Landasan Teori

2.1 Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Kemiri

Tanaman Kemiri baik tumbuh di penggunungan pada ketinggian 1200 meter dari
permukaan laut, berpohon besar dengan tinggi 25-40 meter, beranting banyak,
mempunyai tunas muda yang tertutup rapat oleh bulu yang berwarna putih keabu-abuan
atau coklat. Daun muda berlekuk tiga atau lima, sedangkan daun tua berbentuk bulat
dengan ujung meruncing. Daun tersebut mempunyai kelenjar berwarna hijau
kekuningan.

Tanaman Kemiri dan Biji Kemiri

Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi dari Kemiri (Aleurites moluccana, Wild.) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermathophyta

Subdivision : Angiospermae

Classis : Dicotyedonae

Ordo : Archichlamydae

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites moluccana, Wild.

Tanaman Kemri tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. (Sunanto, 1994)
2. Kandungan Gizi

Buah Kemiri tidak dapat langsung dimakan mentah karena beracun, yang disebabkan
oleh toxsalbumin. Persenyawaan toxalbumin dapat dihilangakandengan cara pemanasan
dan dapat dinetralkandengan penambahan bumbulainnya, seperti garam, merica, dan
terasi. Sehingga daging buah kemiri hanya dapat digunakan sebagai bumbu dalam
jumlah yang relatif kecil. Sedangkan bijinya memiliki kandungan gizi yang lebih banyak
dan bermanfaat bila dikonsumsi.

Komponen Gizi Jumlah Terkanudng


Energi 636 Kalori
Protein 19 g
Karbohidrat 8g
Lemak 63 g
Kalsium 80 mg
Fospor 200 mg
Besi 2 mg
Vitamin B 0,06 mg
Air 7g
Sumber : ( Ketaren, 1986 )

3. Minyak Kemiri

Minyak Kemiri merupakan Minyak nabati berbentuk cair, karena mengandung


sejumlah asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat
dengan titik cair yang rendah. Selain itu juga mengandung asam lemak jenuh dalam
jumlah sedikit, yaitu sekitar 35% - 65% minyak. Minyak kemiri merupakan minyak
mengering (drying oil) sehingga tidak dapat digunakan sebagai minyak goreng atau
dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena minyak tersebut jika kontak dengan udara pada
suhu tinggi, akan cepat teroksidasi dan berbau tengik yang mengakibatkan racun.
(Ketaren, 1986)
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Bahan dan Alat

Pada penelitian ini untuk mengekstraksi minyak bii kemiri menggunakan metode
soxhlet dan perlakuan selanjutnya diujikan pada hewan (marmut atau tikus).

a. Bahan : Kemiri (Aleurites moluccana), Sedangkan bahan-bahan kimia yang


digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96%, Asam Klorida pekat, n-heksana
(p.a), Natrium Hidroksida (NaOH 10%), Serbuk Magnesium, Aquades, Asam Sulfat
pekat (HCl) 5N, H2SO4 pekat, H2SO4 2N,Veet, shampooo marmut, FeCl3 1%, serta
pereaksi Wagner, Mayer, dan Dragendorf.
b. Alat : oven Venticell, waterbath, kertas saring,seperangkat alat gelas, soxhlet di
laboratorium, sendok, talenan, baskom, nampan, botol, wadah, fraksinator (corong
pisah), almari asam, labu alas bulat mulut tiga, termometer, gunting, kandang,
tampah, kain hitam, pisau, pencukur bulu, tali rafia, karet, cling wrap, aluminium foil,
kertas saring, magnetic stirer, dan jangka sorong Varnier Caliper.

3.2 Prosedur Kerja

sendok, talenan, baskom, nampan, botol, wadah, fraksinator (corong pisah), almari
asam, labu alas bulat mulut tiga, termometer, gunting, kandang, tampah, kain hitam, pisau,
pencukur bulu, tali rafia, karet, cling wrap, aluminium foil, kertas saring, magnetic stirer, dan
jangka sorong Varnier Caliper. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan
meliputi penentuan kandungan air biji, pengecilan ukuran biji kemiri, dan ekstraksi Soxhlet
biji kemiri. Pelarut yang akan digunakan adalah aseton, etanol, dan n-heksana. Pemisahan
minyak kemiri dari pelarut pengekstrak dilakukan dengan evaporasi vakum. Analisis
terhadap minyak kemiri yang diperoleh meliputi analisis rendemen, bilangan asam, bilangan
iodin, bilangan penyabunan, kadar air, indeks bias, massa jenis.

Anda mungkin juga menyukai