Anda di halaman 1dari 2

Pohon

Gagah berdirimu…
Tegak jiwamu…
Kau beri kami sumber udara..
Kau beri kami sumber makanan..

Pohon.. maafkan kami..


Manusia-manusia naif yang tidak merawatmu..
Kami pangkas kawan-kawanmu..
Kami matikan kehidupanmu…

Pohon.. terimakasih..
Terimakasih atas pemberianmu yang tulus..
Kau berdiri kehujanan dan kepanasan..
Kau tak lelah tumbuh meski dimanfaatkan manusia serakah..

Pohon... tolong jaga bumi kami..


Jaga bumi kami dari kekurangan..
Meski manusia sering mengabaikanmu..
Namun bumi tidak lelah menerimamu…

Pohon.. janganlah merajuk hingga tak tumbuh


Manusia-manusia itu memanglah naif..
Namun tidak semua manusia melupakanmu..
Sebagian manusia benar-benar merindukanmu...
Makna : puisi tersebut disembahkan untuk pohon karena telah memberikan manusia banyak
manfaat seperti sumber udara dan makanan. Namun manusia seringkali lupa bagaimana
merawatnya, banyak manusia yang menebang pohon untuk memenuhi kebutuhannya namun
tidak menanam kembali kembali. Puisi terebut sebagai bentuk terimakasih akan jasa-jasa pohon.

Tema : Lingkungan, puisi tersebut bertemakan lingkungan karena membahas seputar tumbuhan,
yaitu pohon. Puisi tersebut juga membahas seputar isu lingkungan yaitu perilaku manusia yang
menebangi pohon sembarangan tanpa menanaminya kembali.

Suasana : Sedih, puisi tersebut bernuansa sedih karena penulis menggambarkan kesalahan
manusia dan meminta maaf kepada pohon.

Amanat : amanat yang dapat diambil dari puisi tersebut adalah, teruslah merawat pohon dan
perhatikan lingkunganmu. Karena lingkungan bertindak sesuai dengan perlakuan kita, sekecil
apapun perlakuan positifmu pada lingkungan, terkhusunya pohon, maka lingkungan akan
berbalik menjaga kita.

Anda mungkin juga menyukai