Anda di halaman 1dari 4

BIDANG PAJAK II

NOTA DINAS
TELAAHAN STAF

Kepada Yth. : Bapak Kepala Badan Pendapatan Daerah


Dari : Kepala Bidang Pajak II
Tanggal : 11 Januari 2024
Nomor :
Lampiran :
Hal :

I Persoalan : Dipermaklumkan dengan hormat, sebagai langkah


tindaklanjut dengan telah ditetapkannya Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, perlu dilakukan penyusunan kebijakan
yang mendasari tata cara pelaksanaan pemungutan salah
satunya jenis pajak PBB-P2 dan BPHTB di Kabupaten
Bandung.

II Pra Anggapan : Perlu dilakukan penyesuaian terhadap Peraturan Bupati


Nomor 52 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemungutan
PBB-P2 di Kabupaten Bandung sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Bupati Bandung
Nomor 288 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung
Nomor 9 Tahun 2021 tentang Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 289 Tahun
2022 tentang Perubahan Kedua Peraturan Bupati
Bandung Nomor 9 Tahun 2021 tentang Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan.

III Fakta-fakta yang : 1. Tarif PBB yang tercantum dalam Pasal 7 Peraturan
Mempengaruhi Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah ditetapkan sebesar 0,3% (nol
koma tiga persen).
2. Tarif PBB-P2 yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (2)
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atas objek pajak
berupa lahan produksi pangan dan ternak ditetapkan
sebesar 0.1% (nol koma satu persen).
3. Berdasarkan Pasal 8 Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dijelaskan mengenai saat terutangnya PBB-
P2.
4. Dalam Pasal 9 ayat (4) huruf f pengecualian objek
BPHTB diantaranya yaitu untuk Masyarakat
berpenghasilan rendah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
5. Dalam Pasal 13 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dijelaskan bahwa saat terutangnya BPHTB
adalah saat terjadinya perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan.
6. Dalam Pasal 14 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
mengenai tata cara pengenaan sanksi dan pelaporan
dari PPAT/PPATS.

I Analisis : Sehubungan dengan penjelasan diatas dapat kami analisa


V beberapa kemungkinan yang akan dihadapi:
1. Penurunan target pendapatan di sektor PBB-P2 di
wilayah Kabupaten Bandung imbas dari penurunan
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).
2. Pengecualian pengenaan bagi wajib pajak PBB-P2
diluar Lahan Sawah yang Dilindungi.
3. Lost Potention terhadap peningkatan Objek Pajak
Baru.
4. Permasalahan dalam kewenangan menetapkan PBB-
P2 terutang tanpa SPOP & LSPOP.
5. Dualisme penentuan kriteria Masyarakat
Berpenghasilan Rendah yang tidak dikenakan
BPHTB.
6. Pengenaan Harga Transaksi yang dicantumkan
dalam BPHTB saat terjadinya peralihan Hak apabila
dilakukan sebelum tahun berkenaan.
7. Monitoring dan pengenaan sanksi administrasi dan
sanksi profesi kepada para PPAT/PPATS di Wilayah
Kabupaten Bandung.

Kesimpulan : Oleh sebab itu, kami mohon kesediaan bapak untuk


V mencantumkan, menjelaskan, dan memberikan
kewenangan terhadap kami yang dituangan dalam
Peraturan Bupati tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang sedang disusun dengan beberapa kebijakan
sebagai berikut:
1. Pencantuman besaran Nilai Jual Kena Pajak pada
Peraturan Bupati yang sedang disusun. Adapun
pencantuman tarif NJKP (Nilai Jual Kena Pajak)
adalah sebagai berikut:
a. NJKP ≤ Rp.1.000.000.000 ditetapkan sebesar
37%.
b. NJKP ≥ Rp.1.000.000.000 ditetapkan sebesar
74%
Cara perhitungan dari pengenaan NJKP
sebagaimana tersebut diatas antara lain :

2. Memberikan penjelasan mengenai kriteria lahan


produski pangan dan ternak yang diberikan
pengenaan tarif sebesar 0,1% (nol koma satu persen)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. memberikan kriteria lahan produski pangan dan
ternak yang diberikan pengenaan tarif sebesar 0,1%
(nol koma satu persen) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Memberikan kewenangan bagi kami untuk
memeriksa Subjek dan Objek Pajak PBB-P2 yang
belum kena pajak/ berubah tanpa menggunakan
SPOP dan LSPOP dari Wajib Pajak.
5. Memberikan kewenangan kepada kami untuk
menetapkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
PBB-P2 mengikuti waktu dasar kepemilikan hak
dan/atau bukti penguasaan hak dan/atau bukti
pemanfaatan hak atas bumi dan/atau bangunan yang
menyesuaikan dengan keadaan objek Pajak per 1
Januari.
6. Memberikan penjelasan berkaitan dengan Kondisi
Objek Pajak Khusus perairan darat dan atau
bangunan diatasnya serta kontruksi bangunan yang
melekat dengan bangunan yang berada di daratan
wilayah pemungutan PBB-P2.
7. Mencantumkan kriteria-kriteria tertentu yang dapat
diberikan pengecualian objek BPHTB kepada
Masyarakat berpenghasilan rendah.
8. Memberikan penjelasan mengenai pengenaan Harga
Transaksi yang dicantumkan dalam BPHTB saat
terjadinya peralihan Hak apabila dilakukan sebelum
tahun berkenaan.
9. Memberikan kewenangan kepada kami dalam
melaksanakan monitoring dan penjatuhan sanksi
administrasi dan/atau sanksi profesi kepada
PPAT/PPATS di Wilayah Kabupaten Bandung.

Saran : Demikian kami sampaikan untuk menjadi bahan


V pertimbangan untuk mendapatkan persetujuan
I selanjutnya.

Soreang, 11 Januari 2024


KEPALA BIDANG PAJAK II

BABAM NURJAMAN, SE
NIP. 197007132007011009

Anda mungkin juga menyukai