Anda di halaman 1dari 7

RAPAT DI TUNDA

hari : Kamis
tanggal : 18 Januari 2024
Waktu : Pkl. 09.00 s.d Selesai
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
Jalan Veteran No. 7 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-3501161
http://keuda.kemendagri.go.id, Email: djkd@kemendagri.go.id

Jakarta, 8 Januari 2024


Nomor : 900.1.13.1/214/Keuda Yth. 1. Gubernur Seluruh Indonesia
Sifat : Penting 2. Bupati/Wali Kota Seluruh
Lampiran : - Indonesia
Hal : Penjelasan terkait Pelaksanaan Peraturan di -
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 Tempat

Dalam rangka efektivitas pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, dijelaskan hal sebagai berikut:

1. Pasal 94 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 menegaskan bahwa Jenis Pajak


dan Retribusi, Subjek Pajak dan Wajib Pajak, Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi,
objek Pajak dan Retribusi, dasar pengenaan Pajak, tingkat penggunaan jasa
Retribusi, saat terutang Pajak, wilayah pemungutan Pajak, serta tarif Pajak dan
Retribusi, untuk seluruh jenis Pajak dan Retribusi ditetapkan dalam 1 (satu)
Peraturan Daerah dan menjadi dasar pemungutan Pajak dan Retribusi di Daerah.
2. Pasal 187 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 menegaskan
bahwa:
a. terhadap hak dan kewajiban Wajib Pajak dan Wajib Retribusi yang belum
diselesaikan sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 diundangkan,
penyelesaiannya dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan di
bidang Pajak dan Retribusi yang ditetapkan sebelum berlakunya Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2022; dan
b. Perda mengenai Pajak dan Retribusi yang disusun berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
masih tetap berlaku paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal
diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 diundangkan pada tanggal 5 Januari 2022
sehingga Peraturan Daerah mengenai Pajak dan Retribusi yang disusun
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah masih tetap berlaku paling lama sampai dengan tanggal 5 Januari
2024.
4. Ketentuan mengenai opsen dijelaskan sebagai berikut:
a. Opsen PKB dan Opsen BBNKB:
i. Besaran pokok Opsen PKB dan Opsen BBNKB terutang ditetapkan oleh
gubernur untuk wilayah kabupaten/kota dalam wilayah administrasi
bersangkutan.
ii. Besaran pokok Opsen PKB dan Opsen BBNKB terutang sebagaimana
dimaksud pada angka i ditetapkan bersamaan dengan besaran pokok PKB

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik
menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE sehingga tidak diperlukan tandatangan dengan stempel basah.
dan BBNKB dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen
yang dipersamakan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
mengenai sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor.
iii. Berdasarkan SKPD atau dokumen yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada angka ii, wajib pajak membayar Opsen PKB dan Opsen
BBNKB bersamaan dengan pembayaran PKB dan BBNKB, dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) atau dokumen yang
dipersamakan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai
sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor.
iv. Pembayaran sebagaimana dimaksud angka iii dilakukan melalui Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).
v. Berdasarkan pembayaran sebagaimana dimaksud angka iv, Pemerintah
Provinsi melakukan penyetoran kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.
vi. Penyetoran sebagaimana dimaksud angka v dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan pada SAMSAT dengan menerbitkan Surat Tanda Setoran (STS).
vii. Berdasarkan STS sebagaimana dimaksud angka vi sebagai dasar
pengakuan atas penerimaan Opsen PKB dan Opsen BBNKB.
viii. Dalam rangka akuntabilitas penerimaan atas pembayaran Opsen PKB dan
Opsen BBNKB, bank penerima melakukan pemberitahuan secara elektronik
atau cetak kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.
b. Opsen MBLB
i. Wajib pajak menghitung besaran opsen pajak MBLB bersamaan dengan
besaran pajak MBLB.
ii. Berdasarkan perhitungan sebagaimana dimaksud angka i, wajib pajak
melakukan pembayaran opsen MBLB bersamaan dengan pembayaran pajak
MBLB.
iii. Berdasarkan pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka ii Bendahara
Penerimaan pada Kabupaten/Kota melakukan penyetoran Opsen MBLB ke
kas daerah provinsi dengan menerbitkan Surat Tanda Setoran (STS).
iv. Berdasarkan STS sebagaimana dimakasud angka iii sebagai dasar
pengakuan atas penerimaan Opsen MBLB oleh pemerintah provinsi.
v. Dalam rangka akuntabilitas penerimaan atas Opsen MBLB, bank penerima
melakukan pemberitahuan secara elektronik atau cetak kepada Pemerintah
Provinsi.
5. Ketentuan mengenai retribusi dijelaskan sebagai berikut:
a. Retribusi diklasifikasikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu Retribusi Jasa Umum,
Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu, dengan 18 layanan
sebagai obyek retribusi sebagai berikut:
i. 5 layanan pada jenis retribusi jasa umum;
ii. 10 layanan pada jenis retribusi jasa usaha;
iii. 3 layanan pada jenis retribusi perizinan tertentu.
b. Selain layanan tersebut pada huruf a, tidak diperkenankan disertai pungutan
retribusi, namun tetap dilaksanakan untuk menghasilkan layanan publik sebagai
bagian dari penyelenggaraan urusan sebagaimana dimaksud pada pembagian
urusan pada Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sesuai maksud
butir C.2.a.1).m) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun
2023 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2024.
c. Penganggaran pendanaan atas penyelenggaraan layanan yang retribusinya
telah dirasionalisasikan seperti cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan
sipil, layanan tera/tera ulang, serta pengujian kendaraan bermotor, tetap
dianggarkan dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Ketentuan mengenai layanan yang dilakukan Badan Layanan Umum Daerah
dijelaskan sebagai berikut:
a. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sistem yang diterapkan oleh
satuan kerja perangkat daerah atau unit satuan kerja perangkat daerah pada
satuan kerja perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
b. Pejabat Pengelola dan pegawai BLUD diberikan remunerasi sesuai dengan
tanggung jawab dan profesionalisme sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai BLUD.
c. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum maupun Jasa
Usaha yang diberikan oleh BLUD ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai BLUD sesuai maksud
Pasal 33 dan Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2023.
d. Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi yang dipungut dan dikelola oleh BLUD
dapat langsung digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pelayanan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai BLUD,
sesuai maksud Pasal 50 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2023
e. Wajib retribusi atas layanan yang diberikan BLUD melakukan pembayaran
retribusi ke rekening kas BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan bidang badan layanan umum daerah.
f. Ketentuan pungutan atas layanan yang diberikan BLUD dinyatakan masih tetap
berlaku sampai dengan diundangkannya Peraturan Daerah mengenai Pajak dan
Retribusi yang disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023, sesuai maksud Pasal 137 huruf a
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023.
g. Dalam hal Pemerintah Daerah akan menerapkan BLUD atas layanan tertentu
setelah Peraturan Daerah mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 diundangkan,
Pemerintah Daerah melakukan perubahan atas Peraturan Daerah mengenai
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk mencantumkan layanan dan tarif
layanan atas BLUD yang akan dibentuk.
7. Ketentuan mengenai pemanfaatan aset daerah dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemanfaatan aset Daerah yang tidak mengganggu penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi perangkat daerah dan/atau optimalisasi aset Daerah dengan
tidak mengubah status kepemilikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, merupakan salah satu layanan dalam obyek retribusi jasa
usaha sebagaimana dimaksud Pasal 88 ayat (3) huruf j Undang-Undang
Nomor 1Tahun 2022.
b. Khusus untuk pemanfaatan aset Daerah berupa pemanfaatan barang milik
daerah, bentuk pemanfaatan barang milik daerah dan tata cara penghitungan
besaran tarif diatur dalam Perda mengenai Pajak dan Retribusi, sesuai maksud
Pasal 58 ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023.
c. Selanjutnya, Pasal 58 ayat (9) Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2023
mengatur bahwa Bentuk pemanfaatan barang milik daerah dan tata cara
penghitungan besaran tarif dapat ditetapkan dengan peraturan kepala daerah
untuk pemanfaatan barang milik daerah berupa:
i. sewa yang masa sewanya lebih dari 1 (satu) tahun;
ii. kerja sama pemanfaatan;
iii. bangun guna serah atau bangun serah guna; atau
iv. kerja sama penyediaan infrastruktur.
d. Penetapan Peraturan Kepala Daerah dapat dilakukan untuk setiap pelaksanaan
pemanfaatan barang milik daerah.
e. Penentuan besaran pendapatan daerah atas pemanfaatan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada huruf c dilakukan melalui penilaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Pelaksanaan pemanfaatan barang milik daerah sebagaimana huruf c, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengelolaan barang milik daerah.
g. Penerimaan retribusi atas bentuk pemanfaatan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada huruf f dicatat sebagai retribusi daerah.
h. Ketentuan terkait penerimaan atas pemanfaatan barang milik daerah dinyatakan
masih tetap berlaku sampai dengan diundangkannya Peraturan Daerah
mengenai Pajak dan Retribusi yang disusun berdasarkan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2022 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023, sesuai
maksud Pasal 137 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023
i. Ketentuan mengenai pelaksanaan pemanfaatan barang milik daerah yang telah
dilaksanakan berdasarkan perjanjian masih tetap berlaku sampai berakhirnya
masa perjanjian, sesuai maksud Pasal 137 huruf c Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 2023.
8. Ketentuan mengenai Bagi Hasil yang bersumber dari Retribusi kepada Pemerintah
Desa dijelaskan sebagai berikut:
a. Ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan Pasal 72 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menegaskan bahwa Pendapatan Desa
bersumber dari antara lain bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kota.
b. Pasal 72 ayat (3) UU No. 6 Tahun 2014 menegaskan bahwa bagian hasil pajak
daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari pajak dan retribusi
daerah.
c. Pasal 65 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 mengatur bahwa
Dalam hal Retribusi dipungut atas pelayanan yang diberikan oleh BLUD,
pembayaran Retribusi oleh Wajib Retribusi disetorkan ke rekening kas BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang BLUD.
d. Pasal 50 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 mengatur bahwa
Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi yang dipungut dan dikelola oleh BLUD
dapat langsung digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pelayanan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai BLUD.
e. Pasal 54 Permendagri No. 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah menegaskan bahwa:
i. Pendapatan BLUD dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran BLUD
sesuai RBA, kecuali yang berasal dari hibah terikat.
ii. Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui Rekening Kas BLUD.
f. Memperhatikan ketentuan di atas, Bagi Hasil Pemerintah Kabupaten/Kota
kepada Pemerintah Desa yang bersumber dari Retribusi Daerah dihitung
berdasarkan retribusi yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah dan
dikecualikan untuk retribusi yang disetorkan ke Kas BLUD.

Sebagai informasi dapat kami sampaikan bahwa Kementerian Dalam Negeri


tidak memungut biaya apapun atas pelayanan yang diberikan, dan untuk menjaga
integritas maka diharapkan tidak menyampaikan pemberian dalam bentuk apapun
kepada pejabat/pegawai Kementerian Dalam Negeri.

Demikian untuk menjadi pedoman dan disampaikan terima kasih.

Plh. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah,


Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik oleh :
Plh.Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah

Dr. Drs. Horas Panjaitan, M.Ec.Dev


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 196803021993031002

Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri;
3. Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
4. Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
5. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan;
6. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai