Anda di halaman 1dari 33

INSPEKTORAT

Materi E-Learning

SUMATERA KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

2018 Narasumber :
Eko Hari Poernomo, SH
LANDASAN YURIDIS
1. PASAL 12 B dan Pasal 12 C UU NO 31 TH 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Sbgmana Telah Diubah Dengan UU No 20 Tahun 2001
2. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NO: 6
TH 2015
Ttg Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemberantasan
Korupsi Nomor 2 Th 2014 Tentang Pedoman Pelaporan
dan Penetapan Status Gratifikasi
3. PERMENPAN NO; 52 TH 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas Dari korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani Di Lingkungan Instansi
Pemerintah
4. PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NO 37 TH 2016
Ttg Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya
CITA–CITA NKRI
SUMATERA
KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

MELINDUNGI
SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA
MEMAJUKAN
KESEJAHTERAAN UMUM
MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
MELAKSANAKAN
KETERTIBAN DUNIA BERDASARKAN KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN ABADI
DAN KEADILAN SOSIAL

Alenia 4 Pembukaan UUD 1945


CITA–CITA
NEGARA KESATUAN RI
SUMATERA
KALIMANTAN

IRIANJAYA

JAVA

PENYELENGGARA
NEGARA PENGAWAS
INTERNAL / EKSTERNAL
PENYELENGGARA APARAT PENGAWAS
NEGARA INTERNAL
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
ASAS – ASAS PENYELENGARAAN KODE ETIK PENGAWASAN
PEMERINTAHAN

1. Org Profesi menetapkan kode etik


1. Asas Penyelenggaraan (Pasal 13 ayat (1) huruf b PP No 42 Th 2004 Ttg
Administrasi pemerintahan Pembinaan Jiwa Korps & Kode Etik PNS )
( Pasal 5 UU No 30 Th 2014 Ttg
2. Untuk menjaga prilaku APIP,
Apem)
disusun kode etik
2. Asas Penyelenggaraan ( Pasal 52 ayat (1) PP No 60 Th 2008 Ttg SPIP )
Pemerintahan Negara
( Pasal 58 UU No 23 Th 2014 Ttg
3. Permendagri No 28 Th 2007 Ttg
Pemda) Norma Pengawasan & Kode Etik
Pejabat Pengawas Pemerintah
3. Asas Umum
Penyelenggaraan Negara 4. Kode Etik APIP yg dibuat oleh
( Pasal 3 UU 28 Th 1999 Ttg Peny Neg Asosiasi Auditor Intern Pemerintah
Yg Bersih & Bebas KKN) Indonesia
PENYELENGGARA
NEGARA
PEJABAT NEGARA YG MENJALANKAN FUNGSI
EKSEKUTIF, LEGISLATIF, ATAU YUDIKATIF DAN PEJABAT LAIN YANG FUNGSI DAN TUGAS POKOKNYA
BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN NEGARA, SESUAI DENGAN KETENTUAN PEEATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN YG BERLAKU

1. PEJABAT NEGARA PD LEMB TERTINGGI NEGARA


2. PEJABAT NEGARA PD LEMB TINGGI NEGARA
3. MENTERI
4. GUBERNUR
5. HAKIM
6. PEJABAT NEGARA YANG LAIN SESUAI DG
KETENTUAN PERETURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YG BERLAKU
7. PEJABAT LAIN YG MEMILIKI FUNGSI STRATEGIS
DLM KAITANNYA DG PENYELENGGARAAN
NEGARA SESUAI DG KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN
PEGAWAI NEGERI

1. PEGAWAI NEGERI SBAGAIMANA UU KEPEGAWAIAN


2. PEGAWAI NEGERI SBAGAIMANA DIMAKSUD DLM KUHP
3. ORGANISASI YG MENERIMA GAJI / UPAH DARI KEU NEG /
DAERAH
4. ORGANISASI YG MENERIMA GAJI / UPAH DARI SUATU
KORPORASI YG MENERIMA BANTUAN DARI KEU NEG /
DAERAH
5. ORGANISASI YG MENERIMA GAJI / UPAH DARI KORPORASI
LAIN YG MEMPERGUNAKAN MODAL ATAU FASILITAS DARI
NEGARA ATAU MASYARAKAT
Pasal 1 angka 2 UU No 20 Th 2001
KORUPSI

SETIAP ORANG
YANG SECARA MELAWAN HUKUM
MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN
atau
SUATU KORPORASI YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
atau
PEREKONOMIAN NEGARA

Pasal 2 UU NO 31 TH 1999 jo UU No 20 Th 2001


TINDAK PIDANA
SBGMANA DIMAKSUD DALAM KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN
YANG MENGATUR TINDAK PIDANA KORUPSI
Pasal 1 angka 3 UU No 28 Th 1999 Penyelenggara Negara Yg Bersih dan Bebas KKN
SETIAP ORANG
MELIPUTI

PENYELENGGARA NEGARA

PEGAWAI NEGERI

PIHAK TERKAIT

UU NO 31 TH 1999 jo UU No 20 Th 2001
H A M B AT A N
DALAM MENCAPAI CITA-CITA
GRATIFIKASI
PEMBERIAN DALAM ARTI LUAS
PEMBERIAN UANG, BARANG, RABAT, DISKON, KOMISI,
PINJAMAN TANPA BUNGA, TIKET PERJALANAN,
FASILITAS PENGINAPAN, PERJALANAN WISATA,
PENGOBATAN CUMA-CUMA, DAN FASILITAS LAINNYA
BAIK YANG DITERIMA DI DALAM NEGERI
MAUPUN DI LUAR NEGERI
YANG DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
SARANA ELEKTRONIK ATAU TANPA SARANA ELEKTRONIK

Penjelasan Pasal 12 B ayat (1) UU 31 Th 1999 jo UU No 20 Th 2001


Pasal 1 angka 10 Perwali No 37 Th 2016
SETIAP GRATIFIKASI
KEPADA
PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA
DIANGGAP PEMBERIAN SUAP
APABILA BERHUBUNGAN DENGAN JABATANNYA
DAN YANG BERLAWANAN DENGAN KEWAJIBAN ATAU TUGASNYA

Pasal 12 B UU No 31 Th 1999 diubah dg UU No 20 Th 2001


KETENTUAN PASAL 12 B
TIDAK BERLAKU
JIKA PENERIMA MELAPORKAN GRATIFIKASI YANG
DITERIMANYA KEPADA KPK

Pasal 12 C UU No 31 Th 1999 diubah dg UU No 20 Th 2001


DASAR HUKUM UPG
KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/197/436.1.2/2017 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI KOTA SURABAYA
UPG MEMPUNYAI TUGAS
1. Mempersiapkan perangkat aturan, petunjuk teknis dan
kebutuhan lain yang sejenis untuk mendukung penerapan
pengendalian gratifikasi
2. Menerima, menganalisa dan mengadministrasikan laporan
penerimaan dan penolakan gratifikasi dari pelapor
3. Meneruskan laporan penerimaan gratifikasi kepada KPK
4. Melaporkan rekapitulasi laporan gratifikasi secara periodik
kepada KPK
5. Menyampaikan hasil pengelolaan laporan gratifikasi dan
usulan kebijakan pengendalian gratifikasi kepada Walikota
6. Melakukan sosialisasi aturan gratifikasi di lingkungan
Pemerintah Daerah
7. Melakukan pengelolaan barang gratifikasi yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah
8. Melakukan pemetaan titik rawan penerimaan dan pemberian
gratifikasi dan
9. Melakukan koordinasi dengan KPK dalam melaksanakan
monitoring dan evaluasi penerapan pengendalian gratifikasi di
daerah

Pasal 4 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


UPG MEMPUNYAI KEWAJIBAN

1. Melakukan pemilahan dan menyampaikan laporan hasil


pemilahan atas laporan penerimaan dan penolakan gratifikasi
kepada KPK secara berkala
2. Menyampaikan laporan rekapitulasi penanganan dan
tidaklanjut laporan penerimaan gratifikasi yang dikelola UPG
kepada KPK
3. Menayampaikan laporan rekapitulasi penanganan dan
tindaklanjut laporan penerimaan dan pemberian gratifikasi
kepada Walikota secara berkala
4. Merahasiakan identitas pelapor
5. Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada KPK dalam
pelaksanaan pengendalian gratifikasi
6. Melakukan pemantauan tindak lanjut atas pemanfaatan
penerimaan gratifikasi terhadap gratifikasi yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah
7. Melakukan pengkajian titik rawan potensi terjadinya
gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah
8. Melakukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diseminasi
program pengen dalian gratifikasi

Pasal 4 ayat (2) Perwali No 37 Th 2016


SETIAP PEGAWAI DILINGKUNGAN PEMDA
WAJIB MENOLAK
PEMBERIAN GRATIFIKASI DALAM BENTUK :
- Uang
- Barang
- Jasa
- maupun bentuk lainnya
yang berhubungan dengan jabatannya
dan / atau berlawanan dengan
kewajiban dan tugasnya

Pasal 6 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


PEMBERIAN GRATIFIKASI
YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN
dan / atau
BERLAWANAN DENGAN KEWAJIBAN ATAU TUGAS

1. Terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat


diluar penerimaan yang sah
2. Terkait dengan tugas dalam proses penyusunan
anggaran diluar penerimaan yang sah
3. Terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit,
monitoring dan evaluasi diluar penerimaan yang sah
4. Terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar
penerimaan yang sah
5. Terkait proses penerimaan / promosi / mutasi pegawai
diluar penerimaan yang sah
6. Terkait proses komunkasi, negoisasi, dan pelaksanaan
kegiatan dengan pihak lain dalam rangka pelaksanaan
tugas dan kewenangannya

Lanjut
Lanjutan

7. Sebagai akibat dari perjanjian kerjasama / kontrak /


kesepakatan yang dalam kedudukan pelaksanaan tugas
dan kewajibannya dengan pihak lain
8. Sebagai ungkapan terimakasaih sebelum, selama atau
setelah proses pengadaan barang dan jasa
9. Hadiah atau souvenir selama kunjungan dinas yang
tidak berlaku secara umum dan diatas nilai kewajaran
10. Merupakan fasilitas hiburan, fasilitas wisata, voucher,
diskon yang diduga berhubungan dengan jabatan, tugas
dan / atau kewajibannya
11. Merupakan upaya dalam rangka mempengaruhi
kebijakan / keputusan / perlakuan pemangku
kewenangan

Pasal 6 ayat (2) Perwali No 37 Th 2016


SETIAP PEGAWAI
MELAPORKAN PENOLAKAN PEMBERIAN GRATIFIKASI
DALAM BENTUK
UANG, BARANG, JASA MAUPUN BENTUK LAINNYA
KEPADA UPG

Pasal 6 ayat (3) Perwali No 37 Th 2016


DALAM RANGKA MELAKSANAKAN
PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
DI BENTUK UPG
( UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI )

SUSUSNAN KEANGGOTAAN UPG

Pembina : Walikota
Pengarah : Sekretaris daerah
Ketua : Inspektur
Sekretaris : Unsur Pejabat Eselon III pada Inspektorat
Anggota : 1. Unsur Inspektorat
2. Unsur Pejabat Eselon III dan/atau
Pejabat Eselon IV pada Perangkat Daerah

Pasal 3 Perwali No 37 Th 2016


KEWAJIBAN UNTUK MENOLAK PEMBERIAN GRATIFIKASI
DIKECUALIKAN
PADA KONDISI

1. GRATIFIKASI TIDAK DITERIMA SECARA LANGSUNG


2. PEMBERI GRATIFIKASI TIDAK DIKETAHUI
3. PENERIMA RAGU DENGAN KUALIFIKASI
GRATIFIKASI YANG DITERIMA
4. GRATIFIKASI DIBERIKAN DALAM RANGKA
KEGIATAN ADAT ISTIADAT ATAU UPACARA
KEAGAMAAN
5. ADANYA KONDISI TERTENTU APABILA DILAKUKAN
PENOLAKAN DAPAT MENGAKIBATKAN RUSAKNYA
HUBUNGAN BAIK INSTITUSI, MEMBAHAYAKAN
PENERIMA DAN / ATAU MENGANCAM JIWA / HARTA
ATAU PEKERJAAN PEGAWAI YANG BERSANGKUTAN

Pasal 7 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


PEGAWAI YANG TIDAK DAPAT MENOLAK
PEMBERIAN GRATIFIKASI
TETAP WAJIB MELAPORKAN GRATIFIKASI
KEPADA
K P K melalui U P G

Pasal 7 ayat (2) Perwali No 37 Th 2016


DALAM HAL PEMBERIAN GRATIFIKASI
BERUPA MAKANAN YANG MUDAH BUSUK / RUSAK,
PENERIMA GRATIFIKASI TETAP WAJIB MENYAMPAIKAN
KEPADA UPG
Pasal 7 ayat (3) Perwali No 37 Th 2016

SETIAP PEGAWAI
WAJIB MELAPORKAN GRATIFIKASI KE KPK MELALUI UPG
DAN DISAMPAIKAN SECARA TERTULIS
MENGGUNAKAN SARANA ELEKTRONIK ATAU NON ELEKTRONIK
DENGAN MENGISI FORMULIR PELAPORAN GRATIFIKASI
Pasal 10 ayat (4) Perwali No 37 Th 2016
LAPORAN GRATIFIKASI SEKURANG – KURANGNYA MEMUAT :
1. Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi gratifikasi
2. Jabatan
3. Tempat dan waktu penerimaan gratifikasi
4. Uraian jenis gratifikasi yang diterima
5. Nilai gratifikasi yang diterima
Pasal 10 ayat (3) Perwali No 37 Th 2016

PENYAMPAIAN LAPORAN GRATIFIKASI DILAKUKAN DENGAN CARA :


1. Disampaikan kepada KPK melalui UPG dalam jangka waktu paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima
2. Disampaikan secara langsung kepada KPK atau melalui pos / email
/ website KPK paling lambat 30 ( tiga puluh ) hari kerja sejak
gratifikasi diterima

Pasal 10 ayat (4) Perwali No 37 Th 2016

UPG MENERUSKAN LAPORAN YANG DITERIMANYA KEPADA KPK


Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja
sejak laporan gratifikasi diterima
GUNA MEMPEROLEH PENETAPAN STATUS KEPEMILIKAN GRATIFIKASI

Pasal 10 ayat (5) Perwali No 37 Th 2016


TERHADAP GRATIFIKASI YANG DITETAPKAN KPK DIKELOLA
OLEH PEMDA, UPG DAPAT MENENTUKAN PEMANFAATANNYA
YAITU :
1. Dimanfaatkan oleh PEMDA untuk keperluan penyelenggaraan
PEMDA
2. Disumbangkan kepada yayasan sosial atau lembaga sosial
lainnya
3. Dikembalikan kepada pemberi gratifikasi
4. Dikembalikan kepada penerima gratifikasi
5. Dimusnahkan
Pasal 10 ayat (6) Perwali No 37 Th 2016

SETIAP ORANG YANG MENGETAHUI ADANYA PELANGGARAN TERHADAP PERWALI INI


DAPAT MELAPOR KEPADA UPG
BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN MELALUI POS dan / atau E-MAIL SEKRETARIAT UPG

Pasal 12 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016

LAPORAN HARUS DIJAMIN KERAHASIAANNYA


Pasal 12 ayat (32 Perwali No 37 Th 2016
KEWAJIBAN UNTUK MELAPORKAN PENERIMAAN GRATIFIKASI
DIKECUALIKAN
DALAM HAL

a. Pemberian dalam keluarga yaitu kakek / nenek, bapak / ibu /


mertua, suami/ isteri, anak / menantu, anak angkat / wali
yang sah, cucu, besan, paman / bibi, kakak / adik / ipar,
sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak berhubungan
dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau
tugasnya selaku pegawai
b. Pemberian dalam bentuk hidangan atau sajian yang berlaku
untuk umum
c. Pemberian berupa keuntungan atau bunga dari penempatan
dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
secara umum
d. Manfaat dari koprasi, organisasi kepegawaian atau organisasi
yang sejenis berdasarkan keanggotaan yang berlaku secara
umum

Pasal 7 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016 Lanjut


Lanjutan
e. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul, alat tulis,
plakat, sertifikat, tas dan pakaian dengan logo atau
informasi terkait instansi yang berlaku umum, yang diterima
dalam seminar / pelatihan / workshop / konfrensi atau
kegiatan sejenisnya
f. Hadiah, apresiasi, atau penghargaan dari kejuaraan,
perlombaan atau kompetisi yang diikuti dengan biaya
sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan
g. Penghargaan baik berupa uang atau barang yang ada
kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan
oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku
h. Hadiah langsung / undian, diskon / rabat, voucher, poin
reward, atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak
terkait kedinasan
i. Kompensasi atau honor atas profesi diluar kegiatan
kedinasan yang tidak terkait dengan tugas dan kewajiban,
sepanjang tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak
melanggar peraturan serta kode etik pegawai yang
bersangkutan

Pasal 7 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


Lanjutan

j. Kompensasi yang diterima terkait dengan kegiatan


kedinasan seperti honorariaum, transportasi, akomodasi dan
pembiayaan yang telah ditetapkan dalam standar biaya
yang berlaku di instansi penerima gratifikasi sepanjang
tidak terdapat pembiayaan ganda, tidak terdapat benturan
kepentingan dan tidak melkanggar ketentuan yang berlaku
di instansi penerima
k. Karangan bunga dengan nilai yang wajar dan berlaku umum
l. Pemberian terkait dengan penyelenggaraan pesta
pertunangan, pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis,
khitanan, potong gigi, upacara adat, dan / atau upacara
agama lainnyapaling banyak Rp 1.000.000,00 ( satu juta
rupiah ) per pemberian per orang dalam setiap kegiatan
m. Bingkisan / cindera mata / souvenir atau benda sejenis yang
diterima tamu / undangan dalam penyelenggaraan pesta
sebagaimana huruf l paling banyak senilai Rp 1.000.000,00
( satu juta rupiah ) per pemberian per orang dalam setiap
kegiatan

Pasal 7 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


Lanjutan

n. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang


dialami oleh diri penerima gratifikasi, suami, isteri, anak,
bapak, ibu, mertua, dan / atau menantu penerima gratifikasi
paling banyak Rp 1.000.000,00 ( satu juta rupiah ) per
pemberian per orang dalam setiap peristiwa
o. Pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut,
pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam
bentuk uang atau alat tukar lainnya paling banyak
Rp 300.000,00 ( tiga ratus ribu rupiah ) per pemberian per
orang dalam total pemberian Rp 1.000.000,00 ( satu juta
rupiah ) dalam waktu 1 ( satu ) tahun dari pemberi yang
sama
p. Pemberian sesama rekan kerja, tidak dari bawahan
keatasan dan tidak dalam bentuk uang atau alat tukar
lainnya, paling banyak Rp 200.000,00 (dua ratus ribu
rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian
paling banyak Rp 1.000.000,00 ( satu juta rupiah ) dalam 1
(satu) tahun dari pemberi yang sama, sepanjang tidak
diberikan oleh bawahan ke atasan

Pasal 7 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016


PENERIMAAN GRATIFIKASI
BUKAN DALAM BENTUK UANG
PENERIMAAN TERSEBUT
DIHITUNG BERDASARKAN HARGA PASAR PADA SAAT PEMBERIAN

Pasal 8 ayat (2) Perwali No 37 Th 2016


PENERIMAAN GRATIFIKASI
DALAM BENTUK VALUTA ASING
PENERIMAAN TERSEBUT DIHITUNG BERDASARKAN KURS TENGAH
BANK INDONESIA PADA TANGGAL PENERIMAAN
Pasal 8 ayat (3) Perwali No 37 Th 2016

SETIAP PEGAWAI DILARANG


MEMBERIKAN GRATIFIKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN
dan / atau
BERLAWANAN DENGAN KEWAJIBAN TUGASNYA

Pasal 9 Perwali No 37 Th 2016


DALAM RANGKA MEMENUHI PRINSIP
KEMANFAATAN
UPG MENYALURKAN MAKANAN
KE PANTI ASUHAN, PANTI JOMPO,
ATAU TEMPAT PENYALURAN BANTUAN SOSIAL
LAINNYA

Pasal 7 ayat (4) Perwali No 37 Th 2016


INSPEKTUR BERTANGGUNGJAWAB
ATAS PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 13 ayat (1) Perwali No 37 Th 2016

INSPEKTUR MELAPORKAN HASIL


PENGAWASAN
KEPADA WLIKOTA
S U M AT E R A K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA
Pasal 13 ayat (2) Perwali No 37 Th 2016
J AVA
S U M AT E R A K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA

J AVA

16

Anda mungkin juga menyukai