RPP Kelas 8 (AYUNI)
RPP Kelas 8 (AYUNI)
Memahami tata urutan perundang- Menjelaskan sikap masyarakat yang sesuai dengan
undangan dalam system hukum peraturan perundang-undangan.
nasional di Indonesia
Mendemostrasikan pola
pengembangan tata urutan
perundang-undangan dalam system
hukum nasional di Indonesia.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat makna tata urutan perundang-undangan di Indonesia
2. Siswa dapat menjelaskan proses penyusunan peraturan perundang-undangan nasioanl.
3. Siswa dapat menjelaskan sikap masyarakat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Karakter siswa yang diharapkan
- Bersahabat/komunikatif, disiplin, kerja keras, peduli sosial dan rasa ingin tahu.
D. Materi Pembelajaran
Memaknai peraturan perundang-undangan
Pertemuan ke- 13 s.d 27
1. Peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan menurut undang-undang nomor 12 tahun 2011 memiliki pengertian
peraturan tertulis memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh Lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan nasional adalah suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku di wilayah suatu negara.
2. Fungsi peraturan perundang-undangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
a. Sebagai norma hukum bagi warga negara.
b. Menentukan aturan-aturan yang menjadi pedoman dalam menjalankan hubungan antara
sesame manusia sebagai warga negara dan warga masyarakat.
c. Untuk mengatur kehidupan manusia sebagai warga negara agar kehidupannya sejahtera,
aman, rukun, dan harmonis.
d. Untuk menciptakan suasana aman,tertib, tenteram, dan kehidupan yang harmonis.
e. Untuk memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi warga negara.
f. Untuk memberikan perlindungan atas hak asasi manusia.
3. Tata urutan perundang-undangan menurut UU 12 tahun 2011
a. UUD 1945
b. UU/Perpu
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan daerah provinsi
f. Peraturan daerah kabupaten/kota
4. Penyusunan peraturan perundang-undangan telah diatur dalam UUD 1945. Penyusunan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
5. Landasan pembetukan peraturan perundang-undangan nasional, meliputi landasan filosofis,landasan
sosiologis, dan landasan yuridids.
6. Prinsip peraturan perundang-undangan.
a. Peraturan perundnag-undangan yang lebih tinggi kedudukannya dapat dijadikan landasan
atau dasar hukum bagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah atau berada
dibawahnya.
b. Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah harus bersumber atau memiliki dasar
hukum dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
c. Isi atau muatan peraturan perundangan-undangan yang lebih rendah tidak boleh menyimpang
atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
d. Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diganti, atau diubah dengan
peraturan perundang-udangan yang lebih tinggi atau paling tidak dengan yang sederajat.
e. Peratura perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur materi yang sama, peraturan
yang terbaru harus diberlakukan walaupun tidak dengan secara tegas dinyatakan bahwa
peraturan yang lama dicabut.
f. Peraturan yang mengatur materi yang lebih khusus harus diutamakan dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
7. Asas dalam pembukaan peraturan perundangan-undangan (ditegaskan pada pasal 5) meliputi
a) Asas kejelasan tujuan.
b) Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
c) Asas kesesuaian antara jenis,hiearki, dan materi muatan
d) Asas dapat dilaksanakan
e) Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan
f) Asas kejelasan rumusan
g) Asas keterbukaan.
8. Pembuatan peraturan perundangan-undangan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
kehidupan yang lebih adil dan tenteram. Sikap menaati peraturan perundang-undangan hendaknya
dilakukan dibebagai dilingkungan kehidupan, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan bernegara.
9. Cara masyarakat berpartisipasi dalam proses penyusunan perundang-undangan.
a. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum.
b. Menaati peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau negara.
c. Sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada.
d. Mengutamakan kepentingan umum (bangsa dan negara)
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : inquiry learning (Pembelajaran Inquiri)
3. Metode : ceramah, diskusi, dan inquiri
Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu penilaian Instrumen Penilaian Keterangan
1 Bersahabat/komunikatif Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
2 Disiplin Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
3 Kerja keras Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
4 Peduli sosial Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
5 Rasa ingin tahu Pengamatan Proses Lembar Pengamatan
Keterangan :
1. BT (Belum Tampak), jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas
2. MT (Mulai Tampak), jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas masih
sedikit dan belum ajek/konsisten
3. MB (Mulai Berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas cukupp
sering dan mulai ajek/konsisten
4. MK (Membudaya), jika menunjukkan adanya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas terus menerus
dan ajek/konsisten.
Penilaian Hasil
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Penilaian Penilaian
1. Menjelaskan makna tata urutan Tes Tertulis Uraian 1. Jelaskan yang dimaksud
perundang-undangan di peraturan perundang-
Indonesia undangan!
2. Menjelaskan proses 2. Bagaimanakah
penyusunan peraturan kedudukan MPR sebelum
perundang-undangan nasional dan setelah adanya
3. Menjelaskan sikap masyarakat diamandemen?
yang sesuai dengan peraturan 3. Siapakah yang berhak
perundang-undangan mengusulkan rancangan
peraturan daerah tingkat
provinsi?
4. Indonesia merupakan
negara hukum
sebagaimana dijelaskan
dalam UUD 1945 pasal 1
ayat (3). Apakah
konsekuensi negara
Indonesia sebagai negara
hukum?
5. Lembaga apakah yang
berwenang mengubah dan
menetapkan UUD 1945?
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.