Anda di halaman 1dari 3

Alkisah, dipesisir pantai hiduplah seorang ibu dan anak laki-laki nya yang bernama

Malin Kundang. Sejak suaminya meninggal, ibu Malin bekerja keras untuk menjadi tulang
punggung keluarga. Hingga pada suatu pagi...
Ibu Malin : “ selamat pagi, Malin, ibu mau pergi berjualan ikan dulu, ya, nak”
Malin : “ Malin boleh ikut bantu Bu?”
Ibu Malin : “ tentu saja boleh nak”
Malin kecil memang sangat rajin dan selalu menemani ibunya untuk berjualan ikan di
pasar. Setelah sampai di pasar, mereka pun mulai berjualan
Malin : “ Ikan segar, ikan segar. Ayo, Bu pak silahkan dibeli ikan segar nya”.
Meskipun masih kecil, Malin sangat pandai dalam berdagang
Pembeli (1) : “ Bu saya mau satu kilo, ya , ikannya “
Pembeli (2) : “ Saya juga satu kilo, ya, Bu”
Ibu Malin : “ Iya. Sebentar, ya, Bu, pak”.
Setelah selesai berdagang, Malin melihat ibunya yang sedang duduk bersandar di atas kasur,
yang terlihat sangat kelelahan, lalu Malin berkata,
Malin : “ Ibu pasti sangat lelah seharian berjualan dipasar”.
Melihat ibunya yang terduduk lemas, membuat tekad Malin Kundang semakin kuat untuk
merantau ketika ia dewasa nanti.
Seiring berjalannya waktu, Malin kecil berubah menjadi seorang pemuda yang gagah,
ia sudah merasa sudah waktunya untuk mengantikan ibunya untuk bekerja. Hingga pada
suatu hari Malin Kundang pun meminta izin untuk merantau
Ibu Malin : “ Apa kamu yakin, nak, untuk pergi merantau?”.
Malin : “ Tentu Bu, doakan Malin agar bisa sukses nantinya”.
Ibu Malin : “ Akan ibu doakan setiap hari nak”.
Ibu Malin : “ Hati-hati, ya, nak”.
Malin : “ Sampai jumpa, ibu”.
Ibu Malin : “ Sampai jumpaa, anakku”.
Bersama dengan pemuda lainnya Malin Kundang pun mulai menaiki kapal. Sang ibu mulai
merelakan anak semata wayangnya itu untuk pergi merantau.
Kapal yang membawa Malin pun telah pergi menjauh meninggalkan ibunya seorang
diri. Selepas Malin pergi merantau ibunya selalu merindukan anak semata wayangnya itu, ia
selalu teringat dengan Malin. Saat melihat lautan
Ibu Malin : “ Malin, apa kabar Kamu nak? Semoga kamu tetap sehat, ya. Ibu sangat
merindukan mu nak. Cepat pulanglah nak”.
Waktu pun berjalan, ibu Malin kian menua ia masih hidup seorang diri. Malin tidak
pernah memberi kabar ataupun pulang. Hingga pada suatu ketika, rumah nya didatangi oleh
pemuda
Pemuda : “ Permisi bu, apakah anda ibu dari Malin Kundang”.
Ibu Malin : “ Betul, saya ibu dari Malin Kundang”.
Pemuda : “ Malin saat ini menjadi saudagar kaya, Bu. Kabarnya esok hari dia bersama
saudagar lainnya akan berkunjung kesini”.
Ibu Malin : “ Malin, anakku! Terimakasih, ya, nak”
Ibu Malin sangat gembira saat mendengar kabar itu
Pagi pun tiba, ibu Malin segera berlari menuju ke pelabuhan untuk menyambut anaknya.
Sesampainya di sana
Ibu Malin : “ Malin anakku! Aku sangat merindukan mu nak”
Teriakkan sang ibu mampu membuat teman-teman Malin kaget, mereka pun bertanya
keheranan
Teman Malin (1) : “ Haa? Bukannya orang tua Malin kaya raya yah?”
Teman Malin (2) : “ Apakah di benar ibu mu, Malin?”
Malin : “ Tidak dia bukan ibuku”
Malin : “ Kau siapa? Aku tidak pernah punya ibu dekil dan miskin seperti mu”
Tidak disangka Malin pun tidak mengakui ibunya saat ibu nya mendekat, Malin segera
mendorong ibu nya hingga jatuh.
Ibu Malin : “ Malin kenapa kau berubah nak”.
Malin pun segera pergi meninggalkan ibu nya yang tengah menangis, ibu sangat kecewa
kepada Malin, ia segera mengangkat tangannya untuk berdoa
Ibu Malin : “ Jika dia memang anakku, tolong berikan keadilan Mu ya tuhan”.
Sesaat setelah berdoa langit yang tadinya cerah menjadi gelap pertanda akan terjadi
nya hujan badai. Kapal yang membawa Malin terombang ambing oleh hujan badai, hingga
membuat Malin terpental jauh kesebuah pulau,
(Adegan menangis) Malin : “ Ibu, maafkan aku, Bu, aku salah Bu”.
Malin terus menangis dan bersujud meminta maaf kepada ibu nya. Namun, permintaan maaf
Malin sudah terlambat. Tak lama seluruh tubuhnya menjadi kak dan tidak bisa di gerakkan
sama sekali.
(Adegan menangis) Malin : “ Ibu, tolong Malin, Bu”
Seluruh tubuhnya pun berubah menjadi batu, itu adalah hukuman yang harus di terimanya
karena durhaka kepada orang tua .

Anda mungkin juga menyukai