3. Langkah Perencanaan
3.1. Penentuan Trase jalan :
Trase Jalan adalah garis tengah Sumbu jalan yang merupakan garis lurus saling terhubung
dengan Peta Topografi serta merupakan acuan dalam menetapkan tinggi muka tanah dasar .
Prinsip dalam perencanaan penentuan pemilihan Trase jalan berdasarkan Permen PU No.19
Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis jalan dan Kriteria Perencanaan teknis jalan adalah :
(a) Trase Jalan sebaiknya dibuat lurus,pendek,sedikit tikungan,dan kelandaiannya (grade)
seminim mungkin
(b) Trase jalan menjauhi Daerah Aliran Sungai (DAS)
(c) Trase jalan mempertimbangkan besarnya volume galian dan timbunan
(d) Pemilihan lokasi Trase pada tanah yang mempunyai Nilai CBR yang memenuhi syrarat ,
sehingga keberadaan tanah tersebut bisa dipakai untuk pekerjaan timbunan pada lokasi
Trase jalan yang akan direncanakan
(e) Pemilihan Trase jalan sebaiknya dihindari pada daerah patahan, tanah rawan longsor ,
muka air tanah yang tinggi serta lokasi daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi
(f) Diupayakan pemilihan Trase tidak pada daerah hutan lindung, cagar budaya, dan iklim
(g) Diupayakan Trase jalan yang direncanakan jangan dilokasi padat penduduk dan lahan yang
bermasalah seperti tuntutan ganti rugi yang tinggi .
Langkah 1. Tentukan trase jalan dari titik E menuju titik L seperti gambar berikut ini
Langkah 2. Menentukan kondisi medan
1. Tentukan elevasi jalan per 50 meter, mulai dari titik E (STA 0 + 000 ) s/d L, (STA 0+000 ;
STA 0 + 050 ; STA 0+100 dst .
Data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Perhitungan Elevasi
Tabel Perhitungan Elevasi
T1 T2 H1 H2 TX
Titik
(m) (m) (m) (m) (m)
H1 = Jarak dari Garis Kontur Tertinggi ke garis Kontur terendah (diukur) = 4,2 cm
+91,50 H2 = Jarak dari titik yang dicari(titik E) ke garis Kontur terendah (diukur) = 2,7 cm
H1
Gunakan rumus interpolasi untuk mencari elevasi titik E (TE)
'.E +92.00
V1 H1 0,5 4,2
'= =
V2 H2 T E- 91,00 2,7
0,5
= 1,56
T E- 91,00
+91,50 TA 0,5
T E- 91,00 =
1,56
V2 V1
+91,00
T E- 91,00 = 0,32
T2 H2 T1
TE = 91,32 meter
Total = 14,58
Rerata = 0,97
14 , 58
Keniringan Rata-rata = = 0,97 %
15
Karena 0,97 % < dari 10 %, berarti trase jalan berada di daerah datar
Tabel 3. Klasifikasi Medan Jalan
XE = 9987,5 m
Mencari ordinat YE
DY1 = 9.750 - 9.700 = 50
D Y2 = YB - 9.700
V1 = 2 cm (diukur)
V2 = 1,9 cm (diukur)
Skala 1 : 2500
V1 = 2 cm x skala = 2 x 25 = 50 meter
V2 = 1,5 cm x skala = 1,9 x 25 = 47,5 meter
D Y1 V1 50 50
.= .=
D Y2 V2 YE - 9.700 47,5
YE = 9745,5 meter
XP 2−XP 1 10.450−10.265
Sudut azimut P1P2 = P1P2 = arc tg = arc tg = -44, 71 derajat,
YP 2−YP 1 9670−9857 ,5
(KW2)
Karena KW (kuadran) 2, maka 180 derajat – 44,71 derajat = 135,29 derajat
XL−XP 2 10.690−10.450
Sudut azimut P2L = P2L = arc tg = arc tg = 80,54 derajat
YL−YP 2 9710−9670
P1 aP1P2
aEP1
EP1P2
E aP2L L
P2
= sudut azimut
= sudut tikungan
3.2. Analisa LaLu Lintas
Data Yang diperlukan untuk Analisa lalu lintas adalah
1. Data hasil survey volume lalu lintas
Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan penentuan
jumlah dan lebar lajur adalah Volume Jam Perencanaan (VJP) (kendaraan/jam)
VJP pada tahun awal dapat diperoleh dari survei langsung pada jalan yang akan
ditingkatkan atau dari suatu kajian transportasi untuk jalan baru yang sebelumnya tidak
ada.
Kendaraan Rencana
Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam 3 kategori:
1. Kendaraan Kecil, diwakill oleh mobil penumpang
2. Kendaraan Sedang, diwakill oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as
3. Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-traller.
Kondisi Medan
No. Jenis Kendaraan
Datar/Perbukitan Pegunungan
1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1 1
2 Pick Up, Bus Kacil, Truk Kecil 1,2 - 2,4 1,9 - 3,5
3 Bus dan Truk Besar 1,2 - 5,0 2,2 - 6,0
4 Sepeda Motor 0.5 0.75
Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997
Data VJR tahun 2020 (hasil survey lalulintas pada tahun 2020) ( Kend/Jam ) :
a. Mobil penumpang = 1767 kendaraan
b. Bus = 62 kendaraan
c. Truk 2 As = 124 kendaraan
d. Truk 3 As = 56 kendaraan
Tabel 6. Kriteria desain untuk menetapkan kecepatan rencan (VR), e maks, f maks
3.5. Perencanaan Alinemen Horizontal
3.5.1. Perhitungan Lengkungan Tikungan
1. Jari – Jari Minimum (RMin)
Jari – jari minimum (RMin) merupakan nilai batas lengkung atau tikungan untuk
suatu kecepatan rencana tertentu. Jari – jari minimum merupakan nilai yang sangat
penting dalam perencanaan alinemen terutama untuk keselamatan kendaraan
bergerak di jalan. Berikut adalah tabel jari – jari minimum (R Min) dan derajat
Lengkung maksimum (DMaks) untuk beberapa kecepatan :
Dari Tabel 7, dengan Vrencana = 80 km/jam, e maks = 8 %, didapat R min = 229 meter
Atau dengan menggunakan rumus
Jari – jari lengkung minimum (RMin) :
2
V
Rmin =¿
127.(e maks+ f m )
2
50
¿
127.(0 , 08+0 , 16)
¿ 82,192 ≈ 82 meter
Tabel . 8
Data Tikungan :
Tikungan 1` (P1)
P1
67,25˚
112,75 derajat
E
P2
¿
39
360
( 2)
22
7 ( )
( 100 )
j. L=2 LS + LC
¿ ( 2 ) ( 50 ) + ( 68 , 06 )
¿ 168 , 06 meter
¿ 50 meter
p=¿ y S – R ( 1−cos θ S )
( 50 )2
¿ – ( 100 )( 1−cos 14 ,32 ° )
( 6 ) ( 100 )
¿ 4 ,17−3 , 11
¿ 50−0,00625−24 ,73
¿ 25 , 26 meter
67 , 25
¿ ( 100+1 , 07 ) sec – 100
2
¿ 21 , 38 meter
67 , 25
¿ ( 100+1 , 07 ) tan +25 , 26
2
¿ 92 , 47 meter
168 , 06 ≤ ( 2 )( 92 , 47 )
P1
L
∆ = 54,75 ˚
P2
234,75 ˚
j. L=2 LS + LC
¿ ( 2 ) ( 50 ) + ( 47 ,12 )
¿ 147 , 12 meter
¿ 50 meter
p=¿ y S – R ( 1−cos θ S )
( 50 )2
¿ – ( 100 )( 1−cos 14 ,32 ° )
( 6 ) ( 100 )
¿ 4 ,17−3 , 11
¿ 50−0,00625−24 ,73
¿ 25 , 26 meter
54 , 75
¿ ( 100+1 , 07 ) sec – 100
2
¿ 13 , 82 meter
54 , 75
¿ ( 100+1 , 07 ) tan +25 , 26
2
¿ 77 , 60 meter
147 , 12≤ ( 2 ) ( 77 , 60 )
b =2 , 4+ ( R−√ R −P )
' 2 2
Td=√ R2 + A ( 2 P+ A )−R
( 0,105 ) .Vr
Z=¿
√R
Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
b’ = Lebar lintasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lau lintas
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
C = Kebebasan samping (0,8 m)
P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
A = Jarak ujung mobil dan ban depan = 1,2 m
Vr = Kecepatan rencana
R = Jari-jari tikungan
Rumus :
W =B−L
Dimana :
B = Lebar Total
L = Lebar badan jalan (2x5,5 = 11 m)
W = Pelebaran pada tikungan
a. Tikungan P1
V rencana = 50 km/jam
R rencana = 100 meter
b ' =2 , 4+ ( R−√ R2−P2 )
¿ 2 , 4+ ( 100− √ 100 −6 ,1 )
2 2
¿ 2,586 meter
Td=√ R2 + A ( 2 P+ A )−R
b. Tikungan P2
Karena Vr tikungan P2 = Vrencana tikungan P1 = 50 km /jam dan
R rencana tikungan P2 = R rencana tikunganP1 = 100 meter, maka
Pelebaran pada tikungan W tidak perlu dihitung lagi , berarti pada tikungan P2
juga tidak diperlukan penambahan lebar tikungan
2. Perhitungan Kebebasan Samping Pada Tikungan (E)
a. Tikungan P1
V rencana = 50 km/jam
R rencana = 100 meter
Jarak Pandang Henti (Jh) = 55 meter (dari tabel 7)
Tabel 7. Jarak Pandang Henti (Jh) minimum
VR, (km/jam ) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
( 90 ) ( Jh )
θ=¿
π .R
( 90 ) ( 55 )
( )
¿ 22
7
( 100 )
¿ 15 , 75°
E=R (1−cos θ )
¿ ( 100 ) ( 1−cos 15 ,75 ° )
¿ 3 , 75 meter
Jadi, kebebasan samping (E) pada tikungan P1 adalah 3,75 meter
b. Tikungan P2
Karena Vr tikungan P2 = Vrencana tikungan P1 = 50 km /jam dan
R rencana tikungan P2 = R rencana tikunganP1 = 100 meter, maka
Kebebasan samping pada tikungan P2 (m) = kebebasan samping pada tikungan
P1 = 3,75 meter
TS SC 7,8 %
Z
I
7,8 %
2%
2% LS = 50 m
Z I 2% 2%
X
LS = 50 meter
X en X 2
Pot Z-Z = = X = 10,20 meter
Ls en+e 50 2+ 7 , 8
Y en+en Y 2+2
Pot I-I = = Y = 20,40 meter
Ls en+e 50 2+ 7 , 8
TS SC CS ST
sisi luar tikungan
e max = 7,8 %
e=0%
en = 2 %
0% 0%
Ly
b. Tikungan P2
e normal = 2 % e max = 7,8 % Ls = 50 meter Lebar 1 jalur = 5,5 meter
1 ( 0 , 02+ 0,078 ) 5 ,5
Landai relatif = =¿ = 0, 01
m 50
TS SC 7,8 %
Z
I
7,8 %
2%
2% LS = 50 m
Z I 2% 2%
X
LS = 50 meter
X en X 2
Pot Z-Z = = X = 10,20 meter
Ls en+e 50 2+ 7 , 8
Y en+en Y 2+2
Pot I-I = = Y = 20,40 meter
Ls en+e 50 2+ 7 , 8
TS SC CS ST
sisi luar tikungan
e max = 7,8 %
e=0%
en = 2 %
0% 0%