Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 1

1.1 Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu memahami siklus refrigerasi dasar

1.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa mampu menggambar siklus refrigerasi dasar pada P-h diagram dengan
menggunakan alat ekspansi berupa TXV.
2. Mahasiswa mampu mencari nilai entalpi pada setiap titik ukur untuk menghitung kapasitas
refrigerasi.

1.3 Dasar Teori


Daur Kompresi Uap Standar
Daur kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi.
Pada daur ini uap ditekan dan kemudian diembunkan menjadi cairan lalu tekanannya
diturunkan agar cairan tersebut dapat menguap kembali. Daur uap nyata yang banyak
digunakan saat ini merupakan suatu pembatas yang tak dapat dilebihi jika melakukan kerja di
antara dua temperatur tertentu yang menyalurkan energi dari temperatur rendah menuju
temperatur yang lebih tinggi.
Sistem refrigerasi sederhana yang bekerja pada daur kompresi uap standar menggunakan
komponen-komponen kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Bila digambarkan
berupa model sistem sebagai berikut:

Gambar 1.1 Model sistem daur kompresi uap standar


Dalam diagram temperatur-entropy (T-s) dan tekanan-entalphi (P-h) model proses dari
daur kompresi uap standar adalah:

Gambar 1.2 Model proses T-s dan P-h diagram daur kompresi uap sederhana
Proses-proses yang membentuk daur kompresi uap standar adalah:
1-2 : kompesi adiabatik dan reversibel, dari uap jenuh menuju
tekanan kondensor.
2-3 : pelepasan kalor reversibel pada tekanan konstan,
menyebabkan penurunan panas lanjut dan
pengembunan refrigeran menjadi cairan jenuh.
3-4 : ekspansi tidak reversibel pada entalpi konstan dari cairan jenuh
menuju tekanan evaporator.
4-1 : penambahan kalor reversibel pada tekanan tetap
yang menyebabkan penguapan menuju uap jenuh

Prestasi kerja (COP) dari daur kompresi uap ini dapat dihitung sebagai perbandingan
antara kapasitas pendingin dengan kerja kompresor sebagai berikut:

 
QE m(h1 − h4)
COP = =
 
W comp m(h 2 − h1 )
Dalam sistem, sangat diharapkan COP yang tinggi, artinya untuk kapasitas perbandingan
yang dihasilkan hanya membutuhkan daya kompresor tertentu agar dapat dihasilkan kapasitas
perbandingan yang maksimal.

1.4 Peralatan dan Bahan Percobaan


1. Modul alat ET 411C Compression Refrigeration System
2. Refrigeran R-134a
3. Manifold gauge set
4. Stopwatch
5. Alat tulis

1.5 Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 1.3 Diagram alir proses


Gambar 1.4 Katup yang harus dibuka (V1, V5, dan V6)

1.6 Langkah-langkah Percobaan


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pastikan semua saklar dalam kondisi “off” dan katup masih dalam keadaan tertutup
semua sebelum alat dihubungkan ke sumber listrik.
3. Putar “main switch” ke posisi “on”
4. Buka katup V1, V5, dan V6.
5. Aktifkan kompresor.
6. Aktifkan kipas kondensor.
7. Tunggu sampai kondisi steadi.
8. Catat data temperatur dan tekanan dan tuliskan dalam lembar kerja.
9. Ulangi langkah 7 dan 8 sampai 3 kali.
10. Aktifkan kipas evaporator untuk pembebanan dan lakukan langkah 7 s/d 9
11. Jika sudah selesai mengambil data tutup katup V5 sampai kompresor mencapai kondisi
“cut off” pada tekanan discharge.
12. Setelah kompresor mati, tutup semua katup yang masih terbuka.
13. Matikan kipas kondensor dan kipas evaporator.
14. Matikan semua kelistrikan dengan memutar “main switch” ke posisi “off”
15. Lepaskan kabel utama dari sumber listrik.
16. Bersihkan alat praktikum
30.00

“ &*’
20.00 " ’°
0.0*0

- 0.B0
10.00 -

O.TO

- 0.090
0.10

200

-ONO
1.OO-
U.vU
0.B0
0.70
0.60
0.50
x = 0.J0 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 -4£1 -20 0 20 40 & 80 l& 12O

140 160 1B0 200 220 240 260 2B0 300 320 340 360 3B0 400 420 440 460 4B0 500 520 540 560

Anda mungkin juga menyukai