Anda di halaman 1dari 65

DIFUSI GAS DAN CAIR

KELOMPOK 2SN
 ELIZA HABNA LANA
 JAYUSANDI MULYA S
 NADIFA ISMANINGTYAS
 NUR SAFITRAH
TUJUAN PERCOBAAN

• Mampu Menggunakan Persamaan Dasar Perpindahan Massa


(Hukum Fick) Untuk Mengetahui Dan Menentukan Koefisien
Difusi Pada Fenomena Difusi Gas Dan Difusi Cair
• Mampu Menjelaskan Mekanisme Perpindahan Massa Dari Gas Ke
Gas Maupun Dari Cair Ke Cair.
PRINSIP KERJA

Mengamati proses difusi gas-gas dan difusi cair-cair


serta mengetahui pengaruh suhu terhadap laju difusi
pada difusi gas-gas dan pengaruh konsentrasi larutan
KCl terhadap laju difusi pada difusi cair-cair.
TEORI DASAR

 Difusi = peristiwa perpindahan massa yang berpindah dari suatu


keadaan yang memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
hingga tercapai kondisi kesetimbangan.
 Perpindahan massa yang terjadi dapat berlangsung dalam fasa gas
maupun dalam fasa cair.
TEORI DASAR
Difusi
Difusi

Gas-Gas Cair-Cair
Molekular Konvektif

  ∗ 𝑑𝑐 𝐴   ∗ 𝑑𝑐 𝐴
𝐽 𝐴𝑍 =− 𝐷 𝐴𝐵 𝐽 𝐴𝑍 =−( 𝐷 𝐴𝐵 + 𝜀 𝑀 )
𝑑𝑧 𝑑𝑧
TEORI DASAR
 Laju difusi molekul gas lebih besar apabila dibandingkan dengan laju difusi molekul cair  jarak antara
molekul dalam fasa gas lebih renggang apabila dibandingkan dalam fasa cair.
 Jarak molekul dalam gas lebih renggang daripada dalam fasa cair, maka densitas dan hambatan difusi pada
gas akan lebih kecil.
 Penentuan koefisien difusi gas digunakan pipa kapiler berisi cairan volatil yang dilewatkan aliran gas di
atasnya.
TEORI DASAR
 Laju difusi molekul cairan lebih kecil apabila dibandingkan dengan laju difusi molekul gas 
jarak antara molekul dalam fasa liquid lebih rapat apabila dibandingkan dalam fasa gas.
 Umumnya koefisien difusi untuk gas lebih besar hingga 105 kali koefisien difusi cairan.
 Jarak molekul dalam cairan lebih rapat daripada dalam fasa gas, maka densitas dan
hambatan difusi pada cairan akan lebih besar. Hal ini juga menyebabkan gaya interaksi
antar molekul sangat penting dalam difusi cairan.
 Penentuan koefisien difusi cairan digunakan sel difusi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIFUSI

Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka kecepatan difusi


semakin tinggi
Ketebalan membran. Semakin tebal membran yang ada maka
kecepatan difusi semakin kecil
Luas area. Semakin besar luas area kontak maka semakin cepat
kecepatan difusinya
Jarak. Semakin besar jarak antara dua larutan yang berbeda
konsentrasinya , maka semakin kecil laju difusinya
Suhu. Semakin tinggi suhu maka partikel akan mendapatkan energi untuk
bergerak lebih cepat, sehingga semakin cepat pula kecepatan difusinya
DIFUSI GAS-GAS
ALAT DAN BAHAN DIFUSI GAS-GAS

 Termometer  Temperature Controller


 Water Bath  Tabung Kapiler T
 Scale (Alat Ukur)  Pompa
 Heater  Aseton
 Mikroskop  Air
PROSEDUR PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
Mengisi tabung kapiler 35
Memasang termometer Merendam tabung kapiler
mm dengan cairan aseton
pada water bath dalam water bath
murni

Mengatur jarak Mengatur sliding vernier


Mengatur lensa mikroskop
mikroskop dengan tangki scale pada skala yang
agar miniskus terlihat terbalik
(20mm – 30mm) ditentukan

 Menyalakan controller suhu Ketika suhu steady, mencatat waktu (t) &
Menyalakan pompa
dan mengatur suhu level cairan (L) setiap 3 menit selama 30
udara
(variasi 50 dan 60) menit
DATA PERCOBAAN (T = 50O C)
t (s) L (cm) ∆L (cm) L2-LO2 (cm2)
0 2.12 0.00 0.00
180 2.14 0.02 0.09
360 2.17 0.03 0.21
540 2.20 0.03 0.35
720 2.22 0.02 0.43
900 2.22 0.00 0.43
1080 2.24 0.02 0.52
1260 2.26 0.02 0.61
1440 2.29 0.03 0.75
1620 2.30 0.01 0.80
1800 2.30 0.00 0.80
DATA PERCOBAAN (T = 50OC)

 Karakteristik senyawa aseton dan udara


Senyawa Berat Massa Jenis Volume
Molekul (g/cm3) (cm3)
(g/mol)
Aseton 58.08 0.791 66.86
Udara 29 1.2943 x 10-3 20.1
 Titik didih aseton : 82.06 cm3atm/mol.K
 L0 : 2.12 cm
 Konstanta A, B, dan C Aseton
A B C
7.2316 1277.03 237.23
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Tekanan uap aseton pada kondisi standar (T = 25oC)

  
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Tekanan Uap Aseton pada T = 50oC :

  
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Tekanan total aseton

  
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Perhitungan PB1 dan PB2

0.8031

  
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Perhitungan PBM

  
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)

 Perhitungan koefisien difusi berdasarkan persamaan linear (y = mx)

  
y = m x
 Plot grafik persamaan linear dengan menggunakan data (L2-L02)
sebagai sumbu y dan (t) sebagai sumbu x
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
Grafik L2-LO2 vs t pada T=50OC
0.90
0.80 f(x) = 0 x + 0.06
R² = 0.97
0.70
Diperoleh persamaan
0.60
linear:
L2-LO2 (cm2)

0.50
0.40
y = 0.0004x +
0.30
0.0621
0.20
dengan
0.10
0.00
R² = 0.9704
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
t (s)
MENCARI DAB PERCOBAAN (T = 50OC)

 Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, diketahui bahwa

 Nilai DAB
  
MENCARI DAB LITERATUR (T = 50O C)

 Berdasarkan persamaan Fuller-Schletter-Giddings,

  Menghitung
 DAB Lit
KESALAHAN LITERATUR (T = 50OC)

  
DATA PERCOBAAN (T = 60O C)
t (s) L (cm) ∆L (cm) L2-LO2 (cm2)
0 2.11 0.00 0.00
180 2.17 0.06 0.26
360 2.27 0.1 0.70
540 2.27 0 0.70
720 2.28 0.01 0.75
900 2.48 0.2 1.70
1080 2.62 0.14 2.41
1260 2.87 0.25 3.78
1440 3.23 0.36 5.98
1620 3.5 0.27 7.80
1800 3.54 0.04 8.08
DATA PERCOBAAN (T = 60OC)
 Karakteristik senyawa aseton dan udara

Senyawa Berat Massa Jenis Volume


Molekul (g/cm3) (cm3)
(g/mol)
Aseton 58.08 0.791 66.86
 Titik didih aseton
Udara 29 1.2943 x 10-3 20.1
 R : 82.06 cm3atm/mol.K
 L0 : 2.11 cm
 Konstanta A, B, dan C Aseton
A B C
7.2316 1277.03 237.23
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Tekanan uap aseton pada kondisi standar (T = 25oC)

  
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Tekanan Uap Aseton pada T = 60oC :

  
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Tekanan total aseton

  
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Perhitungan PB1 dan PB2

1.13297

  
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Perhitungan PBM

  
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

 Perhitungan koefisien difusi berdasarkan persamaan linear (y = mx)

  
y = m x
 Plot grafik persamaan linear dengan menggunakan data (L2-L02)
sebagai sumbu y dan (t) sebagai sumbu x
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)

Grafik L2-LO2 vs t pada T=60OC


9.00
8.00
7.00
Diperoleh persamaan
f(x) = 0.01 x − 1.99
R² = 0.89 linear:
L2-LO2 (cm2)

6.00
5.00
4.00 y = 0.0053x – 1.9946
3.00 dengan
2.00
R² = 0.8913
1.00
0.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
t (s)
MENCARI DAB PERCOBAAN (T = 60OC)

 Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, diketahui bahwa

 Nilai DAB
  
MENCARI DAB LITERATUR (T = 60O C)

 Berdasarkan persamaan Fuller-Schletter-Giddings,

  Menghitung
 DAB Lit
KESALAHAN LITERATUR (T = 60OC)

  
ANALISIS ALAT & BAHAN DIFUSI GAS-GAS
Termometer Untuk mengetahui apakah suhu di dalam water bath sudah sama
dengan suhu yang ditentukan pada temperature controller.
Water Bath Wadah fluida pemanas (air) berada.
Scale (Alat Ukur) Untuk mengukur perubahan ketinggian aseton yang disebabkan oleh
difusi (diamati dengan mikroskop).
Heater Untuk menaikkan suhu air dari suhu kamar ke suhu yang diinginkan.
Mikroskop Untuk mengamati perubahan ketinggian yang terjadi (dengan
menyesuaikan meniskus yang terlihat).
Temperature Untuk menjaga temperatur dari heater agar tetap stabil (50oC atau
Controller 60oC).
Tabung Kapiler T Wadah proses difusi dan agar aseton tidak tercampur dengan air.
Pompa Mengalirkan udara pada tabung kapiler
Aseton Zat yang berdifusi. Aseton memiliki tekanan uap dan titik didih yang
rendah (56oC), sehingga akan mudah menguap dan berdifusi ke
udara.
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
 Aseton dimasukkan ke dalam pipa kapiler pada jarak tertentu dari
permukaan pipa kapiler. Pada percobaan ini alat diatur sedemikian
rupa agar berada sedikit di bawah permukaan air, hal ini dilakukan
agar pengamatan yang terjadi dapat diamati dengan lebih baik,
tanpa perlunya pengisian ulang aseton karena habis terdifusi.
 Hal pertama yang perlu dilakukan dalam percobaan ini adalah
memanaskan water bath mencapai suhu yang diinginkan. Water bath
berfungsi sebagai media untuk menjaga suhu aseton agar selalu
konstan. Setelah suhu water bath sudah relatif konstan, barulah
dimasukkan pipa kapiler yang telah berisi aseton.
 Aseton akan berdifusi ke udara akibat adanya panas di bagian bawah
tabung kapiler, membuat aseton menguap dengan laju penguapan
tertentu. Perpindahan massa akan terjadi dari bagian yang
berkonsentrasi tinggi (aseton) ke konsentrasi yang lebih rendah
(udara).
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)
 Pada permukaan atas pipa kapiler dialiri udara dengan kecepatan
rendah dengan tujuan untuk membawa gas aseton yang berada di
atas pipa kapiler keluar. Hal ini agar proses difusi kontinu. Jika laju
alir udara terlalu cepat maka laju difusi aseton akan terhambat oleh
aliran udara tersebut. Di sisi lain, bila aliran udara terlalu lambat
maka di atas pipa kapiler akan menumpuk molekul-molekul gas
aseton yang telah menguap. Hal ini membuat larutan aseton dalam
pipa kapiler juga sulit untuk berdifusi karena terhalangi oleh molekul-
molekul gas aseton itu sendiri.
 Data yang diambil pada percobaan ini adalah ΔL (penurunan
ketinggian) permukaan aseton tiap selang waktu 3 menit. Perubahan
ketinggian ini dilihat dengan menggunakan mikroskop. Posisi
mikroskop diatur sedemikian rupa sehingga terlihat batas atas dari
meniskus cairan aseton. Secara teoritis, seiring bertambahnya
waktu, ketinggian aseton semakin berkurang.
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)
 Percobaan ini dilakukan pada 2 variasi temperatur yang berbeda
yaitu 50 dan 60OC. Suhu 50OC dipilih karena mendekati titik didih
aseton pada tekanan atmosfer (1 atm) yaitu 56OC. Dalam hal ini
akan diamati pengaruh yang terjadi bila suhu dinaikkan menjadi
60OC yang melebihi titik didih aseton. Secara teoritis, pada
temperatur yang lebih tinggi, perubahan ketinggian aseton pada
pipa kapiler akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
temperatur sangat mempengaruhi laju difusi gas dan sangat
bergantung dari titik didih larutan itu sendiri.
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS

Grafik L2-LO2 vs t pada T=50OC Grafik L2-LO2 vs t pada T=60OC


1.00 10.00
0.80 f(x) = 0 x + 0.06 8.00
L2-LO2 (cm2)

L2-LO2 (cm2)
0.60 R² = 0.97 6.00 f(x) = 0.01 x − 1.99
0.40 4.00 R² = 0.89
0.20 2.00
0.00 0.00
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

t (s) t (s)

 o Slope pada suhu 60 jauh lebih besar dibandingkan pada suhu 50 menandakan
difusivitas pada suhu 60oC lebih besar daripada pada suhu 50oC
o Pada suhu 60°C perubahan ketinggian aseton jauh lebih cepat berkurang karena
suhu ini berada di atas titik didih aseton yaitu 56°C
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)

 Pada data percobaan, ketinggian dari aseton di dalam pipa kapiler (miniskus terbalik) semakin lama
semakin tinggi menandakan telah terjadinya proses difusi aseton ke udara
 Difusivitas gas aseton hasil penguapan ke dalam udara dihitung dengan hubungan antara laju transfer
massa (penguapan) dan laju pengurangan cairan aseton.
 Pada suhu 60oC, aseton akan mengalami penguapan (di atas titik didih 56 oC) sehingga proses difusi terjadi
makin cepat karena bukan hanya terdapat proses perpindahan berdasarkan perbedaan konsentrasi saja.
 Untuk mendapatkan nilai difusivitas pada percobaan difusi GAS-GAS, diperlukan nilai gradien (slope) yang
diperoleh dari persamaan yang menggambarkan hubungan L 2-Lo2 terhadap waktu
 Nilai gradien yang positif menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan waktu, maka ketinggian aseton
dalam tabung kapiler semakin berkurang akibat sejumlah aseton yang berdifusi ke udara
 Peningkatan suhu akan meningkatkan nilai difusivitas eksperimental aseton ke udara sehingga
menyebabkan molekul aseton memiliki energi kinetik yang lebih besar untuk bergerak dan bertumbukan
satu sama lain untuk berpindah ke zat lain yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga difusivitasnya
meningkat
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
(CONT’D)

DAB-Percobaan DAB-Literatur Kesalahan


Hasil
(m2/s) (m2/s) Relatif
Suhu 50 ⁰C 0.0755 x 10 -6 0.4419 x 10 -6 82.91%
0.73248 x 10 0.320133 x 10
Suhu 60 ⁰C -6 -6 77.12%

Peningkatan koefisien difusivitas apabila terjadi peningkatan suhu


karena peningkatan suhu membuat driving force difusi bertambah
karena laju penguapannya semakin cepat sehingga laju difusi
meningkat pula. Pada suhu 60°C perubahan ketinggian aseton jauh
lebih cepat berkurang karena suhu ini berada di atas titik didih
aseton yaitu 56°C
ANALISIS KESALAHAN DIFUSI GAS-GAS

 Seharusnya suhu pemanasan yaitu konstan 50 dan 60 0 C, namun pada percobaan suhu
cenderung tidak stabil sehingga tidak selalu berada tepat pada kedua suhu tersebut. Kesalahan
paling tampak pada data pengambilan data ke 540 yang tidak terjadi difusi sama sekali akibat
heater ternyata mati sementara.

 Kesalahan membaca skala yang tidak terjadi pada waktu yang aktual sering kali terjadi karena

praktikan sering kali mengalami kesulitan dalam membaca .

 Laju alir udara yang tidak selalu tetap selalu sehingga proses difusi dapat menjadi lebih cepat

atau lebih lambat dari yang seharusnya.

 Potensi adanya kontaminan pada aseton sehingga mempengaruhi nilai difusivitas dari aseton.
DIFUSI CAIR CAIR
ALAT DAN BAHAN DIFUSI CAIR-CAIR

 Konduktometer  Larutan KCl


 Magnetic stirrer  Air
 Sel difusi
PROSEDUR PERCOBAAN DIFUSI CAIR-CAIR
Mengisi sel difusi dengan KCl 1 M (percobaan 1) dan KCl 2 M (percobaan 2)

Membersihkan cairan berlebih di luar sel difusi

Menutup permukaan sel difusi dengan kertas saring

Menempatkan sel difusi ke dalam tangki

Mengatur kedudukan sel difusi horizontal dan n 5 mm di bawah garis tanda di tangka

Mengisi tangki dengan deionized water

Mengukur konduktansi deionized water

Menyalakan pengaduk (magnetic stirrer)

Mencatat konduktivitas tiap interval waktu 3 menit selama 1 jam


DIFUSI CAIR CAIR
KCl 1M KCl 2M
t (menit)
K (µS) K (µS)
0 285 350
3 357 412
6 389 443
9 411 480
12 428 545
15 445 605
18 456 641
21 467 666
24 478 690
27 487 710
30 496 726

DATA PERCOBAAN
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
t
t (sekon K K
(menit) ) (µS) (S)
0.00028
285
0 0 5
0.00035
357
3 180 7
0.00038
389
6 360 9
0.00041
411
9 540 1
0.00042
428
12 720 8
PENGOLAHAN
DATA DIFUSI
CAIR CAIR
(KCL 1 M)

Sehingga didapatkan
slope
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
Diketahui:
 Menentukan Percobaan Jumlah Pipa Kapiler
𝑑𝐾
(N)=121 buah
  4×𝑉 ×𝐿× Diameter (D) = 0.1 cm
𝑑𝑡
𝐷 𝐴𝐵= 2 Panjang Pipa Kapiler
𝜋 ×𝑑 × 𝑁 × 𝐶 𝑀 × 𝐶 𝐴
(L) = 0.5 cm
  
  3
4 × 900 𝑐𝑚 × 0.5 𝑐𝑚 × 1 × 10
−7 𝑆 Volume tangki (V) =
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝐷 𝐴𝐵 =
2 𝑆 . 𝑐𝑚3
900 cm3
𝜋 × ( 0.1 𝑐𝑚 ) × 121 × 0.41 × 10−3 𝑚𝑜𝑙 / 𝑐𝑚 3 Perubahan
𝑚𝑜𝑙
konduktifitas per-
  Mol (CM) = 0.41
S.cm3/mol
 CA (KCl) = 0.001
S.cm3/mol
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)

 Menentukan Literatur

 
Dimana :
Θ = Faktor Asosiasi air = 2.26
  
= 0.069 Mb = berat molekul air = 18 g/mol
nb = viskositas air = 0.01
g/cm.s
va = volume molar KCL = 0.07054
cm3/mol
T = Temperature = 25.15
o
C
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)

 Menentukan Kesalahan Percobaan

  
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)
t
t (sekon K K
(menit) ) (µS) (S)
0 0 350 0.00035
0.00041
412
3 180 2
0.00044
443
6 360 3
9 540 480 0.00048
0.00054
545
12 720 5
0.00060
605
15 900 5
PENGOLAHAN
DATA DIFUSI
CAIR CAIR
(KCL 2 M)

Sehingga didapatkan
slope
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)

 Menentukan Percobaan
  𝑑𝐾 Diketahui:
4×𝑉 ×𝐿×
𝑑𝑡 Jumlah Pipa Kapiler
𝐷 𝐴𝐵= 2
𝜋 ×𝑑 × 𝑁 ×𝐶 𝑀 × 𝐶 𝐴
(N)=121 buah
   Diameter (D) = 0.1 cm
  3 −7 𝑆
4 × 900 𝑐𝑚 × 0.5 𝑐𝑚 × 2 × 10 Panjang Pipa Kapiler
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝐷 𝐴𝐵 = 3
2 𝑆 . 𝑐𝑚 −3 3
(L) = 0.5 cm
𝜋 × ( 0.1 𝑐𝑚 ) × 121 × 0.41 × 2 × 10 𝑚𝑜𝑙 / 𝑐𝑚
𝑚𝑜𝑙
Volume tangki (V) = 900 cm3
Perubahan konduktifitas per-
 
Mol (CM) = 0.41 S.cm3/mol
 CA (KCl) = 0.002 S.cm3/mol
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)

 Menentukan Literatur

 
Dimana :
Θ = Faktor Asosiasi air = 2.26
  
= 0.1047 Mb = berat molekul air = 18 g/mol
nb = viskositas air = 0.01
g/cm.s
va = volume molar KCL =
0.03527cm3/mol
T = Temperature = 25.15
o
C
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)

 Menentukan Kesalahan Percobaan

  
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI CAIR-
CAIR
ANALISIS PERCOBAAN
 KCl dituangkan ke dalam tabung kapiler dengan memiringkan tabung kapiler saat
ditunagkan dengan larutan secara perlahan, kemudian tabung perlahan-lahan
ditegakkan hingga tabung kapiler terisi penuh dari bagian membran semipermeabel
pada tabung kapiler. Gelembung udara tidak boleh ada karena akan menghambat
laju difusi cair-cair.
 Difusi terjadi dari daerah yang berkonsentrasi tinggi (tabung kapiler berisi KCl) ke
rendah (gelas kimia berisi air).
 Konsentrasi KCl dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu 1 M dan 2 M. Sehingga dapat
dihilat pengaruh konsentrasi pada laju difusi. Pada teorinya, semakin tinggi beda
konsentrasi antara 2 cairan, laju difusi yang terjadi juga akan semakin cepat,
sehingga nilai konduktansinya juga akan semakin tinggi.
 Pengukuran dilakukan terhadap nilai konduktivitas. Waktu total pengamatan adalah
30 menit, dengan pencatatan data adalah pada waktu ke 0 dan setiap data dicatat
dengan selang 3 menit sehingga total terdapat 20 data.
 Pada air akan terjadi perubahan konduktivitas/derajat ionisasi yang terukur dari
konduktometer. Hal tersebut terjadi karena ion-ion K+ dan Cl- berpindah dari tabung
ANALISIS ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Tabung kapiler
Tabung kapiler berfungsi sebagai wadah KCl untuk mendukung
terjadinya difusi cair-cair. Pada saat meletakkan ke dalam wadah air,
bagian membran semipermeabel pada tabung kapiler tersebut harus
sepenuhnya tertutup air, apabila tidak akan ada udara-udara yang
masuk sehingga proses difusi KCl ke dalam air tidak dapat terjadi.
2. Magnetic stirrer
Berfungsi sebagai pengaduk. Larutan perlu diaduk agar larutan
tercampur secara homogen dan nilai konduktansi yang didapatkan
adalah sama pada seluruh bagian dalam larutan.
3. Konduktometer
Konduktometer berfungsi untuk mengukur derajat ionisasi KCl
yang berada di dalam air. Dengan konduktometer, nilai derajat
ionisasi tersebut menunjukkan berapa banyak keberadaan
ANALISIS ALAT DAN BAHAN

Bahan
1. Deionized water
Deionized water adalah air yang bebas ion (telah dihilangkan ion-ion bebas
pengotornya). Tujuannya adalah agar ion K+ dan Cl- pada larutan KCl dapat
berpindah tanpa mendapatkan hambatan dari ion-ion lain sehingga larutan tidak
akan cepat jenuh. Keberadaan ion-ion di dalam air akan membuat ketidakakuratan
data untuk difusi KCl ke air.
2. KCl
KCl berperan sebagai zat yang berdifusi ke dalam air. KCl dipilah karena KCl
adalah senyawa elektrolit kuat, sehingga dalam air KCl akan terurai menjadi ion-ion
K+ dan Cl- sehingga nilai derajat ionisasinya dapat terukur dengan baik. Selain itu,
KCl adalah senyawa polar sehingga dapat larut ke dalam air dengan baik.
ANALISIS DATA

 Nilai konduktivitas semakin meningkat seiring KCl 1M KCl 2M


dengan bertambahnya waktu difusi. Hal ini t (menit)
K (µS) K (µS)
disebabkan oleh proses transportasi pasif 0 285 350
dimana molekul bergerak dari konsentrasi 3 357 412
tinggi ke daerah yang lebih rendah. 6 389 443
9 411 480
 Nilai konduktivitas pada konsentrasi KCl 2M
12 428 545
lebih besar daripada konduktivitas pada 15 445 605
konsentrasi KCl 1M pada setiap interval waktu 18 456 641
yang dicatat. Hal ini disebabkan oleh 21 467 666
perbedaan konsentrasi yang mempengaruhi 24 478 690
terjadinya difusi sehingga mempengaruhi 27 487 710
nilai konuktivitas juga. 30 496 726
ANALISIS DATA

o Gradien pada konsentrasi 1 M lebih kecil daripada konsentrasi 2 M


menandakan perbedaan konsentrasi memengaruhi nilai difusivitas.
o Nilai gradien yang positif menunjukkan bahwa seiring dengan
penambahan waktu, maka jumlah KCl dalam air semakin bertambah.
ANALISIS HASIL
1. Berdasarkan literatur, nilai difusivitas akan meningkat seiring dengan
meningkatnya perbedaan konsentrasi. Hal ini terbukti dengan hasil
DAB percobaan dimana nilai DAB pada konsentrasi 2M lebih besar
daripada 1M
2. Gradien konsentrasi pada percobaan KCl 1M < percobaan KCl 2M
sehingga nilai difusivits pada konsentrasi 1M < 2M, hal ini
dikarenakan perbedaan konsentrasi merupakan faktor pendorong
terjadinya difusi.
DAB DAB
Persen
Konsen percob literatu
Kesala
trasi aan re
han
(cm /s) (cm /s)
2 2

1
1MM
2M
ANALISIS KESALAHAN

Persen kesalahan pada konsentrasi 1M bernilai 67.1%, sementara pada


konsentrasi 2M bernilai 10.27 %. Kesalahan yang terjadi ini disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Pengamatan waktu yang dilakukan tidak selalu tepat berselang 3
menit.
2. Adanya gelembung kecil pada pipa kapiler yang tidak begitu terlihat
mata, sehingga menghambat proses difusi larutan KCl ke air.
3. Benjana yang terlalu tinggi. Pengukur dan pengaduk terdapat
dibawah, sedangkan konsentrasi tinggi terdapat pada bagian atas
benjana.

Anda mungkin juga menyukai