KELOMPOK 2SN
ELIZA HABNA LANA
JAYUSANDI MULYA S
NADIFA ISMANINGTYAS
NUR SAFITRAH
TUJUAN PERCOBAAN
Gas-Gas Cair-Cair
Molekular Konvektif
∗ 𝑑𝑐 𝐴 ∗ 𝑑𝑐 𝐴
𝐽 𝐴𝑍 =− 𝐷 𝐴𝐵 𝐽 𝐴𝑍 =−( 𝐷 𝐴𝐵 + 𝜀 𝑀 )
𝑑𝑧 𝑑𝑧
TEORI DASAR
Laju difusi molekul gas lebih besar apabila dibandingkan dengan laju difusi molekul cair jarak antara
molekul dalam fasa gas lebih renggang apabila dibandingkan dalam fasa cair.
Jarak molekul dalam gas lebih renggang daripada dalam fasa cair, maka densitas dan hambatan difusi pada
gas akan lebih kecil.
Penentuan koefisien difusi gas digunakan pipa kapiler berisi cairan volatil yang dilewatkan aliran gas di
atasnya.
TEORI DASAR
Laju difusi molekul cairan lebih kecil apabila dibandingkan dengan laju difusi molekul gas
jarak antara molekul dalam fasa liquid lebih rapat apabila dibandingkan dalam fasa gas.
Umumnya koefisien difusi untuk gas lebih besar hingga 105 kali koefisien difusi cairan.
Jarak molekul dalam cairan lebih rapat daripada dalam fasa gas, maka densitas dan
hambatan difusi pada cairan akan lebih besar. Hal ini juga menyebabkan gaya interaksi
antar molekul sangat penting dalam difusi cairan.
Penentuan koefisien difusi cairan digunakan sel difusi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIFUSI
Menyalakan controller suhu Ketika suhu steady, mencatat waktu (t) &
Menyalakan pompa
dan mengatur suhu level cairan (L) setiap 3 menit selama 30
udara
(variasi 50 dan 60) menit
DATA PERCOBAAN (T = 50O C)
t (s) L (cm) ∆L (cm) L2-LO2 (cm2)
0 2.12 0.00 0.00
180 2.14 0.02 0.09
360 2.17 0.03 0.21
540 2.20 0.03 0.35
720 2.22 0.02 0.43
900 2.22 0.00 0.43
1080 2.24 0.02 0.52
1260 2.26 0.02 0.61
1440 2.29 0.03 0.75
1620 2.30 0.01 0.80
1800 2.30 0.00 0.80
DATA PERCOBAAN (T = 50OC)
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
0.8031
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
Perhitungan PBM
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
y = m x
Plot grafik persamaan linear dengan menggunakan data (L2-L02)
sebagai sumbu y dan (t) sebagai sumbu x
PENGOLAHAN DATA (T = 50OC)
Grafik L2-LO2 vs t pada T=50OC
0.90
0.80 f(x) = 0 x + 0.06
R² = 0.97
0.70
Diperoleh persamaan
0.60
linear:
L2-LO2 (cm2)
0.50
0.40
y = 0.0004x +
0.30
0.0621
0.20
dengan
0.10
0.00
R² = 0.9704
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
t (s)
MENCARI DAB PERCOBAAN (T = 50OC)
Nilai DAB
MENCARI DAB LITERATUR (T = 50O C)
Menghitung
DAB Lit
KESALAHAN LITERATUR (T = 50OC)
DATA PERCOBAAN (T = 60O C)
t (s) L (cm) ∆L (cm) L2-LO2 (cm2)
0 2.11 0.00 0.00
180 2.17 0.06 0.26
360 2.27 0.1 0.70
540 2.27 0 0.70
720 2.28 0.01 0.75
900 2.48 0.2 1.70
1080 2.62 0.14 2.41
1260 2.87 0.25 3.78
1440 3.23 0.36 5.98
1620 3.5 0.27 7.80
1800 3.54 0.04 8.08
DATA PERCOBAAN (T = 60OC)
Karakteristik senyawa aseton dan udara
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
1.13297
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
Perhitungan PBM
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
y = m x
Plot grafik persamaan linear dengan menggunakan data (L2-L02)
sebagai sumbu y dan (t) sebagai sumbu x
PENGOLAHAN DATA (T = 60OC)
6.00
5.00
4.00 y = 0.0053x – 1.9946
3.00 dengan
2.00
R² = 0.8913
1.00
0.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
t (s)
MENCARI DAB PERCOBAAN (T = 60OC)
Nilai DAB
MENCARI DAB LITERATUR (T = 60O C)
Menghitung
DAB Lit
KESALAHAN LITERATUR (T = 60OC)
ANALISIS ALAT & BAHAN DIFUSI GAS-GAS
Termometer Untuk mengetahui apakah suhu di dalam water bath sudah sama
dengan suhu yang ditentukan pada temperature controller.
Water Bath Wadah fluida pemanas (air) berada.
Scale (Alat Ukur) Untuk mengukur perubahan ketinggian aseton yang disebabkan oleh
difusi (diamati dengan mikroskop).
Heater Untuk menaikkan suhu air dari suhu kamar ke suhu yang diinginkan.
Mikroskop Untuk mengamati perubahan ketinggian yang terjadi (dengan
menyesuaikan meniskus yang terlihat).
Temperature Untuk menjaga temperatur dari heater agar tetap stabil (50oC atau
Controller 60oC).
Tabung Kapiler T Wadah proses difusi dan agar aseton tidak tercampur dengan air.
Pompa Mengalirkan udara pada tabung kapiler
Aseton Zat yang berdifusi. Aseton memiliki tekanan uap dan titik didih yang
rendah (56oC), sehingga akan mudah menguap dan berdifusi ke
udara.
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
Aseton dimasukkan ke dalam pipa kapiler pada jarak tertentu dari
permukaan pipa kapiler. Pada percobaan ini alat diatur sedemikian
rupa agar berada sedikit di bawah permukaan air, hal ini dilakukan
agar pengamatan yang terjadi dapat diamati dengan lebih baik,
tanpa perlunya pengisian ulang aseton karena habis terdifusi.
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam percobaan ini adalah
memanaskan water bath mencapai suhu yang diinginkan. Water bath
berfungsi sebagai media untuk menjaga suhu aseton agar selalu
konstan. Setelah suhu water bath sudah relatif konstan, barulah
dimasukkan pipa kapiler yang telah berisi aseton.
Aseton akan berdifusi ke udara akibat adanya panas di bagian bawah
tabung kapiler, membuat aseton menguap dengan laju penguapan
tertentu. Perpindahan massa akan terjadi dari bagian yang
berkonsentrasi tinggi (aseton) ke konsentrasi yang lebih rendah
(udara).
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)
Pada permukaan atas pipa kapiler dialiri udara dengan kecepatan
rendah dengan tujuan untuk membawa gas aseton yang berada di
atas pipa kapiler keluar. Hal ini agar proses difusi kontinu. Jika laju
alir udara terlalu cepat maka laju difusi aseton akan terhambat oleh
aliran udara tersebut. Di sisi lain, bila aliran udara terlalu lambat
maka di atas pipa kapiler akan menumpuk molekul-molekul gas
aseton yang telah menguap. Hal ini membuat larutan aseton dalam
pipa kapiler juga sulit untuk berdifusi karena terhalangi oleh molekul-
molekul gas aseton itu sendiri.
Data yang diambil pada percobaan ini adalah ΔL (penurunan
ketinggian) permukaan aseton tiap selang waktu 3 menit. Perubahan
ketinggian ini dilihat dengan menggunakan mikroskop. Posisi
mikroskop diatur sedemikian rupa sehingga terlihat batas atas dari
meniskus cairan aseton. Secara teoritis, seiring bertambahnya
waktu, ketinggian aseton semakin berkurang.
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)
Percobaan ini dilakukan pada 2 variasi temperatur yang berbeda
yaitu 50 dan 60OC. Suhu 50OC dipilih karena mendekati titik didih
aseton pada tekanan atmosfer (1 atm) yaitu 56OC. Dalam hal ini
akan diamati pengaruh yang terjadi bila suhu dinaikkan menjadi
60OC yang melebihi titik didih aseton. Secara teoritis, pada
temperatur yang lebih tinggi, perubahan ketinggian aseton pada
pipa kapiler akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
temperatur sangat mempengaruhi laju difusi gas dan sangat
bergantung dari titik didih larutan itu sendiri.
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
L2-LO2 (cm2)
0.60 R² = 0.97 6.00 f(x) = 0.01 x − 1.99
0.40 4.00 R² = 0.89
0.20 2.00
0.00 0.00
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
t (s) t (s)
o Slope pada suhu 60 jauh lebih besar dibandingkan pada suhu 50 menandakan
difusivitas pada suhu 60oC lebih besar daripada pada suhu 50oC
o Pada suhu 60°C perubahan ketinggian aseton jauh lebih cepat berkurang karena
suhu ini berada di atas titik didih aseton yaitu 56°C
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS (CONT’D)
Pada data percobaan, ketinggian dari aseton di dalam pipa kapiler (miniskus terbalik) semakin lama
semakin tinggi menandakan telah terjadinya proses difusi aseton ke udara
Difusivitas gas aseton hasil penguapan ke dalam udara dihitung dengan hubungan antara laju transfer
massa (penguapan) dan laju pengurangan cairan aseton.
Pada suhu 60oC, aseton akan mengalami penguapan (di atas titik didih 56 oC) sehingga proses difusi terjadi
makin cepat karena bukan hanya terdapat proses perpindahan berdasarkan perbedaan konsentrasi saja.
Untuk mendapatkan nilai difusivitas pada percobaan difusi GAS-GAS, diperlukan nilai gradien (slope) yang
diperoleh dari persamaan yang menggambarkan hubungan L 2-Lo2 terhadap waktu
Nilai gradien yang positif menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan waktu, maka ketinggian aseton
dalam tabung kapiler semakin berkurang akibat sejumlah aseton yang berdifusi ke udara
Peningkatan suhu akan meningkatkan nilai difusivitas eksperimental aseton ke udara sehingga
menyebabkan molekul aseton memiliki energi kinetik yang lebih besar untuk bergerak dan bertumbukan
satu sama lain untuk berpindah ke zat lain yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga difusivitasnya
meningkat
ANALISIS HASIL PERCOBAAN DIFUSI GAS-GAS
(CONT’D)
Seharusnya suhu pemanasan yaitu konstan 50 dan 60 0 C, namun pada percobaan suhu
cenderung tidak stabil sehingga tidak selalu berada tepat pada kedua suhu tersebut. Kesalahan
paling tampak pada data pengambilan data ke 540 yang tidak terjadi difusi sama sekali akibat
heater ternyata mati sementara.
Kesalahan membaca skala yang tidak terjadi pada waktu yang aktual sering kali terjadi karena
Laju alir udara yang tidak selalu tetap selalu sehingga proses difusi dapat menjadi lebih cepat
Potensi adanya kontaminan pada aseton sehingga mempengaruhi nilai difusivitas dari aseton.
DIFUSI CAIR CAIR
ALAT DAN BAHAN DIFUSI CAIR-CAIR
Mengatur kedudukan sel difusi horizontal dan n 5 mm di bawah garis tanda di tangka
DATA PERCOBAAN
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
t
t (sekon K K
(menit) ) (µS) (S)
0.00028
285
0 0 5
0.00035
357
3 180 7
0.00038
389
6 360 9
0.00041
411
9 540 1
0.00042
428
12 720 8
PENGOLAHAN
DATA DIFUSI
CAIR CAIR
(KCL 1 M)
Sehingga didapatkan
slope
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
Diketahui:
Menentukan Percobaan Jumlah Pipa Kapiler
𝑑𝐾
(N)=121 buah
4×𝑉 ×𝐿× Diameter (D) = 0.1 cm
𝑑𝑡
𝐷 𝐴𝐵= 2 Panjang Pipa Kapiler
𝜋 ×𝑑 × 𝑁 × 𝐶 𝑀 × 𝐶 𝐴
(L) = 0.5 cm
3
4 × 900 𝑐𝑚 × 0.5 𝑐𝑚 × 1 × 10
−7 𝑆 Volume tangki (V) =
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝐷 𝐴𝐵 =
2 𝑆 . 𝑐𝑚3
900 cm3
𝜋 × ( 0.1 𝑐𝑚 ) × 121 × 0.41 × 10−3 𝑚𝑜𝑙 / 𝑐𝑚 3 Perubahan
𝑚𝑜𝑙
konduktifitas per-
Mol (CM) = 0.41
S.cm3/mol
CA (KCl) = 0.001
S.cm3/mol
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
Menentukan Literatur
Dimana :
Θ = Faktor Asosiasi air = 2.26
= 0.069 Mb = berat molekul air = 18 g/mol
nb = viskositas air = 0.01
g/cm.s
va = volume molar KCL = 0.07054
cm3/mol
T = Temperature = 25.15
o
C
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 1 M)
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)
t
t (sekon K K
(menit) ) (µS) (S)
0 0 350 0.00035
0.00041
412
3 180 2
0.00044
443
6 360 3
9 540 480 0.00048
0.00054
545
12 720 5
0.00060
605
15 900 5
PENGOLAHAN
DATA DIFUSI
CAIR CAIR
(KCL 2 M)
Sehingga didapatkan
slope
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)
Menentukan Percobaan
𝑑𝐾 Diketahui:
4×𝑉 ×𝐿×
𝑑𝑡 Jumlah Pipa Kapiler
𝐷 𝐴𝐵= 2
𝜋 ×𝑑 × 𝑁 ×𝐶 𝑀 × 𝐶 𝐴
(N)=121 buah
Diameter (D) = 0.1 cm
3 −7 𝑆
4 × 900 𝑐𝑚 × 0.5 𝑐𝑚 × 2 × 10 Panjang Pipa Kapiler
𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝐷 𝐴𝐵 = 3
2 𝑆 . 𝑐𝑚 −3 3
(L) = 0.5 cm
𝜋 × ( 0.1 𝑐𝑚 ) × 121 × 0.41 × 2 × 10 𝑚𝑜𝑙 / 𝑐𝑚
𝑚𝑜𝑙
Volume tangki (V) = 900 cm3
Perubahan konduktifitas per-
Mol (CM) = 0.41 S.cm3/mol
CA (KCl) = 0.002 S.cm3/mol
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)
Menentukan Literatur
Dimana :
Θ = Faktor Asosiasi air = 2.26
= 0.1047 Mb = berat molekul air = 18 g/mol
nb = viskositas air = 0.01
g/cm.s
va = volume molar KCL =
0.03527cm3/mol
T = Temperature = 25.15
o
C
PENGOLAHAN DATA DIFUSI CAIR CAIR (KCL 2 M)
ANALISIS PERCOBAAN DIFUSI CAIR-
CAIR
ANALISIS PERCOBAAN
KCl dituangkan ke dalam tabung kapiler dengan memiringkan tabung kapiler saat
ditunagkan dengan larutan secara perlahan, kemudian tabung perlahan-lahan
ditegakkan hingga tabung kapiler terisi penuh dari bagian membran semipermeabel
pada tabung kapiler. Gelembung udara tidak boleh ada karena akan menghambat
laju difusi cair-cair.
Difusi terjadi dari daerah yang berkonsentrasi tinggi (tabung kapiler berisi KCl) ke
rendah (gelas kimia berisi air).
Konsentrasi KCl dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu 1 M dan 2 M. Sehingga dapat
dihilat pengaruh konsentrasi pada laju difusi. Pada teorinya, semakin tinggi beda
konsentrasi antara 2 cairan, laju difusi yang terjadi juga akan semakin cepat,
sehingga nilai konduktansinya juga akan semakin tinggi.
Pengukuran dilakukan terhadap nilai konduktivitas. Waktu total pengamatan adalah
30 menit, dengan pencatatan data adalah pada waktu ke 0 dan setiap data dicatat
dengan selang 3 menit sehingga total terdapat 20 data.
Pada air akan terjadi perubahan konduktivitas/derajat ionisasi yang terukur dari
konduktometer. Hal tersebut terjadi karena ion-ion K+ dan Cl- berpindah dari tabung
ANALISIS ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Tabung kapiler
Tabung kapiler berfungsi sebagai wadah KCl untuk mendukung
terjadinya difusi cair-cair. Pada saat meletakkan ke dalam wadah air,
bagian membran semipermeabel pada tabung kapiler tersebut harus
sepenuhnya tertutup air, apabila tidak akan ada udara-udara yang
masuk sehingga proses difusi KCl ke dalam air tidak dapat terjadi.
2. Magnetic stirrer
Berfungsi sebagai pengaduk. Larutan perlu diaduk agar larutan
tercampur secara homogen dan nilai konduktansi yang didapatkan
adalah sama pada seluruh bagian dalam larutan.
3. Konduktometer
Konduktometer berfungsi untuk mengukur derajat ionisasi KCl
yang berada di dalam air. Dengan konduktometer, nilai derajat
ionisasi tersebut menunjukkan berapa banyak keberadaan
ANALISIS ALAT DAN BAHAN
Bahan
1. Deionized water
Deionized water adalah air yang bebas ion (telah dihilangkan ion-ion bebas
pengotornya). Tujuannya adalah agar ion K+ dan Cl- pada larutan KCl dapat
berpindah tanpa mendapatkan hambatan dari ion-ion lain sehingga larutan tidak
akan cepat jenuh. Keberadaan ion-ion di dalam air akan membuat ketidakakuratan
data untuk difusi KCl ke air.
2. KCl
KCl berperan sebagai zat yang berdifusi ke dalam air. KCl dipilah karena KCl
adalah senyawa elektrolit kuat, sehingga dalam air KCl akan terurai menjadi ion-ion
K+ dan Cl- sehingga nilai derajat ionisasinya dapat terukur dengan baik. Selain itu,
KCl adalah senyawa polar sehingga dapat larut ke dalam air dengan baik.
ANALISIS DATA
1
1MM
2M
ANALISIS KESALAHAN