Modul Pengelolaan Pusat Data
Modul Pengelolaan Pusat Data
'(£VVC%v^>f - AAV
^CtCvSL^Ovr . VW^~\
Daftar Isi
Pengelolaan Pusat Data ........................................................................ 1
Kebutuhan pengelolaan pusat data untuk organisasi.......................................................................... 2
Analisa Resiko........................................................................................................................................ 5
Downtime................................................................................................................................................6
Standar Sub-komponen...................................................................................................................... 10
Pemilihan Lokasi................................................................................................................................... 14
Raised Floor.......................................................................................................................................... 21
Suspended Ceiling................................................................................................................................23
Sistem Pencahayaan............................................................................................................................29
Infrastruktur Pendinginan................................................................................................................... 31
Infrastruktur Jaringan......................................................................................................................... 37
Penangkal Kebakaran.......................................................................................................................... 39
Kegiatan pembersihan........................................................................................................................... 43
Opsi-opsi Perawatan.............................................................................................................................. 51
TtccoatV M
Pengelolaan
Pusat Data
Kebutuhan pengelolaan pusat data untuk organisasi
Organisasi
Layanan
Infrastruktur C>
Fasilitas
© INIXINDO, 2016
Pusat data merupakan jantung dari beroperasinya sebuah bisnis dimasa sekarang ini.
Memiliki sumber daya TIK berkinerja tinggi merupakan hal pokok bila perusahaan ingin
memaksimalkan proses bisnis guna mencapai tujuan perusahaan.
Bisnis pada umumnya didasarkan pada tujuan perusahaan. Tujuan dan sasaran ini kemudian
dijabarkan dalam fungsi-fungsi organisasi yang akan mengeksekusi proses bisnisnya. Hampir
semua proses bisnis saat ini dioperasikan melalui infrastruktur TIK.
Setiap infrastruktur bergantung pada lapisan pendukung yang bekerja dengan baik. Oleh
karenanya perusahaan perlu memastikan bahwa faktor-faktor pendukung tersebut telah
diimplementasikan, dikelola dan dimonitor dengan benar.
Lapisan paling bawah yaitu fasilitas memegang peran yang sangat penting dalam
mendukung infrastruktur TIK. Bila fasilitas tersebut tidak dibawah pengawasan yang benar
atau tidak bekerja, maka seluruh lapisan diatas nya menjadi tidak berguna.
Faktor Resiko
(5)
virtualisasi ——*■
hackers ------ *
kompatibilitas ——A
Faktor resiko
listrik -—^
utility -—1
© INIXINDO, 2016
Faktor penyebab resiko pada pusat data dapat berasal dari berbagai area sesuai dengan
kompleksitasnya. Faktor faktor tersebut antara lain disebabkan oleh:
• SDM
• Peralatan pada pusat data
• Tenologi
• Prosedur
• Gedung
• Sarana Pendukung
• Faktor Alam
Resiko pada pusat data dapat terjadi di semua siklusnya yaitu waktu merancang,
membangun dan mengoperasikan pusat data.
Asesmen resiko
• Identifikasi ancaman pada
asset
Kuantitatip dan kualitatip
exposur pada aset
Kontrol resiko
• Pemilihan strategi
Justifikasi kontrol
Implementasi dan
pengawasan kontrol
© INIXINDO, 2016
Saat ini Informasi merupakan faktor kritikal untuk hidup dan keberhasilan organisasi,
menjaga keberadaan pusat data yang mengelola informasi menjadi sangat penting.
Manajemen resiko menjadi salah satu kegiatan dari pusat data.
Skenario Resiko yang dihasilkan dari ketiga proses manajemen resiko diatas tergantung pada
risk appetite dan risk tolerance dari organisasi dari pusat data.
Definisi langsung dari downtime adalah waktu dimana sebuah sistem/mesin (biasanya
sebuah komputer) tidak dapat beroperasi atau tidak bisa dipergunakan.
Ketika mesin/sistem tersebut merupakan komponen utama dari beroperasinya proses bisnis
kritikal sebuah organisasi, maka downtime mesin = downtime usaha. Perusahaan yang
berhenti beroperasi/berproduksi pada masa produktif akan membawa dampak yang masif.
Berbagai data dan statistik menunjukkan tingkat kerugian yang sangat tinggi akibat tidak
berfungsinya pusat data. Dampaknya adalah terganggunya roda operasional perusahaan,
konsekuensinya perusahaan kehilangan penjualan/pelayanan.
99.9999% 32 seconds
nD
Q^ - U^r\WV2_
V>aV«>> Aow)ia ■
- ^oivA.u'v') c.'j Mejw | / ^re
V*V C^ X^c«L
^oAicr / CooV^/ l^ct*
_ vt w^A^e. Cc-ftVv^j ( v acu f e
c^vJir ^
© INIXINDO, 2016
Sampai saat ini belum ada standar yang diakui secara global khusus dan spesifik untuk pusat
data, namun banyak referensi/acuan praktek terbaik pusat data yang bisa digunakan.
TIA menjabarkan definisi tier-level dari Uptime Institute dan memperluasnya dengan kriteria
arsitektural dan telekomunikasi. TIA-942 merupakan bagian dari ANSI, yang oleh karenanya
bisa disebut sebagai standar.
BICSI lebih sering dilihat sebagai 'code of practice' dari TIA-942 karena dokumen BICSI-002
memberikan penjabaran rinci tentang apa dan bagaimana prosedur dalam TIA-942
dijalankan.
VI - V^-OsO\'cevv^<2J^
li-V'V T'fi-doAc\anCj
N-Vv - n —
2- V — A. '—
"A CW'Vv') ~~ /f —>
9 |P e n g e I o i a a n P us a t Data
Standar Sub-komponen
Standar Sub-komponen
Electrical EMF
Environ
mental
UNE-EN 50160, UNE-EN 61000-3-2,
UNE-EN 61000-3-3, UNE-EN 55011,
os
I EC-61643-1, EN-60730-2-7, dsb IEC-61340-5-1, ASHRAE
Earthing
Networks
MIE-REBT-039, EN-50310
Fire Raised
Protection ISO-11801, EN-50173, TIA-568A
Floors
© INIXINDO, 2016
Umumnya standar-standar ini bersifat umum dan tidak selalu spesifik untuk pusat data.
Standar ini bisa dijabarkan kepada kontrak bila dibutuhkan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pusat data.
10 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Tingkatan Pusat Data
Fault Tolerant
Concurrently
Maintainable
Redundant
Components
Basic
© INIXINDO, 2016
Pusat data yang merupakan fasilitas berisi computer dan peralatan yang terkait seperti
telekomunikasi, storage umumnya menyiapkan sistem cadangan termasuk sumber listrik,
hubungan komunikasi, juga sistim pendingin, perlindungan kebakaran dan pengamanan
lainnya.
Tier/rating 1 sampai 4 adalah metoda standard untuk mendefinisikan uptime dari pusat data
yang berguna untuk mengukur kinerja pusat data, investasi dan pengembalian dari investasi
(ROI).
Urutan tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
11 | P e n g e ! o ! a a n Pusat Data
• Level 3Data Center; Concurrently Maintainable
Beberapa jalur untuk listrik dan pendingin dimana salah satu aktif, yang memungkinkan
perawatan dan testing pada satu jalur tanpa menyebabkan interupsi pada beban kritis.
• Level 4 Data Center; Fault Tolerant
Beberapa jalur aktif untuk listrik dan pendingin dengan redundansi pada masing-masing
jalur.
Level 4 adalah pusat data yang paling handal dan kecil kemungkinan untuk gagal. Pusat data
ini di rancang untuk pelayanan yang terus menerus. Level ini mempunyai cadangan sistim
pendinginan, listrik, hubungan jaringan, server, storage dan lain lain. Level 1 adalah pusat
data yang paling sederhana yang umumnya digunakan di organisasi kecil.
Kriteria dan Regulasi
© INIXINDO, 2016
Mayoritas standar lokal/nasional yang ada umumnya mengacu pada standar internasional,
meski demikian dalam penerapannya, standar nasional, kebijakan, peraturan dan sebagai
ditempatkan diatas standar internasional. Artinya dalam kondisi dimana tersedia standar
nasional, maka standar internasional tidak dipergunakan.
Oc
Pemilihan Lokasi
Pemilihan Lokasi
potential hazard
capacity
Bangun atau
sewa?
slab-to-slab height
building codes
floor loading
space requirements
Security & safety
© INIXINDO, 2016
Co. a
KccWclW.v
Setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri terkait dengan bangunan fisik pusat data,
kriteria tersebut nantinya akan menentukan keputusan apakah sebaiknya membangun
sendiri pusat data baru atau memodifikasi bangunan yang sudah ada untuk menjadi pusat
data, atau menyewa layanan pusat data.
16 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Rentang biaya untuk pembangunan pusat data baru:
Gu-vtec VvJA'v.
~ to Cvn
CAVvW) ** Cm
17 | P e n g e I o i a a n Pusat Data
Layout dan Fungsi
^-r\o>vA^
Ga\L^-X
Holding° Stagi ng
smmmmmmm MMNMMMMffHMHMHMHMMin CX<LCx j
area are
Cco^
t/><Z-cVao
Server room
Control room oko-cpcj?
(production)
0\
Idealnya layout ruangan pusat data telah dirancang untuk mengakomodir alur proses dalam
operasional pusat data, dimana layout ruangan mencerminkan fungsi-fungsi yang ada dalam
implementasi pusat data.
• Holding area
Merupakan area dimana barang (biasanya adalah peralatan/perangkat yang digunakan di pusat
data) yang baru datang ke lokasi pusat data diterima, dibuka pembungkusnya, diinspeksi fisik
dan dipersiapkan untuk dipindah ke staging area.
Prasyarat untuk area ini adalah tersedianya akses mudah untuk pasokan barang dari luar
(loading bay dan rute menuju staging area), luas, sistem pembuangan sampah yang benar,
aman.
Merupakan area dimana peralatan akan diperiksa, dikonfigurasi (hardware dan software) dan di
uji secara aman untuk memastikan kesiapan deployment.
Prasyarat untuk area ini adalah tersedianya ruang terpisah dan aman, jaringan terpisah (bila
memungkinkan), PDU terpisah, lingkungan (suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor,
sistem pencegah kebakaran dan hal-hal terkait keamanan lainnya.
• Server room
Prasyarat untuk area ini adalah ruang terpisah dan sistem keamanan yang ketat, proteksi dan
kontrol kualitas listrik, lingkungan (suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor, tingkat
radiasi EMF rendah, sistem pencegah kebakaran dan hal-hal terkait keamanan lainnya.
• Control room
Merupakan area dimana seluruh infrastruktur Tl dan fasilitas pendukungnya dimonitor dan
dikontrol selama 24 jam sehari.
Prasyarat untuk area ini adalah ruang yang terpisah dan aman, kontrol kualitas listrik, lingkungan
(suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor, sistem pencegah kebakaran dan hal-hal
terkait keamanan lainnya.
19|Pengeioiaan P u s a t Data
Komponen Infrastruktur Pusat Data
Listrik
iihfe.
# Sistem pendinginan
© INIXINDO, 2016
Efisiensi dan efektivitas manajemen pusat data adalah bagian penting mengingat informasi
sensitive yang dikelola dalam pusat data serta beragam pemakaian yang dapat berhubungan
dengan pusat data.
Komponen infrastruktur Pusat Data dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian yaitu
antara lain:
• Bangunan fisik/gedung dan semua peralatan yang ada di dalam pusat data
• Listrik
• Pengaturan udara untuk pendinginan
• Jaringan dan titik konektifitasnya
Masing-masing komponen memiliki fungsi yang spesifik dan dapat menjadi faktor "single
point of failure". Integrasi masing-masing komponen juga merupakan faktor penting
mengingat tingkat interdependensi antar komponen yang ada. Perlindungan keamananan
terhadap pusat data juga menjadi perhatian utama dari pengelolaan Tl.
Keamanan pusat data terhadap ancaman kerusakan fisik seperti kebakaran merupakan
bagian dari prosedur pemulihan Pusat Data.
Raised floor adalah kontruksi di pusat data didapat dengan menambahkan lantai tambahan
diatas lantai asli dari bangunan, sehingga terbentuk ruangan antara dua lantai tersebut yang
digunakan untuk meletakkan kabel kabel dan juga berperan pada aliran udara yang
diperlukan pada sistim pendinginan.
Semua peralatan yang diletakan pada pusat data seperti servers, peralatan network, printer,
UPS, data storage mengeluarkan panas. Pemasangan raised floor dapat mengubah perilaku
panas pada pusat data dan berperan pada sistim pendinginan ruangan.
Peralatan dalam ruangan pusat data perlu mempertimbangkan konstruksi dari gedung,
peralatan yang berat disarankan untuk ditempatkan pada bagian pilar beton dibawahnya
sehingga tidak perlu di pindah pindah.
Peralatan lain yang lebih ringan dan perlu dipindah pindah disarankan untuk menggunakan
roda sehingga perpindahannya tidak mengganggu lantai dari raised floor. Untuk
mengantisipasi perpindahan peralatan dalam ruangan pusat data disarankan untuk
menggunakan lantai dari alumunium.
y-V, - VoWviv^
Suspended Ceiling
<&JcwQav' caiVc AucVevuj Jotfv) ms--
wovvxXi m^oocc^ ^c\x\^C uyv^C'c ^vjVct^n wvLviy^i cciafm
A/VWg'vVv ,
© INIXINDO, 2016
Seperti halnya raised floor, atap pada pusat data juga disarankan untuk memasang atap
tambahan dari atap asli bangunan, yang lebih dikenal dengan suspended/ drop ceiling, yaitu
atap tambahan yang dibuat dibawah atap asli dari bangunan. Ruang diantara kedua atap itu
berfungsi untuk meletakan kabel-kabel, pipa, ducting dan juga berperan pada sistim
pendinginan.
Jarak antara raised floor dan suspended ceiling, yang dikenal dengan istilah slab-to-slab
height, disarankan paling tidak setingi 2, 6 meter. Sedangkan dibutuhkan jarak 45 cm
dibawah water sprinkler dari pemadam api berbahan gas.
Pembersihan berkala suspended ceiling harus dilakukan seperti halnya pembersihan berkala
pada raised floor. Standard BS EN 13964 tahun 2014 menjelaskan lebih rinci mengenai
persyaratan suspended ceiling dan metoda ujinya.
Jr* v* i 4aU M ^4
vLsP\ fd V v l* V
23 | P e n g e ! o 1 a a n Pusat Data
Infrastruktur Pasokan Listrik
UPS
© INIXINDO, 2016
Detak jantung beroperasinya sistem komputasi (prosesor, memory, dsb) bergantung pada
daya listrik. Rangkaian-rangkaian elektronik terintegrasi tersebut hanya bisa bekerja pada
daya listrik yang memenuhi spesifikasi tertentu dan tidak bisa diinterupsi (harus kontinyu).
Efisiensi tiap perangkat berbeda-beda tergantung teknologi yang diaplikasikan, dan semua
komponen tentunya masih memiliki ruang untuk perbaikan. Sebuah komponen dengan
kinerja yang rendah dapat mengurangi efisiensi menyeluruh sebanyak 5-15%. Analisa
efisiensi dari rantai pasokan listrik data center menunjukan efisiensi menyeluruh sebanyak
64% (dengan beban 50%) untuk sebuah konfigurasi distribusi arus AC 480 volt (The Green
Grid, 2009b). Ketika mengevaluasi distribusi daya listrik data center, beberapa faktor seperti
reliabilitas, ketersediaan perangkat, keamanan dan biaya harus dipertimbangkan sebagai
tambahan untuk efisiensi.
Penentuan kebutuhan listrik untuk pusat data tergantung dari beban pusat data tersebut.
Kebutuhan listrik ditentukan dari banyaknya peralatan yang ada di pusat data seperti server,
storage, peralatan network (termasuk rak-rak network) UPS, dan lainnya.
^ ******* V4V
Aav\
looo ^
CcVcv^ we-Vsjr AvcjcWc, V<avc^su\
\C5u W - Vu*
Power Grid
©INIXINDO, 2016
Listrik dibangkitkan dari sebuah pembangkit listrik yang menggunakan beragam sumber
daya untuk membangkitkan listrik seperti diesel, uap, air, batu bara, nuklir, dsb.
Listrik tegangan tinggi dibutuhkan agar laik dari sudut pandang komersial dan sistem
bertegangan rendah dibutuhkan pada tingkatan konsumen agar menjadikan mudah
didistribusikan dan aman dalam rumah/bangunan gedung. Konsumsi listrik pusat berkisar
mulai dari beberapa kilo watts (kW) sampai berpuluh-puluh mega watts (mW).
Listrik dipasok oleh pemasok listrik nasional (dalam hal ini PLN) melalui sebuah transformer.
Untuk menyediakan pasokan listrik ketika terjadi gangguan dari sumber PLN maka biasanya
dipasang standby generator, dimana dalam kondisi normal generator tersebut dalam kondisi
off/mati. Bilamana sensor generator menemukan kondisi putusnya pasokan listrik dari PLN,
maka sistem menghidupkan generator untuk memasok listrik. Kedua sumber pasokan listrik
(PLN maupun genset) tersambung ke sebuah panel yang dikenal dengan nama ATS
(Automatic Transfer Switch), dimana switch ini yang akan mengalirkan listrik dari PLN (dalam
kondisi normal) maupun genset (dalam kondisi emergency).
i STS v v
Kualitas Listrik -v ~y<K\\c\ o^cwvc\
4
l
Kualitas Listrik
Yang selalu menjadi perhatian terkait masalah listrik adalah tentang gangguan kualitas listrik
yang masuk ke pusat data. Oleh karenanya kontrol akan kualitas listik menjadi faktor utama
untuk menjamin high availability dari pusat data. Hal-hal yang perlu diamati adalah:
• Voltage: nominal +/-10%
• Frequency: +/-10% _ \ u
• Common mode noise: < 3 volt ^AVh\Vv \jcWtfA5L qYCfcth
• Current distortion (THDI): < 12%
• Voltage distortion (THDV): <8% (non-linear load)
vA\d<V\ ^
27|Pengeiolaan Pusat Data
ACCS (, (\\chVo<_c’x 0^
Medan Magnet Listrik
Medan magnet listrik atau Electromagnetic field (EMF) terdiri dari dua bagian, pertama
adalah medan listrik (E), berikutnya adalah medan magenet (H atau B).
Medan listrik disebabkan oleh tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt per meter.
Semakin tinggi tegangan maka resultan medan listrik akan semakin besar. Medan listrik tetap
akan ada walaupun tidak ada arus listrik yang mengalir.
Medan magnet disebabkan oleh arus, yang mana besarnya selalu berubah dari hari ke hari
tergantung naik turunnya konsumsi daya listrik dalam pusat data, sehingga perubahan
tingkatan arus listrik akan membuat medan magnet.
28 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Sistem Pencahayaan
Sistem Pencahayaan
© INIXINDO, 2016
Pencahayaan dalam area kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga petugas dapat
dengan mudah mengenali obyek visual tertentu namun juga harus mempertimbangkan
aspek panas yang dipancarkan oleh lampu yang terpasang.
Dalam aspek pencahayaan dikenal dua ukuran yaitu Lumen yang merupakan ukuran
kekuatan cahaya dan Lux yang merupakan ukuran kekuatan cahaya pada sebuah area
tertentu. Contohnya sebagai berikut:
• 1000 Lumen sama dengan 1000 Lux per meter persegi
• 1000 Lumen untuk 10 meter persegi adalah 10 Lux
Lux merupakan ukuran yang sering direkomendasikan digunakan di pusat data dan diukur
satu meter diatas raised floor. Beberapa standar/acuan yang digunakan terkait sistem
pencahayaan antara lain:
• EN 1246-1, Light and Lighting
• CIBSE (Chartered Institution of Building Services Engineers)
• DIN-5035, Light and Lighting
0V\ cU«
vjdV^€ *4 \wA'tf.'ficW
Infrastruktur Pendinginan
CtNAfyJW %ocfVvc
^ © INIXINDO, 2016
Setiap peralatan pada pusat data mengeluarkan panas. Panas termasuk penyebab utama
yang dapat merusak peralatan selain debu, listrik dan getaran. Oleh karenanya pendinginan
merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengoperasian pusat data.
Setiap pertambahan peralatan pada pusat data akan menambah beban panas dilingkungan
pusat data dan tentunya mempengaruhi sistim pendinginan.
Dalam tata letak ruang komputer tradisional, kabin sistem pendingin terletak di pinggir
ruang dan seluruh peralatan komputer diletakkan di tengah-tengah ruangan. Dalam kondisi
seperti ini, udara dingin yang dikeluarkan oleh sistem pendingin bercampur dengan udara
panas dari komputer, sehingga pendinginan tidak optimal dan tidak efisien. Isu lain adalah
adanya spot-spot udara panas akibat orientasi penempatan rak yang buruk. Yang terjadi
adalah udara panas terhisap bersama-sama dengan udara dingin oleh tiap ruang sehingga
Optimasi sistem pendingin dari pusat data memerlukan perencanaan yang cermat dan
masukan dari orang-orang yang ahli. Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun rencana:
• Melakukan review kondisi dan situasi saat ini dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang
tersedia;
• Mengidentifikasi pemasok (vendor) yang memiliki pendekatan/metode yang bagus;
• Mengembangkan kasus bisnis untuk rencana yang akan disusun, termasuk pertimbangan
manfaat lingkungan;
• Mengembangkan rencana implementasi;
• Membuat pengukuran baseline untuk mengkuantifisir manfaat setelah perubahan selesai
diimplementasikan.
Sistem pendingin udara diatur pada suatu suhu spesifik tertentu. Semakin dingin kita
tetapkan suhu pada center, maka akan semakin besar biaya energi yang dihabiskan.
Berdasarkan standar dari ASHRAE (American Society of Heating, Refrigration and Air
Conditioning Engingeers) ditetapkan rekomendasi temperatur untuk pusat data. Maksimum
temperatur menjadi naik dari 20 derajat celcius menjadi 27 derajat celcius.
Arus listrik dalam perangkat mekanikal dan elektronik ketika beroperasi dikonversi menjadi
panas. Chip berkekuatan tinggi seperti CPU biasanya menghasilkan panas dengan suhu tinggi
oleh karenanya untuk mendinginkan biasanya dipasang alat pendingin berupa logam yang
ditempelkan pada CPU, dimana logam tersebut memiliki sirip sirip agar permukaannya luas.
Panas yang terdistribusi merata pada logam tersebut kemudian didorong keluar oleh kipas
angin sehingga suhu pada logam pendingin dan CPU terjaga rendah. Sumber panas lain
adalah motor drive yang menggerakkan piringan hard disk. Perangkat server dan storage
yang disusun rapat dalam rak-rak penyimpanan yang dilengkapi kipas angin untuk
memindahkan udara panas dari rak tersebut keluar. Pada intinya penyebaran panas dalam
ruang data center harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak menggangu operasional
perangkat-perangkat yang ada.
Tujuan dari pemanfaatan sistem pendingin adalah untuk menyalurkan udara dingin pada
peralatan dan menghisap udara panas yang dihasilkan peralatan-peralatan yang ada. Sistem
pendingin biasanya terdiri dari beberapa bagian seperti:
• Pompa: Refrigerant/pendingin masuk dalam kompresor dalam bentuk uap air bertekanan
rendah dengan suhu ruang. Uap air tersebut akan dikompresi dan keluar dari kompresor
dalam bentuk uap air bertekanan tinggi.
CRAC (Computer Room Air Conditioner) vs CRAH (Computer Room Air Handler)
Walaupun keduanya memiliki tujuan yang sama, namun ada perbedaan mendasar antara
CRAC dengan CRAH, yaitu:
• Sebuah CRAC meliputi kompresor internal, menggunakan ekspansi langsung dari
pendingin untuk membuang panas dari data center
• Sebuah CRAH meliputi hanya kipas dan koil pendingin, seringnya menggunakan air yang
sudah didinginkan untuk membuang panas dari data center.
Sistim pendinginan pusat data menggunakan aliran listrik yang hampir sama besarnya
dengan peralatan komputer.
lantai
© INIXINDO, 2016
Melalui pemisahan tipe udara (panas dan dingin), maka peningkatan dalam sistem pendingin
akan sangat dimungkinkan. Dengan mengatur ulang sususan rak, kita dapat membuat zona
dingin disatu sisi dari rak dan sebuah zona panas disisi yang berlawanan. Dengan cara ini
tidak akan mungkin udara dingin akan masuk ke dalam lorong panas.
Pendingin cair
Pada densitas daya diatas 25kW per rak, maka sistem pendinginan udara sudah mencapai
titik maksimal. Peningkatan densitas daya listrik dalam rak penyimpanan perangkat metode
pendinginan yang lebin intensif seperti misalnya sistem pendingin air yang built-in. Panas
dari udara panas ditangkap oleh sistem pendingin berbasis air lalu disalurkan keluar.
Power-capping
Power-capping adalah salah satu cara untuk membatasi jumlah enerfii vang disalurkan ke
sebuah server terkait dengan beban pada waktu operasionalSebuah piranti lunak pengelola
digunakan untuk mengatur konsumsi listrik berbasis pada kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perangkat sensor akan mendeteksi tingkat daya listrik secara real-time dan juga
menyediakan alat bantu pengelolaan yang dilengkapi dengan data yang akurat tentang
beban saat ini. Dengan power-capping maka kita dapat berkompromi untuk menukar
konsumsi daya dengan kinerja dengan menetapkan konsumsi energi dari perangkat.
Jaringan merupakan nadi dari pusat data setelah server dan storage. Faktor-faktor yang
berperan pada keberhasilan jaringan pusat data:
• Raised floor
• Sistem kabel terstruktur
• Design jaringan
• Pemeliharaan jaringan
• Pemilihan peralatan jaringan
• Staff support jaringan yang kompeten
• Network redundan
Sistim kabel terstruktur adalah sistim kabel yang lengkap. Bersama dengan perangkat
jaringan, sistem perkabelan membentuk infrastruktur telekomunikasi yang handal. Beberapa
keuntungan menerapkan pengabelan terstuktur:
• Menurunkan risiko down time
• Memudahkan proses re-patching
• Memudahkan problem solving
• Pendinginan yang lebih baik
Fiber optic merupakan kabel yang disarankan untuk mendapatkan kwalitas dan kecepatan
pada sistim jaringan.
Penangkal Kebakaran
ft) • Hindari menyimpan bahan mudah terbakar didalam pusat data. Kardus pembungkus
peralatan pusat data disarankan untuk dibuka sebelum memasukan peralatan tersebut
kedalam pusat data.
W* Buat dua atau lebih power room
O* Pelihara dan inspeksi berkala peralatan pemadam kebakaran
A) • Monitor perubahan yang terjadi pada pusat data seperti penambahan peralatan
c)* Siapkan scenario situasi terburuk
-VtfvW^V' '•
~ ^0\n CA
c-C\D^
39 | P e n g e ! o I a a n Pusat Data
Pengelolaan
Operasional
Pusat Data
^ /1C0C? CeaVr
<w*\ -p WvoaA^m
bukA V 'v \w<LvvvVcmgu^
40 | P e n g e ! o I a a n Pusat Data
Pengelolaan Penjadwalan Kerja
Pusat data menyediakan layanan selama 24 x 7 kepada organisasi. Karyawan yang ditugaskan
mendukung pusat data mempunyai jadwal kerja bergilir. Untuk menjaga kesinambungan
layanan kepada pengguna, serah terima status pekerjaan
Antara karyawan yang mempunya jadwal kerja bergilir merupakan faktor penting.
Manajemen:
Monitoring penerapan kebijakan
Dan prosedur di pusat data
Power - Pendinginan :
Proses untuk memastikan cukup
Power mengalir pusat data
© INIXINDO, 2016
Operasi pusat data adalah workflow dan proses yang dilakukan di pusat data. Termasuk
kegiatan menggunakan atau tanpa menggunakan peralatan komputer. Operasi pusat data
dapat dilakukan secara manual atau otomatis.
Untuk menjaga kesinambungan pelayanan pusat data kelima hal dibawah ini perlu dijaga:
• Keamanan
• Konektifitas
• Sistim pendinginan
• Perlindungan dari kebakaran
• Kesinambungan aliran listrik ke pusat data
V f v r. ^ [\
V,.. rJ3 at
\JMp-
Kegiatan Pembersihan
© INIXINDO, 2016
Menjaga kebersihan pusat data tidak hanya memperpanjang umur peralatan, tetapi juga
menghindari insiden kegagalan hardware terutama yang disebabkan oleh menumpuknya
debu. Melakukan pembersihan pusat data secara periodic dapat mengurangi penumpukan
debu yang biasa terjadi pada bagian atas rak, filter AC, kipas angin, raised floor/drop ceiling.
Untuk melakukan pembersihan pada pusat data sangat disarankan untuk membeli servis
dari perusahaan yang handal, dan tidak menyerahkan pada cleaning service.
Pembersihan pada raised floor juga harus menggunakan sabun pembersih yang sesuai.
Pembaruan dan pemberian label pada koneksi kabel LAN dapat dilakukan selama kegiatan
pembersihan.
© INIXINDO, 2016
Pengamanan fisik:
- Penjaga keamanan
- Teknologi biometric
- Monitoring system
- Intrusion - detecton system, event driven - CCTV
Standard security system yang dapat dijadikan rujukan antara lain ISO 27001: 2013
mengadopsi pendekatan untuk pemantapan, implementasi, monitoring operasi pusat data,
maintenance dan perbaikan dari ISMS. ISO 27001 juga dipakai sebagai rujukan dalam
merancang control system pengamanan informasi.
46 | P e n g e ! o 1 a a n Pusat Data
Siklus Hidup Peralatan dan Perangkat Pusat Data
instalasi
commissioning
Persyaratan compliance
penghapusan
de-commissioning
© INIXINDO, 2016
Tantangan terbesar pada pusat data adalah mengatur siklus (life cycle) dari peralatan pusat
data agar bisa mengoperasikan secara optimal dan menurunkan down time. Banyak hal yang
harus di amati dan dilakukan traking seperti servers, power, sistim pendinginan dan Iain-lain.
Menerapkan rangka kerja manajemen siklus peralatan pusat data dapat membantu menjaga
pusat data tetap beroperasi dengan biaya yang sepadan.
Guna mendukung berjalannya siklus dengan benar, perlu dibuat kebijakan dan prosedur
untuk menjadi acuan tata kelola dari sepanjang umur hidup fasilitas pusat dan beserta
seluruh peralatan didalamnya.
Siklus peralatan pusat data dapat dikategorikan kedalam tahap yang masing-masing
mempunyai peran yang sama pentingnya, yaitu:
• Pengembangan/pembangunan
• Instalasi
• Pengujian (commission)
• Operasional
47 | P e n g e i o I a a n Pusat Data
• Perawatan
• Perbaikan
• Peremajaan (Upgrade)
• Penggantian
Niiai dari pusat data di lihat dari kemampuannya untuk mendukung operasional 24 jam x
hari.
Kegiatan Perawatan Pusat Data
& ^Vv; BH
‘-'
JL *W..,.......
t»&w*
£MH
© INIXINDO, 2016
Pada umumnya persepsi mengenai perawatan hanya terfokus pada perawatan perangkat
keras dan piranti lunak dalam pusat data. Sebenarnya perawatan mencakup hal yang lebih
luas dan mencakup hal-hal seperti merawat dokumentasi semua aspek pusat data.
Pelabelan merupakan salah satu aspek penting, yang pada umumnya sering diabaikan
karena dianggap hanya membuang waktu saja.
Pembersihan juga merupakan salah satu aspek yang banyak diabaikan.
Pengujian pada komponen-komponen penting seperti genset, panel ATS, UPS (termasuk
baterai), penangkal kebakaran, dan lainnya merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan.
Pengkajian (kondisi/kebutuhan) status pusat data harus dilakukan secara periodik untuk
senantiasa mengukur kecukupan/kesesuaian kondisi saat ini dengan dengan kondisi dimasa
yang akan dating, sehingga kemungkinan-kemungkinan perubahan bisa dilakukan tepat
waktu agar pusat data tersebut mampu menangani peralatan-peralatan baru yang akan
diinstalasi.
49 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Rencana pelatihan juga harus disusun sehingga SDM yang bertugas senantiasa memiliki
kompetensi yang sesuai untuk mengoperasikan fasilitas pusat data yang sering mengalami
perubahan.
Rencana suksesi SDM yang bertugas juga tidak boleh diabaikan. Salah satu resiko
pengelolaan pusat data adalah ketika SDM kunci yang diberi tanggung-jawab untuk
mengoperasikan tidak lagi bekerja di pusat data tersebut dan tidak ada SDM lain yang
mampu melaksanakan tugas untuk menggantikan SDM yang meninggalkan perusahaan.
50 | P e n g e I o t a a n Pusat Data
Opsi-opsi Perawatan
r ^
• Unstructured
TIMS2 maintenance
ki 4
•Structured
TIMS3 maintenance
• Facilitated
maintenance
© INIXINDO, 2016
Ada beberapa opsi perawatan yang dapat dipilih dalam melaksanakan kegiatan perawatan rutin
pusat data dimana pada umumnya mengacu pada apa yang dikenal istilah Tiered Maintenance
Standard (TIMS).
• TIMS-1 adalah 'run to fail', artinya kita tidak perlu melakukan tindakan proaktif apapun dalam
perawatan tetapi hanya cukup menunggu sampai ada perangkat/peralatan yang rusak atau
terganggu fungsinya. Ketika ada yang rusak, kita tinggal menghubungi penyedia layanan
perbaikan untuk melakukan perbaikan atas peralatan yang rusak tersebut. Pada dasarnya opsi
ini dipilih dengan asumsi biaya downtime pusat data dianggap relatif rendah dan biaya
perbaikan masih lebih rendah dibanding kalau melakukan kegiatan perawatan yang benar.
• TIMS-2 dikenal dengan 'unstructured maintenance', dimana pada opsi ini kita melaksanakan
perawatan proaktif yang dilakukan oleh staf internal (atau dengan bantuan jasa layanan dari
• JIMS-3_dikenal dengan 'structured maintenance', dimana pada opsi ini organisasi memiliki SOP
yang lengkap tentang pelaksanaan perawatan untuk memastikan tidak ada ketergantungan pada
'staf tertentu' di organisasi. Pada opsi ini, organisasi tahu persis siapa vendor yang diberi tugas,
apa tugasnya, kapan jadwalnya, dsb. Semua aktivitas perawatan didokumentasikan dan akan
dipertanggungjawabkan kemudian.
• TIMS-4dikenal dengan 'facilitated maintenance', dimana opsi ini memiliki semua elemen yang
ada di TIMS-3 namun termasuk sistem monitoring yang redundan penuh dan lebih banyak tes
proaktif untuk semua peralatan yang ada, termasuk kemampuan untuk melakukan prakiraan
52 | P e n g e I o I a a n P u s a t Data
r . . . r . ' ^ ^ CcmAcA'W'A Cc^Vr\
^ ,1* , Tift -g-p. ^f C^C)
G'Cisja <V\ca Gti/vW'
Wl Wm ^
T<oL^KL_ . . . ,
*7 ^vC^u^tT^c <*" O'* "“* ™
V^VoU QC w^ ^ l^vv^ ^
- 93^>
Cc,^ \$_ :*r WlV ,\jOW»\W^o .°)0 dc\ I Gfail defcxuVll ^\\<L(?/VtyVfa 2o^tVoVlAw%20
^KT% Zo pfvTA
„, n wv,
^ ^GvfvAfcC ^2Xvj\C<L aC? a