Anda di halaman 1dari 57

T

'(£VVC%v^>f - AAV

^CtCvSL^Ovr . VW^~\

Daftar Isi
Pengelolaan Pusat Data ........................................................................ 1
Kebutuhan pengelolaan pusat data untuk organisasi.......................................................................... 2

Faktor Resiko Pengelolaan Pusat Data................................................................................................... 4

Resiko gangguan pada pusat data....................................................................................................... 4

Analisa Resiko........................................................................................................................................ 5

Downtime................................................................................................................................................6

Standar dan Acuan Praktek Terbaik........................................................................................................8

Standar dan Acuan.................................................................................................................................8

Standar Sub-komponen...................................................................................................................... 10

Tingkatan Pusat Data.......................................................................................................................... 11

Kriteria dan Regulasi............................................................................................................................13

Pemilihan Lokasi................................................................................................................................... 14

Bangunan Pusat Data.......................................................................................................................... 16

Layout dan Fungsi................................................................................................................................18

Komponen Infrastruktur Pusat Data.................................................................................................... 20

Raised Floor.......................................................................................................................................... 21

Suspended Ceiling................................................................................................................................23

Infrastruktur Pasokan Listrik...............................................................................................................24

Sistem Pencahayaan............................................................................................................................29

Infrastruktur Pendinginan................................................................................................................... 31

Infrastruktur Jaringan......................................................................................................................... 37

Penangkal Kebakaran.......................................................................................................................... 39

Pengelolaan Operasional Pusat Data ............................ 40


Pengelolaan Penjadwalan Kerja............................................................................................................41

Kegiatan Operasi Pusat Data Harian..................................................................................................... 42

Kegiatan pembersihan........................................................................................................................... 43

Pengelolaan Keamanan Fisik.................................................................................................................45

Pemeliharaan Pusat Data ........................................................................46


Siklus Hidup Peralatan dan Perangkat Pusat Data.............................................................................. 47

Kegiatan Perawatan Pusat Data........................................................................................................... 49

Opsi-opsi Perawatan.............................................................................................................................. 51

TtccoatV M
Pengelolaan
Pusat Data
Kebutuhan pengelolaan pusat data untuk organisasi

Kebutuhan Pengelolaan Pusat

Organisasi

Layanan

Infrastruktur C>

Fasilitas

© INIXINDO, 2016

Pusat data merupakan jantung dari beroperasinya sebuah bisnis dimasa sekarang ini.
Memiliki sumber daya TIK berkinerja tinggi merupakan hal pokok bila perusahaan ingin
memaksimalkan proses bisnis guna mencapai tujuan perusahaan.
Bisnis pada umumnya didasarkan pada tujuan perusahaan. Tujuan dan sasaran ini kemudian
dijabarkan dalam fungsi-fungsi organisasi yang akan mengeksekusi proses bisnisnya. Hampir
semua proses bisnis saat ini dioperasikan melalui infrastruktur TIK.

Setiap infrastruktur bergantung pada lapisan pendukung yang bekerja dengan baik. Oleh
karenanya perusahaan perlu memastikan bahwa faktor-faktor pendukung tersebut telah
diimplementasikan, dikelola dan dimonitor dengan benar.

Lapisan paling bawah yaitu fasilitas memegang peran yang sangat penting dalam
mendukung infrastruktur TIK. Bila fasilitas tersebut tidak dibawah pengawasan yang benar
atau tidak bekerja, maka seluruh lapisan diatas nya menjadi tidak berguna.

2|Pengelolaan Pusat Data


Sebuah data center (pusat data) merupakan sebuah fasilitas yang memiliki karakteristik
khusus (misalnya keamanan, pendinginan, aliran udara, UPS, dsb). Data center merupakan
tempat ditempatkannya (dikelola) sistem komputer organisasi/perusahaan dan perangkat-
perangkat terkait seperti perangkat komunikasi data dan sistem penyimpanan data. Data
center bisa menempati satu ruang dalam sebuah gedung, satu atau lebih lantai dalam
sebuah gedung, atau bisa menempati seluruh gedung. Umumnya peralatan terdiri dari
server-server yang tersimpan dalam rak-rak yang ditempatkan dalam susunan koridor, yang
memungkinkan untuk dapat di akses dari depan maupun dari belakang server untuk
keperluan perawatan.

Pengoperasian data center merupakan hal yang umum diterapkan di perusahaan-


perusahaan skala menengah sampai besar untuk menyelenggarakan layanan komputasi dari
perusahaan yang menggunakannya. Data center menyediakan akomodasi dari mayoritas
asset TIK perusahaan.

3|Pengeloiaan Pusat Data


Faktor Resiko Pengelolaan Pusat Data

Resiko gangguan pada pusat data

Faktor Resiko

SDM Peralatan Teknologi Prosedur

(5)
virtualisasi ——*■

hackers ------ *

kompatibilitas ——A

Faktor resiko

listrik -—^

utility -—1

dukungan vendor *—A

Bangunan Sarana Pendukung Faktor Alam

© INIXINDO, 2016

Faktor penyebab resiko pada pusat data dapat berasal dari berbagai area sesuai dengan
kompleksitasnya. Faktor faktor tersebut antara lain disebabkan oleh:
• SDM
• Peralatan pada pusat data
• Tenologi
• Prosedur
• Gedung
• Sarana Pendukung
• Faktor Alam

Resiko pada pusat data dapat terjadi di semua siklusnya yaitu waktu merancang,
membangun dan mengoperasikan pusat data.

4|Pengelolaan Pusat Data


Analisa Resiko

Analisa Resiko Identifikasi Resiko


■ Identifikasi asset dan inventory
■ Klasifikasi dan prioritas asset
■ Identifikasi dan prioritas ancaman

Asesmen resiko
• Identifikasi ancaman pada
asset
Kuantitatip dan kualitatip
exposur pada aset

Kontrol resiko
• Pemilihan strategi
Justifikasi kontrol
Implementasi dan
pengawasan kontrol

© INIXINDO, 2016

Saat ini Informasi merupakan faktor kritikal untuk hidup dan keberhasilan organisasi,
menjaga keberadaan pusat data yang mengelola informasi menjadi sangat penting.
Manajemen resiko menjadi salah satu kegiatan dari pusat data.

Manajemen Resiko pusat data terdiri dari tiga proses yaitu:

1. Identifikasi Resiko • Identifikasi asset dan inventory


• Klasifikasi dan prioritas asset
• Identifikasi dan prioritas ancaman
2. Asesmen Resiko • Identifikasi ancaman pada asset
• Kuantitatip dan kualitatip exposur pada aset
3. Mengontrol Resiko • Pemilihan strategi
• Justifikasi kontrol
• Implementasi dan pengawasan kontrol

Skenario Resiko yang dihasilkan dari ketiga proses manajemen resiko diatas tergantung pada
risk appetite dan risk tolerance dari organisasi dari pusat data.

5|Pengelolaan Pusat Data


Downtime

Definisi langsung dari downtime adalah waktu dimana sebuah sistem/mesin (biasanya
sebuah komputer) tidak dapat beroperasi atau tidak bisa dipergunakan.

Ketika mesin/sistem tersebut merupakan komponen utama dari beroperasinya proses bisnis
kritikal sebuah organisasi, maka downtime mesin = downtime usaha. Perusahaan yang
berhenti beroperasi/berproduksi pada masa produktif akan membawa dampak yang masif.

Berbagai data dan statistik menunjukkan tingkat kerugian yang sangat tinggi akibat tidak
berfungsinya pusat data. Dampaknya adalah terganggunya roda operasional perusahaan,
konsekuensinya perusahaan kehilangan penjualan/pelayanan.

Penyebab downtime Pusat Data antara lain:


• Kesalahan manusia
• Peralatan IT tidak berfungsi
• Kejahatan Siber
• Kehilangan pasokan listrik
• Bencana alam

6|Pengelolaan Pusat Data


Tabel downtime VO'W^a. u^yv^

^rV^YvcW'Tc\ U? ^ w?e V wca VVt o t ^

Uptime SLA Downtime per year . - - - *mm

90.0% 36 days, 12 hours

95.0% 18 days, 6 hours

99.0% 87 hours, 36 minutes

99.50% 43 hours, 48 minutes

99.90% 8 hours, 45 minutes, 36 seconds

99.99% 52 minutes, 33 seconds

99.999% 5 minutes, 15 seconds

99.9999% 32 seconds

■h^vV(7vV7vV\V-J ^ \vV-TlAcuryT' C£rv\-2_C

nD

Q^ - U^r\WV2_

V>aV«>> Aow)ia ■
- ^oivA.u'v') c.'j Mejw | / ^re
V*V C^ X^c«L
^oAicr / CooV^/ l^ct*
_ vt w^A^e. Cc-ftVv^j ( v acu f e
c^vJir ^

- <^vvJ<jcol ^W-^cw ( 4<ux>n\j


^r0^^7 7 I Pengelolaan Pusat Data
—- \-°0)\C
-" %£^V<2,
Standar dan Acuan Praktek Terbaik

Standar dan Acuan

Standar dan acuan praktik terbaik

BELUM ADA standar yang diakui


secara global khusus dan spesifik
untuk pusat data

iferensi praktek terbaik untuk pusat data:


Uptime Institute guidelines
^NSI/TIA-942 C(M
4NSI/BICSI-002 -3 ^ _
5S507 ------- * Xv&S}**
ISO/I EC-24762
EN 50600

© INIXINDO, 2016

Sampai saat ini belum ada standar yang diakui secara global khusus dan spesifik untuk pusat
data, namun banyak referensi/acuan praktek terbaik pusat data yang bisa digunakan.

Beberapa acuan praktek terbaik untuk pusat data antara lain:


• Uptime Institute guidelines
• ANSI/TIA-942 (telecom infrastructure for data centres)
• ANSI/BICSI-002 (data center design and implementation best practices)
• SS507 (Information and communications technology disaster recovery services)
• ISO/IEC-24762 (International guideline for BC/DR)
• EN 50600 (data center facilities and infrastructures)
• Vendor Specific (IBM, HP, APC-Schneider dsb)

TIA menjabarkan definisi tier-level dari Uptime Institute dan memperluasnya dengan kriteria
arsitektural dan telekomunikasi. TIA-942 merupakan bagian dari ANSI, yang oleh karenanya
bisa disebut sebagai standar.

8|Pengeioiaan Pusat Data


Sejak Maret 2014, istilah "Tier" menjadi HAKI milik Uptime Institute dan tidak boleh
digunakan oleh selain Uptime Institute. TIA-942 sekarang ini menggunakan istilah
"Rated/Rating"

BICSI lebih sering dilihat sebagai 'code of practice' dari TIA-942 karena dokumen BICSI-002
memberikan penjabaran rinci tentang apa dan bagaimana prosedur dalam TIA-942
dijalankan.

M<2jC ^ <7\v W>UT\\ ^ Cj\ . Go m ^>010 35 kC'

^ DOO^caVv 4vvacj\^ ^>OW\V c\- -^iWc

9-3’* \>c 1 IVAOc , Coddvr^ , ^ qvngVo.


04,
Co'vv’V’^'AV
AtAA: <2<WrUvo ' ^ • A4- Ac^* Ar-i.* - ACn
5\\lcv WmVvvJ* 3>^VA^ wtota Y\VaV fcc, -|cj '<*Vj ■acWatH.

V^u(A\Waw\cAV(AVA ^vwgVe A-oaclav'A: .

C7v^(7j\(^ v\-( -o A-a? *- {Cl- A-c^) *


X. K
w^v ^ ^ * Act„«+

VI - V^-OsO\'cevv^<2J^
li-V'V T'fi-doAc\anCj

N-Vv - n —

2- V — A. '—
"A CW'Vv') ~~ /f —>

9 |P e n g e I o i a a n P us a t Data
Standar Sub-komponen

Standar Sub-komponen

EN61000-4-8, EN55022, EN 55011

Electrical EMF
Environ
mental
UNE-EN 50160, UNE-EN 61000-3-2,
UNE-EN 61000-3-3, UNE-EN 55011,

os
I EC-61643-1, EN-60730-2-7, dsb IEC-61340-5-1, ASHRAE

Earthing

Networks
MIE-REBT-039, EN-50310

Fire Raised
Protection ISO-11801, EN-50173, TIA-568A
Floors

BS/EN 12825, UK-PSA PF2


NFPA-75, NFPA-2001

© INIXINDO, 2016

Umumnya standar-standar ini bersifat umum dan tidak selalu spesifik untuk pusat data.
Standar ini bisa dijabarkan kepada kontrak bila dibutuhkan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pusat data.

Beberapa standar yang sering digunakan antara lain:


• Electrical: UNE-EN 50160, UNE-EN 61000-3-2, UNE-EN 61000-3-3, UNE-EN 55011, IEC-
61643-1, EN-60730-2-7, dsb.
• Earthing: MIE-REBT-039, EN-50310 Tlr \ A
• EMF: EN61000-4-8, EN55022, EN 55011 v V^VleKc V
• Environmental: IEC-61340-5-1, ASHRAE
• Raised Floors: BS/EN 12825, UK-PSA PF2
• Networks: ISO-11801, EN-50173, TIA-568A
• Fire Protection: NFPA-75, NFPA-2001

10 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Tingkatan Pusat Data

Tingkatan (tier/rating) Pusat Data

Fault Tolerant

Concurrently

Maintainable
Redundant
Components
Basic

© INIXINDO, 2016

Pusat data yang merupakan fasilitas berisi computer dan peralatan yang terkait seperti
telekomunikasi, storage umumnya menyiapkan sistem cadangan termasuk sumber listrik,
hubungan komunikasi, juga sistim pendingin, perlindungan kebakaran dan pengamanan
lainnya.

Tier/rating 1 sampai 4 adalah metoda standard untuk mendefinisikan uptime dari pusat data
yang berguna untuk mengukur kinerja pusat data, investasi dan pengembalian dari investasi
(ROI).
Urutan tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

• Level 1 Data Center; Basic


Jalur tunggal untuk listrik dan pendingin tanpa redundansi. Banyak "single points of
failure"
• Level 2 Data Center; Redundant Components
Jalur tunggal untuk listrik dan pendingin dengan redundansi komponen (mis. N+l)

11 | P e n g e ! o ! a a n Pusat Data
• Level 3Data Center; Concurrently Maintainable
Beberapa jalur untuk listrik dan pendingin dimana salah satu aktif, yang memungkinkan
perawatan dan testing pada satu jalur tanpa menyebabkan interupsi pada beban kritis.
• Level 4 Data Center; Fault Tolerant
Beberapa jalur aktif untuk listrik dan pendingin dengan redundansi pada masing-masing
jalur.

Level 4 adalah pusat data yang paling handal dan kecil kemungkinan untuk gagal. Pusat data
ini di rancang untuk pelayanan yang terus menerus. Level ini mempunyai cadangan sistim
pendinginan, listrik, hubungan jaringan, server, storage dan lain lain. Level 1 adalah pusat
data yang paling sederhana yang umumnya digunakan di organisasi kecil.
Kriteria dan Regulasi

Kriteria dan Regulasi Yang Berlaku

• Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang


Informasi dan Transaksi Elektronik
• Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi
Elektronik
• RPM Menteri Kominfo tentang Pedoman Teknis
Pusat Data

© INIXINDO, 2016

Mayoritas standar lokal/nasional yang ada umumnya mengacu pada standar internasional,
meski demikian dalam penerapannya, standar nasional, kebijakan, peraturan dan sebagai
ditempatkan diatas standar internasional. Artinya dalam kondisi dimana tersedia standar
nasional, maka standar internasional tidak dipergunakan.

Regulasi yang berlaku di Indonesia


• Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
• Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi
Elektronik
• RPM Menteri Kominfo tentang Pedoman Teknis Pusat Data

<^oUyorr - 0-wU-cA ^ rovk<~

Oc
Pemilihan Lokasi

Pemilihan Lokasi
potential hazard

availability proximity selection

capacity

Bangun atau
sewa?

slab-to-slab height
building codes
floor loading
space requirements
Security & safety

© INIXINDO, 2016

Proses pemilihan lokasi:


1. Lingkup dan kebutuhan - memutuskan lingkup dan kebutuhan dari pemilhan lokasi.
2. Memilih beberapa lokasi - berdasarkan kebutuhan mencari beberapa lokasi yang
memenuhi kriteria.
3. Mengunjungi lokasi - berkunjung ke lokasi dan bertemu dengan otoritas setempat.
4. Memilih lokasi utama dan cadangan - Melakukan analisa dari lokasi yang dituju dan
menentukan pilihat prioritas.
5. Penyelidikan lebih rinci dari pilihan utam - Melakukan penyelidikan lebih rinci dari
pilihan lokasi utama, termasuk negosiasi harga.
6. Analisa akhir, rekomendasi dan persetujuan - melakukan analisa akhir
merekomendasikan dan membuat keputusan lokasi utama.

Perspektip pemilihan lokasi perlu mempertimbangkan perubahan industri 3-5 tahun


kedepan dan juga perubahan teknologi 7-10 tahun mendatang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi antara lain:
• Lokasi geografis - Apakah lokasi dekat pusat gempa, badai, banjir, kebakaran hutan selain
itu juga perlu dilihat pengaruh cuaca terhadap pusat data.

14|Pengelolaan Pusat Data


• Sumber tenaga listrik - Sumber tenaga listrik pada lokasi yang akan dipilih, apakah hanya
dari satu sumber (air) atau ada alternatip pengganti seperti gas. Availability dari listrik
yang tersedia, apakah sering terjadi pemutusan hubungan listrik.
• Infrastruktur telekomunikasi- Kehandalan infrastruktur telekomunikasi, apakah sudah
menggunakan fiber optic atau bahkan satelit untuk sarana komunikasi.
• Pajak - Perpajakan sehubungan dengan pembelian peralatan pusat data, gedung untuk
pusat data, pelayanan untuk jasa pemasangan peralatan di pusat data atau jasa konsultasi
• Konstruksi - Ketika membangun sebuah pusat data di lokasi tertentu, maka yang menjadi
pertimbangan penting adalah biaya versus opsi/alternatif yang tersedia. Beberapa hal
yang bisa jadi pertimbangan adalah: pengalaman kontraktor, proses dan prosedur,
ketersediaan teknologi, buruh dsb.
• Transportasi - Lokasi pusat data dari tempat tinggal karyawan pusat data, lokasi dari
support vendor terdekat.
• Biaya hidup - Biaya hidup di lokasi pusat data yang akan berpengaruh terhadap biaya
operasi dan juga biaya hidup karyawan yang mensupport pusat data.

cvJ<*Wc; T(^'Cv\\c> <rW ^v\l<;

Co. a
KccWclW.v

fcvwavx y\uV\ Vvtalc


Bangunan Pusat Data

Setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri terkait dengan bangunan fisik pusat data,
kriteria tersebut nantinya akan menentukan keputusan apakah sebaiknya membangun
sendiri pusat data baru atau memodifikasi bangunan yang sudah ada untuk menjadi pusat
data, atau menyewa layanan pusat data.

Beberapa hal yang perlu dievaluasi:


• Bangun/Beli/Sewa
• Riwayat bangunan dan/atau area sekitar
• Aturan/regulasi terkait bangunan/gedung
• Jumlah lantai bangunan
• Kebutuhan (luas) ruang untuk tiap-tiap fungsi pusat data
• Keamanan (perimeter, jendela, dsb)
• Beban lantai
• Slab-to-slab height
• Kemampuan/kapasitas daya listrik
• Kemampuan/kapasitas jaringan
• Biaya dan anggaran

16 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Rentang biaya untuk pembangunan pusat data baru:

Level 1: Infrastruktur dasar tanpa redundansi: $400/sf


• Infrastruktur listrik dan sistem pendinginan dasar
• Gangguan (yang tidak terencana) akan mengganggu operasi sistem dan pengguna
• Perawatan (terencana) mengganggu ketersediaan layanan
• Availability: 99.67%

Level 2: Infrastruktur dasar dengan redundansi komponen: ($600-800/sf)


• Jalur distribusi tunggal, non-redundant
• Gangguan (yang tidak terencana) akan mengganggu operasi sistem dan pengguna
• Perawatan (terencana) tidak mengganggu ketersediaan layanan
• Availability: 99.75%

Level 3: Concurrently Maintainable: ($900 - 1200/sf)


• Memiliki kecukupan redundansi MEP walaupun salah satu komponen MEP tidak tersedia
lagi tersedia dalam infrastruktru
• Gangguan (yang tidak terencana) dan perawatan tidak mengganggu operasi sistem dan
pengguna
• Availability: 99.98%

Level 4: Fault Tolerant


• Independen dan sistem terpisah secara fisik
• Setiap sistem memiliki redundansi komponen dan jalur distribusi berlapis, independen,
terpisah dan aktif
• Gangguan (yang tidak terencana) dan perawatan tidak mengganggu operasi sistem dan
pengguna
• Availability: 99.99%

Gu-vtec VvJA'v.

C\^ Ovw-Vc/VXTCA V Voor

~ to Cvn

CAVvW) ** Cm

17 | P e n g e I o i a a n Pusat Data
Layout dan Fungsi

Layout dan Fungsi

^-r\o>vA^

Ga\L^-X
Holding° Stagi ng
smmmmmmm MMNMMMMffHMHMHMHMMin CX<LCx j
area are
Cco^

t/><Z-cVao
Server room
Control room oko-cpcj?
(production)
0\

X^CC - oy^(A'Vvc)vn © INIXINDO, 2016

Idealnya layout ruangan pusat data telah dirancang untuk mengakomodir alur proses dalam

operasional pusat data, dimana layout ruangan mencerminkan fungsi-fungsi yang ada dalam
implementasi pusat data.

Beberapa komponen ruangan yang direkomendasikan adalah:

• Holding area
Merupakan area dimana barang (biasanya adalah peralatan/perangkat yang digunakan di pusat
data) yang baru datang ke lokasi pusat data diterima, dibuka pembungkusnya, diinspeksi fisik
dan dipersiapkan untuk dipindah ke staging area.

Prasyarat untuk area ini adalah tersedianya akses mudah untuk pasokan barang dari luar
(loading bay dan rute menuju staging area), luas, sistem pembuangan sampah yang benar,
aman.

18|Pengelo!aan Pusat Data


Staging area

Merupakan area dimana peralatan akan diperiksa, dikonfigurasi (hardware dan software) dan di
uji secara aman untuk memastikan kesiapan deployment.

Prasyarat untuk area ini adalah tersedianya ruang terpisah dan aman, jaringan terpisah (bila
memungkinkan), PDU terpisah, lingkungan (suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor,
sistem pencegah kebakaran dan hal-hal terkait keamanan lainnya.

• Server room

Merupakan area dimana semua perangkat operasional diletakkan, dimana perangkat-perangkat


ini akan beroperasi 24 jam sehari dengan interupsi minimum.

Prasyarat untuk area ini adalah ruang terpisah dan sistem keamanan yang ketat, proteksi dan
kontrol kualitas listrik, lingkungan (suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor, tingkat
radiasi EMF rendah, sistem pencegah kebakaran dan hal-hal terkait keamanan lainnya.

• Control room

Merupakan area dimana seluruh infrastruktur Tl dan fasilitas pendukungnya dimonitor dan
dikontrol selama 24 jam sehari.

Prasyarat untuk area ini adalah ruang yang terpisah dan aman, kontrol kualitas listrik, lingkungan
(suhu, kelembaban, dsb) terkendali dan dimonitor, sistem pencegah kebakaran dan hal-hal
terkait keamanan lainnya.

19|Pengeioiaan P u s a t Data
Komponen Infrastruktur Pusat Data

Komponen Pusat Data

Bangunan dan lokasi

Listrik
iihfe.
# Sistem pendinginan

Infrastruktur jaringan / Penangkal kebakaran

Lantai dan atap

© INIXINDO, 2016

Efisiensi dan efektivitas manajemen pusat data adalah bagian penting mengingat informasi
sensitive yang dikelola dalam pusat data serta beragam pemakaian yang dapat berhubungan
dengan pusat data.

Komponen infrastruktur Pusat Data dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian yaitu
antara lain:
• Bangunan fisik/gedung dan semua peralatan yang ada di dalam pusat data
• Listrik
• Pengaturan udara untuk pendinginan
• Jaringan dan titik konektifitasnya

Masing-masing komponen memiliki fungsi yang spesifik dan dapat menjadi faktor "single
point of failure". Integrasi masing-masing komponen juga merupakan faktor penting
mengingat tingkat interdependensi antar komponen yang ada. Perlindungan keamananan
terhadap pusat data juga menjadi perhatian utama dari pengelolaan Tl.
Keamanan pusat data terhadap ancaman kerusakan fisik seperti kebakaran merupakan
bagian dari prosedur pemulihan Pusat Data.

20|Pengelolaan Pusat Data


Raised Floor

Raised floor adalah kontruksi di pusat data didapat dengan menambahkan lantai tambahan
diatas lantai asli dari bangunan, sehingga terbentuk ruangan antara dua lantai tersebut yang
digunakan untuk meletakkan kabel kabel dan juga berperan pada aliran udara yang
diperlukan pada sistim pendinginan.

Semua peralatan yang diletakan pada pusat data seperti servers, peralatan network, printer,
UPS, data storage mengeluarkan panas. Pemasangan raised floor dapat mengubah perilaku
panas pada pusat data dan berperan pada sistim pendinginan ruangan.

Peralatan dalam ruangan pusat data perlu mempertimbangkan konstruksi dari gedung,
peralatan yang berat disarankan untuk ditempatkan pada bagian pilar beton dibawahnya
sehingga tidak perlu di pindah pindah.

Peralatan lain yang lebih ringan dan perlu dipindah pindah disarankan untuk menggunakan
roda sehingga perpindahannya tidak mengganggu lantai dari raised floor. Untuk
mengantisipasi perpindahan peralatan dalam ruangan pusat data disarankan untuk
menggunakan lantai dari alumunium.

" V\R0)Vx V ^wv^Vyrvj


21|Pengelolaan Pusat Data
Afe. * W\oV(M^ WWrv]^
ItxnW) -^ovCVef 5 WWy\ VoCtfvV 't-tfvVaA {Aooc
Petunjuk umum untuk raised floor:
• Tinggi raised floor antara,40 - 60 cm (16 - 24 inchi)
• Bagian lantai yang dapat dibuka harus diberi pinggiran plastic untuk mencegah kebocoran
• Hubungkan raised floor dengan ground
• Jaga kebersihan dibawah raised floor

y-V, - VoWviv^

^vyvUc* <~c\t Vvru^ ^ AC-Wv^V. V^. WtOtW

$p_g- v^c *MJ*jdca.'C<tca* -j«*g


Ac pc
Ck<\ OW' qCOU'M^V*'^ ^ oVvM )

22|Pengeiolaan Pusat Data


Suspended Ceiling

Suspended Ceiling
<&JcwQav' caiVc AucVevuj Jotfv) ms--
wovvxXi m^oocc^ ^c\x\^C uyv^C'c ^vjVct^n wvLviy^i cciafm
A/VWg'vVv ,

© INIXINDO, 2016

Seperti halnya raised floor, atap pada pusat data juga disarankan untuk memasang atap
tambahan dari atap asli bangunan, yang lebih dikenal dengan suspended/ drop ceiling, yaitu
atap tambahan yang dibuat dibawah atap asli dari bangunan. Ruang diantara kedua atap itu
berfungsi untuk meletakan kabel-kabel, pipa, ducting dan juga berperan pada sistim
pendinginan.

Jarak antara raised floor dan suspended ceiling, yang dikenal dengan istilah slab-to-slab
height, disarankan paling tidak setingi 2, 6 meter. Sedangkan dibutuhkan jarak 45 cm
dibawah water sprinkler dari pemadam api berbahan gas.

Pembersihan berkala suspended ceiling harus dilakukan seperti halnya pembersihan berkala
pada raised floor. Standard BS EN 13964 tahun 2014 menjelaskan lebih rinci mengenai
persyaratan suspended ceiling dan metoda ujinya.

V’rWA- WdY & W- v&U

Jr* v* i 4aU M ^4
vLsP\ fd V v l* V

23 | P e n g e ! o 1 a a n Pusat Data
Infrastruktur Pasokan Listrik

Infrastruktur Pasokan Listrik


Utility power tine

UPS

Servers & Racks


Power bus

© INIXINDO, 2016

Detak jantung beroperasinya sistem komputasi (prosesor, memory, dsb) bergantung pada
daya listrik. Rangkaian-rangkaian elektronik terintegrasi tersebut hanya bisa bekerja pada
daya listrik yang memenuhi spesifikasi tertentu dan tidak bisa diinterupsi (harus kontinyu).

Rantai pasokan listrik meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut:


• Utility power line (daya listrik utama - dari PLN). Karakteristik umumnya adalah: voltase
dan arus (alternating current - AC) tinggi;
• Transformer. Sebuah perangkat untuk mentransfer arus (AC) listrik tegangan tinggi dari
satu sirkuit ke tegangan yang lebih rendah dari sirkuit lain melalui induksi
elektromagnetik;
• Power generator. Sebuah mesin, biaya menggunakan bahan bakar gas alam dan disel,
dimana energi mekanik yang dijalankan dikonversi menjadi energi listrik;
• Automatic Transfer Switch (ATS). Sebuah perangkat to melakukan perpindahan (switch)
dari pasokan listrik utama (utility power) ke pasokan listrik cadangan (power generator);
• Uniterruptible Power Supply (UPS). Biasanya menggunakan baterai sebagai sumber listrik
emergency untuk memasok daya listrik ke fasilitas data center. Pasokan ini bersifat
sementara, sampai pasokan listrik dari power generator tersedia;

24|Pengelolaan Pusat Data


• Power bus. Merupakan antarmuka atau media fisik dimana semua perangkat berbagi
koneksi listrik yang sama, media ini memungkinkan penyebaran sinyal elektronik antar
perangkat, sehingga memungkinkan informasi atau listrik didistribusikan;
• Power Distribution Unit (PDU). Fungsi utama dari sebuah PDU adalah tempat menyimpan
circuit breaker yang dipergunakan untuk membuat percabangan sirkuit dari sebuah sirkuit
sentral. Manfaat sekunder dari beberapa jenis PDU adalah untuk mengkonversi tegangan
dari AC ke DC.

Efisiensi tiap perangkat berbeda-beda tergantung teknologi yang diaplikasikan, dan semua
komponen tentunya masih memiliki ruang untuk perbaikan. Sebuah komponen dengan
kinerja yang rendah dapat mengurangi efisiensi menyeluruh sebanyak 5-15%. Analisa
efisiensi dari rantai pasokan listrik data center menunjukan efisiensi menyeluruh sebanyak
64% (dengan beban 50%) untuk sebuah konfigurasi distribusi arus AC 480 volt (The Green
Grid, 2009b). Ketika mengevaluasi distribusi daya listrik data center, beberapa faktor seperti
reliabilitas, ketersediaan perangkat, keamanan dan biaya harus dipertimbangkan sebagai
tambahan untuk efisiensi.

Penentuan kebutuhan listrik untuk pusat data tergantung dari beban pusat data tersebut.
Kebutuhan listrik ditentukan dari banyaknya peralatan yang ada di pusat data seperti server,
storage, peralatan network (termasuk rak-rak network) UPS, dan lainnya.

^ ******* V4V

Aav\
looo ^
CcVcv^ we-Vsjr AvcjcWc, V<avc^su\

- Too W - fcoo VO'T

\C5u W - Vu*

25|Penge!olaan Pusat Data


Power Grid

Power Grid

©INIXINDO, 2016

Listrik dibangkitkan dari sebuah pembangkit listrik yang menggunakan beragam sumber
daya untuk membangkitkan listrik seperti diesel, uap, air, batu bara, nuklir, dsb.

Listrik tegangan tinggi dibutuhkan agar laik dari sudut pandang komersial dan sistem
bertegangan rendah dibutuhkan pada tingkatan konsumen agar menjadikan mudah
didistribusikan dan aman dalam rumah/bangunan gedung. Konsumsi listrik pusat berkisar
mulai dari beberapa kilo watts (kW) sampai berpuluh-puluh mega watts (mW).

Listrik dipasok oleh pemasok listrik nasional (dalam hal ini PLN) melalui sebuah transformer.
Untuk menyediakan pasokan listrik ketika terjadi gangguan dari sumber PLN maka biasanya
dipasang standby generator, dimana dalam kondisi normal generator tersebut dalam kondisi
off/mati. Bilamana sensor generator menemukan kondisi putusnya pasokan listrik dari PLN,
maka sistem menghidupkan generator untuk memasok listrik. Kedua sumber pasokan listrik
(PLN maupun genset) tersambung ke sebuah panel yang dikenal dengan nama ATS
(Automatic Transfer Switch), dimana switch ini yang akan mengalirkan listrik dari PLN (dalam
kondisi normal) maupun genset (dalam kondisi emergency).

IpOifW/Ojfcfi 2> W\V W\ *\\ <\\ ^\\(W


26 | P e n g e I o I a a n Pusat Data

L\V(vV T?> - 4.6 ojvfylc VvPvVrxt \v\(t)v U’t'AvV Tv ‘lUiHeV

i STS v v
Kualitas Listrik -v ~y<K\\c\ o^cwvc\

4
l

Kualitas Listrik

• Gangguan (kualitas) listrik merupakan hal yang


umum
• Kontrol akan kualitas listik menjadi faktor utama
untuk menjamin high availability
• Voltage: nominal +/-10%
• Frequency: +/-10%
• Common mode noise: < 3 volt
• Current distortion (THDI): < 12%
• Voltage distortion (THDV): <8% (non-linear load)

Yang selalu menjadi perhatian terkait masalah listrik adalah tentang gangguan kualitas listrik
yang masuk ke pusat data. Oleh karenanya kontrol akan kualitas listik menjadi faktor utama
untuk menjamin high availability dari pusat data. Hal-hal yang perlu diamati adalah:
• Voltage: nominal +/-10%
• Frequency: +/-10% _ \ u
• Common mode noise: < 3 volt ^AVh\Vv \jcWtfA5L qYCfcth
• Current distortion (THDI): < 12%
• Voltage distortion (THDV): <8% (non-linear load)

vA\d<V\ ^
27|Pengeiolaan Pusat Data

ACCS (, (\\chVo<_c’x 0^
Medan Magnet Listrik

Medan magnet listrik atau Electromagnetic field (EMF) terdiri dari dua bagian, pertama
adalah medan listrik (E), berikutnya adalah medan magenet (H atau B).
Medan listrik disebabkan oleh tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt per meter.
Semakin tinggi tegangan maka resultan medan listrik akan semakin besar. Medan listrik tetap
akan ada walaupun tidak ada arus listrik yang mengalir.
Medan magnet disebabkan oleh arus, yang mana besarnya selalu berubah dari hari ke hari
tergantung naik turunnya konsumsi daya listrik dalam pusat data, sehingga perubahan
tingkatan arus listrik akan membuat medan magnet.

EMF dapat mengakibatkan masalah pada peralatan elektronik.

28 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Sistem Pencahayaan

Sistem Pencahayaan

© INIXINDO, 2016

Pencahayaan dalam area kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga petugas dapat
dengan mudah mengenali obyek visual tertentu namun juga harus mempertimbangkan
aspek panas yang dipancarkan oleh lampu yang terpasang.

Dalam aspek pencahayaan dikenal dua ukuran yaitu Lumen yang merupakan ukuran
kekuatan cahaya dan Lux yang merupakan ukuran kekuatan cahaya pada sebuah area
tertentu. Contohnya sebagai berikut:
• 1000 Lumen sama dengan 1000 Lux per meter persegi
• 1000 Lumen untuk 10 meter persegi adalah 10 Lux

Lux merupakan ukuran yang sering direkomendasikan digunakan di pusat data dan diukur
satu meter diatas raised floor. Beberapa standar/acuan yang digunakan terkait sistem
pencahayaan antara lain:
• EN 1246-1, Light and Lighting
• CIBSE (Chartered Institution of Building Services Engineers)
• DIN-5035, Light and Lighting

29|Pengeioiaan Pusat Data


ANSI/TIA-942 mendeskripsikan tiga tingkatan kekutatan pencahayaan berdasarkan lokasi
dan penggunaannya

Pada umumnya standar yang ada merekomendasikan sebagai berikut:


• Ruangan: min 500 lux, rekomendasi 600 lux
• Koridor: min 200 lux, rekomendasi 300 lux
• Area layanan: min 150 lux, rekomendasi 200 lux

^X'OUvxcVxYV^ ^ X dVyv\ - °T 0W\


^\&W\vjc\ %'OAv\gVaV -~jc\ vv\eW\Y\J<?v .

^ ^ -vvWc 3ow^ WVW<L -« wetavub

X) QIx-Vvvvc UP6 -* v^o-w'V<-X^<?'n ^


; \m cam - WcV VrT^ r
XTvc^vV^ <Wv Wv\

^ek4 tA^opfMsL <W Xiov-W^ Wu cfrfcv.

cXaC?4 V-V\v *ttJcueivA? AvAaC

\Jo\-\40] <- Vv\A^«JaA^ ^

c) 'Tcue cmVu\e OooW C6AV]GX^on

0V\ cU«
vjdV^€ *4 \wA'tf.'ficW

30|Pengelolaan Pusat Data


Infrastruktur Pendinginan

Infrastruktur Pendinginan

CtNAfyJW %ocfVvc
^ © INIXINDO, 2016

Setiap peralatan pada pusat data mengeluarkan panas. Panas termasuk penyebab utama
yang dapat merusak peralatan selain debu, listrik dan getaran. Oleh karenanya pendinginan
merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengoperasian pusat data.
Setiap pertambahan peralatan pada pusat data akan menambah beban panas dilingkungan
pusat data dan tentunya mempengaruhi sistim pendinginan.

Temperatur lingkungan berpengaruh dalam jangka panjang terhadap reliabilitas perangkat Tl


dan apabila pendinginan tidak disesuaikan maka akan menimbulkan banyak insiden yang
pada akhir akan memperpendek masa operasional perangkat.

Dalam tata letak ruang komputer tradisional, kabin sistem pendingin terletak di pinggir
ruang dan seluruh peralatan komputer diletakkan di tengah-tengah ruangan. Dalam kondisi
seperti ini, udara dingin yang dikeluarkan oleh sistem pendingin bercampur dengan udara
panas dari komputer, sehingga pendinginan tidak optimal dan tidak efisien. Isu lain adalah
adanya spot-spot udara panas akibat orientasi penempatan rak yang buruk. Yang terjadi
adalah udara panas terhisap bersama-sama dengan udara dingin oleh tiap ruang sehingga

31|Pengelolaan Pusat Data


komputer tidak terdinginkan secara optimal, hal ini menyebabkan agregat panas yang
semakin tinggi dalam ruang data center.

Optimasi sistem pendingin dari pusat data memerlukan perencanaan yang cermat dan
masukan dari orang-orang yang ahli. Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun rencana:
• Melakukan review kondisi dan situasi saat ini dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang
tersedia;
• Mengidentifikasi pemasok (vendor) yang memiliki pendekatan/metode yang bagus;
• Mengembangkan kasus bisnis untuk rencana yang akan disusun, termasuk pertimbangan
manfaat lingkungan;
• Mengembangkan rencana implementasi;
• Membuat pengukuran baseline untuk mengkuantifisir manfaat setelah perubahan selesai
diimplementasikan.

Sistem pendingin udara diatur pada suatu suhu spesifik tertentu. Semakin dingin kita
tetapkan suhu pada center, maka akan semakin besar biaya energi yang dihabiskan.
Berdasarkan standar dari ASHRAE (American Society of Heating, Refrigration and Air
Conditioning Engingeers) ditetapkan rekomendasi temperatur untuk pusat data. Maksimum
temperatur menjadi naik dari 20 derajat celcius menjadi 27 derajat celcius.

Av<nUW CKkoO "7 4/

32|Pengelolaan Pusat Data


Sistem Pendinginan

Arus listrik dalam perangkat mekanikal dan elektronik ketika beroperasi dikonversi menjadi
panas. Chip berkekuatan tinggi seperti CPU biasanya menghasilkan panas dengan suhu tinggi
oleh karenanya untuk mendinginkan biasanya dipasang alat pendingin berupa logam yang
ditempelkan pada CPU, dimana logam tersebut memiliki sirip sirip agar permukaannya luas.
Panas yang terdistribusi merata pada logam tersebut kemudian didorong keluar oleh kipas
angin sehingga suhu pada logam pendingin dan CPU terjaga rendah. Sumber panas lain
adalah motor drive yang menggerakkan piringan hard disk. Perangkat server dan storage
yang disusun rapat dalam rak-rak penyimpanan yang dilengkapi kipas angin untuk
memindahkan udara panas dari rak tersebut keluar. Pada intinya penyebaran panas dalam
ruang data center harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak menggangu operasional
perangkat-perangkat yang ada.
Tujuan dari pemanfaatan sistem pendingin adalah untuk menyalurkan udara dingin pada
peralatan dan menghisap udara panas yang dihasilkan peralatan-peralatan yang ada. Sistem
pendingin biasanya terdiri dari beberapa bagian seperti:
• Pompa: Refrigerant/pendingin masuk dalam kompresor dalam bentuk uap air bertekanan
rendah dengan suhu ruang. Uap air tersebut akan dikompresi dan keluar dari kompresor
dalam bentuk uap air bertekanan tinggi.

33|Pengeiolaan Pusat Data


• Kondenser: Uap air bertekanan tinggi terkondensasi dari bentuk gas menjadi cair dimana
panasnya dibuang oleh pendingin dan ditransfer ke pendingin kondenser. Ketika
pendingin meninggal condenser, bentuknya masih tetap gas bertekanan, namun sekarang
suhunya hanya sedikit diatas suhu ruangan.
• Evaporator: Pendingin mengalir melalui katup ekspansi dimanan akan terjadi penurunan
tekanan secara tiba-tiba yang menyebabkan evaporasi secara cepat. Suhu dari pendingin
sekarang menjadi rendah ketika memasuki koil dari evaporator. Sebuah kipas akan
menium udara panas disepanjang koil dan pendingin menguap secara menyeluruh,
menarik seluruh panas dari dalam udara.

CRAC (Computer Room Air Conditioner) vs CRAH (Computer Room Air Handler)
Walaupun keduanya memiliki tujuan yang sama, namun ada perbedaan mendasar antara
CRAC dengan CRAH, yaitu:
• Sebuah CRAC meliputi kompresor internal, menggunakan ekspansi langsung dari
pendingin untuk membuang panas dari data center
• Sebuah CRAH meliputi hanya kipas dan koil pendingin, seringnya menggunakan air yang
sudah didinginkan untuk membuang panas dari data center.

Sistim pendinginan pusat data menggunakan aliran listrik yang hampir sama besarnya
dengan peralatan komputer.

34|Pengelolaan Pusat Data


Aliran Udara

Pengaturan Aliran Udara

lantai

© INIXINDO, 2016

Melalui pemisahan tipe udara (panas dan dingin), maka peningkatan dalam sistem pendingin
akan sangat dimungkinkan. Dengan mengatur ulang sususan rak, kita dapat membuat zona
dingin disatu sisi dari rak dan sebuah zona panas disisi yang berlawanan. Dengan cara ini
tidak akan mungkin udara dingin akan masuk ke dalam lorong panas.

Pendinginan dalam lorong terisolasi


In-row cooling merupakan selangkah lebih jauh untuk reduksi konsumsi energi untuk
keperluan pendinginan. Lorong panas ditutup dengan pintu dan kerangkeng, kemudian
sebuah AC kecil ditempatkan didepan atau didalam rak. Perangkat itu akan mengekstraksi
udara panas didalam lorong tertutup dan mendinginkan udaranya. Udara dingin akan
ditiupkan pada lorong dingin.

Pengaturan aliran udara


Satu cara untuk menghindari percampuran udara panas dan dingin adalah dengan
menyalurkan udara dari lorong panas langsung menuju intake dari AC melalui sistem aliran
udara. Cerobong asap ditempatkan diatas lorong udara panas yang telah diisolasi lalu udara
tersebut didinginkan. Udara dingin ditiupkan kedalam lorong dingin.

35|Pengeiolaan Pusat Data


Panel penutup rak (blanking panel)
Tidak semua rak terisi penuh oleh perangkat (server, storage, dsb). Ruang yang kosong akan
menyebabkan lolosnya udara panas maupun dingin yang bersirkulasi dalam rak. Untuk
menghindari kebocoran ini, maka untuk setiap rak yang kosong harus ditutup dengan panel
untuk memblok udara agar tidak bocor.

Eliminasi pusat-pusat panas


Titik-titik atau pusat panas perlu ditangani dengan pendekatan khusus mengingat perangkat
yang ada di sekitar titik-titik panas berisiko overheat dan kemudian rusak atau gagal
beroperasi. Cara mendasar dalam menangani titik panas adalah memasok lebih banyak
udara dingin ke area tersebut atau memindahkan perangkat yang memproduksi panas tinggi
mendekati pasokan udara dingin. Menemukan titik-titik panas dilakukan dengan
mengumpulkan data via sensor suhu, kamera infra merah dan thermometer. Pada saat
merancang layout baru atau memperbaiki layout ruang komputer yang lama, vendor
biasanya menawarkan model dan simulasi aliran panas.

Pendingin cair
Pada densitas daya diatas 25kW per rak, maka sistem pendinginan udara sudah mencapai
titik maksimal. Peningkatan densitas daya listrik dalam rak penyimpanan perangkat metode
pendinginan yang lebin intensif seperti misalnya sistem pendingin air yang built-in. Panas
dari udara panas ditangkap oleh sistem pendingin berbasis air lalu disalurkan keluar.

Mendinginkan sumber panas


Mendinginkan sumber panas merupakan tahap selanjutnya: panas diekstraksi dari CPU
dengan cara menempelkan pada lempeng tertentu yang didinginkan oleh air. Setiap server
memiliki sirkuit pendingin sendiri dengan sebuah heat exchanger yang terkoneksi pada
sistem pendingin air data center.

Power-capping
Power-capping adalah salah satu cara untuk membatasi jumlah enerfii vang disalurkan ke
sebuah server terkait dengan beban pada waktu operasionalSebuah piranti lunak pengelola
digunakan untuk mengatur konsumsi listrik berbasis pada kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perangkat sensor akan mendeteksi tingkat daya listrik secara real-time dan juga
menyediakan alat bantu pengelolaan yang dilengkapi dengan data yang akurat tentang
beban saat ini. Dengan power-capping maka kita dapat berkompromi untuk menukar
konsumsi daya dengan kinerja dengan menetapkan konsumsi energi dari perangkat.

36|Pengelolaan Pusat Data


Infrastruktur Jaringan

Jaringan merupakan nadi dari pusat data setelah server dan storage. Faktor-faktor yang
berperan pada keberhasilan jaringan pusat data:
• Raised floor
• Sistem kabel terstruktur
• Design jaringan
• Pemeliharaan jaringan
• Pemilihan peralatan jaringan
• Staff support jaringan yang kompeten
• Network redundan

Sistim kabel terstruktur adalah sistim kabel yang lengkap. Bersama dengan perangkat
jaringan, sistem perkabelan membentuk infrastruktur telekomunikasi yang handal. Beberapa
keuntungan menerapkan pengabelan terstuktur:
• Menurunkan risiko down time
• Memudahkan proses re-patching
• Memudahkan problem solving
• Pendinginan yang lebih baik

37|Pengeloiaan Pusat Data


- NctA
• Stok kabel lebih efisien

Selain memilih vendor jaringan yang handal, menerapkan pengkabelan terstruktur,


menerapkan redundan koneksi pada jaringan LAN dan WAN akan meningkatkan availability
dari pusat data.

Cek list untuk redundansi jaringan:


• Redudansi peralatan network dan rak termasuk kabel
• Redudansi back bone
• Redudansi lokasi gedung pusat data
• Redudansi hubungan internet (router) dan menggunakan provider berbeda

Fiber optic merupakan kabel yang disarankan untuk mendapatkan kwalitas dan kecepatan
pada sistim jaringan.

38|Pengelolaan Pusat Data


Penangkal Kebakaran

Penangkal Kebakaran

eTdlfltm$0r\ 3^ -- i^cav\ 'mxykak ot^c/o^


&S^A9 Avco^gc^ ‘vOJz.r, <V*Vi «Wrvg<*w
© INIXINDO, 2016

O0ft\t)V\ \ TtA^CC h> ^viy'conjav]


\-\<a\cv\
Pada pusat data keamanan dan perlindungan terhadap kebakaran merupakan keharusan.
Semua prosedur harus mempertimbangkan keamanan dan perlindungan terhadap bahaya
kebakaran dan harus dipatuhi setiap saat. Ada lima hal yang perlu menjadi perhatian yaitu:

ft) • Hindari menyimpan bahan mudah terbakar didalam pusat data. Kardus pembungkus
peralatan pusat data disarankan untuk dibuka sebelum memasukan peralatan tersebut
kedalam pusat data.
W* Buat dua atau lebih power room
O* Pelihara dan inspeksi berkala peralatan pemadam kebakaran
A) • Monitor perubahan yang terjadi pada pusat data seperti penambahan peralatan
c)* Siapkan scenario situasi terburuk

-VtfvW^V' '•
~ ^0\n CA

c-C\D^

39 | P e n g e ! o I a a n Pusat Data
Pengelolaan
Operasional
Pusat Data
^ /1C0C? CeaVr

<w*\ -p WvoaA^m
bukA V 'v \w<LvvvVcmgu^

C^bot<\ -9 wxovgo^ra kOc^vn


OOtt\S -d '^wWvw' ^-Vv CqjA^C

C\\l\ V CV^A w*v\dyvu<;\\V ^kVv CavWC

40 | P e n g e ! o I a a n Pusat Data
Pengelolaan Penjadwalan Kerja

Pengelolaan Penjadwalan Kerja


Data center operations refer to the workflow
and processes that are performed within a
Menuliskan flow - dan standard prosedur operasi pusat data center.
data
This includes computing and non­
computing processes that are specific to a
data center facility or data center
environment. Data center operations
include all automated and manual
processes essential to keep the data center
operational.
Peran dan Tanggung jawab karyawan yang ditugaskan di
pusat data Termasuk majemen yang berperan dalam
Iangkah2 taktikal dan strateais

Jadwal operasi harian Pusat data

Pusat data menyediakan layanan selama 24 x 7 kepada organisasi. Karyawan yang ditugaskan
mendukung pusat data mempunyai jadwal kerja bergilir. Untuk menjaga kesinambungan
layanan kepada pengguna, serah terima status pekerjaan
Antara karyawan yang mempunya jadwal kerja bergilir merupakan faktor penting.

Prosedur serah terima pekerjaan antar pekerja bergilir perlu diperhatikan:


• Disarankan untuk dibuat tertulis
• Sign-off setelah penjelasan serah terima pekerjaan
• Hindari saling menyalahkan

Isi serah terima pekerjaan antara lain:


• Insiden, problem yang baru terjadi
• Status peralatan dan service
• Inspeksi ke facility
• Vendor atau kontraktor yang sedang bekerja di pusat data
• To do list

41|Pengelolaan Pusat Data


T

Kegiatan Operasi Pusat Data Harian

Kegiatan Operasi Harian


Security:
Proses, peralatan dan teknologi
Operasi Infrastruktur:
jjntuk melindungi keamanan pisik
Instalasi, monitoring,
dan logikal
m ai nte nan ce. pa tching/upd a te
server, storage, network res

Manajemen:
Monitoring penerapan kebijakan
Dan prosedur di pusat data
Power - Pendinginan :
Proses untuk memastikan cukup
Power mengalir pusat data

© INIXINDO, 2016

Operasi pusat data adalah workflow dan proses yang dilakukan di pusat data. Termasuk
kegiatan menggunakan atau tanpa menggunakan peralatan komputer. Operasi pusat data
dapat dilakukan secara manual atau otomatis.

Untuk menjaga kesinambungan pelayanan pusat data kelima hal dibawah ini perlu dijaga:
• Keamanan
• Konektifitas
• Sistim pendinginan
• Perlindungan dari kebakaran
• Kesinambungan aliran listrik ke pusat data
V f v r. ^ [\

V,.. rJ3 at
\JMp-

42|Pengeiolaan Pusat Data


Kegiatan pembersihan

Kegiatan Pembersihan

© INIXINDO, 2016

Menjaga kebersihan pusat data tidak hanya memperpanjang umur peralatan, tetapi juga
menghindari insiden kegagalan hardware terutama yang disebabkan oleh menumpuknya
debu. Melakukan pembersihan pusat data secara periodic dapat mengurangi penumpukan
debu yang biasa terjadi pada bagian atas rak, filter AC, kipas angin, raised floor/drop ceiling.

Untuk melakukan pembersihan pada pusat data sangat disarankan untuk membeli servis
dari perusahaan yang handal, dan tidak menyerahkan pada cleaning service.

Penggunaan pembersih vakum pada saat kegiatan pembersihan harus mengindari


penumpukan debu yang diakibatkan kegiatan pembersih vakum tersebut.

Pembersihan pada raised floor juga harus menggunakan sabun pembersih yang sesuai.

Pembaruan dan pemberian label pada koneksi kabel LAN dapat dilakukan selama kegiatan
pembersihan.

43|Penge!olaan Pusat Data


T'

Beberapa aturan pada pusat data:


• Tidak menempatkan packing material di dalam pusat data
• Tidak menempatkan makanan dan minuman di dalam pusat data
• Tutup selalu pintu pusat data
• Selalu membersihkan dan menempatkan kembali peralatan setelah bekerja
• Pergunakan anti static keset agar debu tidak terbawa masuk kedalam pusat data
• Lakukan pembersihan dan inspeksi berkala
• Bersihkan raised floor dan suspended ceiling

44|Pengeloiaan Pusat Data


r

Pengelolaan Keamanan Fisik

Pengelolaan Keamanan Fisik


Smoke
Detector Standard IT security: ISO 2700-2013
Motion sensor
24 x 7 perlindungan ases
Kontrol system menggunakan biometric
Surveilance video
Alarm pelanggaran security
Sistim intrusion - deteksi

© INIXINDO, 2016

Pengamanan Informasi menjaga confidentiality, integrity dan availability dari Informasi.


Pengamanan keamanan pusat data untuk melindungi informasi yang dikelola dapat
dilakukan secara fisik dan secara sistem.

Pengamanan fisik:
- Penjaga keamanan
- Teknologi biometric
- Monitoring system
- Intrusion - detecton system, event driven - CCTV

Standard security system yang dapat dijadikan rujukan antara lain ISO 27001: 2013
mengadopsi pendekatan untuk pemantapan, implementasi, monitoring operasi pusat data,
maintenance dan perbaikan dari ISMS. ISO 27001 juga dipakai sebagai rujukan dalam
merancang control system pengamanan informasi.

45|Pengelolaan Pusat Data


Pemeliharaan
Pusat Data

46 | P e n g e ! o 1 a a n Pusat Data
Siklus Hidup Peralatan dan Perangkat Pusat Data

Siklus Peralatan dan Perangkat

instalasi
commissioning

Persyaratan compliance

penghapusan
de-commissioning

© INIXINDO, 2016

Tantangan terbesar pada pusat data adalah mengatur siklus (life cycle) dari peralatan pusat
data agar bisa mengoperasikan secara optimal dan menurunkan down time. Banyak hal yang
harus di amati dan dilakukan traking seperti servers, power, sistim pendinginan dan Iain-lain.
Menerapkan rangka kerja manajemen siklus peralatan pusat data dapat membantu menjaga
pusat data tetap beroperasi dengan biaya yang sepadan.

Guna mendukung berjalannya siklus dengan benar, perlu dibuat kebijakan dan prosedur
untuk menjadi acuan tata kelola dari sepanjang umur hidup fasilitas pusat dan beserta
seluruh peralatan didalamnya.

Siklus peralatan pusat data dapat dikategorikan kedalam tahap yang masing-masing
mempunyai peran yang sama pentingnya, yaitu:
• Pengembangan/pembangunan
• Instalasi
• Pengujian (commission)
• Operasional

47 | P e n g e i o I a a n Pusat Data
• Perawatan
• Perbaikan
• Peremajaan (Upgrade)
• Penggantian

Niiai dari pusat data di lihat dari kemampuannya untuk mendukung operasional 24 jam x
hari.
Kegiatan Perawatan Pusat Data

Perawatan Pusat Data

& ^Vv; BH
‘-'

JL *W..,.......
t»&w*
£MH

© INIXINDO, 2016

Pada umumnya persepsi mengenai perawatan hanya terfokus pada perawatan perangkat
keras dan piranti lunak dalam pusat data. Sebenarnya perawatan mencakup hal yang lebih
luas dan mencakup hal-hal seperti merawat dokumentasi semua aspek pusat data.

Pelabelan merupakan salah satu aspek penting, yang pada umumnya sering diabaikan
karena dianggap hanya membuang waktu saja.
Pembersihan juga merupakan salah satu aspek yang banyak diabaikan.
Pengujian pada komponen-komponen penting seperti genset, panel ATS, UPS (termasuk
baterai), penangkal kebakaran, dan lainnya merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan.
Pengkajian (kondisi/kebutuhan) status pusat data harus dilakukan secara periodik untuk
senantiasa mengukur kecukupan/kesesuaian kondisi saat ini dengan dengan kondisi dimasa
yang akan dating, sehingga kemungkinan-kemungkinan perubahan bisa dilakukan tepat
waktu agar pusat data tersebut mampu menangani peralatan-peralatan baru yang akan
diinstalasi.

49 | P e n g e I o I a a n Pusat Data
Rencana pelatihan juga harus disusun sehingga SDM yang bertugas senantiasa memiliki
kompetensi yang sesuai untuk mengoperasikan fasilitas pusat data yang sering mengalami
perubahan.
Rencana suksesi SDM yang bertugas juga tidak boleh diabaikan. Salah satu resiko
pengelolaan pusat data adalah ketika SDM kunci yang diberi tanggung-jawab untuk
mengoperasikan tidak lagi bekerja di pusat data tersebut dan tidak ada SDM lain yang
mampu melaksanakan tugas untuk menggantikan SDM yang meninggalkan perusahaan.

50 | P e n g e I o t a a n Pusat Data
Opsi-opsi Perawatan

Tiered Maintenance Standard


• Run to fail

r ^
• Unstructured
TIMS2 maintenance

ki 4

•Structured
TIMS3 maintenance

• Facilitated
maintenance

© INIXINDO, 2016

Ada beberapa opsi perawatan yang dapat dipilih dalam melaksanakan kegiatan perawatan rutin

pusat data dimana pada umumnya mengacu pada apa yang dikenal istilah Tiered Maintenance

Standard (TIMS).

• TIMS-1 adalah 'run to fail', artinya kita tidak perlu melakukan tindakan proaktif apapun dalam

perawatan tetapi hanya cukup menunggu sampai ada perangkat/peralatan yang rusak atau

terganggu fungsinya. Ketika ada yang rusak, kita tinggal menghubungi penyedia layanan

perbaikan untuk melakukan perbaikan atas peralatan yang rusak tersebut. Pada dasarnya opsi

ini dipilih dengan asumsi biaya downtime pusat data dianggap relatif rendah dan biaya

perbaikan masih lebih rendah dibanding kalau melakukan kegiatan perawatan yang benar.

• TIMS-2 dikenal dengan 'unstructured maintenance', dimana pada opsi ini kita melaksanakan

perawatan proaktif yang dilakukan oleh staf internal (atau dengan bantuan jasa layanan dari

51|Pengeloiaan Pusat Data


luar). TIMS-2 tidak melakukan proses berdasarkan prosedur perawatan yang lengkap dan tidak

terdokumentasi. Pengaturan waktu dan penanggung-jawab pelaksanaan diserahkan kepada

seseorang yang dianggap kompeten secara teknis.

• JIMS-3_dikenal dengan 'structured maintenance', dimana pada opsi ini organisasi memiliki SOP

yang lengkap tentang pelaksanaan perawatan untuk memastikan tidak ada ketergantungan pada

'staf tertentu' di organisasi. Pada opsi ini, organisasi tahu persis siapa vendor yang diberi tugas,

apa tugasnya, kapan jadwalnya, dsb. Semua aktivitas perawatan didokumentasikan dan akan

dipertanggungjawabkan kemudian.

• TIMS-4dikenal dengan 'facilitated maintenance', dimana opsi ini memiliki semua elemen yang

ada di TIMS-3 namun termasuk sistem monitoring yang redundan penuh dan lebih banyak tes

proaktif untuk semua peralatan yang ada, termasuk kemampuan untuk melakukan prakiraan

beban berdasarkan alert dan tren.

52 | P e n g e I o I a a n P u s a t Data
r . . . r . ' ^ ^ CcmAcA'W'A Cc^Vr\
^ ,1* , Tift -g-p. ^f C^C)
G'Cisja <V\ca Gti/vW'
Wl Wm ^

"“*> VAcVvjaV Ato^pjQ


—*

pj£- -® "^ovaJh-c o^cje ^Tde-aCj - -^CvUV^^oWf-C (a


Z^_ V^*waVx b (f
3 cM«V ^Vc

T<oL^KL_ . . . ,
*7 ^vC^u^tT^c <*" O'* "“* ™

V^VoU QC w^ ^ l^vv^ ^

W"\ Wr \oa ’T"**"


"o*W< 'f veck **
Ve* Cl w*«*j
J o^«^ »c

- 93^>

Cc,^ \$_ :*r WlV ,\jOW»\W^o .°)0 dc\ I Gfail defcxuVll ^\\<L(?/VtyVfa 2o^tVoVlAw%20

^KT% Zo pfvTA

if ^jx- . <kc AA /■te.iftWwj —'cciyvTx IAc^ -Aaxwa-c/

C^«-rc'VkK'A <tW(vWA C VCOh) i>


^ \\cocn(Z.tt.uw. tAu -» "V.W CtwW O^cAtf-VAcmA ^CaG-clufe
l^bte- '. Ct2in ~|<Arw2.L IViWvt orvWVi V>C

LaVcUwca t<*v>eL v>c


l6vfvi^^v\ VY\£L<^r\ i * 9
a^4^\U &lv\<slA 'W'^s-wrl^ C(/v ^ ?

fev^govP W«^jLf(on CL^V:

lv Vc.'V^.'C'T^v^ ro^-VvcV^ "? %V\ KV0J^I:\r<7VW 'r D'A^'f^KAtj VWl^uV V^UiP 1


a* ^fo-vbMvv/^ QsMcA^ "P At<7^4 Cc^Vv'ci ( Vowel
CO^V^U CGVvj j aVa\Tw^

&\^0)(jT'C W(aS-A On ^V-^v


/Y. 'TftcVvwvC^ Aow-KoL ^^Aot v^w^^Vnh ^ARfc. >vrv, ^wv\u <|w
^' ^wuvf\Mx>‘Vite -/?- ”P Ao^> ; V\eV Vw^uV- t \^\

Co^Vtyfja U'A ^ Co^KoL -P yr) V\A^V At ^^\jcyr ^<2^ pb\V\ 1 cV^w 2.


\<l^Wv

D Vcwv^ c*Aft ^<2- tWio^ ^‘'TQa^iJc^ W'Ccmcj Ac\n \ov^ftlucifa«/\


*<W* bVuMlAl\\aC~C\ 0[\\0\z tiu^rCM
WVVvncfj '^rcivvgV:^ A^ Vc\W\_
C VcNV\V{\£j ’CUtf^ ^/€C^<L(“
oviVc X^Ccn x\ ^tca.\ ^ ^ViAr^-Kj
^\V:Vo^ V\cVo\> "V^XevVcA: cw\
?<-*( <A$C e hw\e tM.
A'Cc&vU ^Vf\ ~i> £v<y\r -Vx^^cWvW C|/ ^vc^dv/'C^
^cc<t % \o ^ y^cA\\ \at ^

^«l) \ Vw{ o ‘rVxoetV'K a< a ^caiVic^

„, n wv,
^ ^GvfvAfcC ^2Xvj\C<L aC? a

VW(£ AAV - Mfot*V'Vc«\'\ov\ >*c©<mA. V^vv^^AT'Of'


Olo. 61 ' viWVoU Twfc V«^ _
6U-0 v ■ —4~ V:«9'«*W O^mwAV VcvVa VUrwn
OVL-Ol ■ — Cj -— - O — V^mV^'Cv liaw AVj'iaA &fWt
6\>'0V \ — f— ^b^UvAu^ ?u«UAcrn cV\y\ ’\axa.^<jf^
^o%\V ^
0\VoV: t^vicf UU fc«$v*W ciV

* ^)AV• A^V-o. ^^ Vv^Aom <V 4WAc \><uyeU aac1

lA^wA \VvA)M^^\ '- V^tA -V^neftr v^aAAv?

^XA v^^Av A (c»vaA*\ c U (j2-kr

Anda mungkin juga menyukai