Anda di halaman 1dari 2

Grave Of The Fireflies

Judul: Hotaru no Haka

Produser Film: Toru Hara

Sutradara Film: Isao Takahata

Pemain Film: Tsutomu Tatsumi

Ayano Shiraishi

Yisiki Sinohara

Akemi Yamaguci

Durasi Film: 89 menit

Tanggal Rilis: 16 April 1988

Perusahaan Produksi: Studio Ghibli

Cerita bersejarah seperti Perang Dunia tak akan pernah kehabisan cerita, mengingat masih ada
sudut pandang dari cerita tersebut yang jumlahnya tak terkira. Seperti film Grave of The Fireflies,
Isao Takahata mengangkat sudut pandang dari kakak beradik yang harus bertahan hidup di masa
perang dunia II. Film kartun klasik dari Studio Ghibli ini memang jauh dari kata cerita fantasi dan
segala keceriaannya, seperti dalam film My Neighbor Totoro yang juga dirilis pada tahun yang
sama. Dengan membawakan cerita drama yang begitu emosional, Grave of The Fireflies sukses
menyentuh hati para penontonnya dengan mudah.

Cerita bersejarah seperti Perang Dunia tak akan pernah kehabisan cerita, mengingat masih ada
sudut pandang dari cerita tersebut yang jumlahnya tak terkira. Seperti film Grave of The Fireflies,
Isao Takahata mengangkat sudut pandang dari kakak beradik yang harus bertahan hidup di masa
perang dunia II. Film kartun klasik dari Studio Ghibli ini memang jauh dari kata cerita fantasi dan
segala keceriaannya, seperti dalam film My Neighbor Totoro yang juga dirilis pada tahun yang
sama. Dengan membawakan cerita drama yang begitu emosional, Grave of The Fireflies sukses
menyentuh hati para penontonnya dengan mudah.

Film Grave of The Fireflies bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Seita (Tsutomu
Tatsumi) yang berumur 14 tahun dan adik perempuannya Setsuko (Ayano Shiraishi). Mereka
berjuang untuk bertahan hidup melewati berbagai konflik yang terjadi di masa perang dunia II.
Cerita yang dibawakan memang terlihat begitu realistis, terbukti karena film ini diadaptasi dari
novel berjudul sama yang ceritanya diangkat dari kisah nyata sang penulis, Akiyuki Nosaka. Film ini
juga dikemas dengan dialog yang tidak banyak, hanya berupa percakapan sehari-hari, gambarnya
pun masih terlihat sederhana, mengingat film ini merupakan film kartun klasik yang dirilis tahun
1988, teknologi yang digunakan pun belum secanggih saat ini.

Film kedua dari Studio Ghibli ini memiliki keindahan-keindahan di beberapa aspek filmnya,
seperti aspek musik karya komposer Michio Mamiya yang berhasil memperkuat setiap adegan di
dalam film. Karena film ini merupakan drama emosional, tentu musik memiliki peran yang amat
penting untuk membangun suasana. Musik-musik yang ada pada film Ghibli memang tak pernah
mengecawakan, contoh saja pada film Wind Rises, akhir filmnya diberi musik berupa paduan suara,
dan beberapa film lainnya seperti Ponyo, Princess Manonoke dan Spirited Away yang terkenal
memiliki musik indah.

Film Grave of The Fireflies memang tidak seperti kebanyakan film animasi yang biasanya
ditonton oleh anak-anak, bisa dibilang film ini merupakan film animasi dengan kisah yang kelam
dan tragis. Visual seperti mayat-mayat yang berserakan juga ditunjukan di bagian awal film. Saya
sendiri bahkan tidak yakin apakah emosi yang diciptakan oleh film animasi ini dapat dirasakan oleh
anak-anak, karena cerita dan visualnya yang dark tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
saat menontonnya, terlebih untuk anak-anak. Namun diluar itu, film Grave of The Fireflies memang
sukses membuat penontonnya sesak karena ceritanya yang amat mendalam.

Grave of The Fireflies adalah sebuah film animasi bertemakan perang terbaik menurut saya,
karena cerita yang dibawakan film ini amat sederhana, bukan tentara ataupun orang penting,
hanya cerita dari seorang warga sipil yang menjadi korban perang. namun dibalik cerita
sederhananya, film ini kaya akan arti, bahkan film ini disebut-sebut sebagai film anti perang karena
banyak menunjukan dampak buruk dari sebuah peperangan. Nuansa depresif dalam film ini pun
mampu menciptakan bekas dihati para penontonnya.

Anda mungkin juga menyukai