3 Rencana Aksi
Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah untuk
jenjang tertentu). Perumusan tujuan sebaiknya mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya dapat
dilakukan dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan menganalisis kompetensi dan
lingkup materi. Ketiga, merumuskan lintas CP. Contoh alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran dan
Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang dapat diakses di tautan berikut
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl
(2001), (2) teori tentang 6 bentuk pemahaman/ understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000).
Mahasiswa juga dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama sesuai dengan kondisi/ karakteristik mata
pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan belajar.
Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano
Bloom (Anderson and Krathwol, 2001) McTighe and Wiggins (2005) Marzano (2000)
catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis
Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan capaian belajar yang diharapkan. Namun
perlu dicatat, bentuk pemahaman yang diharapkan tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika
misalnya, kemampuan aplikasi, interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang.
Sedangkan pada bidang keilmuan sosial, kemampuan menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga dimasukkan/ ditambahkan sebagai
bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang menitikberatkan pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti
pemahaman yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk menghaluskan sebuah produk/ alat/ benda tentunya
menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi juga aspek
motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk
pemahaman dalam UbD, silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi pembelajaran, mahasiswa juga perlu
mempertimbangkan persoalan konkret yang telah ditemui selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi
pembelajaran pada tahap identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi atau konteks pembelajaran yang
khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/ JP, luasan cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran
jika pada observasi ditemukan persoalan ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika
teridentifikasi bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau ketrampilan (misal menghitung volume,
menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih bertahap
dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit mengurangi bantuan. Di titik ini, kemampuan untuk menyusun alur
pencapaian tujuan pembelajaran menjadi sangat penting. Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang diharapkan,
langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya
dalam satu atau beberapa jenis pemahaman. Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan
bukti lain apa peserta didik akan mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa
kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai?
Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan atau kemampuan yang
diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3 angka pada permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari
sudut pandang seorang karakter. Bukti lain dapat berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/
hasil yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa,
mengetahui hambatan, dan tingkat penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi
sebagai formative assessment. Asesmen formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik
dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan
pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan
dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun
sebagian. Bisa juga merupakan penggabungan atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan
mengorganisasikan metode/ aktivitas belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1
sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan dan/atau keharusan untuk memilih sebuah metode atau aktivitas
tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung pada tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta
didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan pengembangan perangkat ajar
disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses
di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.
Secara umum, dalam mengerjakan LK 2.3 mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB
Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa.
Oleh karena itu, mahasiswa PPG Daljab juga dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal
tersebut.
Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat pembelajaran dengan tiga komponen utama
tersebut, mahasiswa melengkapi komponen menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika
sekolah telah menggunakan kurikulum merdeka, komponen modul ajar lengkap yang diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri
atas 3 komponen sebagai berikut.
Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep
understanding dan triggering/ key question pada UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang diinginkan
(Topik 1, langkah 1 UbD-bahan bacaan MK).
Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut:
1. apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
2. apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit pembelajaran?
3. kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit pembelajaran?
4. keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
5. apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran?
Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir pertanyaan-pertanyaan “provokatif’ apa yang
akan menumbuhkan rasa ingin tahu atau pemahaman yang diharapkan.
Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan pertanyaan kunci/ pemantik
Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.
Geografi, iklim, dan Bagaimana tempat tinggal kita mempengaruhi cara kita
sumber daya alam di suatu wilayah hidup?
mempengaruhi budaya, ekonomi,
ekonomi, dan gaya hidup penduduknya.
Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang lain; budaya mempengaruhi Dengan cara apa seni mencerminkan serta
kesenian, dan kesenian merefleksikan dan membentuk budaya?
melestarikan budaya.
Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa yang siswa harus kuasai dalam suatu unit
pembelajaran dua mata pelajaran yang berbeda. Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman
bermakna. Formulasinya juga dapat disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun
yang pasti, pertanyaan pemantik sifatnya benar-benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-
pertanyaan seperti “apakah yang kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….” rasanya tidak
akan memantik pemahaman bermakna. Pada pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah
kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru menanyakan “Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?”
Tujuan Bukti penilaian Kegiatan belajar dan asesmen formative
(1) (2) (3)
Apa hasil yang diinginkan? Apakah bukti penilaian yang harus ada untuk Kegiatan atau aktivitas apa yang secara bertahap dapat
Tujuan ini diturunkan dari CP/ KD membuktikan bahwa siswa telah mencapai/ menuju membantu siswa memberikan bukti penilaian dan mencapai
dokumen kurikulum dan dikaitkan tujuan pembelajaran? tujuan pembelajaran?
dengan permasalahan yang
diidentifikasi. Kegiatan atau aktivitas apa yang dilakukan guru (dan siswa)
untuk mengetahui hambatan siswa dan memantau ketercapaian
tujuan?
1. Peserta Didik mampu 1. Asesmen Formatif Orientasi peserta didik pada masalah
menganalisis hak dan kewajiban Melakukan post test dan pree test, refleksi kepada
warga negara yang diatur dalam peserta didik, dan penilaian diri dalam bentuk LKPD Guru menjelaskan Hak dan Kewajiban Warga Negara yang
Undang-Undang Dasar Negara diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945
Guru memutar video mengenai hak dan kewajiban
Republik Indonesia Tahun 2. Asesmen Sumatif
siswa di sekolah melalui link :
1945. Presentasi tugas dan tes tertulis https://www.youtube.com/watch?v=r1p3DVv5Igo
2. Peserta Didik mampu Peserta didik mengamati dan menganalisis video
menganalisis kasus pelanggaran yang ditayangkan guru.
hak dan pengingkaran Peserta didik mengamati tayangan video dan
kewajiban sebagaimana diatur memperhatikan penjelasan singkat guru mengenai materi .
dalam Undang-Undang Dasar Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru
Negara Republik Indonesia mengenai materi hak sebagai warga sekolah, warga
Tahun 1945 masyarakat, dan warga negara.
3. Peserta didik mampu Pelanggaran hak apa saja yang terjadi dalam tayangan
merumuskan solusi secara video tadi! ?
kreatif, kritis, dan inovatif untuk Mengapa perbuatan tersebut dianggap melanggar Hak
memecahkan kasus ?
pelanggaran hak dan Bagaimana solusi supaya pelanggaran hak itu tidak
pengingkaran kewajiban terjadi ?
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Peserta didik menerima LKPD
Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 7
siswa secara heterogen atas bimbingan guru.
Siswa berkelompok dengan anggota-anggotanya
Peserta didik dalam kelompok mengamati LKPD yang
telah dibagikan guru, dan memperhatikan penjelasan
masalah yang akan dipecahkan oleh peserta didik secara
berkelompok yaitu kasus kasus pelanggaran hak yang
ada dilingkungan sekolah dan masyarakat melalui link
yang ada pada masing masing LKPD.
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS SEKOLAH
Nama Penyusun ARDI MUHARAM RAHMANSYAH
Kelas X
Fase E
Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menganalisis hak dan kewajiban warga
negara yang diatur dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; peserta didik mendemonstrasikan praktik
kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan
informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; peserta didik mampu
menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis,
dan inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban
Alokasi Waktu 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik dapat mengidentifikasi hak dan kewajibannya sebagai warga sekolah
Peserta didik dapat mengidentifikasi hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat
Peserta didik dapat mengidentifikasi hak dan kewajibannya sebagai warga negara
F. MODEL PEMBALAJARAN
Model : Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab, Diskusi Permasalahan , Penugasan
KOMPETENSI INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menganalisis hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
B. INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Hak merupakan suatu hal yang bisa dimiliki suatu individu. Bahkan ada juga yang telah diperoleh sejak
dilahirkan, yaitu hak asasi manusia, Apabila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak
diartikan sebagai kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dan sebagainya). Hak juga bisa berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu. Karena sudah diatur oleh Undang- Undang seyogyakan sebagai warga Negara kita tidak boleh
melanggar hak. Dalam mempelajari materi ini diharapkan Peserta didik mampu memahami konsep
pelanggaran hak, dan mampu menganalisis kasus pelanggaran hak yang ada di sekolah, masyarakat,
dan negara serta mampu memberikan solusi yang kreatif terhadap kasus kasus pelanggaran hak yang
terjadi.
D. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Coba pikirkan perilaku kalian saat ini berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban!
Sudahkah perilaku kalian mencerminkan seorang warga negara yang baik? Berikan penjelasan
beserta buktinya!
2. Seberapa yakin kalian bahwa Indonesia Emas 2045 dapat terwujud? Seberapa besar tekad
kalian untuk menjadi warga negara yang berkontribusi dalam mewujudkannya?
3. Sebagai warga negara, bagaimana bela negara yang dapat kalian lakukan saat masih berstatus
sebagai peserta didik?
E. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Guru menyusun LKPD
Guru menyusun instrument assesmen yang digunakan
Mempersiapkan Media Pembelajaran berupa Power Point serta video tentang
Mempersiapkan Buku paket Pendidikan Pancasila Kelas X
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Pendahuluan Guru bersama peserta didik memberi dan menjawab
( 15 menit ) salam serta menanyakan kabar peserta didik
Guru meminta peserta didik untuk
mengkondisikan kelas
Peserta didik menyiapkan diri untuk siap belajar
dengan diawali berdoa bersama.
Menanyakan kehadiran peserta didik
Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan
pembelajaran, memberikan orientasi terhadap
materi yang akan dipelajari
Apersepsi (Menanyakan kepada peserta didik terkait
materi yang sudah dipelajari terkait materi
sebelumnya)
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menjelaskan cara mendapatkan capaian
pembelajaran
I. REFLEKSI
berhak mendapat upah yang layak setelah ia bekerja secara profesional. Namun,
dalam kondisi tertentu, terkadang hak dapat dinikmati terlebih dahulu. Contohnya,
saat kalian memesan jasa aplikasi ojek online, kalian akan menikmati hak terlebih dahulu
berupa layanan ojek, baru kemudian kalian harus menunaikan kewajiban untuk
membayar setelah sampai di tujuan.
Pada prinsipnya hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang.
Pelaksanaan terhadap kewajiban akan menimbulkan pemenuhan terhadap hak.
Contohnya, seorang guru yang melaksanakan kewajiban mengajar peserta didik, maka
menimbulkan terpenuhinya hak peserta didik untuk mendapatkan pengajaran.
Sebaliknya, pengingkaran terhadap kewajiban akan menimbulkan pelanggaran
terhadap hak. Contohnya, seseorang yang mengingkari kewajiban untuk tertib berlalu
lintas dengan cara mengendarai motor secara ugal-ugalan, dapat menimbulkan
pelanggaran hak, yakni terganggunya keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengguna
jalan lain. Bahkan, yang lebih fatal ialah saat tindakan tersebut menyebabkan
kecelakaan yang dapat merenggut nyawa dan harta.
Oleh karena itu, kalian harus menyadari bahwa kalian memiliki kewajiban yang harus
ditunaikan dan dilaksanakan sekaligus hak yang harus dihormati oleh orang lain.
Mari ciptakan keseimbangan hak dan kewajiban tersebut mulai dari diri kita sendiri!
Kehidupan yang damai, tenteram, dan harmonis sangat ditentukan oleh
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Semua orang harus dapat menghargai dan
menghormati hak dan kewajibannya di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
2. Lingkungan Sekolah dan Masyarakat
NAMA/KELAS :
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
PETUNJUK PENGERJAAN
Petunjuk Pengerjaan
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan
2. Carilah kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang pernah kalian temui, kemudian kelompokkanlah dimana peristiwa tersebut terjadi,
dan carilah solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut !
3. Apabila ada yang kurang dimengerti, tanyakanlah kepada guru.
Lingkungan Tempat Terjadi Solusi yang bisa Jenis Lingkungan Tempat Terjadi Solusi yang bisa
Jenis
No menyelesaikan Pengingkaran menyelesaikan
Pelanggaran Hak Sekolah Masyarakat Negara Sekolah Masyarakat Negara
permasahan Kewajiban permasahan
Assesmen Penilaian
A. ASESMEN
Asesmen Formatif Melakukan post test dan pree test, refleksi kepada
peserta didik, dan penilaian diri
Asesmen Sumatif Presentasi tugas dan tes tertulis
a. Komptensi yang dinilai
Kompetensi sikap yang menunjukkan bertakwa pada Tuhan YME, bernalar
kritis dan bergotong royong
Kompetensi pengetahuan: kemampuan untuk menganalisis tahap-tahap
sejarah lahirnya Pancasila dari masa ke masa
Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok/diskusi serta
kemampuan menyampaikan gagasan dengan tepat.
c. Kriteria Penilaian
1) Penilaian Pengetahuan
Kunci jawaban
3. Mengingatkan kembali akan kewajibannya sebagai warga masyarakat dengan cara sebaik
mungkin dan sebisa mungkin tidak menimbulkan kegaduhan
4. Agar kita menjadi warga masyarakat yang menyeimbangkan hak dan pelaksanaan kewajiban,
ada beberapa langkah yang dapat diambil. Menjaga keseimbangan ini merupakan fondasi
penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan berkelanjutan. Ada
beberapa cara untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat diantaranya,
a. Pemahaman hak dan kewajiban
b. Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat
c. Mematuhi norma dan aturan yang berlaku
2) Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
Mampu
Mampu Mampu
merespons
menyampaikan mengomunikasikan
pertanyaa Rata-
No Nama hasil diskusi ide dan
n Rata
kelompok gagasan dengan
yang pada
secara tegas terarah dan
sesi
dan lugas sistematis
diskusi
1 Abdul Nazar
2 Aldi Zakaria
3 Alma Okta
4 Alya Arianti
5 Annisa Febrianti
6 Bias Mutiara
7 Eka
8 Imat Sri Rahayu
9 Lusiana Dewi
10 Moch. Fauzi Jagad Pratama
11 Muhammad Rizki Hidatulloh
12 Peni Lustiani
13 Refa Ristiana
14 Safitri Nurul Azizah
15 Sania
16 Sinta Febrianti
17 Siti Anisa
18 Siti Padila
19 Siti Rahmawati
20 Winda Natasari
21 Yuli
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
1) Penilaian LKPD
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
8
Penilaian Kinerja Kelompok
Kriteria Penilaian
Jumlah Rata- rata
No Nama Kelompok
Kesesuain Keaktifan Skor nilai
jawaban Kelompok
1
2
3
4
2. REFLEKSI GURU
Dalam memfasilitasi proses pembelajaran hak dan kewajiban sebagai warga
sekolah, warga masyarakat dan warga negara bagi siswa, apakah saya sebagai
guru sudah :
Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-
hari secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurangbaik)
Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru,melainkan
berpusat pada siswa secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
Menggunakan pembelajaran secara konstektual secara baik ? (Sangat
baik/baik/sedang/kurang baik)
Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada materi
mendatang?
Mengetahui Sukabumi, 08 Januari 2024
Kepala SMKS PGRI CISAAT Guru Mata Pelajaran