Anda di halaman 1dari 4

DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2021.v10i2.

002

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

Bangunan Sekretariat ASEAN yang ada di Kebayoran Baru (Jakarta) adalah satu-satunya bangunan yang
menjadi tempat utama pertemuan negara-negara anggota ASEAN dan berlangsungnya seluruh kegiatan yang
menyangkut dengan organisasi ASEAN. Sudah seharusnya bangunan ASEAN Secretariat (ASEC) dapat
menjadi salah satu bangunan yang ikonik dan memenuhi prinsip Arsitektur Ikonik serta dapat mencerminkan
identitas organisasi ASEAN. Identitas ASEAN perlu direpresentasikan pada bangunan Sekretariat ASEAN
yang merupakan satu-satunya bangunan utama milik ASEAN. Identitas itu sendiri merupakan salah satu dari
beberapa prinsip Arsitektur Ikonik yang sangat penting. Sehingga, dapat dikatakan bahwa bangunan gedung
belum dapat dikategorikan sebagai bangunan berarsitektur Ikonik jika belum memenuhi seluruh prinsip
Arsitektur Ikonik. Tujuan penulisan ini dibuat untuk menganalisis bangunan Gedung Sekretariat ASEAN
yang berada di Kebayoran Baru berdasarkan prinsip Arsitektur Ikonik. Metode penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif dengan paradigma positivistik yang berdasarkan dengan fakta observasi di lapangan
maupun studi literatur tentang teori terkait. Data primer didapatkan dari hasil observasi dan wawancara
sedangkan data sekunder didapatkan dari studi literatur buku, jurnal serta situs resmi yang terkait. Hasil
analisis akan menunjukkan keterkaitan dan hubungan antar variabel (dalam paper ini variabel yang dimaksud
adalah prinsip Arsitektur Ikonik dan ciri-ciri visual bangunan Sekretariat ASEAN), sehingga pada bagian
akhir penulisan dapat dijabarkan prinsip ikonik yang terdapat pada bangunan Sekretariat ASEAN. Kemudian,
dapat disimpulkan bahwa bangunan Sekretariat ASEAN dapat dikategorikan sebagai bangunan yang
berarsitektur Ikonik jika dilihat dari ciri-ciri visual bangunannya.
Kata Kunci: Sekretariat ASEAN, Ikonik, Kebayoran Baru

ABSTRACT
The ASEAN Secretariat building in Kebayoran Baru (Jakarta) is the only building that is the main
meeting place of ASEAN member countries and all activities related to ASEAN organizations take
place. ASEAN Building Secretariat (ASEC) should be able to become one of the iconic buildings
and meet the principles of Iconic Architecture and can reflect the identity of ASEAN organizations.
ASEAN's identity needs to be represented in the ASEAN Secretariat building which is the only main
building belonging to ASEAN. Identity itself is one of the very important principles of Iconic
Architecture. So, it can be said that buildings cannot be categorized as Iconic architecture if they do
not meet all the principles of Iconic Architecture. The purpose of this paper is to analyze the
ASEAN Secretariat Building in Kebayoran Baru based on the principles of Iconic Architecture. The
research method was conducted with a qualitative approach with a positivistic paradigm based on
observational facts in the field as well as literature studies on related theories. Primary data were
obtained from observations and interviews while secondary data were obtained from literature
studies of books, journals and related official websites. The results of the analysis will show the
interrelationships and relationships between variables (in this paper the variables referred to are
the principles of Iconic Architecture and the visual characteristics of the ASEAN Secretariat
building), so that at the end of the writing, the iconic principles contained in the ASEAN Secretariat
building can be explained. Then, it can be concluded that the ASEAN Secretariat building can be
categorized as an iconic architecture building when viewed from the visual characteristics of the
building.
Keywords: ASEAN Secretariat, Iconic, Kebayoran Baru

Gilang Dewi Rahayu; Enny Supriyati Sardiyarso; Sri Handjajanti, Konsep Arsitektur Ikonik pada
Gedung Sekretariat Asean di Kebayoran Baru 95
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2021.v10i2.002

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

Gilang Dewi Rahayu; Enny Supriyati Sardiyarso; Sri Handjajanti, Konsep Arsitektur Ikonik pada
Gedung Sekretariat Asean di Kebayoran Baru 96
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2021.v10i2.002

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

PENDAHULUAN
Pada tahun 1967, ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berdiri. ASEAN didirikan bertujuan
mempercepat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, menjaga perdamaian dan stabilitas negara dan wilayah
serta bekerja sama di berbagai bidang yang merupakan kepentingan bersama ASEAN. Seiring perkembangannya,
ASEAN sepakat untuk mengembangkan sebuah kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu perkumpulan
negara-negara Asia Tenggara yang bersifat terbuka, damai, stabil, sejahtera, peduli, dan diikat bersama dalam
kemitraan yang dinamis. Selain itu, pada tahun 1976 dibentuklah organisasi Sekretariat ASEAN yang anggotanya
merupakan perwakilan dari seluruh negara anggota, dan betugas untuk mengurus segala kepentingan organisasi
ASEAN. Pada awal pembentukannya, Sekretariat ASEAN ditempatkan di Departemen Luar Negeri Indonesia di
Jakarta, barulah pada tahun 1981 bangunan Sekretariat ASEAN diresmikan dan seluruh kegiatan dipindahkan.
Perlu diketahui bahwa pengembangan bangunan Sekretariat ASEAN juga harus dilakukan selaras dengan visi
ASEC as the nerve ventre of ASEAN in the Global Community of Nations. Selain itu, pengembangan
bangunan tersebut juga dilakukan untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai Diplomatic Capital of ASEAN.
Seiring dengan perkembangan organisasi, pada akhirnya bangunan Sekretariat ASEAN ini dinilai tidak lagi
dapat menampung seluruh kegiatan yang dilakukan. Mencermati hal tersebut, sejalan dengan komitmen
Pemerintah RI (Pemri) untuk mendukung penguatan ASEAN, Presiden RI telah menyetujui penggunaan gedung
eks Kantor Walikota Jakarta Selatan oleh Sekretariat ASEAN sebagai lahan perluasan bangunan Sekretariat
ASEAN. Hal tersebut diikuti dengan penyerahan secara simbolis kunci Gedung eks Kantor Walikota Jakarta
Selatan oleh Menlu RI kepada Sekjen ASEAN pada KTT ke-19 ASEAN di Bali, 19 November 2011.
Bangunan Sekretariat ASEAN yang ada di Kebayoran Baru (Jakarta) kemudian menjadi satu-satunya
bangunan yang menjadi tempat utama pertemuan negara- negara anggota ASEAN dan berlangsungnya seluruh
kegiatan yang menyangkut dengan organiasasi ASEAN. Sudah seharusnya
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2021.v10i2.002

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

bangunan Sekretariat ASEAN menjadi salah satu bangunan yang ikonik dan memenuhi prinsip Arsitektur
Ikonik dan dapat mencerminkan identitas organisasi ASEAN. Identitas ini menjadi sangat penting mengingat
betapa pentingnya peran organisasi ASEAN bagi kerjasama setiap negara anggota. Sehingga, identitas ini
dirasa perlu untuk direpresentasikan pada bangunan Sekretarian ASEAN yang merupakan satu-satunya
bangunan utama milik ASEAN.
Berdasarkan penjabaran yang telah dituliskan di atas, sudah seharusnya bangunan ASEAN Secretariat
(ASEC) dapat menjadi salah satu bangunan yang ikonik dan memenuhi prinsip Arsitektur Ikonik. Namun,
pada faktanya bangunan belum dapat disebut Ikonik jika belum memenuhi seluruh prinsip Arsitektur Ikonik.
Penulisan ini dibuat untuk menganalisis bangunan Gedung Sekretariat ASEAN yang berada di Kebayoran
Baru berdasarkan prinsip Arsitektur Ikonik.

Kebayoran Baru
Kebayoran Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Selatan yang memiliki luas wilayah 1.291 ha.
Kawasan kotamadya ini telah ditetapkan menjadi kawasan pemugaran melalui SK Gubernur DKI Jakarta
D.IV-6099/33/1975. Kebayoran Baru merupakan kawasan dengan signifikasi yang tinggi dari segi sejarah
dan dari kualitas perencanaan wilayahnya. Dari segi sejarah, Kebayoran Baru merupakan kota baru
pertama yang dibangun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Dari segi kualitas dan karakter
lingkungan, Kebayoran Baru adalah kota yang telah dirancang dengan prinsip Garden City dengan order
(pola) yang jelas dan memiliki jumlah komposisi ruang terbuka hijau yang tinggi. Identitas kawasan
diperkuat dan dapat diidentifikasi dari node-node penting pada jalur sumbu utama kawasan yang dapat
dikembangkan menjadi gerbang dan

Anda mungkin juga menyukai