GERD
GERD
1. Pengertian
GERD adalah penyakit yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan.
Dalam pengertian lainnya, GERD adalah keadaan dimana cairan asam lambung
mengalami refluks dan masuk ke dalam kerongkongan sehingga menyebabkan
gejala yang mengganggu.
Penyakit refluks gastroesofagus (PRGE) merupakan kelainan saluran cerna
bagian atas yang disebabkan oleh refluks gastroesofagus patologik yang
frekuensinya cukup tinggi di negara maju.
GERD biasa juga dikenal dengan penyakit asam lambung. Penyakit asam
lambung ini merupakan penyakit umum yang disebabkan karena naiknya asam
lambung menuju esofagus atau kerongkongan pada saluran pencernaan yang
menghubungkan mulut dan lambung (LeMone, 2016).
GERD adalah kondisi dimana asam lambung dan isi perut berbalik arah
sehingga keluar ke kerongkongan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kegagalan
sfingter esofagus bagian bawah untuk menutup dengan benar. Juga dikenal sebagai
refluks asam (Kamus Kesehatan).
2. Etiologi GERD
Obesitas
Kehamilan
Usia lanjut
Kebiasaan sering berbaring atau tidur setelah makan
Makanan, beberapa jenis makanan tertentu beresiko memicu GERD. Misalnya
makanan pedas yang berlebihan akan merangsang lambung untuk berkontraksi
dan kandungan cabai tersebut dapat menghilangkan sel epitel pada lapisan
mukosa. Sedangkan konsumsi makanan asam dapat merangsang produksi
asam lambung.
Obesitas, akumulasi lemak dapat meningkatkan tekanan di daerah perut
sehingga asam lambung bisa naik dan menyebabkan luka lapisan mukosa di
kerongkongan
Gastroparesis, yaitu melemahnya otot dinding lambung sehingga pengosongan
lambung melambat
Gangguan jaringan ikat, misalnya scleroderma atau lupus
Penyakit bawaan lahir, seperti hernia hiatus dan atresia esofagus
Pernah menjalani operasi di area dada atau perut bagian atas sehingga melukai
kerongkongan
Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, ibuprofen, benzodiazepine,
antidepresan, dan calcium channel blockers mengganggu kerja otot
kerongkongan bagian bawah. Sedangkan obat-obatan sejenis antibiotika dan
anti-inflamasi nonsteroid dapat meningkatkan peradangan pada esofagus.
Hormon, pada wanita menopause dikarenakan menurunnya LES akibat terapi
hormone esterogen.
Selain itu, ada beberapa factor yang dapat memperparah hejala GERD:
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
Pada hipertensi tanda dan gejala dibedakan menjadi:
a) Tidak bergejala
Maksudnya tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa, jika kelainan arteri tidak diukur, maka hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa
b) Gejala yang lazim
Gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri kepala, kelelahan.
Namun hal ini menjadi gejala yang terlazim pula pada kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhlaeni (2001), manifestasi klinis pasien hipertensi diantaranya:
mengeluh sakit kepala, pusing, lemas kelelahan, gelisah, mual dan muntah,
epistaksis, kesadaran menurun. Gejala lainnya yang sering ditemukan: marah,
telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang.
6. Komplikasi hipertensi
Menurut Ardiansyah (2012), tekanan darah yang terus menerus tinggi dan tidak
terkontrol dapat menimbulkan komplikasi pada organ-organ tubuh yaitu sebagai
berikut:
1) Stroke
Dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah,
sehinggga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisme.
2) Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri coroner yang mengalami
aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka
kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat dipenuhi dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Terdapat 2 jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu nefrosklerosis
benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada
hipertensi yang berlangsung lama sehinggga terjadi pengendapan fraksi-fraksi
plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Sedangkan nefrosklerosis
maligna terjadi dengan adanya kenaikan tekanan diastole diatas 130mmHg yang
disebabkan terganggunya fungsi ginjal.
4) Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang
meningkat cepat). Tekanan yang sangat tingggi akibat kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di
seluruh susunan saraf akibatnya neuron-neuron di sekitarnya menjadi kolaps dan
terjadi koma serta kematian (Gunawan, 2001).
5) Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi ini yang mengakibatkan otot jantung akan menebal
dan merenggang sehingga daya pompa akan menurun. Hal ini akan
mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tanda-tanda adanya komplikasi yaitu
sesak nafas, napas putus-putus, pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
8. Pemeriksaan penunjang
1) Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi
2) Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa
3) Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
membantu memperkirakan resiko kardiovaskuler di masa depan
4) EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri
5) Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostic tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia
6) BUN/Kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal
7) Glukosa Hipeglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)
Dapat diakibatkan oleh peningkatan kedar katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
8) Kalium serum
Hypokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosterone utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretic
9) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi
10) Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
11) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
12) Kadar aldostero urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
13) Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya
diabetes
14) Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko terjadinya hipertensi
15) Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau
takik aorta, pembesaran jantung
16) CT Scan
Mengkaji tumor serebral, enselopati, atau feokromositama (Doenges, 2000;
John, 2003; Sodoyo, 2006)
9. Terapi hipertensi
a. Terapi farmakologi
Obat-obat yang digunakan untuk terapi hipertensi sebagai berikut :
1) Diuretic
Diuretic meningkatkan pengeluaran garam dan air oleh ginjal hingga volume
darah dan tekanan darah menurun. Efek hipotensifnya relative ringan dan
tidak meningkat dengan memperbesar dosisi (Tan dan Raharja 2007).
Golongan obat diuretic yang digunakan adalah diuretic tiazid
(Hidroklorothiazida), diuretic kuat (Furosemid), diuretic hemat kalium,
antagonis aldosterone, dan diuretic osmotic (Nafrialdi et al. 2007).
Dosis
Obat Frekuensi
Penggunaan
(Penggunaan/hari)
(mg/hari)
Candersartan 8-32 1 atau 2
Epsartan 600-800 2 atau 3
Irbersartan 150-300 1
Losartan 50-100 1 atau 2
Olmesartan 20-40 1
Telmisartan 20-80 1
Valsartan 80-320 1
Sumber: Dipiro et al 2008
7) Direct Vasodilator
Zat-zat yang langsung berkhasiat vasodilatasi terhadap arteriol dengan cara
menurunkan tekanan darah. Efek samping yang biasa timbul yaitu: pusing,
nyeri kepala, muka merah, hidung tersumbat, debar jantung, gangguan
lambung-usus. Namun biasanya efeknya hanya terjadi sementara (Tan dan
Raharja, 2007).
Berdasarkan pendapat Ogen (1996) menentukan tiga bentuk perilaku kesehatan yang
meliputi :
a) Perilaku sehat (a healt behaviour) yaitu perilaku yang bertujuan mencegah penyakit
(seperti makan, diet kesehatan)
b) Perilaku sakit (a illness behaviour) yaitu perilaku mencari pengobatan (seperti pergi
ke dokter)
c) Perilaku peran sakit (a sick role behaviour) yaitu tindakan yang bertujuan untuk
mendapatkan kesehatan (seperti minum obat yang sudah diresepkan, beristirahat)
Usia dewasa ≥ 18 tahun dengan hipertensi
Menetapkan tujuan penurunan tekanan darah dan memulai indikasi tekanan darah berdasarkan usia,diabetes
dan CKD
Target TD Target TD
≤ 150/90 ≤ 140/90
mmHg mmHg Target TD Target TD
≤ 140/90 ≤ 140/90
mmHg mmHg
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : 1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup
dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda: 1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi
perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda
(vasokonstriksi)
4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),
kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala: 1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral)
d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam, kandungan
tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala: 1) Keluhan pening/pusing
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Citra Aji Parama