Anda di halaman 1dari 42

2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.6 PENGUJIAN VI RANCANGAN CAMPURAN BETON BERDASARKAN


KUAT LENTUR DAN UJI TARIK BELAH
A. TUJUAN
1) Untuk membuat rancangan beton dengan sampel kuat lentur fs 3,35 Mpa
2) Untuk mengetahui cara melakukan percampuran yang baik.
3) Untuk mengetahui cara uji kuat lentur beton dan uji Tarik belah
4) Untuk mengetahui cara olah data hasil uji kuat lentur uji Tarik belah
B. DASAR TEORI
1. BETON NORMAL
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk
massa padat (SNI 03-2834-1993). Beton yang banyak dipakai pada saat ini yaitu
beton normal. Beton normal ialah beton yang mempunyai berat isi 2200–2500
kg/m³ dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Beton
normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat
desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-
bahan pembentuk. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk
sampai beberapa saat karakteristiknya tidak berubah. Beton mempunyai beberapa
sifat yang menguntungkan dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain,
misalnya
 Ekonomis yaitu pertimbangan yang sangat penting meliputi material,
kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi, pemeliharaan
strukur, daktilitas dan sebagainya.
 Harganya dapat menjadi murah apabila bahan-bahan dasar lokal banyak
tersedia.
 Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak. Cetakan dapat
pula dipakai ulang beberapa kali sehingga secara ekonomi lebih murah.
 Kuat tekannya yang cukup tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan
 baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat digunakan untuk struktur
berat.
 Beton segar dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun
 dimasukkan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
 Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
tempat-tempat yang sulit.
 Beton memiliki sifat ketahanan terhadap pengaruh temperatur tinggi yang
mungkin timbul, seperti akibat peristiwa kebakaran.
 Rigiditas tinggi.
 Biaya pemeliharaan yang rendah.
 Penyediaan material yang mudah.
Selain memiliki beberapa kelebihan, beton juga mempunyai beberapa kekurangan
yaitu:
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
 Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
 Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara
seksama setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
 Memerlukan biaya untuk bekisting dan perancah (untuk beton yang di cor
ditempat).
Berdasarkan sifatnya, jenis-jenis pengujian beton yang dibutuhkan adalah:
 Beton segar: slump, temperatur/suhu, faktor pemadatan, kadar udara.
 Beton keras: kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, modulus elastisitas,
permeabi-litas, porositas, poison ratio, susut, rangkak.
Karakteristik beton yang baik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kuantitas beton
 Kepadatan yaitu ruang yang ada pada beton sedapat mungkin terisi oleh
agregat
 dan pasta semen.
 Kekuatan yaitu beton harus mempunyai kekuatan daya tahan internal
terhadap
 berbagai jenis kegagalan.
 Faktor air semen harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan
kekuatan beton.
 Tekstur permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan
 tekstur yang tahan segala cuaca.

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Kualitas beton
 Kualitas semen.
 Proporsi semen terhadap air dalam campurannya.
 Kekuatan dan kebersihan agregat.
 Adhesi atau interaksi antara pasta semen dan agregat.
 Pencampuran yang cukup dari bahanpembentuk beton.
 Perawatan pada temperatur yang tidak lebih rendah dari 50oF.
 Kandungan chlorida tidak melebihi 0,15% dalam beton ekspos dan 1%
dalam beton terlindung.
2. Mix design beton
Mix design beton adalah pemilihan bahan campuran beton dengan
mempertimbangkan kuantitas atau perbandingan dari setiap materialnya agar
beton mencapai kualitas yang disyaratkan. Adapun indikator kualitas beton
didasarkan pada mutu, kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan nilai ekonomis yang
dihasilkan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk mix design beton normal
sesuai dengan SNI 03-2834-2000 adalah sebagai berikut:

a. Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yanh memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1) Kekentalan yang diinginkan memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, pemadatan dan perataan) dengan mudah dapat mengisi
acuan dan menutup permukaan secara serba sama (homogen).
2) Keawetan
3) Kuat tekan
4) Ekonomis
b. Beton yang dibuat harus menggunakan agregat normal tanpa bahan tambah
Bahan-bahan yang digunakan dalam perencanaan harus mengikuti
persyaratan berikut:
a) Bila pada bagian pekerjaan kontruksi yang berbeda akan digunakan
bahan yang berbeda, maka setiap proporsi campuran yang akan
digunakan harus direncanakan terpisah
b) Bahan untuk campuran coba harus yang akan digunakan dalam pekerjaan
yang diusulkan

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
c. Dalan perencanaan mix design campuran beton harus dipenuhi persyaratan
berikut:

a) Perhitungan perencanaan mix design harus didasarkan pada data sifat-


sifat bahan yang akan digunkan dalam produksi beton
b) Susunan campuran beton yang diperoleh dari perencanaan ini harus
dibuktikan melalui campuran coba yang menunjukkan bahwa proporsi
tersebut dapat memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan
d. Langkah pemilihan proporsi campuran

a) Penentuan kekuatan benda uji


Kekuatan benda uji yang direncanakan ditentukan dengan pengonversian
kuat lentur rencana menjadi kuat tekan perencanaan pada benda uji dengan
menggunakan persamaan:
𝐹𝑐
Fs =( 0,75)2

Dimana:
f’c = Mutu beton yang diremcanakan (Mpa)
fs = Kuat tekan lentur direncanakan (Mpa)
b) Pemilihan nilai deviasi standar
Pemilihan nilai faktor deviasi ditentukan berdasarkan dengan mutu
pelaksaan pekerjaan serta besaran volume pekerjaan yang dapat dilihat
dalam Tabel 3.6.1
Tabel 3.6.1 Nilai deviasi standar

Volume Pekerjaan Mutu Pelaksanaan


Besaran m3 Baik Sekali Baik Cukup

Kecil < 1000 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 65 65 < s ≤ 85


1000 -
Sedang 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75
3000
Besar > 3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 65
c) Penentuan nilai tambah
Nilai tambah dihitung menurut rumus dan ketentuan:

1. Jika Sr < 4 Mpa; maka M = 1,64 × Sr


2. Jika Sr > 4 Mpa; maka M = 2,64 × Sr - 4
Dimana Sr adalah nilai deviasi standar perencanaan

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d) Kuat tekan rata-rata ditargetkan
Kuat tekan rata-rata perencanaan dihitung dengan menggunakan
persamaan:
f'cr = f’c + M

Dimana :

f'cr = Kuat tekan beton rata-rata rencana (Mpa)

f’c = Kuat tekan beton direncanakan (Mpa)

M = Nilai tambah

e) Pemilihan faktor air semen


Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang
direncanakan didasarkan pada:
1. Hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang diperoleh dari penelitian
lapangan sesuai dengan bahan dan kondisi pekerjaan yang diusulkan. Bila
tidak tersedia data hasil penelitian sebagai pedoman dapat dipergunakan
Tabel 7.2.
2. Untuk kondisi khusus, faktor air semen maksimum harus memenuhi
spesifikasi untuk beton tahan sulfat dan beton bertulang kedap air.

Tabel 3.6.2 Perkiraan kuat tekan dengan faktor air semen di Indonesia

Kekuatan Tekan (Mpa), Bentuk


Bentuk benda uji Jenis Agregat pada umur (hari) Benda
Kasar 3 7 28 91 Uji
Semen Portland tipe Batu tak pecah 17 23 33 40
Silinder
I atau semen tahan Batu pecah 19 27 37 45
sulfat tipe II, Batu tak pecah 20 28 40 48
Kubus
V Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak pecah 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu pecah 25 33 44 48
tipe III Batu tak pecah 25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
f) Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar
diperoleh beton yang mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan.
g) Besar butir agregat maksimum
Besar butir agregat maksimum tidak boleh melebihi:

1. Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan


2. Sepertiga dari tebal pelat
3. Tiga perempat dari jarak bersih minimum di antara batang-batang
atauberkas-berkas tulangan.
h) Kadar air bebas
Kadar air bebas ditentukan sebagai berikut:

1. Agregat tidak dipecah dan agregat dipecah digunakan nilai-nilai


padaTabel 7.3.
2. Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung menurut
rumusberikut:
2 1
Wh + 3 Wk
3

Dengan :
Wh = Perkiraan Jumlah Air Untu Agregat Halus
Wk = Perkiraan jumlah air untu agregat kasar

Tabel 3.6.3 Kadar air bebas pada slump

Ukuran Besar
Kadar Air Bebas (kg/m3) pada Slump (mm)
Butir Agregat Jenis Agregat
0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Maksimum
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10 mm
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm
Batu pecah 155 175 190 205

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
i) Berat jenis relatif agregat

Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut:


1) Diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia dapat dipakai nilai dibawah
ini:
• Agregat tidak dipecah : 2,5
• Agregat dipecah : 2,6 atau 2,7
2) Berat jenis agregat gabungan dihitung sebagai beriku:
Berat jenis agregat gabungan = persentase agregat halus × berat jenisagregat halus
+ persentase agregat kasar × berat jenis agregat kasar
j) Proporsi campuran

Proporsi campuran beton (semen, air, agregat halus dan agregat kasar) harus

dihitung dalam kg per m3 adukan.

3. Pembuatan Campuran Beton


Pembuatan benda uji merupakan salah satu tahap pengujian dalam pengujian
beton, pembuatan benda uji bertujuan untuk mengetahui mutu/kualitaskekuatan beton
yang dibuat apakah telah sesuai syarat yang ada, dalam praktikum ini digunakan acaun
untuk beton normal. Berdasarkan ACI Committee36R-93 beton mutu normal adalah
beton yang nilai kuat tekannya kurang dari 47Mpa pada umur 28 hari, berat isi dari

beton normal menurut SK SNI T-15-1991- 03 adalah 2200 – 2500 kg.m3. Sebelum
pembuatan benda uji semua bahan campuran harus diperhitungkan dulu persentase dan
beratnya masing - masing sesuai dengan perencanaan dan mutu beton yang diinginkan.
Setelah memperoleh data-data karakteristik agregat melalui pengujian agregat maka
data-data untuk rancangan campuran adukan beton normal telah tersedia. Pembuatan
benda uji menggunakan cetakan balok ukuran 150 mm x 150 mm x 500 mm, untuk
pengujian slump campuran ditumbuk menggunakan alat penumbuk sebanyak 25 kali
untuk tiap lapisan.
a. Persyaratan adukan beton
Persyaratan adukan beton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Penimbangan bahan
Penimbangan bahan-bahan untuk campuran beton menggunakan timbangan
sesuai dengn ketentuan.
2) Pengadukan campuran beton

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
a) Jumlah adukan beton harus minimum 10% melebihi adukan beton yang
diperlukan untuk pembuatan benda uji
b) Pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan sesuai dengan
ketentuan SNI 03-2493-1991 mengenai metode pembuatan dan perawatan
benda uji beton di laboratorium.
b. Persyaratan pembuatan penda uji
Pembuatan benda uji harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Pengambilan adukan beton untuk pembuatan benda uji harus
menggunkanan sendok aduk atau sekop sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi.

b) Penuangan adukan beton ke dalam cetakan benda uji dilakukan secara


hati-hati, kemudian dipadatkan.
c) Pembuatan benda uji harus memenuhi ketentuan SNI 03-2493-1991
mengenai metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
c. Persyaratan pengambilan sampel
1) Contoh campuran beton pertama dan terakhir diambil dalam selang
waktu15 menit
2) Pembuatan benda uji untuk kekuatan dilakukan paling lama 15 menit
setelah semua contoh campuran beton teraduk dengan rata
3) Contoh benda uji harus dapat secepat mungkin dan dijaga dari pengaruh
sinar matahari, angin dan pengaruh lain yang dpata mempercepat
penguapan.
4. Pengujian Slump
Nilai slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan beton dalam slump
setelah alat slump diangakat. Nilai penurunan slump akan dibandingkan dengan nilai
slump rencana. Jika nilai slump lebih besar dari nilai slump rencana maka dapat
dikatakan bahwa adukan encer dan nilai workability akan semakin tinggi dan
sebaliknya jika nilai slump lebih kecil dari slump rencana maka adukankental dan nilai
workability akan semakin rendah. Nilai slump untuk berbagai jenis pekerjaan
ditentukan nilai maksimum dan minimum, supaya hasil yang didapat sesuai dengan
yang dikerjakan.

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
5. Pengujian Kuat Lentur
Pengujian kuat tarik lentur beton yang berpenampang 15 cm x 15 cm dengan
panjang 50 cm berfungsi untuk memikul tegangan tarik lentur akibat momen lentur yang
diletakkan pada dua perletakan. Satuan untuk menyatakan kuat tarik lentur beton
dinyatakan dalam satuan Mega Pascal (MPa). Pengujian kuat tarik lentur beton
diperlihatkan pada Gambar 7.1. Pada pengujian kuat tarik lentur beton, pembebanan
balok benda uji diberikan pada tiap titik pertigaan bentang balok beton. Pembebanan
pada balok beton dilakukan hingga balok beton mengalami keruntuhan.

Gambar 3.6.1 Ilustrasi pengujian kuat lentur

Bidang gaya dalam yang terjadi akibat pembebanan pada titik pertigaan
bentang balok beton ditunjukkan pada Gambar 7.2. Pada diagram gaya dalam
menunjukkan bahwa momen lentur maksimum terjadi pada sepertiga bentang yang
berada di tengah.

Gambar 3.6.2 Diagram momen dan lintang dalam pengujian

Pembebanan dilakukan pada titik pertigaan bentang balok bertujuan untuk


memperoleh hasil keruntuhan yang hanya disebabkan oleh momen kuat lentur.

a. Persiapan pengujian
1) Siapkan benda uji dan lakukan beberapa hal berikut:
a) Ukur dan catat dimensi benda uji

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b) Ukur dan catat panjang benda uji
c) Timbang dan catat berat masing-masing benda uji
d) Buat garis-garis melintang sebagai tanda dan petunjuk titik-titik
perletakan, titik-titik pembebanan dan titik-titik sejauh 5% dari jarak
batang di luar titik perletakan.
e) Tempatkan benda uji yang telah selesai diukur, timbang dan beri tandapada
tumpuan pada tempat yang tepat dengan sisi atas benda uji pada waktu
pengecoran berapa pada bagaian samping alat penekan.
2) Siapkan mesin tekan dan lakukan tahapan berikut:
a) Pasang 2 buah oerletakan dengan lebar bentang 3 kali jarak titik-titik
pembebanan dan padang alat pembebanan sehingga mesin tekan beton
berfungsi sebagai alat uji lentur
b) Atur pembebanan dan skala pembacaannya
c) Tempatkan benda uji yang sudah diberi tanda di atas perletakan
sedemikanan sehingga tanda tumpuan yang dibuat tepat pada pusat
tumpuan alat uji
b. Prosedur pengujian
1) Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah disiapkan
2) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian
3) Atur pembebanannya untuk menghindari terjadinya benturan
4) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga skala pembebanan pada alat bergerak

perlahan dan kecepatannya 8 kg/cm2 – 10 kg/cm2 per menit.


5) Hentikan pembebanan dan catat pembebanan maksimum yang
menyebabkan patahnya benda uji
c. Pengolahan data
Berdasarkan pengujian yang dilakukan sehinggan momen yang
menyebabkan patahnya beda uji hanya momen lentur (Modulus of rupture) maka
persamaan yang digunakan untuk menentukan kuat tekan lentur benda uji yaitu:
𝑃×𝑙
Fr =
𝑏 × 𝑑2

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Dimana :

fr = kuat tekan lentur benda uji (Mpa)

P = Beban maksimum yang terjadi (N)

l = Panjang benda uji (mm)

b = Lebar benda uji (mm)

d = Tinggi benda uji

6. Pengujian kuat Tarik belah


Kuat Tarik belah benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil
pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan
meja penekan mesin uji tekan.
Pengujian kuat tarik belah beton menggunakan benda uji berbentuk silinder beton
dengan diameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan arah memanjang atau
horizontal diatas alat penguji. Kemudian diberi beban tekan secara arah tegak lurus
dari atas ke seluruh panjang silinder.

Gambar 7.6.3 Kuat Tarik Belah Beton

a. Persiapan Pengujian
1) Menyiapkan alat, bahan, dan lokasi kerja.
2) Mengukur diameter, tinggi, dan menimbang berat benda uji
3) Menyusun besi dan plat besi hingga jarak antar plat penekan bagian atas dan
bawah tidak terlalu jauh.

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4) Meletakkan benda uji dengan posisi rebah diatas plat besi yang telah diatur
sebelumnya
5) Meletakkan batang besi tepat diatas benda uji dengan posisi simetris dengan benda
uji dan benda uji simetris dengan bagian penekan bagian atas dari mesin uji.
6) Menyalakan mesin penekan hingga menjepit batang besi dan sample silinder,
usahakan tetap menahan batang besi diatas sample agar tetap simetris dengan
sample dan plat penekan sebelum beban mengunci sample.
7) Melakukan pembebanan secara terus menerus sampai keruntuhan terjadi.
8) Menghentikan pembebanan dan mencatat beban maksimum yang terjadi.
9) Membersihkan sisa-sisa sample pada mesin penekan

b. Pengolahan Data
Berdasarkan Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton (SK SNI 2491-2014),
maka untuk mendapatkan nilai kuat tarik masing-masing benda uji menggunakan
rumus seperti di bawah ini.
Rumus:
F’ct = (0,4 s/d 0,6) √F’c (teoritis)

2𝑝
T = 𝜋𝐷𝐿 (experimential)

Keterangan:
T = Kuat tarik belah beton (N/mm²)
P = Beban maksimum (N)

L = Tinggi silinder beton (mm)

d = Diameter silinder beton (mm)

F’c = Kuat tekan beton (MPa)

7. Pengujian Kuat Tekan Beton


Kekuatan tekan beton adalah muatan maksimum yang dapat di pikul bersatuan
luas.kekuatan tekan di peroleh dari hasil pemeriksaan benda uji benda uji silinder
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Bentuk dan ukuran benda mempengaruhi
kekuatan tekan beton. Selain itu, mutu kekuatan tekan beton di pengaruhi pula oleh
mutu semen yang di gunakan dalam perbandingan beton, umur beton, waktu
pencampuran dan suhu. Bangunan beton, kecuali jalan raya, di rencanakan untuk

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
menahan gaya tekan sedangkan tegangan tarik yang bekerja di tahan oleh baja
tulangan.
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka
akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat
diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
a. Persiapan Pengujian
1) Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, dan membiarkannya ± 24
jam.
2) Menimbang berat benda uji.
3) Mengukur diameter dan tinggi benda uji.
4) Men-capping benda uji.
5) Meletakkan benda uji pada mesin uji tekan.
6) Menginput data berat dan dimensi sampel ke mesin uji tekan.
7) Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
8) Membersihkan area kerja.
9) Mengolah data hasil pengujian.
b. Pengolahan Data
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton adalah :
P
fc = A

Dimana :
fc = Kuat tekan (Kg/ cm2)
P = Beban yang bekerja (Kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Selanjutnya untuk nilai Sr dapat dihitung dengan rumus :
𝚺 (𝐟𝐜−𝐟𝐜𝐫 )²
Sr = √ 𝐧−𝟏

Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( Kg/cm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( Kg/cm2 )

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
C. HASIL PENGUJIAN
1. Mix Design
1) Kuat Tekan Persyaratan
Fc = 41,4 Mpa
Fs = √20 x 0,75
= 4,2 Mpa

Tabel 3.6. 4 Standar Deviasi

Volume Mutu Pelaksanaan (Kg/Cm²)


ukuran Satuan Baik Sekali Baik Cukup
Kecil ≤ 1000 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65 65 ≤ Sr ≤70

Sedang 1000-3000 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65


Besar > 3000 25 ≤ Sr ≤35 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55
Tabel 3.2.2 Deviasi Standar
Sumber : PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) hal 40

2) Nilai tambah / Margin (M)

M = 1,64 x Sr

= 1,64 x 7
= 11,48 Mpa ⁓ 12 Mpa
3) Perhitungan kuat tekan rata-rata (fcr) yang direncanakan :
fcr = f’c + M
= 41,4 Mpa + 12 Mpa
= 53,40 Mpa

4) Jenis Semen = Type I PCC


5) Jenis agregat halus = Pasir alam
6) Jenis agregat kasar = Batu pecah
7) Faktor air semen FAS
 Jenis benda uji : Silinder

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.5 perkiraan kuat tekan beton dengan faktor air semen 0.5, jenis semen, dan
agregat kasar yang biasa digunakan Indonesia

Kekuatan Tekan (N/mm)


Pada Umur
Jenis Semen Jenis Agregat Kasar
(Hari) Bentuk
3 7 28 91 Benda Uji
Semen Portland Batu tidak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
Tipe I atau semen Batu Pecah 19 27 37 45
tahan sulfat tipe II, V Batu tidak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Batu Pecah 23 32 45 54
Batu tidak dipecahkan 21 28 38 44
Semen Portland Silinder
Batu Pecah 25 33 44 48
Batu tidak dipecahkan 25 31 46 53
Tipe III Kubus
Batu Pecah 30 40 53 60

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa beton pada faktor air 0,5 dan jenis agregat
kasar batu pecah dengan kuat tekan pada umur 28 hari ialah 370 N/mm2.









Kuat Tekan (Kg/cm2)



370










Grafik 3.6.1 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen untuk benda silinder
Sumber : SK SNI T-15-1990-03

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.7 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk
berbagai macam pembetonan dalam lingkup khusus.

Jumlah Semen Faktor Air


Minimum Semen
Uraian
Per Cm³ Beton
(Kg) Maksimum
Beton dalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
Keadaan keliling korosif
b. disebabkan oleh kondensasi 325 0,52
atau uap-uap korosif
Beton diluar ruangan :
Tidak terlindung dari hujan
a. 325 0,60
dan terik matahari langsung
Terlindung dari hujan dan
b. 275 0,60
terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam
tanah
a. Mengalami keadaan basah
325 0,55
dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh suhu
alkali dari tanah atau air 375 0,52
tanah
Beton yang kontinu
berhubungan
Dengan air tanah :
a. Air tawar 275 0,57
b. Air laut 375 0,52
8) Faktor air semen maksimum = 0,57 ( Air tawar )
9) Slump = 50 -125 mm
10) Ukuran maksimum agregat = 40 mm

Ukuran maksimum Kadar air bebas (kg/m3 beton)


Agregat kasar Jenis agregat pada slump (mm)
(mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
Alami 150 180 205 225
10
Batu pecah 100 205 230 250
Alami 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
Tabel 3.6.8 Perkiraan kadar air bebas berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai
slump

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
11) Kadar semen (C )
 W/C = 0,50

C = Kadar air bebas / Faktor air semen

C = 200 Kg/m3 / 0,50

= 370 Kg/m3

12) Analisa Agregat

a. Agregat Halus

Tabel 3.6.9 Analisa Saringan Agregat Halus

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 0.00 0.00 0.00 100.00
19 (3/4") 0.00 0.00 0.00 100.00
12,7 (1/2") 0.00 0.00 0.00 100.00
9,5 (3/8") 0.00 0.00 0.00 100.00
No.4 0.00 0.00 0.00 100.00
No.8 0.00 0.00 0.00 100.00
No.16 105.00 105.00 7.01 92.99
No.30 0.00 105.00 7.01 92.99
No.50 967.90 1072.90 71.60 28.40
No.100 83.84 1156.74 77.19 22.81
No.200 3.43 1160.17 77.42 22.58
PAN 338.34 1498.51 100.00 0.00

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Grafik 3.6.2 Gradasi Agregat Halus

100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

b. Agregat Kasar Batu Pecah 1-2

Tabel 3.6.10 Analisa Saringan Agregat Kasar 1-2

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 180.38 180.38 7.22 92.78
19 (3/4") 245.30 425.68 17.03 82.97
12,7 (1/2") 1234.89 1660.57 66.43 33.57
9,5 (3/8") 374.86 2035.43 81.42 18.58
No.4 457.25 2492.68 99.72 0.28
No.8 7.05 2499.73 100.00 0.00
No.16 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.30 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.50 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.100 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.200 0.00 2499.73 100.00 0.00
PAN 0.07 2499.80 100.00 0.00

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar 3.6.3 Gradasi Agregat Kasar Bp 1-2

100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

c. Agregat Kasar 2-3

Tabel 3.6.11 Analisa Saringan Agregat Kasar 2-3

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 1500.00 1500.00 60.11 39.89
19 (3/4") 840.59 2340.59 93.79 6.21
12,7 (1/2") 153.83 2494.42 99.96 0.04
9,5 (3/8") 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.4 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.8 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.16 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.30 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.50 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.100 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.200 0.00 2494.42 99.96 0.04
PAN 1.09 2495.51 100.00 0.00

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar 3.6.4 Gradasi Agregat Kasar Bp 2-3

100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

d. Penggabungan Agregat

Tabel 3.6.12 Penggabungan Agregat Halus Dan Kasar

GRADATION SPESIFICATION for


SIEVE COARSE COARSE WORKABILITY
SIZES AGG-2/3 AGG-1/2 PASIR MIX
37,0% 33,0% 30,0% 100,0% GRADASI B
24
37,5 (11/2") 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100
19 (3/4") 6.21 82.97 100.00 59.68 60 65
9,5 (3/8") 0.04 18.58 100.00 36.15 42 52
No.4 0.04 0.28 100.00 30.11 33 40
No.8 0.04 0.00 100.00 30.02 25 33
No.16 0.04 0.00 92.99 27.91 18 25
No.30 0.04 0.00 92.99 27.91 12 18
No.50 0.04 0.00 28.40 8.54 8 10
No.100 0.04 0.00 22.81 6.86 2 5
No.200 0.04 0.00 22.58 6.79

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gradasi Penggabungan Agregat

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
37,5 (1 19 9,5 No.4 No.8 No.16 No.30 No.50 No.100 No.200
1/2") (3/4") (3/8")

13) Berat Jenis Gabungan


= (% Agregat halus x BJ agregat halus) + (% BP 1-2 x BJ BP 1-2) + (% BP
2-3 x BJ BP 2-3)

= ( 37% x 2,61 ) + ( 33% x 2,50 ) + ( 30% x 2,29 )

= 0,96 + 0,82 + 0,68

= 2,46

14) Berat Jenis Beton Basah = 2320 Kg/m3 ( pada grafik dari nilai berat jenis
agregat gabungan = 2,46 dengan nilai kadar air bebas = 200 Kg/m3 )

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2320

Grafik 3.6.5 Berat jenis beton dalam keadaan basah

15) Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton basah - kadar semen- Fas yang
disesuaikan
= 2320 Kg/m3 - 370 Kg/m3 - 190 Kg/m3
= 1.760 Kg/m3

16) Kadar agregat halus = Persentase bahan <4,8 mm x Kadar agregat


gabungan
= 30 % x 1760 Kg/m3
= 528 Kg/m3
17) Kadar batu pecah 1-2 = 33% x 1760 Kg/ m3
= 580,8 Kg/m3
18) Kadar batu pecah 2-3 = 37% x 1760 Kg/ m3
= 651,2 Kg/m3

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 3.6.13 Formulir Hasil Rancangan Campuran Beton Metode DOE

No Uraian Tabel / Grafik Nilai


1 Mutu beton yang disyaratkan (f's) Ditetapkan 31,7 Mpa
2 Deviasi Standar (Sr) Tabel 1 7 Mpa
3 Nilai tambah / margin (M) - 12 Mpa
Kuat desak rata-rata yang hendak
4 1+3 43 Mpa
dicapai
Tabel 2 dan dan
8 Faktor air semen (WC) 0,54
grafik 1
9 Faktor air semen maximum Ditetapkan -
10 Slump Ditetapkan (tabel 4) 50-1250 mm
11 Ukuran masimum agregat Ditetapkan 40 mm
12 Kadar air bebas Tabel 4 200 Kg/m3
13 Kadar semen No.12 : No 8 370 Kg/m3
14 Kadar semen maximum Tidak ditetapkan -
15 Kadar semen minimum Ditetapkan -
16 Faktor air semen yang disesuaikan - 190 Kg/m3
17 Susunan besar butir pasir Analisa saringan Zone 2
18 Presentasi bahan <4,8 mm Perhitungan 30 %
19 Berat jenis agregat gabungan Perhitungan 2,46
20 Berat jenis beton basah Grafik 2 2320 Kg/m3
21 Kadar agregat gabungan Perhitungan 1760 Kg/m3
22 Kadar agregat halus 30% 528 Kg/m3
23
Kadar Agregat Kasar Batu Pecah 1-2 33% 580,8 Kg/m3

24 Kadar Agregat Kasar Batu Pecah 2-3 37% 651,2 Kg/m3

a. Kebutuhan bahan campuran beton 1 m3 dalam kondisi SSD ( sebelum dikoreksi )

Semen = 370 Kg/m3


Air = 190 Kg/m3
Kadar agregat halus = 528 Kg/m3
Batu pecah 1-2 = 580 Kg/m3
Batu pecah 2-3 = 651 Kg/m3 +

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Total 2320 Kg/m3

b. Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 2 buah benda uji dan balok ukuran
15 x 15 x 50
Balok = p x l x t x jumlah x factor
= 0,15 x 0,15 x 0,50 x 2 x 1,2
= 0,027 m3
Silinder = ¼ x 3,14 x d2 x Jumlah x factor
= 1/4 x 3,14 x (0,152) x 0,3 x 5 x 1,2
= 0,031793 m3
c. Komposisi adukan Benda Uji Balok
Air = 0,027 x 190
= 5,13 Ltr
Semen = 0,027 x 370
= 9,9 Kg
Agregat Halus = 0,027 x 528
= 15,7 Kg
Batu Pecah 1-2 = 0,027 x 580
= 15,6 Kg
Batu Pecah 2-3 = 0,027 x 651
= 17,5 Kg

d. Komposisi adukan Benda Uji Silinder


Air = 0,03179 x 190
= 6,04 Ltr
Semen = 0,03179 x 370
= 11,76 Kg
Agregat Halus = 0,03179 x 528
= 16,78 Kg
Batu Pecah 1-2 = 0,03179 x 580
= 18,43 Kg
Batu Pecah 2-3 = 0,03179 x 651
= 20,69 Kg

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 3.6.14 Komposisi adukan beton normal Benda Uji Balok


Agregat Kasar
Volume Air Semen Agregat Halus
(Kg)
( m3) (Kg/ltr) (Kg) (Kg) BP 1-2 Bp 2-3
1,00 190 370 528 581 651
0,027 5.1 10.0 14.3 15.7 17.6
0,031793 6,04 11,76 19,01 14,53 22,41

2. SLUMP
Tabel 3.6.15 Hasil Pengujian Slump

Slump
Benda UJi Rata-Rata Satuan
Rendah Sedang Tinggi
Balok 7 7,5 9 7,8 cm
Silinder 6 6,5 7 6,5 cm

3. Berat Volume
a. Data
Tabel 3.6 16 hasil Timbangan Benda uji
No Berat Beton Kering
1 28,16
2 28,41
Jumlah 56,57
Rata-Rata 28,28

b. Pengolahan Data

Volume balok = 0,400 x 0,100 x 0,100 = 0,00400 m³


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
1) Berat Volume = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
28,16
= 0,00400
= 7040 Kg/cm2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
2) Berat Volume = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
28,41
= 0,00400

= 7102,5 Kg/cm2

4. Kuat Tekan lentur Beton


a. Data

Tabel 3.6 17 Uji Lentur Balok

Ukuran
No Berat P (kN)
Benda (kg) p L (mm) b (mm) d (mm)
Uji (mm)
1 28,16 400 350 150 150 26,16
2 28,41 400 350 150 150 28,69
b. Pengolahan Data
 Kuat lentur Benda Uji 1
Kuat lentur (Modulus Of Repture) terjadi keruntuhan di daerah 1/3 tengah
bentang Benda Uji 1, maka digunakan rumus :
𝑃.𝐿
Fr = 𝑏𝑑2

26,16 𝑥 350
= 150 𝑥 1502

= 2,71 Mpa

 Kuat lentur Benda Uji 2


Kuat lentur (Modulus Of Repture) terjadi keruntuhan di daerah 1/3
tengah bentang Benda Uji 2, maka digunakan rumus :
𝑃.𝐿
Fr = 𝑏𝑑2

28,69 𝑥 350
= 150 𝑥 1502

= 2,97 Mpa
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok
Tabel 3.6.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Ukuran P Fr
No Mpa
Benda p (mm) L (mm) b (mm) d (mm) KN N
Uji
1 400 350 150 150 26,16 26160 2,92
2 400 350 150 150 28,69 28690 2,97
Rata-Rata 2,84

5. Uji Tarik Belah Beton


a. Data

Tabel 3.6.19 Data Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Normal


No Tanggal Umur Ukuran Benda Beban Max
Sampel Uji
Cor Test Hari D T Kn N
(mm) (mm)
1 17/11/2023 1/12/2023 14 150 300 160 160000

b. Pengolahan data
 Perhitungan Luas Penampang

1
A = 4 x 3,14 x d2
1
= 4 x 3,14 x 1502

= 17.662,5 mm2
 Perhitungan Uji Tarik Experimental (Uji Laboratorium)
2𝑝
T = 𝜋𝐷𝐿
2 𝑥 160000
= 3,14 𝑥 150 𝑥 350

= 1,94 Mpa
 Jika Menggunakan Perbandingan Kuat Tekan beton (f’c)
F’c = f’c kuat tekan -1,94
= 32 - 1,94
= 30,06 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 9 % x 30,06
= 2,70 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 15% x 30,06

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
= 4,50 Mpa

c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tarik Belah Silinder

Tabel 3.6.20 Hasil Pengujian Uji Tarik Belah


No Tanggal Umur Ukuran Beban Max Kuat Tarik
Sampel Benda Uji Belah
Cor Test Hari D T Kn N Mpa
(mm) (mm)
1 17/11/2023 1/12/2023 14 150 350 160 160000 1,94

6. Pengujian Kuat tekan Beton


a. Data
Tabel 3.6.21 Data hasil pengujia kuat tekan beton normal
No Tanggal Umur Berat Luas(A) Beban Koefisien
Cor Test Hari Mm2 (N) Umur
1 17/11/2023 1/12/2023 14 12,03 17671 346000 0,88
2 17/11/2023 1/12/2023 14 11,94 17671 466000 0,88
3 17/11/2023 15/12/2023 28 12,66 17671 415000 1,0
4 17/11/2023 15/12/2023 28 12,19 17671 499000 1,0
b. Pengolahan Data
i. Benda Uji 1
 Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
346000
= 17671

= 19,58 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
19,58
= 0,88

= 22,25 N/mm2
ii. Benda Uji 2
 Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
466000
= 17671

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
= 26,37 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
26,37
= 0,88

= 29,96 N/mm2
iii. Benda Uji 3
 Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
415000
= 17671

= 23,48 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
23,48
= 1,00

= 23,48 N/mm2
iv. Benda Uji 4
 Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
499000
= 17671

= 28,23 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
28,23
= 1,00

= 28,23 N/mm2
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tarik Belah Silinder
Tabel 3.6.22 Hasil Analisa Perhitungan
No Tanggal Umur Berat Luas(A) Beban Kuat
Cor Test Hari Mm2 (N) Tekan 28
Hari
1 17/11/2023 1/12/2023 14 12,03 17671 346000 22,25
2 17/11/2023 1/12/2023 14 11,94 17671 466000 29,96
3 17/11/2023 15/12/2023 28 12,66 17671 415000 23,48
4 17/11/2023 15/12/2023 28 12,19 17671 499000 28,23
Jumlah 103,92
Rata-rata 25,98

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian uji lentur pada beton normal diperoleh kuat lentur sebesar 2,84
MPa dengan patahan terjadi pada bagian 1/2 bagian tengah bentang. Benda uji tidak
memenuhi syarat kuat tekan lentur yang direncanakan yaitu sebesar 3,35 MPa.
2. Dari hasil Percobaan laboratorium hasil kuat Tarik belah sebesar 1,94 Mpa, dengan
perbandingan hasil perhitungan kuat tekan diperoleh hasil kuat tarik belah antara
2,70 Mpa - 4,50 Mpa
3. Dari hasil pengujian beton normal diperoleh kuat tekan karakteristik beton f’c umur
28 hari sebesar 25,98 N/mm2 memenuhi dengan mutu beton yang direncanakan
yaitu 20 Mpa .

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. DOKUMENTASI
a. Dokumentasi Pembuatan Benda Uji

Gambar 3.6.4 Menyiapkan Alat Gambar 3.6.5 Menimbang


Dan Bahan Bahan

Gambar 3.6.6 Memasukkan Gambar 3.6.7 Mencampur


Bahan Bahan Yang digunakan Material Di Dalam Mesin
Kedalam Mesin Pengaduk Pengaduk

Gambar 3.6.8 Menuang Gambar 3.6.9 Melakukan


Campuran Beton Segar Yang Pengujian Slump
Telah Homogen

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.6.10 Mengisi Gambar 3.6.11 Memadatkan


Cetakan Dengan Beton Segar Campuran Pada Mesin Getar

Gambar 3.6.12 Mendiamkan Gambar 3.6.13 Merendam


Beton Selama 24 Jam Beton Sesuai Dengan Umur
Yang Direncanakan
b. Dokumentasi Pengujian Kuat Lentur Balok

Gambar 3.6.14 Menimbang Gambar 3.6.15 Membuat Pola


Benda Uji Balok Pada Benda UJi

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.6 17 Hasil Pengujian


Gambar 3.6.16 Melakukan
Uji Lentur
Pengujian Kuat Lentur

c. Dokumentasi Pengujian Tarik Belah Silinder

Gambar 3.6.18 Menimbang Gambar 3.6.19 Melakukan


Benda Uji Silinder Pengujian Tarik Belah

Gambar 3.6.20 Hasil Pengujian

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d. Dokumentasi Pengujian Kuat Tekan Silinder

Gambar 3.6.21 Menimbang Gambar 3.6.22 Melakukan


Benda Uji Silinder Pengujian Tekan Pada Benda
Uji Silinder

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. LAMPIRAN PERHITUNGAN EXCEL
1. Data Hasil Perhitungan Pengujian Karakteristik Agregat
a. Agregat Halus

Tabel 3.6.22 Berat jenis SSD agregat halus hasil uji laboratorium

Data Hasil Percobaan


Parameter
Sampel 1 Sampel 2
Berat piknometer (gr) 179,19 179,19
Berat contoh SSD diudara (gr) 500 500

Berat piknometer + air + benda Uji (gr) 980 983


Berat piknometer + air(gr) 698.69 698,98

Berat contoh kering oven (gr) 489 490

Berat jenis semu (apperentspecity gravity) 2,35 2,38


Apperent specity gravity rata-rata(%) 2,36

Berat jenis curah (bulk specifiegrafity on dry) 2,24 2,27


Berat jenis curah rata-rata 2,25

Berat jenis jenuh permukaan kering =JPK


2,29 2,32
(bulk specific gravity on SSD basic)
Berat jenis jenuh rata-rata 2,30

Penyerapan (%) 2,25 2,04


Penyerapan rata-rata (%) 3,14

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Agregat Kasar BP 1-2
Tabel 3.6.23 Berat jenis SSD agregat kasar 1-2 hasil uji laboratorium

Sampel
Parameter Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2500

Berat sampel SSD dalam air gram 1490


Berat sampel kering oven gram 2400

Berat jenis kering (curah) gram 2,47

Berat jenis kering SSD gram 2,47


Berat jenis semu gram 2,63

Penyerapan (%) gram 4,16

c. Agregat Kasar Bp 2-3


Tabel 3.6.24 Berat jenis SSD agregat kasar 2-3 hasil uji laboratorium

Sampel
Uraian Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2500
Berat sampel SSD dalam air gram 1540

Berat sampel kering oven gram 2480

Berat jenis kering (curah) gram 2,58


Berat jenis kering SSD gram 2,60

Berat jenis semu gram 2,63


Penyerapan (%) gram 3,08

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Data Dan Hasil Perhitungan Analisa Saringan Agregat Halus Dan Agregat Kasar
a. Agregat halus
Tabel 3.6.25 Analisa Saringan Agregat halus

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 0.00 0.00 0.00 100.00
19 (3/4") 0.00 0.00 0.00 100.00
12,7 (1/2") 0.00 0.00 0.00 100.00
9,5 (3/8") 0.00 0.00 0.00 100.00
No.4 0.00 0.00 0.00 100.00
No.8 0.00 0.00 0.00 100.00
No.16 105.00 105.00 7.01 92.99
No.30 0.00 105.00 7.01 92.99
No.50 967.90 1072.90 71.60 28.40
No.100 83.84 1156.74 77.19 22.81
No.200 3.43 1160.17 77.42 22.58
PAN 338.34 1498.51 100.00 0.00

Grafik 3.6.6 Gradasi Agregat Halus

100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Agregat Kasar Batu Pecah 1-2

Tabel 3.6. 26 Analisa Saringan Agregat Kasar 1-2

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 180.38 180.38 7.22 92.78
19 (3/4") 245.30 425.68 17.03 82.97
12,7 (1/2") 1234.89 1660.57 66.43 33.57
9,5 (3/8") 374.86 2035.43 81.42 18.58
No.4 457.25 2492.68 99.72 0.28
No.8 7.05 2499.73 100.00 0.00
No.16 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.30 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.50 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.100 0.00 2499.73 100.00 0.00
No.200 0.00 2499.73 100.00 0.00
PAN 0.07 2499.80 100.00 0.00

Grafik 3.6. 7 Gradasi Agregat Batu Pecah 1-2

100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
c. Agregat Kasar 2-3

Tabel 3.6.27 Analisa Saringan Agregat Kasar 2-3

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0.00 0.00 0.00 100.00
1 1/2 " 0.00 0.00 0.00 100.00
25 (1") 1500.00 1500.00 60.11 39.89
19 (3/4") 840.59 2340.59 93.79 6.21
12,7 (1/2") 153.83 2494.42 99.96 0.04
9,5 (3/8") 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.4 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.8 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.16 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.30 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.50 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.100 0.00 2494.42 99.96 0.04
No.200 0.00 2494.42 99.96 0.04
PAN 1.09 2495.51 100.00 0.00

Grafik 3.6.8 Gradasi Agregat batu Pecah 2-3

100
90
Persentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d. Penggabungan Agregat

Tabel 3.6.28 Penggabungan Agregat Halus Dan Kasar

GRADATION SPESIFICATION for


SIEVE COARSE COARSE WORKABILITY
SIZES AGG-2/3 AGG-1/2 PASIR MIX
37,0% 33,0% 30,0% 100,0% GRADASI B
24
37,5 (11/2") 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100
19 (3/4") 6.21 82.97 100.00 59.68 60 65
9,5 (3/8") 0.04 18.58 100.00 36.15 42 52
No.4 0.04 0.28 100.00 30.11 33 40
No.8 0.04 0.00 100.00 30.02 25 33
No.16 0.04 0.00 92.99 27.91 18 25
No.30 0.04 0.00 92.99 27.91 12 18
No.50 0.04 0.00 28.40 8.54 8 10
No.100 0.04 0.00 22.81 6.86 2 5
No.200 0.04 0.00 22.58 6.79

Grafik 3.6.9 Gradasi Agregat Gabungan

Gradasi Agregat Gabungan


100

90

80

70
Persentase Lolos (%)

60

50

40

30

20

10

0
37,5 (1 19 9,5 No.4 No.8 No.16 No.30 No.50 No.100 No.200
1/2") (3/4") (3/8")
Ukuran Saringan (mm)

3. Karakteristik Gabungan

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.29 Karakteristik gabungan

EFEKTIVE
BULK SP APPARENT
SP
PERCENT OF AGGREGATE (a)
b c d=(b+c)/2

COARSE AGGREGAT 2/3 40% 2,583 2,638 2,611

COARSE AGGREGAT 1/2 26% 1,376 2,637 1,507

FINE AGREGAT (PASIR) 34% 2,254 2,368 2,311

BULK SPECIFIC GRAVITY OF COMBINE AGGREGATE


:
s = 100 /
(a1/b1+a2/b2+a3/b3) = 2,408

EFECTIVE SPECIFIC GRAVITY OF COMBINE AGGREGATE :


s = 100 /
(a1/d1+a2/d2+a3/d3) = 2,480

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4. Concrete Mix Design

No Uraian Nilai Referensi

1 Kuat Desak yang disyaratkan 31,7 Mpa Silinder 15/30


2 Deviasi Standar (S) 7 Mpa tabel
3 Nilai Tambah Margin (M) 11,48 Mpa (1,64 x S)
4 Kuat Desak rata-2 yang hendak dicapai 43,20 Mpa (1) + (3)
5 Jenis Semen S-550 ditetapkan
6 Jenis Agregat Kasar Batu Pecah ditetapkan
Jenis Agregat Halus Alami ditetapkan
7 Faktor Air Semen 0,54 grafik
8 Faktor Air Semen Maksimum ditetapkan
9 Slump 50 – 125 mm ditetapkan
10 Ukuran Agregat Maksimum 40 mm ditetapkan
11 Kadar Air bebas 200 kg/m3 tabel
12 Kadar Semen 370 kg/m3 (11) / (7)
13 Kadar Semen Maksimum
14 Kadar Semen Minimum kg/m3 PBI
15 F.a.s yang disesuaikan 190 kg/m3
16 Susunan besar butir agregat halus zone 2 grafik
17 Persen bahan agregat halus 34,00 % gabungan agg
18 Berat Jenis Relatif Agregat 2,408 kg/m3 uji lab
19 Berat Jenis Beton 2320 kg/m3 grafik
20 Kadar Agregat Gabungan 1760 kg/m3 (19)-(12)-(11)
21 Kadar Agregat Halus 528 kg/m3 (20) x (17)
22 Kadar Agregat Kasar 1232 kg/m3 (20) - (21)

Volume Air Semen Agregat Halus Agregat Kasar (Kg)


( m3) (Kg/ltr) (Kg) (Kg) BP 1-2 Bp 2-3
1,00 190 370 598 457 704
0,0270 5.1 10.0 14.3 15.7 17.6
0,031793 6,04 11,76 19,01 14,53 22,41

KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai