Uji Lentur Dan Uji Tarik Belah KLP 2
Uji Lentur Dan Uji Tarik Belah KLP 2
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
tempat-tempat yang sulit.
Beton memiliki sifat ketahanan terhadap pengaruh temperatur tinggi yang
mungkin timbul, seperti akibat peristiwa kebakaran.
Rigiditas tinggi.
Biaya pemeliharaan yang rendah.
Penyediaan material yang mudah.
Selain memiliki beberapa kelebihan, beton juga mempunyai beberapa kekurangan
yaitu:
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara
seksama setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
Memerlukan biaya untuk bekisting dan perancah (untuk beton yang di cor
ditempat).
Berdasarkan sifatnya, jenis-jenis pengujian beton yang dibutuhkan adalah:
Beton segar: slump, temperatur/suhu, faktor pemadatan, kadar udara.
Beton keras: kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, modulus elastisitas,
permeabi-litas, porositas, poison ratio, susut, rangkak.
Karakteristik beton yang baik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kuantitas beton
Kepadatan yaitu ruang yang ada pada beton sedapat mungkin terisi oleh
agregat
dan pasta semen.
Kekuatan yaitu beton harus mempunyai kekuatan daya tahan internal
terhadap
berbagai jenis kegagalan.
Faktor air semen harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan
kekuatan beton.
Tekstur permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan
tekstur yang tahan segala cuaca.
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Kualitas beton
Kualitas semen.
Proporsi semen terhadap air dalam campurannya.
Kekuatan dan kebersihan agregat.
Adhesi atau interaksi antara pasta semen dan agregat.
Pencampuran yang cukup dari bahanpembentuk beton.
Perawatan pada temperatur yang tidak lebih rendah dari 50oF.
Kandungan chlorida tidak melebihi 0,15% dalam beton ekspos dan 1%
dalam beton terlindung.
2. Mix design beton
Mix design beton adalah pemilihan bahan campuran beton dengan
mempertimbangkan kuantitas atau perbandingan dari setiap materialnya agar
beton mencapai kualitas yang disyaratkan. Adapun indikator kualitas beton
didasarkan pada mutu, kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan nilai ekonomis yang
dihasilkan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk mix design beton normal
sesuai dengan SNI 03-2834-2000 adalah sebagai berikut:
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
c. Dalan perencanaan mix design campuran beton harus dipenuhi persyaratan
berikut:
Dimana:
f’c = Mutu beton yang diremcanakan (Mpa)
fs = Kuat tekan lentur direncanakan (Mpa)
b) Pemilihan nilai deviasi standar
Pemilihan nilai faktor deviasi ditentukan berdasarkan dengan mutu
pelaksaan pekerjaan serta besaran volume pekerjaan yang dapat dilihat
dalam Tabel 3.6.1
Tabel 3.6.1 Nilai deviasi standar
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d) Kuat tekan rata-rata ditargetkan
Kuat tekan rata-rata perencanaan dihitung dengan menggunakan
persamaan:
f'cr = f’c + M
Dimana :
M = Nilai tambah
Tabel 3.6.2 Perkiraan kuat tekan dengan faktor air semen di Indonesia
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
f) Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar
diperoleh beton yang mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan.
g) Besar butir agregat maksimum
Besar butir agregat maksimum tidak boleh melebihi:
Dengan :
Wh = Perkiraan Jumlah Air Untu Agregat Halus
Wk = Perkiraan jumlah air untu agregat kasar
Ukuran Besar
Kadar Air Bebas (kg/m3) pada Slump (mm)
Butir Agregat Jenis Agregat
0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Maksimum
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10 mm
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm
Batu pecah 155 175 190 205
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
i) Berat jenis relatif agregat
Proporsi campuran beton (semen, air, agregat halus dan agregat kasar) harus
beton normal menurut SK SNI T-15-1991- 03 adalah 2200 – 2500 kg.m3. Sebelum
pembuatan benda uji semua bahan campuran harus diperhitungkan dulu persentase dan
beratnya masing - masing sesuai dengan perencanaan dan mutu beton yang diinginkan.
Setelah memperoleh data-data karakteristik agregat melalui pengujian agregat maka
data-data untuk rancangan campuran adukan beton normal telah tersedia. Pembuatan
benda uji menggunakan cetakan balok ukuran 150 mm x 150 mm x 500 mm, untuk
pengujian slump campuran ditumbuk menggunakan alat penumbuk sebanyak 25 kali
untuk tiap lapisan.
a. Persyaratan adukan beton
Persyaratan adukan beton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Penimbangan bahan
Penimbangan bahan-bahan untuk campuran beton menggunakan timbangan
sesuai dengn ketentuan.
2) Pengadukan campuran beton
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
a) Jumlah adukan beton harus minimum 10% melebihi adukan beton yang
diperlukan untuk pembuatan benda uji
b) Pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan sesuai dengan
ketentuan SNI 03-2493-1991 mengenai metode pembuatan dan perawatan
benda uji beton di laboratorium.
b. Persyaratan pembuatan penda uji
Pembuatan benda uji harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Pengambilan adukan beton untuk pembuatan benda uji harus
menggunkanan sendok aduk atau sekop sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi.
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
5. Pengujian Kuat Lentur
Pengujian kuat tarik lentur beton yang berpenampang 15 cm x 15 cm dengan
panjang 50 cm berfungsi untuk memikul tegangan tarik lentur akibat momen lentur yang
diletakkan pada dua perletakan. Satuan untuk menyatakan kuat tarik lentur beton
dinyatakan dalam satuan Mega Pascal (MPa). Pengujian kuat tarik lentur beton
diperlihatkan pada Gambar 7.1. Pada pengujian kuat tarik lentur beton, pembebanan
balok benda uji diberikan pada tiap titik pertigaan bentang balok beton. Pembebanan
pada balok beton dilakukan hingga balok beton mengalami keruntuhan.
Bidang gaya dalam yang terjadi akibat pembebanan pada titik pertigaan
bentang balok beton ditunjukkan pada Gambar 7.2. Pada diagram gaya dalam
menunjukkan bahwa momen lentur maksimum terjadi pada sepertiga bentang yang
berada di tengah.
a. Persiapan pengujian
1) Siapkan benda uji dan lakukan beberapa hal berikut:
a) Ukur dan catat dimensi benda uji
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b) Ukur dan catat panjang benda uji
c) Timbang dan catat berat masing-masing benda uji
d) Buat garis-garis melintang sebagai tanda dan petunjuk titik-titik
perletakan, titik-titik pembebanan dan titik-titik sejauh 5% dari jarak
batang di luar titik perletakan.
e) Tempatkan benda uji yang telah selesai diukur, timbang dan beri tandapada
tumpuan pada tempat yang tepat dengan sisi atas benda uji pada waktu
pengecoran berapa pada bagaian samping alat penekan.
2) Siapkan mesin tekan dan lakukan tahapan berikut:
a) Pasang 2 buah oerletakan dengan lebar bentang 3 kali jarak titik-titik
pembebanan dan padang alat pembebanan sehingga mesin tekan beton
berfungsi sebagai alat uji lentur
b) Atur pembebanan dan skala pembacaannya
c) Tempatkan benda uji yang sudah diberi tanda di atas perletakan
sedemikanan sehingga tanda tumpuan yang dibuat tepat pada pusat
tumpuan alat uji
b. Prosedur pengujian
1) Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah disiapkan
2) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian
3) Atur pembebanannya untuk menghindari terjadinya benturan
4) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga skala pembebanan pada alat bergerak
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Dimana :
a. Persiapan Pengujian
1) Menyiapkan alat, bahan, dan lokasi kerja.
2) Mengukur diameter, tinggi, dan menimbang berat benda uji
3) Menyusun besi dan plat besi hingga jarak antar plat penekan bagian atas dan
bawah tidak terlalu jauh.
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4) Meletakkan benda uji dengan posisi rebah diatas plat besi yang telah diatur
sebelumnya
5) Meletakkan batang besi tepat diatas benda uji dengan posisi simetris dengan benda
uji dan benda uji simetris dengan bagian penekan bagian atas dari mesin uji.
6) Menyalakan mesin penekan hingga menjepit batang besi dan sample silinder,
usahakan tetap menahan batang besi diatas sample agar tetap simetris dengan
sample dan plat penekan sebelum beban mengunci sample.
7) Melakukan pembebanan secara terus menerus sampai keruntuhan terjadi.
8) Menghentikan pembebanan dan mencatat beban maksimum yang terjadi.
9) Membersihkan sisa-sisa sample pada mesin penekan
b. Pengolahan Data
Berdasarkan Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton (SK SNI 2491-2014),
maka untuk mendapatkan nilai kuat tarik masing-masing benda uji menggunakan
rumus seperti di bawah ini.
Rumus:
F’ct = (0,4 s/d 0,6) √F’c (teoritis)
2𝑝
T = 𝜋𝐷𝐿 (experimential)
Keterangan:
T = Kuat tarik belah beton (N/mm²)
P = Beban maksimum (N)
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
menahan gaya tekan sedangkan tegangan tarik yang bekerja di tahan oleh baja
tulangan.
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka
akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat
diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
a. Persiapan Pengujian
1) Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, dan membiarkannya ± 24
jam.
2) Menimbang berat benda uji.
3) Mengukur diameter dan tinggi benda uji.
4) Men-capping benda uji.
5) Meletakkan benda uji pada mesin uji tekan.
6) Menginput data berat dan dimensi sampel ke mesin uji tekan.
7) Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
8) Membersihkan area kerja.
9) Mengolah data hasil pengujian.
b. Pengolahan Data
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton adalah :
P
fc = A
Dimana :
fc = Kuat tekan (Kg/ cm2)
P = Beban yang bekerja (Kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Selanjutnya untuk nilai Sr dapat dihitung dengan rumus :
𝚺 (𝐟𝐜−𝐟𝐜𝐫 )²
Sr = √ 𝐧−𝟏
Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( Kg/cm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( Kg/cm2 )
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
C. HASIL PENGUJIAN
1. Mix Design
1) Kuat Tekan Persyaratan
Fc = 41,4 Mpa
Fs = √20 x 0,75
= 4,2 Mpa
M = 1,64 x Sr
= 1,64 x 7
= 11,48 Mpa ⁓ 12 Mpa
3) Perhitungan kuat tekan rata-rata (fcr) yang direncanakan :
fcr = f’c + M
= 41,4 Mpa + 12 Mpa
= 53,40 Mpa
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.5 perkiraan kuat tekan beton dengan faktor air semen 0.5, jenis semen, dan
agregat kasar yang biasa digunakan Indonesia
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa beton pada faktor air 0,5 dan jenis agregat
kasar batu pecah dengan kuat tekan pada umur 28 hari ialah 370 N/mm2.
Kuat Tekan (Kg/cm2)
370
Grafik 3.6.1 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen untuk benda silinder
Sumber : SK SNI T-15-1990-03
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.7 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk
berbagai macam pembetonan dalam lingkup khusus.
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
11) Kadar semen (C )
W/C = 0,50
= 370 Kg/m3
a. Agregat Halus
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar 3.6.3 Gradasi Agregat Kasar Bp 1-2
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar 3.6.4 Gradasi Agregat Kasar Bp 2-3
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
d. Penggabungan Agregat
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gradasi Penggabungan Agregat
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
37,5 (1 19 9,5 No.4 No.8 No.16 No.30 No.50 No.100 No.200
1/2") (3/4") (3/8")
= 2,46
14) Berat Jenis Beton Basah = 2320 Kg/m3 ( pada grafik dari nilai berat jenis
agregat gabungan = 2,46 dengan nilai kadar air bebas = 200 Kg/m3 )
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2320
15) Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton basah - kadar semen- Fas yang
disesuaikan
= 2320 Kg/m3 - 370 Kg/m3 - 190 Kg/m3
= 1.760 Kg/m3
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Total 2320 Kg/m3
b. Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 2 buah benda uji dan balok ukuran
15 x 15 x 50
Balok = p x l x t x jumlah x factor
= 0,15 x 0,15 x 0,50 x 2 x 1,2
= 0,027 m3
Silinder = ¼ x 3,14 x d2 x Jumlah x factor
= 1/4 x 3,14 x (0,152) x 0,3 x 5 x 1,2
= 0,031793 m3
c. Komposisi adukan Benda Uji Balok
Air = 0,027 x 190
= 5,13 Ltr
Semen = 0,027 x 370
= 9,9 Kg
Agregat Halus = 0,027 x 528
= 15,7 Kg
Batu Pecah 1-2 = 0,027 x 580
= 15,6 Kg
Batu Pecah 2-3 = 0,027 x 651
= 17,5 Kg
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. SLUMP
Tabel 3.6.15 Hasil Pengujian Slump
Slump
Benda UJi Rata-Rata Satuan
Rendah Sedang Tinggi
Balok 7 7,5 9 7,8 cm
Silinder 6 6,5 7 6,5 cm
3. Berat Volume
a. Data
Tabel 3.6 16 hasil Timbangan Benda uji
No Berat Beton Kering
1 28,16
2 28,41
Jumlah 56,57
Rata-Rata 28,28
b. Pengolahan Data
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
28,41
= 0,00400
= 7102,5 Kg/cm2
Ukuran
No Berat P (kN)
Benda (kg) p L (mm) b (mm) d (mm)
Uji (mm)
1 28,16 400 350 150 150 26,16
2 28,41 400 350 150 150 28,69
b. Pengolahan Data
Kuat lentur Benda Uji 1
Kuat lentur (Modulus Of Repture) terjadi keruntuhan di daerah 1/3 tengah
bentang Benda Uji 1, maka digunakan rumus :
𝑃.𝐿
Fr = 𝑏𝑑2
26,16 𝑥 350
= 150 𝑥 1502
= 2,71 Mpa
28,69 𝑥 350
= 150 𝑥 1502
= 2,97 Mpa
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok
Tabel 3.6.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Ukuran P Fr
No Mpa
Benda p (mm) L (mm) b (mm) d (mm) KN N
Uji
1 400 350 150 150 26,16 26160 2,92
2 400 350 150 150 28,69 28690 2,97
Rata-Rata 2,84
b. Pengolahan data
Perhitungan Luas Penampang
1
A = 4 x 3,14 x d2
1
= 4 x 3,14 x 1502
= 17.662,5 mm2
Perhitungan Uji Tarik Experimental (Uji Laboratorium)
2𝑝
T = 𝜋𝐷𝐿
2 𝑥 160000
= 3,14 𝑥 150 𝑥 350
= 1,94 Mpa
Jika Menggunakan Perbandingan Kuat Tekan beton (f’c)
F’c = f’c kuat tekan -1,94
= 32 - 1,94
= 30,06 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 9 % x 30,06
= 2,70 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 15% x 30,06
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
= 4,50 Mpa
= 19,58 N/mm2
Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
19,58
= 0,88
= 22,25 N/mm2
ii. Benda Uji 2
Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
466000
= 17671
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
= 26,37 N/mm2
Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
26,37
= 0,88
= 29,96 N/mm2
iii. Benda Uji 3
Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
415000
= 17671
= 23,48 N/mm2
Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
23,48
= 1,00
= 23,48 N/mm2
iv. Benda Uji 4
Kuat Tekan
𝑃
fc = 𝐴
499000
= 17671
= 28,23 N/mm2
Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟
28,23
= 1,00
= 28,23 N/mm2
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tarik Belah Silinder
Tabel 3.6.22 Hasil Analisa Perhitungan
No Tanggal Umur Berat Luas(A) Beban Kuat
Cor Test Hari Mm2 (N) Tekan 28
Hari
1 17/11/2023 1/12/2023 14 12,03 17671 346000 22,25
2 17/11/2023 1/12/2023 14 11,94 17671 466000 29,96
3 17/11/2023 15/12/2023 28 12,66 17671 415000 23,48
4 17/11/2023 15/12/2023 28 12,19 17671 499000 28,23
Jumlah 103,92
Rata-rata 25,98
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
D. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian uji lentur pada beton normal diperoleh kuat lentur sebesar 2,84
MPa dengan patahan terjadi pada bagian 1/2 bagian tengah bentang. Benda uji tidak
memenuhi syarat kuat tekan lentur yang direncanakan yaitu sebesar 3,35 MPa.
2. Dari hasil Percobaan laboratorium hasil kuat Tarik belah sebesar 1,94 Mpa, dengan
perbandingan hasil perhitungan kuat tekan diperoleh hasil kuat tarik belah antara
2,70 Mpa - 4,50 Mpa
3. Dari hasil pengujian beton normal diperoleh kuat tekan karakteristik beton f’c umur
28 hari sebesar 25,98 N/mm2 memenuhi dengan mutu beton yang direncanakan
yaitu 20 Mpa .
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
E. DOKUMENTASI
a. Dokumentasi Pembuatan Benda Uji
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d. Dokumentasi Pengujian Kuat Tekan Silinder
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. LAMPIRAN PERHITUNGAN EXCEL
1. Data Hasil Perhitungan Pengujian Karakteristik Agregat
a. Agregat Halus
Tabel 3.6.22 Berat jenis SSD agregat halus hasil uji laboratorium
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Agregat Kasar BP 1-2
Tabel 3.6.23 Berat jenis SSD agregat kasar 1-2 hasil uji laboratorium
Sampel
Parameter Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2500
Sampel
Uraian Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2500
Berat sampel SSD dalam air gram 1540
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Data Dan Hasil Perhitungan Analisa Saringan Agregat Halus Dan Agregat Kasar
a. Agregat halus
Tabel 3.6.25 Analisa Saringan Agregat halus
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Agregat Kasar Batu Pecah 1-2
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
c. Agregat Kasar 2-3
100
90
Persentase Lolos (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
d. Penggabungan Agregat
90
80
70
Persentase Lolos (%)
60
50
40
30
20
10
0
37,5 (1 19 9,5 No.4 No.8 No.16 No.30 No.50 No.100 No.200
1/2") (3/4") (3/8")
Ukuran Saringan (mm)
3. Karakteristik Gabungan
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tabel 3.6.29 Karakteristik gabungan
EFEKTIVE
BULK SP APPARENT
SP
PERCENT OF AGGREGATE (a)
b c d=(b+c)/2
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI
2LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4. Concrete Mix Design
KELOMPOK 2
3B JASA KONSTRUKSI