Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI

PENGECORAN
BETON bertulang
pada saluran irigasi
3B D4 JASA KONTRUKSI
ANGGOTA KELOMPOK 2

AINUN MAULIDIYAH
FATHUL BA’ARI
S
(41221032) (41221040)

DZAKIA KORUNISA MUH. AHDAN


(41221038) (41221048)
1 . URAIAN UMUM
Spesifikasi ini mengatur mengenai ketentuan pengecoran
beton bertulang pada saluran irigasi. Spesifikasi ini
meliputi pekerjaan lantai kerja pekerjaan sloof pekerjaan
pekerjaan kolom, pekerjaan pondasi tapak dan pekerjaan
jembatan kecil
2 . S TA N D A R R U J U K A N
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.

SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.

SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.

SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran betonnormal.

SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.

SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.

SNI 03-1973-1990 : Metoda pengujian berat isi beton.


2 . S TA N D A R R U J U K A N

SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton.

SNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesinLos Angeles.

SNI 03-2458-1991 : Metode pengambilan contoh untuk campuranbeton segar.

SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda ujibeton di laboratorium.

SNI 15-2049-2004 : Semen portland.

SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton segar.

SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm).

SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.

SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan.
3 . S TA N D A R M U T U

SEMEN
1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-
2004 type 2.
 AGREGAT ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah )
1. Agregat yang dipakai adalah agregat buatan berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm
2. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus.
3. Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau
dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
4. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992
tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton.
AGREGAT HALUS
1. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organic, Lumpur, zat—zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 150% subtansi – subtansi
yang merusak beton.
2. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam
dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
3. STANDAR MUTU

Persen Berat Yang Lolos Untuk


Ukuran Saringan
Agregat

Standar (mm) Maksimum Minimum

9,5 100 …
No. 4 (4,75) 95 100
No. 8 (2,36) 80 100
No. 16 (1,18) 50 85
No. 50 (300) 10 30
No. 100 (150) 2 10

 Air
1. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic
2. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03- 6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk
digunakan dalam beton
3. STANDAR MUTU

 Cetakan Beton (begisting)


Dapat menggunakan kayu kelas II, Multipleks dengan tebal minimal 9
mm atau pelat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam PBI NI -2 1971.

 Campuran dan penakaran


Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI
03 2834-2000. Sebagai pedoman awal untuk perkiraan proporsi takaran
campuran dapat digunakan.

 Mutu beton
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini menggunakan jenis
beton dengan kuat tekan beton karateristik ( fc’ ) berkisar antara 15 – 20 Mpa
4.PROSEDUR PELAKSANAAN

Pekerjaan persiapan

1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-
kotoran dan bagian beton lepas, cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
2. Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya
agar didapat kemudahan pembukaan acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton

3. Sebelum pengecoran dimulai siapkan campuran dengan perbandingan 1:2:3


4.PROSEDUR PELAKSANAAN
Pengecoran

1. Mengisi acuan dengan campuran semen yang sudah di buat


2. Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya pengikatan awal beton seperti
ditunjukkan dalam hasil pengujian beton dari laboratorium
3. Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai dengan lokasi sambungan pelaksanaan
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
4. Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi antara agregat
kasar dan agregat halus dari campuran
5. Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan penulangan yang rapat harus
dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan tebal yang tidak melampaui 150 mm
6. Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m
4.PROSEDUR PELAKSANAAN

Pemadatan

1. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan yang telah disetujui.
2. Pemadatan dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan
benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi
3. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil pemadatan yang diperlukan
4. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya 5000 putaran per menit
dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang
merata
4.PROSEDUR PELAKSANAAN

Pengerjaan Akhir

1. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah
melampaui waktu 21 hari
2. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan lantai
tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10m.
4.PROSEDUR PELAKSANAAN
 Pekerjaan perbaikan

Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus
segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton
yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan
seluruh permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, caborandum atau gurinda
5 . S AT U A N P E N G U K U R A N , P R O S E D U R
PENGUKURAN PERHITUNGAN,
VOLUME PEKERJAAN DAN
PERHITUNGAN NILAI PEKERJAAN
A. Satuan Pengukuran
Adapun satuan pengukuran yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah
B. Prosedur Pengukuran
perhitungan volume pekerjaan dan perhitungan nilai pekerjaan. Adapun prosedur
pengukuran pada pekerjaan ini
antara lain:
a. Pengukuran tegangan rencana:
- Beban (beban mati, beban hidup, beban kendaraan, beban orang/hewan)
- Tekanan tanah dan tekanan lumpur
- Tekanan air
- Beban akibat gempa
- Kombinasi pembebanan
- Tegangan izin dan factor keamanan
- Tekanan tanah akibat gempa (acuan normative, tekanan tanah akibat gempa)
5 . S AT U A N P E N G U K U R A N ,
PROSEDUR PENGUKURAN
PERHITUNGAN, VOLUME PEKERJAAN
DAN PERHITUNGAN NILAI
PEKERJAAN
b. Pemasangan batu dan batu merah
- Batu
- Mortel
c. Beton
Tulangan (analisis kekuatan batas beton bertulang, kuat lentur balok
persegi tulangan tanggal, pembatasan tulangan Tarik, balok persegi tulangan
rangkap, Penampang Balok T dan Balok Bertulangan Rangkap)
5 . S AT U A N P E N G U K U R A N ,
PROSEDUR PENGUKURAN
PERHITUNGAN, VOLUME PEKERJAAN
DAN PERHITUNGAN NILAI
PEKERJAAN
C. Prosedur perhitungan Volume
a. Pengukuran tegangan rencana
Untuk herat volume dapat dipakai angka-angka pada Tabel 2-1
(tekanan lumpur)
ys = ys (G-1/G)
dimana:
ys = berat volume kering tanah 16 kN/m3 ( 1.600 kgf/m3)
G = berat jenis butir = 2,65 menghasilkan
ys = 10 kN/m3 ( 1.000 kgf/m3)
b. Beton
1) Ditetapkan 1 zak semen di pasaran yang beratnya 50 kg
2) Buat kotak untuk menakar pasir dan kerikil dengan ukuran 0,50 m x 0,50 m x
0,50m, maka volume kotak = 0,125 m3.
5 . S AT U A N P E N G U K U R A N , P R O S E D U R
PENGUKURAN PERHITUNGAN, VOLUME
PEKERJAAN DAN PERHITUNGAN NILAI
PERKERASAN
E. Perhitungan nilai pekerjaan
Koreksi ketebalan lantai
Jika ditetapkan tebal lantai t, perlu dimasukan dalam perhitungan tekanan ke atas (up lift) dengan
metode ini hanya kedalaman netto dari sheet pile yang dimasukkan dalam persamaan C tersebut.

Koreksi gangguan aliran dibawah lantai


karena adanya sheet pile Koreksi gangguan aliran dibawah lantai karena adanya sheet pile yang
dinyatakan dalam prosentase halangan atau gangguan aliran karena adanya sheet pile dihitung
dengan rumus Khosla sebagai berikut:

Dimana :
C = Koreksi yang diperlukan untuk perhitungan tekanan
b' = Jarak antara sheet pile
D = Kedalaman sheet pile, yang pengaruhnya ditentukanlokasi pile
yang berdekatan
b = Panjang tolal lantai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai