BAB 124 Laporan Lab Beton
BAB 124 Laporan Lab Beton
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Laboratotium Praktikum Pengujian Beton yang disusun
oleh:
Kelompok : 2 (Dua)
Kelas : 3B Manajemen Jasa Konstruksi
Merupakan laporan untuk memenuhi syarat dalam kelulusan pada semester 5 (Lima)
Program Studi D3 Teknik Konstruksi Gedung yang telah diperiksa dan disetujui oleh :
Makassar, 2024
Dosen Pembimbing,
Dr. Eng. Ir. Adiwijaya, S.ST., M.T. Ashari Ibrahim, S.ST., M.T.
NIP. 19710306 200312 1 002 NIP. 19700814 200312 1 001
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat- Nya lah sehingga penyusunan Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian Beton
ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang sebagaimana diharapkan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktikum Pengujian Beton kami menyadari
bahwa dalam laporan ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan serta saran dari pembaca agar menjadi dorongan dan
motivasi kami menjadi lebih baik lagi.
Semoga dengan adanya laporan ini bisa mnambah wawasan serta pengetahuan
dalam bidang pendidikan khususnya ilmu pengetahuan Teknik Sipil.
Makassar, 2024
Kelompok 2
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................1
C. RUANG LINGKUP.................................................................................................1
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JOB X PEMBUATAN SAMPEL BETPN BERTULANG .....................................
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
LEMBAR ASISTENSI
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DAFTAR GAMBAR
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
DAFTAR TABEL
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
3B D4 Manajemen Jasa konstruksi
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan
struktur bangunan di Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan diantaranya
adalah bahan pembentuknya mudah diperoleh, mudah dibentuk, mampu memikul
beban yang berat, tahan terhadap temperatur yang tinggi, biaya pemeliharaan yang
kecil.
C. RUANG LINGKUP
Pada praktikum laboratorium pengujian beton ini dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu perencanaan pembuatan beton, pengecoran (pembetonan), pengujian beton dan
pengujian baja tulangan. Untuk pengujian beton meliputi :
1. Metode perencanaan pembuatan beton
2. Uji kuat tekan beton
3. Uji kuat tarik lentur beton
4. Uji kuat Tarik belah beton
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB II
DASAR TEORI
Beton adalah sebuah bahan bangunan yang sangat umum digunakan dalam
konstruksi. Bahan ini terdiri dari campuran tiga komponen utama: semen, agregat kasar
(seperti kerikil atau batu pecah), dan agregat halus (seperti pasir). Komponen-komponen
ini dicampur bersama-sama dengan air untuk membentuk massa padat yang kuat dan tahan
lama.
Penggunaan beton dalam konstruksi sangat luas karena memiliki beberapa sifat
yang menguntungkan, seperti:
1. Kekuatan tinggi: Beton memiliki daya dukung yang tinggi, sehingga dapat menahan
beban struktural yang berat.
2. Daya tahan terhadap api: Beton memiliki daya tahan yang baik terhadap api, sehingga
sering digunakan dalam pembangunan gedung atau struktur yang memerlukan
perlindungan terhadap kebakaran.
3. Tahan terhadap cuaca dan lingkungan: Beton tahan terhadap perubahan cuaca, korosi,
dan serangan kimia, menjadikannya pilihan yang baik untuk berbagai lingkungan.
4. Kemampuan membentuk beragam bentuk: Beton dapat dibentuk dalam berbagai
bentuk dan ukuran, sehingga cocok untuk berbagai desain struktural.
5. Biaya relatif rendah: Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton, seperti
pasir dan kerikil, seringkali mudah didapat, membuatnya menjadi bahan yang
ekonomis.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
A. Semen Portland
Semen Portland adalah semen yang dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker
yang mengandung senyawa calsium, silikat, aluminat dan ferrite dengan bahan
tambahan yang biasa digunakan yaitu gypsum & bahan lain sebagai aditif.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Cepat Kering :
Kecepatan kering dikontrol oleh kadar SO3 dari Gypsum yang
ditambahkan dengan memperhatikan kadar C3A Clinker. Kecepatan
kering ditunjukkan oleh parameter initial setting time (pengikatan awal)
dan final setting (pengikatan akhir). Sesuai SNI initial setting min 45 menit
dan final setting maks 375 menit.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
B. Blended Cement
1. Portland Pozzolan Cement (PPC)
(SNI 15-0302-2004) : Semen Portland Pozolan (PPC) adalah suatu bahan
pengikat hidrolis, yang dibuat dengan menggiling bersama-sama terak semen
portland dan bahan yang mempunyai sifat pozolan, atau mencampur secara merata
bubuk semen portland dan bubuk bahan yang mempunyai sifat pozolan.
Selama penggilingan atau pencampuran dapat di - tambahkan bahan-bahan
lain asal tidak mengakibatkan penurunan mutu.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Cepat Kering :
Kecepatan kering ditunjukkan oleh parameter initial setting time
(pengikatan awal) dan final setting (pengikatan akhir). Sesuai SNI initial
setting min 45 menit dan final setting maks 425 menit. Nilai typical SG initial
setting 140 menit dan 270 menit untuk final setting. Kecepatan kering PPC
lebih lambat dari OPC Type I karena adanya tambahan pozzolan (trass/fly ash).
larutan garam dan sulfat. Sifat tersebut lebih banyak dimiliki oleh PPC
dibandingkan OPC Type I.
Panas Hidrasi Rendah.
Sebagai akibat adanya pozzolan (trass/fly ash). Hal tersebut sangat
menguntungkan pada pembuatan beton beton volume besar (beton masa) yang
memerlukan persyaratan panas hidrasi tertentu. Sehingga mengurangi
timbulnya retak beton karena kecepatan hidrasi yang berlebihan.
Bahan Pozzolan
Pozolan Alam (Natural Pozolan) Pozolan/tras yang terdapat di alam :
Abu vulcanis, Tanah diatome, Tufa, Fumice, dsb.
Pozolan Buatan (Syntetic Pozolan) Pozolan yang didapat dari hasil
pembakaran tanah liat, pembakaran batubara berupa abu terbang (fly ash),
actifated silica, abu sekam, dsb.
Waktu Pengikatan
Selisih waktu pengikatan akhir antara semen portland dengan semen portland
pozolan sebesar 45 menit.
Panas Hidrasi
Semen portland pozolan mempunyai panas hidrasi yang sama dengan semen
portland jenis II.
Kekuatan Tekan
Semen portland pozolan mempunyai kekuatan lebih tinggi dari semen portland
jenis II.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Keawetan (Durability)
Semen portland pozolan tahan terhadap garam dan sulfat.
C. Agregat
Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) pada campuran beton. Agregat
mengisi 60-80% dari volume beton. Oleh karena karakteristik kimia, fisik, dan
mekanik agregat yang digunakan dalam pencampuran sangat berpengaruh pada sifat-
sifat beton yang dihasilkan (seperti kuat tekan, kekuatan, durabilitas, berat, biaya
produksi dan lain-lain).
Berat agregat yang digunakan sangat menentukan berat beton yang dihasilkan.
Pembagian beton berdasarkan berat agregatnya adalah sebagai berikut.
a. Beton ringan 1360-1840 kg/m3
b. Beton normal 2160-2560 kg/m3
c. Beton berat 2800-6400 kg/m3
Secara umum agregat yang baik haruslah agregat yang mempunyai bentuk yang
menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara
kimiawi. Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok yaitu sebagai
berikut.
a. Agregat kasar (kerikil, batu pecah atau pecahan dari blast furnace)
Batas bawah pada ukuran 4,75 mm atau ukuran saringan no.4
b. Agregat halus (pasir alami atau batuan)
Batas bawah ukuran pasir = 0,075 mm (saringan no. 200)
Batas atas ukuran pasir = 4,75 mm (saringan no,4)
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Karakteristik bentuk dan tekstur luar agregat memegang peranan penting terhadap
sifat beton.Partikel dengan ratio luas permukaan terhadap volume yang tinggi dapat
menurunkan kelecakan (workability) campuran beton. Agregat yang berbentuk flaky
dapat merugikan bagi durabilitas beton karena cenderung terorientasi pada satu
bidang, sehingga air dan gelembung udara dapat terbentuk dibagian bawahnya.
Tekstur permukaan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton segar
seperti kelecakan. Bentuk dan tekstur permukaan agregat halus, dapat mempengaruhi
kebutuhan air pada campuran beton.Selain itu, agregat harus stabil secara kimiawi,
sehingga tidak akan merusak hasil reaksi hidrasi beton.
Karena agregat merupakan bahan dengan kandungan terbanyak di dalam beton,
maka semakin banyak persentase kandungan agregat dalam campuran beton, semakin
murah harga beton, dcngan syarat campurannya masih cukup mudah dikerjakan
(workability baik) untuk elemen struktur yang memakai beton tersebut.
1. Agregat Kasar
Agregat adalah bahan pengisi (filler) campuran beton yang ukurannya
sudah melebihi ¼ inch (6 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir
beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek
perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik
dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan sel semen.
2. Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi (filler) yang berupa pasir. Ukurannya
bervariasi di bawah saringan no. 4 (0,075 mm) menurut standar ASTM. Agregat
halus yang baik harus bebas bahan organik, lempung, atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran harus
mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan standar analisis saringan dari
ASTM (American Society of Testing and Materials). Untuk beton penahan
radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus.
3. Sifat Mekanik
Beberapa sifat mekanik agregat diantaranya adalah :
a. Gaya lekat (bond)
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4. Sifat Fisik
a. Specific Gravity, yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu
unit volume bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur
tertentu.
b. Apparent Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat kering (yang
dioven pada suhu 110oC selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume
yang sama dengan agregat tersebut.
c. Bulk Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and
Surface Dry) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat
tersebut.
d. Bulk Density, yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah
dengan volume satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa
menjadi ukuran volume.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
5. Sifat-Sifat Lainnya
Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut :
a. Gradasi
Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi
agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat
susut, dan durabilitas beton.
Berdasarkan teori rongga minimum, semakin beragam ukuran agregat,
semakin sedikit rongga yang terbentuk di antara susunan agregat. Hal ini
menyebabkan jumlah pasta yang dibutuhkan untuk mengisi rongga menjadi
lebih kecil dan campuran beton menjadi lebih ekonomis.
b. Kandungan air
Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas:
Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam
campuran beton secara maksimal (dengan kapasitas penuh).
Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering permukaan, namun
mengandung sedikit air di rongga-rongganya. Agregat ini mampu
menyerap air di dalam campuran meskipun tidak dengan kapasitas
penuh.
Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat yang
permukaannya kering, namun semua rongga-rongganya terisi air.
Agregat dengan kondisi ini tidak akan menyerap dan menyumbangkan
air ke dalam campuran.
Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada
permukaannya. Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan air ke
dalam campuran.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
D. Air
Kualitas air penting karena ketidakmurnian air dapat menghambat setting semen,
dapat menimbulkan efek negatif terhadap kekuatan beton atau mengakibatkan noda-
noda pada permukaan beton, dan dapat pula menimbulkan korosi pada tulangan.
Di dalam banyak spesifikasi teknis, kualitas air pencampur biasanya disyaratkan
sebagai air yang dapat diminum. Namun, air minum tidak cocok untuk digunakan
sebagai air pencampur bila mengandung kadar sodium dan potassium yang tinggi.
Setiap air dengan pH (derajat keasaman) antara 6-8 dan rasanya tidak payau dapat
digunakan untuk air campuran beton. Air yang mengandung bahan organik dengan
kadar yang tinggi (biasa dijumpai pada air permukaan) dapat menghambat proses
pengerasan beton. Air laut meningkatkan resiko perkaratan tulangan, khususnya di
daerah tropis. Air laut dengan kandungan garam ≤35.000 ppm dapat digunakan
sebagai air pencampur untuk beton tanpa tulangan.
Air yang mengandung jamur jika digunakan sebagai air pencampur dapat
meningkatkan jumlah udara dalam campuran, sehingga dapat menimbulkan efek
negatif terhadap kekuatan. Air yang mengandung minyak dalam jumlah besar dapat
menghambat setting time dan mengurangi kekuatan beton.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
E. Bahan Tambah
Menurut ASTM C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology Relating to
Concrete and Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-19,”Cement and Concrete
Terminology”, admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat, dan semen
hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau
selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat
dan karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan atau untuk lain
yaitu penghematan energi.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan tambah yang digunakan
harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI. Untuk bahan kimia,harus memenuhi
ASTM C.494,”Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete”.
Tujuan menggunakan bahan tambah :
a. Memodifikasi beton segar,mortar dan grouting
Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air
Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton
Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume
Mengurangi segregasi
Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton
segar
Mengurangi kehilangan nilai slump
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami uraikan sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan dan kesabaran. Selain
itu beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan komposisi karena apabila
suatu material dan langkah kerja dalam pembuatan beton itu tidak sesuai maka hasil
dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan
2. Dalam pengerjaan praktikum mahasiswa mampu berkerja sama dengan baik dan
melakukan pembagian tugas yang menyeluruh
3. Keselamatan kerja hedaknya selalu diperhatikan serta keamanan peralatan praktek
juga sangat penting.
`
KELOMPOK 2
2A D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG