Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.4
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.4
RUANG KOLABORASI
BUDAYA POSITIF Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar
tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang
kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah
melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah
atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja
seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan
memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling
sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas
sepatu.fectively as it will set the stage of your entire pitch.
PERTANYAAN 1
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah
yang diambil oleh Bapak Lukman?
Jelaskan, apakah indikatornya?
PERTANYAAN 2
NEXT
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang
Manajer, apa yang akan dikatakannya,
pertanyaan-pertanyaan seperti apakah
yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
PERTANYAAN 3
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di
sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh
peraturan harus berwarna hitam?
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang
diambil Pak Lukman mengenai kasus
tersebut?
JAWABAN 1
Dalam kasus di atas, sikap yang diambil oleh Bapak Lukman adalah sikap otoriter
dan tegas dalam menjalankan peraturan sekolah. Indikatornya adalah:
1. Ketegasan dalam menerapkan peraturan: Pak Lukman tetap bersikeras pada
peraturan yang berlaku, yaitu tentang warna sepatu, meskipun Sabrina sudah
memberikan penjelasan bahwa dia salah mengenakan sepatu karena terburu-
buru.
2. Tidakmemberikan pengecualian: Pak Lukman tidak memberikan pengecualian
kepada Sabrina meskipun Sabrina memohon maaf dan berjanji tidak akan
mengulangi kesalahannya.
3. Penegakan disiplin: Pak Lukman memutuskan untuk menghukum Sabrina dengan
membuatnya melepaskan sepatunya dan belajar tanpa sepatu seharian sebagai
tindakan disiplin.
JAWABAN 2
Jika Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, dia mungkin akan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Apakah kamu mengetahui aturan tentang warna sepatu di sekolah ini?
2. Apakah kamu mengerti bahwa aturan ini penting untuk menjaga disiplin dan
keseragaman di sekolah?
3. Apakah ada alasan khusus mengapa kamu tidak bisa mengenakan sepatu yang
sesuai dengan aturan?
4. Apakah kamu sudah berbicara dengan orang tua atau wali mu tentang situasi
ini?
5. Apakah kamu bersedia meminta seseorang membawa sepatu hitam ke sekolah
atau pulang untuk menggantinya?
JAWABAN 2
1. "Apakah Anda mengetahui peraturan sekolah tentang warna sepatu sebelumnya?" Pertanyaan
ini bertujuan untuk menilai apakah Sabrina memiliki pengetahuan tentang peraturan sekolah
yang berlaku sebelumnya. Jika dia tidak mengetahuinya, maka ini bisa menjadi dasar untuk
memberikan klarifikasi dan pemahaman yang lebih baik.
2. "Apakah Anda telah mencoba untuk mengambil sepatu yang sesuai dengan peraturan atau
mencoba mencari alternatif lain seperti meminjam dari teman?" Pertanyaan ini mencoba untuk
menggali tindakan yang sudah diambil oleh Sabrina dalam upaya mematuhi peraturan. Jika
Sabrina telah mencoba mencari alternatif, ini bisa menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
3. "Apakah Anda merasa peraturan ini adil, atau apakah Anda memiliki saran atau permintaan
perubahan terkait peraturan ini?" Pertanyaan ini memberikan kesempatan kepada Sabrina
untuk mengemukakan pendapatnya tentang peraturan tersebut. Ini dapat membantu dalam
memahami apakah ada masalah yang perlu diperbaiki dalam peraturan atau apakah ada
faktor-faktor tertentu yang membuatnya sulit untuk mengikuti peraturan tersebut.
JAWABAN 3
Sebagai Kepala Sekolah, nilai kebajikan yang ingin dituju melalui peraturan harus berwarna
hitam adalah kedisiplinan dan keseragaman. Peraturan-peraturan sekolah dirancang untuk
menciptakan lingkungan belajar yang teratur dan fokus, serta untuk membentuk karakter
siswa dalam hal patuh pada aturan.
Dalam menyikapi langkah yang diambil oleh Pak Lukman dalam kasus ini, Kami akan mencoba
untuk memahami sudut pandangnya yang mengutamakan disiplin dan peraturan sekolah.
Namun, kami juga akan mempertimbangkan situasi khusus Sabrina yang terlambat dan tidak
memiliki sepatu hitam sebagai alasan. kami akan mencoba menemukan keseimbangan antara
menerapkan peraturan dan memberikan kebijaksanaan dalam situasi-situasi tertentu, misalnya
dengan memberi kesempatan kepada Sabrina untuk tetap mengenakan sepatunya setelah
memberikan jaminan bahwa dia akan mengenakan sepatu hitam di hari-hari berikutnya. Ini
dapat membantu menjaga disiplin sekaligus memahami situasi individu siswa.
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat
dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan
kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas.
Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke
ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan
keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.”
Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti
pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan
bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino
memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di
ruang kepala sekolah.
PERTANYAAN 3
Kira-kira nilai-nilai kebajikan
(keyakinan sekolah) apa yang
dituju dalam kasus tersebut?
Jelaskan!
JAWABAN 1
Dalam kasus tersebut, Kepala Sekolah Ibu Suti telah mengambil posisi kontrol yang lebih
empatik dan mendukung. Beberapa tindakan yang dilakukannya yang membuat kami
berkesimpulan demikian, adalah:
1. Ibu Suti mencoba untuk menenangkan Dino yang emosional dengan berbicara secara
lembut dan empatik, mengakui perasaannya dan mendengarkan keluhannya.
2. Ibu Suti berbicara tentang makna dari membuat kesalahan sebagai sesuatu yang
manusiawi dan memotivasi Dino untuk memikirkan cara yang lebih efektif dalam
mengekspresikan kekecewaannya.
3. Ibu Suti bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati dan menekankan
pentingnya memperbaiki kesalahan sebagai bagian dari proses pendidikan.
4. Ibu Suti memberi Dino kesempatan untuk memikirkan cara untuk menggantikan
kerusakan yang telah ia sebabkan, memberikan opsi untuk menjahit sebagai solusi
yang lebih efektif.
JAWABAN 2
Dalam kasus ini, Ibu Suti memberikan dukungan emosional kepada Dino dengan
mengakui perasaannya dan memberikan kesempatan kepada Dino untuk
memperbaiki kesalahannya. Dia juga memfasilitasi proses restitusi antara Dino
dan Anto dengan mengajak mereka berbicara dan menawarkan solusi yang
bermanfaat.
Dalam kasus tersebut, Ibu Suti menguatkan Dino dengan mengajaknya berbicara
secara empatik dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Ibu
Suti juga menguatkan Anto dengan meminta pendapatnya tentang cara
memperbaiki kemeja yang rusak. Hal ini memberikan rasa tanggung jawab
kepada Dino dan memperlihatkan kepada Anto bahwa tindakan Dino dapat
diperbaiki.
JAWABAN 3
Nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) yang dituju dalam kasus ini adalah:
1. Empati: Ibu Suti menunjukkan empati terhadap perasaan Dino yang marah dan
kecewa, serta berusaha untuk memahaminya.
2. Pertanggungjawaban: Ibu Suti mengajak Dino untuk memikirkan cara untuk
memperbaiki kesalahannya, mengajarkan pentingnya bertanggung jawab atas
tindakan yang telah dilakukan.
3. Kebajikan: Ibu Suti mengarahkan Dino untuk mencari cara yang baik dan positif
untuk mengatasi konflik, memberikan pelajaran tentang kebajikan dalam bertindak.
Dalam kasus ini, Ibu Suti berhasil menciptakan situasi yang mendukung pertumbuhan
pribadi Dino dan pemahaman Anto tentang pentingnya memperbaiki kesalahan.
PROV. NUSA TENGGARA
TIMUR
TERIMA KASIH
KAB. TIMOR TENGAH UTARA
KOTA KEFAMENANU