Pertemuan 13 Maternitas
Pertemuan 13 Maternitas
Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu: Yuni Shanti Ritonga,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Kelompok 13
Nurlia Lubis (2214201094)
Roma Aprilia Sihombing (2214201100)
Krismawati Faana (2214201089)
S1-Keperawatan Tingkat 2C
Universitas Imelda Medan
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
“Asuhan keperawatan sistem reproduksi pada masalah menstruasi”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
turut membrikan kontribusi dalam penyusun karya ilmiah ini. Terutama pada dosen
kami yang telah membimbing kami yaitu Ibu Yuni Shanti Ritonga,S.Kep.,Ns.,M.Kep
sehingga kami telah dapat menyelesaikan makalah ini. Tentunya,tidak akan bisa
maksimal jikatidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun,kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari
penyususnan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu,kami dengan rendah hati menerima saran dn kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................. Error! Bookmark not defined.ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 2
2.1 Kesehatan Reproduksi ................................................................................................. 2
2.2 Konsep Menstruasi ...................................................................................................... 2
2.3 Jenis Gangguan Menstruasi ......................................................................................... 2
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................................................... 3
BAB III ANALISA MASALAH ............................................................................................. 5
3.1 Khasus Gangguan Menstruasi .......................................................................................... 5
3.2 Dampak Gangguan Menstruasi ........................................................................................ 6
3.3 Penyebab Gangguan Menstruasi ................................................................................. 6
BAB IV PEMBAHSAN ........................................................................................................... 8
A. Pengkajian ....................................................................................................................... 8
B. Analisis Data Dan Diagnosis .......................................................................................... 9
C. Perencanaan .................................................................................................................. 10
D. Implementasi ................................................................................................................. 12
E. Evaluasi ......................................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
4.2 Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan menstruasi merupakan gangguan kesehatan reproduksi yang sering
dikeluhkan oleh banyak wanita, terutama remaja putri. Gangguan tersebut dapat terjadi
mulai dari tingkat yang ringan sampai berat, dan akan berdampak pada aktivitas sehari-
hari, sehingga dapat mengganggu produktifitas remaja seperti sekolah. Tidak hanya
menggagu aktifitas sekolah, gangguan menstruasi juga dapat berdampak kemandulan pada
wanita yang telah menikah.
Gangguan menstruasi dapat disebabkan berbagai hal, seperti faktor keturunan hngga
faktor penyakit reproduksi. Gangguan menstruasi tentunya sangat mengganggu aktifitas
hingga menggangu berjalannya keharmonisan rumah tangga. Gangguan menstruasi dapat
berupa rasa sakit yang luar biasa pada saat menstruasi atau dapat berupa tidak lancarnya
menstruasi tiap bulannya.
Gangguan menstruasi tentu saja banyak dan berbeda-beda, tergantung pada
penyebab dan ciri-ciri gangguan yang dirasakan. Dikarenakan perbedaan gangguan
menstruasi ini, tentu saja berbeda juga diagnosa keperawatan, hingga evaluasi pada setiap
kasus gangguan menstruasi. Sehingga pada makalh ini kami akan membahas mengenai
konsep asuhan keperawatan pada pasien gangguan menstruasi.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut Kemenkes RI ( 2015) adalah keadaan sehat secara
fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan
kesehatan reproduksi menurut International Converenci Population and Development (ICPD)
tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan
penaganan inveksi menular seksual termasuk HIV/AIDS kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan dan penanganan komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas
kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi dini saluran reproduksi serta kesehatan reproduksi
lainnya seperti kekerasan seksual, sunat perempuan dan sebagainya.
2
lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu
menstruasi.
2. Hypomenorhoe (kriptomenorrhea) Suatu keadaan dimana perdarahan menstruasi lebih
pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan : Secara normal menstruasi
sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau menstruasi lebih lama dari 7 hari maka daya
regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
3. Polimenorea (Epimenoragia) Adalah siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa
yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari
biasa.
4. Oligomenorrhoe Suatu keadaan dimana menstruasi jarang terjadi dan siklusnya panjang
lebih dari 35 hari .
5. Amenorea Adalah keadaan tidak datang menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.
6. Metroragia Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
menstruasi.
7. Pra Menstruasi Syndrom Ketegangan sebelum menstruasi terjadi beberapa hari sebelum
menstruasi bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan
hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi
pada umur 30- 40 tahun. PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang
terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah
menstruasi dimulai.
8. Dismenore Adalah nyeri sewaktu menstruasi. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita
dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang
belum jelas.
9. Mastodinia atau Mastalgia Adalah rasa tegang pada payudara menjelang menstruasi.
3
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap klien. Sehingga penerapan proses
keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien (Asmadi, 2008).
Asuhan keperawatan sendiri memilki 5 tahapan, yaitu diantaranya pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada Pengkajian pada dasarnya berisi
data pribadi klain, nomor rekamedik, sampai riwayat penyakit baik terdahulu, keluarga
maupun sekarang. Setelah pengkajian selesai, maka asuhan keperawatan selanjutnya adalah
diagnosis. Diagnosis sendiri akan didapat melalui pengkajian yang telah dilakukan. Setelah
diagnosis keperawatan ditegakkan
4
BAB III
ANALISA MASALAH
5
3.2 Dampak Gangguan Menstruasi
Menstruasi yang tidak normal tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan bagi
perempuan dan mengganggu kualitas hidup perempuan, namun juga berhubungan dengan
dampak kesehatan yang buruk. , seperti peningkatan risiko penyakit jantung koroner, diabetes
melitus tipe 2, dan penyakit kardiometabolik. Di sisi lain, siklus menstruasi telah menjadi
salah satu indikator kesehatan wanita secara keseluruhan, meski terkadang diabaikan oleh
beberapa praktisi kesehatan. Menstruasi tidak normal yang sering terjadi adalah dismenore,
gejala pramenstruasi, menorrhagia, polimenore, perdarahan vagina abnormal, amenore,
oligomenore, dan menstruasi tidak teratur.
Siklus haid yang bermasalah juga dapat menyebabkan risiko kesehatan yang perlu
diwaspadai. Gangguan seperti siklus haid tidak teratur dan menstruasi berlebihan dapat
menimbulkan resiko yaitu anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan, gangguan
reproduksi yang mempengaruhi kesuburan, ketidakseimbangan hormon berpengaruh pada
keseimbangan tubuh, serta gangguan fisik dan psikologis seperti nyeri kronis dan perubahan
suasana hati. Selain itu, masalah tersebut juga dapat mengganggu kualitas hidup,
produktivitas, dan interaksi sosial.
6
c. Stres
Stres merupakan faktor lain yang bisa menyebabkan siklus haid bermasalah. Ketika
Anda mengalami stres, hormon kortisol dalam tubuh akan meningkat, yang kemudian
bisa mempengaruhi kadar hormon reproduksi dan mengganggu siklus haid.
d. Obesitas
Obesitas bisa menjadi faktor krusial yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
siklus haid bermasalah. Obesitas bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon estrogen
dalam tubuh serta membuat tubuh Anda mengalami resistensi insulin dan peradangan
yang dimana kemudian bisa mempengaruhi keseimbangan hormonal.
e. Penyakit atau kondisi medis tertentu
Beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu juga bisa menyebabkan siklus haid
bermasalah, diantaranya sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid,
endometriosis, dan kanker rahim.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Data awal yang perlu dikumpulkan adalah data BIOGRAFI KLIEN. Data tersebut
mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan (gambaran lingkungan tempat kerja), dan tempat
tinggal. Lingkungan tempat tinggal berkaitan dengan kondisi tempat tinggal klien. Selain itu,
berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal, kumpulkan informasi mengenai apakah si klien
tinggal sendiri atau bersama dengan orang lain.
Informasi ini bisa berguna bagi perencanaan pulang. Data selanjutnya yang dikumpulkan
berkenaan dengan riwayat kesehatan klien adalah data yang ada saat ini maupun data yang
sudah lalu. Setelah pencatatan data biografi selesai, pemeriksaan riwayat medis atau
kesehatan dapat dimulai dengan berfokus pada keluhan utama klien.
Berkenaan dengan riwayat bedah sebelumnya, perawat dapat bertanya kepada klien
mengenai beberapa hal, seperti riwayat bedahyang pernah dilakukan serta kapan waktunya,
komplikasi yang terjadi,informasi seputar operasi yang pernah dilakukan, dan dorong klien
untuk dapat menjawab sespesifik mungkin.
Berkaitan dengan riwayat kesehatan (medicalhistory) klien, terdapat manifestasi klinis,
dan riwayat medis lainnya.
1) Keluhan Utama
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan
pasien tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi antara lain mens tidak teratur bagi wanita, sperma yang
tidak bertekstur seperti seharusnya pada pria hingga rasa nyeri pada perut bagian bawah.
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul
pada setiap siklus menstruasi. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche.
Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan
saraf.
3) Alergi
4) Nutrisi
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
6) Pola latihan
8
7) Pengetahuan klain mengenai penyakitnya
8) Riwayat Psikososial
Dapatkan informasi tentang aspek-aspek psikososial klien yang mencakup
lingkungan, pekerjaan, letak geografi, kebiasaan, pola olahraga, dan nutrisi. Identifikasi
semua agen lingkungan yang mungkin memengaruhi kondisi klien, lingkungan kerja, dan
hobi. Tanyakan tentang kehidupan sehari-hari klien, seperti jumlah anggota keluarga yang
tinggal serumah.
9) Skala nyeri 4-6
Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6
1. B1 (Breath) : Pernapasan tidak teratur.
2. B2 (Blood) : Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg), Akral Basah dan dingin.
3. B3 (Brain) : Penurunan Konsentrasi, Pusing, Konjungtiva Anemia.
4. B4 (Bladder) : Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari.
5. B5 (Bowel): Nyeri pada adomen, Nafsu makan Menurun.
6. B6 (Bone): Badan mudah capek, Nyeri pada punggung
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau
suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal.
2. Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah
normal.
9
menahan nyeri ↓
Aliran darah ke uterus↓
↓
Iskemia
↓
Nyeri menstruasi
2 DS: Pasien menyatakan Menstruasi Intoleran aktivitas
mudah lelah ↓
Pendarahan
DO: Nadi lemah (TD 90/60 ↓
mmHg) Px. terlihat pucat Anemia
Sclera/ konjungtiva anemi ↓
Kelemahan
↓
Intoleran aktivitas
3 DS: Px. menyatakan merasa Menstruasi Ansietas
gelisah ↓
Nyeri menstruasi
DO: Pucat Memperlihatkan ↓
kurang inisiatif Kurang pengetahuan
↓
Ansietas
Diagnosis keperawatan:
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi.
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia.
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
C. Perencanaan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi Tujuan: Nyeri dapat diadaptasi oleh
pasien Kriteria hasil:
a. Skala nyeri 0-1.
b. Pasien tampak rileks
10
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri linkungan tenang dan kurangi 1. Meningkatkan istirahat dan meningkatkan
rangsangan penuh stress. kemampuan koping.
2. Kolaborasi dengan dokter dalam 2. Analgesik dapat menurunkan nyeri.
pemberian analgesic. 3. Memudahkan relaksasi, terapi non
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas farmakologi tambahan.
berirama lambat, nafas dalam, bimbingan 4. Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku
imajinasi. untuk menghilangkan nyeri dapat
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping membantu mengatasinya lebih efektif.
px. 5. Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar
5. Kompres hangat aliran darah
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen Tujuan: Pasien dapat beraktivitas
seperti semula Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan
intoleran aktivitas.
b. Pasien mampu beraktivitas
INTERVENSI RASIONAL
1. Beri lingkungan tenang dan perode 1. Menghemat energi untuk aktivitas dan
istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat regenerasi seluler/ penyembuhan
sebelum makan. jaringan.
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap. 2. Tirah baring lama dapat menurunkan
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan kemampuan.
3. Menurunkan penggunaan energi dan
membantu keseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen Tujuan: Pasien bisa kembali Kriteria
hasil:
a. Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas.
b. Pasien menunjukkan relaksasi.
c. Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
11
INTERVENSI RASIONAL
1. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam 1. Keterlibatan akan membantu pasien
rencana perawatan. merasa stres berkurang,memungkinkan
2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat. energi untuk ditujukan pada
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ penyembuhan.
memerlukan perilaku koping yang 2. Memindahkan pasien dari stress luar
digunakan pada masa lalu. meningkatkan relaksasi; membantu
4. Bantu pasien belajar mekanisme koping menurunkan ansietas.
baru, misalnya teknik mengatasi stres 3. Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan
pada penerimaan masalah stress saat ini,
meningkatkan rasa control diri pasien.
4. Belajar cara baru untuk mengatasi
masalah dapat membantu dalam
menurunkan stress dan ansietas
D. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan
kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmadi, 2008). Tahap ini akan muncul bila perencanaan diaplikasikan pada
pasien. Tindakan yang dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda denga urutan yang
dibuat pada perencaan sesuai dengan kondisi pasien (Debora, 2012). Implementasi
keperawatan akan sukses sesuai dengan rencana apabila perawat mempunyai kemampuan
kognitif, kemampuan hubungan interpersonal, dan ketrampilan dalam melakuka tindakan
yang berpusat pada kebutuhan pasien (Dermawan, 2012).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008). Format yang dapat digunakan untuk evaluasi
keperawatan menurut (Dinarti et al., 2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari:
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien.
12
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
c. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala bentuk
masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat
dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan :
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
berhasil dicapai (2 indikator evaluasi tercapai)
3) Tujuan tidak tercapai
d. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.
13
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa menstruasi atau haid adalah
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap
bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi terjadi terus menerus setiap bulannya di
sebut siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung
hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya, menstruasi
berlangsung selama 3 sampai 7 hari
4.2 Saran
Gejala Hiperplasia endometrium ini biasanya diawali dengan siklus menstruasi yang tidak
teratur, bahkan terkadang menstruasi tak kunjung datang dalam jangka waktu yang lama.
Bisa juga menstruasi terjadi terus-menerus dan volume darah banyak. Selain itu, penderita
Hiperplasia endometrium sering menemukan noda-noda darah di pakaian dalam. Jika
dibiarkan berlarut-larut akan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah, serta tidak
bergairah saat beraktivitas. Dampak yang paling parah, selain sulit hamil, penderita
Hiperplasia endometrium mengalami anemia berat. Hubungan suami-istri pun terganggu
karena perdarahan tak kunjung berhenti.
Berdasarkan kajian medis, penebalan dinding rahim ini dibedakan menjadi 3 kategori:
1. Simplek. Penderita dengan kondisi ini tak perlu cemas berlebihan karena Hiperplasia
simplek tergolong ringan dan takkan berakhir dengan keganasan sehingga penderita tetap
masih bisa hamil.
2. Kistik. Seperti halnya simplek, kasus ini tak berbahaya.
3. Atipik. Kondisi yang satu ini mesti diwaspadai. Atipik cenderung merupakan cikal bakal
kanker.
1. Tindakan kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk
menghentikan perdarahan.
2. Terapi hormon untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh. Namun perlu
diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, di antaranya mual, muntah,
14
pusing, dan lainnya. Rata-rata setelah menjalani terapi hormonal sekitar 3-4 bulan,
gangguan penebalan dinding rahim sudah bisa diatasi.
3. Jika pengobatan hormonal yang dijalani tak juga menghasilkan perbaikan, terapi akan
dilanjutkan dengan obat lain
15
DAFTAR PUSTAKA
Wylie, Linda. (2010). Esensial Anatomi Dan Fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Edisi
Kedua . Jakarta:EGC.
16