Proposal Usaha Otak Otak Bandeng Nadya Lienza Prameswari
Proposal Usaha Otak Otak Bandeng Nadya Lienza Prameswari
OTAK-OTAK BANDENG
OTAK-OTAK BANDENG
A. DATA PRIBADI
B. DATA USAHA
C. DASAR PEMIKIRAN
Keanekaragam suku bangsa dengan budaya, bahasa, agama, dan istiadat yang
berbeda-beda itulah menciptakan aneka ragam masakan, makanan, dan minuman yang
menjadi ciri khas masing-masing daerah. Kuliner menjadi salah satu daya tarik
tersendiri di negeri ini. Di setiap daerah di tanah air mempunyai makanan yang khas,
yang jenisnya sangat banyak sekali yang tersebar di seluruh nusantara.
Salah satu daerah yang cukup terkenal dengan olahan ikan makanan khas daerah
yaitu kota Gresik. Kota ini berada di derah timur dipuau Jawa yaitu Jawa Timur.
Makanan khas daerah tersebut disebut Otak-otak Bandeng yang cukup terkenal di
Indonesia.
Biasanya bandeng diolah sebagai ikan bandeng presto, tetapi kali ini diolah
menjadi otak-otak. Otak-otak ikan bandeng menyuguhkan cita rasa nan gurih yang
lezat. Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang sebenarnya hidup di air laut
namundapat juga hidup di air payau maupun air tawar. Ikan bandeng kebanyakan
diternakan dalam air tawar.Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak
mengandung gizi
yang bermanfaat bagi manusia. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ikan bandeng
antra lainzat besi, magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium, zinc, tembaga,
mangan, selenium,vitamin B1, B2, B3, B5, B6, vitamin C, folat, asam folat, vitamin
B12, vitamin A dan vitaminE.Zat besi magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium,
tembaga, mangan dan seleniumsangat bermanfaat dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang serta gigi, sedangkan vitaminB1, B2, B3, dan B6 bermanfaat
dalam menjaga kesehatan pencernaan meningkatkan fungsiotak, metabolisme tubuh,
menjaga kesehatan rambut, kuku, dan kulit. Vitamin B12membantu dalam kesehatan
dan kinerja otot. Vitamin E bermanfaat pula dalam kesehatankulit, kuku dan rambut,
serta berfungsi sebagai anti agin. Oleh kareana itu bandeng mempunyai manfaat untuk
dikonsumsi setiap hari oleh manusia.
Salah satu jenis usaha yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha yang
bergerak di bidang pengolahan bahan pangan. Produk bahan pangan yang dihasilkan
dapat menambah keanekaragaman produk dan memberi nilai tambah bagi bahan
pangan tersebut. Produk daerah yang akan dikembangkan adalah Otak-Otak Bandeng
yang bahan bakunya berasal dari Ikan Bandeng.
D. Tujuan
E. PROSES PRODUKSI
1. Persiapan bahan
Pada tahap persiapan bahan baku, ikan bandeng yang berasal dari pemasok
dipilih oleh karyawan PT. Bandeng Juwana di pasar Rejomulyo. Ikan yang digunakan
untuk pembuatan otak-otak adalah ikan yang sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan oleh PT. Bandeng Juwana antara lain beratnya 0,3 – 0,5 kg dengan
penampakan secara sifik seperti mata bersih serta tidak tenggelam, sisik mengkilap,
dan insang masih merah terang. Selain itu, juga dipilih ikan yang tidak berbau tanah
dengan cara memasak salah satu ikan sebagai sampel. Setelah pemasakan, daging ikan
diuji sensori apakah terasa enak dan tidak berbau tanah. Jika tidak berbau tanah, maka
kumpulan ikan ini akan dibawa ke tempat produksi di Jl. Lingkungan Industri Kecil
untuk diolah lebih lanjut menjadi bandeng otak-otak. Hal ini sesuai dengan teori
Winarno (1993) bahwa analisa mutu ikan secara sensoris dapat ditinjau dari
penampilan, keseragaman, tidak adanya cacat dan penyimpangan pada tekstur, rasa,
serta bau. Ikan segar memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bau tanah yang sering dijumpai pada ikan bandeng disebabkan oleh makanan
yang dimakan bandeng selama hidup dalam tambak, yaitu lumut atau ganggang.
Menurut Siringoringo (1997), penyebab utama rasa dan bau tanah adalah senyawa
geosmin yang merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan alga hijau biru dari
genus Oscillatoria. Penghilangan bau tanah pada olahan bandeng, dapat dilakukan
dengan penambahan kunyit dan asam. Bahan-bahan tambahan dan bumbu-bumbu
yang digunakan dalam pembuatan otak-otak antara lain cabe, asam, garam, bawang
merah, bawang putih, telur, lada, gula jawa, gula pasir, santan, dan minyak goreng.
Pada tahap ini, ikan dipukul-pukul dengan alat seperti palu kemudian dibuka
kepalanya dan dibalik sehingga daging ikan berada di bagian luar dan kulitnya berada
di dalam. Lalu duri utama dipotong dengan menggunakan gunting tanaman dan
dibuang, sedangkan daging ikan dikumpulkan suatu wadah.Kemudian kulit luar ikan
dikembalikan keluar seperti semula untuk dicuci dengan air mengalir. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan kulit ikan dari sisa-sisa daging dan darah ikan. Proses
pencucian ini sesuai dengan teori Afrianto (2008) bahwa pencucian bahan sebaiknya
dilakukan dengan air yang mengalir sehinga kotoran langsung terbuang.
Daging ikan yang telah dikumpulkan dalam wadah kemudian digiling dengan
menggunakan gilingan sambal. Tujuan penggunaan gilingan sambal antara lain
menghaluskan daging serta menghancurkan duri-duri kecil yang ada dalam daging
ikan, sehingga duri ikan dapat dikonsumsi. Proses penggilingan bisa diulangi 2-3 kali
sampai daging dan duri menjadi halus. Menurut Hansen et al (1998), tulang ikan
mengandung mineral terutama kalsium dalam jumlah yang tinggi dan dapat diserap
seperti susu skim. Sehingga, tulang ikan dapat digunakan sebagai sumber kalsium
tambahan dan vitamin D. Tepat sebelum penggilingan, ada bagian dari daging ikan
yang harus dibuang, seperti bagian usus ikan yang masih belum terbuang saat
pengeluaran isi perut ikan. Jika tercampur dalam penggilingan, maka hasil warna
daging giling kurang baik karena usus ikan berwarna hitam.
7. Pengukusan
Pada tahap ini, ikan yang sudah dimasuki adonan daging, dimasukkan ke dalam
dandang dan dikukus di atas kompor selama 3 jam. Ikan diletakkan secara hati-hati ke
dalam dandang dan dilapisi dengan plastik pada setiap piringan logam agar tidak saling
menempel. Kemudian diletakkan 2 pipa lalu ditumpangkan piringan besi sebagai
tingkatan selanjutnya. Dalam 1 dandang terdapat 6 tingkatan dengan jumlah ikan per
tingkat 12 ekor. Sehingga, jumlah ikan dalam 1 dandang adalah 72 ekor.Setelah
matang, ikan dibiarkan dalam dandang semalaman agar tidak panas
sebelumpendinginan maupun distribusi ke toko penjualan. Menurut Supriyanto et al.
(2006), pengukusan adalah proses pemanasan yang sering diterapkan dengan
menggunakan banyak air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan produk. Bahan
makanan dibiarkan dalam panci tertutup dan air dibiarkan mendidih. Pengukusan
sebelum penyimpanan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bahan baku
sehingga tekstur bahan menjadi kompak. Suhu air pengukusan yang digunakan harus
lebih dari 66 C tetapi kurang dari 82 C.
8. Pengovenan
9. Pendinginan
10. Pengemasan
Setelah tidak panas, bandeng otak-otak dikemas dalam kemasan berupa plastik
PVC sebagai kemasan primer. Kemudian bandeng otak-otak yang sudah dikemas
dalam plastik, dimasukkan dalam kotak karton yang telah diberi label Bandeng Rakyat
untuk identitas usaha. Menurut Bureau & Moulton, (1996), jenis plastik PVC ini dapat
mempertahankan umur simpan produk hingga 3 hari pada suhu ruang dan 7 hari pada
suhu refrigerator. Plastik PVC dapat menahan lemak, kelembaban, dan gas. Selain itu,
plastik PVC bersifat kuat, mengkilap, dan dapat dicetak sehingga nama perusahaan,
cap, izin dari Departemen Kesehatan, dan keterangan-keterangan lainnya dapat dicetak
pada plastik tersebut. Karton digunakan sebagai kemasan sekunder.
F. PROSES PROMOSI
Promosi Penjualan
Iklan, karena iklan merupakan metode promosi yang efektif dan efisien serta lebih
mudah bagi makanan otak-otak bandeng melihat dan mengenal sepesifikasi bahan
yang berkualitas secara langsung di beberapa media sosial.
Brosur, karena menggunakan promosi jenis brosur pembeli lebih mudah mengenal
jenis-jenis atau spesifikasi dari makanan khas otak-otak bandeng yang kami jual
Melalui festival makanan dimana acara tersebut dapat memperkenalkan produk otak-
otak bandeng kami terhadap para pengunjug
Produk yang dijual Love bird, Pembelian produk di tempat ataupun di luar
daerah melalui pesanan diprioritaskan sama dan diharapkan dapat memenuhi kepuasan
sesui dengan yang di harapkannya.
G. PROSES PEMASARAN
Target Pemasaran :
1. Kepada pecinta makanan ikan bandeng.
2. Untuk semua usia dari anak-anak, dewasa, dan tua.
3. Untuk semua kalangan dari kalangan bawah, menengah dan keatas.
Jumlah Rp.
2.246.905
Biaya
operasional
Biaya
Variabel
Kelapa Rp. Rp.
35.000 x 30 1,050,00
0
Ikan bandeng Rp.
Rp. 85.000 x 30 2,550,00
0
Telur Rp. 15,000 Rp. 450,000
x 30
Garam Rp. 2,000 Rp. 60,000
x 30
Gula pasir Rp. Rp. 150,000
5,000 x 30
Minyak goreng Rp. 960,000
Rp.
32.000 x 30
Pendapatan perbulan
Maka pada analisa perhitungan usaha diatas ini ialah jika mampu menjual sebanyak
40 porsi perhari dengan harga Rp. 12.000 maka akan bisa mengantongi uang Rp. 4800.000
dalam satu hari dan jika satu bulan maka menjadi Rp. 14.400.000 yang bisa dikantongi.
Keuntungan dari pendapatan tersebut maka bisa dihitung dengan cara total pendapatan
dikurangi dengan biaya operasional yaitu Rp. 14.400.000 - Rp. 9.807.000 maka menjadi Rp.
4.593.000.
H. Kesimpulan